Anda di halaman 1dari 77

SKRIPSI

PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PROGRAM ASURANSI


USAHA TERNAK SAPI (AUTS) DI DESA SELLI
KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE

Disusun dan Diajukan oleh

TITI HANDARYANTI
I011 17 1029

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PROGRAM ASURANSI
USAHA TERNAK SAPI (AUTS) DI DESA SELLI
KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE

SKRIPSI

TITI HANDARYANTI
I011 17 1029

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan
Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ABSTRAK

TITI HANDARYANTI. I011 17 1029. Persepsi Peternak terhadap Program


Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten
Bone. Dibimbing oleh : Tanrigiling Rasyid dan Veronica Sri Lestari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Peternak terhadap


Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei
2021, di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian yaitu peternak sapi
yang mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa Selli sebanyak 35
peternak yang dijadikan sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
dengan bantuan kuisoner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
statistik deskriptif. Persepsi Peternak terhadap Program Asuransi Usaha Ternak
Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone berada pada
kategori sedang (ragu-ragu) yang terdiri dari dua sub variabel. Persepsi peternak
terdahap kinerja petugas dan persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh
berada pada kategori sedang (ragu-ragu), hal tersebut disebabkan oleh beberapa
kendala yaitu kurangnya sosialisasi dan pendampingan oleh petugas, informasi
yang disebar hanya disampaikan oleh ketua kelompok ternak serta masih
kurangnya peternak yang mengalami evenemen sehingga belum melihat bukti
yang nyata dari manfaat asuransi ternak. Diharapkan petugas Asuransi Usaha
Ternak Sapi (AUTS) dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada
masyarakat agar program AUTS dan penyuluh lebih meningkatkan pendampingan
dan pelatihan kepada peternak yang ikut program AUTS. Pendampingan intensif
akan meningkatkan pola pikir peternak menjadi lebih baik dan program AUTS
yang diikuti oleh peternak tetap berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Kata Kunci : Persepsi, Peternak, Asuransi Usaha Ternak Sapi, Program.

v
ABSTRACT

TITI HANDARYANTI. I011 17 1029. Farmers' Perceptions of the Cattle Cattle


Business Insurance Program (AUTS) in Selli Village, Bengo District, Bone
Regency. Supervised by : Tanrigiling Rasyid and Veronica Sri Lestari

This study aims to determine the farmers' perceptions of the Cattle Cattle Business
Insurance Program (AUTS) in Selli Village, Bengo District, Bone Regency. This
research was conducted from April to May 2021, in Selli Village, Bengo District,
Bone Regency. The type of research used was descriptive quantitative. The
research population, namely cattle farmers who participated in the Cattle
Livestock Business Insurance program in Selli Village, as many as 35 farmers
were used as samples. Data were collected through interviews by using a
questionnaire. The analysis used in this study was descriptive statistics. Farmers'
perceptions of the Cattle Livestock Business Insurance Program (AUTS) in Selli
Village, Bengo District, Bone Regency was in medium category (undecided)
which consisted of two sub-variables. Farmers' perceptions of the performance of
officers and farmers' perceptions of the benefits obtained was in the medium
category (undecided). this is caused by several obstacles, namely the lack of
socialization and assistance by officers, the information disseminated is only
conveyed by the head of the livestock group and the lack of farmers who
experience events so that they have not seen tangible evidence of the benefits of
livestock insurance. It is hoped that the Cattle Livestock Business Insurance
(AUTS) officer can improve performance and service to the community so that
the AUTS program and extension workers can further improve assistance and
training for farmers who participate in the AUTS program. Intensive assistance
will improve the mindset of farmers for the better and the AUTS program
followed by farmers will continue running well and sustainably.

Keywords: Perception, Breeder, Cattle Business Insurance, Program.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala

nikmat yang tak terhingga yang telah dikaruniakan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Makalah Hasil Penelitian yang berjudul Persepsi

Peternak terhadap Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa

Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone. Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sebagai teladan

terbaik hingga akhir zaman. Amma ba’du.

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

makalah ini utamanya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M. Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

2. Dr. Ir. Muh. Ridwan, S.Pt, M.Si, IPU selaku Ketua Prodi Peternakan

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

3. Dr. Ir. Aslina Asnawi, S. Pt., M. Si., IPM selaku Ketua Departemen Sosial

Ekonomi Peternakan.

4. Prof. Dr. Ir. Tanrigiling Rasyid, MS selaku Pembimbing Utama penulis

makalah hasil penelitian yang telah mencurahkan perhatian untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

vii
5. Ir. Veronica Sri Lestari, M.E.c., IPM selaku Pembimbing Anggota

penulis makalah hasil penelitian yang telah mencurahkan perhatian untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

6. Dr. Syahdar Baba, S.Pt., M.Si dan Ir. Amrullah T., M.Pi selaku penguji

mulai dari seminar proposal hingga seminar hasil penelitian, terima kasih

telah berkenan mengarahkan dan memberi saran dalam menyelesaikan

skripsi.

7. Sudarman, S.E dan Hardiani selaku orang tua penulis yang selalu menjadi

motivasi dan teladan dalam berkarya.

8. Andi Nuryani Sarni, Dian Eka Ariani, Yulianisa Amdar, Asriani,

Nurhikma Tami, Besse Nuraviva, Andi Azalia Amar, Andi Nismalasari,

Yenni Saputri Asri, Kiki Rezky Aulia, Suardi, Achmad Arham,

Hasraful Anang, Sahril dan Aswad selaku teman yang senangtiasa

menyemangati penulis.

9. GRIFIN 17, CURRENCY 18, HIMSENA-UH yang telah membantu dan

meringankan beban dalam penulisan Makalah Hasil Penelitian.

Tulisan ini semata-mata dibuat dari pengetahuan pendek penulis yang

tentunya tidak terlepas dari berbagai kesalahan mulai dari kesalahan dalam

penulisan, pengutipan maupun kesalahan dalam penuturan kata.

Makassar, Juli 2021

Titi Handaryanti

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi..................................................................................................... ix
Daftar Tabel ............................................................................................... xi
Daftar Gambar............................................................................................ xii
Daftar lampiran .......................................................................................... xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................... 4
Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Ternak Sapi Potong ............................................. 6
Gambaran Umum Kelompok Petani/Peternak ................................. 7
Gambaran Umum Program Asuransi Usaha Ternak Sapi ............... 8
Gambaran Umum Persepsi ............................................................... 16
Penelitian Terdahulu ......................................................................... 18
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat............................................................................ 19
Jenis Penelitian ............................................................................... 19
Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 19
Metode Pengumpulan Data ............................................................. 20
Populasi dan Sampel ......................................................................... 20
Analisis Data ..................................................................................... 21
Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 22
Kisi-kisi Penelitian ........................................................................... 23
Konsep Operasional .......................................................................... 23
Proposisi Penelitian .......................................................................... 24
KEADAAN UMUM LOKASI
Letak Geografis ................................................................................ 25
Penggunaan Lahan ............................................................................ 25
Tingkat Umur .................................................................................. 26
Keadaan Pendidikan ......................................................................... 26
Mata Pencaharian Penduduk............................................................. 27
Sektor Peternakan ............................................................................. 27
Populasi Ternak ................................................................................ 28
KEADAAN UMUM RESPONDEN
Jenis Kelamin ................................................................................... 29

ix
Umur ................................................................................................. 29
Tingkat Pendidikan .......................................................................... 30
Kepemilikan Ternak ......................................................................... 31
Jumlah Ternak yang diasuransikan ................................................... 32
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi Peternak terhadap Program AUTS di Desa Selli
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.................................................. 33
Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas ..................................... 33
Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh ....................... 37
Rekapitulasi Persepsi Peternak terhadap Program AUTS di Desa
Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone ........................................ 42

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ....................................................................................... 45
Saran ................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 46
LAMPIRAN ............................................................................................... 49
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 64

x
DAFTAR TABEL

No. Halaman
Teks
1. Populasi Jumlah Peserta Asuransi Usaha Ternak Sapi ..................... 2
2. Kisi-kisi Variabel Penelitian ............................................................. 23
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur ................................. 26
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Keadaan Pendidikan ...................... 26
5. Potensi dan Komoditas Peternakan ................................................... 27
6. Keadaan Ternak Berdasarkan Jenis Ternak ..................................... 28
7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Selli
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone ................................................. 29
8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Desa Selli Kecamatan
Bengo Kabupaten Bone .................................................................... 30
9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone ........................................ 31
10. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak
di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone ........................... 31
11. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Ternak yang
diasuransikan di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone .... 32
12. Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas ..................................... 34
13. Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh ........................ 38
14. Rekapitulasi Persepsi Peternak terhadap Program AUTS di Desa
Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone ........................................ 42

xi
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
Teks
1. Mekanisme Pelaksanaan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) ........ 11
2. Interval Nilai Kategori Hasil Penelitian ............................................. 22
3. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas ........................ 35
4. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh ............ 39
5. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Program AUTS di Desa Selli
Kecamatan Bengo Kabupatem Bone .................................................. 42

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
Teks
1. Kuisoner Penelitian ........................................................................... 50
2. Identitas Responden .......................................................................... 55
3. Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas ..................................... 56
4. Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh ...................... 58
5. Dokumentasi ..................................................................................... 60

xiii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peternakan merupakan salah satu sub-sektor dalam sektor pertanian yang

berkontribusi dalam penyediaan protein hewani yakni daging, susu, telur dan

pupuk kandang. Peternakan memiliki peranan yang sangat penting dalam

pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat seperti daging yang memiliki nilai

kandungan protein yang cukup tinggi. Daging dapat dihasilkan dari berbagai

komoditas peternakan seperti ternak besar, ternak kecil, maupun ternak unggas.

Salah satu komoditas peternakan yang sangat menyumbang terhadap

program swasembada daging yaitu peternakan sapi potong. Produksi daging sapi

dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan karena populasi dan tingkat

produktivitas ternak rendah (Kariyasa, 2005). Selain itu, produksi daging sapi

belum terpenuhi dikarenakan banyaknya resiko yang dihadapi oleh peternak.

Resiko tersebut antara lain adalah kecurian maupun kematian yang diakibatkan

oleh wabah penyakit atau kecelakaan (Kuboro dkk., 2019).

Mengingat besarnya resiko yang dihadapi oleh peternak dalam mengelola

usahanya, pada tahun 2016 pemerintah akhirnya mengimplementasikan program

AUTS sebagai wujud keberpihakan pemerintah dalam upaya melindungi peternak

dari resiko kematian atau kehilangan hewan ternak. Hewan ternak yang hanya

dapat diasuransikan dalam program AUTS ini adalah hewan ternak sapi karena

khusus ternak sapi harganya lebih tinggi dibandingkan hewan ternak lainnya dan

juga masih kurangnya daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

(Prayoga dkk., 2018).

1
Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) merupakan program pemerintah

yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada usaha peternak jika

terjadi kematian dan/atau kehilangan sapi (Kementan, 2020). Asuransi Usaha

Ternak Sapi (AUTS) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai pelaksana

program, klaim kumulatif sejak program AUTS diluncurkan pada bulan Juni

tahun 2016 sampai akhir tahun 2017 sejumlah 1.138 ekor sapi atau senilai

Rp.9.103.537.000,- (sembilan miliar seratus tiga juta lima ratus tiga puluh tujuh

ribu rupiah) 5 .

Salah satu daerah yang memanfaatkan AUTS adalah Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone, Populasi peternak yang telah mengasuransikan ternaknya di

Kecamatan Bengo Kabupaten Bone dapat di lihat Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Jumlah Peserta Asuransi Usaha Ternak Sapi di Kecamatan


Bengo
Jumlah peeserta AUTS (orang)
No. Desa
Tahun 2019 Tahun 2020
1. Samaenre 0 0
2. Tungke 0 50
3. Selli 48 35
4. Bengo 37 24
5. Mattiropuli 9 8
6. Liliriawang 0 22
7. Walimpong 0 0
8. Bulu Allaporenge 28 28
9. Mattirowalie 0 24
Total 122 191
Sumber : Data Sekunder Dinas Peternakan Kab. Bone.

Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa populasi jumlah peserta Asuransi

Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

pada dua tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2019 Desa Selli

Kecamatan Bengo telah berpartisipasi dengan jumlah peserta 48 orang.

Kemudian, pada tahun 2020 jumlah peserta AUTS di Desa Selli Kecamatan

2
Bengo Kabupaten Bone mengalami penurunan dengan jumlah peserta 35 orang.

Ujung tombak dari keberhasilan program pemerintah tidak lepas dari Dinas

Peternakan Provinsi dan Dinas Peternakan Kabupaten. Hal ini sesuai dengan

pendapat Rasyid dkk. (2020) yang menyatakan bahwa ujung tombak keberhasilan

program pemerintah dipercayakan kepada Dinas Peternakan baik Provinsi

maupun Kabupaten yang bertujuan untuk percepatan pengembangan populasi

serta terjadinya swasembada daging sapi potong melalui perbaikan genetik dan

dampak yang di harapkan adalah memperbaiki pendapatan peternak sapi potong.

Persepsi peternak terhadap program AUTS merupakan tanggapan para

peternak sapi terhadap program AUTS yang dilihat dari tingkat pengetahuan

peternak, minat peternak dan penilaian peternak terhadap manfaat dari program

tersebut. Oleh karena itu petugas peternakan harus lebih mendekatkan diri kepada

peternak agar memperoleh respon positif dengan memberikan bukti seperti

keuntungan ekonomi finansial apabila mereka mengikuti program AUTS. Hal ini

sesuai dengan pendapat Rogers & Shomakers (1995) yang mengemukakan bahwa

ada beberapa variabel yang memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan

mulai dari pengenalan sampai dengan mengambil keputusan apakah puas atau

tidak puas dengan suatu inovasi atau program. Bagi yang puas atau kurang puas

dengan program tersebut mungkin akan kurang puas ataupun pada akhirnya

menerima setelah meihat banyak bukti yang telah diberikan.

Variabel penelitian ini untuk mengukur bagaimana persepsi peternak

terhadap kinerja petugas peternakan dan PT. Jasindo dalam menjalankan program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dan untuk mengukur bagaimana persepsi

peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengikuti progam Asuransi

3
Usaha Ternak Sapi (AUTS). Dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif

deskriptif maka untuk kepentingan pengolahan data dan pengukuran variabel,

maka penelitian ini menggunakan skala likkert tiga tingkatan yaitu 3 = Baik, 2 =

Sedang, 1 = Rendah. Penelitian ini menganut teori pemberdayaan masyarakat

yang dikemukakan oleh Robinson (1971), didalamnya adalah menggali akar

permasalahan, manfaat yang diterima oleh peserta serta pendampingan dan

pengawalan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dilakukan

penelitian tentang “ Persepsi Peternak terhadap Program Asuransi Usaha Ternak

Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana persepsi peternak terhadap kinerja petugas peternakan dan PT.

Jasindo dalam menjalankan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)?

2. Bagaimana persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila

mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)?

Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui persepsi peternak terhadap kinerja petugas peternakan dan

PT. Jasindo dalam menjalankan program Asuransi Usaha Ternak Sapi

(AUTS).

2. Untuk mengetahui persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila

mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

4
Manfaat Penelitian :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

yang berguna bagi pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan

pemerintah dan instansi yakni mengenai persepsi peternak terhadap program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sumber

literatur baru bagi calon peneliti khususnya untuk mengetahui Persepsi

Peternak dalam Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli

Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.

5
TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ternak Sapi Potong

Sapi potong adalah salah satu komponen usaha tani yang cukup besar

peranannya dalam menunjang terwujudnya agribisnis pedesaan dalam mendukung

swasembada daging secara nasional. Namun di sisi lain, usaha pembibitan sapi

potong rakyat (cow calf operation) masih mempunyai produktivitas yang rendah,

sehingga berpengaruh terhadap produktivitas induk, pedet dan pendapatan

peternak. Rendahnya produktivitas, terutama pedet akibat peternak kurang

memperhatikan faktor manajemen pemeliharaan yang berperan penting dalam

tumbuh kembang pedet, diantaranya kualitas maupun kuantitas pakan serta cara

penyapihan pedet (Efendy dkk., 2013).

Pengembangan ternak sapi potong tentunya tidak terlepas dari peranan

kelompok tani ternak dalam mengupayakan ternaknya agar mendapat nilai tambah

dalam pengelolaannya. Upaya yang perlu dikembangkan dalam membina

kelompok peternak yaitu dengan memperkuat kelembagaan ekonomi peternak

pedesaan. Pendekatan efektif perlu dilakukan agar peternak dapat memanfaatkan

program pembangunan yang ada secara berkelanjutan, melalui penumbuhan rasa

memiliki, partisipasi dan pengembangan kreatifitas, disertai dukungan masyarakat

lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat

sekitarnya (Dirjen Bina Produksi Ternak, 2002).

Pengembangan sapi potong memerlukan pengelompokan basis wilayah

yang disesuaikan dengan daya dukung sebagai model pengembangan ke depan.

Pola usahanya umumnya berupa usaha penggemukan, selain pembibitan dengan

6
pola intensif, dengan basis pengembangan usaha difokuskan pada industri hilir.

Potensi pakan terintegrasi dengan tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan

dan sudah mengarah pada usaha semi komersial. Inovasi teknologi ke arah

komersialisasi pengembangan produk lebih diutamakan (Priyanto, 2016).

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak adalah kematian

ternak sapi. Kematian ternak sapi merupakan salah satu masalah yang

menyebabkan peternak mengalami kerugian, baik kerugian waktu maupun tenaga

dan biaya. Untuk mengahadapi resiko dan ketidakpastian yang semakin tinggi,

maka pemerintah membentuk suatu program yang disebut dengan AUTS (Dewi,

2018).

Gambaran Umum Kelompok Petani/Peternak

Kelompok tani adalah kumpulan petani maupun peternak yang dibentuk

atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

dan SDM) dan keakraban untuk meningkatkan serta menegembangkan usaha

anggotanya (Nasri, 2013). Peternak merupakan sumber daya manusia yang

memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha

ternak. Hal ini karena peternak merupakan pekerja atau manajer dalam usaha

ternaknya itu sendiri (Hariadi, 2011).

Kelompok peternak merupakan perkumpulan yang dibuat oleh peternak

dengan tujuan mensejahterakan anggota kelompoknya maupun masyarakat

sekitar. Kelompok ternak adalah organisasi yang keberadaannya diakui

pemerintah melalui dinas peternakan, Kelompok ternak mempunyai anggaran

dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) sebagai dasar untuk menjalankan

organisasinya (Wakhid, 2013).

7
Peranan kelompok tani ternak dalam mengupayakan ternaknya agar

mendapat nilai tambah dalam pengelolaannya. Upaya yang perlu dikembangkan

dalam membina dan memantapkan kelompok peternak yaitu dengan cara

memperkuat kelembagaan ekonomi petani peternak, maka diperlukan pendekatan

agar petani peternak dapat memanfaatkan program pembangunan yang ada, secara

berkelanjutan, melalui penumbuhan rasa ingin memiliki, partisipasi dan

pengembangan kreatifitas (Muslim, 2007).

Dalam perkembangan sebagian besar kelompok tani di Indonesia tidak

dibentuk oleh dan untuk petani, melainkan lebih banyak merupakan respon dari

program pemerintah yang mengharuskan petani peternak untuk berkelompok.

Hampir semua program pemerintah untuk petani disalurkan melalui kelompok

petani formal. Kelompok tani ini menjadi alat untuk mendistribusikan berbagai

bentuk bantuan dan sekaligus sebagai wadah untuk berinteraksi antara program

dengan petugas pelaksana program (Nuryanti dan Dewa, 2011).

Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani yaitu dengan

adanya pembentukan kelompok tani maka interaksi dalam kelompok semakin

erat, kepemimpinan kelompok semakin terbina, peningkatan secara tepat tentang

antara jiwa kerjasama antara petani semakin terarah, proses penerapan teknologi

semakin cepat dan semakin membantu efesiensi serta pengawasannya oleh petani

itu sendiri (Nasri, 2013).

Gambaran Umum Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan

pergantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

8
yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa

tidak pasti) (Guntara, 2016).

Tahun 2016 kementerian pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasaran

dan Sarana Pertanian mengeluarkan kebijakan berupa keputusan Menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016 yang berisi

tentang pedoman alokasi kegiatan berupa fasilitas model asuransi yaitu Asuransi

Usaha Ternak Sapi (AUTS).

Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) merupakan wujud

keberpihakan pemerintah dalam upaya melindungi peternak dari risiko kematian

dan/atau kehilangan sapi. AUTS diharapkan dapat memberikan perlindungan

kepada peternak sapi jika terjadi sapi mati akibat penyakit, beranak dan

kecelakaan dan/atau kehilangan dengan mengalihkan kerugian kepada pihak lain

melalui pertanggungan asuransi, serta mampu memberikan pendidikan kepada

peternak dalam mengelola risiko dan sistem usaha peternakan yang baik (Prayoga

dkk., 2018).

Ketentuan pembayaran premi diatur dalam Kepmentan tahun 2020,

ditentukan bahwa: “Premi asuransi untuk sapi sebesar 2% (dua persen) dari harga

pertanggungan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per ekor, yaitu

sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) per ekor per tahun. Besaran bantuan

premi dari pemerintahan sebesar 80% (delapan puluh persen) atau Rp. 160.000,-

(seratus enam puluh ribu rupiah) per ekor per tahun dan sisanya swadaya peternak

sebesar 20% (dua puluh persen) atau Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per

ekor per tahun”.

9
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementrerian Pertanian

(2020) yang tercantum pada buku pedoman bantuan premi Asuransi Usaha Ternak

Sapi (AUTS), kriteria peserta, kriteria ternak, resiko yang dijamin, mekanisme

pelaksanaan, prosedur klain dan ganti rugi AUTS dipaparkan sebagai berikut.

a. Kriteria peserta dalam mengikuti program AUTS, yaitu:

1. Peternak sapi yang melakukan usaha pembibitan dan/atau pembiakan;

2. Sapi betina minimal berumur 1 (satu) tahun, masih produktif dan dalam

kondisi sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan

(SKKH) dari Dokter Hewan;

3. Sapi yang didaftarkan menjadi peserta AUTS paling banyak 15 ekor per

peternak skala kecil.

b. Kriteria Ternak

1. Sapi diutamakan peserta program Si Komandan.

2. Peternak yang mendaftar harus memiliki Nomor Induk Kependudukan

(NIK).

3. Sapi memiliki penandaan/identitas yang jelas (eartag atau lainnya);

4. Peternak sapi bersedia membayar premi swadaya sebesar 20% (dua puluh

persen) atau senilai Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) dari total nilai

premi Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

5. Peternak sapi bersedia memenuhi persyaratan dan ketentuan polis asuransi.

c. Resiko yang dijamin

1. Sapi mati karena beranak;

2. Sapi mati karena penyakit : Antrhrax, Brucellosis (Brucella abortus),

Hemorrhagic Septicaemia/ Septicaemina Epizootica, Infectious Bovine

10
Rhinotracheitis, Bovine Tuberculosis, Paratuberculosis,

Campylobacteriosis, Brucellosis ( Brucella Suis), Penyakit Jembrana,

Surra, Cysticercosis, PMK dan Q Fever, Bovine Ephemeral Fever dan

Bovine Viral Diarhea;

3. Sapi mati karena kecelakaan;

4. Sapi hilang karena kecurian.

d. Mekanisme Pelaksanaan

Pelaksanaan AUTS melibatkan berbagai pihak/instansi. Secara umum,

mekanisme pelaksanaannya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar1. Mekanisme Pelaksanaan AUTS

Pendaftaran Peserta melalui aplikasi SIAP

1. Peternak/Kelompok Ternak didampingi oleh petugas

peternakan/Koordinator Kostra Tani/UPTD/BPP/Dokter Hewan dalam

mengisi formulis pendaftaran digital sesuai dengan formulir yang telah

disediakan (Form AUTS-1).

2. Perusahaan Asuransi Pelaksana melakukan assessment pendaftaran.

3. Premi swadaya dibayarkan ke rekening Asuransi Pelaksana

(penanggung).

11
4. Polis terbit secara otomatis melalui aplikasi SIAP, Asuransi Pelaksana

melakukan pemberitahuan aktivasi polis melalui SMS blasting ke

nomor ponsel yang telah didaftarkan oleh kelompok ternak.

5. Dinas Peternakan dan Keswan Kabupaten/Kota membuat Daftar

Peserta Definitif (DPD) AUTS. Selanjutnya, Dinas Peternakan dan

Keswan Kabupaten/Kota mengunggah (upload) penetapan DPD

melalui aplikasi SIAP (Konsideran dan Lampiran Form AUTS-2).

6. Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi membuat rekapitulasi DPD

dari masing-masing Kabupaten/Kota melalui aplikasi SIAP (Form

AUTS-3).

e. Prosedur Klaim dan Ganti Rugi

 Pengajuan Klaim

Apabila ternak sapi yang diasuransikan mengalami kematian yang

disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau beranak, dan/atau kehilangan,

maka Tertanggung dapat melakukan pengajuan klaim kepada Penanggung.

Pengajuan klaim dapat dilakukan oleh Tertanggung kepada Penanggung

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Polis telah diterbitkan oleh asuransi pelaksana.

b. Terjadi potensi kematian atas ternak sapi yang diasuransikan.

c. Terjadi kematian ternak sapi dan/atau kehilangan dalam jangka waktu

pertanggungan.

d. Petugas Dinas yang membidangi Fungsi Kesehatan Hewan bersama-

sama dengan Tertanggung mengisi Form AUTS-5 melalui aplikasi

SIAP.

12
 Pemberitahuan Potensi Klaim

Jika terjadi potensi klaim atas ternak sapi yang diasuransikan, Tertanggung

segera memberitahukan kepada Penanggung. Pemberitahuan dapat

disampaikan terlebih dahulu secara lisan/telepon/WA/pemberitahuan

formal lainnya.

 Hasil Perolehan/Penyelamatan

Hasil Perolehan/Penyelamatan (Salvage Value) merupakan nilai sisa dari

sapi yang masih memiliki nilai ekonomis setelah dilakukan potong paksa.

Hasil penjualan sapi sakit dalam bentuk daging merupakan salvage value

dan diperhitungkan sebagai pengurangan terhadap jumlah klaim yang akan

diterima Tertanggung. Besaran salvage value ditetapkan 50% (lima puluh

persen) dari harga pertanggungan.

 Resiko Sendiri

Jika sapi hilang karena kecurian, maka penggatian klaim kepada

Tertanggung dikurangi resiko sendiri sebesar 30% dari harga

pertanggungan.

 Klaim

a. Dalam hal terjadi kematian sapi:

i. Tertanggung segera menghubungi Dokter Hewan

berwenang/Dokter Hewan Pemerintah jika tidak ada Dokter

Hewan dapat menghubungi tenaga paramedik veteriner

dibawah penyeliaan Dokter Hewan.

ii. Selanjutnya Tertanggung didampingi Dokter Hewan/Tenaga

paramedik veteriner dibawah penyeliaan Dokter Hewan

13
membuat laporan klaim sesuai form AUTS-5 dengan

menyertakan berita acara kematian ternak sesuai form AUTS-6

yang dilengkapi dengan dokumen pendukung klaim. Dokumen

pendukung klaim meliputi :

- Foto kematian ternak yang terlihat jelas identitasnya

menggunakan open kamera.

- Hasil pemeriksaan/visum.

- Foto KTP.

b. Dalam hal terjadi kehilangan sapi, Tertanggung segera menghubungi

petugas teknis yang berwenang yang ditetapkan oleh Dinas yang

melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat.

Selanjutnya Tertanggung membuat laporan klaim sesuai form AUTS-

5, dan melampirkan dengan surat keterangan kehilangan dari

Kepolisian setempat.

c. Pengajuan klaim kepada perusahaan asuransi selambat-lambatnya 7

hari kerja melalui aplikasi SIAP sejak terjadi kematian atau kehilangan

ternak.

 Persetujuan Klaim

a. Berita acara hasil pemeriksaan sapi untuk kematian dan kehilangan

menggunakan form AUTS-6 merupakan persetujuan nilai klaim oleh

asuransi pelaksana kepada Tertanggung.

b. Tertanggung menyampaikan nomor rekening yang benar dan aktif

melalui aplikasi SIAP dan tidak dapat dikuasakan kecuali kepada

keluarga yang dibuktikan dengan kartu keluarga.

14
c. Jika dalam waktu 14 hari kerja sejak pemberitahuan kejadian klaim

dan form AUTS-6 telah ditandatangani pihak terkait belum terbit

persetujuan dalam aplikasi SIAP, maka nilai klaim yang diajukan

dinyatakan setuju oleh pihak asuransi pelaksana.

d. Penanggung menerbitkan surat Discharge Form yang otomatis terbit di

aplikasi SIAP setelah form AUTS-6 lengkap ditandatangani (disetujui

melalui aplikasi SIAP).

 Pembayarn Klaim

a. Perusahaan asuransi pelaksana melaksanakan pembayaran klaim dalam

waktu 14 hari kerja sejak Discharge Form diterbitkan diaplikasi SIAP.

b. Pembayaran klaim dilaksanakan dengan pemindahbukuan (transfer) ke

rekening aktif Tertanggung melalui aplikasi SIAP dan tidak dapat

dikuasakan kecuali kepada keluarga yang dibuktikan dengan kartu

keluarga.

PT Asuransi Jasa Indonesia sebagai salah satu badan usaha milik negara

yang diamanatkan untuk melaksanakan asuransi pertanian yang termasuk di

dalamnya asuransi ternak sapi perlu untuk menentukan strategi yang tepat dalam

pelaksanaannya. Penentuan strategi yang tepat penting untuk dilakukan

perusahaan dalam upaya melakukan pengembangan bisnisnya karena diharapkan

asuransi ternak sapi dapat menambah keberagaman produk dan meningkatkan

produktivitas perusahaan di masa yang akan datang (An-Nisa dkk., 2015).

Menurut Dewi (2018) manfaat adanya asuransi yang diperoleh oleh

kelompok petani/peternak dalam mengikuti Asuransi Usaha Ternak Sapi yaitu :

15
1. Kelompok tani mendapatkan jaminan atau ganti rugi apabila, sapi mati

karena penyakit, sapi mati karena kecelakaan, sapi mati karena beranak,

sapi hilang karena kecurian. Ganti rugi dapat diberikan oleh tertanggung

kepada penanggung dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terjadi kematian

atas ternak sapi yang diasuransikan. b. Kematian ternak sapi terjadi dalam

jangka waktu pertanggungan.

2. Ketentraman dan ketenangan dalam melaksanakan usaha peternakan,

diaman petani tidak memiliki perasaan takut mengalami kerugian apabila

ternak sapi mengalami kematian, karena ternak sudah diasuransikan Untuk

mengajukan klaim asuransi dilakukan pada saat ternak mati dan langsung

dilaporkan ke Jasindo untuk di buatkan klaim, dan sebulan setelah ternak

mati, klaim yang diajukan akan keluar sesuai dengan perjanjian.

3. Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) ini tentunya sangat

menguntungkan bagi kelompok pelaksana, karena dalam keikutsertaanya

peternak sapi dalam hal pembayaran preminya akan dibantu pemerintah

berupa subsidi premi. Premi Asuransi Ternak Sapi Premi asuransi untuk

sapi sebesar 2% dari harga pertanggungan sebesar Rp. 10.000.000,- per

ekor, yaitu sebesar Rp.200.000,- per ekor per tahun. Besaran bantuan

premi dari pemerintah sebesar 80% atau Rp.160.000,- per ekor per tahun

dan sisanya swadaya peternak sebesar 20% atau Rp. 40.000,- per ekor per

tahun.

Gambaran Umum Persepsi

Persepsi adalah pengamatan (penyusunan dorongan-dorongan dalam

kesatuan-kesatuan) hal yang mengetahui, melalui indera (tanggapan atau daya

16
memahami). Persepsi seseorang melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam

menginterpretasikan informasi sensorik. Informasi sensorik tersebut diperoleh dari

pengetahuan seseorang tentang dunianya sesuai dengan budaya, pengharapan,

bahkan disesuaikan dengan orang yang bersamanya saat itu (Siregar, 2013).

Persepsi dapat diartikan sebagai anggap atau pandangan seseorang

terhadap sesuatu yang terjadi. Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan

bagaimana pandangan masing-masing dari individu tersebut. Oleh karena itu

persepsi dianggap penting karena perilaku individu didasarkan pada persepsi

mereka tentang apa yang terjadi (Rakhmat, 2005).

Karakteristik persepsi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa, agama dan lain-lain. Makin muda

umur seseorang rasa semangat ingin tahu makin besar terhadap hal-hal yang baru.

Tingkat pendidikan yang lebih baik dan berpengetahuan teknis yang lebih banyak,

akan lebih mudah dan mampu berkomunikasi dengan baik. Pengalaman beternak

juga akan menjadi dasar dalam pembentukan persepsi individu, pengalaman akan

menjadi dasar tentang pembentukan persepsi individu untuk memberikan

tanggapan atau penghayatan (Fuad dkk, 2018).

Toha (2003) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang yaitu :

1. Faktor Internal yaitu berupa perasaan, sikap dan kepribadian, keinginan,

perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, minat

dan motivasi.

2. Faktor Eksternal yaitu berupa latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan, hal-hal baru dan ketidakasingan suatu objek.

17
Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian dan pembahasan Prayoga (2018) menyimpulkan bahwa

syarat untuk mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi adalah tertanggung

peternak sapi yang melakukan usaha pembibitan dan/atau pembiakan, sapi betina

dalam kondisi sehat, minimal berumur 1 (satu) tahun dan masih produktif,

peternak sapi skala usaha kecil. Prosedurnya adalah tertanggung mendaftar

melalui UPT dinas peternakan setempat, visitasi oleh penaggung PT. Asuransi

Jasa Indonesia (Jasindo) dan dinas peternakan setempat, tahap pemasangan eartag

pada telinga sapi, tertanggung mendapatkan polis dari pihak penanggung,

pembayaran premi sebesar Rp.40.000, oleh tertanggung. Prosedur pembayaran

klaim dilaksanakan dalam waktu 14 hari kerja terhitung mulai tanggal persetujuan

klaim dari penanggung.

Hasil penelitian Kubro dkk. (2019) menyatakan bahwa sikap peternak

terhadap program Asuransi Usaha Tarnak Sapi (AUTS) bahwa peternak

yang menilai positif adalah peternak yang telah mengikuti program

asuransi dikarenakan peternak yang telah mengikuti program asuransi

usaha ternak sapi telah memiliki pengalaman pribadi sedangkan peternak

yang menilai program AUTS negative adalah rata–rata peternak yang

memiliki lingkungan dalam penilaian program negative karena nilai sikap mulai

dari kepercayaan sampai dengan perilaku dapat berdampak apa yang telah

terjadi pada di lingkungan sekitar.

18
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2021. Bertempat di

Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone. Pemilihan lokasi penelitian di

lakukan secara sengaja (purposive). dengan pertimbangan di Desa Selli

Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang telah

melaksanakan kegiatan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu

jenis penelitian yang menjelaskan atau menggambarkan suatu fenomena

penelitian sebagaimana adanya atau membahas suatu variabel tanpa melihat

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

 Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan

gambar kemudian dibuat menjadi pernyataan/kalimat yang menggambarkan

dan menjelaskan mengenai bagaimana persepsi peternak terhadap program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

 Data Kuantitatif adalah data yang sifatnya non metriks atau dalam bentuk

nilai (angka). Data yang sifatnya kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif

dengan membuat kategori-kategori kemudian memberikan skoring (nilai)

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

19
 Data primer adalah data yang bersumber dari wawancara langsung dengan

para peternak untuk melihat persepsi peternak terhadap program Asuransi

Usaha Ternak Sapi (AUTS) dengan menggunakan kuesioner yang telah

disusun sesuai tujuan pengkajian seperti data identitas responden, dan

tanggapan responden terhadap variabel penelitian.

