Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA SISTEM POLIKULTUR

(BANDENG DAN RUMPUT LAUT)

DI KELURAHAN SAMATARING LINGKUNGAN PANGASA

KECAMATAN SINJAI TIMUR KABUPATEN SINJAI

A. NURUL IFTITAH AR

1811022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : A. Nurul Iftitah AR

NIM : 18 11 022

Fakultas : Pertanian

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Judul penelitian :Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Sistem Polikultur

(Bandeng dan Rumput Laut) Di Kelurahan Samataring

Lingkungan Pangasa Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten

Sinjai.

Telah diperiksa oleh pembimbing dan dinyatakan layak diajukan untuk Ujian

Proposal Penelitian pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Andi Tenriawaruwaty, S.Pi., M.Si. Ir. Nurlaelah Fattah, M.Si.

NIDN.091407302 NIDN.09070868686805
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan

hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal yang

berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Sistem Polikultur (Bandeng

dan Rumput Laut Di Kelurahan Samataring Lingkungan pangasa Kecamatan

Sinjai Timur Kabupaten Sinjai)”. Salam dan salawat senantiasa tercurah

kepada baginda nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat muslim.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang

penulis hadapi namun proposal ini tidak akan terselesaikan dengan baik

tanpa dukungan, motivasi dam bantuan dari berbagai pihak.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua serta

keluarga besar tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moral

maupun materi selama penulis menjalani masa perkuliahan. Pada

kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis juga

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua, saudara serta seluruh keluarga yang selalu

memberikan dukungan, nasehat, demi kelancaran penelitian ini

2. Bapak Dr. Abdul Hakim Fattah,.Spt.,M.Si. selaku Dekan Fakultas

sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai.

3. Ibu Andi Tenriawaruwaty, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program

Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas

Muhammadiyah Sinjai.
4. Ibu Andi Tenriawaruwaty, S.Pi., M.Si. selaku pembimbing I serta

Ibu Ir. Nurlaelah Fattah, M.Si. selaku pembimbing II yang ikhlas

meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan arahan,

bimbingan dan bantuan selama penelitian hingga penyusunan

tugas akhir.

5. Bapak dan ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Sinjai fakultas

pertanian terkhusus pada program studi manajeman sumber daya

perairan.

Segenap usaha telah penulis lakukan untuk kesempurnaan proposal

ini. namun, penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari

kekhilafan.Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangatlah diperlukan untuk memperbaiki kesalahan yang ada.

Akhir kata, Allah SWT tiada Tuhan melainkan Dia, semoga skripsi ini dapat

digunakan untuk kemajuan dunia perikanan dan kesejahteraan masyarakat.

Aamiin yaa Rabbal alamiin.

Sinjai, 9 Maret 2022

A. Nurul Iftitah AR

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4

2.1 Deskripsi Bandeng dan Rumput laut................................................4

2.1.1Bandeng (Chanos-chanos).......................................................4

a. Morfologi dan klasifikasi Bandeng...............................................5

b. Habitat dan Kebiasaan Hidup Bandeng......................................6

2.1.2Rumput Laut (Gracilaria sp)........................................................

a. Morfologi dan Klasifikasi Rumput laut (Gracilaria sp).................7

b. Habitat dan Budidaya....................................................................

2.2 Cara Penerapan Sistem Polikultur.........................................................9

2.3 Kelayakan........................................................................................10

2.4 Kerangka Pikir.................................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN................................................................13

3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................13


3.2 Alat Dan Bahan...............................................................................14

3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................14

3.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................14

3.5 Teknik pengambilan sampel...........................................................14

3.6 Analisis Data...................................................................................15

3.7 Kuisioner…………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya polikultur adalah pemanfaataan lahan dengan lebih dari 1

produk hasil akhir. Sistem ini meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan

pendapatan pembudidaya secara berkesinambungan. Ada banyak jenis biota

yang mampu di budidayakan dengan sistem budidaya polikultur salah satu

diantaranya adalah ikan bandeng dan rumput laut.

