OLEH
AJENG YURIANDANI
240210120040
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
KAJIAN
PROSES
PENGOLAHAN
TERMAL
PRODUK
ALAM
PADA
MURNI
:
:
:
(ISAM) BANDUNG
AJENG YURIANDANI
240210120040
TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
Untuk diajukan sebagai laporan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada
Jurusan Teknologi Industri Pangan
Pembimbing Akademis
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kasih
sayang dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
sekaligus menyelesaikan laporan ini. Adapun judul dari Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah Kajian Proses Termal Pada Pengolahan Produk
Alam Murni Fruity di PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) Bandung.
Laporan ini merupakan salah satu syarat kurikulum pada Jurusan
Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran, Jatinangor. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
I.
1.1
1.2
1.3
PENDAHULUAN................................................................................
Latar Belakang.......................................................................................
Tujuan Pelaksanaan...............................................................................
Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................
IV.1
IV.2
IV.3
IV.4
IV.5
V.
KESIMPULAN...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
DAFTAR TABEL
Judul
Halama
o.
1.
Jadwal
2.
Shift................................................
Sifat Organoleptik Produk Alam Murni Fruity Setelah
Kerja
Karyawan
Sistem
Proses
Termal.........................................................................
3.
......................
Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses
4.
Termal.........
Kondisi
Standar
Proses
Sterilisasi
dan
5.
Pasteurisasi..........................
Evaluasi
Kecukupan
6.
Sterilisasi.............................................
Evaluasi Kecukupan Proses Pasteurisasi (Mikroba
Target
Proses
C.
botulinum)..................................................................
7.
.......................
Evaluasi Kecukupan Proses Pasteurisasi (Mikroba
Target
B.
subtilis).......................................................................
..................
DAFTAR GAMBAR
Judul
Halama
o.
1.
PT
2.
(ISAM).............................................
Produk-produk di PT ISAM; Milkuat Pouch (Kiri),
Milkuat
Industri
LAB
Susu
(Tengah)
dan
Alam
Susu
Murni
Alam
Murni
3.
(Kanan).........................................
Penanganan
Limbah
Cair
4.
ISAM.............................................
A) Bak Oil / Fat, B) Bak Equalisasi, C) Bak Aerasi D)
di
PT
Bak
Sedimentasi................................................................
5.
.......................
Diagram
Alir
6.
Asam.......................................
Kurva
Kematian
Mikroba
7.
Pemanasan..................................
Pengaruh Perubahan Suhu Pemanasan terhadap
Nilai D.................
Proses
Produksi
Susu
karena
DAFTAR LAMPIRAN
Judul
Halama
o.
1.
n
Peta
2.
Murni.......................................
Tata Letak PT Industri Susu Alam
3.
Murni........................................
Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan di PT
4.
ISAM.......................
Agenda Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT
Lokasi
ISAM..................
PT
Industri
Susu
Alam
I.
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi (mengandung
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral), sehingga baik untuk memenuhi
kebutuhan gizi manusia. Susu merupakan media yang baik untuk perkembangan
mikroorganisme, oleh karena itu penanganan susu setelah pemerahan sangat
penting sehingga saat sampai konsumen kualitasnya masih tetap baik.
Mikroorganisme yang terdapat pada susu dapat berasal dari hewan ataupun dari
lingkungan. Mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit pada manusia) dan ada yang bersifat non patogen
(Chusniati, 1992).
Salah
satu
usaha
untuk
menekan
jumlah
mikroorganisme
dan
I.2
Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini antara lain:
pengolahan pangan.
Mempelajari proses termal pada pengolahan produk Alam Murni Fruity di
PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) Bandung.
1.3
dimulai pada tanggal 30 Juni 2015 hingga 11 Agustus 2015. Pelaksanaan praktik
kerja lapangan bertempat di PT ISAM yang beralamat di Jalan Rumah Sakit No.
114, Ujung Berung, Bandung 40601, Jawa Barat.
II.
II.1
bergerak dalam bidang industri minuman yang memproduksi susu olahan siap
minum, dengan bahan baku susu segar. Status kepemilikan saham perusahaan ini
adalah dimiliki oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), dimana GKSI
ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada anggota,
memaksimalkan keuntungan dan memperkuat ikatan antar sesama anggotanya
baik antar anggota maupun dengan pihak lain seperti pihak swasta, BUMN dan
pemerintah. GKSI berdiri pada tanggal 21 april 1983, kemudian pada tanggal 1
November 2002 GKSI ini berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan
adanya perubahan dari gabungan koperasi menjadi perusahaan maka berimbas
pula pada manajemen dan tujuannya, dimana perusahaan ini akan menghasikan
produk yang kualitasnya lebih baik dan kuantitas produksi yang dihasilkan
semakin banyak.
Pabrik ini pada awalnya didirikan hanya untuk menampung susu segar dari
koperasi susu di Jawa Barat, melakukan proses pendinginan terhadap susu,
kemudian mengirimkannya lagi ke Industri Pengolahan Susu (IPS) seperti PT
Frisian Flag Indonesia, PT Indomilk dan PT Ultra Jaya. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, koperasi-koperasi susu semakin maju dan hampir
seluruhnya memiliki alat pendingin susu (plate cooler). Oleh karena itu, pabrik ini
akhirnya mengalihkan usaha sepenuhnya untuk mengahasilkan produk susu siap
minum dengan merek dagang Alam Murni Fruity.
