MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KADAR VFA
NIM : 17 01 135
Grup :C
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas Berkat dan
Kuasa-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia
Analisa Instrument ini tepat pada waktunya yang berjudul “Analisa Kadar VPA”.
Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang “Analisa Kadar VPA”.
Laporan praktikum ini dapat di selesaikan berkat tuntunan bantuan dari berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini, saya memberikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca, saya
meminta maaf karena masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan oleh saya. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan ini
dari awal sampai akhir.
(Jan Rifaldi)
2
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1. Tujuan Praktikum.....................................................................1
1.2. Landasan Teori........................................................................1
1.2.1. Limbah..............................................................................1
1.2.2. Pengolahan Air Limbah dengan Metode Adsorbsi
dan Filtrasi........................................................................3
1.2.3. Analisa Kadar VFA............................................................4
BAB II METODOLOGI............................................................................5
2.1 Alat dan Bahan............................................................................5
2.1.1 Alat.................................................................................................5
2.1.2 Bahan.............................................................................................5
2.2 Prosedur Kerja.............................................................................6
2.2.1 Prosedur Kerja Pengolahan Air Limbah Laundry..........................6
2.2.2 Prosedur Kerja Penetapan Kadar VFA..........................................6
3
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Menganalisa kadar VFA dalam sampel dengan penambahan H2SO4
pada suasana asam melalui titrasi.
2. Memahami metode destilasi untuk analisis kadar VFA.
3. Membandingkan kadar VFA sebelum dan sesudah difiltrasi.
1.2 Landasan Teori
1.2.1. Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat
bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah,
ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa
organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume
limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan
limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
6
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka
suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi.
Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa
layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus
disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni
rumah, seperti jamban misalnya.
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (BAPPENAS. 2008).
Arang aktif memiliki ruang pori yang sangat banyak dengan ukuran
tertentu yang dapat menangkap partikel yang sangat halus dan
menjebaknya disana. Salah satu contoh arang aktif yang murah dan efisien
sebagai adsorben adalah arang aktif dari batok kelapa. Zeolit telah
diketahui mampu bertindak sebagai adsorben (penyerap). Mekanismenya
7
melalui proses pengikatan senyawa dan molekul tertentu yang hanya terjadi
dipermukaan. Zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrat yang
mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbuka. Zeolit tersusun oleh
tetrahedral-tetrahedral (SiO4)4- dan (AlO4)5- yang saling berikatan melalui
atom O dengan ikatan Al-O-Si atau Si-O-Si sehingga membentuk rongga
yang teratur secara skematik struktur kerangka zeolit yang menunjukkan
adanya muatan negatif dirumuskan oleh Oudejans, dalam (Sulistyowati.,
1996).
8
Hasil yang didapat yaitu nilai VFA pada limbah laundry setelah
filtrasi lebih tinggi dibandingkan nilai VFA pada limbah laundry sebelum
filtrasi yaitu, total VFA pada limbah laundry sebelum filtrasi sebesar 290
ppm sedangkan pada limbah laundry setelah filtrasi sebesar 350 ppm. Hal
tersebut terjadi karena pada air limbah laundry yang telah difiltrasi akan
meningkatkan asam organik pada limbah tahu sehingga limbah laundry
yang telah difiltrasi lebih tinggi dari pada limbah tahu sebelum filtrasi.
9
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
Alat percobaan Filtrasi
1. Alat Filtrasi : 1 Set
2. Beaker glass 1000 mL : 1 Buah
Alat percobaan Destilasi
1. Alat Destilasi Uap : 1 Set
2. Aluminium Foil : Secukupnya
Alat percobaan Titrasi
1. Alat Destilasi Uap : 1 Set
2. Aluminium Foil : Secukupnya
2.1.2. Bahan
Bahan Percobaan Filtrasi
1. Limbah Laundry
2. Air kran (pencuci alat filtrasi)
Bahan percobaan Destilasi
1. Limbah Laundry 25 Ml
2. Limbah Laundry hasil filtrasi 25 mL
3. NaOH 0,5 N sebanyak 5 mL
4. H2SO4 15% sebanyak 1 mL untuk tiap sampel
5. HCl 0,5 mL
6. Indikator PP
7. Air (sebagai pendingin)
Bahan percobaan Titrasi
1 Destilat Limbah Laundry sebanyak 150 mL
2 Destilat Limbah Laundry Hasil Filtrasi sebanyak 150 mL
3. NaOH 0,5 N sebanyak 5 mL
4. HCl 0,5 N
10
5. Indikator PP
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1 Prosedur Kerja Pengolahan Air Limbah Laundry
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Media filtrasi dibersihkan secara berulang sampai 3 kali