Dalam bahasa Latin, bandeng dikenal sebagai Chanos atau Milkfish

dalam bahasa Inggris. Bandeng cenderung hidup bergerombol disekitar

pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Pada siklus hidupnya, bandeng yang

baru menetas akan hidup di laut sekitar 2-3 minggu, lalu berpindah ke rawa-

rawa bakau, daerah payau, atau danau. Setelah menjadi dewasa, bandeng

kemudian akan kembali menuju laut dan berkembang biak. Dalam proses

budidaya bandeng, pembudidaya akan mengumpulkan bibit bandeng (nener)

dari tempat asalnya atau sungai dan menternakkan di tambak. Di tambak

tersebut, bandeng dapat diberi makan apa saja dan tumbuh dengan cepat,

setelah cukup besar bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus

atau diasap (Gufran, 2012).

Bandeng bisa dibudidayakan dengan cara polikultur dengan rumput

laut terjadi simbiosis mutualisme dimana Bandeg dan Rumput laut atau
seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam

makroalga benthik yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut

merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi

thallophyta. Klasifikasi rumput laut berdasarkan kandungan pigmen terdiri

dari 4 kelas, yaitu rumput laut hijau (Chlorophyta), rumput laut merah

(Rhodophyta), rumput laut coklat (Phaeophyta) dan rumput laut pirang

(Chrysophyta). (Suparmi dan Achmad Sahri, 2009).

Kabupaten sinjai adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi

Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 819.96 km2 (81.996 Ha).

Secara adminitratif sinjai mencakup sembilan kecamatan yaitu kecamatan

Sinjai Utara, kecamatan Sinjai Timur, kecamatan Sinjai Tengah, kecamatan

Sinjai Barat, kecamatan Sinjai Selatan, kecamatan Sinjai Borong, kecamatan

Bulupoddo, kecamatan Tellulimpoe dan kecamatan Pulau Sembilan (Aynul,

dkk, 2018).

Salah satu kelurahan yang terletak di kabupaten Sinjai adalah

kelurahan Samataring, kelurahan ini terletak di kecamatan Sinjai Timur.

Masyarakat yang menetap di lingkungan Samataring beberapa diantaranya

ada yang melakukan usaha budidaya polikultur bandeng dan rumput laut

gracilaria sp. Luas tambak yang berada di lingkungan samataring yaitu 312

hektar.

Yang menjadi kendala dalam melakukan usaha pengembangan usaha

budidaya polikultur bandeng dan rumput laut gracilaria sp adalah kurangnya


data dan informasi mengenai daya dukung atau karakteristik kelayakan

tambak sebagai kawasan budidaya polikultur bandeng dan rumput laut

Gracilaria sp di kawasan tersebut yang memperhatikan aspek fisik (seperti

suhu lokasi budidaya, kedalaman lokasi budidaya, matahari yang mampu di

akses, hingga material dasar perairan) dan kimia (seperti salinitas, pH,

oksigen teralarut, CO2, nitrat dan fosfat yang ada dalam air). Jika terjadi

kesalahan dalam pemilihan lokasi budidaya maka akan terjadi penurunan

produksi dari hasil polikultur bandeng dan rumput laut Gracilaria menurun.

Sehingga berdasarkan masalah di atas, maka peneliti menganggap

penting untuk melakukan suatu analisis, maka dari itu peneliti mengangkat

judul penelitian "Analisis kelayakan usaha budidaya sistem polikultur

(bandeng dan rumput laut di Kelurahan Samataring kecamatan Sinjai Timur

kabupaten Sinjai)".

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kelayakan budidaya sistem polikultur (bandeng dan

rumput laut Gracilaria sp di desa Samataring kecamatan sinjai timur

kabupaten sinjai).

1.3 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil analisis terkait

tingkat kelayakan usaha budidaya polikultur (bandeng dan rumput laut

Gracilaria sp di Kelurahan Samataring Lingkungan Pangasa kecamatan

Sinjai Timur kabupaten Sinjai).

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan

informasi bagi pihak-pihak yang melakukan usaha budidaya polikultur

(bandeng dan rumput laut Gracilaria sp di Kelurahan Samataring Lingkungan

Pangasa Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai referensi bagi masyarakat agar mampu melakukan usaha

budidaya polikultur yang berkelanjutan.

b. Sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan

pembudidaya agar usaha budidaya yang dilakukan semakin baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Bandeng dan Rumput Laut

2.1.1 Bandeng (Chanos-chanos)

a. Morfologi dan Klasifikasi Bandeng

Bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan bernilai

ekonomis yang banyak di budidayakan di Indonesia. Ikan bandeng secara

morfologi dicirikan dengan bentuk memanjang berbentuk seperti torpedo.