Selama perjalanannya, Menteri Negara Koperasi dan UKM melalui
koperasi primer di Jawa Barat memberikan bantuan berupa instalasi mesin-mesin
modern untuk proses pengemasan, pendirian bagunan dan fasilitas lain dari
pabrik, sehingga pabrik ini mengalami peningkatan kualitas baik sarana maupun
prasarana sampai akhirnya mampu memproduksi produk susu lebih banyak. Jenis
produk yang pernah dibuat oleh PT ISAM adalah susu ultra high temperature
(UHT) dalam kemasan tetrapack dengan berbagai ukuran dan bentuk, susu
dengan sari buah, yoghurt dan berbagai produk lain yang bersifat cair dengan
merek Alam Murni Fruity, Susu Emas dan Fruit Milk.
Mulai tahun 2004, PT ISAM berubah menjadi perusahaan maklon, yaitu
perusahaan yang menghasilkan produk berdasarkan pesanan dari perusahaan lain.
Dengan kata lain, PT ISAM dalam masa perkembangannya telah banyak menjalin
kerjasama dengan pihak lain, baik dalam pembuatan produk untuk pihak lain
maupun untuk pemasaran produk PT ISAM sendiri, yaitu:
dengan merek dagang ANLENE dalam rasa plain, cokelat dan putih manis.
PT Ajinomoto Beverage Indonesia dalam memproduksi susu fermentasi
dengan merek dagang CALPICO dalam kemasan botol 100 ml dengan
kemasan UHT tetra brik/ kotak dalam rasa cokelat dan putih manis.
PT Danone Diary Indonesia, dalam memproduksi susu Milkuat kemasan
LAB (line acidified bottle) dan pouch.
Saat ini PT ISAM merupakan perusahaan maklon dimana perusahaan ini
dua produk dengan merek Milkuat, yaitu produk Milkuat dengan kemasan botol
dan kemasan pouch.
II.2
Sakit No. 114 Ujungberung Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Aksesibilitas PT
ISAM cukup baik karena terletak di kawasan sentra industri di wilayah Bandung
Timur. Lokasi PT ISAM cukup strategis karena berjarak kurang lebih 800 m dari
Jalan Soekarno-Hatta, sehingga memudahkan dalam hal transprortasi. Lokasi PT
ISAM relatif dekat juga dengan daerah penghasil susu segar yang potensial yang
berperan sebagai pemasok bahan baku.
Luas area PT ISAM adalah 12496 m2 dari luas tersebut didirikan bangunan
dengan luas bangunan 8961 m2. Bangunan pabrik ini terdiri dari dua lantai,
dimana lantai pertama digunakan untuk ruang penerimaan, ruang proses produksi,
ruang laboratorium (Quality Control), ruang produksi, ruang penyimpanan dan
gudang, ruang mekanik, ruang pengolahan limbah dan pos jaga terpisah dari
bangunan utama, sedangkan lantai kedua digunakan untuk ruang meeting, ruang
planning dan mushola. Di bagian samping bangunan utama pabrik, terdapat
kantor GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) dan juga masjid. Bangunan
pabrik PT ISAM dapat dilihat pada Gambar 1.
yaitu:
Kantor direksi
Bangunan ini terdiri atas lobi, ruang office dan pada lantai dua terdapat
ruang meeting kantor managing director dan marketing and commercial
director.
Bagian produksi
Bagian produksi terdiri atas ruang ganti karyawan, unit penerimaan susu,
unit laboratorium, unit pencampuran, unit homogenisasi, unit produksi,
unit pengemasan serta unit penyimpanan produk dan bahan baku (gudang).
Pada lantai dua terdapat mushola, ruang training dan ruang meeting.
Bagian penunjang
Bangunan penunjang terdiri atas ruang instalasi pembuatan air dingin,
boiler (penghasil uap panas), ruang pembangkit tenaga listrik, ruang
bengkel, ruang pengolahan air Reverse Osmosis (RO) atau Water
Bangunan ini terdiri atas dua lantai, lantai pertama akan dibuat poliklinik
dan lantai kedua yaitu Office.
II.3
bagian perusahaan,
strategi
mengembangkan
dan
komersial
untuk
mengelola
semua
perusahaan,
perjanjian
merundingkan,
komersial
untuk
2.4
Sistem Ketenagakerjaan
Karyawan yang terdapat di PT Industri Susu Alam Murni (ISAM)
mencapai sekitar 305 karyawan yang dibagi ke dalam beberapa divisi, yaitu
Quality Assurance (QA), Quality Control (QC), produksi, dan staf administrasi.
Karyawan di PT ISAM ini terbagi atas 2 bagian jam kerja yaitu shift dan non-shift.
Prosedur penerimaan karyawan dimulai dengan calon karyawan memberikan CV
dan lamaran kerja yang kemudian akan dipanggil untuk wawancara dan tes
tertulis. Setelah itu, akan diadakan training kepada karyawan baru, lalu bekerja
mengikuti waktu yang ditentukan.
Hari kerja normal di PT ISAM adalah 6 hari, dalam 1 minggu karyawan
mendapatkan waktu libur 1 hari. Sistem pangaturan jam kerja diberlakukan shift
untuk karyawan yang bekerja yang berhubungan dengan keberlangsungan proses
produksi, sedangkan untuk karyawan bagian kantor diberlakukan sistem non-shift.
Bagi karyawan kantor diberlakukan piket setiap 2 hari per minggu yaitu hari
Sabtu atau Minggu, dimana yang mendapatkan piket harus masuk kerja dengan
ketentuan diatas. Bagi karyawan dengan sistem shift waktu libur diberikan sehari
dalam seminggu dengan cara bergiliran. Bagi karyawan yang bekerja melebihi
jam kerja maka dihitung sebagai jam lembur, dan karyawan yang bersangkutan
akan mendapatkan tambahan gaji yang akan di akumulasikan saat pemberian gaji.
Tabel 1 menunjukkan jadwal kerja karyawan shift yang terdapat di PT ISAM.
