Pengampu :
Dr. Herly Evanuarini, S.Pt, MP
Oleh :
Dwi Rosida Rohman 165050101111224
Syihab Tajuddin Bahy 1605050101111231
Yudha Wijayanto 165050101111262
Ariyanto Setiyo Aji 165050107111048
Susu Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan suatu larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang nonvolatile.
Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi dilakukan
dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat
yang konsentrasinya lebih tinggi. Kebanyakan dalam proses evaporasi larutan pekat
merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang.
Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk
dan susu kental manis.
Susu Kental (Evaporasi0 merupakan susu murni yang dipanaskan selama
beberapa waktu akan terubah menjadi evaporated milk. Susu ini terbentuk melalui
pemanasan susu dengan menggunakan pompa vaccum untuk menghilangkan kirakira
40% kadar airnya. Selain penghilangan kandungan air, dalam pembuatan evaporated
milk ini juga dilakukan penambahan vitamin D serta standardisasi nutrisi.
Selanjutnya susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5 °C selama 15 menit
untuk sterilisasi. Hasilnya, evaporated milk akan berstruktur lebih pekat
dibandingkan susu murni, dan mengandung kira-kira 25% padatan susu bukan lemak
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan
titik didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut dengan pelarutnya.
Pada industri susu, titik didih normal air (sebagai pelarut susu) 100°C, sedang
padatan susu praktis tidak bisa menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak
menguapnya padatan, akan diperoleh larutan yang makin pekat. Proses evaporasi
yang paling sederhana adalah evaporasi pada tekanan atmosfer. Dimana pada
evaporasi ini cairan di dalam suatu wadah terbuka dipanaskan dan uap air
dikeluarkan ke udara atmosfer. Evaporator jenis ini adalah evaporator yang paling
sederhana, tetapi prosesnya lambat dan kurang efisien dalam pemanfaatan energi.
Produk makanan yang sensitif terhadap suhu tinggi, titik didih cairan atau
pelarut harus diturunkan lebih rendah dari titik didih pada kondisi normal (tekanan
atmosfer). Menurunkan titik didih pelarut atau cairan dilakukan dengan cara
menurunkan tekanan di atas permukaan cairan menjadi lebih rendah dari tekanan
atmosfer atau disebut vakum. Semakin lama bahan pangan yang sensitif terhadap
panas pada temperatur tinggi selama proses evaporasi terbuka menyebabkan
hilangnya rasa dan menurunnya kualitas produk. Maka, dikembangkanlah evaporator
yang dioperasikan pada temperatur rendah yang dilakukan pada ruang vakum. Perlu
diperhatikan bahwa titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan. Makin tinggi
tekanan, maka titik didih juga semakin tinggi.
Tujuan evaporasi
1. Prekonsentrasi: operasi awal untuk diproses lebih lanjut seperti spray,
kristalisasi, ataupun pengeringan.
2. Pengurangan volume cairan: lebih ekonomis dalam penanganan kemasan,
penyimpanan dan transportasi.
3. Pengurangan aktivitas air: stabilitas penyimpanan yang lebih baik
4. Pemulihan produk dari aliran limbah pengolahan makanan.
5. Menyebabkan perubahan tekstur dan rasa yang diinginkan
1. Susu kental manis (Full Cream) Susu kental manis jenis ini dibuat dari susu segar
dengan penambahan gula dan dihilangkan sebagian airnya atau dapat juga dibuat
dari campuran susu bubuk dengan gula dan bahan tambahan pangan lain yang
diijinkan. Kadar lemaknya minimal 8% tanpa ada penambahan lemak atau minyak
nabati. Kadar proteinnya yang lebih tinggi dari jenis yang lain (standar protein
menurut SNI SUSU KENTAL MANIS, minimal 6.5%) membuat produk ini
cocok dikonsumsi sebagai minuman susu. Varian rasa yang biasa ditemukan pada
susu kental manis adalah plain (putih) dan cokelat.
