Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS POTENSI PRODUKSI

TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN


ALAS BARAT

RENCANA PENELITIAN

Oleh
Caca Handika
C1G016036

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ANALISIS POTENSI PRODUKSI
TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN
ALAS BARAT

Rencana Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Melakukan Penelitian

Oleh
Caca Handika
C1G016036

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
i

HALAMAN PENGESAHAN

Rencana penilitian yang diajukan oleh:


Nama : Caca Handika
Nim : C1G016036
Program studi : Agribisnis
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Judul : ”ANALISIS POTENSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI
KECAMATAN ALAS BARAT”

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian.


Rencana penelitian tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.

Menyetujui :
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ir. Sri Supartiningsih, MP. Ir. Candra Ayu, M.Si.


NIP. 196004031985032001 NIP. 196712221993032002

Mengetahui :
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc. Dr. Ir. Abdullah Usman, M.Agr.Sc.
NIP. 196301101990012001 NIP. 19610927198803 1 001

Tanggal disetujui :
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan
segala aktivitas dalam merampungkan rencana penelitian yang berjudul “Analisis
Potensi Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Alas Barat ’’ yang merupakan
salah satu syarat untuk melakukan penelitian.
Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penulisan rencana penelitian ini
banyak dihadapi Penulis, namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan
dari berbagai pihak, baik moral maupun materil sehingga rencana penelitian ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati Penulis
ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Ir. Sri Supartiningsih , MP., Selaku Dosen Pembimbing Utama.
2. Ibu Ir. Candra Ayu, M.Si., Selaku Pembimbing Pendamping.
3. Ibu Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc., Selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian.
4. Bapak Dr. Ir. Abdullah Usman, M.Agr.Sc., Selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Universitas Mataram yang telah membantu dan
mendorong penulis dalam penyelesaian rencana penelitian ini.
Akhirnya tiada harapan selain ridha Allah SWT atas segala jerih payah dan
jasa baik kita semua serta limpahan rahmat, dan hidayah-Nya senantiasa tetap
tercurah kepada kita sekalian, Amin.

Mataram, 2020

Penulis
iii
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan Penilitian...........................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1. Dasar Teori....................................................................................................3
2.1.1 karakteristik jagung.................................................................................3
2.1.2 Teori produksi..........................................................................................5
2.1.3. Fungsi Produksi......................................................................................6
2.1.4. Faktor Produksi.......................................................................................7
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu.....................................................................8
2.3. Kerangka Pemikiran Teori..........................................................................11
2.4. Definisi Operasional....................................................................................12
III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................................14
3.1. Metode Penelitian........................................................................................14
3.2. Unit Analisis................................................................................................14
3.3. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................14
3.3.1. Penentuan Daerah Sampel....................................................................14
3.3.2. Penentuan Jumlah Responden..............................................................14
3.4. Jenis dan Sumber Data...............................................................................15
3.5. Variabel.......................................................................................................15
3.6. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................16
v

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Dan Pertumbuhan Jagung.....................6


vii

DAFTAR GAMBAR
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian
besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis
pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan datang. Salah satu komoditi andalan di
sektor pertanian adalah jagung, karena jagung merupakan salah satu bahan pokok
makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan penting setelah beras. Selain
bahan pokok makanan setelah beras, jagung banyak digunakan untuk pakan ternak
dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung untuk pakan ternak kurang lebih
200.000 ton jagung pipilan kering tiap mengimbangi permintaan yang sebagian
dipacu oleh pengembangan industri pakan dan pangan (Budiman, 2012).
Di daerah persawahan irigasi Nusa Tenggara Barat ada kecenderungan
bahwa penanaman jagung telah mengeser tanaman kedelai sebagai tanaman kedua
setelah padi, begitu juga dilahan kering sudah mulai dilakukan penanaman jagung
yang berorientasi pasar dengan menanam varietas Lamuru yang relative tahan
kering dibandingkan dengan varietas lain. Dengan teknologi tanpa olah tanah
petani dapat mengurangi biaya yang dikeluarkanya. Begitu juga para pengusaha
telah membaca peluang pasar untuk jagung. Hal ini dapat dilihat dengan
bermunculannya pengusaha jagung di tanah air. Namun demikian berdasarkan
realita agribisnis jagung belum berjalan optimal (Mashur, 2003).
Pengembangan agribisnis jagung merupakan suatu program akselarasi
pengembangan komoditas unggulan daerah NTB, yang dirancang sebagai suatu
upaya terobosan yang diyakini mampu memberikan kontribusi yang tinggi pada
peningkatan pendapatan masyarakat khususnya pelaku agribisnis jagung dari hulu
sampai hilir, menampung tenaga kerja yang cukup besar serta mendorong
bergeraknya perekonomian masyarakat pedesaan. Jagung salah satu komoditas
unggulan di daerah NTB merupakan pilihan yang sangat tepat karena tanaman
jagung sudah dikenal luas dimasyarakat, mudah dibudidayakan, sedikit
membutuhkan air, aman dari serangan penganggu, potensi pengembangan lahan
2