Tabel 1. Jadwal Kerja Karyawan Sistem Shift
Shift
Waktu kerja
Shift 1
06.00 - 14.00
Shift 2
14.00 - 22.00
Shift 3
22.00 - 06.00
Istirahat
10.00-11.00
17.00-18.00
23.00-00.00
2.5 Produk
PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) saat ini menghasilkan dua produk
untuk PT Indokuat Sukses Makmur, yaitu produk dengan kemasan botol dan
kemasan pouch. Volume dari produk dengan kemasan botol adalah 130 ml,
sedangkan volume dari produk dengan kemasan botol adalah 60 ml. Produk
Milkuat ini ditujukan untuk kalangan anak-anak. Selain itu, PT ISAM juga
memproduksi minuman susu asam dengan nama dagang Alam Murni Fruity.
Gambar 2. Milkuat Pouch (Kiri), Milkuat LAB (Tengah) dan Susu Alam Murni
(Kanan)
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Khusus bagi produk Alam Murni Fruity, susu yang digunakan dalam
pengolahan produk ini berasal dari KPBSU yang berasal dari daerah Lembang.
Susu yang digunakan harus sudah melewati serangkaian uji yang dilakukan oleh
QC dan sudah memenuhi standar SNI 01-3141-1998 untuk susu segar.
2.6
2.6.1
dimiliki PT ISAM. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan air per harinya yang
mencapai rata-rata 200 m3/hari, kekurangan air di-supply dari PT Banyu Mulya
Mustika berupa air pegunungan dari gunung Manglayang. Air sumur yang akan
digunakan dalam proses produksi, sebelumnya dilakukan pengolahan dengan
proses Reverse Osmosis (RO) dan kemudian dicampuran dengan air
peggunungan. Air tersebut selanjutnya mengalami berbagai macam proses fitrasi
sebelum di salurkan ke seluruh bagian PT ISAM meliputi ruang dan alat produksi
serta office. pH yang digunakan yaitu sebesar 6,8. Jika pH tersebut tidak
terpenuhi, air yang telah difiltrasi akan dilalui terlebih dahulu pada pH balance.
Air yang digunakan pada pengolahan PT ISAM harus sesuai dengan
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010.
2.6.2
sehingga melalui air ini panas bisa di redam sesuai dengan kemampuan mesin dan
temperatur yang diharapkan. Air dingin dari mesin chiller ini di pompa menuju
bagian alat yang didinginkan, setelah melewati media yang dikehendaki, air
kembali menuju ke bak pendinginan untuk di dinginkan oleh evaporator dan
dinginkan kembali untuk kemudian dialirkan lagi.
Angin bertekanan diperoleh dari air compressor yang bekerja dengan
energi listrik. Air compressor yang dimiliki PT ISAM berjumlah 6 buah. Seluruh
energi yang dihasilkan oleh bagian utility disalurkan ke bagian produksi melalui
pipa-pipa. Pipa-pipa tersebut membentuk jembatan pipa yang berjumlah 2 buah.
Jembatan pipa di bagian depan untuk menyalurkan ke bagian produksi yang
terdapat di depan, seperti area mixing, proses dan filling LAB. Sedangkan
jembatan pipa bagian belakang untuk menyalurkan ke bagian produksi yang
terdapat di bagian belakang seperti filling pouch.
2.7
Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT Industri Susu Alam
Murni (ISAM) berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah tersebut
berasal dari ruang penerimaan bahan baku, laboratorium dan ruang produksi.
Limbah padat paling banyak berasal dari sisa bahan kemasan, seperti botol yang
penyok, sampah plastik, label, karton packing dan kertas. Penanganan limbah
padat dilakukan dengan cara pengumpulan pada suatu tempat khusus dan setelah
terkumpul limbah tersebut dijual pada pengumpul, sedangkan untuk limbah padat
organik akan dibakar dan disimpan dalam bak sampah yang nantinya akan dibawa
oleh petugas dari Dinas Kebersihan. Berikut ini merupakan diagram alir
penanganan limbah cair di PT ISAM.
Limbah cair
Bak control
Bak screen
Bak air flotation
Bak oil atau fat
Bak equalisasi
Bak aerasi
Bak sedimentasi
Bak thickener
Bak treated water
Bak pembuangan akhir
Air bersih
Gambar 3. Penanganan Limbah Cair di PT ISAM
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Limbah cair yang dihasilkan dari berbagai sumber selama proses produksi
ditampung dalam bak control, lalu masuk ke dalam bak screen yang berguna
untuk menyaring sampah padat yang kasar. Kemudian limbah cair masuk ke
dalam bak air flotation untuk memisahkan kandungan minyak dan lemak dengan
bantuan udara blower. Lemak dan minyak hasil penyaringan masuk ke dalam bak
oil atau fat. Limbah yang sudah bebas lemak dan minyak masuk ke dalam bak
equalisasi untuk diseragamkan ukurannya. Kemudian limbah menuju bak aerasi
untuk menguraikan air limbah dengan bantuan mikroorganisme secara aerobik.
Limbah cair selanjutnya masuk ke dalam bak sedimentasi secara gravitasi untuk
memisahkan padatan lumpur dengan air bersih. Lumpur yang dihasilkan dari
proses sedimentasi dipisahkan ke dalam bak thickener untuk selanjutnya dibuang.
Limbah cair yang sudah bersih masuk ke dalam bak treated water untuk
menampung air bersih sebelum dibuang ke selokan atau sungai, sehingga limbah
cair tersebut telah aman untuk dibuang ke lingkungan.