3. Setelah sudah benar-benar bersih, kemudian sampel air limbah
laundry di filtrasi
4. Hasil filtrasi dimasukkan ke dalam beaker glass.
2.2.2 Prosedur Kerja Penetapan Kadar VFA
a. Prosedur Kerja Sampel
1. Alat dan bahan disediakan
2. Alat destilasi dirangkai.
3. Aquadest dimasukkan sebanyak 1000 mL kedalam labu destilasi,
kemudian dimasukkan batu didih.
4. Sampel dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan kedala erlenmeyer
lalu ditambahkan H2SO4 15 % sebanyak 1 mL.
5. Larutan NaOH 0,5 N sebanyak 5 ml dimasukkan kedalam
erlenmeyer bercorong yang terpasang pada alat destilasi.
6. Lalu Heating Mantle dihidupkan dan atur pada skala nomor 8,
hentikan setelah volume destilat sebanyak 150 mL.
7. Destilat yang dihasilkan ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes,
lalu dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N sampai tercapai warna merah
muda
8. Diulangi percobaan yang sama untuk limbah air tahu sesudah filtrasi.
11
BAB III
PENGOLAHAN DATA
No. Nama Volume Volume Volume Indikato Volume Volume Perubahan Warna
Sampel Sampel H2SO4 NaOH r PP destilat Titrasi Sebelum Setelah
(mL) 15 % 0,5 N (tetes) (mL) (mL) titrasi titrasi
(mL)
1 Air 5 1 5 3 150 3 Ungu Merah
Limbah Muda
Loundry
Sebelum
Filtrasi
12
1000 ml/L
VFA Total = ( b - s ) x N HCl x mM
5 ml/L
1000
VFA Total = (6,5 ml – 3,6 ml) x 0,5 N x mM
5
VFA Total = 290 ppm
1000
VFA Total = (6,5 ml – 3 ml) x 0,5 N x mM
5
3.2.2 Reaksi
Larutan ungu
13
Merah muda
BAB IV
PEMBAHASAN
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat
bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah,
ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa
organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume
limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan
limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1 pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2 pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka
suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi.
Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa
layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus
14
disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni
rumah, seperti jamban misalnya.
1 Berukuran mikro
2 Dinamis
3 Berdampak luas (penyebarannya)
4 Berdampak jangka panjang
15
terjadi dipermukaan. Zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrat
yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbuka. Zeolit tersusun
oleh tetrahedral-tetrahedral (SiO4)4- dan (AlO4)5- yang saling berikatan
melalui atom O dengan ikatan Al-O-Si atau Si-O-Si sehingga membentuk
rongga yang teratur secara skematik struktur kerangka zeolit yang
menunjukkan adanya muatan negatif dirumuskan oleh Oudejans, dalam.
16
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan dari hasil praktikum kadar VFA pada air limbah laundry
sesudah filtrasi lebih besar dibandingkan dengan air limbah laundry
sebelum filtrasi.
2. Metode destilasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu destilasi uap.
Proses destilasi ini digunakan terhadap campuran senyawa dan titik didih
200°C hingga lebih. Jenis destilasi ini akan menguapkan senyawa pada
suhu yang mendekati 100°C pada tekanan atmosfer disertai uap ataupun
air yang mendidih.
3. Kadar VFA pada air limbah laundry sebelum dan sesudah filtrasi secara
berturut-turut setelah dilakukan analisa yaitu 290 ppm dan 350 ppm.
5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan pengujian pada saat pengamatan warna
antara sampel dan larutan stock dilakukan dengan teliti agar hasil yang
diperoleh lebih akurat dan juga agar mendapatkan hasil praktikum yang
maksimal.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
SNI Air Bersih
19