Restu Widihastri
15 06 08434
NPM : 15 06 08434
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan anugerah-Nya, sehingga dalam kesempatan ini penulis dapat melaksanakan
kegiatan kerja praktek di PT Indofood Sukses Makmur,Tbk. Divisi Bogasari Flour
MIlls dari awal hingga akhir, serta dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan baik.
1. Bapak The Jin Ai, ST., MT., Deng. selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang selalu membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
2. Bapak Arry Dwinanto selaku Manager Milling Wilayah I yang telah memberikan
saran, arahan, dan bimbingannya.
3. Bapak Billy dan Bapak Budianta selaku Asisten Manager Milling Wilayah I
yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis.
4. Seluruh keluarga besar Mill AB serta Mill C yang telah meluangkan waktunya,
selalu bersedia membimbing, memberi saran, dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Timotheus Da Gomez, selaku penanggung jawab utama yang
senantiasa memberikan penjelasan selama menjalani kerja praktek.
6. Ade Gultom, Sindi, Dhira, Veronica, dan Seno selaku rekan kerja penulis di
Milling Wilayah I (Mill AB dan Mill C).
7. Kevin, Monica, Mira, Beata, Yulia, dan Veranti selaku rekan penulis dari
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
8. Orangtua dan keluarga yang selalu mendukung serta memberikan semangat
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Meski
demikian, penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
4.4 Hasil Pekerjaan ............................................................................................... 55
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 67
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 67
5.2 Saran ............................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 69
LAMPIRAN .............................................................................................................. 70
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mill ............... 3
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Departemen Milling Wilayah 1............................. 12
(Sumber: PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, 2017)..... 12
Gambar 3.1. Proses Bisnis PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills ........................................................................................................................ 19
Gambar 3.2. Produk Tepung Premiks ..................................................................... 20
Gambar 3.3. Produk Bran ........................................................................................ 21
Gambar 3.4. Produk Pollard .................................................................................... 21
Gambar 3.5. Produk Pellet ...................................................................................... 22
Gambar 3.6. Macaroni ............................................................................................. 22
Gambar 3.7. Spagethetti.......................................................................................... 23
(Sumber: PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, 2017)..... 24
(Sumber: PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, 2017)..... 26
Gambar 3.10. Tepung Taj Mahal .............................................................................. 27
Gambar 3.11. Tepung High Protein Cakra Kembar.................................................. 27
Gambar 3.12. Tepung Segitiga Biru ........................................................................ 28
Gambar 3.13. Tepung Lencana Merah..................................................................... 29
Gambar 3.14. Tepung Kunci Biru ............................................................................ 29
Gambar 3.15. Tepung CHESA ................................................................................. 30
Gambar 3.17. Lanjutan Proses Produksi Mill C ....................................................... 31
Gambar 3.18. Jety Pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills ........................................................................................................................ 39
Gambar 3.19. Wheat Silo A dan B ........................................................................... 40
Gambar 3.20. Pellet Silo A dan B ............................................................................ 40
Gambar 3.21. Gedung Pelletizing ............................................................................ 41
Gambar 3.22. Flour Silo........................................................................................... 41
Gambar 3.23. Flour Silo Bulk Packing..................................................................... 42
Gambar 3.24. Blanding Silo Bulk Packing ............................................................... 42
Gambar 3.25. Finishing Product Store .................................................................... 43
Gambar 3.26. Laboratorium Centre ......................................................................... 44
Gambar 3.27. Magnet Sparator................................................................................ 45
Gambar 3.28. Weigher (Timbangan) ........................................................................ 45
Gambar 3.29. Tarara Clasiffer ................................................................................. 46
Gambar 3.30. Dry Stoner ......................................................................................... 46
Gambar 3.33. Safety Shoes ..................................................................................... 50
Gambar 3.34. Masker .............................................................................................. 50
vii
Gambar 3.35. Earplug ............................................................................................. 51
Gambar 3.36. Hair Net ............................................................................................. 51
Gambar 4.1. Grafik Produksi Non-SWW 2017.......................................................... 57
Gambar 4.2. Grafik Produksi Non-SWW 2018.......................................................... 58
Gambar 4.4. 3D Aliran Produk pada Sifter D-38 ...................................................... 59
Gambar 4.6. 2D Aliran Produk pada Sifter D-38 ...................................................... 60
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, tempat, dan waktu
pelaksanaan kerja praktek.
Kerja praktek ini merupakan ajang simulasi profesi bagi mahasiswa calon sarjana
Teknik Industri. Paradigma yang harus diterapkan mahasiswa dalam kerja prakt ek
di perusahaan yang telah dipilih yaitu bekerja dengan mencakup kegiatan
perancangan, perbaikan, penerapan, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu,
dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor,
atau pembimbing lapangan
4. Mengamati prilaku sistem
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
6. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Dalam kerja praktek terdapat tujuan atau hal-hal yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekankerja, dan atasan
dalam perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bagian bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, serta manajemen pada perusahaan.
Gambar 2.1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
(Sumber: www.bogasari.com)
3
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Devisi Bogasari Flour MIlls memilih untuk
mendirikan perusahaan berdekatan dengan laut karena memiliki tujuan yaitu dapat
mengefisiensikan biaya untuk pengadaan bahan baku. Bahan baku utama yang
dibutuhkan perusahaan adalah gandum yang didatangkan dari berbagai negara
(impor), yaitu Australia, Canada, USA, India, Prancis, Cina, Kazakstan, Ukraina,
Rusia, dan Argentina melalui jalur laut, maka dengan alasan ini lokasi yang dipilih
adalah berdekatan dengan laut agar lebih mudah untuk menerima kedatangan
bahan baku.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls didirikan pada
tanggal tanggal 19 Mei 1969 dengan badan usaha berbentuk PT (Perseroan
Terbatas). Tujuan paling utama dari Perusahaan Bogasari sendiri pada saat itu
adalah sebagai pengolah gandum menjadi tepung terigu dengan cara digiling.
Perusahaan ini memiliki badan usaha logistik yang ada didalamnya, Badan Urusan
Logistik (BULOG) bertanggung jawab sebagai distributor (penyalur) tepung terigu
dan importir gandum. Pabrik pertama yang didirikan oleh PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls berada di wilayah Tanjung Priok, Jakarta
Utara yang disetujui dan resmikan oleh Presiden ke-2 Indonesia yaitu Presiden
Soeharto. Setelah mengalami konstruksi selama satu tahun PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls beroprasi pada tanggal 29 November
1971. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls merilis tiga
produk perdananya, yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, serta Kunci Biru.
Tanggal 10 Juli 1971, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
MIlls membangun cabang yang merupakan pabrik kedua yang berada di wilayah
Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Tujuan dari dibangunnya Pabrik Bogasari
4
di Surabaya dikarenakan adanya permintaan masyarakat yang tinggi terhadap
tepung terigu. Maka dari karena itu, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour MIlls melakukan ekspansi yang dapat memenuhi permintaan
masyarakat di daerah Indonesia bagian Timur. Tahun 1977 demi untuk menunjang
perkembangan bisnis perusahaan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour MIlls mendirikan sebuah pabrik pembuatan kantong terigu yang
berlokasi di wilayah Citeurep, Jawa Barat. Tahun yang sama PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls juga menjalankan kapal-kapal
pengangkut gandum yang dikelola oleh Divisi Maritim.
Tanggal 18 pada bulan Desember 1991, pabrik pasta yang diberi nama La Fonte
ini mulai dioprasikan oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
MIlls. Pabrik pasta ini berlokasi sama yang terdapat di lingkungan PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls Tanjung Priok yang bertindak
sebagai supplier semolina yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pasta.