Gambar 4. A) Bak Oil / Fat, B) Bak Equalisasi, C) Bak Aerasi D) Bak Sedimentasi
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
III.
susu pasteurisasi atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diasamkan,
dengan atau tanpa penambahan mikroba, vitamin dan bahan lainnya. Jenis asam
yang dapat digunakan adalah asam asetat, asam adipat, asam sitrat, asam fumarat,
asam glukono delta lakton, asam hidroklorat, asam laktat, asam malat, asam
fosfat, asam suksinat, dan asam tartarat (BPOM RI, 2009). Pembuatan produk
susu asam di PT ISAM ini melibatkan berbagai bahan, yaitu bahan baku utama,
bahan baku tambahan dan bahan pengemas.
pemeriksaan terhadap segel yang ada pada mobil tersebut. Selanjutnya, sampel
yang diambil dilakukan pengujian yang meliputi, pengujian suhu, uji
organoleptik, uji alkohol, uji pH, uji berat jenis, uji pemalsuan, uji residu
antibiotik, uji lemak, uji keasaman, uji resazurine, uji total solid dan uji
mikrobiologi.
Susu yang telah melewati proses pemeriksaan oleh departemen QC dan
telah memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan akan diberi status release dan
langsung dimasukkan ke dalam silo tank dengan kapasitas 25 ton untuk dilakukan
proses pengolahan selanjutnya, suhu susu di dalam silo tank harus terus dijaga
agar tetap dalam kondisi dingin, tetapi jika hasil pengujian tidak memenuhi
persyaratan mutu maka susu tersebut akan dikembalikan kepada pengirim.
Air yang digunakan dalam proses produksi acidified milk drink di PT
ISAM berasal dari dua sumber yang berbeda yakni air pegunungan yang berasal
dari gunung Manglayang dan air sumur. Air dari pegunungan Manglayang
digunakan untuk proses produksi, terutama sebagai pelarut semua bahan yang
berbentuk bubuk. Air sumur sebelum digunakan dalam proses produksi,
sebelumnya dilakukan pengolahan dengan proses Reverse Osmosis (RO) sehingga
didapatkan air yang sesuai dengan standar yang digunakan, air sumur ini juga
digunakan untuk menghasilkan uap dari boiler yang selanjutnya digunakan dalam
proses produksi seperti proses sterilisasi, pasteurisasi, dan lain-lain.
Kedua sumber air ini harus memenuhi standar air minum dari
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010. Air yang berhubungan dengan
hasil-hasil industri pengolahan pangan harus memenuhi setidak-tidaknya standar
mutu yang diperlukan untuk minum (Buckle et al., 1987). Sebelum digunakan
dalam proses produksi, kedua sumber air ini dilakukan pengujian oleh departemen
QC seperti pada pH, kenampakan fisik (kejernihan dan kebersihan air), uji
kesadahan, dan uji klorin. Bahan baku tersebut tidak terlepas dari potensi bahaya
dan cemaran yang mungkin terdapat di dalamnya.
dan
bahan-bahan
pengawet
kimia,
merupakan
teknik-teknik
Menurut SNI 01-0222-1995 penggunaan CMC tidak boleh lebih dari 0,15
(%/b/b).
Flavor yang digunakan untuk produk Alam Murni Fruity yang telah
launching adalah rasa strawberry yang berasal dari puree. Selanjutnya PT ISAM
akan launching produk Alam Murni Fruity dengan rasa orange. Tujuan pemberian
puree sebagai flavoring adalah untuk meningkatkan daya tarik pangan,
memberikan tiruan aroma dan rasa yang khas dari suatu jenis bahan,
menstandarisasi flavor produk akhir dan menguatkan flavor awal yang lemah.
Analysis), bila sudah lolos uji sesuai dengan standar botol akan dimasukkan ke
dalam mesin pengemas tetapi bila tidak sesuai maka botol akan diberi kode reject
dan barang tersebut akan dikembalikan kepada supplier. Kemasan LAB (line
acidified bottle) dilengkapi dengan label plastik yang berisi beberapa informasi
yang bertujuan untuk menarik serta memudahkan konsumen dalam mengenali dan
memanfaatkan produk. Informasi yang tercantum antara lain nama produk,
produsen, tanggal kadaluarsa, bahan penyusun produk, dan kode produksi.
3.4 PROSES PRODUKSI ACIDIFIED MILK DRINK
Produk
susu
asam
yang
dibuat
tanpa
menggunakan
bantuan
Susu Segar
Pasteurisasi I
Bahan Tambahan
Larutan Asam
Mixing I
Mixing II
Homogenisasi
Sterilisasi UHT
Filling
Pasteurisasi II
Produk Minuman
Susu Asam
Proses produksi berawal dari susu segar yang diperoleh dari GKSI
kemudian dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, salah satunya adalah
alcohol test dan antibiotic test sebelum diterima dan dilakukan proses selanjutnya.
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QC, selanjutnya akan dialirkan ke
dalam Plate Heat Exchanger (PHE) untuk dilakukan proses pasteurisasi. PHE
yang akan digunakan, harus dilakukan pemanasan hingga suhu air mencapai 7090C, kemudian dialirkan ke dalam pipa. Susu segar yang dilewatkan dalam PHE
IV.
IV.1
digunakan biasanya dibawah 100C yaitu 72-75C selama 15-20 detik (Taibong,
2013). Pasteurisasi pada susu segar perlu dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit dan mencegah kerusakan karena mikroorganisme dan enzim. Kondisi
pasteurisasi bertujuan untuk memberikan perlindungan maksimum terhadap
penyakit yang dibawa oleh susu, dengan mengurangi seminimal mungkin
kehilangan zat gizinya dan mempertahankan semaksimal mungkin rupa dan
citarasa susu segar. Susu segar yang ditampung di dalam silo tank kemudian akan
dialirkan ke dalam Plate Heat Exchanger (PHE) untuk dilakukan proses
pasteurisasi.