 Data Sekunder, yakni data yang diperoleh dari literatur, laporan tertulis dari

berbagai lembaga/instansi yang terkait, dan sumber pustaka lainnya yang

terkait dengan penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini yaitu studi lapangan, yang terdiri dari :

a) Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung oleh

peternak mengenai persepsi peternak terhadap program Asuransi Usaha

Ternak Sapi (AUTS).

b) Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan melalui

wawancara langsung dengan bantuan kuisioner/daftar pertanyaan serta dengan

responden/para masyarakat

c) Dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, laporan, tabel, foto dan

sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada penelitian ini data

yang didapatkan berupa foto bersama dengan masyarakat sebagai responden.

Populasi dan Sampel

Dari data 2020 Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone jumlah

peternak yang mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) yaitu 35

orang. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

20
untuk menentukan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 35 responden.

Pengambilan sampel merupakan jumlah keseluruhan dari jumlah populasi, hal

tersebut dikarenakan jumlahnya yang cukup kecil. Pertimbangan dalam untuk

sampel dalam penelitian ini adalah responden dengan kriteria Peternak di Desa

Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone yang pernah mengikuti Asuransi Usaha

Ternak Sapi (AUTS) dan peternak di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten

Bone yang sedang mengikuti Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif yang bertujuan

untuk menyajikan data dalam bentuk visual atau grafik sehingga lebih menarik

dan mudah dipahami. Pengukuran menggunakan skala likert. Skala likert ialah

skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat kualitatif yang diberikan skor.

Adapun jawaban berupa pemberian skor diukur dengan cara skoring (1, 2 dan 3).

Berdasarkan nilai tersebut dapat dibuat kategori jawaban sebagai berikut :

 Rendah/Tidak Puas = dengan skor 1

 Sedang/Ragu-ragu = dengan skor 2

 Baik/Puas = dengan skor 3

Panuju (1995) mengemukakan bahwa untuk mengukur sikap, persepsi dan

pendapat seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial digunakan langkah

sebagai berikut :

 Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden

 Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden

21
 Interval adalah selisih nilai indeks maksimum dengan nilai indeks

minimum

Dari pengukuran satu pertanyaan tersebut peneliti gunakan untuk

mengukur dari tiap indikator pada masing-masing variabel sebagai berikut :

420 700 980 1.260

R S T

Gambar 2. Interval Nilai Kategori Hasil Penelitian

Nilai Tertinggi = Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan

= 3 x 35 x 12

= 1.260

Nilai Terendah = Skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan

= 1 x 35 x 12

= 420

Untuk mengetahui interval kelas, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Interval kelas =

= 280

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah Probability Sampling.

Menurut Sugiyono (2017) Probability Sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel.

22
Kisi-kisi Penelitian

Kisi-kisi penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan

diteliti. Adapun instrument penelitian Persepsi Peternak terhadap Program

Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

dapat ditujukan pada kisi-kisi penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Kisi-kisi variabel penelitian Persepsi Peternak terhadap Program


Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone.
Variabel Sub Variabel Indikator
Persepsi  Kinerja Petugas  Pelayanan
Peternak  Tanggung Jawab
 Keikutsertaan PT. Jasindo
 Manfaat yang diperoleh  Memperoleh Jaminan Ganti
Rugi
 Memperoleh Ketentraman
dan Ketenangan dalam
Melaksanakan Usaha
Peternakan
 Bantuan Subsidi
Konsep Operasional

a. Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) adalah program Pemerintah yang

bekerja sama dengan PT. Jasindo sebagai upaya peningkatan kesejahteraan

bagi masyarakat.

b. Persepsi adalah anggapan atau pandangan peternak terhadap program Asuransi

Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Tungke Kecamatan Bengo Kabupaten

Bone.

c. Premi adalah sejumlah nilai uang yang ditetapkan oleh pihak asuransi dan di

bayar oleh peternak sebagai syarat sahnya perjanjian asuransi dan memberikan

hak kepada peternak untuk menuntut kerugian.

23
d. Klaim adalah peniliaian peternak terhadap ketentuan tuntutan ganti rugi

karena terjadinya bencana yang berakibat pada kerugian keuangan bagi

peternak.

e. Persepsi peternak terhadap kinerja petugas dalam menjalankan program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone meliputi pelayanan petugas, tanggung jawab dan

keikutsertaan PT. Jasindo yang diukur menggunakan skala likert dengan

tingkatan skor 3, 2, 1.

f. Persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengikuti program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone meliputi jaminan ganti rugi, ketentraman dalam

melaksanakan usaha peternakan dan bantuan subsidi yang diukur

menggunakan skala likert dengan tingkatan skor 3, 2, 1.

Proposisi Penelitian

1. Jika kinerja petugas dalam menjalankan program Asuransi Usaha Ternak Sapi

(AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone meliputi pelayanan

petugas, tanggung jawab dan keikutsertaan PT. Jasindo dijalankan dengan

baik oleh petugas terhadap peternak, maka program AUTS akan berhasil dan

berkelanjutan.

2. Jika manfaat yang diperoleh peternak apabila mengikuti program Asuransi

Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

meliputi jaminan ganti rugi, ketentraman dalam melaksanakan usaha

peternakan dan bantuan subsidi berjalan dengan baik, maka program AUTS

akan berhasil dan berkelanjutan.

24
KEADAAN UMUM LOKASI

Letak Geografis

Secara garis besar di Desa Selli merupakan desa yang terletak dibagian

Barat Kecamatan Bengo jarak ibu kota ke kabupaten terdekat 47 km, lama jarak

tempuh ke ibu kota adalah 1 jam 11 menit. Batas wiayah Desa Selli yaitu:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bulu Allapporang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tungke

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tungke

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ujung Lamuru Kecamatan Lappariaja

Desa Selli terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Libureng, Dusun Pammase,

dan Dusun Nyappareng.

Penggunaan Lahan

Keadaan topografi wilayah desa Selli berupa tanah daratan dengan

kelembaban udara sekitar 24,4°C- 27,6°C. Tanah/ lahan sebagai tempat berpijak

manusia dan tempat tumbuhnya tanaman yang memiliki tingkat kesuburan yang

berbeda dengan kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk tumbuh suburnya

tanaman.

Pakar ilmu tanah membagi jenis-jenis tanah menjadi beberapa jenis dan

sesuai dengan tingkat kesuburan dan unsur hara tanah. Setiap tempat berbeda

tingkat kesuburan tanah dan pH yang akan mempengaruhi proses tanaman dan

kemampuannya dalam penyediaan air tanah. Hal ini berkaitan dengan sistem

irigasi, tingkat kesuburan tanah dan sistem irigasi di Desa Selli seperti tanah darat

dan tanah sawah dengan tingkat kesuburan masing-masing terbilang sedang.

25
Tingkat Umur

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur di Desa Selli Kecamatan

Bengo Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel.3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur


No. Tingkat Umur Jumlah (Jiwa)
1 0-10 629
2 10-20 767
3 22-30 683
4 31-40 633
5 41-50 635
6 51-60 939
Jumlah 4.286
Sumber: Data Sekunder Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, 2020.

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan

tingkat umur di Desa Selli, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone sebagian besar

berumur 51- 60 tahun yaitu sekitar 939 jiwa.

Keadaan Pendidikan

Ilmu pengetahuan dapat dipahami dan diterapkan jika telah mendapatkan

pendidikan karena semuanya itu akan berpengaruh terhadap pola pikir

masyarakat baik dalam hal penerimaan dan adopsi teknologi serta cara

pengambilan keputusan dan dapat menjadi tolak ukur status sosial. Keadaan

pendidikan dapat dilihat pada Tabel. 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Keadaan Pendidikan


No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
1 Tidak Tamat SD 1654
2 SD/ Sederajat 1277
3 SMP/ Sederajat 549
4 SMA/ Sederajat 617
5 Diploma 75
6 Sarjana (S1- S2) 114
Jumlah 4286
Sumber: Data Sekunder Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, 2020.

26
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan

keadaan pendidikan di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone sebagian

besar tidak tamat SD yaitu sekitar 1654 jiwa.

Mata Pencaharian Penduduk

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk harus bekerja sesuai

dengan mata pencaharian yang mereka tekuni, Adapun berbagai jenis mata

pencaharian yang ditekuni penduduk di Desa Selli adalah pedagang, petani,

peternak, PNS, TNI, Polri, karyawan swasta, tenaga kontrak, guru, pensiunan dan

aparat pemerintah non PNS. Dari berbagai macam mata pencaharian yang

ditekuni oleh penduduk Desa Selli yang sangat bervariasi menurut tingkat

perkembangan wilayah dan keadaan alam, umumnya penduduk yang bermukin di

daerah pedesaan ini sumber ekonominya berasal dari sektor pertanian dan

peternakan.

Sektor Peternakan

Kegiatan ekonomi di Desa Selli selama ini masih di dominasi oleh sektor

pertanian. Mengingat wilayah Desa Selli 80% persawahan, namun, dari pesatnya

pertanian desa belum seluruhnya membuahkan hasil optimal. Sebagian

masyarakat Desa Selli banyak yang menjadi pekerja bangunan, buruh tani,

peternak sapi, pedagang, serta pekerjaan lainnya. Untuk mengetahui potensi yang

dihasilkan di Desa Selli dapat dilihat pada Tabel.5.

Tabel 5. Potensi dan Komoditas


No. Potensi Komoditas
Padi, jagung, kacang tanah, ubi
1 Tanaman Pangan
jalar, dan labu
Jeruk, mangga, pisang, jahe
2 Perkebunan
kelapa, coklat, jambu monyet,

27
sapi, ayam kampung, kuda,
3 Peternakan
kambing, angsa, dan bebek
Sumber: Data Sekunder Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, 2020.

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa potensi dan komoditas di Desa Selli,

Kecamatan Bengo Kabupaten Bone sebagian besar terdiri tanaman pangan,

perkebunan dan peternakan.

Populasi Ternak

Adapun data populas ternak besar, kecil dan unggas di Desa Selli

Kecamatan Bengo Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Keadaan ternak berdasarkan jenis ternak


No. Jenis Ternak (Ekor) Jumlah (ekor)
1. Sapi 2578
2. Kerbau -
3. Kuda 53
4. Kambing 17
5. Kelinci -
6. Ayam buras 5504
7. Ayam broiler 200
8. Ayam ras layer 3000
9. Itik 129
Jumlah 11.481
Sumber: Data Sekunder Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, 2020.

Keadaan ternak berdasarkan jenis ternak didapatkan hasil bahwa jenis

ternak sapi berjumlah 2578 ekor, ternak kuda berjumlah 53 ekor, ternak kambing

berjumlah 17 ekor, ternak ayam buras berjumlah 5504 ekor, ternak ayam broiler

berjumlah 200 ekor, ternak ayam ras layer berjumlah 3000 ekor dan ternak itik

berjumlah 129 ekor.

28
KEADAAN UMUM RESPONDEN

Jenis Kelamin

Jenis kelamin perempuan akan berdampak pada jenis pekerjaan yang akan

digelutinya. Produktivitas kerja seseorang dapat pula dipengaruhi oleh faktor jenis

kelamin. Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin yang ada di Desa Selli,

Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Selli


Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 34 97,2
2 Perempuan 1 2,8
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

Tabel 7, dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin,

laki-laki berjumlah 97,2 % dan perempuan berjumlah 2,8%. Tingkat partisipasi

kerja laki-laki selalu lebih tinggi dari tingkat partisipasi kerja perempuan karena

laki-laki dianggap pencari nafkah yang utama bagi keluarga. Hal ini sesuai dengan

pendapat Swastha dan Sukatjo (1997) bahwa hampir semua laki-laki yang telah

mencapai usia kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi karena laki-laki merupakan

pencari nafkah utama dalam keluarga.

