Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR PROPOSAL

ELASTISITAS PRODUKSI USAHA TERNAK BABI DI DESA LOTTA

KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

(Studi Kasus Peternakan Milik Bapak Agustinus Ranto Prasetio)

YUNITA MAKATAMBA

1504104138

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunia–Nya kepada penulis selama penyusunan dan
menyelesaikan makalah seminar proposal dengan judul : ” Elastisitas Produksi
Usaha ternak Babi di Desa Lotta Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa” milik
bapak Agustinus Ranto Prasetio. Penulisan makalah seminar proposal ini dengan
maksud untuk melengkapi salah satu syarat lulus proposal/skripsi . Penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan makalah
seminar proposal ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis menghargai dan mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kemajuan bersama dan kiranya makalah ini bisa bermanfaat dalam dunia
pendidikan.

Manado, 2 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
1.5 Hipotesis.................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Produksi Ternak Babi.............................................................................. 4
2.2 Input dan Biaya Produksi ........................................................................ 5
2.3 Fungsi Produksi....................................................................................... 6
2.3.1 Fungsi Produksi Cobb- Douglas .................................................... 7
2.3.2 Produksi Dengan Satu Input Variabel ............................................ 9
2.4 Elastisitas Produksi ................................................................................. 10
2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 11
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................. 13
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 13
3.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 13
3.3 Definisi Variabel dan Pengukurannya .................................................... 13
3.4 Analisis Data ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................. 17

