Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN REPRODUKSI DAN INSEMINASI BUATAN


DI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

Disusun Oleh :
Abdul Azis 165050109111033

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga laporan praktikum mata kuliah Manajemen Reproduksi dan
Inseminasi Buatan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya yaitu:
1. Seluruh dosen mata kuliah Manajemen Reproduksi dan Inseminasi
Buatan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
2. Seluruh Asisten Praktikum Mata kuliah Manajemen Reproduksi dan
Inseminasi Buatan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
3. Seluruh pegawai BBIB Singosari yang memberi materi dan penjelasan
pada saat kunjungan.
4. Semua pihak yang telah membatu dalam menylesaikan makalah ini.
Demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini, saya mengharap kritik
dan saran yang bersifat membangun. Serta saya berharap pula makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Malang,
November
2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
KEADAAN UMUM BBIB SINGOSARI.....................................................................................2
2.1. Lokasi BBIB Singosari.......................................................................................2
2.2. Struktur Organisasi.............................................................................................2
2.3. Sejarah BBIB Singosari......................................................................................3
2.4. Visi dan Misi......................................................................................................3
2.5. Tugas dan Fungsi BBIB Singosari.....................................................................4
BAB III...........................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................................5
3.1. Jenis Ternak di BBIB Singosari.........................................................................5
3.2. Pemilihan Pejantan.............................................................................................6
3.3. Produksi Semen Beku........................................................................................6
3.4. Perkandangan.....................................................................................................7
BAB IV............................................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................8
4.1. Kesimpulan........................................................................................................8
4.2. Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
LAMPIRAN.................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bidang Peternakan di Indonesia memiliki sejumlah masalah yang dihadapi,
salah satunya adalah rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Kejadian
ini terjadi disebabkan sebagian besar peternakan di indonesia adalah peternak
rakyat yang mutu bibit yang dipelihara kurang baik. Biasanya peternak tersebut
hanya menggunakan ternaknya hanya untuk tabungan masa depan. Untuk
menanggulangi masalah yang dihadapi tersebut dibutuhkan teknologi yang cepat
dan efisien. Teknologi yang dapat digunakan adalah inseminasi buatan (IB).
Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu bioteknologi yang dilakukan
untuk memperbaikin mutu genetik ternak yang tersebar di Indonesia. Prinsip
Inseminasi Buatan (IB) adalah memasukan semen cair maupun beku yang sudah
dicairkan ke dalam saluran reproduksi betina pada saat betina tersebut estrus.
Faktor yang mempengaruhi IB adalah kualitas dari kualitas semen, kualitas betina,
keteramoilan petugas, dan ketepatan dalam deteksi birahi. Kualitas semen yang
digunakan untuk harus memenuhi persyaratan seperti volume, warna, pH,
konsistensi, motilitas, konsentrasi, dan morfologi sperma untuk mempertahankan
kualitas semen.
Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu genetik ternak di
Indonesia dengan menghasilkan semen beku yang berkualitas. Dengan moto
“setetes mani sejuta harapan” BBIB singosari berusaha untuk menjadikan ternak
di Indonesia menjadi ternak unggul.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana proses kegiatan yang terdapat di Balai Besar Inseminasi Buatan
Singosari terkain Penampungan semen, pengolahan semen beku dan inseminasi
buatan.

1.3. Tujuan
Memberikan wawasan terhadap mahasiswa mengenai penampungan semen,
pengolahan semen beku dan kegiatan inseminasi buatan yang terdapat di Balai
Besar Inseminasi Buatan Singosari.

1
BAB II
KEADAAN UMUM BBIB SINGOSARI

2.1. Lokasi BBIB Singosari


BBIB Singosari terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten
Malang, 20 km sebelah Utara kota Malang, dengan ketinggian 800 – 1200 m di
atas permukaan laut. Rataan suhu udara berkisar antara 16 – 22 oC, dengan
kelembaban berkisar antara 70 – 90% dan curah hujan 2.233mm/tahun.