Umur

Seseorang yang masih muda tentu saja akan lebih mudah menerima hal-

hal baru, berani mengambil resiko dan lebih dinamis dibandingkan dengan

sesorang yang lebih tua. Pada umumnya, petani yang berumur tua memiliki

kekuatan fisik yang mulai menurun dan mengalami kesulitan dalam mengadopsi

suatu teknologi yang baru tetapi cenderung mempunyai pengalaman yang lebih

29
banyak. Klasifikasi responden berdasarkan umur yang dimiliki oleh responden

pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Desa Selli Kecamatan


Bengo Kabupaten Bone.
No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 0 – 14 - -
2 15 – 64 33 94,3
3 >65 2 5,7
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

Tabel 8, menunjukkan bahwa sebanyak 94,3% responden berumur 15-64

tahun, hal ini berarti bahwa rata-rata peternak di Desa Selli Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone, masih berada pada kelompok usia produktif untuk melakukan

pekerjaan atau menjalankan usahanya. Kemampuan bekerja seseorang sangat

dipengaruhi oleh faktor umur. Hal ini sesuai dengan pendapat Swastha dan

Sukatjo (1997) yang menyatakan bahwa tingkat produktivitas kerja seseorang

akan mengalami peningkatan sesuai dengan pertambahan umur, kemudian akan

menurun kembali menjelang usia tua.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan seseorang merupakan suatu indikator yang

mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu jenis

pekerjaan tertentu atau tanggung jawab diberikan kepadanya. pendidikan

dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi,

mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern. Klasifikasi responden

berdasarkan umur yang dimiliki oleh responden pada penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 9.

30
Tabel 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Selli
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD/Sederajat 6 17,14
2 SMP/Sederajat 12 34,28
3 SMA/Sederajat 15 42,86
4 Sarjana 2 5,72
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

Tabel 9, menunjukkan bahwa sebagian besar peternak memiliki

pendidikan formal setingkat SMP dan SMA yaitu sebanyak 77,14%. Sedangkan

tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 2 orang dengan persentase terendah yaitu

sebesar 5,72%. Pendidikan seseorang dapat memengaruhi pola pikir dalam

menyerap teknologi yang baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2010)

yang mengatakan bahwa pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dianggap mampu untuk

menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara

bertindak yang modern.

Kepemilikan Ternak

Menurut Bessant (2005) bahwa skala kepemilikan sapi potong petani-

peternak yang berstatus sebagai peternakan rakyat, dikelompokkan menjadi 3

bagian yaitu 1-5 ekor, 6-10 ekor, dan > 10 ekor. Adapun klasifikasi kepemilikan

ternak terdapat dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak di


Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.
No Jumlah Kepemilikan Jumlah (orang) Persentase (%)
Ternak
1 1-5 22 62,86
2 6-10 11 31,42
3 >10 2 5,72
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

31
Tabel 10, Menunjukkan bahwa skala kepemilikan ternak sapi potong di

Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, rata-rata berkisar 1-5 ekor (skala

kecil) dengan persentase 62,86% dan yang memiliki ternak dengan skala

kepemilikan ternak >10 ekor (skala besar) masih sedikit dengan persentase 5,72%.

Peternak memiliki jumlah ternak yang berbeda-beda dan hasil dari responden

yang memiliki ternak sapi potong kurang dari 10 ternak hal tersebut dikarenakan

ternak dipelihara hanya di jadikan sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Waluyo dan Mahmud (2016) yang menyatakan bahwa usaha

ternak yang dijalankan masyarakat belum mengikuti pola pemeliharaan yang

dianjurkan, hanya dijalankan seperlunya atau dijadikan usaha sampingan.

Jumlah Ternak yang Diasuransikan

Jumlah ternak yang diasuransikan oleh peternak jumlahnya beragam

tergantung dari kemampuan peternak dalam membayar jumlah premi yang telah

ditentukan. Adapun klasifikasi responden berdasarkan jumlah sapi yang

diasuransikan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Ternak yang diasuransikan


di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.
No Jumlah Ternak Jumlah (orang) Persentase (%)
Yang diasuransikan
1 1-5 32 91,42
2 6-10 3 8,58
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

Tabel 11, menunjukkan bahwa ternak sapi potong yang diasuransikan oleh

peternak di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone, rata-rata berkisar 1-5

ekor dengan persentase 91,42%, hal teresbut dikarenakan tergantung dari

kesanggupan peternak dalam membayar premi setiap tahunnya.

32
HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Peternak terhadap Program Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa


Selli Kecamatan Bengo Kabupatn Bone

Persepsi merupakan pengalaman mengenai objek, peristiwa, atau

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan yang

melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Rakhmat, 2005).

Program Asuransi Usaha Ternak Sapi Pada PT. Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

menyatakan bahwa Asuransi Usaha Ternak Sapi merupakan sebuah skema

asuransi kerugian yang menanggung risiko atas kematian dan atau hilangnya

hewan ternak sapi dan dikombinasikan dengan subsidi premi oleh pemerintah

terhadap peternak sapi yang mengikutinya. Program ini sangat bermanfaat

khususnya untuk peternak sapi karena selain diberi subsidi premi, peternak sapi

juga tetap bisa melanjutkan usahanya apabila mengalami kerugian akibat hilang

dan atau matinya hewan ternak sapi yang dimiliki dengan ganti rugi yang

didapatkan, tentunya terdapat persyaratan dan prosedur untuk mengikuti program

asuransi ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa

persepsi peternak terhadap program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa

Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone sebagai berikut :

a. Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas

Kinerja petugas dalam penelitian ini diukur menggunakan tiga indikator,

yaitu pelayanan petugas, tanggung jawab petugas serta keikutsertaan PT. Jasindo

dalam pengawalan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan, persepsi peternak mengenai kinerja petugas

yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 12.

33
Tabel 12. Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas
No Uraian Skor Frekuensi Bobot Persentase
(%)
1 Petugas gesit dalam merespon
apabila peternak membutuhkan
bantuan dalam hal pengajuan
klaim
Setuju 3 14 42 40
Ragu-ragu 2 21 42 60
Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah 35 84 100
2 Petugas gesit dalam merespon
apabila peternak membutuhkan
solusi dari keluhan yang
dirasakan
Setuju 3 15 45 42,86
Ragu-ragu 2 20 40 57,14
Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah 35 85 100
3 Penyampaian informasi petugas
dalam pelayanan program AUTS
sudah berjalan dengan baik
Setuju 3 15 45 42, 86
Ragu-ragu 2 20 40 57,14
Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah 35 85 100
4 Petugas melakukan
pendampingan guna
meningkatkan minat peternak
untuk mengikuti program AUTS
Setuju 3 4 12 11,42
Ragu-ragu 2 19 38 54,29
Tidak Setuju 1 12 12 34,29
Jumlah 35 62 100
5 PT. Jasindo setia dalam
pengawalan program AUTS
Setuju 3 4 12 11.42
Ragu-ragu 2 22 44 62,86
Tidak Setuju 1 9 9 25,72
Jumlah 35 65 100
6 PT. Jasindo merespon dengan
cepat apabila menindaklanjuti
permintaan peternak terkait
pengajuan klaim
Setuju 3 3 9 8,58
Ragu-ragu 2 14 28 40
Tidak Setuju 1 18 18 51,42
Jumlah 35 55 100
Jumlah Bobot 371
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

34
Tabel 12, menunjukkan total skor untuk persepsi peternak terhadap kinerja

petugas dalam menjalankan program AUTS. Jumlah bobot atau skor yang

diperoleh 371, dari jumlah bobot yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa

anggapan peternak menyatakan bahwa kinerja petugas dalam menjalankan

program AUTS termasuk kedalam kategori sedang. Gambaran tingkat persepsi

peternak terhadap kinerja petugas dapat dilihat pada Gambar 3.

210 350 371 490 630

R S T

Gambar 3. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas di Desa Selli


Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa total bobot untuk persepsi peternak

terhadap kinerja petugas dalam menjalankan program AUTS yang diperoleh

sebesar 371 skor tersebut berada pada kategori Sedang (Ragu-ragu). Pada

kategori sedang berarti peternak ragu-ragu dengan kinerja petugas dalam

menjalankan program AUTS di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.

Berdasarkan indikator pengukuran pertama dan kedua, peternak merasa

ragu-ragu bahwa petugas peternakan gesit dalam merespon apabila peternak

membutuhkan bantuan dalam hal pengajuan klaim dan membutuhkan solusi dari

keluhan yang dirasakan dengan persentase 60% dan 57,14%. Dari persentase

tersebut menjelaskan bahwa petugas teknis yang juga di dampingi PPL masih

perlu meningkatkan tingkat pelayanan dan kepercayaan kepada peternak sapi. Hal

ini sesuai dengan pendapat Yusup (2018) yang menyatakan bahwa

memaksimalkan pelayanan dan kinerja dapat dilakukan oleh petugas untuk

mempertahankan kepercayaan peternak.

35
Pada indikator pengukuran ketiga dan keempat, yaitu penyampaian

informasi petugas dalam pelayanan program AUTS sudah berjalan dengan baik

dan petugas melakukan pendampingan guna meningkatkan minat peternak untuk

mengikuti program AUTS . Pada kedua indikator ini sebagian peternak menjawab

ragu-ragu. Hal ini dikarenakan sosialisasi program asuransi usaha ternak sapi yang

dilakukan oleh pihak asuransi hanya dilakukan diawal pengenalan program

asuransi usaha ternak sapi di daerah penelitian dan sebagian besar informasi-

informasi hanya disampaikan ke ketua kelompok ternak saja, berarti peternak

membutuhkan sosialisasi berupa penyuluhan dan pendampingan agar kerjasama

yang sedang berjalan dapat berlanjut serta pengetahuan peternak lebih bertambah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Abdullah (2008) yang menyatakan bahwa

penyuluhan sangat memiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan

khususnya dalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adopsi

program peternakan kepada peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan

oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan

materi, metode dan media yang digunakan.

Selanjutnya, pada indikator pengukuran PT. Jasindo setia dalam

pengawalan program AUTS, 11,42% peternak menjawab setuju dan 62,86%

peternak menjawab ragu-ragu atas kesetiaan PT. Jasindo dalam mengawal

program AUTS. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari kondisi lapangan hanya

petugas peternakan dan PPL saja yang turun langsung ke peternak.

Pada indikator keenam, yaitu PT. Jasindo merespon dengan cepat ababila

menindaklanjuti permintaan peternak terkait penutupan/perpanjangan/pengajuan

klaim. Pada indikator ini, sebagian besar peternak menjawab tidak setuju dengan

36
persentase 51,42%. Hal ini dikarenakan penutupan, perpanjangan, dan pengajuan

klaim diserahkan kepada ketua kelompok ternak saja, sehingga peternak sebagian

besar tidak tahu informasi mengenai proses tersebut mendapat respon yang cepat

dari PT. Jasindo. Akan lebih baik jika, memilih ketua kelompok tani ternak

berdasarkan keterampilan sosial dan usaha tani ternaknya. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Nuryanti dan Dewa, 2011) yang menyatakan bahwa penunjukan

pengurus kelompok baiknya dilakukan berdasarkan keterampilan sosial dan

usahatani, sehingga pengurus dapat berperan sebagai pemimpin kelompok,

membimbing anggota pada satu persepsi yang sama atas program kelompok,

program pemerintah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kelompok.

Yusup (2018) menyatakan bahwa kepercayaan peternak terhadap kinerja

petugas peternakan sangatlah penting mengingat hal tersebut merupakan suatu

bentuk pelayanan kepada peternak. Kepercayaan dapat menunjukkan ikatan

perasaan yang positif antara peternak dengan petugas peternakan. Kepercayaan

juga menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan

yang disediakan pekerjaan, jadi kepercayaan juga berkaitan dengan modal sosial.

