Disusun Oleh:
AYU RAMADHANNI KUMALA DEWI 201710220311072
Oleh:
Ayu Ramadhanni Kumala Dewi
201710220311072
Malang, ………………………………………………………….
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Peternakan,
Universitas Muhammadiyah Malang
1
Ayu Ramadhanni Kumala Dewi, 201710220311072. PENGENDALIAN
MUTU PRODUK DAN PROSES PEMBUATAN SUSU BUBUK
“DANCOW” FULL CREAM. Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Warkoyo, MP.
Pembimbing Lapang: Febrian Imansyah
RINGKASAN
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi diperoleh dari
hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen
penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta
enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai
probiotik. Susu sapi segar dapat diolah menjadi berbagai produk yang cukup
digemari serta memiliki daya simpan produk yang relatif pendek. Maka dari itu
perlu adanya perlakuan atau pengolahan yang dilakukan agar dapat menambah
umur simpan susu tersebut. Salah satu produk hasil teknologi pengolahan susu
ialah susu bubuk. Pengolahan susu cair menjadi susu bubuk juga tak luput dari
ilmu-ilmu dan teknologi yang terkait. Selain dilakukan proses pengolahan,
pengendalian mutu produk dan prosesnya juga harus diperhatikan agar dapat
memenuhi standarisasi yang berlaku di masyarakat. Pengendalian mutu produk
dan proses yang ada di PT. Nestle Indonesia pabrik Kejayan ini meliputi
pengendalian mutu sensori, kimiawi dan mikrobiologi.
Cara mengendalikan mutu produk dan proses yang diajarkan di bangku
perkuliahan umumnya hanya berskala laboratorium saja. Atas pertimbangan
tersebut, pada kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilakukan kegiatan yang dapat
menjadi perbandingan dalam hal skala maupun teknologi yang digunakan di
kampus dan industri. Tugas tersebut antara lain adalah pengamatan, wawancara,
dan partisipasi langsung dalam project yang diberikan seperti penyelesaian
standardized work.
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahamat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang di PT. Nestle Indonesia – Kejayan
Factory. Laporan ini disusun sebagai hasil praktek kerja lapang yang telah penulis
laksanakan selama dua bulan pada tanggal 13 Januari 2020 - 6 Maret 2020 di PT.
Nestle Indonesia – Kejayan Factory.
Laporan ini berisi uraian keberadaan pabrik dan uraian proses produksi susu
bubuk “Dancow” Full Cream berdasarkan hasil pengamatan, studi pustaka dan
pengumpulan data yang kami peroleh dari PT. Nestle Indonesia – Kejayan
Factory. Penulis tentunya tidak bekerja sendiri selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M, M.Si selaku pejabat fakultas (wakil dekan 1)
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang.
2. Moch. Wachid S.TP, M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknologi Pangan
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Budi Utomo selaku Factory Manager yang telah memberikan
izin untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama dua bulan.
4. Bapak Bahrul Ulum selaku Head of Department Human Resource yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di PT. Nestle Indonesia.
5. Bapak M. Waskito Budi S. selaku Head of Department Milk Powder
Plant yang telah memberikan izin untuk melaksanakan praktek kerja di
departemen yang dikepalai oleh beliau serta ilmu-ilmu yang bermanfaat
selama kegiatan ini.
6. Dr. Ir. Warkoyo, MP selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang,
yang telah memberikan arahan untuk penyelesaian laporan ini.
7. Bapak Febrian Imansyah selaku Pembimbing Lapang dan Bapak Ade
Aly Azhar selaku perwakilan HR dalam bidang Internship yang telah
memberikan bantuan, arahan dan bimbingannya selama pelaksnaaan
praktek kerja lapang.
3
8. Seluruh karyawan PT. Nestle Indonesia – Kejayan Factory yang telah
memberikan pengetahuan berharga selama pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) selama dua bulan.
9. Teman-teman, serta pihak lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu atas semua bantuan dan semangat tiada henti selama pengerjaan
laporan PKL ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dicatat sebagai amalan baik oleh Allah SWT. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini baik
dalam teknik penyajian materi maupun pembahasan. Demi kesempurnaan laporan
PKL ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan PKL ini bermanfaat dan dapat diterima oleh semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................1
RINGKASAN..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................5
DAFTAR TABEL....................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................10
2.1 Susu..............................................................................................................13
5
3.2.1 Data Primer............................................................................................23
4.3 Strategi Bisnis - Roadmap Nestlé menuju Good Food, Good Life..............28
6
5.2.2.2 Pengendalian Mutu Manufacturing................................................49
6.1 Kesimpulan...................................................................................................52
6.2 Saran.............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
LAMPIRAN...........................................................................................................55
7
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR GAMBAR
9
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib pada
kurikulum program S1 ilmu dan teknologi pangan di Universitas Muhammadiyah
Malang. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan PKL sebagai syarat untuk meraih
gelar sarjana teknologi pertanian. Pelaksanaan PKL dilakukan pada perusahaan
food and beverage untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang
didapat selama mengikuti perkuliahan. Teori yang diberikan di bangku kuliah
terkadang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, hal tersebut merupakan
kenyataan yang wajar jika terjadi. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk
mengenalkan mahasiswa tentang praktek yang sesungguhnya di lingkungan
perusahaan. Praktek Perusahaan sendiri bertujuan agar mahasiswa termotivasi.
Hal tersebut dapat menunjang mahasiswa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan
praktek lapang. Selain itu juga momentum penting untuk mendalami dan
mensinkronkan ilmu teori yang telah didapatkan dari perkuliahan, sehingga
diharapkan mahasiswa dapat memiliki keterampilan dan mempraktekkan teori
yang didapat.
Kebutuhan pangan meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang berkualitas baik
dan terjamin kualitas dan kuantitasnya, maka perlu mengoptimalkan penggunaan
sumber bahan pangan yang beraneka ragam. Keanekaragaman bahan pangan
memiliki kandungan gizi yang beragam pada tiap kelompoknya, salah satunya
yaitu kelompok bahan pangan susu dan olahannya. Susu segar rentan terjadi
penurunan kualitas pasca diperas, maka perlu dilakukan beberapa teknologi
pengolahan untuk memperpanjang umur simpan dari susu segar.
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi diperoleh dari
hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen
penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta
enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai
10
probiotik. Komposisis susu sapi sangat beragam tergantung pada faktor antara lain
bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi.
Angka rata-rata komposisi untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah 87,1%
kadar air, 3,9% lemak, 3,4% protein, 4,8% laktosa, 0,72% abu dan beberapa
vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K (Adjedar, 2016).
Susu sapi segar dapat diolah menjadi berbagai produk yang cukup
digemari serta memiliki daya simpan produk yang relatif pendek. Produk-produk
olahan berbasis susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan susu adalah
susu homogenisasi, susu skim dan krim, mentega, susu kental manis, yoghurt,
kefir, susu pasteurisasi atau sterilisasi, keju, es krim, tahu susu dan kerupuk
susu. .