Plate Heat Exchanger (PHE) merupakan alat pindah panas yang memiliki
plat-plat pipih di dalamnya, yang terdiri atas regeneratif
regeneratif
I, pasteurizer,
II dan chiller. Ada empat bagian dalam alat ini dimana dalam
keempat bagian tersebut memiliki tingkatan suhu yang berbeda. Bagian pertama
adalah PHE regeneratif I dengan kisaran suhu 60-70oC, bagian kedua adalah
pasteurizer dengan suhu 82oC, bagian ketiga adalah PHE regeneratif II dengan
suhu 21oC, dan bagian keempat adalah chiller dengan suhu 4oC. Alat ini berfungsi
sebagai mesin untuk pasteurisasi larutan susu, dengan prinsip kerja berdasarkan
pada pertukaran panas secara konduksi dan konveksi antara produk dengan air
panas atau steam. Plate Heat Exchanger (PHE) yang di PT ISAM terdapat dua
unit dengan kapasitas sebesar 4500-4800 liter/jam.
Proses pasteurisasi susu segar di PT ISAM dilakukan dengan cara
melewatkan susu ke dalam PHE melalui balance tank yang berfungsi untuk
mengatur keseimbangan aliran susu yang masuk. Plate Heat Exchanger (PHE)
yang akan digunakan, harus dilakukan pemanasan hingga suhu air mencapai 7090C, kemudian susu dialirkan kedalam pipa. Susu segar yang dilewatkan ke
dalam PHE akan mengalami 3 tahapan proses, yaitu preheating, pasteurisasi dan
cooling. Suhu susu pada saat preheating akan naik menjadi 70C dan setelah itu
akan dipasteurisasi dengan suhu 70-82C selama 15 detik. Susu segar yang telah
mengalami proses pasteurisasi, selanjutnya akan mengalami proses cooling
hingga suhunya mencapai 4C. Susu yang telah didinginkan kemudian akan
dialirkan ke dalam Storage Tank (ST 01/ST 04) yang dilengkapi dengan pendingin
untuk menjaga suhu susu hingga dilakukan proses selanjunya.
Penggunaan PHE sebagai media pemanasan menunjukan bahwa metode
pasteurisasi yang digunakan di PT ISAM adalah metode Hight Temperature Short
Time (HTST). Menurut Buckle et al. (1987), pasteurisasi dengan menggunakan
metode HTST biasanya digunakan suhu 71,7C dan 75C selama 15-16 detik
dengan menggunakan alat pemanas berbentuk lempengan (plate type heat
exchanger), suatu sistem dimana penggunaan suhu harus dijaga sebaik mungkin.
Sedangkan menurut Eckles et al. (1973), metode HTST biasanya menggunakan
suhu sekitar 160F (71,7C). Berdasarkan literatur di atas, penggunaan suhu pada
pasteurisasi susu segar di PT ISAM terlalu tinggi yaitu sekitar 70-82C, sehingga
suhu pasteurisasi masih bisa diturunkan menjadi 71,7-75C dan dapat dilakukan
pengukuran kecukupan proses pasteurisasi ini dengan menggunakan uji alkaline
phosphatase. Aktifnya enzim fosfatase dianggap sebagai uji yang dapat dipercaya
untuk membuktikan apakah susu telah cukup dimasak dengan panas, karena
enzim ini terdapat dalam susu segar mentah dan diinaktifkan baik oleh prosedur
pasteurisasi holder atau HTST (Buckle et al., 1987).
IV.2
beserta spora-sporanya. Spora bakteri bersifat tahan panas, maka dari itu proses
sterilisasi perlu dilakukan dengan suhu yang cukup tinggi yaitu di atas 121 oC
dengan waktu yang singkat sehingga dapat mematikan spora bakteri. Penggunaan
waktu yang singkat dengan suhu yang tinggi ini untuk mencegah terjadinya
perubahan kualitas pada produk yang tidak diinginkan, karena pada umumnya
proses pemanasan dapat menyebabkan perubahan fisik ataupun kimia pada
produk. Mengingat perambatan panas melalui bahan kemasan dan bahan pangan
memakan waktu maka dalam praktiknya pemanasan dalam autoklaf memakan
waktu lebih lama dari 15 menit.
Proses sterilisasi pada produk Alam Murni Fruity ini dilakukan dengan
menggunakan metode Ultra High Temperature (UHT) yaitu pada suhu 135oC 2
selama 25 detik. Mesin yang digunakan untuk proses sterilisasi susu Alam Murni
Fruity adalah UHT Nanhua. Proses sterilisasi pada produk susu asam (Line
Acidified Bottle) dilakukan secara bertahap setelah melalui proses mixing.
Prosesnya terdiri atas pre-heating, main heating (sterilisasi), dan cooling. Preheating akan menaikan suhu produk hingga 70oC selama 20 detik. Medium
pemanas yang digunakan adalah steam, sehingga terjadi pertukaran panas antara
produk dengan plat yang telah dipanaskan oleh steam. Kemudian pada tahap main
heating, sterilisasi berlangsung dalam Tubular Heat Exchanger (THE) pada suhu
135oC 2 selama 25 detik dengan kecepatan alir 5000 liter/jam. Tubular Heat
Exchanger (THE) yang digunakan memiliki panjang 25 meter dan diameter 3
inch. Prinsip kerja alat ini yaitu berdasarkan pada pertukaran panas secara tubular
yang disebut pipa penukar panas. Susu yang telah melewati pemanasan akan
melewati FDV (Flow Diversion Valve) untuk mengetahui kecukupan suhu yang
ditetapkan pada produk. Apabila suhu terlalu rendah dibanding suhu yang
ditetapkan, maka produk akan dialirkan kembali ke balance tank untuk
dipanaskan kembali. Apabila suhu cukup, produk akan dialirkan menuju proses
selanjutnya. Pada proses cooling, produk didinginkan hingga mencapai suhu 30oC
kemudian dialirkan ke dalam Ultra Clean Tank.
Proses sterilisasi pada UHT Nanhua ini merupakan salah satu Critical
Control Point (CCP) atau titik kritis pada proses produksi Alam Murni Fruity.
Proses ini menjadi titik kritis karena merupakan proses sterilisasi yang dilakukan
sebelum produk memasuki tahapan proses filling. Batas operasional pada proses
sterilisasi ini, yaitu suhu sterilisasi sebesar 135 2oC, holding time sebesar 25
detik, dan aliran produk sebesar 5 m3/jam. Monitoring terhadap titik kritis ini
berupa pengecekan setiap 30 menit sekali yang dilakukan oleh Operator UHT
Nanhua. Batas kritis pada proses sterilisasi ini, yaitu suhu sterilisasi kurang dari
133oC, holding time kurang dari 25 detik, dan aliran produk lebih besar dari 5
m3/jam. Batas-batas kritis tersebut kemudian dicatat di dalam Catatan Sterilisasi
UHT Nanhua. Apabila proses sterilisasi tidak memenuhi batas-batas kritis
tersebut, maka dilakukan tindakan koreksi berupa penolakan/sterilisasi ulang
produk yang telah melalui UHT Nanhua dan Clean in Place (CIP) mesin UHT
Nanhua.
IV.3
bertekanan. Air dingin tersebut berfungsi untuk menurunkan suhu air yang terlalu
panas dengan cara menukar air panas dengan air dingin hingga suhu yang
diinginkan tercapai. Proses ini merupakan proses pindah panas secara konduksi
antara produk dan air panas/air dingin. Panas akan dipindahkan ke medium air
yang saling bersentuhan. Produk Line Acidified Bottle (LAB) dalam kemasan
yang telah dipasteurisasi di Zona 4 dan Zona 5 kemudian melalui proses cooling
di Zona 6 dan Zona 7 hingga suhu produk mencapai 50oC.
Proses pasteurisasi pada pasteurizer ini merupakan salah satu Critical
Control Point (CCP) atau titik kritis pada proses produksi Alam Murni Fruity.
Proses ini menjadi titik kritis karena merupakan proses pemanasan (pasteurisasi)
yang dilakukan setelah produk memasuki tahapan proses filling. Batas operasional
pada proses pasteurisasi ini, yaitu suhu produk pada Zona Pasteurisasi sebesar 8688oC, waktu pasteurisasi sebesar 18-22 menit, suhu Omron Zona Pasteurisasi
sebesar 92-94oC dan spray nozzle yang tidak mampat. Monitoring terhadap titik
kritis ini berupa pengecekan setiap 1 jam sekali yang dilakukan oleh Operator
Pasto Line.
Batas kritis pada proses pasteurisasi ini, yaitu suhu produk pada Zona
Pasteurisasi kurang dari 86oC, waktu pasteurisasi kurang dari 18-22 menit, suhu
Omron Zona Pasteurisasi kurang dari 92oC dan spray nozzle didapati mampat.
Batas-batas kritis tersebut kemudian dicatat di dalam Catatan in Line Control
Pasteurisasi Tunnel. Apabila proses pasteurisasi tidak memenuhi batas-batas kritis
tersebut, maka dilakukan tindakan koreksi berupa penghentian konveyor utama,
penghentian mesin filling dan pengecekan suhu produk di Zone Coldest Point.
Jika suhu produk kurang dari 86oC, maka dilakukan pasteurisasi ulang pada
produk. Jika suhu produk lebih dari 86 oC, maka dilakukan pengujian sifat
organoleptik produk oleh QC.
IV.4
Analisis Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses Termal
Sifat fisik bahan pangan didefinisikan sebagai sifat atau karakteristik yang
Produk akhir Alam Murni Fruity memiliki rasa khas strawberry yang
manis dan sedikit agak asam. Untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap rasa
produk dilakukan pengujian berupa cicip dengan 5 skala kesukaan, yaitu suka = 5,
agak suka = 4, netral = 3, tidak suka = 2 dan sangat tidak suka = 1. Semua sampel
produk yang diamati memiliki nilai 5 untuk uji kesukaan terhadap rasa produk,
yang artinya produk disukai oleh penguji.
Warna merupakan atribut fisik yang dinilai terlebih dahulu dalam
penentuan mutu makanan dan terkadang bisa dijadikan ukuran untuk menentukan
cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologis (Nurhadi dan Nurhasanah,
2010). Semua sampel produk yang diamati memiliki warna dan aroma yang
seragam, yaitu berwarna putih dan beraroma strawberry. Warna putih berasal dari
warna susu yang merupakan bahan utama dalam pembuatan produk Alam Murni
Fruity. Komposisi susu yang digunakan lebih dominan dibanding komposisi
bahan lain yang ditambahkan, sehingga warna yang dimiliki produk adalah putih
yang berasal dari warna susu. Aroma strawberry berasal dari flavor sintetis
dengan rasa strawberry yang ditambahkan pada saat pengolahan. Penambahan
flavor dapat memberikan tiruan aroma dan rasa yang khas dari suatu jenis bahan.
Tabel 3. Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses Termal
No
Expire
Suhu
Sedimentasi
Batch
pH
(g/ml)
.
Date
(oC)
(ml)
1
26/12/2015 FA01A21:53
28
4,20
0,2
1,0486
2
27/12/2015 FA01A18:06
28
4,18
0,1
1,0490
3
28/12/2015 FA01A17:29
28
4,19
0,1
1,0499
4
30/12/2015 FA01A09:00
28
4,20
0,2
1,0519
5
31/12/2015 FA01A03:00
28
4,15
0,1
1,0531
6
26/12/2015 FA02A12:06
28
4,21
0,1
1,0498
7
27/12/2015 FA02A09:03
28
4,19
0,1
1,0489
8
31/12/2015 FA02A14:29
28
4,15
0,1
1,0494
Rata-rata
28
4,18
0,125
1,0501
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu
benda atau ruangan. Suhu akhir rata-rata produk Alam Murni Fruity yaitu 28oC.
Setelah mengalami proses termal, produk akhir Alam Murni Fruity memiliki nilai
pH rata-rata sebesar 4,18. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H +) yang terlarut. Nilai
pH tertinggi terdapat pada sampel produk dengan nomor batch FA02A12:06, yaitu
sebesar 4,21. Sedangkan nilai pH terendah terdapat pada sampel produk dengan
nomor batch FA01A03:00 dan FA02A14:29, yaitu sebesar 4,15. Selisih nilai pH
pada sampel produk yang diuji yaitu sekitar 0,01-0,06.
Produk akhir Alam Murni Fruity memiliki nilai sedimentasi rata-rata
sebesar 0,125 ml. Nilai sedimentasi tertinggi terdapat pada sampel produk dengan
nomor batch FA01A21:53 dan FA01A09:00, yaitu sebesar 0,2 ml. Sedangkan
nilai sedimentasi terendah terdapat pada 6 sampel produk lainnya, yaitu sebesar
0,1 ml. Selisih nilai sedimentasi pada sampel produk yang diuji yaitu rata-rata
sebesar 0,1 ml. Densitas adalah perbandingan massa bahan dengan volumenya
dengan satuan kg/m3 (1 kg/m3 = 10-3 g/cm3 = 10-3 g/ml) (Nurhadi dan Nurhasanah,
2010). Produk akhir Alam Murni Fruity memiliki nilai densitas rata-rata sebesar
1,0501 g/ml. Nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel produk dengan nomor
batch FA01A03:00, yaitu sebesar 1,0531 g/ml. Sedangkan nilai densitas terendah
terdapat pada sampel produk dengan nomor batch FA01A21:53, yaitu sebesar
1,0486 g/ml. Selisih nilai densitas pada sampel produk yang diuji yaitu sekitar
0,0002-0,0045 g/ml. Sifat fisik sampel produk untuk setiap batch stabil dan tidak
ada perbedaan yang signifikan pada sifat organoleptik, suhu, pH, sedimentasi dan
IV.5
penting untuk menentukan apakah suatu disain proses termal sudah cukup untuk
memastikan inaktivasi bakteri atau spora yang tidak diinginkan. Evaluasi dapat
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai sterilitas (Fo) dari proses termal
yang dilakukan. Apabila nilai Fo proses yang diperoleh dari hasil pengukuran
penetrasi panas lebih besar dari nilai F o standar, maka proses termal yang
dilakukan telah mencukupi. Sedangkan apabila nilai F o proses kurang dari Fo
standar, maka proses termal tidak tercapai (under process).
Tahapan proses untuk menentukan nilai Fo dari hasil pengukuran penetrasi
panas terdiri atas menghitung Fo standar, menghitung nilai letal rate (LR),
menghitung nilai Fo proses, dan menarik kesimpulan kecukupan proses panas
dengan membandingkan nilai Fo proses dengan nilai Fo standar. Berikut ini
merupakan kondisi standar yang digunakan dalam proses sterilisasi dan proses
pasteurisasi di PT ISAM:
Tref atau suhu referensi merupakan suhu standar yang digunakan pada
proses termal. Suhu standar yang digunakan untuk proses termal bergantung pada
jenis mikroorganisme target yang ingin dibunuh. Suhu standar yang digunakan
untuk proses sterilisasi dengan mikroorganisme target C. botulinum adalah 250oF
(121,1oC). Suhu standar yang digunakan untuk proses pasteurisasi dengan
mikrorganisme target C. botulinum adalah 250oF (121,1oC), sedangkan suhu
standar untuk proses pasteurisasi dengan mikrorganisme target B. subtilis adalah
248oF (120oC). Artinya, waktu proses untuk menjamin mikroorganisme telah
dibunuh hingga level yang aman terjadi pada suhu konstan 250oF (121,1oC) pada
sterilisasi dan 250oF (121,1oC) serta 248oF (120oC) pada pasteurisasi.
Apabila sejumlah mikroba dipanaskan pada suhu (T) konstan tertentu,
sebagian mikroba akan mengalami kematian. Semakin lama pemanasan, semakin
banyak mikroba yang mengalami kematian, sehingga jumlah mikroba yang
bertahan hidup akan menurun secara logaritmis (Hariyadi, 2006).
Setiap mikroba mempunyai sifat ketahanan panas pada suhu tertentu yang
berbeda-beda. Karakteristik ketahanan panas dinyatakan dengan nilai D dan nilai
Z. Nilai D adalah waktu pemanasan pada suhu konstan tertentu yang akan
menyebabkan pengurangan populasi mikroba dari 10000 menjadi 1000, yang
berarti memusnahkan 90% populasi atau menurunkan jumlah bakteri sebanyak 1
siklus logaritma.
Nilai D suatu mikroba sangat dipengaruhi oleh suhu pemanasan, dimana
semakin tinggi suhu pemanasan, maka nilai D akan semakin kecil dan menurun
secara logaritmik. Konstanta yang menunjukkan pengaruh suhu terhadap
perubahan nilai D dinyatakan dengan nilai Z, yaitu perbedaan suhu pemanasan
yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai D sebesar 1 desimal (1 siklus log).
Sebagai contoh, nilai Z bakteri Clostridium botulinum adalah 10oC, artinya
dengan menaikkan suhu sebesar 10oC maka nilai D bakteri itu akan berkurang
sebesar 90%-nya atau 1 siklus logaritma (Hariyadi, 2006).