Hal postif yang dapat dilihat dari kepercayaan adalah peternak tidak merasa ragu

dengan peternak kinerja petugas peternakan dalam menjalankan program asuransi.

b. Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh

Persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh adalah tanggapan

peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila peternak mengikuti asuransi

usaha ternak sapi. Tingkat persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh di

Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone diperoleh bobot sebesar 406 yang

37
berada pada kategori sedang (ragu-ragu), hasil penelitian mengenai persepsi

peternak terhadap manfaat yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh


No Uraian Skor Frekuensi Bobot Persentase
(%)
1 Pembayaran ganti rugi yang
dilakukan sudah berjalan dengan
baik
Setuju 3 1 3 2,85
Ragu-ragu 2 20 40 57,14
Tidak Setuju 1 14 14 40
Jumlah 35 57 100
2 Syarat dalam melakukan klaim
asuransi tidak rumit
Setuju 3 5 15 14,29
Ragu-ragu 2 21 42 60
Tidak Setuju 1 9 9 25,71
Jumlah 35 66 100
3 Mengikuti AUTS mampu
memberikan rasa tentram dalam
menjalankan usaha peternakan
Setuju 3 8 24 22,86
Ragu-ragu 2 22 44 62,86
Tidak Setuju 1 5 5 14,28
Jumlah 35 73 100
4 Mengikuti AUTS mampu
memberikan rasa tenang dalam
menjalankan usaha peternakan
Setuju 3 5 15 14,29
Ragu-ragu 2 26 52 74,29
Tidak Setuju 1 4 4 11,42
Jumlah 35 71 100
5 Bantuan Premi asuransi sebesar
Rp.160.000 perekor/tahun sangat
membantu
Setuju 3 16 48 45,71
Ragu-ragu 2 19 38 54,29
Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah 35 86 100
6 Waktu yang dilakukan dalam
proses penyaluran bantuan premi
cukup singkat
Setuju 3 6 6 5,71
Ragu-ragu 2 14 28 40
Tidak Setuju 1 19 19 54,29
Jumlah 35 53 100
Jumlah Bobot 406
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021

38
Tabel 13, menunjukkan total skor untuk persepsi peternak terhadap

manfaat yang diperoleh apabila mengikuti program AUTS. Jumlah bobot atau

skor yang diperoleh 406, dari jumlah bobot yang diperoleh maka dapat

disimpulkan bahwa anggapan peternak menyatakan bahwa manfaat yang

diperoleh apabila mengikuti program AUTS termasuk kedalam kategori ragu-

ragu. Gambaran tingkat persepsi peternak terhadap maanfaat yang diperoleh dapat

dilihat pada Gambar 4.

210 350 406 490 630

R S T

Gambar 4. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh apabila


Mengikuti Program AUTS di Desa Selli Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone.

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa total bobot untuk persepsi peternak

terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengikuti program AUTS yang

diperoleh sebesar 406 skor tersebut berada pada kategori Sedang (Ragu-ragu).

Pada kategori sedang berarti peternak masih ragu dengan manfaat yang dipeoleh

apabila mereka mengikuti program AUTS di Desa Selli Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone.

Berdasarkan indikator pengukuran pertama, peternak menyatakan ragu-

ragu bahwa pembayaran ganti rugi yang dilakukan oleh petugas AUTS sudah

berjalan dengan baik dengan persentase 57,14%. Dari persentase tersebut

menjelaskan bahwa pembayaran ganti rugi yang dilakukan oleh petugas AUTS

belum berjalan dengan baik karena yang terjadi dilapangan bahwa pembayaran

klaim asuransi usaha ternak sapi tidak tepat waktu, yang seharusnya 14 hari tetapi

kenyataannya melebihi 14 hari. Untuk yang paling lama itu selama 3 bulan dalam

39
pembayaran klaim asuransi usaha ternak sapi. Oleh karena itu, untuk dapat

meningkatkan kepuasan peternak, pihak asuransi perlu meningkatkan kinerja agar

peternak merasa lebih puas dan indeks kepuasan dapat mencapai 100% (Nadhila

dkk., 2021).

Pada indikator pengukuran kedua, yaitu syarat dalam melakukan klaim

asuransi tidak rumit . Pada indikator ini sebagian besar peternak menjawab ragu-

ragu dengan persentase 60%. Hal ini dikarenakan proses pengajuan klaim

diserahkan kepada ketua kelompok ternak saja, sehingga peternak tidak

mengetahui bagaimana tingkat kerumitan dalam melakukan klaim asuransi. Ketua

kelompok membutuhkan fasilitator agar kepemimpinannya lebih ditingkatkan dan

dapat menyebarkan segala informasi ke anggotanya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Yunasaf (2007) yang menyatakan bawha bila ingin melihat ketua

kelompok dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan baik sudah seharusnya

pihak-pihak yang kompeten seperti dinas peternakan berperan lebih baik lagi

dalam memfasilitasi kelompok. Dalam hal ini para penyuluh lapangan dapat

berperan sebagai katalitasor, dinamisator maupun motivator.

Pada indikator pengukuran ketiga dan keempat, yaitu mengikuti AUTS

mampu memberikan rasa tentram dan tenang dalam menjalankan usaha

peternakan. Pada kedua indikator ini sebagian besar peternak menjawab ragu-

ragu. Hal ini menunjukkan dengan mengikuti program AUTS peternak masih

kurang merasa tenang, tetapi ada juga peternak yang berpendapat bahwa dengan

mengikuti AUTS dapat meminimalisir risiko kegagalan dalam usaha ternak sapi

yaitu kematian pada ternak sapi yang mereka terima, sehingga setidaknya dapat

meringankan dan tidak bingung mencari modal usaha ternak kembali. Hal ini

40
sesuai dengan pendapat Kubro, dkk. (2019) yang menyatakan bahwa program

AUTS dapat mengurangi kekhawatiran peternak dalam usaha budidaya sapi,

sehingga dapat membangun semangat peternak untuk terus melanjutkan usaha

tersebut.

Selanjutnya pada indikator ke lima yaitu, bantuan premi asuransi sebesar

Rp. 160.000 per ekor pertahun sangat membantu. Pada indikator ini, peternak

menjawab ragu-ragu dengan persentase 54,29% dan 45,71% menjawab setuju.

Dari jawaban peternak yang merasa setuju menggambarkan peternak sangat

terbantu dengan bantuan premi yang dibayarkan oleh pemerintah. Berdasarkan

kebijakan dari program asuransi usaha ternak sapi. Peternak sapi dibantu dengan

pemberian subsudi premi dari pemerintah sebesar Rp. 160.000 per ekor per

tahunnya, sehingga peternak sapi tidak lagi merasa berat dengan jumlah

pembayaran premi sebesar Rp.200.000, karena mereka hanya membayar sebesar

Rp.40.000 perekor setiap tahun. Hal ini sesuai dengan peraturan Kementan tahun

2020 yang menyatakan bahwa besaran bantuan premi dari pemerintahan sebesar

80% (delapan puluh persen) atau Rp. 160.000,- (seratus enam puluh ribu rupiah)

per ekor per tahun dan sisanya swadaya peternak sebesar 20% (dua puluh persen)

atau Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per ekor per tahun.

Pada indikator keenam, yaitu waktu yang dilakukan dalam proses

penyaluran bantuan premi cukup singkat. Pada indikator ini, sebagian besar

peternak menjawab tidak setuju dengan persentase 54,29%. Hal ini dikarenakan

sebagian besar peternak belum melakukan proses klaim sehingga belum

mengetahui waktu proses penyaluran bantuan tersebut.

41
Rekapitulasi Persepsi Peternak terhadap Program Asuransi Usaha Ternak
Sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

Setelah mengetahui gambaran persepsi dari peternak pada setiap sub

variable dan indikator yang digunakan dalam mengukur persepsi peternak

terhadap program asuransi usaha ternak sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo

Kabupaten Bone, maka dapatkan hasil rekapitulasi persepsi peternak terhadap

program asuransi usaha ternak sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten

Bone dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rekapituasi Persepsi Peternak terhadap Program Asuransi Usaha


Ternak Sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten
No Variable Pengukuran Skor Interpretasi
1. Kinerja Petugas 371 Sedang (Ragu-ragu)
2. Manfaat yang diperoleh 406 Sedang (Ragu-ragu)
Total 777 Sedang (Ragu-ragu)
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2021.

Pada Tabel 14, dapat dilihat rekapitulasi persepsi peternak terhadap

program asuransi usaha ternak sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten

Bone. Pada variable pengukuran kinerja petugas dengan jumlah skor 371 berada

pada kategori Sedang (Ragu-ragu) dan variabel pengukuran manfaat yang

diperoleh dengan jumlah skor 406 berada pada kategori Sedang (Ragu-ragu), hal

ini menunjukkan bahwa peternak masih ragu terhadap kinerja petugas dan

manfaat yang dipeoleh apabila mereka mengikuti program AUTS. Gambaran

rekapitulasi tingkat persepsi peternak terhadap program asuransi usaha ternak sapi

di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone dapat dilihat pada Gambar 5.

420 700 777 980 1.260

R S T

Gambar 5. Tingkat Persepsi Peternak terhadap Program AUTS di Desa Selli


Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.

42
Pada Gambar 5, diperoleh bobot atau persepsi peternak terhadap program

asuransi usaha ternak sapi di Desa Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone

sebesar 777 dengan interval (700-980) berada pada kategori Sedang (Ragu-

ragu). Pelaksanaan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa Selli Kecamatan

Bengo Kabupaten Bone tidak sesuai rencana karena menurut pedoman

pelaksanaan peternakan, keberhasilan dari program asuransi peternakan dilihat

dari jumlah peserta asuransi meningkat. Namun, kondisi dilapangan menunjukkan

bahwa jumlah peserta yang terdaftar pada tahun 2019 sebanyak 45 orang dan

mengalami penurunan pada tahun 2020 yaitu sebanyak 35 orang, penurunan

tersebut disebabkan oleh berbagai kendala.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuransi peternakan di Desa

Selli Kecamatan Kabupaten Bone adalah kurangnya sosialisasi dan

pendampingan dari dinas terkait seperti dari pihak Dinas Peternakan Kabupaten

Bone dan Asuransi Jasindo sehingga pengetahuan peternak terhadap asuransi

peternakan masih kurang, sebaiknya pihak yang terkait lebih sering melakukan

pendampingan terhadap peternak agar dapat meningkatkan pola pikir mereka

menjadi lebih baik terhadap program AUTS. Hal ini sesuai dengan pendapat

Kurbro, dkk. (2019) yang menyatakan bahwa petugas Asuransi Usaha Ternak

Sapi (AUTS) harus lebih selalu melakukan pendampingan terhadap peternak

terutama pada lingkungan yang memiliki pandangan negative pada program

AUTS.

Kendala lainnya yaitu segala informasi mengenai asuransi peternakan

disampaikan melalui ketua kelompok ternak saja sehingga masih banyak peternak

yang tidak mengetahui berbagai informasi yang disampaikan oleh petugas. Hal ini

43
menunjukkan bahwa kurangnya kerjasama antara ketua kelompok ternak dengan

para anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syukur, dkk. (2021) yang

menyatakan bahwa informasi mengenai AUTS yang terbaru dalam segala bidang

sudah tersampaikan namun informasi tersebut hanya terdapat pada ketua

kelompok.

Selain dari beberapa kendala yang telah dijelaskan, peternak juga masih

belum merasakan manfaat yang diperoleh apabila mereka mengikuti program

Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dikarenakan sejauh ini masih belum banyak

peternak yang mengalami evenemen (kematian/kehilangan ternak), oleh sebab itu

peternak masih merasa ragu terhadap manfaat yang diperoleh karena belum

melihat bukti yang nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Taha (2019) yang

menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan peternak merasa ragu

terhadap program AUTS adalah belum terlalu pecaya dengan apa yang di janjikan

oleh pihak asuransi.

44
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Persepsi peternak terhadap program asuransi usaha ternak sapi di Desa

Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone berada pada kategori Sedang (Ragu-

ragu) yang terdiri dari dua sub variabel. Persepsi peternak terhadap kinerja

petugas dan persepsi peternak terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengikuti

program AUTS keduanya berada pada kategori Sedang (Ragu-ragu), hal tersebut

disebabkan oleh beberapa kendala yaitu kurangnya sosialisasi dan pendampingan

oleh petugas, informasi yang disebar hanya disampaikan oleh ketua kelompok

ternak serta masih kurangnya peternak yang mengalami evenemen sehingga

belum melihat bukti yang nyata dari manfaat asuransi ternak.

Saran

Sebaiknya petugas Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dapat

meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat agar program AUTS dan

penyuluh lebih meningkatkan pendampingan dan pelatihan kepada peternak yang

ikut program AUTS. Pendampingan intensif akan meningkatkan pola pikir

peternak menjadi lebih baik dan program AUTS yang diikuti oleh peternak tetap

berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. 2008. Peran penyuluhan terhadap kelompok tani ternak untuk


meningkatkan adopsi teknologi dalan peternakan sapi potong.
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong. 188-194.
An-nisa, N. S., S. Risal dan S. Gendut. 2015. Strategi pengembangan asuransi
ternak sapi. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 12(1) : 28-31.
Bessant, W. 2005. Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Kaitannya
dengan Kesejahteraan Peternak di Kabupaten dan Kota Bogor.
Prosiding Skripsi. Program Persetujuan Manajemen dan Bisnis. IPB.
Bogor.
Dewi, K. A. C. J. 2018. Peranan asuransi ternak sapi pada kelompok pelaksana
simantri di Kabupaten Buleleng. DwijenAGRO, 8(1) : 139-46.
Dirjen Bina Produksi Peternakan. 2002. Pengembangan Kawasan Agribisnis
Berbasis Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan.
Jakarta.
Efendy, J., Lukman, M, L., Dicky, A., Dikman, M., 2013. Petunjuk Teknis
Pemeliharaan dan Penyapihan Pedet Sapi Potong. Loka Penelitian
Sapi Potong, Pasuruan.
Fuad, M., S. Masitoh dan W. Nahraeni. 2018. Persepsi peternak dan pola
pemasaran sapi potong. Jurnal Agribisains, 4 (1) : 45-55.
Guntara, D. 2016. Asuransi dan ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya.
Jurnal Justisi Ilmu Hukum ISSN 2528-2638, 1(1) : 29-46.
Hariadi, S. S. 2011. Dinamika Kelompok. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi tanaman-ternak dalam perspektif reorientasi
kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan petani. Jurnal
Analisis Kebijakan, 3(1) : 68-80.
Kementan. 2020. Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau
Direktorat Pembiayaan Pertanian. Direktorat Jendral Sarana dan
Prasarana. Jakarta.
Kubro, A. I., Nurlaili dan Riyanto. 2019. Sikap peternak terhadap program asurasi
usaha ternak sapi di Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang pada
tahun 2019. Jurnal Penyuluhan Pembangunan, 1(2) : 69-77.
Muslim, A. 2007. Pendekatan partisipasif dalam pemberdayaan masyarakat.
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 8(2) : 89-103.
Nadhila, F. I., W. Sumekar dan A. S. Prasetyo. 2021. Analisis kepuasan peternak
sapi perah terhadap program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di
Kecamatan Getasan. Jurnal Agribest, 5 (1) : 9-17.

46
Nasri. 2013. Peranan kelompok tani dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
di Desa Ulujangang Kecamatan Bontolempang Kabupaten Gowa.
Skripsi. UIN Alauddin. Makassar.
Nurhayati, S. dan K. S. Dewa. 2011. Peran kelompok tani dalam penerapan
teknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2) : 115-
128.
Panuju, R. 1995. Komunikasi Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Prayoga, I. F., Y. Agustin dan S. Nurhasanah. 2018. Pelaksanaan program
asuransi usaha ternak sapi. Pactum Law Journal, 2(1) : 451-62.
Priyanto, D. 2016. Strategi pengembangan usaha ternak sapi potong dalam
mendukung program swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014.
Jurnal Litbang Pertanian, 30 (3) : 108 – 16.
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rogers, E. M and F. F Shomakers. 1985. Communication of Innovation. The Free
Press. New York.
Rasyid, T. G., S. Rohani, M. Hatta and M. Darwis. 2020. Evaluation of the
implementation of government programs in accelerating the
development of pregnant beef catlle in terms of farmer empowerment
stages. International Journalon Emerging Technologies, 11 (5) : 1-9.
Setiawan, A. S. 2010. Pengaruh umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman kerja
dan jenis kelamin terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja
terdidik di Kota Magelang. Skripsi. Universitas Diponeogoro.
Semarang
Siregar. N. S. S. 2013. Persepsi orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi
anak. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 1 (1) : 11-
27.
Swastha, B dan Sukartjo, I. 1997. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi
Perusahaan Modern). Liberty Offest Yogyakarta, Yogyakarta.
Syukur, S., Musdalifah, S. N. Sirajuddin dan N. Fitriani. 2021. Faktor-faktor
eksternal pada peternak sapi potong yang mengikuti program asuransi
usaha ternak sapi di Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner
Tropis, 11 (1) : 12 -21.
Taha, I. 2019. Faktor-faktor yang memotivasi peternak dalam memanfaatkan
asuransi usaha ternak sapi di Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Toha, M. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

47
Wakhid, A. 2013. Super Lengkap Beternak Itik. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Waluyo, S. dan E. Mahmud. 2016. Beternak Kambing dan Domba Cepat Gemuk,
Tahan Penyakit, Bebas Bau. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.

Yunasaf, U. 2007. Kepemimpinan ketua kelompok dan hubungannya dengan


keefektifan kelompok. Jurnal Ilmu Ternak, 7 (2) : 179-185.

Yusup, H. 2018. Hubungan antara kinerja petugas inseminator dengan tingkat


kepercayaan peternak sapi perah. Skripsi. Universitas Padjajaran.
Bandung.

48
LAMPIRAN 1

PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PROGRAM ASURANSI USAHA


TERNAK SAPI (AUTS) DI DESA SELLI KECAMATAN BENGO
KABUPATEN BONE

Oleh:

TITI HANDARYANTI (I011 17 1029)

Pada pertanyaan di bawah ini, anda dimohon untuk mengisi pertanyaan –


pertanyaan tersebut dengan keadaan/kondisi yang sebenarnya.

Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur : Tahun
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Pengalaman Beternak : Tahun
Jumlah Ternak Sapi yang Dimiliki : Ekor
Jumlah Ternak Sapi yang Diasuransikan : Ekor
Luas Lahan :
Jarak Rumah dengan Kandang :
Petunjuk Pengisian
Silahkan anda pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan
kondisi yang ada dengan jalan memberikan tanda (√ ) pada pilihan jawaban yang
tersedia.

A. Kinerja Petugas
No Pernyataan Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
1. Petugas gesit dalam merespon
apabila peternak membutuhkan
bantuan dalam hal pengajuan
klaim
2. Petugas gesit dalam merespon
apabila peternak membutuhkan
solusi dari keluhan yang
dirasakan
3. Penyampaian informasi
petugas dalam pelayanan
program AUTS sudah berjalan

50
dengan baik
4. Petugas melakukan
pendampingan guna
meningkatkan minat anda
untuk mengikuti program
AUTS
5 PT. Jasindo setia dalam
pengawalan program AUTS
6. PT. Jasindo merespon dengan
cepat apabila menindaklanjuti
permintaan peternak terkait
penutupan/peranjangan/pengaj
uan klaim.

B. Manfaat yang diperoleh


No Pernyataan Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
7. Pembayaran ganti rugi yang
dilakukan oleh petugas AUTS
sudah berjalan dengan baik
8. Syarat dalam melakukan klaim
asuransi tidak rumit
9. Mengikuti AUTS mampu
memberikan rasa tentram
dalam menjalankan usaha
peternakan
10. Mengikuti AUTS mampu
memberikan rasa tenang dalam
menjalankan usaha peternakan
11. Bantuan premi asuransi
sebesar Rp. 160.000 per ekor
per tahun sangat membantu
peternak
12. Waktu yang dilakukan dalam
proses penyaluran bantuan
premi cukup singkat

51
Daftar Kriteria Pengukuran Indikator Berdasarkan Jawaban Responden
A. Kinerja Petugas
1. Petugas gesit dalam merespon apabila peternak membutuhkan bantuan
dalam hal pegajuan klaim.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Petugas gesit dalam Petugas kadang gesit Petugas tidak gesit
merespon apabila dan kadang lambat dalam merespon
peternak dalam merespon apabila peternak
membutuhkan apabila peternak membutuhkan
bantuan dalam hal membutuhkan bantuan dalam hal
pengajuan klaim. bantuan dalam hal pengajuan klaim.
pengajuan klaim.

2. Petugas gesit dalam merespon apabila peternak membutuhkan solusi


dari keluhan yang dirasakan.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Petugas gesit dalam Petugas kadang gesit Petugas tidak gesit
merespon apabila dan kadang lambat dalam merespon
peternak dalam merespon apabila peternak
membutuhkan solusi apabila peternak membutuhkan solusi
dari keluhan yang membutuhkan solusi dari keluhan yang
dirasakan dari keluhan yang dirasakan
dirasakan

3. Penyampaian informasi petugas dalam pelayanan program AUTS


sudah berjalan dengan baik.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Penyampaian Penyampaian Penyampaian
informasi petugas informasi petugas informasi petugas
dalam pelayanan dalam pelayanan dalam pelayanan
program AUTS sudah program AUTS program AUTS tidak
berjalan dengan baik kadang berjalan berjalan dengan baik
dengan baik dan
kadang lambat

4. Petugas melakukan pendampingan guna meningkatkan minat peternak


untuk mengikuti program AUTS.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Petugas melakukan Petugas kadang Petugas tidak
pendampingan guna melakukan melakukan
meningkatkan minat pendampingan dan pendampingan guna
peternak untuk kadang tidak meningkatkan minat
mengikuti program melakukan peternak untuk
AUTS pendampingan guna mengikuti program
meningkatkan minat AUTS
peternak untuk

52
mengikuti program
AUTS

5. PT. Jasindo setia dalam pengawalan program AUTS.


Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
PT. Jasindo setia Peternak masih ragu PT. Jasindo tidak
dalam pengawalan dalam kesetiaan PT. setia dalam
program AUTS Jasindo dalam pengawalan program
pengawalan program AUTS
AUTS

6. PT. Jasindo merespon dengan cepat apabila menindaklanjuti


permintaan peternak terkait penutupan/perpanjangan/pengajuan klaim.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
PT. Jasindo merespon PT. Jasindo kadang PT. Jasindo tidak
dengan cepat apabila merespon dengan merespon cepat
menindaklanjuti cepat dan kadang apabila
permintaan peternak merespon lambat menindaklanjuti
terkait apabila permintaan peternak
penutupan/perpanjang menindaklanjuti terkait
an/pengajuan klaim permintaan peternak penutupan/perpanjang
terkait an/pengajuan klaim
penutupan/perpanjan
gan/pengajuan klaim

B. Manfaat yang diperoleh

7. Pembayaran ganti rugi yang dilakukan oleh petugas AUTS sudah


berjalan dengan baik.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Pembayaran ganti Peternak masih ragu Pembayaran ganti
rugi yang dilakukan dalam pembayaran rugi yang dilakukan
oleh petugas AUTS ganti rugi yang oleh petugas AUTS
berjalan dengan baik dilakukan oleh tidak berjalan dengan
petugas AUTS baik

8. Syarat dalam melakukan klaim asuransi tidak rumit.


Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Syarat dalam Peternak masih ragu Syarat dalam
melakukan klaim dalam kerumitan melakukan klaim
asuransi tidak rumit. terhadap syarat dalam asuransi sangat rumit.
melakukan klaim
asuransi.

9. Mengikuti AUTS mampu memberikan rasa tentram dalam


menjalankan usaha peternakan.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Mengikuti AUTS Peternak masih ragu Mengikuti AUTS

53
mampu memberikan apabila dengan tidak mampu
rasa tentram dalam mengikuti AUTS memberikan rasa
menjalankan usaha dapat memberikan tentram dalam
peternakan rasa tentram dalam menjalankan usaha
menjalankan usaha peternakan.
peternakan .

10. Mengikuti AUTS mampu memberikan rasa tenang dalam menjalankan


usaha peternakan.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Mengikuti AUTS Peternak masih ragu Mengikuti AUTS
mampu memberikan apabila dengan tidak mampu
rasa tenang dalam mengikuti AUTS memberikan rasa
menjalankan usaha dapat memberikan tenang dalam
peternakan rasa tenang dalam menjalankan usaha
menjalankan usaha peternakan.
peternakan .