Tanggal 28 Juli 1992 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls
diakuisisi PT Indocement Tunggal Prakarsa yang kemudian berganti status
menjadi sebuah divisi bukan menjadi PT. Pada tanggal 30 Juni 1995 sampai
sekarang ini PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls
diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur agar menjadi salah satu bagian
perusahaan dari Indofood. Maka Bogasari hingga saat ini memiliki nama yang
sama yaitu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls yang
terdiri dari dua devisi yang ada didalamnya.
5
zero waste dimana limbah yang dihasilkan oleh perusahaan diolah kembali
menjadi sumber yang berguna bagi perusahaan (Bogasari, 2018).
6
untuk mengetahui jabatan ataupun job deskripsi dari jabatan yang ada
didalamnya.
7
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
8
2.2.2. Deskripsi Jabatan Perusahaan
Deskripsi jabatan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
dikepalai oleh Deputy OPU Head yang bertanggung jawab untuk menentukan dan
menetapkan kebijakan demi tercapainya visi dan misi dari perusahaan. Deputy
OPU Head membawahi empat Senior Vice President, yaitu:
a. Senior Vice President Commercial
Senior Vice President Commercial bertanggung jawab atas penjualan produk
yang diproduksi, mensurvey pasar, mempromosikan produk yang dihasilkan, dan
kelancaran produk mulai dari distribusi produk hingga sampai ditangan konsumen.
9
3. Blending Silo and Bulk Packing Department
Bertanggung jawab terhadap pengemasan tepung dalam bentuk kemasan yang
praktis bagi konsumen (1 dan 2 kg) serta melakukan pengemasan produk
berdasarkan jenisnya.
4. Silo Department
Bertanggung jawab untuk melaksanakan operasi penyimpanan gandum sesuai
dengan jenis dan spesifikasi dari gandum ke dalam wheat sillo, selain itu silo
department bertugas untuk mengatur aktivitas pengeluaran gandum ke mill untuk
selanjutnya melakukan proses penggilingan sesuai dengan komposisi
pencampuran gandum (grist) yang telah ditentukan.
3. Automation Department
Posisi ini bertanggung jawab terhadap perawatan seluruh peralatan listrik dan
pemeliharaannya.
10
iii. Vice President Quality & Production Planning & Development
Bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengontrol produk. Vice President
Quality & Production Planning & Development bertanggung jawab terhadap empat
department yang berada di Quality and Product Planning and Development
Division yaitu:
1. Production Planning and Inventory Control Department
Posisi ini bertanggung jawab untuk mengendalikan, mengevaluasi rencana
penggunaan baku dan bahan kemasan, serta membuat jadwal produksi sesuai
dengan permintaan marketing.
11
2.2.3. Struktur Organisasi Departemen Milling Wilayah I
c. Miller
Bertugas sebagai pelaksana di lapangan, mengoperasikan mesin produksi, serta
mengawasi jalannya kegiatan produksi di dalam mill.
12
d. Foreman
Bertugas untuk meringankan pekerjaan Miller sebagai pelaksana di lapangan,
dengan mengawasi aktivitas produksi di mill, mengatur pengiriman gandum, serta
membantu operator dalam menjalankan tugasnya.
e. Operator
Operator di bagian produksi bertugas sebagai pekerja lapangan yang langsung
berhubungan dengan proses produksi tepung dan bertanggung jawab terhadap
pengoprasian mesin produksi sesuai dengan Standard Operation Procedure
(SOP) yang berlaku.
b. Misi
i. Menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
ii. Mendistribusikan produk secara intensif untuk menjangkau seluruh area
potensial, baik di wilayah Indonesia maupun wilayah regional.
iii. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia.
iv. Memperkuat daya saing dengan menerapkan teknologi yang teat dan proses
yang efektif.
v. Berupaya secara terus-menerus menambah nilai perusahaan bagi para
pemangku kepentingan.
b. Keunggulan
Karyawan mimiliki sifat pantang menyerah, profesional, proaktif, dan peka
terhadap segala situasi.
13
c. Kepedulian
Karyawan memiliki kepedulian terhadap orang lain yang dimaksud adalah proaktif,
partisipatif, dan saling menghargai.
d. Kebersamaan
Seluruh bagian dari perusahaan harus menjaga keharmonisan, dengan
kerjasama, dan tumbuh bersama.
e. Keterbukaan
Seluruh anggota perusahaan memiliki sifat terbuka dimana anggota informatif,
komunikatif, dan saling percaya.
2.3.3. Ketenagakerjaan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls pengelolaan sumber
daya manusia yang baik. Karyawan yang dimiliki perusaan ini sebanyak 3496
orang yang terhitung hingga tahun 2018. Pada departemen milling, terdapat 155
orang karyawan. Berikut ini merupakan Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Departemen
Milling di masing-masing bagian wilayah yang menjadi tanggungjawab karyawan.
Semua karyawan bagian produksi memiliki jam kerja selama 8 jam kerja/shift. PT
Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls memiliki tiga shift kerja
bagi karyawannya yang dimulai pukul 08:00 hingga 16:00 untuk shift pertama,
pukul 14:00 hingga 24:00 untuk shift kedua, dan pukul 24:00 hingga 08:00 untuk
shift ketiga. Karyawan juga diberikan istirahat mulai pukul 12:00 hingga 13:00 yang
difasilitasi makan siang di kantin. Karyawan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Divisi Bogasari Flour MIlls departemen produksi memiliki 6 hari kerja yang dimulai
14
hari Senin hingga Sabtu, sedangkan karyawan bagian office memiliki 5 hari kerja
yang dimulai hari Senin sampai dengan hari Jumat dengan jam kerja 9 jam/hari.
Terdapat bonus bagi karyawan yang melakukan pekerjaan tambahan di luar jam
kerjanya yaitu mendapatkan upah lembur.
Terdapat dua pendistribusian pada Bogasari, yaitu di pasar domestik dan ekspor.
Pendistribusian produk ekspor, dimana pendistribusian dan pemasaran untuk
produk ekspor dilakukan pemesanan secara langsung. Sedangkan produk lokal
pendistribusian dimulai dari pemesanan ke perusahaan selanjutnya didistribusikan
ke distributor, dan yang terakhir didistribusikan ke general trade, modern trade,
hotel, restoran, ataupun cafe.
15
2.3.5. Fasilitas Penunjang Karyawan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls memiliki fasilitas
penunjang karyawan. Fasilitas ini dimaksudkan untuk mendukung kinerja
karyawan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fasilitas-fasilitas ini
antara lain, yaitu:
a. Uang transportasi/ fasilitas antar jemput karyawan
Karyawan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills yang tidak
membawa kendaraan pribadi akan diberikan fasilitas antar jemput dengan berupa
bus, untuk karyawan yang membawa kendaraan pribadi maka akan mendapatkan
bantuan uang transportasi.
b. Tunjangan makan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls memberikan
tunjangan makan siang kepada karyawannya setiap hari pada saat jam makan
siang di kantin.
c. Tunjangan lainnya
Tunjangan lainnya yang ada di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills berupa tunjangan kacamata (bagi yang memiliki cacat mata), bantuan
menikah, bantuan kematian (bagi keluarga inti), dan bantuan bencana alam.
d. Asuransi Kesehatan
Perusahaan memberikan para pekerja asuransi untuk menjamin kesehatan para
pekerjanya, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls
mendaftarkan karyawannya jaminan kesehatan melalui Asuransi Central Asia
Raya (CAR) dan BPJS Kesehatan
e. Asuransi Ketenagakerjaan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls menggunakan dua
asuransi ketenagakerjaan, yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan Bumi Putera Muda
untuk memberikan sebuah jaminan untuk mempersiapkan para pekerjanya jika
menghadapi pensiun.
f. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour MIlls berupa klinik kesehatan.
16
g. Tempat beribadah
Tempat beribadah berupa masjid untuk karyawan atau tamu yang beragama
muslim.
h. Seragam karyawan
Karyawan Bogasari diberikan pakaian kerja yang sesuai dengan posisi dan
wilayah lingkup pekerjaannya.
i. Kantin
Disediakan tempat makan siang karywan Bogasari.