2. Susu Kental Manis Lemak Nabati Kini telah banyak tersedia dipasaran produk
susu jenis ini. Susu kental manis lemak nabati dibuat dari susu segar yang
ditambahkan gula, diganti sebagian lemaknya dengan lemak nabati yang
kemudian dihilangkan sebagai airnya. Atau dapat juga dibuat dari campuran susu
bubuk dengan gula dan diganti sebagian lemaknya dengan lemak nabati.
Penggantian sebagian lemaknya dengan lemak nabati memungkinkan konsumen
mendapat asupan lemak tidak jenuh dari lemak nabati yang baik bagi kesehatan.
3. Susu Skim Kental Manis Produk susu jenis ini masih jarang beredar di pasar di
Indonesia. Susu skim kental manis merupakan cairan kental yang dibuat dengan
menghilangkan sebagian air dari susu skim yang telah ditambah gula hingga
kepekatan tertentu. Kadar lemaknya sangat rendah. Kadar lemak yang
dieprbolehkan untuk produk Universitas Sumatera Utara 14 susu yang satu ini
maksimal 1%, sangat rendah bila dibandingkan dengan jenis susu kental manis
lainnya. Bagi konsumen yang ingin membatasi asupan lemak hariannya, produk
ini dapat menjadi salah satu pilihan namun masih harang di Indonesia.
4. Krimer Kental Manis Produk lainnya yang serupa dengan SUSU KENTAL
MANIS adalah Krimer Kental Manis (KKM). Berdasarkan kategori pangan
BPOM No HK. 00.05.52.4040 Krimer Kental Manis merupakan cairan kental
yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu segar,
gula, dan lemak nabati/minyak nabati atau dari hasil pelarutan campuran susu
bubuk dengan penambahan gula dan lemak nabati. Tidak ada standar minimal
protein dan lemak untuk krimer kental manis sehingga masih banyak
kemungkinan inovasi yang dapat dimunculkan dari produk ini. Rasa krimer kental
manis lebih beragam ketimbang produk susu kental manis. Kini dapat ditemukan
di pasaran krimer kental manis dengan rasa keju.
Setelah mengalami evaporasi susu sapi yang semula berbentuk cair berubah menjadi
cairan kental dengan sisa kadar air sebesar 55,35% - 64,89%. Susu evaporasi adalah
susu yang sudah dikurangi kadar airnya dengan proses penguapan hampa hingga
mencapai kepekatan tertentu dan sudah mengalami sterilisasi. Bentuknya cair,
rasanya tawar dan warnanya tidak putih tapi cenderung coklat muda. Ada yang
campuran dengan minyak nabati (filled milk). Biasanya digunakan sebagai pengganti
krim kopi atau soup.
a. Bahan Baku
1. Susu Segar Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat,
yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya
tidak dikurangi atau ditambah apapun dan belum mendapat perlakuan apapun
kecuali pendinginan .
3. Skim Milk Powder Skim milk powder atau susu bubuk skim yang digunakan
dalam pembuatan susu kental manis berasal dari susu skim yang dikeringkan
dengan spray dryer. Susu skim ini diperoleh melalui pemisahan skim dan krim
dari susu segar dengan cream separator. Tujuan penggunaan susu bubuk skim
adalah untuk menambah total padatan dalam produk susu kental manis. Skim
milk powder digunakan sebagai sumber protein susu dengan kadar air
maksimal 1% dan kadar lemak kurang dari 15% 4. Air Air merupakan bahan
baku yang dapat digunakan sebagai pencampur dan pelarut bahan-bahan pada
pembuatan susu kental manis. Air yang digunakan PT Frisian Flag Indonesia
dalam pembuatan susu kental manis berasal dari sumur dan Perusahaan Air
Minum.