Sirip ekornya bercabang (forked), pada bagian tubuhnya tersusun sisik-sisik

kecil yang teratur membentuk cycloid. Tubuhnya berwarna putih keperakan

terutama pada bagian perut (ventral), sedangkan pada bagian punggung

(dorsal) warnanya biru kehitaman. Garis linea lateralis jelas terlihat

memanjang dari bagian belakang tutup insang sampai ke pangkal ekor. Ikan

bandeng dewasa dapat mencapai bobot 4-14 kg dengan panjang 50-150 cm.

Berikut adalah klasifikasi Ikan Bandeng :


Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Osteichthyes

Ordo : Gonorynchiformes

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Spesies : Chanoschanos

Siklus hidup ikan bandeng, dimulai dari telur yang berasal dari

pemijahan yang berlangsung dilaut terbuka dekat dengan pantai pada

kedalaman 10-40 m, dengan dasar perairanya dapat berupa pasir atau koral.

Telur ikan bandeng melayang, bersifat pelagis dengan diameter 1,10-1,25

mm, masa inkubasi sampai menetas berlangsung 20-25 jam pada suhu 16-

32 C0 dan salinitas 29-34 ppt (Garcia, 1990).

Larva bandeng merupakan komunitas plankton di laut yang kemudian

berkembang di perairan pantai berpasir yang berair disebut nener,

sedangkan bila berukuran lebih besar sekitar 5-8 cm disebut protolan.

Setelah beberapa hari larva bandeng kembali ke laut, kemudian berkembang

menjadi juvenil dalam kurun waktu 1-2 minggu. Juvenil bandeng selanjutnya

memasuki perairan pantai, muara-muara sungai, kawasan mangrove, danau


pinggir laut dan rawa. Beberapa di antaranya memasuki perairan tawar,

seperti sungai dan danau. Juvenil kemudian berkembang menjadi ikan-ikan

remaja dan kembali ke laut terbuka. Ikan bandeng mengalami matang gonad

pada umur 5-6 tahun, dan untuk selanjutnya ikan-ikan dewasa akan hidup di

perairan laut dan siap untuk memijah (Deden Ibnu Aqil, 2010).

Habitat dan Kebiasaan Hidup Bandeng

Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihaline, dimana dapat hidup pada

kisaran kadar garam yang cukup tinggi (0 – 140 promil ). Oleh karena itu

ikan bandeng dapat hidup di daerah tawar (kolam/sawah), air payau

(tambak), dan air asin (laut) (Purnowati, et al., 2007). Ketika mencapai usia

dewasa, ikan bandeng akan kembali ke laut untuk berkembang biak

(Purnomowati, dll., 2007). Pertumbuhan ikan bandeng relative cepat, yaitu

1,1-1,7 % bobot badan/hari (Sudrajat, 2008), dan bisa mencapai berat rata-

rata 0,60 kg pada usia 5-6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo,

2002).

Ikan bandeng merupakan jenis ikan laut yang daerah penyebarannya

meluputi daerah tropika dan sub tropika (Pantai Timur Afrika , Laut Merah

sampai Taiwan, Malaysia, Indonesia dan Australia). Di Indonesia penyebaran

ikan bandeng meliputi sepanjang pantai utara pulau jawa, Madura, Bali, Nusa

Tenggara, Aceh, Sumatra Selatan, Lampung, Pantai Timur Kalimantan,

sepanjang pantai Sulawesi da Irian Jaya (Purnowati, et.,2007).