Selain itu, proses pengolahan susu lainnya ialah dengan menjadikannya
susu bubuk. Pengolahan susu cair menjadi susu bubuk juga tak luput dari ilmu-
ilmu dan teknologi yang terkait. Selain dilakukan proses pengolahan,
pengendalian mutu produk dan prosesnya juga harus diperhatikan agar dapat
memenuhi standarisasi yang berlaku di masyarakat. Cara mengendalikan mutu
produk dan proses yang diajarkan di bangku perkuliahan umumnya hanya
berskala laboratorium saja. Atas pertimbangan tersebut, Praktek Kerja Lapang ini
dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran tentang praktek nyata dari teori di
bangku perkuliahan dengan keadaan di industri pangan yang sesungguhnya.
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan praktek kerja lapang ini
yaitu:
1. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di bangku
perkuliahan pada lembaga pengolahan pangan.
2. Memperkuat pemahaman tentang pengendalian produk dan proses
pengolahan susu cair menjadi susu bubuk melalui praktek kerja lapang
yang dilaksanakan di PT. Nestle Indonesia – Kejayan Factory.
11
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari Praktek Kerja Lapang di PT. Nestle
Indonesia – Kejayan Factory yaitu untuk belajar dan memahami pengendalian
mutu produk dan proses pembuatan susu bubuk “Dancow” Full Cream, serta
dapat mengasah kemampuan bekerja secara tim dan sesuai target yang ingin
dicapai.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Susu segar adalah produk dari kelenjar susu yang diperoleh dengan proses
pemerahan. Air susu merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi. Zat yang
dikandung susu mempunyai komposisi yang sangat baik, sehingga air susu sangat
baik untuk dikonsumsi.
Zat yang terdapat dalam susu sapi tidaklah seragam, tergantung kondisi
sapi yang bersangkutan. Secara umum, susu sapi murni normalnya mempunyai
komposisi yang tercantum pada tabel 1:
Dari data di atas, air merupakan komponen terbesar penyusun susu segar.
Besar kecilnya kandungan lemak menentukan kualitas susu segar tersebut. Lemak
susu berbentuk glubola-glubola emulsi antara minyak dan air. Diperkirakan setiap
tetes susu mengandung seratus juta glubola minyak. Lemak tersusun dari
trigliserida yang merupakan gabungan dari gliserol dan asam organic. Lemak susu
terdiri dari asam butirat, caproat, capriat, laurat, myristat, palmitat, stearat, dan
oleat.
13
Gula susu (lactosa) tersusun dari glukosa dan galaktosa. Pada pemanasan
pada suhu tinggi laktosa bereaksi dengan protein yang disebut reaksi karamelisasi
dan menimbulkan warna coklat (gosong).
Abu yang berupa serbuk putih terbentuk sebagai hasil pembakaran susu.
Kandungan abu yang terbanyak adalah K, Na, Ca Mg, Cl, P dan S. sisanya
merupakan senyawa-senyawa logam dalam jumlah kecil.
Air susu sangat baik sebagai media pertumbuhan pathogen maupun non
pathogen. Oleh karena itu susu tidak tahan lama apabila disimpan karena akan
cepat menjadi asam dan membusuk. Susu yang terserang bakteri membahayakan
bagi kesehatan sehingga perlu diadakan pengawasan terhadap air susu, kebersihan
kandang, kesehatan makanan sapi, dan kebersihan pemerahnya.
Susu segar selain dapat dikonsumsi secara langsung, dapat juga diolah
menjadi produk lain. Dengan separator susu dapat dipisahkan menjadi cream yang
sebagian besar berupa lemak dan skim milk yang banyak mengandung protein.
Cream yang dibuat dapat dibuat menjadi mentega (butter) dan butter milk. Selain
itu susu dapat diolah menjadi keju, yogurt, dan whey.
Secara alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi
atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai
14
bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi komponennya atau
ditambah bahan lain. Komponen-komponen susu yang terpenting adalah protein
dan lemak. Terdapat perbedaan komposisi susu dari susu sapi dan susu kambing
yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Lima puluh macam asam lemak yang berbeda juga telah ditemukan dalam
lemak susu. Asam lemak tersebut 60-75% bersifat jenuh, 25-30% tak jenuh, dan
sekitar 4% merupakan asam lemak polyunsaturated. Asam lemak jenuh yang
terdapat paling banyak adalah miristat (C14), palmitat (C16), dan stearat (C18).
Asam lemak tidak jenuh yang utama adalah oleat (C18:1), linoleat (C18:2), dan
linolenat (C18-polyunsaturated) (Astuti, dalam Susilorini, 2006). Asam lemak
15
susu yang cukup penting untuk tubuh, antara lain asam butirat, asam linoleat
terkonjugasi (ALT), dan fosfolipid. Asam butirat berfungsi meningkatkan daya
cerna tubuh. Asam butirat juga mampu mencegah bibit kanker usus besar karena
membantu pertumbuhan bakteri baik pada tubuh. Sedangkan ALT dan fosofolipid
mampu menurunkan resiko kanker, hipertensi, diabetes, dan mampu merangsang
otak. Dua asam lemak tersebut juga mampu mengontrol lemak dan perkembangan
berat badan karena jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh akan tersaring oleh
ALT (Winarno, 2007).
Protein yang ada dalam susu sebagian besar adalah kasein (76%) dan
protein whey (18%) (Susilorini, 2006). Kasein terdiri dari campuran tiga
komponen protein, yaitu protein alpha (40-60%), kasein beta (20-30%), dan
kasein gamma (3-7%). Sesudah kasein dipisahkan dari air susu, sisanya yang
merupakan larutan dinamakan whey. Kira-kira 0,5-0,7% dari bahan protein yang
dapat larut dan tertinggal dalam whey yaitu protein laktoglobulin dan laktalbumin
(Astuti, dalam Susilorini, 2006). Laktosa adalah karbohidrat atau gula susu yang
hanya ditemukan di dalam susu dan hanya dibentuk oleh mamalia. Kandungan
laktosa dalam susu bervariasi tergantung spesiesnya. Kandungan laktosa pada
susu sapi sekitar 5%. Laktosa mudah larut dengan tingkat kemanisan 1/6-1/2 kali
glukosa, dimana jika susu dipanaskan maka laktosa akan membentuk laktulosa
yang mudah larut dan mempunyai rasa agak manis (Susilorini, 2006).
a. Lemak Susu
Lemak ada sebagai emulsi minyak dalam air. Bagian lemak tersebut dapat
terpisah dengan mudah karena berat jenisnya yang kecil.
16
b. Laktosa
c. Protein Susu
Menurut Jenness dan Patton (), susu segar pada umumnya mempunyai pH
antara 6,7-6,7. nilai pH yang lebih besar dari 6,7 biasanya menunjukkan
adanya gangguan pada puting susu (mastitis), sebaliknya pH dibawah 6,5
menunjukkan susu kolostrum atau terjadinya kerusakan susu akibat aktivitas
bakteri.
Daya reduksi dari susu disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim tertentu dan
juga adanya aktivitas bakteri. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ada
hubungan antara jumlah bakteri dalam susu dan kecepatan daya reduksi susu.
Daya reduksi susu dapat diuji dengan menggunakan larutan biru metal atau
rezaurin.
17
2.4 Sifat-sifat Fisis Susu Segar
Dua faktor yang mempengaruhi sifat-sifat fisis susu segar, yaitu komposisi
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen yang
dikandungnya, yang disebabkan karena kerusakan maupun karena akibat proses
pengolahan
Menurut Buda dkk., warna putih dari susu segar disebabkan oleh warna
dari kasein. Warna dari kasein yang murni adalah putih seperti salju. Di dalam
susu, kasein merupakan dispersi koloid, sehingga tidak tembus cahaya. Warna
susu yang agak kekuning-kuningan disebabkan oleh warna lemak yang
terdapat dalam susu. Warna lemak dipengaruhi oleh zat-zat yang terlarut di
dalamnya, seperti karoten yang menyebabkan warna lemak menjadi
kekuningan.