2.2. Struktur Organisasi


Struktur organisasi yang terdapat di BBIB Singosari dipimpin oleh seorang
Kepala Balai dan dibantu oleh masing-masing kepala bagian dalam menjalankan
kegiatan agar berjalan dengan baik. Setiap kepala bagian memiliki tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing dalam menjalankan program di BBIB
Singosari. Berikut adalah struktur organisasi BBIB Singosari.

Kepala Balai
Drh Enniek
Herwayati, MP

Ka Program Ka. Seksi KA bagian Ka Bagian Ka Bidang


Dan Pemasaran Dan umum Kepegawain Dan Pelayanan
Keuangan Kerjasama Ir. Tata Usaha Teknis
Saliendra, Nugro Menik N. Nurkhayati, Suhartati Suharyanta,
SE S.Pt, M.M  M.M Noviana, S.Pt S.Pt

Ka. Seksi Pemeliharaan


Dan Peningkatan Mutu
Genetik Ternak
Drh. Koko Wisnu P.

Ka. Seksi
Ka. Seksi Informasi Ka. Bidang
Produksi Dan
Dan Pemantauan Pemasaran Dan
Pengembangan
Mutu Semen Informasi
Ib
Natalia Heni K., S.Pt, Drh. Sarastina,
Drh. Anny
M.Hum MP 
Amaliya

Gambar 1 Strukur Organisasi BBIB Singosari

2
2.3. Sejarah BBIB Singosari
Pada tahun 1976, Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur mengadakan kerja
sama dengan Pemerintah Belgia (AB 05 dan ATA 73) untuk mendirikan
laboratorium semen beku di Wonocolo Surabaya. Tahun 1978, Pemerintah Pusat
mengambil alih dalam pengelolaan laboratorium dan ditetapkan sebagai Cabang
Balai Inseminasi Buatan Wonocolo dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No. 314/Kpts/Org/5/1978, tanggal 25 Mei 1978. Tahun 1982, pemindahan lokasi
dari Wonocolo ke Singosari Malang Tahun 1984, Direktur Jenderal Peternakan
menetapkan sebagai Cabang Balai Inseminasi Buatan Singosari. Tahun 1986,
kerjasama dengan pemerintah Jepang dalam proyek pengembangan BIB
Singosari (The Strengthening of Singosari AI Centre – ATA 233) melalui Japan
International Cooperation Agency (JICA). Sejak saat itu dikembangkan Program
Uji Zuriat (Progeny Test). Tahun 1988, statusnya ditingkatkan menjadi Balai
Inseminasi Buatan Singosari dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
193/Kpts/OT.212/2/1988, tanggal 29 Pebruari 1988. Tahun 1996, ditetapkan
sebagai Pusat Pelatihan Inseminasi Buatan dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Peternakan No. 52/OT.210/Kpts/0896, tanggal 29 Agustus 1996.
Walaupun sebenarnya pelatihan sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1987.
Tahun 2004, statusnya ditingkatkan menjadi Balai Besar Inseminasi Buatan
Singosari dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
681/Kpts/OT.140/11/2004, tanggal 25 Nopember 2004. Tahun 2010, BBIB
Singosari ditetapkan menjadi PK – BLU berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan NO : 54/KMK.05/2010, tanggal 5 Pebruari 2010.

2.4. Visi dan Misi


Menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang handal, akuntabel, dan inovatif
berbasis teknologi peternakan bertaraf internasional. Untuk mewujudkan visi yang
ada, maka BBIB Singosari menetapkan misinya sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi dan diversifikasi semen beku serta produk
layanan penunjang yang berkualitas.
2. Melaksanakan replacement pejantan dan produksi bibit unggul secara
berkesinambungan yang ditunjang oleh optimalisasi pakan ternak dan
biosecurity.
3. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pendidikan dan pelatihan
serta promosi dan penempatan berdasarkan kompetensi guna tercapainya
kesejahteraan.
4. Mengoptimalkan fasilitas serta meningkatkan nilai tambah aset fisik dan
intelektual dengan pengembangan teknologi dan pendaftaran hak paten
merek.