tersedia dan permintaan pasar terus meningkat baik untuk pakan, pangan dan
bahan baku industri. Di Indonesia jagung dapat dibudidayakan pada lingkungan
yang beragam, seperti lahan lahan kering, lahan tadah hujan, lahan pasang surut,
dan lahan gambut. Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 79% areal tanaman
jagung terdapat pada lahan kering, sisanya berturut 11% dan 10% terdapat pada
lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan (Dirjen Tanaman Pangan, 2011).
Jagung termasuk komoditas unggul dibandingkan komoditas pangan lain.
Di Indonesia, jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua
setelah beras. Kandungan kimia jagung terdiri atas air sebanyak 13.5%, protein
10%, lemak 4.0%, karbohidrat 61.0%, gula 1.4%, pentosa 6.0%, serat kasar 2.3%,
abu 1.4%, dan zat-zat kimia lainnya 0.4%. Mencermati kandungan dan komposisi
kimia tersebut, jagung selain merupakan sumber kalori, juga mensuplai nutrisi
untuk memperoleh keseimbangan gizi penduduk (Suprapto, 2000).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi produksi tanaman pagan di Kecamatan Alas barat?
2. Faktor-aktor apa saja yang mempengaruhi potensi produksi tanaman pagan
di Kecamatan Alas Barat?
1.3. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui potensi produksi tanaman pagan di Kecamatan Alas
barat
2. Untuk mengetahui faktor-faktor mempengaruhi potensi produksi tanaman
pagan di Kecamatan Alas Barat
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Susunan
morfologi tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah.
Produksi usahatani jagung adalah biji. Biji jagung merupakan sumber karbohidrat
yang potensial untuk bahan pagan ataupun nonpagan. Biji jagung tersusun da;am
barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20
baris biji.

2.1.1 karakteristik jagung


Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji- bijian
dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan
Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16
orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda
menamakannya maisdan orang Inggris menamakannya corn. Jenis jagung dapat
dikelompokkan menurut umur.Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan
(Balitsereal, 2009) :
1. Berumur pendek (genjah)75-90 hari, contohWarangan, Abimanyudan
Arjuna.
2. Berumur sedang (tengahan)90-120 hari, contohHibrida C 1, Hibrida CP 1dan
CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 4, Malin, Pandu.
3. Berumur panjang (dalam)lebih dari 120 hari, contohKania Putih, Bastar,
Kuning, Bimadan Harapan.
Tahapan fase-fase perkembangan dan pertumbuhan tanaman
jagung(Balitsereal, 2002) tertera pada Tabel 2. Jagung merupakan tanaman yang
dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya. Tanaman ini dapat dijumpai mulai
dari 550 LU sampai 400 LS dan mulai atas permukaan laut sampai ketinggian
4000 meter. Suhu minimum untuk pertumbuhan jagung sekitar 8-100 C
sedangkan suhu maksimum yang dapat ditoleransi mencapai 400 C. Untuk
4

pertumbuhan optimal, jagung membutuhkan suhu rata-rata 240 C selama periode


pertumbuhan (Moentono dan Djali, 1996).
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Dan Pertumbuhan Jagung

