( SITEMAN TERNAK )
Oleh
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI - BOGOR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI
MENTOR PEMBIMBING/COACH
PENGUJI 1 PENGUJI 1
Dr. Ir. Bambang Budhianto Dr. Inti Pertiwi Nashwari, SP, MSi
NIP.196105261985031002 NIP.19784232002122002
ii
ABSTRAK
Balai Veteriner Banjarbaru merupakan salah satu Unit Pelaksana Tekmis Direktorat
Jeneral Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sesuai Permentan 60/Permentan/Ot.140/2021,
Balai Veteriner Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan
pengidentifikasian diagnosa pengujian veteriner dan produk hewan diseluruh wilayah
Kalimantan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi, output dan manfaat
dari Sistem Integrasi Monitoring Populasi dan Kesehatan Ternak Sapi dan Kerbau di
Kalimantan, SITEMAN TERNAK . Sistem ini mengadopsi perkembangan teknolgi Informasi
terkini sehingga akan lebih cepat dan terkiini dalam pelaporan. Aplikasi ini dibuat karena
belum adanya Data terkini terkait populasi,lokasi, jenis dan status kesehatan ternak Sapi dan
Kerbau di Pulau Kalimantan egiatan Surveilans dan Monitoring yang rutin dilakukan oleh Balai
Veteriner Banjarbaru pada setiap tahunnya seringkali hanya berulang pada lokasi tertentu saja
sehingga sebaran lokasi data pengujian ternak sapi dan kerbau hanya berulang dilokasi
tersebut. .Melalui SITEMAN TERNAK maka output yang diharapkan adalah adanya data
populasi dan individu (Data pemilik, Umur , Kelamin, jenis ternak dan kondisi Ternak) yang
ada di wilayah tersebut Melalui data data tersebut maka akan mampu menunjang deteksi dan
pengendalian dini penyakit pada ternak sapi dalam wilayah tersebut dan memberikan data
terkini atas suatu Penyakit Hewan Menular Strategis , Zoonosis dan Eksotis termasuk data lalu
lintas ternak sehingga memudahkan mentracking dan penyiapan kebutuhan sarana dan
prasarana pemberantasam penyakit penyakit Hewan tersebut . Stakeholder yang berperan
dalam implementasi SITEMAN TERNAK selain DInas Peternakan atau yang membidangi
Peternakan di seluruh Kalimantan juga beberapa perusahaan Kelapa Sawit di Kalimantan.
Kegiatan ini dilbentuk dan dirancang dengan alokasi anggaran yang ada di Balai Veteriner
Banjarbaru mulai pada 24 Maret 2020 sampai 25 Mei 2020 ( Jangka Pendek ) dengan
kegiatan yang terdiri dari Sosialisasi internal, perancangan dan pembuatan aplikasi , uji coba
dan evaluasi aplikasi , bimbingan teknis, sosialisasi ke stakeholder dan penerapan aplikasi
SITEMAN TERNAK di 5 Kabupaten dan 4 Perusahaan Integrasi Sapi Sawit di Kalimantan
Dalam perkembangannya Implementasi dari SITEMAN TERNAK ini jdigunakan dalam upaya
pengendalian dan pemberantasan Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ) di Kaliimantan melalui data
data yang masuk dan tersajikan secara cepat mampu menjadi bahan kebijaksanaan dalam
penanganan penyakit tersebut oleh Dinas-Dinas Peternakan di Kalimanatan ataupun Aparat
Keamanan sebagai bahan analisa dampak ekonomi yang harus diantisipasi.
Pada Jangka menengah ( Juni–November 2022 ) SITEMAN TERNAK akan di
implementasi ke seluruh Kabupaten di Kalimantan Pada Jangka Panjang, Penyempurnaan
atas sistem ini akan terus dilakukan supaya bisa lebih terintegrasi dengan sistem lain yang ada
di sektor peternakan dan kesehatan hewan dan bisa dipergunakan sebagai pengukuran SKP
ASN Balai Veteriner Banjabaru
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aksi Perubahan. Adapun judul dari aksi perubahan kami adalah “Sistem
Integrasi Monitoring Populasi dan Kesehatan Ternak Sapi dan Kerbau di
Kalimantan” - SITEMAN TERNAK.