b. Bahan Penunjang
Evaporator
Proses Produksi
Pembuatan susu kental dimulai dengan pencampuran susu segar, susu bubuk,
gula, air dan bahan tambahan lainnya. Bahan-bahan dicampurkan sampai tercampur
sempurna, kemudian dilakukan penyaringan. Tahap selanjutnya adalah homogenisasi
yang bertujuan untuk menghancurkan globula lemak, sehingga memiliki ukuran yang
kecil dan seragam. Tekanan homogenisasi yang tepat perlu dioptimasi untuk
menghasilkan dispersi lemak yang baik, tetapi juga cukup rendah untuk mencegah
terjadinya resiko koagulasi karena kerusakan stabilitas protein. Pasteurisasi
merupakan tahap setelah homogenisasi pada kisaran suhu 85- 90 ⁰C. Tahap
selanjutnya adalah vacuum cooling yang bertujuan menguapkan air yang terkandung
dalam susu pada kondisi vacuum sehingga air dapat menguap pada suhu rendah.
Tujuan proses pada kondisi vacuum adalah agar nutrisi yang Universitas Sumatera
Utara 17 terkandung pada produk susu dapat diminimalisir kerusakannya. Tahap
selanjutnya adalah penyimpanan dan pengemasan. Secara rinci proses evaporasi
yakni:
Penerimaan Susu
susu segar diperoleh dari pemerahan yang dilakukan selama 2 kali yaitu pada
pagi dan sore hari. Susu segar yang diterima dari pemerahan sore dimasukkan ke
dalam tangki pendingin dan digabungkan dengan susu segar yang diterima hasil
pemerahan pagi hari berikutnya. Sebelum diolah, susu segar diuji lebih dahulu, yang
meliputi uji alkohol, berat jenis, pH dan kadar lemak. Hasil uji alkohol harus
menunjukkan negatif (tidak pecah, jika dicampur alkohol 70% 1 : 1), berat jenis
minimal 1.028, pH 6.5 – 6.8 dan kadar lemak minimal 2.8 %. Biasanya susu segar
diperoleh dari pemerahan yang dilakukan selama 2 kali yaitu ada pagi dan sore hari.
Susu segar yang diterima dari pemerahan sore dimasukkan ke dalam tangki
pendingin dan digabungkan dengan susu segar yang diterima hasil pemerahan pagi
hari berikutnya. Sebelum diolah, susu segar diuji lebih dahulu, yang meliputi uji
alkohol, berat jenis, pH dan kadar lemak. Hasil uji alkohol harus menunjukkan
negatif (tidak pecah, jika dicampur alkohol 70% 1 : 1), berat jenis minimal 1.028, pH
6.5 – 6.8 dan kadar lemak minimal 2.8 %.
Penyaringan susu
Penyaringan ssu dilakukan setelah susu sampai pada perusahaan, tujuan dari
penyaringan susu adalah untuk memisahkan kotoran dan komponen sain selain
komponen susu. Penyaringan dapat menggunakan kain saring untuk skala kecil,
apabila pada sebuah perusahaan besar alat penyaring bias disebut clarifier
Homogenisasi
Tujuan utama proses homogenisasi pada pengolahan susu adalah untuk
memecahkan butiran-butiran lemak yang sebelumnya berukuran 5 mikron menjadi 2
mikron atau kurang. Dengan cara ini susu dapat disimpan selama 48 jam tanpa
terjadi pemisahan krim pada susu. Proses homogenisasi terjadi karena adanya
tekanan yang tinggi dari pompa pada alat homogenizer. Susu yang telah
dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam tangki penampungan, selanjutnya
dialirkan menuju tangki pemanas (pasteurizer) melewati plate heat exchanger. Suhu
keluaran produk dari alat ini dapat mencapai suhu 80 – 850 C dan mengalir menuju
tangki pasteurisasi. Tujuan utama proses homogenisasi pada pengolahan susu adalah
untuk memecahkan butiran-butiran lemak yang sebelumnya berukuran 5 mikron
menjadi 2 mikron atau kurang. Dengan cara ini susu dapat disimpan selama 48 jam
tanpa terjadi pemisahan krim pada susu.