3
5. Meningkatkan kualitas pelayanan, pemasaran dan penjualan produk,
monitoring dan evaluasi.
6. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, efisiensi dan
akuntabilitas, koordinasi dan komunikasi serta pelayanan guna
mewujudkan manajemen bisnis modern.

2.5. Tugas dan Fungsi BBIB Singosari


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
40/permentan/OT.140/6/2012, tanggal 5 Juni 2012, BBIB Singosari memiliki
tugas pokok sebagai berikut : "Produksi, Distribusi, Pemasaran dan Pemantauan
Mutu Semen Ternak Unggul serta Pengembangan Inseminasi Buatan". BBIB
Singosari memiliki fungsi sebagai berikut:
1.  Penyusunan program, evaluasi dan laporan kegiatan produksi, pemasaran
dan pemantauan mutu semen ternak unggul, serta pengembangan
inseminasi buatan.
2. Pelaksanaan produksi dan pemberian saran teknis produksi semen ternak
unggul.
3. Pelaksanaan pengujian dan pemantauan mutu semen ternak unggul.
4. Pelaksanaan pengembangan inseminasi buatan dan metoda produksi.
5. Pelaksanaan pemeliharaan pejantan ternak unggul.
6. Pelaksanaan perawatan kesehatan pejantan ternak unggul.
7. Pelaksanaan pengawasan dan penyedian pakan pejantan ternak unggul.
8. Pelaksanaan pengujian keturunan dan peningkatan mutu genetik pejantan
ternak unggul.
9. Pelaksanaan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
10. Pelaksanaan penyimpanan, pendistribusian dan pemasaran hasil produksi.
11. Pengelolaan prasarana dan sarana produksi.
12. Pengelolaan informasi dan promosi hasil produksi.
13. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jenis Ternak di BBIB Singosari


Terdapat dua jenis ternak yang dipelihara di BBIB Singosari yaitu sapi dan
kambing. Ternak yang dipelihara di BBIB Singosari merupakan ternak unggul
yang telah diseleksi dan dipelihara dengan baik. Terdapat sembilan jenis sapi
unggul dan beberapa jenis kambing dijadikan andalan BBIB Singosari. Jenis-jenis
sapi dan kambing yang dipelihara yaitu:
1. Sapi Brahman
2. Sapi Simental
3. Sapi Limousin
4. Sapi Aberdeen Angus
5. Sapi Brangus
6. Sapi Friesian Holstein (FH)
7. Sapi Ongole
8. Sapi Madura
9. Sapi Bali
10. Kambing Boer
11. Kambing Etawa
12. Kambing Peranakan Etawa (PE)
13. Kambing Senduro
14. Kambing Saanen
Dari berbagai jenis sapi yang dipelihara, Sapi jenis Simental yang paling
banyak dicari semen bekunya. Para peternak senang menyilangkan sapi-sapi
mereka dengan melakukan IB dengan semen cair Sapi Simental karena sapi
tersebut merupakan sapi dwiguna. Sapi jenis ini merupakan sapi dwiguna, yaitu
sapi yang menghasilkan susu dan daging. Sapi ini keturunan dari Bos taurus yang
berasal dari Switzerland (Yulianto dan Saparinto, 2010). Selain dagingnya, para
peternak memanfaatkan susu dari sapi yang dikawinkan menggukanak semen
simental sebab produksi susunya yang cukup tinggi. Selain jenis simental, BBIB
Singosari juga memelihara sapi Madura dan Bali yang merupakan sapi dari
Indonesia. Sapi Madura memiliki kualitas kulit yang baik sedangkan sapi bali
memiliki kualitas daging yang baik. BBIB Singosari tidak memelihara kerbau
ataupun domba. Tidak dipeliharanya domba dikarenakan dapat membawa
penyakit jembrana terhadap sapi bali.
Selain sapi, BBIB Singosari memiliki beberapa macam kambing yang
memiliki keunggulan masing-masing. Kambing Boer yang merupakan kambing
jenis pedaging yang memiliki pertumbuhan cepat. Sedangkan kambing etawa
digunakan untuk produksi susu (Nasich, 2011).