17
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PURASAHAAN
Yang pertama dilakukan perusahaan atau unit usaha atau departemen dimulai dari
marketing yang menentukan target penjualan didasarkan akan permintaan
konsumen, selanjutnya target penjualan tersebut disalurkan pada bagian PPIC
untuk diperiksa dan dikonfirmasi mengenai persedian yang ada. Jika persedian
produk berupa tepung terigu tidak dapat memenuhi permintaan maka PPIC akan
melakukan perhitungan mengenai jumlah gandum yang dibutuhkan. Selanjutnya
hasil yang telah didapat melalui perhitungan akan dikirimkan ke bagian purchasing
sehingga dapat menghubungi suplier untuk melakukan pembelian bahan baku.
Setelah adanya konfirmasi dari suplier, maka pihak purchasing menghubungi
bagian PPIC agar dibuatkan jadwal berlangsungnya aktivitas produksi. Setelah
dilakukan pembayaran terhadap suplier. Jika bahan baku berupa gandum telah
datang maka bagian jetty and silo akan menerima dan mengirimkan gandum pada
bagian produksi untuk dilakukannya proses produksi sesuai dengan Rancana
Target Produksi (RTP) yang telah ditentukan oleh bagian PPIC. Hasil proses
produksi akan dikirimkan ke bagian packaging untuk dilakukannya proses
pengemasan agar lebih menarik minat konsumen. Semua pengeluaran yang telah
dijalankan akan dicatata oleh bagian finance.
18
Gambar 3.1. Proses Bisnis PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
19
3.2 Produk Yang Dihasilkan
3.2.1 Produk Umum Perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls memiliki produk
yang umum diproduksi berupa tepung terigu dan pasta. Selain itu perusahaan ini
juga memproduksi produk sampingan berupa bahan ternak. Untuk produk tepung
terigu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls terdapat dua
jenis terigu yaitu tepung premiks dan tepung industri. Dibawah ini merupaka
produk umum yang biasanya diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Divisi Bogasari Flour MIlls, yaitu:
a. Tepung Terigu
Terdapat jenis tepung terigu yang diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur,
Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls, produk tepung terigu ini dibedakan berdasarkan
kegunaan dari tepung tersebut. Dibawah ini merupakan gambar dari logo tepung
terigu yang diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills (Bogasari, 2018).
b. Bran
Perusahaan ini juga memproduksi jenis by product yang dihasilkan untuk pakan
ternak, Bran merupakan kulit gandum bagian terluar yang mengandung serat dan
protein tinggi, bran ini digunakan sebagai bahan pakan ternak kuda, kerbau, dan
lain sebgainya (Bogasari, 2018).
20
Gambar 3.3. Produk Bran
(Sumber: www.bogasari.com)
c. Pollard
Pollard adalah tepung yang digunakan untuk bahan pembuatan bahan pangan
udang dan ikan. Kandungan dalam tepung ini adalah protein dan pati serta gluten
yang memiliki fungsi untuk pengikat agar tahan terhadap air (Bogasari, 2018).
d. Pellet
Pellet merupakan capuran dari dua produk yaitu bran dan polard yang memiliki
bentuk silindris dengan tinggi (panjang) 2 cm sampai dengan 2,5 cm serta diameter
yang berukuran 6 mm. Kegunaan produk pellet yaitu merupakan bahan baku
pembuatan pakan ternak (Bogasari, 2018).
21
Gambar 3.5. Produk Pellet
(Sumber: www.bogasari.com)
e. Tepung Premiks
Tepung premiks adalah tepung yang memiliki berbagai jenis dan varian rasa.
Tepung premiks ini merupakan tepung siap saji yang langsung dapat digunakan
untuk membuat berbagai macam makanan (Bogasari, 2018).
22
Gambar 3.7. Spagethetti
(Sumber: www.bogasari.com)
Gandum adalah jenis tanaman serealia yang termasuk tanaman genus triticum
dari famili granminae yang memiliki kandungan yang baik untuk tubuh manusia,
kandungan gandum tersebut mendekati kandungan yang dimiliki beras yaitu
sekitar (60-80%) karbohidrat, (6-17%) protein, (1.5-2%) lemak, (1.5-2%) mineral,
dan beberapa vitamin yang ada didalamnya. Gandum yang digunakan dalam
proses produksi tepung biasanya campuran dari jenis gandum hard, soft, dan
medium (Suarni, 2016). Campuran gandum yang digunakan dalam proses
produksi tepung terigu tersebut disebut grist. Jenis gandum yang diolah menjadi
23
tepung terigu adalah jenis gandum dengan nama latin triticum vulgare, ciri-ciri yang
dimiliki oleh gandum ini yaitu memiliki kulit biji yang berwarna putih, coklat, atau
merah dan sebagian besar jenis gandum triticum vulgare digunakan untuk
membuat roti). PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls
mengekspor gandum dari berbagai negara, dikarenakan Indonesia adalah negara
yang tidak menghasilkan gandum
Terdapat bermacam-macam jenis dari biji gandum, terdapat tiga jenis yang
digunakan oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls
dalam pembuatan tepung yaitu hard, durum, dan soft.
24
Gambar 3.9. Gandum Berdasarkan Jenisnya
(Sumber: oregonaitc.org)
b. Air
Penambahan air ke gandum ini berfungsi untuk melunakan kulit gandum yang
keras dan bagian endosperm gandum, Tujuan penambahan air ini agar
memudahkan pengelupasan kulit gandum serta mencapai kadar air yang sesuai
dengan standar. Kadar air yang harus dicapai untuk jenis gandum hard adalah
14,5%-16,4%. Kadar air yang harus dicapai untuk jenis gandum soft adalah
13,5%-14,5% (Bogasari, 2018).
c. Zat Aditif
Penambahan zat aditif dilakukan untuk menggantikan vitamin dan mineral yang
hilang ketika proses penggilingan gandum. Standar yang disarankan untuk
kuantitas penambahan zat aditif adalah 120 - 150 ppm (Bogasari, 2018).
25
Tabel 3.2. Jenis dan Nama Produk
(Sumber: PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, 2017)
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour MIlls miliki standar produk
sesuai spesifikasi yang berbeda-beda dibawah ini akan dijelaskan produk yang
diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah menjadi standar dari perusahaan
ini, yaitu:
a. Tepung Gandum Utuh
Tepung gandum utuh hasil produksi Bogasari dijual dengan nama Taj Mahal. Taj
mahal merupakan tepung gandum utuh (whole wheat flour) yang memiliki
kandungan protein 12-12,5% (Bogasari, 2018).
26
Gambar 3.10. Tepung Taj Mahal
(Sumber: www.bogasari.com)
27
c. Tepung Medium Protein
Tepung jenis ini dihasilkan dengan menggunakan campuran antara gandum jenis
hard dan soft. Kandungan protein pada tepung dengan jenis medium protein yaitu
protein tingkat menengah yaitu antara 10-11 %. Tepung ini merupakan produk
yang multifungsi karena sangat cocok untuk segala jenis makanan seperti kue
basah, gorengan, dan lain lain.
i. Segitiga Biru
Segitiga biru memiliki fungsi yang serba guna dikarenakan sifat glutennya yang
sedang, tepung ini biasanya digunakan untuk pembuatan roti, biskuit, mie kering
dan basah. Segitiga biru merupakan tepung medium yang berasal dari campuran
hard wheat dan soft wheat (Dhyayi W, 2016).
28
Gambar 3.13. Tepung Lencana Merah
(Sumber: www.bogasari.com)
e. Tepung Spesial
Selain memproduksi tepung reguler, Bogasari juga memproduksi tepung-tepung
spesial, baik permintaan khusus dari konsumen besar (industri roti, industri
makanan, dsb) maupun untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Tepung hasil
produksi Bogasari telah diekspor ke berbagai negara seperti Thailand, Philipina,
Korea Selatan, dll. Beberapa merek dagang tepung spesial ini adalah Purity, Purity
Black, dan BLF (Bogasari, 2018).
29
dapat langsung digunakan untuk membuat berbagai produk makanan, yaitu
Tepung Premix Chesa. Tepung premix chesa merupakan tepung siap saji yang
langsung dapat digunakan untuk membuat berbagai produk makanan seperti
soes, pao, cookies, truffle, pancake (Bogasari, 2018).
Magnet
Scourer
Separator A
30
A
TRR
Magnet
Separator
Milling
Tahapan proses produksi Mill C pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour MIlls sebenarnya sudah dapat terlihat pada Gambar 3.17. yang
menggambarkan alur dari awal hingga penggilingan terjadi. Lebih jelasnya
tahapan-tahapan proses produksi yang terjadi pada Mill C, yaitu:
1. Pembersihan Gandum (Cleaning)
Pembersihan gandum ini berfungsi untuk membersihkan gandum dari impurities
(bahan pengotor selain gandum yang ikut bersama gandum). Impurities ini harus
dipisahkan dengan melakukan proses cleaning agar tepung yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik dan bersih. Contoh Impurities yaitu:
a. Biji-bijian non-gandum : barley, oat, kedelai, jagung, sunflower seed
b. Biji gandum yang rusak : gandum pecah, gandum kopong, gandum
busuk
c. Bagian tanaman : batang, kulit gandum, daun, bunga.
d. Benda asing lain : batu, benda logam, kayu, pasir, plastik
Pada proses pembersihan ini dilakukan dengan beberapa langkah dan berbagai
prinsip kerja dari alat yang digunakan, yaitu:
a. Berdasarkan ukuran (separator)
b. Berdasarkan tahanan udara (TRC, TRR)
c. Berdasarkan berat jenis (dry stoner)
31
d. Berdasarkan bentuk dan panjang (carter day, trieur)
e. Berdasarkan sifat magnet (magnet separator)
f. Berdasarkan gesekan (scourer)
a. Pre Cleaning
Pre Cleaning adalah proses pembersihan gandum sebelum dimasukkan ke raw
wheat bin (RWB) untuk memisahkan offal yang berukuran lebih besar dan lebih
kecil dari gandum. Proses ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada mesin
karena adanya offal yang berukuran besar, menjadikan kinerja mesin cleaning
lebih efektif serta efisien, melancarkan aliran gandum, menjadikan kualitas
penyimpanan gandum dalam RWB lebih baik, mengurangi maintenance.
Separator merupakan alat pemisah gandum dari impurities yang berukuran lebih
besar dari gandum. Separator memiliki dua ayakan bertingkat yaitu atas dan
bawah. Separator bekerja berdasarkan perbedaan ukuran, vibrasi dan sudut
kemiringan. Ayakan atas memiliki lubang berbentuk bulat dengan diameter 8,5 mm
dan ayakan bawah memiliki lubang berbentuk triangle dengan diameter 3,5 mm.
Offal yang lebih besar dari gandum akan tertahan (tailing) dan gandum serta
impurities yang lebih kecil akan lolos (pass through) ke dalam ayakan kedua
dimana gandum akan tailing sedangkan offal yang lebih kecil dari gandum pass
through. Gandum dari separator akan didorong keluar menuju RWB.
b. First Cleaning
First Cleaning merupakan pembersihan gandum yang dimulai dari raw wheat bin
hingga tempering bin. Proses ini bertujuan untuk memisahkan gandum dari
impurities. Gandum pada raw wheat bin dikeluarkan menggunakan volumetric
yang mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan ukuran silinder serta
mencampur beberapa gandum sesuai dengan spesifikasi produk atau dikenal
dengan Gristing. Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi proses gristing, yaitu:
i. Jenis gandum yang tersedia untuk beberapa waktu ke depan.
ii. Karakteristik setiap jenis gandum.
32
iii. Kebutuhan jenis tepung yang dibutuhkan sesuai dengan RTP (Rencana
Target Produksi).
TRC akan memisahkan material 65-75 % ke dry stoner dan 25-35 % ke carter day.
Dry stoner akan memisahkan offal berdasarkan berat jenis. Batu yang masuk ke
dalam Dry stoner akan keluar melalui stone outlet. Gandum ringan akan masuk ke
dalam alat carter day. Gandum dari dry stoner maupun dry stoner kemudian akan
masuk ke dalam scourer yang membersihkan gandum dari kotoran yang
menempel di permukaan gandum. Produk yang telah dibersihkan, kemudian
masuk ke tarrara (TRR) yang dipasang berpasangan dengan scourer yang
berfungsi untuk menghilangkan kotoran gandum yang memiliki berat sangat ringan
seperti debu, gandum kopong, dan impurities kecil. Tarrara akan memisahkan
gandum dari impurities berdasarkan ketahanan udara.
Gandum yang telah melewati Tarrara akan masuk ke dalam ID (impact destroyer)
yang berfungi untuk menghempas gandum guna membunuh kutu maupun telur
kutu yang terdapat pada crease (lekukan) gandum. Gandum kemudian masuk
kembali ke dalam Tarrara , kemudian dialirkan ke dalam buffer bin yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara guna menjaga kontinuitas aliran
gandum.
33
c. Conditioning
Conditioning adalah proses yang terdiri dari dampening dan tempering. Gandum
yang telah ditimbang oleh weigher akan diangkut oleh bucket elevator menuju
proses dampening. Dampening adalah proses penambahan air pada gandum.
Tujuan dari penambahan air pada proses dampening, yaitu:
i. Meliatkan bran, sehingga saat proses miling, bran tidak mudah hancur. Jika
bran hancur maka yang jika terjadi dapat menaikkan Kadar Abu content.
ii. Melunakkan endosperm, sehingga dapat memudahkan pemecahan pada
proses reduction.
iii. Memudahkan pemisahan antara bran dan endosperm.
M2-M1
𝑊 = 100-M2 x Kapasitas Cleaning (3.1)
Keterangan :
W = jumlah air yang ditambahkan (liter/jam)
M₂ = target kelembaban
M₁ = initial kelembaban
Kapasitas cleaning mill C = 35.000 kg/jam
Setelah proses dampening, gandum akan dibawa oleh screw conveyor yang
berfungsi sebagai alat pemindah sekaligus pencampur untuk dimasukan kedalam
tempering bin. Selanjutnya setelah proses dampening selesai dilakukannya
proses tempering dimana proses ini merupakan proses mempersiapkan gandum
pada suatu karakteristik tertentu untuk dapat digiling dengan ekstraksi tinggi serta
memiliki hasil tepung yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan
dari tampering ini adalah untuk memberikan waktu agar air dapat terserap dengan
sempurna ke dalam gandum, sehingga gandum memiliki karakteristik yang siap
untuk digiling.