Proses homogenisasi terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dari pompa
pada alat homogenizer. Susu yang telah dihomogenisasi selanjutnya ditampung
dalam tangki penampungan, selanjutnya dialirkan menuju tangki pemanas
(pasteurizer) melewati plate heat exchanger. Suhu keluaran produk dari alat ini dapat
mencapai suhu 80 – 850 C dan mengalir menuju tangki pasteurisasi. Susu homogen
adalah susu yang telah mengalami homogenisasi. Proses homogenisasi bertujuan
untuk menyeragamkan besarnya globula-globula lemak susu. Apabila setelah proses
homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu 10-150 C selama 48 jam tidak akan
terjadi pemisahan krim pada susu. Didalam susu yang belum dihomogenisasi,
globula-globula lemak ini besarnya tidak seragam yaitu antara 2-10 mikrometer.
Proses homogenisasi terjadi karena danya tekanan yang tinggi dari pompa pada alat
homogenizer. Susu yang telah dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam tangki
penampungan, selanjutnya dialirkan menuju tangki pemanas (pasteurizer) melewati
plate heat exchanger. Suhu keluaran produk dari alat ini dapat mencapai suhu 80 –
850 C dan mengalir menuju tangki pasteurisasi.
Alat untuk menyeragamkan globula-globula lemak tersebut disebut
homogenizer. kerugian susu homogen adalah mudah mengalami creaming yaitu
memisahnya kepala susu (krim) dibagian atas terpisah dari serum yang terletak
dibagian bawah. Homogenisasi dapat meningkatkan viscositas (viscosity) + 10 %.
Tahapan proses homogenisasi dapat dilakukan dengan :
1. Single stage homogenization, digunakan untuk homogenisasi:
- Produk dengan kandungan lemak rendah
- Produk yang memerlukan homogenisasi berat (heavy)
- Produk yang memerlukan viscositas tinggi
Pasteurisasi
Proses pasteuriasi dilakukan umumnya menggunakan metode HTST (High
Temperature Short Time) yaitu dengan pemanasan 80 – 900 C selama 15 detik.
Selanjutnya susu akan melewati plate cooler sebelum ditampung ke TANGKI
penampungan akhir (surge tank). Susu sangat sedikit (bila tidak boleh dikatakan
tidak ada) yang dijual benar benar segar, yaitu langsung dari ambing sapi perah. Hal
ini karena adanya kemungkinan pencemaran atau kontaminasi oleh berbagai bakteri
patogen, seperti bakteri penyebab typus, diphteri, radang tenggorokan dan tbc.
Karena alasan tersebut maka susu yang akan dijual sebelumnya dipanaskan
secukupnya sehingga seluruh bakteri patogen yang mungkin terdapat di dalamnya
dapat dimusnahkan. Proses pemenasan tersebut disebut pasteurisasi. Pada umumnya
proses pasteurisasi dilakukan dengan mamanaskan susu pada suhu 620 C selama 30
menit. Bila ingin lebih cepat dapat digunakan suhu 720 C selama 15 detik. Meskipun
bakteri patogen sudah dimusnahkan, tetapi bakteri non patogen, terutama bakteri
pembusuk masih hidup.
Gambar alat pasteurisasi
Proses Kondensasi
Proses pendinginan
1. Kadar Air (Ka) Kadar air adalah kandungan air yang masih tersisa dalam bahan
pangan setelah mengalami proses penguapan. Pada umumnya kadar air bahan
pangan cenderung menurun pada kurun waktu tertentu seiring bertambahnya
suhu perlakuan, karena selama proses penguapan suhu yang lebih tinggi akan
mempengaruhi kecepatan evaporasi sehingga kandungan air bahan teruapkan
lebih banyak. Nilai kadar air susu evaporasi yang dihasilkan akibat perlakuan
suhu evaporasi bekisar antara 55,35% - 64,89% bb dari kadar air bahan baku
yang semula 88,52% - 89,34%. Pada suhu 50oC dihasilkan Ka sebesar 67,81%,
ini merupakan Ka tertinggi selama perlakuan, Ka terendah diperoleh pada suhu
60oC. Kondisi demikian terjadi karena adanya pertambahan suhu perlakuan,
dengan pertambahan suhu maka kecepatan evaporasi akan lebih cepat. Sehingga
total padatan yang diperoleh bertambah bobotnya.