2.1.2 Rumput Laut (Gracilaria sp)

a. Morfologi dan Klasifikasi Rumput Laut (Gracilaria sp)

Gracilaria sp. adalah rumput laut yang hidup dan tumbuh didasar

perairan sebagai fitobentos. Rumput laut ini tumbuh dengan menancapkan

talusnya pada substraknya, seperti cangkang molusia, karang mati atau

hidup, pasir, lumpur, bebatuan vulkanik dan kayu. Namun demikian rumput

laut ini lebih banyak ditemui tumbuh di terumbu karang (Lee,2008). Berikut

klasifikasi Rumput laut Gracilaria sp. :

Domain : Eukaryota

(tanpatakson) : Archaeplastida

Filum : Rhodophyta

Kelas : Florideophyceae

Ordo : Gracilariales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies : Gracilaria verrucosa

Gracilaria sp. termasuk dalam kelas alga merah (Rhodophyta) dengan

nama daerah yang bermacam-macam: sango-sango, rambu kasang, janggut

dayung, dongi-dongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe,

blung sangu, dan lain-lain. Rumput laut jenis ini yang lebih dikenal dengan
Gracilaria, memiliki banyak jenis dengan sifat-sifat morfologi dan anatomi

berbeda-beda seperti: Gracilaria confervoides, gracilariagigas, gracilaria

lichenoides, Gracilaria crasa, Gracilaria blodgettii, Gracilaria arcuta, Gracilaria

taenioides, Gracilaria eucheumoides, dan banyak lagi (Tim Perikanan WWF-

Indonesia, 2014).

b. Habitat dan Budidaya

Berdasarkan habitatnya, beberapa spesies rumput laut Gracilaria sp

tumbuh pada areal pasang surut, dengan ciri lahan pasir berlumpur, perairan

eutropik, temperatur tinggi dan merupakan daerah sedimentasi. Selain hal

tersebut, kondisi salinitas dan penetrasi sinar matahari memiliki peran penting

dalam mendukung lehidupan rumput laut dengan baik. Sebagaimana

diketahui, bahwa sinar matahari berfungsi dalam proses fotosintesa dalam

sel rumput laut. Kecukupan sinar matahari sangat menentukan kecepatan

rumput laut memenuhi kebutuhan nutrien seperti karbon (C), nitrogen (N) dan

posfor (P) untuk pertumbuhan dan pembelahan selnya.

2.2 Cara Penerapan Sistem Polikultur

Penerapan sistem polikultur telah lama dilakukan oleh masyarakat

Indonesia. Pada awal penerapannya, polikultur memiliki tujuan untuk

mengefisiensikan penggunaan lahan dan mengoptimalkan pendapatan, akan

tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya ilmu perikanan,


saat ini polikultur juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mencegah

terjadinya penyebaran penyakit. (Muhamad Dwi Cahya, dkk., 2021).

a. Penyediaan dan Penebaran Benih Ikan Bandeng

Dalam rangka meminimasi pertumbuhan klekap dan lumut maka ke

dalam setiap petak tambak ditebari gelondongan bandeng berukuran 20-

50 g sebanyak 2.500 ekor per ha tambak. Polikultur rumput laut Gracilaria

Sp dengan bandeng pada lahan 1 ha tambak idealnya digunakan rasio

sebagai berikut: 2-2,2 ton bibit rumput laut : 2.000-2.500 ekor

gelondongan ikan bandeng.

b. Pengikatan dan Penanaman Bibit Gracilaria

Penebaran bibit dilakukan dengan metode tebar dasar dalam

waktu yang bersamaan. Pengamatan pertumbuhan bobot talus rumput

laut dan pertumbuhan ikan bandeng (panjang dan bobot) dipantau setiap

15 hari dengan melakukan penimbangan total bibit dalam setiap petak

pengamatan yang ditempatkan dalam petak tambak pemeliharaan.

Pengambilan contoh rumput laut untuk analisis kandungan agar dilakukan

pada awal dan saat panen (60 hari setelah pemeliharaan) di setiap petak

pemeliharaan. Tingkat produksi setiap petak dihitung, baik produksi basah

maupun produksi kering setelah proses penjemuran. Pengamatan

pertumbuhan merupakan titik tolak akan dilakukannya panen awal

terhadap rumput laut yang telah dipelihara oleh masyarakat. Pengamatan


dilakukan terhadap ketinggian air pemeliharaan yaitu pada 4 minggu saat

tebar bibit dipertahankan ketinggiannya sekitar 30 cm, selanjutnya sekitar

50 cm sampai panen perdana. Selain itu, juga dilakukan pembersihan

kotoran, dan membalik rumput laut, mengganti air 75% setiap 1 minggu,

dan penggantian air ini dilakukan lebih sering apabila pada musim

kemarau. Selanjutnya dilakukan kontrol dan pembersihan tanaman

pengganggu (lumut dan kotoran lain yang menempel pada rumput laut),

menjaga kedalaman air antara 60-80 cm.