Susu mempunyai rasa yang agak manis, karena susu mengandung gula
susu dalam bentuk laktosa sekitar 4,8%. Laktosa merupakan disakarida yang
mempunyai derajad kemanisan relative sebesar 16% bila dibandingkan dengan
sukrosa yang mempunyan derajad kemanisan sebesar 100%.
Berat jenis susu segar dipengaruhi oleh kadar lemak, protein, laktosa, dan
mineral-mineral yang terlarut dalam susu tersebut. Umumnya dalam suatu
18
larutan, makin besar atau makin banyak senyawa-senyawa yang terlarut di
dalamnya, maka makin besar pula berat jenisnya.
Perbedaan titik beku air murni dan susu hanya sekitar 0,5 °C, oleh karena
itu penentuan titik beku susu harus benar-benar akurat bila ingin mengetahui
adanya pengenceran susu dengan air.
Titik didih susu segar sangat berkaitan dengan berat jenisnya. Semakin
tinggi berat jenis susu, maka semakin tinggi pula titik didihnya. Titik didih
susu lebih tinggi daripada titik didih air. Titik didih air murni 100 °C pada
permukaan laut, sedangkan titik didih susu segar adalah sedikit lebih tinggi
daripada titik didih air murni, yaitu 100,17°C.
Susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan semua kandungan airnya.
Meskipun demikian susu bubuk masih mengandung air dalam jumlah yang sangat
sedikit, yaitu kurang dari 5%.
Dry whole milk (full cream milk powder), merupakan produk yang
diperoleh dengan cara menguapkan air dari susu segar. Susu ini
mengandung paling sedikit 26% lemak susu dan tidak lebih dari 5% air.
Dry skim milk atau non fat dry milk solid, diproduksi dengan cara
menghilangkan air dan lemak susu. Kadar air tidak lebih dari 5% dan
kadar lemak tidak lebih dari 1,5%.
19
Dry butter milk, diperoleh dari butter milk yang diuapkan airnya
merupakan produk susu sampingan pada pembuatan butter. Bila susu atau
cream dipertahankan dalam suhu tertentu dan diaduk terus-menerus, butir-
butir lemak akan menggumpal dan akan membentuk granula butter.
Sebagian kecil dari milk solid dan air akan terikut lemak yang
menggumpal, sedangkan sebagian besar terpisah dari lemak dan
merupakan hasil samping yang disebut butter milk.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi susu bubuk antara lain adalah daya
kelarutan yang baik dan tidak terdapatnya bau asing (off-flavour). Daya larut susu
bubuk dipengaruhi oleh kandungan proteinnya. Kandungan protein susu bubuk
sangat dipengaruhi oleh sifat pemanasan dan pengeringan yang dilakukan. Protein
susu yang berupa casein dan albumin sangat rentan terhadap pemanasan pada
suhu tinggi. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan protein.
1. Kerusakan Lemak
a. Hydrolitic rancidity, rusaknya lemak yang dikatalis oleh enzim lipase
dan dipercepat oleh air. Rancidity lebih jarang terjadi pada susu bubuk
20
dengan proses pengeringan roll karena pada suhu tinggi di roll dryer
telah menghancurkan aktivitas enzim lipase
b. Oxidized flavour, kerusakan lemak akibat reaksi oksidasi dengan udara
luar sehingga membentuk peroksida dan aldehid, sehingga
menimbulkan bau yang tidak enak (tengik). Kerusakan ini dapat
dicegah dengan cara mengemas susu bubuk dalam suasana vakum atau
dengan inert gas yaitu N2 untuk menghilangkan O2 yang ada.
2. Kerusakan Senyawa Bukan Lemak
a. Kerusakan protein yang menimbulkan bau yang tidak sedap karena
kadar air dan suhu penyimpanan terlalu tinggi.
b. Terjadinya karamelisasi laktosa, reaksi antara gula dan protein atau
pecahnya gula menjadi furfuraldehid dan bereaksi dengan gas
nitrogen. Hal ini mengakibatkan pencoklatan (browning).
21
bersuhu antara 65-177°C tergantung pada jenis produk yang dibuat. Evaporator
adalah alat yang digunakan untuk menguapkan kandungan air sampai mencapai
45-50% dengan tujuan untuk meningkatkan total padatan.
Susu bubuk kering pada proses semprot juga dibuat dari sebagian susu
kental. Susu ini disemprotkan atau dikabutkan dengan nozzle dalam suatu
hembusan udara kering panas yang secara paksa membawa butir-butir susu yang
sangat kecil melewati ruangan pengeringan ketika terjadi penghilangan air dengan
penguapan. Hal ini mengurangi ukuran butir-butir susu yang sangat kecil sampai
menjadi butir-butir bubuk susu yang lebih halus. Powder susu kering dikeluarkan
dari ruang dengan hembusan udara dan diperoleh kembali dengan cara separator
siklon atau dengan menangkapnya ke dalam kantong-kantong kain atau filter.
Suhu yang digunakan untuk penguapan adalah 583° C -650 ° C.
22
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah dengan cara magang kerja
dan pengamatan langsung, yaitu dengan mengikuti kegiatan terutama di pabrik
serta wawancara terhadap karyawan hingga atasan ataupun penanggung jawab
masing-masing wilayah kerja pada pabrik tersebut. Dalam pelaksanaannya, untuk
memperkuat hasil dan data yang disusun, maka dilakukan pendekatan melalui
beberapa cara pengumpulan data, yaitu:
Menurut Oktaviani (2015), data primer yaitu data yang diperoleh peneliti
secara langsung dengan maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang
sedang ditanganinya. Data primer ini merupakan data yang sifatnya terbaharukan
yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Data tersebut diperoleh dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari.
Data primer yang digunakan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT.
Nestle Indonesia - Kejayan Factory mengenai sanitasi pekerja, proses,
penanganan produk dan proses, standardized work, dan lingkungan pada proses
pengolahan susu “Dancow” Full cream adalah sebagai berikut:
a. Observasi
23
dan Achmadi, 2007). Observasi yang dilakukan yaitu pengamatan langsung
keseluruhan proses produksi, sanitasi dan higine di perusahaan.
b. Wawancara
c. Partisipasi Langsung
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan lebih dulu dan dilaporkan
oleh orang diluar dari penyidik sendiri, meskipun data yang dikumpulkan itu
adalah data yang asli (Sugiarto dan Siagan, 2000). Data sekunder dalam Praktik
Kerja Lapang ini diperoleh dari instansi terkait, jurnal buku-buku, laporan Praktik
Kerja Lapang (PKL), skripsi maupun referensi dan literatur lainnya yang dapat
menunjang kegiatan ini.
24
BAB IV
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM MITRA PKL
25
Nestlé menyatakan Creating Shared Value sebagai pendekatan
dalam melakukan bisnis, di mana setiap kegiatan yang ditujukan
2006 untuk menciptakan manfaat bagi pemegang saham juga harus
menciptakan manfaat bagi masyarakat, terutama di sekitar tempat
perusahaan beroperasi.