Fase
Umur Identifikasi Lapangan
Perkembangan
Tanaman
0 4 Tanaman tumbuh, koleoptil muncul di atas
Tanah
1 15 Daun keempat muncul

2 26 Daun ke delapan, satu sampai dua daun mati

3 38 Daun ke-12 sempurna, tiga sampai empat


daun mati
4 53 Daun ke-16 sempurna, ujung malai banyak
mulai terlihat, 5-6 daun mati
5 63 75% tanaman berambut, terjadi persarian

6 70 12 hari sesudah fase ke-5, biji dalam fase


matang susu
7 77 24 hari sesudah fase ke-5, biji dalam fase
tepung
8 86 36 hari sesudah fase ke-5, permulaan fase
dent
9 92 48 hari sesudah fase ke-5, fase dent berakhir

10 104 60 hari sesudah fase ke-5, biji masak


fisiologis

Kebutuhan air terbanyak dibutuhkan pada fase pembungaan dan pengisian


biji. Dalam hal ini distribusi curah hujan lebih penting daripada total curah hujan.
Menurut penelitian diketahui, penurunan hasil akibat kekeringan mencapai 15%.
Untuk mengatasi kekeringan disarankan untuk menanam jagung pada awal musim
hujan atau menjelang musim kemarau. Curah hujan 85 – 100 mm per bulan sudah
mencukupi kebutuhan air tanaman jagung bila terlalu tinggi intensitas hujan maka
5

hasil yang diperoleh tidak optimum. Hal ini disebabkan terjadinya leaching yang
dapat memiskinkan tanah melalui degradasi struktur, erosi, dan pencucian
nitrogen dan unsur hara lainnya (Moentono dan Djali, 1996).
Menurut Purwono dan Hartono (2005) bahwa hampir seluruh tanaman
jagung memiliki nilai ekonomis, secara umum, beberapa manfaat bagian-bagian
tanaman jagung dijelaskan sebagai berikut:
1. Batang dan daun muda untuk pakan ternak.
2. Batang dan daun tua untuk kompos dan kayu bakar.
3. Batang jagung untuk lanjaran untuk turus dan pulp/ bahan kertas. Selain
sebagai bahan pangan, jagung juga menjadi campuran pakan ternak,
2.1.2 Teori produksi
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi
(Salvatore, 2005),
Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Ferguson dan
Gould, 1975).
Hubungan antara jumlah output (Q) dengan sejumlah input yang
digunakan dalam proses produksi ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N ) secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:
Q = f ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N )
Keterangan: Q = output
X = input
Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input
itu sendiri. Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri
atas modal (K) dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat
diformulasikan menjadi:
6

Q = f (K, L)
Keterangan: Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
Fungsi produksi di atas menunjukkan maksimum output yang dapat
diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga
kerja (L) (Nicholson, 1995).
2.1.3. Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
mempehatikan harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk
(Epp & Malone, 1981). Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f ( X 1 , X 2 , X 3 …… X N )
Dimana Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan, dan ( X 1 , X 2 , X 3
…… X N ) adalah berbagai faktor produksi atau input yang digunakan. Fungsi ini
masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa produk yng dihasilkan
tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa
memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor
produksi tersebut (Heady & Dillon, 1990). Untuk dapat memberikan penjelasan
kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang
spesifik antara lain:
a) Y = a + bX (fungsi linear)
b) Y = a +bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = a X 1 b X 2 c dX 3 (fungsi Cobb-Douglas)

2.1.4. Faktor Produksi


Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk
menghasilkan produksi. Faktor produksi disebut dengan input. Faktor-faktor yang
7

mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 1990),


antara lain: (1) Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat
kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya; (2)
Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, resiko, dan ketidakpastian, kelembagaan,
tersedianya kredit dan sebagainya.
Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk
menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.
Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan, tenaga kerja, tanaman,
pupuk, pestisida, tanaman pelindung dan umur tanaman. Proses produksi
menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan
mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu seefisien mungkin.
Modal dalam arti luas dan umum adalah modal petani secara keseluruhan,
dengan memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja
(Heady & Dillon, 1990). Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi,
maka dari sejumlah faktor produksi kita anggap variabel, sedangkan faktor
produksi lainnya dianggap konstan (Mubyarto, 1994).
1. Lahan Pertanian
Lahan pertanian dapat dibedakan dengan tanah pertanian. Lahan pertanian
banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usaha tani
misalnya sawah, legal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah tanah
yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara
tradisional perlu dipahami agar dapat ditransfomasi ke ukuran luas lahan yang
dinyatakan dengan hektar. Disamping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah
juga diperhatikan (Soekartawi, 2005).
8

