RENCANA PENELITIAN
Oleh
Caca Handika
C1G016036
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ANALISIS POTENSI PRODUKSI
TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN
ALAS BARAT
Oleh
Caca Handika
C1G016036
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui :
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Mengetahui :
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Ketua Program Studi Agribisnis
Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc. Dr. Ir. Abdullah Usman, M.Agr.Sc.
NIP. 196301101990012001 NIP. 19610927198803 1 001
Tanggal disetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Mataram, 2020
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan Penilitian...........................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1. Dasar Teori....................................................................................................3
2.1.1 karakteristik jagung.................................................................................3
2.1.2 Teori produksi..........................................................................................5
2.1.3. Fungsi Produksi......................................................................................6
2.1.4. Faktor Produksi.......................................................................................7
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu.....................................................................8
2.3. Kerangka Pemikiran Teori..........................................................................11
2.4. Definisi Operasional....................................................................................12
III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................................14
3.1. Metode Penelitian........................................................................................14
3.2. Unit Analisis................................................................................................14
3.3. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................14
3.3.1. Penentuan Daerah Sampel....................................................................14
3.3.2. Penentuan Jumlah Responden..............................................................14
3.4. Jenis dan Sumber Data...............................................................................15
3.5. Variabel.......................................................................................................15
3.6. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................16
v
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1
I. PENDAHULUAN
tersedia dan permintaan pasar terus meningkat baik untuk pakan, pangan dan
bahan baku industri. Di Indonesia jagung dapat dibudidayakan pada lingkungan
yang beragam, seperti lahan lahan kering, lahan tadah hujan, lahan pasang surut,
dan lahan gambut. Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 79% areal tanaman
jagung terdapat pada lahan kering, sisanya berturut 11% dan 10% terdapat pada
lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan (Dirjen Tanaman Pangan, 2011).
Jagung termasuk komoditas unggul dibandingkan komoditas pangan lain.
Di Indonesia, jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua
setelah beras. Kandungan kimia jagung terdiri atas air sebanyak 13.5%, protein
10%, lemak 4.0%, karbohidrat 61.0%, gula 1.4%, pentosa 6.0%, serat kasar 2.3%,
abu 1.4%, dan zat-zat kimia lainnya 0.4%. Mencermati kandungan dan komposisi
kimia tersebut, jagung selain merupakan sumber kalori, juga mensuplai nutrisi
untuk memperoleh keseimbangan gizi penduduk (Suprapto, 2000).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi produksi tanaman pagan di Kecamatan Alas barat?
2. Faktor-aktor apa saja yang mempengaruhi potensi produksi tanaman pagan
di Kecamatan Alas Barat?
1.3. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui potensi produksi tanaman pagan di Kecamatan Alas
barat
2. Untuk mengetahui faktor-faktor mempengaruhi potensi produksi tanaman
pagan di Kecamatan Alas Barat
3
Fase
Umur Identifikasi Lapangan
Perkembangan
Tanaman
0 4 Tanaman tumbuh, koleoptil muncul di atas
Tanah
1 15 Daun keempat muncul
hasil yang diperoleh tidak optimum. Hal ini disebabkan terjadinya leaching yang
dapat memiskinkan tanah melalui degradasi struktur, erosi, dan pencucian
nitrogen dan unsur hara lainnya (Moentono dan Djali, 1996).
Menurut Purwono dan Hartono (2005) bahwa hampir seluruh tanaman
jagung memiliki nilai ekonomis, secara umum, beberapa manfaat bagian-bagian
tanaman jagung dijelaskan sebagai berikut:
1. Batang dan daun muda untuk pakan ternak.
2. Batang dan daun tua untuk kompos dan kayu bakar.
3. Batang jagung untuk lanjaran untuk turus dan pulp/ bahan kertas. Selain
sebagai bahan pangan, jagung juga menjadi campuran pakan ternak,
2.1.2 Teori produksi
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi
(Salvatore, 2005),
Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Ferguson dan
Gould, 1975).
Hubungan antara jumlah output (Q) dengan sejumlah input yang
digunakan dalam proses produksi ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N ) secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:
Q = f ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N )
Keterangan: Q = output
X = input
Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input
itu sendiri. Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri
atas modal (K) dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat
diformulasikan menjadi:
6
Q = f (K, L)
Keterangan: Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
Fungsi produksi di atas menunjukkan maksimum output yang dapat
diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga
kerja (L) (Nicholson, 1995).
