YUNITA MAKATAMBA
1504104138
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
No Teks hal
1. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata ............................................ 8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era industri bisnis yang semakin berkembang ini yang diiringi dengan
ketatnya persaingan sektor usaha, maka saat ini banyak individu yang mencoba
untuk berwirausaha. Seseorang masuk dalam dunia wirausaha, karena adanya
kebutuhan- kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan- kebutuhan ini yang
membuat seseorang melakukan berbagai macam kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni,
salah satu industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu usaha
peternakan. Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dapat dikembangkan
karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga
memberikan keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakat. Walaupun demikian, sebagaimana usaha yang lain, usaha peternakan
juga membutuhkan modal dan manajemen yang efisien demi mendapatkan
keuntungan. Dengan adanya keterbatasan modal yang dimiliki peternak maka
mengakibatkan mereka membatasi jumlah ternak yang akan dipelihara dan
penggunaan faktor input sehingga akan berdampak pada tingkat keuntungan yang
relatif kecil.
Menurut Sihombing (2010), biaya terbesar dalam usaha ternak babi ialah
biaya pakan mencapai 65-80% dari total biaya produksi. Sementara pada
kenyataan akhit-akhir ini semenjak krisis moneter melanda perekonomian, harga
pakan ternak mengalami peningkatkan. Adanya kenaikan biaya produksi tanpa
diikuti dengan keuntungan merupakan masalah bagi peternak karena biaya
produksi merupakan faktor penentu dalam usaha peternakan. Perubahan harga
input tentunya akan berdampak pada tingkat produksi yang dihasilkan.
Proses produksi yang tepat guna dengan manajemen yang baik merupakan
cara yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi. Untuk meningkatkan efisiensi
proses produksi dari induk ternak, pakan dan tenaga kerja maka perlu dipahami
setiap bagian dan proses produksi yang terjadi, mulai dari pemeliharaan induk
ternak, bunting, melahirkan dan sampai pada masa penjualan ternaknya. Proses
produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output tertentu, dimana
output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh berbagai input yang digunakan
dalam proses produksi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Dengan menggunakan fungsi produksi kita dapat
menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah
input tertentu, atau menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan
tingkat output tertentu.
Ternak babi dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Minahasa
sebagai suatu usaha yang menunjang perekonomian petani peternak.
Pengembangan usaha ternak babi di daerah ini dilakukan dalam rangka untuk
mendorong peningkatan konsumsi protein hewani dan Usaha ternak babi
diusahakan petani peternak sebagai sumber pendapatan mereka (Kojo dkk, 2014).
Faktor produksi utama yang digunakan petani peternak babi dalam
mengembangkan usahanya diantaranya, pakan, tenaga kerja dan kandang.
Lotta adalah sebuah desa di Kecamaan Pineleng ,Kabupaten Minahasa,
Sulawesi Utara. Pemeliharaan ternak babi oleh bapak Agustinus Ranto Prasetio
yang berada di desa Lotta, tepatnya di belakang Sentrum Agraris Lotta, dimulai
pada tahun 2016 dengan awal pemeliharaan 7 induk dan 1 pejantan. Perluasan
usaha terus dilakukan dengan penambahan 7 induk dan 1 pejantan pada tahun
2017. Dengan berjalannya usaha bapak Agustinus menambah 6 induk pada tahun
2018. Data pra survey pada bulan oktober 2019 ternak babi yang dimiliki bapak
Agustinus adalah 20 ekor induk dan 2 pejantan. Penambahan ternak akan terus
dilakukan oleh pemilik sampai kandang yang disewa terisi penuh. Pemilik tidak
mengetahui efisiensi penggunaan input dalam usaha ternak babi dan penggunaan
input optimum dalam mencapai keuntungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
permasalahan dalam penelitian ini, adalah :
1. Apakah input berpengaruh terhadap produksi ternak babi?
2. Berapa elastisitas Produksi usaha ternak babi?
3. Bagaimana kondisi skala ekonomis usaha ternak babi
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh input terhadap produksi ternak babi
2. Untuk mengetahui elastisitas produksi usaha ternak babi
3. Untuk mengetahui skala ekonomis usaha ternak babi
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan bagi semua pihak, yaitu :
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan terkait dengan elastisitas dan return to scale, sehingga dapat menjadi
referensi atau bahan acuan bagi perusahaan untuk perencanaan penggunaan input
dan mengevaluasi sistem produksi..
2. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperlukan
dibangku kuliah dan juga untuk menambah pengalaman dan sarana latihan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada sebelum terjun dalam dunia kerja yang
sebenarnya.
3. Bagi sivitas akademi
Sebagai bahan pertimbangan maupun perbandinggan bagi penelitian
selanjutnya.
1.5 Hipotesis
H0 : bi = 0 : Penggunaan input- input produksi usaha peternakan babi tidak
berpengaruh terhadap produksi ternak babi di Desa Lotta
Kecamatan Pineleng.
H1 : bi ≠ 0 : Penggunaan input- input produksi usaha peternakan babi
berpengaruh terhadap produksi ternak di Desa Lotta Kecamatan
Pineleng.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi Ternak Babi
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap
kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat
dipasarkan. Babi merupakan salah satu komoditi ternak yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan tersendiri. Ternak
babi sangat mudah untuk dikembangkan selain kesanggupannya untuk
beradaptasi dalam lingkungan yang beranekaragam, juga dapat mengkonsumsi
banyak jenis makanan bahkan sisa makanan atau limbah dapur dan hasil ikutan
produk pertanian sebagai bahan pakan. Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat
mengkonsumsi makanan dengan efisien, sangat prolifik yakni beranak dua kali
setahun dan sekali beranak antara 10 – 14 ekor (Sihombing, 2010).
Usaha ternak babi sudah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat
pedesaan. Jenis bangsa babi yang sering dikembangkan oleh petani peternak
adalah jenis babi Landrace dan babi Duroc (Sihombing, 2010). Secara nasional
komoditas babi memegang peranan yang penting dalam pemenuhan protein
hewani dan mendukung perekonomian masyarakat non muslim di pedesaan.
Usaha beternak babi mempunyai dua tujuan yaitu untuk menghasilkan daging dan
untuk memperoleh keuntungan. Usaha ternak babi dianggap oleh petani peternak
sebagai sumber pendapatan mereka (Kojo dkk, 2014). Peran ternak babi sebagai
penyedia bahan protein tinggi dalam bentuk daging, pupuk organik dan biogas
(Seseray dkk, 2012). Produksi ternak babi yaitu proses pemanfaatan input- input
yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi untuk menghasilkan ternak
baru.
2.2. Input Dan Biaya Produksi Ternak Babi
Pengelolaan usaha ternak babi berhubungan erat dengan sumberdaya
yang dimiliki oleh peternak dalam menjalankan usahanya. Sumber daya dapat
berupa modal untuk membiayai proses produksi dan keterampilan beternak yang
merupakan kendala dalam berusaha ternak babi (Dalton dkk, 2013). Faktor
produksi adalah semua sumber daya yang bisa digunakan dalam kegiatan
produksi, yaitu untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau
produk yang dihasilkan. Faktor produksi usaha ternak babi adalah input- input
yang digunakan dalam proses produksi ternak babi secara berkesinambungan atau
terus menerus. Dalam faktor produksi terbagi atas 2 faktor produksi yaitu :
1. Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi
yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode produksi serta relatif tidak
dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: Lahan, kandang,
peralatan kandang, induk ternak dan pajak usaha.
2. Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production), yaitu faktor
produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu periode produksi, serta besar
penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh:
pakan, tenaga kerja, obat-obatan/ vaksin dan vitamin, transportasi, dan rekening
listrik dan air.
Peternak diperhadapkan pada pengambilan keputusan dalam proses
produksi dengan memperhitungkan biaya produksi (Dalton dkk, 2013). Biaya
produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan,
biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1. Biaya tetap ialah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak babi
yang selama masa periode produksi tidak mengalami perubahan.Biaya tetap
meliputi biaya sewa lahan (termasuk kandang ternak yang sudah ada), biaya
peralatan kandang, biaya induk ternak dan biaya pajak usaha.
2. Biaya tidak tetap ialah keseluruhan biaya operasional yang dikeluarkan peternak dalam
waktu tertentu. Biaya tidak tetap meliputi biaya pakan, biaya tenaga kerja, biaya
obat-obatan/ vaksin dan vitamin, biaya sewa transportasi, dan biaya rekening
listrik dan air.