Durasi proses tempering bergantung pada jenis gandum yang diolah, jenis soft
wheat hanya membutuhkan waktu tempering selama 6-12 jam, jenis medium
wheat membutuhkan waktu tempering selama 8-16 jam, sementara jenis hard
wheat membutuhkan waktu tempering selama 18-24 jam. Proses pengeluaran
gandum dari tempering bin harus menggunakan sistem FIFO (First In First Out),
34
yang artinya gandum yang paling awal dilakukan conditioning harus dikeluarkan
pada waktu yang lebih awal ketimbang yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya over conditioning yang dapat menyebabkan endosperm
terlalu lunak. Sedangkan jika proses conditioning tidak sesuai prosedur atau waktu
yang digunakan kurang dari waktu yang telah ditetapkan akan menyebabkan
endosperm yang masih keras dan lebih susah untuk digiling.
d. Second Cleaning
Setelah gandum telah diconditioning, maka akan dilakukan second cleaning, pada
dasarnya cara kerja second cleaning dengan first cleaing sama. Pengeluaran
gandum dari tempering bin menggunakan juga sistem First In First Out (FIFO)
sehingga dapat mencegah over conditioning yang menyebabkan endosperm
terlalu lunak, lengket dan bran menjadi kering. Tujuan dari second cleaning adalah
untuk membersihkan gandum dari kotoran yang masih menempel pada
permukaan gandum setelah first cleaning menggunakan scourer. Namun, lain
halnya dengan first cleaning yang menggunakan dua buah scourer, second
cleaning hanya menggunakan satu buah scourer. Tujuan dari second cleaning
adalah untuk membersihkan gandum dari kotoran yang masih menempel pada
permukaan gandum
Proses pada scourer akan menghasilkan banyak offal dan debu. Tarrara
digunakan dalam pemisahan tersebut dengan cara menghilangkan debu serta kulit
yang masih menempel pada gandum yang kemudian akan tertampung oleh screw
conveyor offal untuk dikirim ke dalam offal bin halus. Gandum kemudian melewati
magnet separator dengan screw conveyor sebagai proses pembersihan
selanjutnya untuk memisahkan dan menghindari adanya logam atau serpihan besi
yang menempel akibat gesekan alat-alat dengan gandum.
35
Gandum yang telah siap digiling terlebih dahulu akan ditampung sementara dalam
hopper. Setalah itu, gandum akan menuju timbangan untuk ditimbang sesuai
dengan berat yang telah ditentukan. Kemudian gandum tersebut telah siap untuk
masuk ke dalam roll untuk melakukan proses milling (penggilingan) yang akan
mengalami beberapa tahapan, yaitu breaking, reduction, shifting, dan purification.
Tahapan dari proses milling, yaitu seperti berikut:
a. Breaking process
Breaking process adalah proses penghancuran gandum dan memisahkan
semolina dari bran dan germ. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan
bran powder yang lebih kecil bahkan tidak ada karena bran powder akan
meningkatkan kadar ash (kadar abu).
b. Reduction Process
Reduction process merupakan proses mereduksi endosperm menjadi tepung
dengan ekstraksi sebanyak mungkin dan dengan kadar abu content serendah
mungkin. Proses reduksi terbagi menjadi 3 proses yaitu:
i. Sizing Process, yaitu proses untuk mereduksi semolina menjadi middling
dan tepung.
ii. Middling Process, yaitu proses untuk mereduksi middling menjadi tepung.
iii. Tailing Process, yaitu proses untuk mereduksi middling yang bercampur
bran menjadi tepung.
36
dalam mesin dan kemudian diayak serta hasilnya akan dikelompokkan
berdasarkan ukuran. Mesin pengayak ini memiliki beberapa jenis yang berbeda,
yaitu sifter, vibro finisher, dan rebolt sifter.
Cara kerja sifter adalah dengan menggoyangkan produk sehinga dapat lolos ke
ayakan berikutnya. Gerakan ini dibantu dengan expeller yang terbuat dari bahan
plastik dan diletakkan pada box ayakan sifter untuk menghindari terjadinya
penumpukkan tepung pada ayakan. Selain itu, agar dapat terpisah sesuai dengan
granulasinya dan mempercepat (mengefektifkan) kerja sifter. Selain expeller,
digunakan juga tiptop sebagai pembersih mesh ayakan sifter saat perbaikan
dilakukan.
Vibro finisher berfungsi untuk mengayak tepung industrial flour dan pollard. Vibro
finisher berfungsi untuk mengayak produk halus yang sangat lembek dan partikel-
partikel tepung yang lekat dari ekstraksi produk yang sulit untuk dipisahkan oleh
ayakan. Produk masuk melalui inlet dan kemudian disebarkan merata ke seluruh
permukaan cover oleh piringan setrifugal. Aliran produk membuat aliran memutar
karena oleh beater yang didorong ke depan menuju outlet.
37
h. Penanganan Akhir Tepung
Tepung-tepung yang telah dihasilkan dari proses penggilingan kemudian
terkumpul di jalur tepung menggunakan screw conveyor. Pada screw conveyor
tepung akan ditambahkan additive food (fortifikasi) seperti zat besi, zinc, thiamin,
riboflavin, dan asam folat dengan menggunakan alat additive feeder. Prosedur ini
menjabarkan persyaratan dalam proses produksi untuk pelaksanaan penambahan
bahan tambahan (zat aditif). Rumus untuk penambahan additive food, yaitu:
𝐵×𝐶×𝐷
𝐴 = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 (3.3)
Keterangan:
38
jetty A kurang lebih sebesar 30.000 ton lebih kecil daripada kapasitas jetty B yang
memiliki kapasitas kurang lebih sebesar 80.000 ton. Hal tersebut menyebabkan,
jetty A hanya berfungsi mentediakan gandum untuk silo A sedangkan jetty B dapat
gandum gandum untuk silo A dan silo B.
Gambar 3.18. Jety Pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills
(Sumber: www.bogasari.com)
39
Gambar 3.19. Wheat Silo A dan B
(Sumber: profinews.com)
d. Gedung Pelletizing
Terdapat 2 gedung pembuatan pellet pada Bogasari Jakarta, yaitu gedung A dan
B. Tiap mesin pada kedua gedung tersebut memiliki kapasitas hingga 10 ton untuk
memproses pembuatan pellet.
40
Gambar 3.21. Gedung Pelletizing
(Sumber: foursquare.com)
e. Flour Silo
Produk yang dihasilkan dari proses milling adalah tepung terigu. Tepung terigu ini
akan dibawa ke jalur transfer untuk dikirim ke flour silo.
41
Gambar 3.23. Flour Silo Bulk Packing
(Sumber: www.bogasari.com)
42
merk Kepala Kuda dengan kemasan 60 kg dan kapasitas pengemasan 200
pack/jam. Pollard dikemas dengan merk Angsa dengan kemasan 50 kg dan
kapasitas pengemasan 300 pack/jam.
j. Produksi (Milling)
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki 4 wilayah
produksi yang terdiri dari Milling Wilayah I, Milling Wilayah II, Milling, Wilayah III,
dan Milling Wilayah IV. Milling Wilayah I terdiri dari Mill AD dan Mill C, Milling
Wilayah II terdiri dari Mill DE dan Mill KL, Milling Wilayah III terdiri dari Mill FG dan
Mill HIJ, dan Milling Wilayah IV terdiri dari Mill MNO.
43
k. Laboratorium Centre
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki
laboratorium yang sudah tersertifikasi. Laboratorium ini berfungsi sebagai tempat
pengujian bahan baku dan quality control serta produk akhir berupa tepung.
(Bogasari, 2018).
a. Mesin Produksi
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki mesin yang
digunakan untuk mendukung kelancaran proses produksi. Proses produksi yang
menggunakan mesin ini sudah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya.
i. Separator
Separator digunakan pada proses pre cleaning dan cleaning. Separator ini
memiliki fungsi memisahkan gandum dan offal berdasarkan ukurannya dengan
cara mengayak gandum (Buhler Group, 2018).
44
magnet akan menarik logam yang masuk kedalam magnet separator (Buhler
Group, 2018).
iii. Hopper
Hopper digunakan pada proses pre cleaning. Hopper memiliki fungsi untuk
menampung gandum sementara dan mengeluarkan gandum (Buhler Group,
2018).
iv. Weigher
Weigher digunakan pada proses cleaning. Weigher digunakan untuk menimbang
gandum sebelum masuk ke proses conditioning dan proses milling, serta
menimbang tepung terigu yang dihasilkan sebelum di transfer ke flour silo (Buhler
Group, 2018).