2.1.3. Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
mempehatikan harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk
(Epp & Malone, 1981). Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N )
Dimana Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan, dan ( X 1 , X 2 , X 3
…… X N ) adalah berbagai faktor produksi atau input yang digunakan. Fungsi ini
masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa produk yng dihasilkan
tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa
memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor
produksi tersebut (Heady & Dillon, 1990). Untuk dapat memberikan penjelasan
kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang
spesifik antara lain:
a) Y = a + bX (fungsi linear)
b) Y = a +bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = a X 1 b X 2 c dX 3 (fungsi Cobb-Douglas)
2. Tenaga Kerja
i=1
ln Y = ln K + aS ln S + af ln F+ aw ln W + aL ln L+ a ln A + u
Y= output; S= seed; F= fertilizar; W= labor; L= land; A= farm asset
Produksi Jagung
Keterangan:
Hrg = harga
Bya = biaya
Tk = tenaga kerja
Pdpt= pendapatan
Ikm = iklim
Cc = cuaca
2.4. Definisi Operasional
Masing-masing variabel dan cara pengukurannya perlu diperjelas untuk
memperoleh kesamaan pemahaman persepsi terhadap konsep-konsep dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Jumlah produksi
13
Jumlah produksi atau output yang dimaksud adalah jumlah jagung dalam
bentuk pipilan kering yang dihasilkan oleh petani dalam satuan kilogram (kg)
2. Luas Lahan
Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan garapan yang dimiliki oleh
setiap pemilik lahan untuk penanaman jagung dalam satuan hektar (ha).
3. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dimaksud adalah adalah jumlah tenaga kerja
yang digunakan pada usahatani jagung dalam satu kali masa tanam, dalam satuan
hari orang kerja (HOK), di mana 1 HOK = 8 jam.
4. Pendapatan
5. Biaya
6. Iklim
7. Cuaca
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain
yang sudah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan baik dalam berbagai
bentuk antara lain laporan penelitian, karya tulis dan sebagainya. Data sekunder
yang diperoleh berasal dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat Statistik
Sumbawa Barat.
3.5. Variabel
Berikut ini variabel yang akan diteliti dalam potensi produksi tanaman
jagung, sbb:
1. Luas Lahan
Luas lahan yang dimaksud total luas tanah sedang atau sudah di kelola
oleh usahatani jagung untuk menanam jagung diukur dalam hektar (m2) yang
dapat mempengaruhi pada usahatani yang akan menentukan tingkat produktivitas
tanaman pagan.
2. Tenaga Kerja
kerja perlu juga diperhatikan. Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi
dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga
kerja. Bila kualitas tenaga kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi
kemacetan dalam proses produksi.
3. Harga
Harga yang dimaksud jumlah nilai yang di jual dan belikan konsumen
untuk manfaatkan memiliki atau menggunakan produksi jagung yang dinyatakan
dalam satuan (Rp/m 2).
4. Biaya
Biaya yang dimaksud jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu kali
musim tanam tanaman jagung yang dapat menpengaruhi besarnya produksi
jagung dalam satuan (Rp/kg)
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, H., 2012. Budidaya Jagung Organik. Varietas Baru yang Kian Diburu.
Pustaka Baru Putra. Yogyakarta
Balitsereal. 2009. Deskripsi varietas jagung, sorgum dan gandum. Balai Penilitian
Tanam Serealia: Badan Litbang Pertanian.
Balitsereal. 2002. Inovasi Teknologi Jagung menjawab tantangan ketahanan
pangan nasional. Pusat penilitian dan pengembangan tanaman pangan.
Balai penilitian tanaman serealia : Badan Litbang pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2011. Teknologi Budidaya Jagung.
Direktorat Budidaya Serelia Kementerian Pertanian Indonesia.
Epp dan Malone. 1981. Introduction To Agricultural Economics. Mac Millan
Publishing Co, Inc. New York.
Ferguson dan gould. 1975. Micro Economics Theory. Home Illonois.
Heady dan Dillon. 1990. pengaruh penggunaan pupuk nitrogen dan pupuk P2O5
terhadap produksi jagung. Iowa USA.
Soekartawi, 1990. Teori Produksi Dengan Pokok Bahasa Analisis Fungsi cobb-
Douglass. Rajawali press. Jakarta.
Soekartawi, 2005. Ilmu Usahatani dan Penilitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil. UI-Press. Jakarta.
Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo persada: Jakarta.
Suprapto, H. S. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES : Jakarta.
Mashur, 2003. Meningkatkan Daya Saing Komoditas Pertanian NTB (1).
Perlunya Setting Priority yang Didukung Semua Pihak Secara Sinergis.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB.
Moentono dan Djali, 1996. Pembentukan dan Produksi Benih Jagung Hibrida.
Bogor. Hal: 119-156.
Nicholson, W, 1995, mikro ekonomi intermediate dan penerapan jilid 1, Raja
Grafino Persada, Jakarta.
Purwono dan hartono, 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta.
18