Nestlé S.A mengakuisisi Wyeth Nutrition. Di Indonesia, PT Wyeth
2012
Nutrition Indonesia menjadi bagian grup Nestlé Indonesia.
Pabrik Karawang di Jawa Barat didirikan guna memenuhi kebutuhan
2014
akan produk susu bubuk, bubur bayi, dan minuman coklat malt.
Nestlé Indonesia membuka Nestlé Indonesia Gallery yang berlokasi
di pabrik terbarunya di Karawang, Jawa Barat untuk menyediakan
2015 akses informasi bagi para pemangku kepentingan tentang Nestlé dan
perjalanannya untuk menjadi perusahaan Gizi, Kesehatan dan
Keafiatan terdepan.
Pabrik Cikupa di akuisisi oleh PT. Savoria Kreasi Rasa sebagai
2018
bagian dari kebijakan bisnis yang di ambil oleh PT. Nestlé Indonesia
4.2 Visi dan Misi Nestlé
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Kini, bersama sekitar
3.400 karyawan, Nestlé Indonesia mengoperasikan tiga pabrik yang mengolah
sekitar 500.000 liter susu segar setiap hari dari 27.000 peternak sapi perah di Jawa
Timur dan biji kopi dari sekitar 20.000 petani kopi di Lampung. Melalui keeempat
sentra distribusi dan ratusan distributor yang hadir di setiap provinsi, Nestlé
memastikan ketersediaan produk Nestlé bagi para konsumen di seluruh Indonesia.
26
(wellness) dan bermuara pada kehidupan yang sejahtera dan berkualitas
(wellbeing).
Hal ini sejalan dengan Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan
masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang
berkualitas, bergizi dan lezat rasanya. Selain itu Nestlé juga memfokuskan diri
untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi para konsumen,
antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk Nestlé. Dalam
menjalankan bisnisnya, Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab
kepada masyarakat dan menciptakan manfaat.
4.3 Strategi Bisnis - Roadmap Nestlé menuju Good Food, Good Life
27
Nestlé percaya bahwa kepemimpinan bukan hanya soal besar kecilnya
perusahaan, tapi juga soal perilaku. Nestlé paham bahwa kepercayaan hanya dapat
diperoleh dengan konsisten memenuhi janji-janji dalam jangka panjang. Misi dan
perilaku ini terangkum dalam moto sederhana, "Good Food, Good Life", yang
mencerminkan keinginan perusahaan Nestlé.
Keunggulan kompetitif
Portofolio
produk dan merek
yang tak tertandingi
Kemampuan
Riset dan Keunggulan kompetitif yang sejati dihasilkan oleh
geografis yang tak dan jiwa usaha, antara karyawan yang hebat dan nilai-
Karyawan,
budaya, nilai dan
sikap
Pendorong pertumbuhan
Gizi, Kesehatan Keempat area ini memberikan prospek yang baik bagi
dan Keafiatan pertumbuhan. Kesemuanya dapat diterapkan di seluruh
28
Pasar yang kategori dan di seluruh dunia.
berkembang
Kepemimpinan Semua yang Nestlé lakukan didorong oleh agenda Gizi,
29
melakukannya dengan cara yang menjamin pertumbuhan laba tahun demi tahun
dan timbal balik yang tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat pada
umumnya dalam jangka panjang.
Sejak pertama kali Henri Nestlé berhasil meramu bubur bayi "Farine
Lactée" guna membantu seorang ibu yang ingin menyelamatkan bayinya yang
sedang sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu, Nestlé telah membangun
bisnisnya pada keyakinan bahwa untuk memiliki keberhasilan jangka panjang
bagi pemegang saham, perusahaan tidak hanya harus mematuhi semua
persyaratan hukum yang berlaku dan memastikan bahwa semua kegiatannya
berkelanjutan, namun juga harus menciptakan nilai yang signifikan bagi
masyarakat.
30
1. Gizi, Kesehatan dan Keafiatan. Tujuan utama Nestlé adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan para konsumen setiap hari, di manapun
mereka berada dengan menawarkan pilihan produk makanan dan minuman
yang lezat dan sehat, serta mendorong gaya hidup sehat. Nestlé
mengungkapkan hal ini melalui motonya ‘Good Food, Good Life’.
2. Jaminan Mutu dan Keamanan Produk. Di mana saja di seluruh dunia,
nama Nestlé menjanjikan produk yang aman dan berkualitas tinggi kepada
konsumen.
3. Komunikasi kepada Konsumen. Nestlé berkomitmen terhadap komunikasi
kepada konsumen yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, yang
memberdayakan konsumen untuk menggunakan hak mereka atas pilihan
yang bersandarkan pada informasi yang benar, dan mempromosikan pola
makan yang lebih sehat. Nestlé juga menghargai privasi konsumen.
4. Hak Asasi Manusia dan Kegiatan Usaha Nestlé. Nestlé mendukung penuh
prinsip-prinsip United Nations Global Compact tentang hak asasi manusia
dan ketenagakerjaan dan bertujuan untuk memberikan contoh-contoh
mengenai hak asasi manusia dan praktik ketenagakerjaan di seluruh
kegiatan bisnis Nestlé.
5. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Pribadi. Keberhasilan Nestlé tercipta
berkat dukungan para karyawan. Nestlé memperlakukan para karyawan
dengan rasa hormat dan bermartabat dan mengharapkan setiap karyawan
mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Nestlé mempekerjakan tenaga
kerja yang kompeten dan mempunyai motivasi, serta menghargai nilai-
nilai Nestlé. Nestlé memberikan kesempatan yang sama untuk
pengembangan dan kemajuan mereka, melindungi privasi mereka dan
tidak menoleransi segala bentuk pelecehan dan diskriminasi.
6. Keamanan dan Kesehatan Kerja. Nestlé berkomitmen untuk mencegah
kecelakaan, cedera dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, dan
Nestlé melindungi para karyawan, mitra usaha dan pihak-pihak lain yang
terlibat di sepanjang mata rantai usahanya.
7. Pemasok dan Hubungan dengan Pelanggan. Nestlé mensyaratkan kepada
para pemasok, agen, subkontraktor dan karyawan mereka untuk bersikap
31
jujur, adil dan berintegritas, serta mematuhi standar yang tidak dapat
ditawar. Nestlé memiliki komitmen yang sama kepada para pelanggannya.
8. Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Nestlé berkontribusi dalam
perbaikan di bidang produksi pertanian, status sosial ekonomi para petani,
masyarakat pedesaan dan dalam sistem produksi agar lebih berwawasan
lingkungan.
9. Lingkungan dan Keberlanjutan. Nestlé berkomitmen pada praktik bisnis
yang berwawasan lingkungan. Pada semua tahap masa pakai produk,
Nestlé berupaya untuk menggunakan sumber daya alam secara efisien,
lebih memilih menggunakan sumber daya yang terbarukan yang dikelola
secara berkelanjutan dan menetapkan sasaran limbah nol.
10. Air. Nestlé berkomitmen pada penggunaan air secara berkelanjutan dan
perbaikan pengelolaan air. Nestlé menyadari bahwa dunia menghadapi
tantangan ketersediaan dan kebutuhan air yang semakin besar dan bahwa
pengelolaan sumber-sumber daya dunia yang bertanggung jawab oleh
semua pengguna air merupakan suatu kebutuhan mutlak.