ii
DAFTAR GAMBAR

No Teks hal
1. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata ............................................ 8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era industri bisnis yang semakin berkembang ini yang diiringi dengan
ketatnya persaingan sektor usaha, maka saat ini banyak individu yang mencoba
untuk berwirausaha. Seseorang masuk dalam dunia wirausaha, karena adanya
kebutuhan- kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan- kebutuhan ini yang
membuat seseorang melakukan berbagai macam kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni,
salah satu industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu usaha
peternakan. Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dapat dikembangkan
karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga
memberikan keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakat. Walaupun demikian, sebagaimana usaha yang lain, usaha peternakan
juga membutuhkan modal dan manajemen yang efisien demi mendapatkan
keuntungan. Dengan adanya keterbatasan modal yang dimiliki peternak maka
mengakibatkan mereka membatasi jumlah ternak yang akan dipelihara dan
penggunaan faktor input sehingga akan berdampak pada tingkat keuntungan yang
relatif kecil.
Menurut Sihombing (2010), biaya terbesar dalam usaha ternak babi ialah
biaya pakan mencapai 65-80% dari total biaya produksi. Sementara pada
kenyataan akhit-akhir ini semenjak krisis moneter melanda perekonomian, harga
pakan ternak mengalami peningkatkan. Adanya kenaikan biaya produksi tanpa
diikuti dengan keuntungan merupakan masalah bagi peternak karena biaya
produksi merupakan faktor penentu dalam usaha peternakan. Perubahan harga
input tentunya akan berdampak pada tingkat produksi yang dihasilkan.
Proses produksi yang tepat guna dengan manajemen yang baik merupakan
cara yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi. Untuk meningkatkan efisiensi
proses produksi dari induk ternak, pakan dan tenaga kerja maka perlu dipahami
setiap bagian dan proses produksi yang terjadi, mulai dari pemeliharaan induk
ternak, bunting, melahirkan dan sampai pada masa penjualan ternaknya. Proses
produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output tertentu, dimana
output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh berbagai input yang digunakan
dalam proses produksi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Dengan menggunakan fungsi produksi kita dapat
menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah
input tertentu, atau menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan
tingkat output tertentu.
Ternak babi dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Minahasa
sebagai suatu usaha yang menunjang perekonomian petani peternak.
Pengembangan usaha ternak babi di daerah ini dilakukan dalam rangka untuk
mendorong peningkatan konsumsi protein hewani dan Usaha ternak babi
diusahakan petani peternak sebagai sumber pendapatan mereka (Kojo dkk, 2014).
Faktor produksi utama yang digunakan petani peternak babi dalam
mengembangkan usahanya diantaranya, pakan, tenaga kerja dan kandang.
Lotta adalah sebuah desa di Kecamaan Pineleng ,Kabupaten Minahasa,
Sulawesi Utara. Pemeliharaan ternak babi oleh bapak Agustinus Ranto Prasetio
yang berada di desa Lotta, tepatnya di belakang Sentrum Agraris Lotta, dimulai
pada tahun 2016 dengan awal pemeliharaan 7 induk dan 1 pejantan. Perluasan
usaha terus dilakukan dengan penambahan 7 induk dan 1 pejantan pada tahun
2017. Dengan berjalannya usaha bapak Agustinus menambah 6 induk pada tahun
2018. Data pra survey pada bulan oktober 2019 ternak babi yang dimiliki bapak
Agustinus adalah 20 ekor induk dan 2 pejantan. Penambahan ternak akan terus
dilakukan oleh pemilik sampai kandang yang disewa terisi penuh. Pemilik tidak
mengetahui efisiensi penggunaan input dalam usaha ternak babi dan penggunaan
input optimum dalam mencapai keuntungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
permasalahan dalam penelitian ini, adalah :
1. Apakah input berpengaruh terhadap produksi ternak babi?
2. Berapa elastisitas Produksi usaha ternak babi?
3. Bagaimana kondisi skala ekonomis usaha ternak babi
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh input terhadap produksi ternak babi
2. Untuk mengetahui elastisitas produksi usaha ternak babi
3. Untuk mengetahui skala ekonomis usaha ternak babi
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan bagi semua pihak, yaitu :
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan terkait dengan elastisitas dan return to scale, sehingga dapat menjadi
referensi atau bahan acuan bagi perusahaan untuk perencanaan penggunaan input
dan mengevaluasi sistem produksi..
2. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperlukan
dibangku kuliah dan juga untuk menambah pengalaman dan sarana latihan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada sebelum terjun dalam dunia kerja yang
sebenarnya.
3. Bagi sivitas akademi
Sebagai bahan pertimbangan maupun perbandinggan bagi penelitian
selanjutnya.
1.5 Hipotesis
H0 : bi = 0 : Penggunaan input- input produksi usaha peternakan babi tidak
berpengaruh terhadap produksi ternak babi di Desa Lotta
Kecamatan Pineleng.
H1 : bi ≠ 0 : Penggunaan input- input produksi usaha peternakan babi
berpengaruh terhadap produksi ternak di Desa Lotta Kecamatan
Pineleng.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi Ternak Babi
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap
kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat
dipasarkan. Babi merupakan salah satu komoditi ternak yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan tersendiri. Ternak
babi sangat mudah untuk dikembangkan selain kesanggupannya untuk
beradaptasi dalam lingkungan yang beranekaragam, juga dapat mengkonsumsi
banyak jenis makanan bahkan sisa makanan atau limbah dapur dan hasil ikutan
produk pertanian sebagai bahan pakan. Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat
mengkonsumsi makanan dengan efisien, sangat prolifik yakni beranak dua kali
setahun dan sekali beranak antara 10 – 14 ekor (Sihombing, 2010).
Usaha ternak babi sudah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat
pedesaan. Jenis bangsa babi yang sering dikembangkan oleh petani peternak
adalah jenis babi Landrace dan babi Duroc (Sihombing, 2010). Secara nasional
komoditas babi memegang peranan yang penting dalam pemenuhan protein
hewani dan mendukung perekonomian masyarakat non muslim di pedesaan.
Usaha beternak babi mempunyai dua tujuan yaitu untuk menghasilkan daging dan
untuk memperoleh keuntungan. Usaha ternak babi dianggap oleh petani peternak
sebagai sumber pendapatan mereka (Kojo dkk, 2014). Peran ternak babi sebagai
penyedia bahan protein tinggi dalam bentuk daging, pupuk organik dan biogas
(Seseray dkk, 2012). Produksi ternak babi yaitu proses pemanfaatan input- input
yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi untuk menghasilkan ternak
baru.
2.2. Input Dan Biaya Produksi Ternak Babi
Pengelolaan usaha ternak babi berhubungan erat dengan sumberdaya
yang dimiliki oleh peternak dalam menjalankan usahanya. Sumber daya dapat
berupa modal untuk membiayai proses produksi dan keterampilan beternak yang
merupakan kendala dalam berusaha ternak babi (Dalton dkk, 2013). Faktor
produksi adalah semua sumber daya yang bisa digunakan dalam kegiatan
produksi, yaitu untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau
produk yang dihasilkan. Faktor produksi usaha ternak babi adalah input- input
yang digunakan dalam proses produksi ternak babi secara berkesinambungan atau
terus menerus. Dalam faktor produksi terbagi atas 2 faktor produksi yaitu :
1. Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi
yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta relatif tidak
dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: Lahan, kandang,
peralatan kandang, induk ternak dan pajak usaha.
2. Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production), yaitu faktor
produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta besar
penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh:
pakan, tenaga kerja, obat-obatan/ vaksin dan vitamin, transportasi, dan rekening
listrik dan air.
Peternak diperhadapkan pada pengambilan keputusan dalam proses
produksi dengan memperhitungkan biaya produksi (Dalton dkk, 2013). Biaya
produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan,
biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1. Biaya tetap ialah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak babi
yang selama masa periode produksi tidak mengalami perubahan.Biaya tetap
meliputi biaya sewa lahan (termasuk kandang ternak yang sudah ada), biaya
peralatan kandang, biaya induk ternak dan biaya pajak usaha.
2. Biaya tidak tetap ialah keseluruhan biaya operasional yang dikeluarkan peternak dalam
waktu tertentu. Biaya tidak tetap meliputi biaya pakan, biaya tenaga kerja, biaya
obat-obatan/ vaksin dan vitamin, biaya sewa transportasi, dan biaya rekening
listrik dan air.
2.3 Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak
dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak dapat