45
sistem aspirasi. TRC ini memisahkan produk yang memiliki massa ringan dan
produk yang memiliki massa berat serta produk yang sangat ringan (debu).
46
viii. Carter Day
Carter day digunakan pada proses cleaning. Carter day memiliki fungsi
memisahkan impurities (benda yang tidak diinginkan) dengan gandum
berdasarkan ukuran dan bentuk seperti tangkai, batang, dan lain sebagainya.
ix. Scourer
Scourer digunakan pada proses cleaning. Scourer memiliki fungsi memisahkan
gandum dari kotoran yang menempel di permukaan gandum. Prinsip kerja scourer
yaitu gesekan antara gandum-gandum, gesekan antara gandum dan pemukul,
gesekan antara gandum dan saringan maka dengan gesekan tersebut kotoran
akan terlepas dari gandum (Buhler Group, 2018).
x. Flow Regulator
Berfungsi untuk pengaturan dan pengukuran untuk mengdealkan kapasitas aliran
pada gandum serta merupakan alat pemisah dan alat pencampuran gandum
sesuai dengan grist yang yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan untuk digiling.
xii. Sifter
Sifter berfungsi untuk mengayak atau memisahkan produk berdasarkan tingkat
granulasi. Terdapat 24-27 ayakan pada masing-masing pintu tergantung dari
ukuran mesin plan sifter. Hasil dari ayakan ini akan keluar dari sifter melalui
masing-masing lubang yang terdapat pada mesin sifter.
47
xiii. Puriffer
Purifier digunakan pada proses milling yang memiliki fungsi untuk memisahkan
semolina dari bran. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan massa jenis produk
dengan menggunakan sistem aspirasi serta pengayakan (Agico Group, 2018)
b. Alat Transportasi
Alat transportasi ini digunakan untuk menyalurkan bahan baku ataupun produk
akhir untuk dilakukannya sebuah proses. Berikut ini merupakan alat yang
digunakan untuk transportasi.
i. Bucket Elevator
Bucket Elevator adalah sebuah alat transportasi yang digunakan untuk
memindahkan bahan baku dan produk akhir secara vertikal menggunakan Bucket
(mangkok).
48
Gambar 3.32. Screw Conveyor
iii. Belt Conveyor
Belt Conveyor merupakan sebuah alat transportasi untuk mengangkut produk
dengan cara horizontal dengan memakai belt yang digunakan sebagai wadah
meletakan produk. Keuntungan menggunakan Belt Conveyor adalah tidak
menimbulkan suara yang bising.
v. Blower
Blower merupakan pneumatic conveying yang berfungsi untuk menghasilkan
udara sebagai media pembawa produk. Blower ini biasanya memiliki tekanan
tinggi agar bisa menyalurkan produknya.
49
Gambar 3.33. Safety Shoes
ii. Masker
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills mewajibkan
karyawannya menggunakan masker saat berada di lantai produksi, dikarenakan
perusahaan ini memproduksi tepung terigu yang memiliki partikel kecil sehingga
dapat terhirup oleh karyawan yang dapat mengakibatkan penyakit pada
pernafasan.
50
Gambar 3.35. Earplug
(Sumber: www.harborfreight.com)
51
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Bab ini akan menjelaskan mengenai lingkup pekerjaan, tanggung jawab dan
wewenang pekerjaan, metedologi pelaksanaan oekerjaan, dan hasil pekerjaan
yang telah dilakukan pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills.
Pada minggu pertama di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills, mahasiswa melakukan kunjungan di perusahaan untuk mengetahui
lingkungan perusahaan. Pada minggu kedua mahasiwa dibrifing untuk
mengetahuhi lebih spesifik pekerjaan yang akan dilakukan mahasiswa sesuai
departemen yang telah ditentukan, serta adanya penjelasan mengenai cara kerja
mesin dan proses produksi yang terjadi pada masing-masing departemen. Pada
minggu kedua tersebut mahasiswa mulai menjalankan tugas yang diberikan oleh
manajer produksi wilayah I maupun Deputy Head, untuk melakukan audit pada
pemakaian kWh proses produksi dalam satu tahun. Audit kWh pada mill AB dan
mill C ini digunakan oleh manajer produksi wilayah I dalam rapat energi PT
52
Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills. Selanjutnya pada
minggu ketiga mahasiwa diberikan tugas untuk menggambar alur Sifter dalam
waktu tiga hari, dan kemudian mahasiswa diminta untuk melakukan pengujian
terhadap tepung dengan melakukan moisture test, release test, granulasi test,
pekar test, stream test, dan feed rate polar. Untuk sisa waktu mahasiswa
melakukan kerja praktek di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills digunakan untuk menyelesaikan laporan yang akan diserahkan kepada
Manajer Departemen Milling Wilayah I Mill AB dan Mill C.
53
3. Pisahkan data yang menggandung SWW dan Non-SWW
4. Selanjutnya laporkan hasil pengolahan data kepada head deputy
c. Moisture Test
1. Pertama, sampel gandum yang telah diambil dimasukkan kedalam alat milling
mini untuk memperhalus gandum tersebut
2. Setelah gandum menjadi halus, gandum tersebut dimasukkan kedalam alat
Mettler Toledo tidak lebih dari 5,5 gram
3. Kemudian, alat tersebut akan memanaskan gandum tersebut hingga 130 oC.
Setelah suhu mencapai angka tersebut, maka alat akan berhenti dan nilai dari
moisture akan muncul
4. Berdasarkan angka yang muncul tersebut, penguji akan dapat menentukan
langkah selanjutnya. Jika uji moisture ini sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh mill untuk disesuikan dengan kualitas dengan pihak quality
control, maka tidak ada masalah dalam moisture
d. Release Test
1. Ambil tepung pada masing masing sifter yang tedapat dalam mill
2. Kemudian ayak menggunakan 180 mikro
3. Jika terdapat talling pada ayakan maka letakan pada papan yang telah
disedikan
4. Lalu beri keterangan sifter mana saja yang terdapat talling pada pengayakan
tersebut
5. Lalukan pengujian pada semua sifter, selanjutnya laporkan hasil kepada miller
dengan menunjukan papan yang merupakan hasil pengujian agar ditindak
lebih lanjut
54
2. Letakan sebagian tepung diatas palet yang telah tersedia dan press dengan
spatula sambil digeser serta rapikan pinggiran, permukaan tepung akan rata
dan akan tampak jelas jika tepung tercemar oleh bran atau polar
3. Lalu celupkan palet tadi ke dalam air secara berlahan, agar seluruh tepung
yang telah diratakan sebelumnya terkena air, selanjutnya angkat kembali
4. Letakan di tempat yang tersedia
5. Ayak sisa tepung dengan ukuran ayakan 180 mikro
6. Jika ada sisa (talling) letakan pada sisi ujung palet
7. Laporkan ke miller untuk tindakan lebih lanjut untuk dianalisis
f. Stream Test
1. Ambil tepung pada masing masing sifter yang tedapat dalam mill
2. Kemudian ayak menggunakan ayakan dengan ukuran 180 mikro
3. Jika terdapat talling pada ayakan maka letakan pada papan yang telah
disedikan
4. Lalu beri keterangan sifter mana saja yang terdapat talling pada pengayakan
tersebut
5. Lalukan pengujian pada semua sifter, selanjutnya laporkan hasil kepada miller
dengan menunjukan papan yang merupakan hasil pengujian agar ditindak
lebih lanjut
55
release test, granulasi test dan pekar test dilaksanakan sebanyak tiga kali pershift
(± setiap 2-3 jam sekali).
Terdapat tiga perlakuan mengenai hasil pengujian, yaitu lulus, ditahan, atau reject.
Hasil pengujian dikatakan lulus jika produk yang sudah dapat didistribusikan ke
pasar yaitu produk telah memenuhi quality guide, sesuai dengan standar.