5
3.2. Pemilihan Pejantan
Pemilihan pejantan di BBIB berdasarkan syarat utama diatas Standart
Nasional Indonesia (SNI), memiliki silsilah yang jelas, motilitas sperma saat di
temukan >70%, dan dinyatakan bebas dari 12 penyakit strategis yang sudah
ditentukan (Bovine Viral Diarhea, Leptospira, Jembrana, Infectius Bovie
Rhinotracheitis, Enzootic Bovine Leucocis, Brucellosis, Paratuberculosis,
Campylobacteriosis, Trichomoniasis, Babesiosis, Theileriosis, Anaplasmosis).
Pejantan yang berasal dari luar negeri seperti Limousine, Simental, dan Aberdeen
Angus yang dipilih berdasarkan kriteria pejantan yang berada pada negara asalnya.
Pada umumnya pemelihan calon pejantan dilakukan dengan dua uji, yaitu uji
performan (performance) dan uji zuriat (progency test). Menurut Susilawati
(2013) Uji performa berdasarkan dari penampilan individu tersebut, seperti berat
badan, lingkar dada, tinggi, kualitas semen serta kesehatan ternak tersebut agar
terhindar dari penyakit menular. Sedangkan uji zuriat berdasarkan keturunan
dalam pemilihan pejantan yang dilakukan oleh BBIB Singosari.
3.3. Produksi Semen Beku
Semen beku adalah semen yang diencerkan sesuai proses produksi sehingga
menjadi semen beku dan disimpan dalam kontainer kriogenik berisi nitrogen cair
pada suhu -196oC. Diperlukan teknik koleksi semen yang tepat agar kualitas
semen yang diperoleh baik dan bisa diolah menjadi semen beku. Koleksi semen
yang dilakukan di BBIB Singosari adalah menggunakan teknik artificial vagina
(vagina buatan). Teknik ini dilakukan secara alamiah sehingga kualitas dan
kuantitas semen yang dihasilkan lebih baik dibandingkan teknik yang lain
(Arifiantini, 2012).
Proses penampungan atau koleksi semen segar di BBIB menggunakan teknik
artificial vagina (vagina buatan). Pada saat koleksi semen menggunakan vagina
buatan, proses pengeluaran semen akan terjadi secara alamiah. Menurut Mumu
(2009), tingkah laku kopulasi pejantan akan nampak menjadi beberapa tahap,
yaitu prakopulasi, kopulasi dan pascakopulasi. Tingkah laku prakopulasi dimulai
dengan pencarian lawan jenis, percumbuan, daya tarik menarik, ereksi dan penile
protrusion(keluarnya penis dari preputium). Pada fase ini, secara alamiah dari
ujung glans penis akan keluar cairan bening yang berasal dari kelenjar Cowper
(Bulbouretralis). Setelah itu dilanjutkan dengan kopulasi yang terdiri dari false
mount, intromisi dan ejakulasi. Kemudian diakhiri dengan tingkah laku
pascakopulasi yang terdiri atas disfalse mount, periode refraktori dan memory.
Tempat penampungan harus selalu dibersihkan baik dari debu dan kotoran
termasuk kandang jepit untuk bull teaser. Tempat penampungan yang akan
digunakan harus dilakukan pembersihan, seperti dengan pembersihan sampah dan
kotoran, mengatur matras atau karpet dengan baik. Beberapa hal yang harus
dipersiapkan adalah cairan NaCl fisiologis (dalam sprayer) yang berfungsi
sebagai antiseptik untuk mencuci preputium dan penis sapi, air yang digunakan

6
untuk membersihkan bagian pantat pejantan, tali tambang untuk mengikat ekor
dan kepala bull teaser pada kandang jepit, sekop dan gerobak dorong untuk
membersihkan feses.
Semen merupakan cairan hasil ejakulat yang tersusun atas spermatozoa dan
seminal plasma. Komposisi semen pada sapi pejantan bervariasi, dengan rata-rata
terdiri atas 50% sekresi kelenjar alveolar, 25% sekresi kelenjar bulbourethralis,
7% sekresi dari epididimis, 5% dari kelenjar prostat dan 14% spermatozoa.
Sedang komposisi kimia dari cairan seminal terdiri atas air, protein, fruktosa,
sorbitol, asam sitrat, glycerophosphocholine, dan inositol. Pemeriksaan terhadap
kualitas semen segar meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan
konsentrasi.

3.4. Perkandangan
Ketersediaan kandang yang memadai untuk berlangsungnya aktivitas alami
dari pejantan merupakan komponen utama penentu tingkat stress. Aktivitas fisik
hewan terdiri dari pergerakan yang leluasa, diantaranya keleluasaan merunduk,
berdiri, saat rebah dan berputar tanpa kesulitan. Stress tidak hanya berpengaruh
terhadap kondisi psikologis, dan produktivitas pejantan. Stres juga memicu
penurunan imunitas tubuh, yang menginduksi hewan lebih sensitif terhadap
penyakit infeksius. Sistem kandang yang baik menyediakan tempat untuk pejantan
agar terhindar dari sifat agresif pejantan dominan dalam kawanan. Desain
perkandangan yang baik bertujuan untuk memberikan lingkungan yang baik untuk
hewanyang dapat memiliki pengaruh positif pada kesehatan hewan, kesejahteraan
dan produktivitasnya. Pada dasarnya, semua aspek dari lingkungan hewan dan
tingkah laku maupun aktivitasnya diperhitungkan dalam desain perkandangan dan
pertimbangan manajemen.
BBIB Singosari memiliki tiga tipe kandang seperti pada gambar 4 yaitu
kandang atap monitor, kandang atap semi monitor dan kandang paddock. Jumlah
kandang sapi di BBIB berjumlah 18 kandang sapi dan tiga kandang kambing.
Kandang pejantan dibagi dalam dua tempat yaitu kandang atas dan kandang
bawah. Kandang kambing terbagi menjadi kandang panggung dan kandang
paddock. Kandang pejantan di BBIB Singosari dibedakan berdasar bobot badan
dan jadwal penampungan serta untuk mempermudah petugas dalam melakukan
recording dan pemeriksaan kesehatan.

7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Kualitas semen terbaik yang dihasilkan oleh BBIB Singosari berasal dari
ternak unggul yang dipelihara. Pemilihan pejantan dilakukan untuk menjaga
kualitas dari semen yang nantinya akan dipasarkan ke masyarakan. Selain itu,
pemeriksaan terhadap semen dilakukan secara ketat agar masyarakan
mendapatkan semen terbaik yang sesuai dengan standar.
4.2. Saran
Kegiatan praktikum yang diadakan cukup baik dan membantu mahasiswa
menambah ilmu, semoga semakin baik untuk kedepannya

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifiantini, R.I. 2012. Teknik Koleksi Dan Evaluasi Semen Pada Hewan. IPB
Press. Bogor.
Mumu, M.I. 2009. Viabilitas Semen Sapi Simental Yang Dibekukan
Menggunakan Krioprotektan Gliserol. Jurnal Agroland.16 (2) : 172-179.
Nasich, M. 2011. Produktivitas Kambing Hasil Silangan Antara Kambing
pejantan Boer Dengan Indukan Lokal (PE) Periode Prasapih. Jurnal Ternak
Tropik. 12 (1): 56-62
Susilawati, T. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan Pada Ternak. Malang.
Universitas Brawijaya Press.
Yulianto, P dan Cahyo, S. 2010. Pembesaran Sapi Potong secara Intensif. Jakarta.
Penebar Swadaya.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai