(Poposal)
Oleh:
Desi Melenia
NPM 227021016
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan hikmah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan mata kuliah Topik Khusus dengan judul “Analisis Kebijakan Produksi
Beras Nasional Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik”. Proses
menyelesaikan proposal ini banyak hambatan dan tantangan, berkat bimbingan,
dorongan dan motivasi dari berbagi pihak yang berpartisipasi, akhirnya penulis
dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
1. Dr. Irmayani Noer, S.P., M.Si. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Laporan.
2. Dr. Ir. Ratna Dewi, M.P. selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Laporan.
3. Seluruh dosen Program Studi Ketahanan Pangan yang telah memberikan
pengarahan dan semangat bagi penulis
4. Seluruh teman di Ketahanan Pangan yang telah menemani hari-hari saat
masa perkuliahan serta memberikan semangat dalam menyelesaikan
laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dikatakan
sempurna, dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga laporan
ini tetap bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan
pahala dari Allah SWT.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................... 2
1.3 Kerangka Penelitian ...................................................................... 2
1.4 Kontribusi ..................................................................................... 3
II. TINJUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
Tabel Halaman
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
produksi padi adalah adanya perubahan penggunaan lahan sawah yang beralih
fungsi ke non pertanian.
Kendati terjadi adanya peningkatan angka produksi padi di Indonesia, hal
ini ternyata juga dibarengi dengan pertambahan populasi penduduk tiap tahunnya.
Seiring dengan adanya pertambahan populasi pertumbuhan penduduk yang
meningkat, permintaan angka kebutuhan terhadap konsumsi beras juga akan
meningkat. Untuk dapat terpenuhinya kebutuhan akan pangan penduduk dan tetap
berkontribusi dalam menyokong kebutuhan pangan nasional, maka peningkatan
produksi padi di Indonesia menjadi sangat penting. Berdasarkan pada fenomena
tersebut, maka perlu adanya suatu pendekatan dalam bentuk sistem dinamik agar
dapat mempertimbangkan cara yang tepat untuk meningkatkan produksi padi
nasional di masa depan (Hengki, Sains and Pangan, 2020).
Simulasi Dinamik terbukti menjadi alat evaluasi yang efektif untuk
pemodelan sistem stokastik yang kompleks di dunia nyata. (Pradnyana, 2021)
hasil penelitianya berupa simulasi untuk mengatasi defisit stok beras, dengan
beberapa opsi kebijakan yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan produktivitas
dan intensitas penanaman tanaman padi. Penelitian Budiawan, Arvianto, & Hadi
(2020), hasil simulasi yang dilakukan adalah dengan presentase 58%, jumlah
produksi padi dapat mencukupi kebutuhan beras masyarakat hingga tahun ke -7,
sedangkan untuk tahun berikutnya diperlukan peningkatan kebijakan peningkatan
padi agar menjadi 60% untuk dapat memenuhi kebutuhan beras hingga tahun ke-
24.
Berdasarkan pertimbangan fakta-fakta, permasalahan yang ada, dan
pentingnya kebijakan dalam mencegah penurunan produksi padi di Indonesia pada
beberapa waktu ke depan, diperlukan sebuah penelitian untuk memperoleh
strategi kebijakan yang efektif dalam meningkatkan produksi padi. Upaya ini
bertujuan untuk mencari solusi yang dapat meningkatkan hasil produksi beras
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam periode 10 tahun ke depan (2023-
2033) dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia demi
mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Arvianto and Hadi, 2020). Oleh karena itu perlu disusun kebijakan baik kebijakan
produksi untuk menyediakan ketersedian beras di Indonesia dalam kurun waktu
10 tahun yang akan datang.
Produksi Beras
1.4 Kontribusi
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan untuk mengkaji dan memecahkan masalah yang
dihadapi petani dalam produksi beras nasional
2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis tentang produksi dan dan
kebijakan stok beras
10
4.
2.1 Beras
Beras merupakan komoditas pangan yang sangat strategis bagi negara-negara di
wilayah Asia tidak terkecuali bagi negara Indonesia karena hingga saat ini sekitar 95%
penduduk Indonesia masih memanfaatkan beras sebagai komoditas pangan utama. Beras
juga merupakan makanan pokok dari sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan di
beberapa daerah di Indonesia yang semula makanan pokoknya berupa ketela, sagu,
jagung akhirnya beralih pada nasi. Perubahan kebutuhan makanan pokok ini disamping
karena kemajuan teknologi di bidang pertanian juga karena adanya peningkatan status
ekonomi penduduk, yang dikarenakan alasan kelezatan, kandungan nilai energi, dan lain
sebagainya (Hengki, Sains and Pangan, 2020).
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari
aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio,
yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi,
kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio
disebut sebagai mata beras (Budiawan, Arvianto and Tengah-indonesia, 2017).
Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Beras sebagai bahan makanan mengandung nilai gizi cukup tinggi yaitu
kandungan karbohidrat sebesar 360 kalori, protein sebesar 6,8 gr, dan kandungan
mineral seperti kalsium dan zat besi masing-masing 6 dan 0,8 mg. Komposisi
kimia beras berbeda-beda bergantung pada varietas dan carapengolahannya.
Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur
mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan
sebagian kecil adalah pentosa, selulosa, hemiselulosa, dan gula (Sintiya, Informasi
and Malang, 2023).
Menurut Badan Pengawas Statistik (2022) ratarata produksi padi pada
2022 yaitu sebesar 54,75 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 333,68
ribu ton atau 0,61 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 54,42
12
juta ton GKG. Sedangkan produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan
penduduk mencapai 31,54 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 184,50 ribu ton
atau 0,59 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.
Rata-rata produksi beras dapat dilihat pada tabel 1.
13
Produksi (Ton)
No. Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1. Aceh 1.066.892,50 982.570,32 1.007.142,94 941.687,84 883.214,61
2. Sumatera Utara 1.203.116,84 1.186.348,96 1.164.434,86 1.149.608,82 1.222.762,05
3. Sumatera Barat 854.311,40 854.265,01 799.122,62 762.694,10 823.876,28
4. Riau 152.086,61 131.816,96 139.131,46 124.800,58 130.475,02
5. Jambi 220.440,51 178.364,34 222.378,58 172.471,54 167.338,97
6. Sumatera Selatan 1.710.572,65 1.487.312,32 1.567.101,63 1.465.753,55 1.584.566,62
7. Bengkulu 165.487,77 169.877,68 167.793,14 156.153,86 167.119,51
8. Lampung 1.423.233,36 1.237.624,46 1.515.678,27 1.428.769,59 1.529.891,90
9. Kep. Bangka 26 962,81 28 779,62 33 802,85 41 785,27 37 129,55
Belitung
10. Kep. Riau 624,48 655,15 485,31 489,29 337,44
11. Dki Jakarta 2.872,96 1.969,94 2.664,61 1.915,41 1.615,91
12. Jawa Barat 5.542.478,27 5.219.374,38 5.180.201,84 5.262.925,39 5.555.686,45
13. Jawa Tengah 6.006.781,01 5.523.969,04 5.428.720,87 5.531.296,50 5.508.531,25
14. Di Yogyakarta 290.989,59 301.467,64 295.770,58 316.123,67 329.844,29
15. Jawa Timur 5.861.191,59 5.503.725,94 5.712.597,01 5.652.705,10 5.593.330,44
16. Banten 956.292,99 833.182,90 937.814,55 913.098,69 1.011.949,38
17. Bali 374.259,43 325.028,10 298.573,46 349.038,23 390.155,20
Tabel 1. Rata- Rata Produksi Beras Provinsi 10 Tahun Terakhir.
14
Produksi (Ton)
No Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
18. Nusa Tenggara Barat 827.451,20 794.498,84 746.340,68 808.510,07 829.790,15
19. Nusa Tenggara Timur 524.404,89 473.002,70 422.481,65 428.683,42 455.035,11
20. Kalimantan Barat 470.667,50 499.011,77 457.987,48 421.152,83 481.995,22
21. Kalimantan Tengah 304.203,76 262.123,41 270.627,66 226.431,15 210.199,80
22. Kalimantan Selatan 781.401,53 790.448,43 677.104,73 601.330,00 516.611,76
23. Kalimantan Timur 152.059,91 146.877,61 151.863,46 142.321,38 135.030,52
24. Kalimantan Utara 26.577,74 19.673,52 19.801,58 17.765,75 22.507,84
25. Sulawesi Utara 182.766,43 155.287,73 139.133,28 130.865,75 142.438,39
26. Sulawesi Tengah 544.357,22 496.160,06 465.238,76 511.779,32 455.414,85
27. Sulawesi Selatan 3.398.231,63 2.885.324,48 2.687.970,06 2.921.192,68 3.064.871,89
28. Sulawesi Tenggara 307.871,19 296.919,48 304.384,70 304.384,71 284.185,37
29. Gorontalo 149.725,86 128.434,50 126.443,69 130.876,07 139.428
30. Sulawesi Barat 180.825,15 171.491,24 197.150,28 178.656,78 209.446,73
31. Maluku 64.753,92 54.740,08 61.532,89 65.411,11 51.879,30
32. Maluku Utara 27.305,74 21.125,32 24.152,30 15.697,42 13,825,32
33. Papua Barat 14.924,26 17.898,88 14.572,26 16.179,08 14.439,42
34. Papua 126.742,10 133.683,65 94.296,95 163.462,15 109.120,92
35. Indonesia 33.942.864,80 31.313.034,46 31.334.496,99 31.356.017,10 32.074.045,46
Tabel 2. Rata- Rata Produksi Beras Provinsi 10 Tahun Terakhir. (Lanjutan)
15
tahun 2030.
hingga tahun ke 30; menguji bernilai nol, maka keran impor akan dibuka
validitas model persediaan untuk memenuhi permintaan yang belum
menggunakan uji (MAPE). terpenuhi.
√ ( ) x 100 %
2
Xs−Xe
RMPSE = n
Xs
∑ n
i=0
Keterangan:
Xs = data hasil simulasi
Xe = data existing
n = periode/banyaknya data
DAFTAR PUSTAKA