32
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN PKL
33
5.1.1 Alur Proses Pengolahan Susu
Fresh Milk Reception (FMR) adalah stasiun penerimaan susu segar yang
dimiliki oleh PT. Nestle Indonesia. Mayoritas susu diperoleh dari koperasi-
koperasi susu di Jawa Timur dan beberapa koperasi susu di Jawa Tengah. Fresh
Milk Reception pabrik Kejayan beroperasi selama 7 hari 24 jam yang berarti dapat
menerima susu setiap hari dan setiap waktu. PT. Nestle Indonesia tidak memiliki
peternakan susu sendiri sebab besarnya dedikasi perusahaan untuk masyarakat
Indonesia khususnya.
Alur proses penerimaan susu yang ada di PT. Nestle Indonesia pabrik
Kejayan ini adalah sebagai berikut, supir mengemudikan truk yang membawa
tangki berisi susu untuk melewati jembatan timbang yang berada di front area
penerimaan, selanjutnya supir truk mendaftar pada security yang ada di pos depan
untuk mendapatkan gelang sampel berisi nomor urutan dan barcode. Truk yang
telah ditimbang dibawa menuju stasiun penerimaan yang sesuai dengan nomor
pada dashboard truk untuk dilakukan sampling. Sebelum sampling dilaksanakan,
supir terlebih dahulu menyerahkan gelang sampel dan barcode kepada operator
yang bertugas. Gelang sampel digunakan untuk memberi tanda pada erlenmeyer
dan barcode di scan untuk di input ke SAP. Selanjutnya operator yang telah
menggunakan alat pelindung diri (APD) menaiki jembatan untuk mengaduk susu
yang masih berada di dalam tangki sebelum diambil untuk sampling. Setelah
diaduk, susu diukur suhunya menggunakan termometer yang telah disediakan.
Batas suhu susu yang dapat diterima adalah di bawah 10°C, lebih dari itu maka
susu harus di tolak. Hal ini berkaitan dengan kualitas susu yang ada dalam tangki,
suhu yang tinggi akan menyebabkan kerusakan kandungan kimia dalam susu dan
dapat membuat bakteri cepat berkembang biak di dalamnya. Susu diambil
sebanyak 500 mL lalu diletakkan dalam erlenmeyer yang telah diberi gelang
sampel sampel ini digunakan untuk menguji beberapa karakteristik susu sebelum
susu diterima dan diolah oleh pabrik.
34
5.1.1.1.2 Uji Karakteristik
Setelah susu yang ada dalam tangki sudah habis, segera dilakukan flushing
dan CIP pada truk. CIP (Cleaning in Place) adalah pembersihan alat atau mesin
yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan larutan-larutan kimia yang
sesuai. Syarat larutan yang digunakan untuk CIP adalah halal, biodegradable, dan
tidak mengandung bahan-bahan yang tidak diperkenankan. Larutan kimia yang
digunakan untuk membersihkan tangki truk haruslah bersifat basa seperti NaOH.
35
Pasteurisasi adalah proses pemanasan pada produk yang berupa cairan
dengan metode HTST (High Temperature Short Time) proses ini dilakukan guna
mengurangi jumlah mikroorganisme pada susu dan memperpanjang umur
simpannya tanpa merusak kandungan kimia dalam susu tersebut. Proses
Termization dilakukan menggunakan alat dengan merk “Tetra Pak” berkapasitas
22.000L/Jam. Susu-susu yang tersimpan pada silo raw milk kemudian dialirkan
menuju alat pasteurisasi kontinyu tersebut lalu selanjutnya ditransfer kedalam silo
termized dimana semua susu dalam silo tersebut sudah di pasteurisasi dan bersifat
lebih steril dari raw milk
36
Wet tipping adalah pencampuran bahan yaitu MSK, laktosa, dan CaCo3
dengan susu yang telah dipasteurisasi. Proses ini dilakukan pada breedo mixer
yang mana alat ini berfungsi untuk menghomogenisasi susu pasteurisasi dengan
raw material tersebut guna memenuhi standar kandungan gizi yang dikandung
setiap mL susu. Lalu selanjutnya susu yang telah dicampur dengan raw material
tersebut distabilkan dalam balance tank sebelum kemudian dialirkan ke area
Egron adalah plant dalam pabrik yang berfungsi sebagai tempat untuk
memproduksi produk powdery pada pabrik tersebut. di PT. Nestle Indonesia
pabrik Kejayan ini dibagi menjadi 4 Egron: Egron 1-2 memproduksi susu bubuk
instan dan milk powder base untuk Grow Up Milk merk “Dancow” dan egron 3-4
digunakan untuk memproduksi susu Grow Up Milk (GUM).
37
5.1.1.2.1 Evaporation Process
76 kg uap air
24 kg susu, TS
100 kg susu, TS
Evaporator 50%, 12 kg
12%, 12 kg
padatan, 12 kg air
padatan, 88 kg air
38
tidak dapat diuapkan pada effect pertama akan diuapkan pada effect kedua oleh
steam dari effect pertama, begitu seterusnya. Susu segar yang akan diuapkan akan
masuk ke dalam effect evaporator dengan membentuk aliran lapisan tipis berupa
film dan disebelah luar dari cairan tersebut akan dilewatkan panas atau steam
sedangkan uap air hasil penguapan dikeluarkan. Berikut ini aliran susu segar yang
melewati effect evaporator: Keuntungan multieffect adalah energi yang digunakan
rendah karena air yang diupkan pada effect pertama akan digunakan sebagai
energi pada effect kedua. Evaporator PT. Nestle Indonesia menggunakan metode
vakum. Hal ini memungkinkan untuk menguapkan air pada temperatur rendah
sehingga kandungan material susu seperti lemak, protein, vitamin tidak rusak
Susu Segar
Kondensat
Steam
Gambar 6.
Aliran Susu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan model evaporator
multieffect antara lain:
39
dan ke 3B. Hal ini dimaksudkan agar pada tahap akhir evaporasi, suhu cairan susu
tidak terlalu rendah karena pada effect 4 suhunya lebih rendah dari pada effect 3
dan konsentrasi larutan tidak terlalu tinggi karena setelah suhu rendah, susu
dipanaskan kembali. Homogeniser yang berfungsi untuk menghomogenkan
emulsi agar tercampur dengan larutan susu untuk beberapa saat. Setelah itu, susu
ditransfer menuju homo tank dengan menggunakan HPP (High Pressure Pump).
40
5.1.1.2.2 Egron Tower Area
*LHPN:
Lateral
Gambar 7.
Ilustrasi
41
5.1.1.2.2.1 Spray Dryer
Fungsi lecithin pada proses ini yaitu sebagai pengemulsi antara serbuk
susu dan serbuk vitamin premix yang dicampurkan di egron tower. Serbuk
vitamin premix merupakan campuran vitamin dan zat gizi lain yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Vitamin premix ini dimasukkan
dalam kadar yang telah disesuaikan dengan volume susu dan juga disesuaikan
dengan standar yang berlaku yaitu SNI 01-2970-1999.
Tabel 3. Spesifikasi Persyaratan Mutu Susu Bubuk Berlemak
No Jenis Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Rasa - Normal
2 Air b/b, % Maks. 4.0
3 Abu b/b, % Maks. 6.0
4 Lemak % Min. 26.0
5 Protein % Min. 25.0
6 Pati % Tidak terdapat
7 Cemaran logam
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 20.0
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0.3
Seng (Zn) mg/kg Maks. 40.0
Timah (Sn) mg/kg Maks.