Dikatakan ditahan jika produk ada yang lulus dan tidak, dikarenakan masih adanya
parameter yang belum memenuhi quality guide, maka akan tindak lebih lanjut
dengan pencampuran atau melakukan pengolahan ulang sehingga dapat
memenuhi quality guide. Dikatakan rejact jika produk sama sekali tidak memenuhi
quality guide.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki hambatan
mengenai penggunaan energi, yaitu jenis produk yang diproses memiliki
karakteristik yang mengakibatkan penggunaan listrik menjadi tinggi. Setiap harinya
total gandum yang diproduksi untuk menjadi tepung dicatat dalam Daily Production
Report yang menyertakan penggunaan kWh total. Beban listrik yang paling banyak
digunakan serta yang paling banyak menggunakan konsumsi energi pada sektor
industri yaitu mesin listrik. Diperlukan konservasi dan audit energi untuk mesin-
mesin yang yang digunakan dalam proses produksi pada departemen milling di
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, dengan karena itu
mahasiswa diminta untuk melakukan pencatatan hasil produksi harian gandum
yang digiling, di gristing, dan total penggunaan kWh. Rumus perhitungan kWh
adalah seperti berikut.
kWh
Rumus kWh= Kapasitas Total B1 (4.1)
56
i. Analisis Non-SWW
Dari rata-rata hasil produksi gandum yang tidak mengandung soft wheat yang
digiling, dapat dilihat pada grafik dimana mahasiswa menganalisis bahwa semakin
besar total gandum B-1 yang digunakan, maka semakin besar kWh listrik yang
digunakan. Tahun 2017, rata-rata kWh/Ton B-1 dalam satu tahun adalah 49,37
kWh/Ton B-1. Rata-rata total gandum B-1 non-SWW yang digiling pada tahun
2017 adalah sebanyak 250,69 ton. Tingginya angka ini menunjukan bahwa lebih
sering terjadi mill stop, sehingga pada start mill memerlukan listrik yang tinggi agar
mill dapat berjalan dengan normal. Terjadi peningkatan penggunaan kWh pada
bulan April 2017 yang melonjak hingga angka 55.23. Apabila penggunaan listrik
melebihi angka yang telah ditentukan, berarti produksi tepung terigu di mill tidak
sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi pengeluaran perusahaan untuk
penggunaan energi dan apabila tidak dijaga akan menghabiskan pemborosan.
57
Production non sww Grists 2018
Average Total B-1 SEC
Pada produksi tahun 2018 menunjukan bahwa rata-rata total produksi non-SWW
sebesar 260 Ton. Rata-rata penggunaan kWh setiap bulannya tidak melebihi
standar yang telah ditentukan yaitu sebesar 44,76 kWh/Ton B-1. Terjadi
peningkatan penggunaan kWh pada bulan Juni sebesar 46, 6 kWh/Ton B-1.
Mahasiswa menganalisi angka tersebut masih masuk kedalam batas normal,
dengan kondisi ini terus dijaga, akan memudahkan PT Indofood Sukses Makmur,
Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills dalam menerapkan ISO 50001 mengenai
manajemen energi dan meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan untuk energi
listrik.
58
Gambar 4.4. 3D Aliran Produk pada Sifter D-38
59
Gambar 4.6. 2D Aliran Produk pada Sifter D-38
60
c. Moisture Test
Pengujian moisture digunakan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada
gandum ataupun tepung. Kadar air sangat berpengaruh pada penyimpanan
gandum dan proses penggilingan. Dengan mengetahui kadar air maka, pekerja
dapat mengetahui berapa banyak air yang akan ditambahkan pada saat proses
conditioning. Penentuan moisture tergantung pada jenis gandum yang akan di
proses. Setiap tepung memiliki kadar air yang berbeda-beda. Misalnya standar
kadar air pada grist Cakra Kembar yaitu sekitar 14,1-14,3%. Untuk Segitiga Biru,
Lencana Merah, dan payung yaitu 13,9-14,1%. Perbandingan penambahan kadar
air pada first dampening dan second dampening sekitar 70% : 30%.Moisture Test
yang dilakukan pada plant produksi menggunakan gandum, sedangkan Moisture
Test yang dilakukan oleh laboratorium centre menggunakan sampel tepung yang
dikirim dari masing masing wilayah milling.
Mahasiswa melakukan Moisture Test yang dilakukan oleh plant dimana penetapan
kadar air pada gandum bertujuan untuk mempermudah proses penggilingan.
Untuk mengatasi kehilangan air (loss moisture) maka standar air yang telah
ditentukan sebelumnya dinaikan sekitar 2% sampai dengan 3%. Jika kadar air
tepung saat Moisture Test tidak sesuai dengan standar kualitas, dengan moisture
lebih dari standar (terlalu basah) maka akan dilakukan blending gandum yang
sedang diproduksi dengan gandum yang masih kering, jika moisture kurang dari
standar maka diperlukannya penambahan air. Pada Milling Wilayah I Mill C
standar kadar moisture maksimal yaitu 16,6% dengan lost moisture kurang lebih
2%. Alat yang digunakan pada mill C adalah Mettler Toledo. Selama mahasiswa
melakukan kerja praktek, dengan melakukan Moisture Test data yang didapat
selalu menandakan berada pada batas pengenalian.
61
1st 2nd
NO TANGGAL BRAND Grist Dampening Dampening
Baru Lama Baru Lama
70 % UKR
3 17/07/2018 PYG 14,29 14,4 14,4 14,7
20% ASW
70 % UKR
4 17/07/2018 PYG 15,83 15,9 16,23 16,25
20% ASW
70 % UKR
5 17/07/2018 PYG 15,4 15,4 16,35 16,4
20% ASW
70 % UKR
6 17/07/2018 PYG 14,29 14,7 14,72 15
20% ASW
d. Release Test
Perhitungan persentase Release Test, menggunakan rumus seperti berikut.
(4.2)
Release Test dilakukan pada produk hasil dari roll B1 dan B2. Sampel diambil dari
bawah roll break dengan wadah dengan berat sample kira–kira 250 gram sampai
dengan 300 gram untuk setiap pengambilan. Kemudian, sample ditimbang untuk
mengetahui berat pasti dari sampel tersebut. Lalu, sampel dimasukkan kedalam
mesin ayakan Release Test dengan ukuran ayakan masing-masing 1120μ,.
Setelah itu, produk yang lolos (Pass Through) kemudian ditimbang dan dihitung
persentase berat produk pass through terhadap berat sampel. Dari hasil
persentase gandum yang lolos ayakan dapat diketahui bahwa gandum yang
digiling terlalu halus atau kasar.
Gandum yang terlalu halus maupun terlalu kasar akan mempengaruhi cara kerja
mesin roll. jarak antar roll yang longgar (agak jauh) membuat ukuran gandum yang
diekstraksi dari roll semakin kasar dan ukurannya besar sehingga, ketika diayak
banyak gandum yang tidak lolos ayakan (talling). Sedangkan jarak antara roll yang
terlalu rapat dapat membuat ukuran gandum yang dihasilkan terlalu kecil sehingga
persentase yang lolos ayakan semakin tinggi (over grinding). Release Test
dilakukan hanya saat pergantian grist pada proses pengolahan gandum. Dibawah
ini merupakan standar untuk release test.
Jika hasil release test tidak sesuai dengan standar yang ada maka pekerja harus
memutar roll pada mesin dan selanjutnya melakukan release test lagi sampai
dengan hasil memenuhi standar release test.
62
Tabel 4.2. Standar Release Test
B1 B2
ABC
30-40 60-70
Dari hasil yang telah didapat dari pengukuran pertama didapat hasil relese test
yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan yaitu pada roll B1A, B2B,
B2C, B1C, B2E, B1E, dan B2F. Selanjutnya dilakukan pengencangan atau
pengendoran pada roll. Jika pass through besar maka roll grinding akan
dilonggarkan, dan jika pass through lebih kecil dari pada standar maka roll grinding
akan dikencangkan agar hasil memenuhi standar. Setelah melakukan pengaturan
pada roll yang memiliki hasil pengujian tidak sesuai standar maka langkah yang
dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran release test kembali.