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam


proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Soekartawi, 2005).
3. Modal
Dalam proses produksi pertanian, modal dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu modal tidak bergerak (biasanya disebut modal tetap). Faktor produksi seperti
tanah, bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap.
Sebaliknya modal tidak tetap atau modal variable, adalah biaya yang dikeluarkan
dalam proses produk dan habis dalam satu kali dalam proses produksi, misalnya
biaya produksi untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan atau yang dibayarkan
untuk pembayaran tenaga kerja (Soekartawi, 2005).
4. Manajemen
Dalam usaha tani modern, peranan manajemen sangat penting dan
strategis, yaitu sebagai seni untuk merencanakan, mengorganisasi dan
melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi, bagaimana mengelola
orang-orang dalam tingkatan atau tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).
5. Produk
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Dalam
bidang pertanian, produk atau produksi itu bervariasi karena perbedaan kualitas.
Pengukuran terhadap produksi juga perlu perhatian karena keragaman kualitas
tersebut. Nilai produksi dari produk-produk pertanian kadang-kadang tidak
mencerminkan nilai sebenarnya, maka sering nilai produksi diukur menurut harga
bayangannya/shadow price (Soekartawi, 2005).
9

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Di samping pembahasan teori-teori, pengkajian terhadap hasil penelitian
yang telah dilakukan para peneliti perlu dilakukan. Pengkajian atas hasil-hasil
terdahulu akan sangat membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan
berbagai pendekatan spesifik. Selain itu juga memberikan pemahaman mengenai
posisi peneliti, untuk membedakan penelitian terdahulu yang telah dilakukan.
Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan.
1. Puapanichya & Panayotou (1985)
Dalam buku “Food Policy Analysis in Thailand” editor Theodore
Panayotou terbitan Agricultural Development Council Bangkok tahun 1985,
terdapat penelitian tentang fungsi produksi pada budidaya jagung di Distrik Lop
Buri Thailand. Penelitian ini dilakukan oleh Puapanichya & Panayotou (1985),
dalam penelitian dengan metode survei pada tahun 1984 tersebut jumlah
sampelnya sebanyak 145 sampel. Model yang digunakan adalah fungsi produksi
Cobb-Douglas untuk mengkaji hubungan antara hasil dengan fungsi produksi
yang digunakan. Diketahui bahwa budidaya jagung di Distrik Lop Buri belum
menerapkan paket teknologi budidaya dengan tepat guna sesuai dengan kondisi
lahan usaha pertaniannya. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa produksi
jagung di sentra produksi Distrik Lop Buri dapat ditingkatkan dengan
penambahan bibit dan tenaga kerja. Dalam analisis ini rumus yang digunakan
adalah fungsi produksi Cobb Douglas:
ln Y = ln bo + b ∑ ln Xi+Ui

i=1

ln Y = ln K + aS ln S + af ln F+ aw ln W + aL ln L+ a ln A + u
Y= output; S= seed; F= fertilizar; W= labor; L= land; A= farm asset