40.0/250.0*
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0.03
8 Arsen mg/kg Maks. 0.1
9 Cemaran mikroba
Angka lempeng total Koloni/g Maks. 5x105
Bakteri Coliform APM Maks. 20
E. Coli Koloni/g Negatif
Salmonella Koloni/100g Negatif
S. aureus Koloni/g 1x102
*untuk kemasan kaleng
42
Sumber: Badan Standarisasi Nasional
5.1.1.2.2.2 Vibra dan Sifter
Setelah dari mesin pengering (spray dryer), produk (bulk susu) akan
melewati vibra dan mengalami proses after dryer. Proses ini bertujuan untuk
meningkatkan kandungan Total Solid (TS) dan meminimumkan kandungan air
yang terkandung di dalam produk. Proses pengeringan after dryer ini
menggunakan alat bernama sieve bed, dimana bulk susu akan bergetar diatasnya
dengan ditiup oleh udara panas dari bagian bawah. After dryer ini mempunyai
sifat shaking (bergoyang) sehingga powder bergerak maju menuju proses
berikutnya.
Setelah keluar dari after dryer, suhu produk perlu diturunkan hingga
kurang lebih menjadi suhu ruang. Pada after cooler ini menggunakan udara dingin
dibawah suhu ruang. Prinsip kerja dari after cooler kurang lebih sama dengan
after dryer yang membedakan hanyalah suhu aliran udara yang digunakan.
Bulk susu yang telah didinginkan oleh vibra dijatuhkan ke mesin ayak
bernama sifter. Pada mesin ini, bulk melewati ayakan dengan ukuran mesh
tertentu. Jika bulk susu memiliki gumpalan yang lebih besar dari ketentuan maka
bulk susu akan otomatis tersortir dan masuk ke dalam tailing . Namun, apabila
bulk susu lolos dari shifter maka akan masuk ke dalam tote bin ataupun silo untuk
disimpan sementara waktu sebelum akhirnya di kemas.
43
5.1.1.3 Filling and Packing Process
Proses ini merupakan salah satu tahapan penting dalam industri makanan
dan minuman, begitu juga PT. Nestle Indonesia, untuk menjaga setiap butir susu
bubuk yang dihasilkan perlu penanganan khusus dalam hal filling dan packing.
Proses ini berkaitan dengan higienitas, keamanan pangan, juga estetika produk
yang dihasilkan. Proses filling packing ini dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
filling (pengisian) dan packing (pengepakkan). Diagram alir proses filling packing
dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 8.
Diagram
44
Proses pengisian (Filling) dimulai dari produk atau bulk yang telah berada
dalam tote bin ataupun silo milk powder ditransfer ke filler machine dengan 2
atau 4 head tergantung dari ukuran kemasan yang akan dihasilkan. Jenis kemasan
yang diproduksi oleh pabrik Kejayan dibagi menjadi 3 bentuk yaitu SIC (Sachet
in Chain) dengan ukuran 12g; 27g; 39g, Standing Pouch dengan ukuran 1000g,
dan BIB (Bag in Box) dengan ukuran 200g; 400g; 600g; 800g; dan 1000g. Bulk
susu yang ada di tote bag dan silo powder milk dimasukkan kedalam big hopper
yaitu wadah besar yang digunakan untuk menampung bulk susu yang akan
dikemas, selanjutnya bulk susu ditransfer ke dalam small hopper yang mana
merupakan wadah yang berukuran lebih kecil dari big hopper. Transfer bulk susu
ini dilakukan dengan bantuan screw feeder ataupun mesin vibra. Baik screw
feeder maupun mesin vibra ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Keunggulan dan kelemahan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Dari small hopper, bulk susu masuk ke dalam head machine dari filler machine
dan secara bersamaan lembaran foil pembungkus (laminate foil) akan dibentuk
selongsong sebelum akhirnya terisi oleh bulk susu. Setelah kemasan diisi dengan
bulk susu, mesin sealer otomatis akan merekatkan foil pembungkus dengan
45
bantuan suhu tinggi. Bentuk kemasan yang keluar dari mesin adalah Vertical
Form Fill Seal. Mesin juga akan otomatis memotong rangkaian SIC ketika sudah
mencapai 10 sachet dan BIB ketika setiap bag sudah terisi dengan bulk susu dan
terseal dengan rapi. Pada proses ini juga terdapat metal detector yang digunakan
untuk memindai foreign body atau cemaran dalam produk yang telah terkemas
agar keamanan pangannya tetap terjaga hingga ke tangan konsumen.
Raw material dan packing material yang telah dibeli dibawa oleh truk-truk
pengangkut ke warehouse Tembero yang berada di sebelah utara pabrik. Material-
material yang telah sampai di warehouse tidak langsung diangkut ke pabrik untuk
digunakan, melainkan dilakukan pengecekkan-pengecekkan terhadap kualitas dan
mutu dari masing-masing material tersebut. Packaging material dibagi menjadi
tiga macam yaitu primary package, secondary package, tersier package Metode
yang digunakan untuk pengecekkan mutu ialah metode random sampling. Adapun
hal-hal yang harus dipastikan dalam mutu material-material ini adalah:
46
b. Dimensi, ukuran dan bentuk harus sesuai dengan standar yang
berlaku
c. Bended atau lengkungan, jika lengkungan lebih dari normal
standar maka barang akan direject. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh jumlah tumpukan, suhu, dan kelembaban udara pada
proses distribusi maupun penyimpanan
d. Creasing adalah garis lipatan pada carton board
e. Punch test adalah uji yang dilakukan untuk memeriksa
kekerasan permukaan carton board
f. Pin hole adalah lubang-lubang kecil yang terdapat pada
primary package material akibat tidak ratanya bahan pembuat
primary package pada saat proses ekstrusi dari pembuatan
material tersebut.
g. Sniff test adalah sensory test yang dilakukan pada primary
package. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa material
tidak berbau tajam karena akan mempengaruhi produk yang
akan dikemas.
2. Kualitas pada raw material, hal ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel dari keseluruhan material dalam satu jenis untuk diuji lebih
lanjut sebab, proses pendistribusian yang dilakukan sebelumnya dapat
mengakibatkan penurunan kualitas dari material-material tersebut.
Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Mikrobiologi, menguji jumlah mikroorganisme yang hidup di
dalam material tersebut
b. Kimia, menguji jumlah kandungan kimia pada material dan
menganalisa kemunduran kualitasnya
c. Sensory, menguji raw material secara organoleptik seperti bau,
rasa dan tekstur.
3. Expired Day dan kode urutan material masuk, tanggal kadaluwarsa
dan kode ini harus benar-benar diperhatikan sebab metode yang
digunakan dalam proses produksi menggunakan metode FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) hal ini dilakukan
47
untuk memperoleh hasil terbaik dengan mutu terbaik dan sebagai
alasan untuk cost saving agar tidak ada material yang terbuang sebab
lamanya masa simpan di warehouse.