2. Berat Jenis Berat jenis adalah rasio dari densitas suatu bahan terhadap densitas
standar (aquades) pada suhu dan tekanan standar. Berat jenis susu sapi segar
adalah antara 1,01 – 1,02 sedangkan pada susu yang telah dievaporasi berat jenis
susu akan meningkat. Pada suhu 60o C dan 50o C berat jenis susu evaporasi
berturut-urut 1,09 dan 1,07. Besarnya pertambahan berat jenis bahan terjadi
karena penambahan suhu dari 50o C menjadi 60o C yang menyebabkan
kandungan air pada bahan diuapkan dan berubah menjadi kental atau berupa
padatan yang akan meningkatkan densitas bahan sehingga berat jenisnya
bertambah.
1. Zat gizi yang terkandung dalam bahan menjadi rusak akibat proses pemanasan
dan reaksi kerusakan selama masa simpan.
• Kerusakan Karbohidrat : degradasi enzimatis, karamelisasi gula, dan
pencoklatan non enzimatis.
• Kerusakan Protei : degradasi enzimatis dan pencoklatan non enzimatis.
• Kerusakan Lemak : hidrolisis lemak dan oksidasi lemak.
• Kerusakan Vitamin : degradasi vitamin C, oksidasi vitamin C, dan karotenoid.
2. Bahan menjadi kehilangan komponen volatil akibat proses dengan suhu tinggi.
2. Pembentukan busa Beberapa bahan tertentu, terutama zat organik, membusa pada
waktu di uapkan. Busa yang stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap, dan
menyebabkan banyaknya bahan yang terbawa ikut. Dalam hal ekstrim,
Universitas Sumatera Utara 21 keseluruhan massa zat cair itu mungkin meluap ke
dalam saluran uap keluar dan terbuang.
3. Kepekaan terhadap suhu Beberapa bahan kimia farmasi,dan bahan makanan dapat
rusak bila di panaskan pada suhu sedang, selama waktu singkat saja. Dalam
mengkonsentrasikan bahan-bahan seperti itu diperlukan teknis khusus untuk
mengurangi suhu zat cair dan menurunkan waaktu pemanasan.
Sistem Evaporasi
1. Feed preheating,
3. Vapor recompression
Homogen Homogen
2 Padatan Min. 25 Min. 25 Min. 25
total % b/b
3 Protein Min. 6,0 Min. 6,0 Min. 6,0
(N×6,37),
% b/b
4 Lemak, % Min. 7,5 Min. 6,0 Min. 0,5
b/b
5 Laktosa , % Min. 9 Min.9 Min. 11
b/b
6 Derajat 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 1 𝑁 Maks. 5 Maks. 5 Maks. 5
keasaman 100 𝑔
7 Pati Tidak Tidak Tidak
ternyata ternyata ternyata
8 Cemaran
logam
10.3 Salmonella
Negatif/ Negatif/ Negatif/
10.4 S.aureus Koloni/ml 100ml 100ml 100ml
0 0 0
Codex
Komposisi penting dan faktor kualitas
- Komposisi
Susu evaporasi
Lemak susu minimum 7,5% m/m
Padatan susu minimum 25% m/m
Protein susu minimal 34% m/m
- Aditif makanan
No INS Nama Aditif Tingkat maksimum
Agen Firming
2000 mg/kg tunggal atau 3000
508 Potassium mg/kg dalam kombinasi,
509 klorida dinyatakan sebagai zat anhidrat
Kalsium klorid
Stabilisator
2000 mg/kg tunggal atau 3000
331 Natrium sitrat mg/kg dalam kombinasi,
332 Sitrat kalium dinyatakan sebagai zat anhidrat
333 Sitrat kalsium
Pengatur keasaman
170 Kalsium
339 karbonat
340 Sodium fosfat
2000 mg/kg tunggal atau 3000
341 Fosfat kalium
mg/kg dalam kombinasi,
450 Kalsium fosfat
dinyatakan sebagai zat anhidrat
451 Difosfat
452 Trifosfat
500 Polifosfat
501 Sodium karbonat
Karbonat kalium
Pengental
150 mg/kg
407 Karagenan
Emulsifier
Dibatasi oleh GMP
322 Lesitin
- Kontaminan
Produk yang dicakup oleh standar ini harus sesuai dengan Tingkat
maksimum untuk kontaminan yang ditentukan di Standar umum untuk
Kontaminan dan Racun dalam Makanan dan Pakan ( CODEX STAN
produk Standar umum untuk Kontaminan dan Racun dalam Makanan dan
Pakan ( CODEX STAN produk Standar umum untuk Kontaminan dan
Racun dalam Makanan dan Pakan ( CODEX STAN 193-1995).
Susu yang digunakan dalam pembuatan produk yang dicakup oleh
standar ini harus sesuai dengan Tingkat maksimum untuk kontaminan
dan racun yang ditentukan oleh Standar umum untuk Kontaminan dan
maksimum untuk kontaminan dan racun ( CODEX STAN 193-1995) dan
dengan batas maksimum residu untuk residu Racun dalam Makanan dan
Pakan ( CODEX STAN 193-1995) dan batas maksimum residu untuk
residu obat hewan dan pestisida distandarkan oleh CAC
- Hygiene
Disarankan bahwa produk yang tercakup dalam ketentuan-
ketentuan standar ini dipersiapkan dan ditangani sesuai dengan bagian
yang sesuai dari prinsip umum Higiene Pangan ( CAC / RCP 1-1969),
kode higienis untuk susu dan produk susu ( CAC / RCP 57-2004) dan
teks codex terkait lainnya kode higienis praktek dan kode etik. Produk
harus sesuai dengan kriteria mikrobiologi yang ditetapkan sesuai dengan
Prinsip dan Kode Etik. Produk harus sesuai dengan kriteria mikrobiologi
yang ditetapkan sesuai dengan Prinsip Pembentukan dan penerapan
kriteria mikrobiologi untuk makanan ( CAC / GL 21-1997)
- Pelabelan
Selain ketentuan standar umum untuk Pelabelan dari kemasan
makanan ( CODEX STAN 1-1985) dan Standar umum untuk
Penggunaan Susu Syarat (CODEX STAN 206-1999), ketentuan khusus
berikut ini berlaku:
Nama makanan
Nama makanan harus :
Susu evaporasi
Susu evaporasi skim
Susu evaporasi setengah skim
Susu evaporasi tinggi lemak
Pemberian nama pada label harsu sesuai dengan yang tertera pada
komposisi bahan berdasarakan lemak susu minimal dan padatan susu
minimal
Protein susu
Kandungan protein susu dinyatakan dalam cara bagaimana suatu
negara menerima jumlah protein pada susu yang akan dijual kepada
konsumen baik dalam persentase massa atau volume, gram per porsi
dalam label asalkan jumlah porsi dinyatakan
Daftar bahan
Menyimpang dari ketentuan Standar umum untuk pelabelan dari
kemasan makan ( CODEX STAN ) produk susu hanya menyantumkan
bahan yang berkaitan dengan protein dan bahan-bahan tertentu
Susu Kental Manis dapat kita temukan di dalam beberapa pilihan kemasan, yang
paling banyak di temukan di pasaran diantaranya adalah :
1. Kemasan kaleng Susu kental manis dalam kemasan kaleng silinder adalah pilihan
kemasan yang paling banyak ditemui di pasaran. Kemasan kaleng memiliki
keunggulan dari sudut kemudahan dalam penyimpanan dikarenakan bentuk dari
kaleng yang dapat di simpan bertumpuk.
2. Sachet Susu Kental Manis dalam kemasan Sachet sudah mulai banyak ditemukan
di pasaran. Produsen Susu Kental Manis menawarkan volume yang lebih kecil
sesuai untuk 1 kali penyajian dengan harga yang lebih rendah dari pada kemasan
kaleng. Kemasan ini merupakan pengembangan dari produk SKM dalam kemasan
kaleng yang juga menjadikan kemasan ini lebih dapat dijangkau oleh konsumen
dengan daya beli yang lebih rendah.