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa faktor produksi yang berpengaruh


terhadap produksi jagung adalah:
10

a= 0,0979; aSf = 0,0154; aw = 0,0269; aL = 0,7244; aA2 = 0,0523; R =0,8832;


n= 145; SE= 0,2619
Dalam hasil secara parsial penambahan bibit dan pupuk sebanyak 1% akan
meningkatkan produksi sebesar 0,0979% dan 0,0154% sedangkan penambahan
tenaga kerja dan luas lahan sebanyak 1% menyebabkan kenaikan produksi sebesar
0,0269% dan 0,7244%. Sedangkan penambahan asset pertanian sebesar 1%
meningkatkan 0,0523%. Koefisien determinasinya sebesar 0,8832 dengan
standard error sebesar 0,2619.
2. Yeh, MH (1961)
Yeh, MH (1961) dalam ”Application of Curvilinear Equations to
Economic Problems” melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk
nitrogen dan pupuk fosfat dalam budidaya jagung di District Winnipeg USA.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model Cobb-
Douglas. Hasil analisis penggunaan faktor-faktor produksi dilakukan dengan
bantuan fungsi produksi Cobb Douglas, di mana variabel dependen Y adalah
produksinya dan variabel independen adalah faktor produksinya yaitu variabel
pupuk Nitrogen (N) dan pupuk Phosphate (P). Dari penelitian didapat persamaan
Cobb-Douglas:
Y = 7,55 N 0,09 P 70,244
R2= 0,88 dari log
Persamaan tersebut diduga dengan menggunakan regresi kuadrat terkecil
atau least square regression.
3. Heady & Dillon (1990)
Heady & Dillon (1990) dalam ”Agriculture Production Functions”
melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk nitrogen dan pupuk
P2O5 t terhadap produksi jagung di negara bagian Iowa USA.
Dalam penelitian tersebut, model yang digunakan adalah fungsi produksi
Cobb Douglas untuk mengkaji pengaruh penggunaan dua jenis pupuk terhadap
produksi. Diketahui bahwa budidaya jagung telah menerapkan paket teknologi
budidaya dengan tepat guna sesuai dengan kondisi lahan usaha pertaniannya.
11

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa produksi jagung di sentra


produksi di negara bagian Iowa dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk
nitrogen maupun pupuk P2O. Dalam analisis ini rumus yang digunakan adalah
fungsi produksi Cobb Douglas. Dari penelitian didapat per-samaan Cobb-
Douglas:
(Y = 0,442 P0,4090 N 0,2877dengan R2= 0,91 dari log)
2.3. Kerangka Pemikiran Teori
Kerangka pemikiran teori menunjukkan tentang pola pikir teori yang
dibuat untuk memecahkan masalah penelitian. Kerangka ini didasarkan pada
teori-teori yang dibahas serta dikaitkan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu
yang di antara variabelnya dimasukkan dalam model ini. Sebelum diuraikan
tentang kerangka Pendekatan Masalah, terlebih dahulu akan diuraikan secara
singkat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian. Salah satu
tujuan petani jagung dalam mengelola usaha taninya adalah untuk memperoleh
produksi jagung yang tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut petani menghadapi
beberapa kendala.
Tujuan yang hendak dicapai dan kendala yang dihadapinya merupakan
faktor penentu bagi petani untuk mengambil keputusan dalam usaha taninya. Oleh
karena itu, petani sebagai pengelola usahataninya akan mengalokasikan sumber
daya yang dimilikinya sesuai tujuan yang hendak dicapai. Masalah alokasi sumber
daya ini berkaitan erat dengan tingkat produksi yang akan dicapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2
kelompok (Soekartawi, 2005), yaitu: (1) Faktor biologi, seperti lahan pertanian
dengan macam dan tingkat kesuburannya, varietas, obat-obatan, gulma, dan
sebagainya; (2) Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja,
tingkat pcndidikan, tingkat pendapatan, risiko, dan ketidakpastian, kelembagaan,
tersedianya kredit dan sebagainya.
Dalam produksi pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya
beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja
(Mubyarto, 1994).
12

Berdasarkan landasan teori yang telah dibahas, ada beberapa variabel


dimasukkan dalam model ini, yaitu luas lahan, tenaga kerja, harga dan biaya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa pada
penelitian ini berbeda faktor produksi dan lokasi penelitian. Oleh karena itu dapat
disusun suatu kerangka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung
di Kecamatan Alas Barat, sebagai berikut : luas lahan, tenaga kerja, harga, biaya
dan berhubungan positif terhadap produksi jagung, artinya apabila penggunaan
input tersebut meningkat, akan meningkatkan produksi jagung, sehingga akan
teridentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung.
Dari uraian kerangka Pemikiran teori tersebut dapat dibuat dalam struktur
berikut :
Gambar 2.1. Model Kerangka Pemikiran Potensi Produksi Jagung