Susu yang masuk ke dalam pabrik sebelumnya harus lulus seleksi terlebih
dahulu. Pengecekkan dan uji yang dilakukan adalah sebagai berikut:
48
2. Pengecekkan kandungan kimia pada susu, pengecekkan ini dilakukan
sebelum proses penerimaan. Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium
FMR. Parameter yang diuji adalah sebagai berikut:
a. Alcohol test
b. Antibiotic test
c. Temperature
d. Uji pemalsuan:
a. Penambahan sucrose
b. Carbonat
c. Urea
d. Flour / Tepung
e. Borax
e. Uji rasa / taste
(FMR Laboratory PT. Nestle Indonesia – Kejayan Factory)
3. Uji mikrobiologi, Pengujian mikrobiologi dilakukan di laboratorium QA
bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi yang disebabkan oleh
bakteri kontaminan seperti Salmonella. Kontaminasi produk yang
disebabkan karena mikroorganisme tertentu bersifat cepat dan mudah
menyebar serta membahayakan bagi konsumen. Selain itu kerusakan dapat
membawa citra buruk ke produk lain terutama untuk perusahaan dengan
multiproduk. Adapun pengujian yang dilakukan untuk analisa
mikroorganisme antara lain: Total Plate Count (TPC), Coliform, dan
Salmonella.
Selain dilakukan pengecekkan-pengecekkan diatas, kualitas susu juga
harus terus dijaga sampai tiba saatnya susu tersebut masuk ke line proses
dengan cara sebagai berikut:
1. Menjaga suhu pada silo tetap stabil, silo adalah tempat penyimpanan
susu sementara yang mana dapat mendinginkan susu agar kualitasnya tetap
terjaga, selain itu proses pendinginan ini juga dapat menghambat kenaikan
log pada koloni bakteri.
49
2. Proses pasteurisasi, pada tahap ini susu dipanaskan dengan sistem
pasteurisasi kontiyu. Proses ini dilakukan untuk mengurangi jumlah koloni
bakteri tanpa merusak kandungan gizi pada susu.
3. Penambahan raw material, penambahan bahan-bahan seperti MSK,
Carbo, dan lainnya ini dapat meningkatkan kualitas dari susu hingga
mencapai standar yang berlaku dan selanjutnya diproses untuk menjadi
susu bubuk.
50
Selain dilakukan pengujian pada bulk susu, mutu produk juga harus dijaga
dengan control point dan critical control point di bawah ini:
51
5.2.3 Pengendalian Mutu Proses Pengemasan
Setelah bulk dinilai telah lolos dari semua uji yang dilakukan, bulk
ditransfer ke line filling packing. Pada line ini, juga dilakukan uji-uji pada produk
yang telah terkemas agar produk tetap terjamin hingga ke tangan konsumen. Uji-
uji yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 6 dan 7.
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam praktek kerja lapang kali ini, dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. PT. Nestle Indonesia Pabrik Kejayan memproduksi segala macam olahan
susu sapi diantaranya: susu bubuk GUM dan non-GUM dengan merk
“Dancow”, produk UHT dengan merk “Milo”; “Nescafé”; “Dancow”,
Krimer Kental Manis (SCM) dengan merk “Carnation”, dan susu
sterilisasi bermerk “Bear Brand”.
2. Proses produksi susu bubuk “Dancow” dimulai dari Fresh milk
Reception, pasteurisasi, penambahan raw material, evaporasi,
pengeringan (pembubukan), standarisasi, pengisian dan pengepakkan,
pelabelan, dan pendistribusian.
3. Proses pengemasan dimulai dari pengemasan primer dengan laminated
foil yang juga diisi dengan gas nitrogen, pengemasan sekunder dengan
folding box, dan kemasan tersier dengan menggunakan carton box.
4. Keamanan pangan produk telah memiliki sertifikasi yaitu HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point), NGMP (Nestlé Good
Manufacturing Practices), 9001 QMS, 22001 FSSC, 14001 EMS, 45001
HSS, Sertifikasi Halal dari MUI.
5. Pengawasan juga pengendalian mutu produk dan proses (QC) dilakukan
dengan 3 parameter uji dan control point juga critical control point, yaitu:
a. Sensori
b. Kimia
c. Mikrobiologi
53
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam upaya kemajuan dan perkembangan PT.
Nestle Indonesia khususnya pabrik Kejayan dan departemen Milk Powder Plant
yaitu:
1. Perlu adanya inovasi pada laminated foil agar ditambahkan klip pada
ujung kemasan sebelum seal. Klip ini diharapkan dapat menambah masa
simpan dari produk ketika telah sampai ke tangan konsumen dan segel
(seal) kemasan primer telah terbuka. Maka dari itu besar kemungkinan
jika akan dilakukan penerapan pada inovasi ini, maka ada penambahan
line process yang berisi mesin pengemas dengan standar yang diperlukan
2. Dalam rangka adanya gerakan mengurangi penggunaan plastik single use,
pemakaian plastik klip pada proses sampling dapat diganti menggunakan
wadah steril berbahan PP atau berbahan stainless steel yang dapat
digunakan secara berulang, atau menggunakan bahan sekali pakai yang
lebih ramah lingkungan seperti biodegradable plastic from cassava peel
yang dapat mengurangi setidaknya satu dari sekian ton sampah plastik
sulit urai yang dihasilkan.
3. Perlu adanya peningkatan mutu dari produk butter oil yang dihasilkan dari
back up plant (butter oil plant). Peningkatan mutu yang dimaksud disini
adalah injeksi antioksidan ke dalam produk guna mencegah hidrolisis dan
oksidasi pada minyak agar kualitas butter oil tetap terjaga dan memiliki
masa simpan yang lebih panjang. Namun sebelum kegiatan ini dilakukan
haruslah ada penelitian-penelitian yang mendukung serta dapat digunakan
untuk menentukan kadar antioksidan yang diberikan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Adjedar.2016.https://adjedar.wordpress.com/2016/04/06/kuliah-pengetahuan-
bahan-susu-bubuk/ diakses pada tanggal 24 Januari 2020
Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Andi Offset:
Yogyakarta.
Eniza, Saleh. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.
Sumatera Utara: Universitas Sumatra Utara Press.
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil
Olahannya. Liberty: Yogyakarta.
Oktaviani, R.. 2015. Students Journal of Accounting and Banking. Vol. 4 No. 2
Edisi Oktober 2015.
Siagian dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
Susilorini, T.E. dan M.E. Sawitri. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar
Swadaya.Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
55
LAMPIRAN
1. LOG SHEET PRAKTEK KERJA LAPANG
Nama : Ayu Ramadhanni Kumala Dewi
NIM : 201710220311072
Pembimbing Lapang : Febrian Imansyah
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Warkoyo, MP
Lokasi : PT. Nestle Indonesia - Kejayan Factory, Pasuruan, Jawa
Timur
Pukul Paraf
No Hari, Catatan Hasil
Check Check Pembimbing
. Tanggal Mahasiswa
In Out Lapang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengarahan dan
Penerimaan
Training Hygiene
Senin, with Mr. Cahyanto
1. 08.00 17.30
13/01/2020 Resume and
discuss“Nestle
Leadership
Framework”
Training Safety with
Mr. Sebastian
Selasa,
2. 08.00 16.30 Konsultasi Tugas
14/01/2020
Khusus dengan
Pembimbing Lapang
Safety Gemba
Coaching :Fresh
Milk Reception
Rabu, First Meeting with
3. 08.00 17.00
15/01/2020 AWG Leader
Project Overview
Tour Factory: Egron
1-2
Tour Factory: Agglo
Plant
Penyusunan 5S
Kamis,
4. 08.00 17.00 Agglo Plant
16/01/2020
Overview Project
Agglo Plant
Meeting OMP
5. Jumat, 08.00 17.00 Meeting Project with
17/01/2020 AWG Leader
Penyusunan SW
56
operasional big bag
Agglo Plant
Penyusunan SW
operasional Small
Bag Cocoa Agglo
Plant
Training Factory
Managerial with Mr.