Dan hasil sesudah melakukan pengaturan roll didapatkan hasil telah sesuai
standar yang dapat dilihat pada Tabel 4.3. Hasil Release Test.
63
Tabel 4.3. Hasil Release Test
% Relese Test
Tanggal Mill Brand Grist Mesin Roll
Sebelum Sesudah
407 A B2A 60%
407 B B1A 42,60% 32,
407 C B2B 56,60% 60,
70% UKR
407 D B1B 38,10%
408 A B2C 43,70% 54,
408 B B1C 24,60% 31,
22/07/2018 C LM
408 C B2D 61,80%
408 D B1D 39%
409 A B2E 57,50% 64,
30% ASW
409 B B1E 28,50% 36,
409 C B2F 52% 66,
409 D B1F 31%%
64
Dari data yang didapat mahasiswa diketahui bahwa hasil release test terdapat
beberapa roll yang tidak sesuai, dapat dilihat dari % release test tidak sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Maka harus mengulangi release test
sampai dengan standar mutu yang dibuat. Release test dijalankan oleh mahasiswa
saat pergantian brand Payung (PYG) ke Lencana Merah (LM).
f. Stream Test
Stream test digunakan untuk mengetahui bagaimana keadaan sifter dalam kondisi
baik atau tidak. Jika ayakan pada sifter dalam kondisi baik maka sampel berupa
tepung yang diambil pada masing-masing sifter tidak meninggalkan talling. Jika
ada sifter yang meninggalkan talling maka hal ini terjadi umumnya disebabkan oleh
sobeknya ayakan pada sifter sehingga sifter tidak dapat bekerja dengan baik dan
terdapat banyak bran atau pollard yang lolos dari ayakan tersebut. Jika hal ini
terjadi, maka staff akan melakukan pengecekan secara satu per satu terhadap
sifter yang ada karena tidak dapat diketahui sumber sifter yang mengalami
masalah. Hal ini disebabkan karena pada pengujian ini dilakukan pada tahap akhir
dimana tepung dari setiap mesin sudah saling tercampur menjadi satu. Jika terjadi
kebocoran atau robeknya ayakan pada sifter maka pihak mill akan
memberhentikan produksi dan akan mengganti atau memperbaiki mill.
65
g. Feed Rate Pollard
Feed rate pollard test digunakan untuk mengetahui laju pollard yang dihasilkan.
Dibawah ini merupakan hasil data yang diambil saat melakukan Feed rate pollard
test.
1 5,870-B0 2068,92
2 6,045-B0 2131,92
3 5,415-B0 1905,12
4 5,835-B0 2056,32
5 5,970-B0 2104,92
Rata-rata 2053,44
B0 dalam tabel adalah berat dari karung yang menampung pollard. Didapatkan
rata-rata 2053,44 kg/jam.
66
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Departemen
Milling Wilayah I Mill C, mahasiswa dapat mengambil kesimpulan dari apa yang
didapatkan selama satu bulan mahsiswa melakukan kerja praktek. Berikut ini
merupakan kesimpulan.
a. Audit kWh pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
Departemen Milling Wilayah I Mill C digunakan untuk mengetahui pemakaian
energi pada mill, maka dengan itu perusahaan dapat mengefektifkan energi
agar biaya energi listrik dapat di minimalkan, agar sesuai dengan standar
ISO50001.
b. Pengujian yang dilakukan pada setiap mill dilakukan untuk mengetahui dan
mencapai standar sesuai dengan quality guide yang telah ditetapkan.
c. Kerja sama untuk setiap karyawan yang ada pada PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Departemen Milling sangat diperlukan
dikarenakan untuk membangun susana agar karyawan nyaman saat bekerja.
d. Kondisi dan fasilitas pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills Departemen Milling sangat berpengaruh terhadap kelancaran
proses produksi.
5.2 Saran
Adapun sarang yang disampaikan mahasiswa kepada PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Departemen Milling untuk meningkatkan
fasilitas khususnya bagian milling, agar karyawan pada bagian produksi lebih
produktif saat bekerja. Serta meningkatkan APD yang digunakan oleh karyawan
67
ataupun tamu yang berada pada lantai produksi agar pengguna lebih nyaman dan
tidak mengalami kecelakaan kerja.
68
DAFTAR PUSTAKA
Suarni. 2016. Struktur dan Komposisi Biji dan Nutrisi Gandum. Balai Penelitian
Tanaman Serealia
Tim Prodi Teknik Industri UAJY. 2017. Buku Pedoman Pelaksanaan Penulisan
Laporan Kerja Praktek/ magang.Yogyakarta
Warapsari, Dhyayi. 2016. Tepung Terigu Protein Rendah, Sedang, dan Tinggi
Merek Bogasari. www.aurodigo.com/2015/03/tepung-terigu-protein-
rendah-sedang-dan-tinggi-merek-bogasari. Diakses pada tanggal 28 Juli
2018, Pukul 22.46.
69
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat
70
71
Lampiran 2. Standar Energy Management System For ISO: 50001
72
Lampiran 3. Penggunaan kWh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills Departemen Milling, Mill C Grist Gandum SWW 2017 -
2018
Total B-1 Average STANDA DIFF
Bulan kWh SEC
(Ton) Total B-1 RD SEC SEC
91389
Jan-17 16630,22 2 256,20 48,00 45 3,00
73550 10,9
Feb-17 14819,6 0 215,40 55,93 45 3
41220
Mar-17 8734 0 250,22 48,17 45 3,17
78630 24,1
Apr-17 14236,53 0 175,10 69,10 45 0
66630
Mei-17 14494,1 0 257,27 46,54 45 1,54
10720
Jun-17 2220,3 0 231,20 47,83 45 2,83
Aug- 14090
17 2911,8 0 253,99 46,61 45 1,61
Sep- 59500
17 12451,01 0 232,58 46,66 45 1,66
Nov- 12820
17 2639,1 0 233,28 47,42 45 2,42
Des- 71300
17 14583,2 0 247,97 45,43 45 0,43
58540
Jan-18 13380800 0 252,47 44,13 45 -0,87
45040
Feb-18 10334100 0 258,35 45,22 45 0,22
54240
Mar-18 11274,4 0 245,17 44,38 45 -0,62
11422
Apr-18 2513100 7 251,31 45,58 45 0,58
73
Lampiran 4. Penggunaan kWh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills Departemen Milling, Mill C grist gandum Non – SWW
2017
Average Standard Difference
Bulan Total B-1 (Ton) kWh SEC
Total B-1 SEC SEC
Jan-17 16630,22 913892 259,85 54,95 45 9,95
Feb-17 14819,6 735500 255,51 49,63 45 4,63
Mar-17 8734 412200 256,88 47,19 45 2,19
Apr-17 14236,53 786300 258,85 55,23 45 10,23
Mei-17 14494,1 666300 258,82 45,97 45 0,97
Jun-17 2220,3 107200 246,70 48,28 45 3,28
Jul-17 2911,8 140900 247,57 48,39 45 3,39
Aug-17 12451,01 595000 244,14 47,79 45 2,79
Sep-17 2639,1 128200 239,71 48,58 45 3,58
Okt-17 14583,2 713000 239,07 48,89 45 3,89
Nov-17 11274,4 542400 250,54 48,11 45 3,11
Average 49,37
Average 44,76
74
Lampiran 6. Form Quality Result
75
Lampiran 7. 3D Alur Produk Sifter
76
Lampiran 8. Lanjutan 3D Alur Produk Sifter
77
Lampiran 9. 2D Alur Produk Sifter
78