Produksi Jagung

Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek klimatologi

Hrg Bya TK Pdpt Ikm Cc

Gambar 2.1 kerangka Pemikiran teori

Keterangan:

Hrg = harga
Bya = biaya
Tk = tenaga kerja
Pdpt= pendapatan
Ikm = iklim
Cc = cuaca
2.4. Definisi Operasional
Masing-masing variabel dan cara pengukurannya perlu diperjelas untuk
memperoleh kesamaan pemahaman persepsi terhadap konsep-konsep dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Jumlah produksi
13

Jumlah produksi atau output yang dimaksud adalah jumlah jagung dalam
bentuk pipilan kering yang dihasilkan oleh petani dalam satuan kilogram (kg)
2. Luas Lahan

Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan garapan yang dimiliki oleh
setiap pemilik lahan untuk penanaman jagung dalam satuan hektar (ha).
3. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang dimaksud adalah adalah jumlah tenaga kerja
yang digunakan pada usahatani jagung dalam satu kali masa tanam, dalam satuan
hari orang kerja (HOK), di mana 1 HOK = 8 jam.

4. Pendapatan

Pendapatan yang di maksud produksi atau output jagung yang dihasilkan


dalam masa satu kali tanam oleh petani sehingga dapat mengetahui jagung
tersebut meningkat dalam luas lahan 1 hektar (ha).

5. Biaya

Biaya yang dimaksud Sejumlah pengeluaran tunai yang dikeluarkan untuk


usahataninya pada masa saat tanaman jagung di tanam dalam satu kali tanam
dengan luas lahan 1 hektar dengan melibatkan biaya lainnya sperti : biaya Tk dan
biaya produksi.

6. Iklim

Iklim yang dimaksud Pertumbuhan jagung yang baik akan berlangsung


jika curah hujan antara 600-900 mm selama hidupnya selama masa tanam jagung
satu kali produksi yang mempengaruhi tingkat produktivitasnya.

7. Cuaca

Cuaca yang dimaksud setuasi dimana masa tanam jagung dengan


memperhitungkan masa bulan pada saat akhir musim hujan.
14

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode yang di gunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskripsif akan menjelaskan dan
menggambarkan data dan informasi, serta analisis data yang komprehensif
mengenai potensi produksi tanaman pangan jagung di wilayah Kecamatan Alas
Barat.

3.2. Unit Analisis


Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah potensi produksi
tanaman pagan jagung di Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa . Tanaman
jagung yang dimaksud di penelitian ini adalah jagung yang dihasilkan dari luas
lahan milik usahatani petani.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel


3.3.1. Penentuan Daerah Sampel
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Alas barat, Kabupaten Sumbawa.
Kecamatan Alas Barat terdiri atas delapan desa yaitu, Gontar, Gontar Baru,
Labuan Mapin, Lekong , Mapin Baru, Mapin Kebak, Mapin Rea dan Usar Mapin.
Dari delapan desa ditetapkan dua desa sebagai lokasi penelitian secara sengaja
(purposive sampling) yaitu Desa Gontar dan Desa Gontar Baru dengan
pertimbangan desa tersebut memiliki produksi jagung yang senigfikan.

3.3.2. Penentuan Jumlah Responden


Penentuan jumlah responden dilakukan dengan quota sampling, yaitu
menetapkan 20 petani dengan menetapkan 10 petani pada masing-masing desa.
Selanjutnya petani responden dipilih secara kebetulan (accidental sampling)
dimana berdasarkan pada kemudahan mendapatkan data dan mudah di temui.
15

3.4. Jenis dan Sumber Data


Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan adanya data dan informasi
terkait. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani jagung dengan


menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner. Data-data primer yang diperoleh
antara lain: jumlah produksi jagung pipilan, jumlah tenaga kerja, jumlah biaya
dikeluarkan, Jumlah harga produksi atau output jagung pipilan kering diukur
dalam satuan kilogram, luas lahan diukur dalam satuan hektar, jumlah tenaga
kerja diukur dalam satuan hari kerja orang (HKO).