Apabila pertumbuhan rumput laut lambat/kerdil karena tambak

kurang subur, maka perlu dilakukan pemupukan susulan, yaitu diberikan

sekitar 20% pupuk dari dosis pupuk awal. Setelah umur penanaman

antara 2-5 minggu, maka dilakukan pengamatan dan penyebaran bibit

yang bergerombol ke tempat yang kosong (Bambang Priono, 2012).

a. Kelayakan

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam

tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan

akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang

akan dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha

yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non finansial

sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak disini dapat diartikan juga

akan memberikan keuntungan bukan hanya bagi perusahaan yang


menjalankannya akan tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan

masyarakat luas pada umumnya.

Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang

mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis

yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha

tersebut dijalankan. (Kasmir & Jakfar, 2003).

Dalam studi kelayakan tersebut hal-hal yang perlu diketahui adalah,

ruang lingkup kegiatan proyek, cara-cara kegiatan proyek dilakukan, evaluasi

tehadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek, sarana

yang diperlukan oleh proyek, hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-

biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut, akibat-akibat

yang bermanfaat maupun yang tidak dengan adanya proyek tersebut,

langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari

masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap

berjalan (Arief Bintoro).


b. Kerangka Pikir

KELAYAKAN BUDIDAYA

ANALISIS

RUMPUT LAUT
BANDENG GRACILARIA SP

LAYAK

LINGKUNGAN PANGASA
DAFTAR PUSTAKA

Anung, Anindita Yoga. 2013. Sistem Pertanian Terpadu Polikultur Sebagai

Bagian Dari Pertanian Berkelanjutan.Surakarta: Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Aqil, Deden Ibnu. 2010. Pemanfaatan Plankton Sebagai Sumber Makanan

Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Di Waduk Ir. H. Juanda, Jawa Barat.

Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aynul, Nurul Dan Nurul Pratiwi. 2018. Taman Konservasi Kima Berbasis

Ekowisata dan Edukasi Upaya Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Jurnal Penelitian Dan

Penalaran. Vol. 5, No. 0.

Bintoro, Arief. Studi Kelayakan Produk Baru: Ban 12.00 R24 Di Pt Gtr. Vol. 8,

No. 1.

Cahya, Muhamad Dwi, Dkk. 2021. Sistem Budidaya Polikultur Dan Integrated

Multi Trophic Aquaculture (Imta) Di Indonesia: Sebuah Ulasan. Vol. 4,

No. 2.

Cahya, Muhamad Dwi, Dkk. Sistem Budidaya Polikultur Dan Integrated Multi

Trophic Aquaculture (Imta) Di Indonesia: Sebuah Ulasan. 2021. Vol. 4,

No. 2.
Ghufran. 2012. Jurus Pengelolaan Tambak Budidaya Perikanan Ekonomi:

Jakarta: Lily Publisher.

Kasmir Dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis . Kencana. Bogor.

Komarawidjaja, Wage. 2005. Rumput Laut Gracilaria Sp. Sebagai

Fitoremedian Bahan Organik Perairan Tambak Budidaya. Pusat

Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Lingkungan.

Lee. 2008. Klasifikasi Terhadap Rumput Laut Glacilaria Sp.

Mas’ud, Faisol. 2011. Prevalensi Dan Derajat Infeksi Dactylogyrus Sp. Pada

Insang Benih Bandeng (Chanos Chanos) Di Tambak Tradisional,

Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Vol. 3, No. 1.

Nugraha, Cendikia Himawan Tri Dan Nugroho Sumarjiyanto Benedictus

Maria. 2021. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Petani Padi (Studi Kasus : Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan). Vol. 10, No. 1.

Priono, Bambang .2012. Polikultur Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa)

Dengan Bandeng Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Media

Akuakultur Vol. 7, No. 1.

Suparmi dan Achmad Sahri. 2009. Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian

Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan

Kesehatan. Vol Xliv, No. 118.


Tim Perikanan Wwf-Indonesia. 2014. Better Management Practices: Seri

Panduan Perikanan Skala Kecil Budidaya Rumput Laut - Gracilaria Sp.

Di Tambak. Jakarta Selatan: Wwf-Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai