DI KOTA PALU
PROPOSAL
MIFTAHUL MAULITA
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KEUNGGULAN KOMPARATIF TERNAK KAMBING
DI KOTA PALU
PROPOSAL
Oleh
MIFTAHUL MAULITA
O 121 17 346
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
i
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dr. Ir. Yudi Mujayin, M.P Ir. Hj. Ritha Rahayu, M.Si
Nip. 19641125 199403 1 003 Nip. 19600912198601 2 001
Disahkan Oleh,
Ketua Jurusan Peternakan
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkah, rahmat dan hidayah-Nya
baik. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
Universitas Tadulako.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal
ini, terutama kepada yang terhormat bapak Dr. Ir. Yudi Mujayin, MP dan ibu Ir.
Hj. Ritha Rahayu, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia dengan
rencana penelitian ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan. Olehnya itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan
dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya penulisan yang baik
kedepannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang ................................................................................ 1
I.2Tujuan.............................................................................................. 3
I.3Manfaat............................................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
menyatakan bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan dalam memenuhi
sebagai sumber gizi seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan gizi-gizi lainnya.
daging sapi dan daging domba. Tingginya permintaan akan hasil-hasil ternak
Usaha peternakan kambing di Indonesia saat ini telah menjadi salah satu
usaha peternakan yang banyak diusahakan selain usaha peternakan sapi, sehingga
sangat tepat sebagai daerah komoditi potensial. Hal ini dimungkinkan, karena
1
melihat potensi dan keadaan wilayahnya serta karateristik masyarakatnya sangat
mendukung.
Sulawesi Tengah. Menurut data terakhir dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan (2019) jumlah populasi ternak kambing saat ini sebesar 518.698 ekor.
Salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki potensi untuk
pengembangan ternak di kota Palu cukup tinggi, baik ternak besar maupun kecil
serta unggas. Kambing merupakan ternak dengan populasi terbesar dan tersebar
berdasarkan data statistik peternakan Kota Palu terhitung sejak tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 sebesar 54.054 ekor per tahun (Disbunnak Provinsi Sulawesi
Tengah, 2019).
base tentang eksistensi ternak disuatu wilayah khususnya ternak kambing dan
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan untuk bahan
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Ternak kambing atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia kecil,
selain ternak kambing ini mudah dipelihara, ternak kambing ini dapat
ternak kambing ini untuk memanfaatkan hijauan sabagai bahan pakan utama
tergolong cepat. Menurut Sarwono (2009), nilai ekonomi, sosial, dan budaya
beternak kambing sangat nyata, dijelasakan lebih lanjut besarnya nilai sumber
daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25 % dari total
pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan lahan pertanian,
semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari beternak kambing.
bila diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki
beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain tubuhnya relatif kecil, cepat
4
lahan yang luas, investasi modal relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal
meningkatnya kebutuhan protein hewani. Upaya yang dilakukan oleh bidang sub
hewani semaksimal mungkin. Salah satu jenis ternak yang potensial dan
dilakukan dengan cara budidaya perbanyakan bibit. Usaha ternak kambing dan
domba secara nasional telah banyak dilakukan oleh peternak kecil baik dikota
dan pemodal. Selain itu juga usaha ternak ruminansia kecil seperti kambing dan
domba dapat diusahakan dengan cara diversifikasi (Rusdiana dan Praharani 2015).
Keuntungan peternak yang diperoleh akan berlipat ganda dan secara ekonomi
produktivitas sumber daya peternak adalah salah satu langkah awal yang dapat
2010).
peternakan, agar dapat menghasilkan bibit dan perbanyakan anak betina calon
5
perbanyakan bibit betina dan pejantan, dengan penyediaan hijauan pakan yang
berkualitas baik, selian meningatnya harga jual, juga produksi ternak meningkat.
intansi lainnya.
adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di
daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan
dan bukan dalam bentuk nilai tambah riel. Apabila keunggulan itu adalah dalam
bentuk nilai tambah riel maka dinamakan keunggulan absolut. Komoditi yang
6
bahwa konsep keunggulan komparatif merupakan ukuran daya saing (keunggulan)
potensial dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak
bersifat dinamis, dengan kata lain keunggulan komparatif tidak stabil dan
secara ekonomi
sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor
unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan habis apabila
7
dan keterbatasannya.
untuk menghasilkan koefisien LQ, adalah jumlah tenaga kerja, hasil produksi,
atau satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria (Kalzum, 2018)
LQ < 1. Jika memakai nilai produksi sebagai bahan perhitungan, maka : LQ lebih
besar dari 1 ( LQ > 1 ) : berarti komoditas tersebut merupakan sektor basis artinya
daerah. LQ lebih kecil dari satu (LQ < 1) : produksi komoditas tersebut belum
didatangkan dari daerah lain. LQ sama dengan satu (LQ = 1) : produksi komoditas
8
menentukan sektor atau subsektor ekonomi yang menjadi unggulan, potensial,
dominan atau statis dengan menggunakan metode growth share. Metode growth
digunakan untuk menentukan kontribusi hasil suatu sektor terhadap hasil semua
sektor yang ada di wilayah studi dalam jangka waktu satu tahun produksi. Kedua
metode ini digunakan sebagai prediksi untuk tiga tahun masa produksi dengan
Tn−(Tn−1)
Growth = x 100
Tn−1
Hasil perhitungan growth apabila berupa tanda positif (+) maka berpotensi
dan apabila berupa tanda negatif (-) maka dianggap kurang berpotensi (Endri,
NP1
Share = x 100
NP 2
9
Keterangan :
10
BAB 3 METODE PENELITIAN
Objek penelitian adalah data runtut waktu (time series) yaitu berupa data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa data yang tersimpan di instansi terkait sebagai data utama yang merupakan
data runtut waktu (time series) selama 15 tahun terakhir (2005-2019). Data
tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik daerah dan nasional, Dinas
dengan cara mengambil data dari dokumen – dokumen atau bukti tertulis berupa
laporan data, yang mana data – data tersebut merupakan data yang bersifat
nasional dan diperoleh langsung dari instansi terkait. Jenis data yang dikumpulkan
11
antara lain ; populasi ternak kambing dan Produk Domestik Regional Bruto
Variabel yang diamati dalam penelitian ini ialah berupa data populasi
ternak kambing di Kota Palu dan data kontribusi sektor peternakan terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Palu, dengan kurun waktu 15
keunggulan komparatif ternak kambing di Kota Palu, yakni analisis data sekunder
yang disediakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Peternakan dan
yang dilaksanakan. Kotribusi dapat diukur atau dihitung dengan rumus sebagai
x
Kontribusi = X 100%
y
12
Keterangan:
yang dapat disumbangkan dari output subsektor peternkan sapi potong di Kota
Palu.
3.6.1 Analisis LQ
Analisis Loction Quotient (LQ) merupakan analisis yang banyak digunakan
terbatas pada batasan ekonomi saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk
persebaran komoditas ternak, yang mana analisis LQ yang dimaksud adalah rasio
jumlah populasi kambing pada tingkat wilayah kota terhadap total jumlah
populasi ternak ruminansia pada tingkat provinsi. Analisis tersebut dapat dihitung
SI
LQ =
¿
Keterangan :
13
Kota Palu.
sektor terhadap hasil semua sektor yang ada di wilayah dalam jangka waktu lima
Tn−(Tn−1)
Growth = x 100
Tn−1
14
Keterangan :
Growth (+) & Share (-) Growth (+) & Share (+)
Sektor Dominan Sektor Unggulan
Growth (-) & Share (-) Growth (-) & Share (+)
Sektor Statis Sektor Potensial
Hasil perhitungan growth apabila berupa tanda positif (+) maka berpotensi
dan apabila berupa tanda negatif (-) maka dianggap kurang berpotensi (Endri,
NP1
Share = x 100
NP 2
15
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, A.T. 2007. Apa Khasiat Susu dan Daging Kambing. Diakses Tanggal 2
Juli 2020.
Daryanto A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor: IPB Press
Kampus IPB Taman Kencana Bogor.
Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah. Statistik Peternakan
Tahun 2019 : Palu
Direktorat jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2019. Statistik Peternakan
dan Kesehatan Hewan Tahun 2019. Kementerian Pertanian RI. Jakarta
Dewi, D., Harianto, S. Mangkupra Wira, dan N. Kusnadi. (2010). Peran
Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Pendapatan
Rumah Tangga Petani di Daerah Isitimewa Yogyakarta. Forum
Pascasarja, 33(2).155-164
Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Qoutient (LQ) Dalam
Penentuat Komoditas Unggunal Nasional. Jurnal Informatika
Pertanian Volume 12. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian Bogor. http://www.litbangdeptan.go.id (diakses
pada 1 Juli 2020)
Hermawan, A .2009. Penelitian Bisnis. Jakarta : PT.Grasindo
Jumiyati Kalzum R. 2018. Analisis Location Quotient dalam Penentuan Sektor
Basis dan Non Basis di Kabupaten Gorontalo. Studi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Gorontalo : Gorontalo
Kurniawan Endri. 2012. Analisis Potensi Pengembangan Peternakan Sapi Potong
Di Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Mahesa Aries dkk., 2018. Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing dan
Memacu Peningkatan Ekonomi Peternak. Universitas Pakuan Bogor.
Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor
Pearson, S, Gotsch, C & Bahri, S 2005, Aplikasi Policy Analysis Matrix Pada
Pertanian Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Rusdin. 2009. Respon Masyarakat Dalam Mengembangkan Usaha Peternakan
Sapi Di Sulawesi Tengah. Media Litbang Sulteng 2 (1) : 21 – 28 , Oktober
2009.
16
Rusdiana, S. dan R. Hutasoit. (2014). Peningkatan Usaha Ternak Kambing di
Kelompok Tani Sumbersari Dalam Analisis Ekonomi. SEPA, 11(2). 151-
162.
Rusdiana, S., L. Prahari dan Sumanto. (2015). Kualitas dan Produktivitas Susu
Kambing Perah Persilangan di Indonesia. Jurnal Badan Litbang
Pertanian, 34(2). 79-86.
Saputra Hendra. 2009. Strategi Pengembangan Ternak sapi Potong Berwawasan
Agribisnis Di Provinsi Aceh.Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sarwono. 2009. Beternak Kambing Unggul. Bogor: Penebar Swadaya
Susanto, Angga Dedi. 2017. Analisis Perwilayahan Dan Strategi Pengembangan
Peternakan Kambing Di Kabupaten Lumajang. Universitas Jember : Jawa
Timur
Tarigan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Wibowo, B., S. Rusdiana, dan U. Adiati. (2016). Pemasaran Ternak Domba di
Pasar Hewan Palasari Kabupaten Indramayu. Agriekonomika, 5(2). 85-93
17