Aly
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
Penyusunan Laporan
Akhir (1%)
Cleaning Magnetic
Trap Agglo Plant
Cleaning Vibro
Cocoa Agglo Plant
Cleaning Vibro
Sugar Agglo Plant
Senin,
6. 08.00 17.00 Dokumentasi
20/01/2020
Kegiatan
Penyusunan SW
Cleaning Magnetic
Trap Agglo Plant
Penyusunan SW
Cleaning Vibro
Cocoa Agglo Plant
Penyusunan SW
Cleaning Vibro
Sugar Agglo Plant
Dokumentasi
Kegiatan
Penyusunan SW
Stripping Material
Selasa,
7. 08.00 16.30 Big Bag Egron 2
21/01/2020
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
Penyusunan Laporan
Akhir (4%)
8. Rabu, 08.00 16.30 Dokumentasi
22/01/2020 Kegiatan
Penyusunan SW
Tipping
Maltodextrine Big
Bag Egron 2
Revisi SW Stripping
Material Big Bag
57
Egron 2
Konsultasi Project
SW Agglo Plant
Penyusunan Laporan
Akhir (10%)
Revisi SW H1
Cleaning Vibro
Sugar Agglo Plant
Revisi SW Big Bag
Kamis,
9. 08.00 16.30 Transfer H3 to H2
23/01/2020
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
Butter and Oil Plant
Tour
Konsultasi Tugas
Khusus
Konsultasi Project
Jumat, SW Stripping
10. 08.00 16.30
24/01/2020 Material Big Bag
Maltodex Egron 2
Dokumentasi
Kegiatan
Senin,
11. - - Cuti Sakit
27/01/2020
Dokumentasi
Selasa, Kegiatan
12. 08.00 16.30
28/01/2020 Penyusunan SW
Sampling FMR
Dokumentasi
Kegiatan
Revisi SW Sampling
Rabu, Fresh Milk
13. 08.00 16.30
29/01/2020 Reception
Penyusunan Laporan
Akhir (12%)
Konsultasi Project
Belajar Proses CIP
Truk
Kamis, Dokumentasi
14. 08.00 18.00
30/01/2020 Kegiatan
Revisi SW Egron 2
Revisi SW FMR
Penyusunan Laporan
Jumat, Akhir (15%)
15. 08.00 17.00
31/01/2020 Pengumpulan Data
Laporan Akhir
16. Senin, 08.00 16.30 Penyusunan Laporan
58
Akhir (18%)
Konsultasi Project
03/02/2020
SW
Revisi Project SW
Penyusunan Laporan
Akhir(20%)
Pembuatan Soal Pre-
Selasa,
17. 08.00 16.30 Test dan Post-Test
04/02/2020
TPM-AM 1
Presentasi Progress
Report
Penyusunan Laporan
Akhir (24%)
Konsultasi Project
Rabu,
18. 08.00 16.30 SW
05/02/2020
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
(Egron 1)
Kamis, Persiapan OMP
19. 08.00 16.30
06/02/2020 2020
Jumat, OMP 2020 – Villa
20. 08.00 -
07/02/2020 Felia, Batu
Visit (Field &
Sabtu, KOPSAE) –
21. 04.45 09.00
08/02/2020 Dadapan Kulon,
Pujon Kab. Malang
Finalisasi Project
Senin, SW
22. 08.00 16.30
10/02/2020 Penyusunan Laporan
Akhir (37,5%)
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
(Filling Packing)
Selasa, Penyusunan Laporan
23. 08.00 16.30
11/02/2020 Akhir (39%)
Overview SW
Operasional Oil
Handling
Belajar Prinsip Kerja
Filling Packing with
Mr. Basuki
Rabu, Belajar
24. 08.00 18.00
12/02/2020 Pengendalian Mutu
Produk di bagian
Filling Packing with
Mr. Cahyanto
25. Kamis, 08.00 16.30 Pengambilan
59
Dokumentasi
Laporan Akhir
13/02/2020
Penyusunan Laporan
Akhir (41%)
Belajar
Pengendalian Mutu
Raw Material
Jumat,
26. 08.00 16.30 Packaging Material
14/02/2020
with Mr. Cahyanto
Penyusunan Laporan
Akhir
Filling Packing Line
Tour
Senin, Pengumpulan Data
27. 08.00
17/02/2020 Laporan Akhir
Penyusunan Laporan
Akhir
Pengumpulan data
Selasa, laporan akhir
28. 08.00 16.30
18/02/2020 Penyusunan laporan
akhir
Cleaning FMR panel
Mendata CIP APD
Rabu,
29. 08.00 16.30 Milk Powder Plant
19/02/2020
Pengumpulan data
laporan akhir (45%)
Penyusunan data
center lining agglo
tipping
Dokumentasi
laporan akhir
Kamis,
30. 08.00 16.30 Dokumentasi untuk
20/02/2020
data center lining
Penyusunan progress
report bulan ke-2
Penyusunan laporan
akhir (51%)
Pengambilan
dokumentasi untuk
laporan akhir
Koreksi terkait
Jumat,
31. 08.00 16.30 konten egron 1
21/02/2020
Pengambilan data
laporan akhir
Diskusi konten
laporan akhir
32. Senin, 08.00 16.30 Overview tugas SHE
60
maps agglo building
24/02/2020 Penyusunan data
laporan akhir
Diskusi konten
laporan akhir
Selasa, (evaporasi, spray
33. 08.00 16.30
25/02/2020 dryer, vibra, sifter,
silo dan totebin)
Revisi laporan akhir
Penyusunan tugas
list cleaning
inspection agglo
building
Rabu, Penyusunan tugas
34. 08.00 16.30
26/02/2020 checklist agglo
building
Penyusunan tugas
daftar 5S agglo
building
Pembuatan ilustrasi
dan alur proses
Kamis,
35. 08.00 16.30 produksi
27/02/2020
Penyusunan laporan
akhir (60%)
Review tugas dan
cetak SHE maps, 5S,
Jumat,
36. 08.00 16.30 dan cleaning
28/02/2020
inspection agglo
building
Belajar penanganan
dan uji mikrobiologi
di QA
Belajar sertifikasi
keamanan pangan di
Senin,
37. 08.00 16.30 QA
29/02/2020
Belajar pengambilan
sampel (sampling)
untuk
microbiological test
egron 1 di QA
Pembuatan power
point untuk final
report presentation
Selasa, Final report 1 (with
38. 08.00 16.30
03/03/2020 Mr. Febrian –
Mentor)
Penyusunan laporan
akhir
61
Checking
abnormality di agglo
tipping area
Input tagging
abnormality ke
Rabu,
39. 08.00 16.30 dalam list
04/03/2020
Menyiapkan board
untuk ditempel SHE
maps, 5S, dan
cleaning inspection
agglo building
Checking Data
Laporan Akhir
Final Report
Kamis, Presentation with
40. 08.00 16.30
05/03/2020 HR (Mr. Ade Aly)
Pengambilan data
untuk lampiran pada
Laporan Akhir
Last Line Checking
Jumat,
41. 08.00 16.30 (Egron 1-2)
06/03/2020
Perpisahan
62