3. Pouch Susu kental Manis dalam kemasan Pouch merupakan pengembangan dari
kemasan Kaleng maupun sachet menawarkan kemudahan dalam penyimpanan
kembali pada saat kemasan dalam terbuka. Kemudahan atau practicality dan
estetika menjadikan pilihan kemasan ini diterima cukup baik di kalangan
konsumen kategori menengah keatas.
Gambar Berbagai contoh jenis kemasan Susu Kental Manis yang sudah beredar di
pasar dunia.
Sebenarnya tak terlalu sulit untuk mengetahui tanda susu kental manis sudah
tidak layak untuk dipakai.Salah satunya, saat membeli coba lihat kaleng susu
kental manis dengan saksama.Pastikan permukaan kaleng tidak terdapat
benjolan.Benjolan bisa muncul akibat gas yang terbentuk dari susu kental manis
yang sudah basi di dalam kaleng.
Lewat Warnanya
Cara kedua adalah lewat warnanya. Susu kental manis rasa vanila yang masih
layak pakai akan berwarna krem terang. Namun ada kasus kendati susu kental
manis belum pernah dibuka, warna susunya adalah kuning gelap. Hal ini
menandakan susu kental manis sudah mulai mengalami penurunan kualitas. Jika
susu berwarna gelap, ada cara lain untuk mengetahuinya.Susu kental manis yang
masih layak pakai akan bertekstur kental dan tebal ketika dituang ke dalam gelas.
Namun jika Anda melihat ada gumpalan-gumpalan kecil yang terbentuk ketika
susu dituang, sebaiknya hindari penggunaan susu kental manis. Gumpalan-
gumpalan kecil itu menandakan bahwa susu kental manis sudah basi.
Dari Rasanya
Cara terakhir untuk mengetahui kelayakan susu kental manis adalah dari
rasanya.Namun perlu diketahui sebelumnya, rasa susu kental manis akan berbeda
untuk setiap mereknya. Jadi, Anda perlu mengetahui rasa susu kental manis yang
biasa dikonsumsi untuk keluarga.Selain manis, biasanya beberapa merek susu
kental manis akan mengandung sedikit berminyak.Namun jika rasa manisnya
sudah mulai bercampur dengan rasa asam, itu tandanya susu kental manis sudah
tidak layak pakai karena sudah basi.
Ada cara mudah untuk menyimpan susu kental manis agar tidak mudah basi
sebelum dipakai. Jika susu kental manis masih dalam keadaan rapat tertutup di dalam
kaleng, sebaiknya simpan di tempat yang kering dengan suhu ruang. Jika sudah lewat
dari tanggal kedaluarsa yang tertera, susu kental manis yang masih tertutup rapat
masih bisa bertahan hingga 1 tahun lamanya. Namun ketika dibuka, jangan lupa
untuk mengecek warna, tekstur, dan rasanya. Sedangkan untuk susu kental manis
yang sudah dibuka kemasannya, setelah digunakan lebih baik segera simpan di
dalam kulkas sisanya. Jangan lupa untuk menutup lubang kemasan/kaleng dengan
kertas pembungkus makanan. Atau pindahkan susu kental manis ke dalam wadah
tertutup sebelum disimpan di dalam kulkas. Lubang yang tidak tertutup bisa
membuat susu kental manis terkontaminasi oleh bau dari makanan lain yang
tersimpan di dalam kulkas. Dengan cara penyimpanan yangbaik di kulkas, susu
kental manis bisa bertahan 5 sampai 7 hari. Jadi ingat, selalu cek bahan makanan
yang tersimpan di rumah. Jangan sampai begitu kita ingin memakai bahan tersebut,
termasuk susu kental mansi, kita baru tahu bahwa bahan makanna tersebut sudah
basi.
Daftar Pustaka