berjalan (Joesron dan Fathorrazi, 2012). Fungsi Produksi adalah hubungan fisik
atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai dengan jumlah
yang dihasilkan. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-
faktor produksi dan tingkat produksiyang dihasilkan. Faktor-faktor produksi
dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai
output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus seperti berikut
( Sukirno, 2010 ) : Q = f(K,L,R,T) . Dimana K adalah jumlah modal, L
mempunyai dua arti yang pertama adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan dan yang kedua adalah
curahan jam kerja, R adalah kekayaan alam,T adalah tingkat teknologi yang
digunakan. Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor –
factor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi
barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Persamaan tersebut merupakan
suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi
suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah
kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang
berbeda – beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi
tersebut dalam jumlah yang berbeda – beda juga.
Di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu dapat pula digunakan
gabungan faktor produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai
gabungan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu
dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk
memproduksi sejumlah barang tersebut. Di dalam produksi terdapat dua jangka
waktu produksi yaitu :
• Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat
disesuaikan, namun input tetap tidak dapat diubah.
• Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel
maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.
2.3.1 Fungsi Produksi Cobb- Douglas
Analisis pengaruh input terhadap output ini dijelaskan dalam suatu fungsi
produksi. Fungsi produksi yang umumnya digunakan adalah fungsi produksi dari
Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan
menunjukkan pengaruh input yang digunakan dengan output yang diinginkan.
Fungsi produksi ini sering disebut sebagai fungsi produksi eksponensial atau
fungsi pangkat. Konsep-konsep fisik dalam fungsi produksi Cobb douglas, Semua
pilihan produksi dalam suatu pengambilan keputusan didasarkan pada perangkat
fisik dari proses produksi. Ini berarti ada hubungan fisik tertentu antara input
dengan output.
Secara matematik, fungsi Cobb-Doglas menurut (Wang dan Fu, 2013)
dituliskan dengan persamaan:
Y = a X1ᵇ¹ X2ᵇ² X3ᵇ³ Xnᵇⁿ..... e
Keterangan :
Y : Output
X1,Xn : Jenis input yang digunakan dalam proses produksi
b¹,bⁿ : Elastisitas produksi dari input yang digunakan
a : Konstanta
e : Logaritma Natural e = 2,718
Bila fungsi Cobb-Doglas tersebut dinyatakan dengan persamaan linear, dapat
ditulis ke salah satu fungsi produksi yang sering digunakan yaitu fungsi produksi :
ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 bnXn......e
Keterangan:
Y : Output
X1,Xn : Jenis input yang digunakan dalam proses produksi
b¹,bⁿ : Elastisitas produksi dari input yang digunakan
a : Konstanta
e : Logaritma Natural e = 2,718
Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien pangkat dari
variabel independen menunjukkan tingkat elastisistas produksi. Sedangakan
kelemahannya adalah data perlu dilinierkan dengan proses logaritma( log Y = log
a + b logX) terlebih dahulu sebelum diolah menggunakan analisis regresi linier.
Fungsi ini juga mempermudah dalam estimasi return to scale dapat dengan mudah
dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat dari fungsi tersebut.
Pada persamaan Cobb Douglas jumlah dari elastisitas faktor input dapat
menunjukkan tingkat tambahan hasil dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika α + β = 1 terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi,
(Constant return to scale)
b. Jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi,
(Increasing return to scale).
c. Jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang menurunkan atas skala produksi,
( Decreasing return to scale). Fungsi produksi Cobb Douglas mempunyai ciri-ciri :
kombinasi inputnya efisiensi secara teknis,ada input tetap, dan tunduk pada The
Law of Diminishing Return.
2.3.2 Produksi Dengan satu Input Variabel Produksi
Produksi Dengan satu Input Variabel mengasumsikan suatu kegiatan
produksi yang dilakukan dengan menggunakan satu input tetap (misalnya modal)
L dan satu input variabel (misalnya tenaga kerja) K. Dalam produksi dengan satu
input variabel diberlakukan hukum produksi yang dikenal dengan The Law Of
Diminishing:

Sumber : Sukirno, 2010


Kurva Produksi Total, Produksi Rata- rata dan Produksi Marjinal
Hukum The Law of Diminishing returns menyatakan bahwa yang
digunakan dapat dibedakan dalam 3 tahap :
Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan
meningkatkan total produksi, produksi rata – rata dan produksi marginal.
Tahap II produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedangkan
produksi rata – rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol.
Tahap III penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi dan produksi rata
– rata, sedangkan produksi marginal negatif.
1. Produk total ( Total product ) adalah Jumlah produk yang dihasilkan seluruh
input yang digunakan.
2. Produk rata-rata (Average product ) adalah rata-rata jumlah produk yang
mampu dihasilkan oleh satu unit input variabel tertentu. Keterangan : i = Jumlah
input, i = K, L, R, T.
APi = TP
I
3. Produk marginal ( Marginal Product ) adalah tambahan jumlah produksi total
akibat adanya tambahan satu unit input variabel yang digunakan.
MPi = ∆TP
∆I
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggungjawaban dalam
pengolahan dan pentranformasian masukan (input) menjadi keluaran (output)
berupa yang akan memberikan pendapatan bagi pemilik usaha ternak babi. Untuk
melakukan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan
keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi ternak babi dilakukan oleh
beberapa bagian yang terdapat pada usaha peternakan.
2.4 Elastisistas Produksi
Elastisitas produksi merupakan perbandingan perubahan relatif antara
jumlah produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah factor produksi
yang digunakan. Elatisitas produksi ialah derajat kepekaan produksi yang
dicerminkan oleh adanya persentase tambahan produk karena tambahan input satu
persen (Budiono, 2011). Elastisitas suatu fungsi Y = f(x), didefinisikan sebagai
hasil bagi fungsi marginal (y’) dengan fungsi rata-ratanya (ŷ). Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
Ep = dY/Y atau sama dengan dY x X
dX/X dX Y
dY/dX = Produk Marjinal dan Y/X = Produk Rata- rata, sehingga dapat dituliskan
bahwa :
Ep : MP/ PR
Untuk mengetahui skala ekonomis usaha ternak babi, Maka dari fungsi produksi
return to scale dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien elastisitas yang
ada pada setiap input faktor produksi (Budiono, 2011).
∑Ep= 1 berarti usaha pada kondisi Constant Return to Scale
∑Ep< 1 berarti usaha pada kondisi Decreasing Return to Scale
∑Ep > 1 berarti usaha pada kondisi Increasing Return to Scale
Elastisitas produksi ( Ep) adalah persentase perubahan output sebagai
akibat dari persentase perubahan input. Berdasarkan definisi tersebut, tambahan
satuan input (X) yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan satu
satuan output (Y) dikenal dengan istilah produk marginal (PM): , sedangkan
produksi rata-rata (PR) adalah rata- rata jumlah output yang di hasilkan untuk
setiap satuan factor produksi yang digunakan. Dari persamaan di atas diketahui
adanya hubungan antara elastisitas produksi dengan produk marginal dan produk
rata-rata. Menurut Joesron dan Fathorazzi (2012), elastisitas produksi
menggambarkan presentase perubahan output sebagai akibat persentase perubahan
input. Perbandingan elastisitas produksi antar input akan menjelaskan input mana
yang lebih elastis dibandingkan input lainnya. Parameter ini sangat penting
terutama dalam usaha mengadakan perbaikan proses produksi dan melihat
dampak perubahan dari faktor- faktor input.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah pihak-pihak yang memiliki pembahasan mengenai
elastisitas produksi yang memiliki beberapa kesamaan dengan judul pada
penelitian ini. Murti, dkk (2015) melakukan penelian terhadap peternak broiler
yang bermitra dengan PT. Sinar Abadi Sejahtera di Kabupaten Blitar.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni - Juli 2014 yang bertujuan untuk
mengetahui elastisitas produksi usaha peternakan ayam broiler sistem kemitraan
PT. Sinar Abadi Sejahtera. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
sampel survei dengan penentuan purposive yaitu peternak ayam broiler yang
melaksanakan program kemitraan dengan PT. Sinar Abadi Sejahtera Indonesia.
Hasil penelitian data mentah yang diolah mendapatkan hasil nilai elastisitas biaya
produksi sebesar 0,996, hal ini menunjukkan bahwa faktor biaya produksi bersifat
elastis. Keadaan tersebut karena hasil koefisien regresi bertanda positif dan
mendekati satu. Besaran angka hasil analisis tersebut menjelaskan bahwa jika
faktor biaya produksi mengalami peningkatan sebesar 1% dengan faktor lain yang
diangaap konstan, maka jumlah produksi usaha akan mengalami peningkatan
sebesar 0,996%. Biaya produksi dikatakan bersifat elastis, hal ini menunjukkan
kenyataan bahwa usaha kemitraan broiler PT. Sinar Abadi Sejahtera yang
dijalankan mendapatkan keuntungan.
Stikomah, dkk (2018) yang menganalisis Pendapatan dan Elastisitas
Produksi Usaha Ternak Ayam Kampung Pedaging Intensif di Kecamatan Sangatta
Utara dan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Metode analisis yang digunakan
fungsi produksi Cobb-Douglass. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
pendapatan usaha ternak ayam kampung secara intensif sebesar
Rp.15.495.617/periode atau Rp. 5.165.205/bulan. Berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda diperoleh persamaan Ŷ= 0,136 + 0,944 log X1+ 0,075 log
X2+ 0,105 log X3-0,141 log X4+ 0,193 log X6+ (Vi-Ui). Berdasarkan nilai
Elastisitas produksi yan menunjukkan alokasi input perlu ditambah. Melihat nilai
RTS sebesar 1,176 usaha ini menguntungkan. Hal ini menunjukkan usaha ini
berada pada skala increasing return sehingga masih layak untuk dikembangkan.
Vinta Rosari (2013), melakukan penelitian tentang analisis fungsi produksi
cobb douglas pada pabrik gula, studi kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmlo,
Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui input ( tebu, jam kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir
yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input dan return to scale yang terjadi
di perusahaan, pada Modukisno. Data diperoleh dengan cara wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
pendekatan cobb- douglas dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil
analisis data dan pembahasan input berpengaruh terhadap ouput. Besar elastisitas
tebu terhadap gula pasir sebesar 0,669, elastisitas tenaga kerja terhadap gula pasir
sebesar -0,744, dan besar elastisitas mesin terhadap gula pasir sebesar 0,855.
Return to scale (skala hasil) yang terjadi selama periode 2008-2012 adalah sebesar
0,811 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi skala hasil yang
menurun.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1(satu) bulan. Penelitian
dilakukan di Peternakan babi milik bapak Agustinus Ranto Prasetio, pemilihan
lokasi penelitian dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus adalah suatu
penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga dan gejala tertentu ( Suharsimi, 2010). Dan dengan
pertimbangan bahwa usaha Peternakan babi tersebut merupakan salah satu usaha
peternakan yang berada di Pineleng yang sudah beroperasi sejak lama dan
kesediaan perternakan untuk menerima penelitian ini menjadikan faktor kuat
dalam menyelesaikan penelitian.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu data
primer dan sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian yang
didapatkan melalui wawancara, observasi atau kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang di ambil dari berbagai
sumber, misalnya buku, skripsi dan jurnal.
3.3 Definisi Variabel dan Pengukurannya
1. Jumlah induk adalah banyakknya induk ternak babi yang dipelihara oleh
peternak (ekor).
2. Jumlah pejantan adalah banyaknya pejantan yang diperlihara oleh peternak
(ekor).
3. Jumlah pakan adalah berapa banyaknya pakan yang diberikan kg ekor per hari
4. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan di
peternakan (orang).
5. Jumlah obat-obatan, vaksin dan vitamin adalah banyaknya obat-obatan, vaksin
dan vitamin yang dibeli oleh peternak (paket).
6. Biaya Rekening listrik dan air adalah uang yang dikeluarkan untuk membayar
penggunaan listrik dan air per bulan.
7. Biaya sewa transportasi yaitu uang yang dikeluarkan untuk transportasi
pembelian induk, pakan dan input lainnya per bulan.
8. Biaya Pajak usaha adalah uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak usaha
per tahun.
9. Biaya Peralatan kandang adalah uang yang dikeluarkan untuk membeli
peralatan untuk membersihkan kandang misalnya selang, gayung, sapu dan
skep per tahun.
10. Produksi ternak babi adalah anak babi yang dihasilkan dari semua induk pada
usaha peternakan.
3.4 Analisis Data
Data kuantitatif yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif, yaitu menggunakan tabel-tabel dari angka yang tersedia, kemudian
dilakukan uraian dan perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus ekonomi
sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Untuk menjawab tujuan ke-1 yaitu pengaruh input terhadap produksi ternak
babi, maka digunakan rumus fungsi produksi Cobb-Doglas. Fungi cobb- Douglas
menurut (Wang dan Fu, 2013) dituliskan dengan persamaan:
Y = a X1ᵇ¹ X2ᵇ² X3ᵇ³ X4ᵇ⁴X5ᵇ⁵ ...... e
Keterangan :
Y : Produksi ternak babi
X1 : Induk (ekor)
X2 : Pakan Konsentrat (Kg)
X3 : Pakan Jagung (Kg)
X4 : Tenaga Kerja (orang)
X5 : Obat- obatan (ml)
a : Konstanta
b1 : Induk (ekor)
b2 : Pakan Konsentrat (Kg)
b3 : Pakan Jagung (Kg)
b4 : Tenaga kerja (Orang)
b5 : Obat- obatan (ml)
a : konstanta
e : Logaritma Natural e : 2,718
Kemudian fungsi Cobb-Doglas tersebut dinyatakan dengan persamaan linear,
dapat ditulis ke salah satu fungsi produksi yang sering digunakan yaitu fungsi
produksi :
ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2+ b3 ln X3+ b4 ln X4 + b5 ln X5....e
Keterangan:
Y : Produksi ternak babi
X1 : Induk (ekor)
X2 : Pakan Konsentrat (Kg)
X3 : Pakan Jagung (Kg)
X4 : Tenaga Kerja (orang)
X5 : Obat- obatan (ml)
a : Konstanta
b1 : Induk (ekor)
b2 : Pakan Konsentrat (Kg)
b3 : Pakan Jagung (Kg)
b4 : Tenaga kerja (Orang)
b5 : Obat- obatan (ml)
a : konstanta
e : Logaritma Natural e : 2,718
2. Untuk menjawab tujuan ke-2 yaitu mengetahui elastisitas produksi usaha
ternak babi. Maka koefisien pangkat dalam hal ini b1, b2, b3, b4 dan b5 merupakan
elastisitas produksi . Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien
pangkat dari variabel independen menunjukkan tingkat elastisistas produksi.
3. Untuk menjawab tujuan ke-3 yaitu untuk mengetahui skala ekonomis usaha
ternak babi. Maka, dari fungsi produksi return to scale dapat diketahui dengan
menjumlahkan koefisien elastisitas yang ada pada setiap input faktor produksi
(Budiono, 2011).
∑Ep > 1 berarti usaha pada kondisi Increasing Return to Scale
∑Ep = 1 berarti usaha pada kondisi Constant Return to Scale
∑Ep < 1 berarti usaha pada kondisi Decreasing Return to Scale
DAFTAR PUSTAKA
Abraham D. R, M. A. V Manese, L. W Sondakh, N. M. Santa. 2013. Analisis
Keuntungan Integrasi Usaha Ternak Babi Dengan Ikan Mujair Di
Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Zootek . 31(1):1-10

Joesron dan Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro: Dilengkapi Beberapa


Fungsi Produksi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Kojo R. E, V.V. J Panelewen, M. A. V Manese, N. M Santa . 2014. Efisiens


Penggunaan Input Pakan Dan Keuntungan Pada Usaha Ternak Babi Di
Kecamatan Tateran Kabupaten Minahasa Selatan. Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Zootek. 34(1): 62-74

Murti A. T , Budi H, Zaenal F. Elastisitas Produksi Usaha Peternakan Broiler Pola


Kemitraan Di Kabupaten Blitar. J-Pal. 6(2)

Seseray, D.Y.S, S. Triatmojo, A. Pertiwiningrum. 2012. Pemanfaatan Feses


Babi (Sus Sp) Sebagai Sumber Gas Bio Dengan Penambahan Ampas Sagu
(Metroxylon Spp.) Pada Taraf Rasio C/N Ratio. Buletin Peternakan 36 (3):
66-74.

Sihombing, D.T.H. 2010. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Stikomah I, Suhadi I, Marhani M. 2018. Analisis Pendapatan Dan Elastisitas


Produksi Usaha Ternak Ayam Kampung Pedaging Intensif Di Kecamatan
Sangatta Utara Dan Bengalon Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Pertanian
Terpadu. 6(1): 98-109

Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.


Jakarta

Sukirno S. 2010. Makro ekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Pt. Raja
Grasindo Perseda. Jakarta

Rosari V. 2013. Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas Pada Pabrik Gula.
Skripsi. Program Studi Manajemen, Usd. Yogyakarta

Wang X dan Fu Y. 2013. “ Some Characterizations Of The Cobb-Douglas And


Ces Production Functions In Microeconomics”. Abtract And
Applied Analysis, Pp. 1-6.
KUISIONER PENELITIAN

ELASTISITAS PRODUKSI USAHA TERNAK BABI DI DESA LOTTA


KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

A. IDENTITAS PEMILIK USAHA


NAMA : Agustinus Ranto Prasetio
Mulai usaha :
Lama Usaha :
1. Ternak babi yang dipelihara:
Induk ternak : ekor
Pejantan : ekor
Anak Babi : ekor
2. Sumber ternak :
Induk :
Pejantan :
3. Sumber pembelian pakan :
4. Periode panen :
5. Berat ternak yang siap dijual :
6. Harga per kg berat ternak :
7. Ternak dijual kepada :
a.
b.
c.
d.
e..
8. Biaya sewa lahan/ kandang: Rp. /thn
9. Jumlah Input dan Harga Produksi Induk, Pejantan dan
Anak Babi

Jumlah Pakan
(Induk, Tenaga
Tahun Harga Obat-Obatan Harga
pejantan, Konsentrat Harga Jagung Harga Kerja
anak )
pajak
vaksin harga lahan harga transportasi harga harga peralatan kandang harga
usaha

Anda mungkin juga menyukai