Laju penurunan jumlah mikroba oleh panas hingga level yang aman
mengikuti orde 1 atau menurun secara logaritmik. Secara matematis penurunan
jumlah mikroba atau siklus logaritma penurunan mikroba (S) dinyatakan dengan
persamaan berikut:
S=log
No
Nt
dimana Nt adalah jumlah populasi mikroba setelah proses termal t menit dan N o
adalah jumlah populasi mikroba sebelum proses termal (Kusnandar et al., 2006).
Berdasarkan kondisi standar yang digunakan, diketahui bahwa jumlah
siklus logaritmik (S) untuk proses sterilisasi dan proses pasteurisasi secara
berurutan adalah 12 dan 5. Hal ini berarti bahwa telah terjadi pengurangan
sebanyak 12 desimal atau sebesar 12 siklus logaritma pada proses sterilisasi dan
terjadi pengurangan sebanyak 5 desimal atau sebesar 5 siklus logaritma pada
proses pasteurisasi. Karena untuk melakukan pengurangan sebanyak 1 desimal (1
siklus logaritma) diperlukan waktu sebesar D (untuk suhu tertentu), maka proses
untuk menghasilkan log (No/Nt) = 12 dan log (No/Nt) = 5 tersebut sama dengan
12D (12 siklus logaritma) dan 5D (5 siklus logaritma).
Konsep 12D merupakan konsep yang umum digunakan dalam sterilisasi
komersial untuk menginaktifkan mikroorganisme yang berbahaya, yaitu
Clostridium botulinum. Arti 12D di sini adalah bahwa proses termal yang
dilakukan dapat mengurangi mikroba sebesar 12 siklus logaritma atau F=12D.
Berdasarkan kondisi standar yang digunakan, bakteri C. botulinum memiliki nilai
D121,1=0,25 menit, maka nilai sterilisasi (F o) dengan menerapkan konsep 12D
harus ekuivalen dengan pemanasan pada 121,1oC selama 3 menit. Apabila produk
pangan mengandung 103 cfu/ml mikroba awal, maka setelah melewati proses 12D
tersebut, maka peluang mikroba yang tersisa adalah 10 -9 cfu/ml. 12D juga dapat
diartikan bahwa dari sebanyak 1012 produk, hanya 1 produk yang berpeluang
mengandung spora C. botulinum.
FDA menetapkan bahwa untuk mencapai tingkat sterilisasi komersial yang
terjamin, jumlah bakteri dalam produk pangan setelah sterilisasi harus mencapai
10-9 cfu/ml (artinya, peluang kebusukan adalah 1 per 1 milyar kaleng). Dengan
demikian, konsep 12D dapat diterapkan dalam proses sterilisasi apabila jumlah
awal mikroba tidak melebihi 103 cfu/ml (Kusnandar et al., 2006).
Konsep 5D banyak diterapkan untuk produk pangan yang dipasteurisasi,
karena target mikroba yang dibunuh lebih rendah dibanding pada produk yang
disterilisasi komersial. Dalam konsep 5D diterapkan 5 siklus logaritma, yang
artinya telah terjadi pengurangan sebanyak 5 desimal atau pembunuhan mikroba
mencapai 99,999%. Dengan kata lain pemanasan pada suhu dan waktu tertentu
telah menginaktivasi mikroorganisme berbahaya sebanyak 5 desimal atau peluang
T
Z
Batch Sterilisasi Tref (oF) o
(
F)
(oF)
30/06/2015 FA01A
271,4
250
18
03/07/2015 FA01A
271,4
250
18
04/07/2015 FA01A
273,2
250
18
Holding
F = LR*t
time
Rekomendasi
(menit)
(detik)
Proses
15,4486
25
6,437
sterilisasi
mencukupi
Proses
15,4486
25
6,437
sterilisasi
mencukupi
Proses
19,4486
25
8,104
sterilisasi
mencukupi
LR
T T ref
Z
Nilai letal rate pada suhu standar (misal 250 oF untuk proses sterilisasi)
adalah 1. Pada suhu > suhu standar, maka nilai LR>1, sedangkan bila suhu < suhu
standar, maka nilai LR<1 (Kusnandar et al., 2006).
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 30 Juni 2015 adalah :
LR=10
T T ref
Z
=10
271,4250
16
=15 , 4486
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 03 Juli 2015 adalah :
LR=10
T T ref
Z
=10
271,4250
16
=15,4486
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 04 Juli 2015 adalah :
LR=10
T T ref
Z
=10
273,2250
16
=19 , 4486
Untuk menghitung waktu proses atau nilai Fo proses pada suhu lain, maka
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Fo proses=LRHolding Time
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 30 Juni 2015 adalah :
Fo proses=
15,448625
=6,437 menit
60
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 03 Juli 2015 adalah :
Fo proses=
15,448625
=6,437 menit
60
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
produksi 04 Juli 2015 adalah :
Fo proses=
19,448625
=8,104 menit
60
T T ref
Z
=10
197,6250
50
=0,08954
T T ref
Z
=10
200,601250
50
=0,10 28
T T ref
Z
=10
200,601250
50
=0,1028
T T ref
Z
=10
197,62 48
68
=0,18148
T T ref
Z
=10
200,6012 48
68
=0 , 20089
LR=10
T T ref
Z
=10
200,601248
68
=0,20089
V.
KESIMPULAN
Pasteurisasi susu segar menggunakan metode HTST dan terjadi pada Plate
Heat Exchanger (PHE) yang berkapasitas 4500-4800 liter/jam dengan
prinsip pindah panas konduksi dan konveksi antara produk dan air
panas/steam.
Sterilisasi produk menggunakan metode UHT dan terjadi pada UHT
Nanhua yang berkapasitas 5000 liter/jam dengan prinsip pindah panas
Proses sterilisasi pada ketiga sampel produk telah mencukupi dan dapat
at