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain
yang sudah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan baik dalam berbagai
bentuk antara lain laporan penelitian, karya tulis dan sebagainya. Data sekunder
yang diperoleh berasal dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat Statistik
Sumbawa Barat.

3.5. Variabel
Berikut ini variabel yang akan diteliti dalam potensi produksi tanaman
jagung, sbb:

1. Luas Lahan

Luas lahan yang dimaksud total luas tanah sedang atau sudah di kelola
oleh usahatani jagung untuk menanam jagung diukur dalam hektar (m2) yang
dapat mempengaruhi pada usahatani yang akan menentukan tingkat produktivitas
tanaman pagan.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimaksud faktor produksi yang perlu diperhitungkan


dinama 1 HKO = 8 jam dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan
saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga
16

kerja perlu juga diperhatikan. Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi
dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga
kerja. Bila kualitas tenaga kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi
kemacetan dalam proses produksi.

3. Harga

Harga yang dimaksud jumlah nilai yang di jual dan belikan konsumen
untuk manfaatkan memiliki atau menggunakan produksi jagung yang dinyatakan
dalam satuan (Rp/m 2).

4. Biaya

Biaya yang dimaksud jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu kali
musim tanam tanaman jagung yang dapat menpengaruhi besarnya produksi
jagung dalam satuan (Rp/kg)

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey dimana pengumpulan
data yang bersifat menyeluruh dari sejumlah unit atau individu dengan
mengunakan kuesioner dan mengadakan wawancara langsung berdasarkan daftar
pertanyaan yang sudah dibuat terlebih dahulu.
17

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, H., 2012. Budidaya Jagung Organik. Varietas Baru yang Kian Diburu.
Pustaka Baru Putra. Yogyakarta
Balitsereal. 2009. Deskripsi varietas jagung, sorgum dan gandum. Balai Penilitian
Tanam Serealia: Badan Litbang Pertanian.
Balitsereal. 2002. Inovasi Teknologi Jagung menjawab tantangan ketahanan
pangan nasional. Pusat penilitian dan pengembangan tanaman pangan.
Balai penilitian tanaman serealia : Badan Litbang pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2011. Teknologi Budidaya Jagung.
Direktorat Budidaya Serelia Kementerian Pertanian Indonesia.
Epp dan Malone. 1981. Introduction To Agricultural Economics. Mac Millan
Publishing Co, Inc. New York.
Ferguson dan gould. 1975. Micro Economics Theory. Home Illonois.
Heady dan Dillon. 1990. pengaruh penggunaan pupuk nitrogen dan pupuk P2O5
terhadap produksi jagung. Iowa USA.
Soekartawi, 1990. Teori Produksi Dengan Pokok Bahasa Analisis Fungsi cobb-
Douglass. Rajawali press. Jakarta.
Soekartawi, 2005. Ilmu Usahatani dan Penilitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil. UI-Press. Jakarta.
Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo persada: Jakarta.
Suprapto, H. S. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES : Jakarta.
Mashur, 2003. Meningkatkan Daya Saing Komoditas Pertanian NTB (1).
Perlunya Setting Priority yang Didukung Semua Pihak Secara Sinergis.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB.
Moentono dan Djali, 1996. Pembentukan dan Produksi Benih Jagung Hibrida.
Bogor. Hal: 119-156.
Nicholson, W, 1995, mikro ekonomi intermediate dan penerapan jilid 1, Raja
Grafino Persada, Jakarta.
Purwono dan hartono, 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta.
18

Puapanichya dan Panayotou. 1985. Fungsi Produksi Pada Budidaya Jagung.


Distrik Lop Buri Thailand.
Salvatore. 2005. Ekonomi Manajerial Buku 2. Salemba Empat : Jakarta.
Yeh, MH. 1961. Pengaruh Penggunaan Pupuk Nitrogen dan Pupuk Fosfat Dalam
Budidaya Jagung. District Winnipeg USA.

Anda mungkin juga menyukai