2.3 Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak
dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak dapat
berjalan (Joesron dan Fathorrazi, 2012). Fungsi Produksi adalah hubungan fisik
atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai dengan jumlah
yang dihasilkan. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-
faktor produksi dan tingkat produksiyang dihasilkan. Faktor-faktor produksi
dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai
output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus seperti berikut
( Sukirno, 2010 ) : Q = f(K,L,R,T) . Dimana K adalah jumlah modal, L
mempunyai dua arti yang pertama adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan dan yang kedua adalah
curahan jam kerja, R adalah kekayaan alam,T adalah tingkat teknologi yang
digunakan. Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor –
factor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi
barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Persamaan tersebut merupakan
suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi
suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah
kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang
berbeda – beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi
tersebut dalam jumlah yang berbeda – beda juga.
Di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu dapat pula digunakan
gabungan faktor produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai
gabungan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu
dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk
memproduksi sejumlah barang tersebut. Di dalam produksi terdapat dua jangka
waktu produksi yaitu :
• Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat
disesuaikan, namun input tetap tidak dapat diubah.
• Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel
maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.
2.3.1 Fungsi Produksi Cobb- Douglas
Analisis pengaruh input terhadap output ini dijelaskan dalam suatu fungsi
produksi. Fungsi produksi yang umumnya digunakan adalah fungsi produksi dari
Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan
menunjukkan pengaruh input yang digunakan dengan output yang diinginkan.
Fungsi produksi ini sering disebut sebagai fungsi produksi eksponensial atau
fungsi pangkat. Konsep-konsep fisik dalam fungsi produksi Cobb douglas, Semua
pilihan produksi dalam suatu pengambilan keputusan didasarkan pada perangkat
fisik dari proses produksi. Ini berarti ada hubungan fisik tertentu antara input
dengan output.
Secara matematik, fungsi Cobb-Doglas menurut (Wang dan Fu, 2013)
dituliskan dengan persamaan:
Y = a X1ᵇ¹ X2ᵇ² X3ᵇ³ Xnᵇⁿ..... e
Keterangan :
Y : Output
X1,Xn : Jenis input yang digunakan dalam proses produksi
b¹,bⁿ : Elastisitas produksi dari input yang digunakan
a : Konstanta
e : Logaritma Natural e = 2,718
Bila fungsi Cobb-Doglas tersebut dinyatakan dengan persamaan linear, dapat
ditulis ke salah satu fungsi produksi yang sering digunakan yaitu fungsi produksi :
ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 bnXn......e
Keterangan:
Y : Output
X1,Xn : Jenis input yang digunakan dalam proses produksi
b¹,bⁿ : Elastisitas produksi dari input yang digunakan
a : Konstanta
e : Logaritma Natural e = 2,718
Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien pangkat dari
variabel independen menunjukkan tingkat elastisistas produksi. Sedangakan
kelemahannya adalah data perlu dilinierkan dengan proses logaritma( log Y = log
a + b logX) terlebih dahulu sebelum diolah menggunakan analisis regresi linier.
Fungsi ini juga mempermudah dalam estimasi return to scale dapat dengan mudah
dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat dari fungsi tersebut.
Pada persamaan Cobb Douglas jumlah dari elastisitas faktor input dapat
menunjukkan tingkat tambahan hasil dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika α + β = 1 terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi,
(Constant return to scale)
b. Jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi,
(Increasing return to scale).
c. Jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang menurunkan atas skala produksi,
( Decreasing return to scale). Fungsi produksi Cobb Douglas mempunyai ciri-ciri :
kombinasi inputnya efisiensi secara teknis,ada input tetap, dan tunduk pada The
Law of Diminishing Return.
2.3.2 Produksi Dengan satu Input Variabel Produksi
Produksi Dengan satu Input Variabel mengasumsikan suatu kegiatan
produksi yang dilakukan dengan menggunakan satu input tetap (misalnya modal)
L dan satu input variabel (misalnya tenaga kerja) K. Dalam produksi dengan satu
input variabel diberlakukan hukum produksi yang dikenal dengan The Law Of
Diminishing:
Sihombing, D.T.H. 2010. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sukirno S. 2010. Makro ekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Pt. Raja
Grasindo Perseda. Jakarta
Rosari V. 2013. Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas Pada Pabrik Gula.
Skripsi. Program Studi Manajemen, Usd. Yogyakarta
Jumlah Pakan
(Induk, Tenaga
Tahun Harga Obat-Obatan Harga
pejantan, Konsentrat Harga Jagung Harga Kerja
anak )
pajak
vaksin harga lahan harga transportasi harga harga peralatan kandang harga
usaha