11. Bantuan premi asuransi sebesar Rp. 160.000 per ekor per tahun sangat
membantu peternak.
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Bantuan premi Peternak masih ragu Bantuan premi
sebesar Rp. 160.000 apabila dengan sebesar Rp. 160.000
perekor/tahun sangat bantuan premi perekor/tahun tidak
membantu peternak sebesar Rp. 160.000 membantu peternak.
perekor/tahun dapat
membantu peternak

12. Waktu yang dilakukan dalam proses penyaluran bantuan cukup singkat
Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
Waktu yang Waktu yang Waktu yang
dilakukan dalam dilakukan dalam dilakukan dalam
proses penyaluran proses penyaluran proses penyaluran
bantuan cukup bantuan kadang cepat bantuan cukup lama.
singkat. dan kadang lama.

54
Lampiran 2. Identitas Responden
No Nama Jenis Umur Pendidikan Jumlah Sapi yang Jumlah Lama Pekerjaan
Kelamin diasuransikan Ternak Beternak
1. Sultan L 44 SMA 4 Ekor 7 Ekor 15 Tahun Wiraswasta
2. Usman L 48 SMA 3 Ekor 4 Ekor 18 Tahun Petani/Peternak
3. Tata L 50 SMA 5 Ekor 8 Ekor 20 Tahun Petani/Peternak
4. Suardi L 55 SMP 2 Ekor 4 Ekor 5 Tahun Petani/Peternak
5. Arifuddin L 39 SMA 3 Ekor 5 Ekor 10 Tahun Petani/Peternak
6. Malla L 41 SMP 2 Ekor 4 Ekor 5 Tahun Petani/Peternak
7. Mistan L 46 SMP 5 Ekor 12 Ekor 20 Tahun Petani/Peternak
8. Taba L 43 SMP 2 Ekor 8 Ekor 12 Tahun Petani/Peternak
9. Jumardi L 41 SMA 3 Ekor 4 Ekor 10 Tahun Petani/Peternak
10. Asis L 44 SMA 6 Ekor 11 Ekor 12 Tahun Petani/Peternak
11. Abd. Kadir L 61 SD 2 Ekor 4 Ekor 2 Tahun Petani/Peternak
Bin Nedding
12. Arife L 76 SMP 8 Ekor 10 Ekor 25 Tahun Petani/Peternak
13. Arif L 62 SD 5 Ekor 8 Ekor 20 Tahun Petani/Peternak
14. Askar L 27 SMA 3 Ekor 5 Ekor 5 Tahun Honorer
15. Abd. Latif L 51 SMA 1 Ekor 2 Ekor 3 Tahun Karyawan
Swasta
16. Tutu L 65 SD 3 Ekor 7 Ekor 5 Tahun Petani/Peternak
17. Muhammad L 57 SD 2 Ekor 4 Ekor 8 Tahun Petani/Peternak
Ide
18. Tamrin L 51 SD 2 Ekor 3 Ekor 5 Tahun Petani/Peternak
19. Ammas L 39 SD 3 Ekor 5 Ekor 20 Tahun Petani/Peternak
20. Hamri L 43 SMA 4 Ekor 7 Ekor 21 Tahun Petani/Peternak
21. Anwar L 44 S1 1 Ekor 3 Ekor 6 Tahun Petani/Peternak
22. Adnan L 46 SMP 10 Ekor 10 Ekor 30 Tahun Petani/Peternak
23. Andi Arizona L 21 SMA 3 Ekor 4 Ekor 2 Tahun Petani/Peternak
Thalib
24. Baharuddin L 52 S1 2 Ekor 4 Ekor 5 Tahun PNS
25. Heriani P 25 SMP 4 Ekor 5 Ekor 3 Tahun IRT
26. Amirullah L 49 SMP 3 Ekor 5 Ekor 12 Tahun Petani/Peternak
27. Asrul L 36 SMA 4 Ekor 7 Ekor 8 Tahun Petani/Peternak
28. Aris L 54 SMP 3 Ekor 5 Ekor 20 Tahun Petani/Peternak
29. Suriady L 45 SMA 2 Ekor 3 Ekor 15 Tahun Petani/Peternak
30. Mustapa L 46 SMP 1 Ekor 2 Ekor 10 Tahun Wiraswasta
31. Pinosriadi L 41 SMP 1 Ekor 5 Ekor 15 Tahun Petani/Peternak
32. Ramsi L 39 SMA 4 Ekor 7 Ekor 10 Tahun Petani/Peternak
33. Iswan L 35 SMA 2 Ekor 4 Ekor 8 Tahun Petani/Peternak
34. Akbar L 59 SMA 1 Ekor 7 Ekor 15 Tahun Petani/Peternak
35. Hj. Tause L 48 SMP 1 Ekor 3 Ekor 8 Tahun Petani/Peternak

55
Lampiran 3. Persepsi Peternak terhadap Kinerja Petugas dalam menjalankan Program Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa Selli
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone
Pertanyaan
Petugas gesit Petugas gesit Penyamapaian Petugas PT. Jasindo PT. Jasindo merespon
dalam merespon dalam merespon informasi melakukan setia dalam dengan cepat apabila
apabila peternak apabila peternak petugas dalam pendampingan pengawalan menindaklanjuti
No Nama membutuhkan membutuhkan pelayanan guna program permintaan peternak
bantuan dalam hal solusi dari program AUTS meningkatkan AUTS terkait
pengajuan klaim keluhan yang sudah berjalan minat peternak penutupan/perpanjangan
dirasakan dengan baik untuk mengikuti atau pengajuan klain
program AUTS
1 Sultan 2 2 3 2 1 3
2 Usman 3 3 2 2 2 1
3 Tata 2 2 3 1 1 2
4 Suardi 3 3 2 2 2 1
5 Arifuddin 2 2 3 1 2 1
6 Malla 2 2 2 2 1 2
7 Mistan 3 3 2 1 1 2
8 Taba 2 2 2 2 1 1
9 Jumardi 3 3 2 1 2 1
10 Asis 2 2 3 3 2 3
11 Abd. Kadir 2 2 2 2 3 2
Bin Nedding
12 Arife 3 3 3 3 2 1
13 Arif 2 2 3 2 2 2
14 Askar 3 3 2 1 2 1
15 Abd. Latif 2 2 3 1 2 1
16 Tutu 3 3 2 1 2 1

56
17 Muhammad 3 3 2 2 2 2
Ide
18 Tamrin 3 3 3 2 2 1
19 Ammas 3 3 2 2 2 2
20 Hamri 2 3 3 2 2 2
21 Anwar 2 2 3 1 2 2
22 Adnan 2 2 3 1 1 1
23 Andi Arizona 2 2 2 3 2 2
Thalib
24 Baharuddin 2 2 3 3 2 3
25 Heriani 2 2 2 2 1 2
26 Amirullah 3 3 2 2 2 2
27 Asrul 2 2 2 2 1 1
28 Aris 2 2 3 2 2 2
29 Suriady 2 2 3 2 3 1
30 Mustapa 2 2 2 2 2 1
31 Pinosriadi 3 3 2 2 2 1
32 Ramsi 2 2 2 1 2 2
33 Iswan 2 2 2 1 3 1
34 Akbar 3 3 2 1 1 1
35 Hj. Tause 3 3 3 2 3 1
Total 84 85 85 62 65 55

Keterangan :

3 = Setuju
2 = Ragu-ragu
1= Tidak Setuju

57
Lampiran 4. Persepsi Peternak terhadap Manfaat yang diperoleh Apabila Mengikuti Program Asuransi Usaha Ternak Sapi di Desa
Selli Kecamatan Bengo Kabupaten Bone
Pertanyaan
Pembayaran ganti Syarat Mengikuti AUTS Mengikuti AUTS Bantuan premi Waktu yang
rugi dilakukan oleh dalam mampu mampu sebesar Rp. dilakukan dalam
petugas AUTS melakukan memberikan rasa memberikan rasa 160.000 proses penyaluran
No Nama sudah berjalan klaim tentram dalam tenang dalam perekor/tahun bantuan premi
dengan baik asuransi menjalankan usaha menjalankan sangat membantu cukup singkat
tidak rumit peternakan usaha peternakan peternak
1 Sultan 2 2 3 2 3 2
2 Usman 2 2 2 3 3 2
3 Tata 2 3 1 2 3 2
4 Suardi 1 1 2 3 2 1
5 Arifuddin 1 3 1 2 3 2
6 Malla 2 1 2 2 2 1
7 Mistan 2 1 2 2 3 1
8 Taba 1 1 2 1 2 2
9 Jumardi 1 2 3 2 3 1
10 Asis 1 2 2 2 2 3
11 Abd. Kadir
Bin Nedding 2 2 3 2 3 2
12 Arife 1 2 2 2 3 1
13 Arif 2 2 2 2 2 1
14 Askar 1 2 3 2 3 3
15 Abd. Latif 1 2 2 2 2 2
16 Tutu 1 2 3 2 2 1
17 Muhammad
Ide 2 2 2 3 2 1

58
18 Tamrin 2 2 3 3 3 1
19 Ammas 1 3 2 2 2 1
20 Hamri 2 2 2 2 3 2
21 Anwar 2 3 1 1 2 2
22 Adnan 2 2 2 2 2 1
23 Andi Arizona
Thalib 2 2 2 2 2 2
24 Baharuddin 2 2 3 2 3 2
25 Heriani 2 1 2 1 3 1
26 Amirullah 2 3 2 2 2 1
27 Asrul 1 1 2 2 2 1
28 Aris 2 1 2 3 2 1
29 Suriady 1 2 3 2 3 1
30 Mustapa 1 2 2 1 2 1
31 Pinosriadi 1 1 2 2 3 2
32 Ramsi 2 1 1 2 2 1
33 Iswan 2 2 2 2 2 2
34 Akbar 2 2 2 2 3 2
35 Hj. Tause 3 2 1 2 2 1
Total 57 66 73 71 86 53

Keterangan :

3 = Setuju
2 = Ragu-ragu
1= Tidak Setuju

59
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

60
61
62
63
RIWAYAT HIDUP

Titi Handaryanti lahir di Bulukumba pada tanggal 24

Februari 2000. Penulis merupakan anak pertama dari

pasangan Hardiani dan Sudarman, SE. Penulis berasal

dari Kabupaten Bone, tepatnya di Desa Tungke

Kecamatan Bengo. Jenjang pendidikan penulis dimulai

pada tingkat taman kanak di TK Bina Ilmu Samaenre,

kemudian penulis mulai mengenyam pendidikannya pada tingkat sekolah dasar di

SDN 149 Tungke. Pada tahun 2011 penulis lulus dari sekolah dasar kemudian

melanjutkan studinya dan bersekolah di SMP Negeri 1 Lappariaja dan lulus pada

tahun 2014. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1

Lappariaja atau SMA Negeri 5 Bone dan lulus pada tahun 2017. Pada saat duduk

dibangku sekolah menengah pertama, penulis aktif dalam organisasi Pramuka,

Palang Merah Remaja dan Bola Voli. Pada saat di SMA, penulis aktif dalam

organisasi Patroli Keamanan Sekolah Sektor SMA Negeri 1 Lappariaja,

Paskibraka, Marching Band dan Bola Voli. Setelah menyelesaikan pendidikannya

di SMA sederajat, penulis melanjutkan studinya di tingkat perguruan tinggi di

Universitas Hasanuddin. Saat ini penulis berstatus sebagai mahasiswa Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin, angkatan 2017, dengan program Strata Satu

(S1). Penulis diterima sebagai mahasiswa melalui jalur SNMPTN. Riwayat

organisasi penulis yaitu PMB-UH Latenritatta, HIMSENA - UH, UKM Bola Voli

Universitas Hasanuddin, DPC KEPMI BONE KEC. BENGO, dan UKM

KOMPAS FAKULTAS PETERNAKAN UH. Kegemaran penulis yaitu main voli,

64
melukis, menonton dan traveling. Impian penulis yang pertama adalah

membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. Motto hidup penulis adalah

TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN.

65

Anda mungkin juga menyukai