Aksi perubahan merupakan kegiatan yang sangat pentng dan harus
dilaksanakan oleh penulis dalam rangka mengikuti Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Angkatan IV yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Pusat Pelatihan Manajemen
dan Kepemimpinan (PPMKP).
Dalam proses penyusunan Laporan aksi perubahan ini penulis banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr Drh Nuryani Zainuddin selaku Mentor yang telah memberikan arahan dan
bimbingan serta masukan-masukan yang substantif dan dukungan dalam
menjalankan Aksi Perubahan ini kepada Penulis
2. Lalu Ismail, SP., M.Sc selaku Coach, memberikan bimbingan serta motivasi
kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan Aksi Perubahan ini
dengan baik;
3. Dr. Ir. Bambang Budhianto selaku Penguji yang telah memberikan koreksi
dan masukan kepada Penulis;
4. Dr. Inti Pertiwi Nashwari, Sp, M,SI selaku penguji yang telah memberikan
koreksi dan masukan keoada penulis
5. Tim Kerja Pendukung Implementasi Aksi Perubahan Kinerja Organisasi
6. Keluarga tercinta yang selalu menjadi penyemangat Penulis untuk dapat
menyelesaikan Aksi Perubahan ini.
7. Rekan-rekan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan IV
yang selalu memberikakan sharing pengetahuan dan semangat dalam
menyelesaikan Aksi Perubahan ini kepada penulis.
iv
Masukan dan saran demi kesempurnaan Laporan Implementasi Aksi
Perubahan ini sangat penulis harapkan. Demikain Laporan implementasi atas
perubahan ini dibuat, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain
dalam memberikan kontribusi positif bagi perkembangan aksi perubahan di
Balai Veteriner Banjarbaru dan Kondisi Peternakan di seluruh Kalimantan.
Penulis,
Putut Eko Wibowo
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
11
12
D. Manfaat Aksi Perubahan
13
BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN
a. Kepala;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Mensupervisi :
15
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Veteriner Banjarbaru
Gambar 2. Struktur Direktorat Kesehatan Hewan, UPT Ditkeswan dan Bvet Banjarbaru
No Jabatan Jumlah
1 Struktural 2 Orang
2 Medik Veteriner 16 orang
3 Paramedik Veteriner 20 orang
4 Fungsional Arsiparis 1 orang
5 Fungsional Pranata Komputer 2 orang
6 Fungsional Perpustakaan 1 orang
7 Fungsional Keuangan 4 orang
8 Fungsional Umum 14 orang
7. F
16
Kondisi Kinerja Organisasi Sekarang
17
Diluar petugas tersebut sebenarnya masih banyak petugas lain yang
bisa diberikan peran dalam rangka pengendalian dan deteksi dini kasus
penyakit hewan menular strategis dan zoonosi pada ternak sapi dan kerbau di
Pulau Kalimantan. Petugas Laboratorium kesehatan hewan mempunyai
peran penting dalam memberikan kontribusi karena berperan dalam
penyampaian hasil pengujian sebagai upaya deteksi dini suatu penyakit
hewan di wilayah nya secara update bisa juga diinformasikan kepada daerah
lain yang lintas kabupaten antar provinsi sebagai upaya untuk deteksi dan
pengendalian dini rdi Pulau Kalimantan. yang telah Bebas dari Penyakit
Anthraks, Brucellosis dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
terutama masuknya penyakit penyakit tersebut dari wilayah antar provinsi dan
masuknya penyakit dari wilayah negara Malaysia dengan panjang perbatasan
lebih dari 2000 KM dan hampir semuanya berbatasan dalam kondisi hutan.
Sebagaimana kasus masuknya kasus pada Babi akibat Afrikan Swine Fever
yang terjadi beberapa waktu lalu di Pulau Kalimantan berasal dari wilayah
Malaysia pada awal tahun 2021. Penyebaran penyakit terjadi sangat cepat
dari Negara Malaysia yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan Utara dan
pada akhirnya sampai ke wilayah Kalimantan Barat pada akhir
2021.Terjadinya wabah tersebut mengakibatkan kematian beberapa ternak
yang dipotong paksa pada ternak babi sebanyak kurang lebih 60.000 ekor di
seluruh Kalimantan sehingga menimbulkan kerugian dari ternak yang mati
sebesar 240 Milyar.
Dari penjelasan diatas, yang diperlukan saat ini adalah Sistem yang
sistem yang memangkas atau mempermudah fasilitas kesehatan hewan
tinglat pertama bisa cepat melaporkan populasi dan kondisi ternak yang ada
di wilayahnya, berpartisipasi dalam mengupdate data ternaknya sehingga
bisa cepat dan tepat dalam proses pengambilan kebijakan pengendalian
penyakit hewan Selain itu, sistem harus dapat menghubungkan antara pihak
pelaksana dengan pihak stakeholder secara real time.
Beberapa Inovasi juga sudah dikembangkan di Balai Veternier
Banjarbaru di tahun 2021
18
B. Area dan Fokus
19
Pelaporan kasus yang dilaksanakan oleh petugas masih terbatas secara
Manual atau dengan SMS oleh petugas yang terdaftar pada ISIKHNAS (Integrasi
Sistem Kesehatan Hewan Nasional). Data data tersebut sangat diperlukan dengan
Cepat karena diperlukan dalam rangka kebijakan untuk Valksin dan Obat Obatan
Yang diperlukan dalam suatu wilayah serta meminimalisir resiko pada daerah lain.
Upaya layanan kesehatan bisa dilakukan seiring dengan monitoring populasi atau
sebaliknya namun sistem yang mengintegrasikan kedua kegiatan tersebut tidak
ada sehingga kejadian kasus hanya dilaporkan pada lokasi tersebut tanpa adanya
data terkait kondisi ternak disekitarnya.
Berikut kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
20
4. Kurangnya Jumlah dan Adanya sistem maka data data
kompetensi SDM lingkup bidang yang dibutuhkan akan mudah
Peternakan dan Kesehatan didapatkan karena sudah
hewan lingkup Kabupaten dan melalui adanya
Provinsi di Kalimantan sehingga pelatihan/bimtek terkait dengan
data yang dikumpulkan tidak Sistem Integrasi Monitoring
sesuai yang diharapkan Populasi dan Kesehatan Hewan
ternak sapi kerbau di Kalimantan
5. Dibutuhkan anggaran yang besar Anggaran yang dibutuhkan lebih
dalam pelaksanaan surveilans kecil dengan telah terbangunnya
populasi dan kesehatan ternak sistem surveilans populasi dan
kesehatan ternak
21
BAB III
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Permasalahan
Kondisi saat ini data populasi serta kesehatan hewan terutama sapi dan
kerbau yang valid dan update belum tersedia di masing masing Kabupaten dan
Kota di Kalimantan. Beberapa kendala yang terjadi yaitu belum adanya
mekanisme pelaporan untuk mendata populasi dan kesehatan ternak, belum
tersedianya sistem mengenai perencanaan dan penyusunan surveilans dan
monitoring yang terintegrasi, sulitnya mendapatkan data populasi dan kondisi
secara cepat, kurangnya Jumlah dan kompetensi SDM lingkup bidang
Peternakan dan Kesehatan hewan lingkup Kabupaten dan Provinsi di
Kalimantan sehingga data yang dikumpulkan tidak sesuai yang diharapkan,
Anggaran yang besar dalam pelaksanaan survei jumlah populasi dan
kesehatan hewan apabila dilakukan terpisah dan waktu yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data juga cukup panjang mencakup keseluruhan Pulau
Kalimantan yang wilayah geografis luas dengan cakupan wilayah wilayah
terpencil (kendala transportasi) sehingga diharapkan pada saat petugas
melaksanakan kegiatan pelayanana kesehatan hewan juga dapat mendata
ternak yang berada disekitarnya terutama untuk ternak sapi dan Kerbau
22
Sebagai langkah pemilihan isu strategis digunakan tapisan APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Identifikasi Isu Strategis
23
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL di atas, isu nomor (1), (2)
dan (3) memenuhi semua kriteria APKL. Sedangkan isu nomor (4) tidak
memenuhi kriteria kekhalayakan, (5) dan (6) tidak memenuhi kriteria
kekhalayakan dan kelayakan.
Isu nomor (1) “Belum adanya mekanisme perencanaan dan
penyusunan Surveilans dan Monitoring berdasarkan data populasi dan
kondisi ternak yang terkini”. Isu ini memenuhi kriteria Aktual karena benar
terjadi di wilayah kerja Bvet Banjar Baru. Isu ini memenuhi kriteria Problematik
karena menimbulkan dampak pada sasaran suatu survelans dan monitoring.
Isu ini memenuhi kriteria Kekhalayakan karena jika tidak adanya mekanisme
yang ditetapkan maka kegiatan tersebut menjadi tidak tepat sasaran dan tepat
guna. Isu ini memenuhi kriteria Kelayakan karena apabila isu ini tidak
diselesaikan maka surveilans dan monitoring yang selama ini disusun tidak
memiliki nilai kemanfaatan bagi organisasi dan arah kebijakan yang salah.
B. Penyebab Masalah
27
Kegiatan Pengendalian d
a
n Pemberantasan Penyakit
Hewan Belum Optimal dilaksanakan
Akibat
Jumlah Sampel yang diambil masih belum sesuai dengan
jumlah populasi dan
kondisi ternak terk
i
ni
Masalah Sebab
Data
populasi dan kondisi ternak
Sumber Daya manusia
di
Perencanaan Anggaran
belum terkini datanya sebaga
bidang
Peternakan dan
yang masih belum optimal
dasar pengambilan sampel sesuai
Keseh
atan ternak masih kurang
dalam pelaksanaan
kaidah epidemiolgi
kompetensinya
kegiatan pendataan dan
layanan kesehatam ternak
Akar Masalah
Pelaporan untuk update data Belum adanya sistem pelaporan Sarana layanan
masih manual dan terpisah yang terpadu untuk monitoring kesehatan ternak tingkat
sehingga tidak bisa secara cepat populasi dan layanan pertama yang masih ter
dan terkini datanya kesehatan ternak batas
Dari data unsur penyebab diatas, diketahui nilai tertinggi yang menjadi
akar penyebab masalah adalah belum terbangunnya sistem yang terintegrasi
untuk monitoring populasi dan kesehatan ternak
28
Strengths Weakness
1. Kebijakan Pimpinan Orrganisasi 1. Terbatasnya kompetensi dan
Dalam pengembangan Inovasi jumlah SDM bidang
sangat kuat kesehatan hewan
2. Pola kerja menggunakan 2. Cakupan wilayah P. Kalimantan
Teknologi Informasi sdh cukup luas dan wilayah otonomi
terbangun yang berbeda serta kebijakan
3. Sistem dapat diakses setiap saat dan daerah yang berbeda
mudah
Opportunities Threats
1. Dukungan stakeholders yang sangat 1. Kesulitan akses saat jaringan
kuat bermasalah
2. Penambahan Layanan Kesehatan 2. Perubahan kebijakan dari komitmen
Hewan tingkat pertama (Puskeswan) penggunaan sistem
3. Komitmen Mentor, Project leader
dan Tim Efektif dalam membangun
Inovasi terkait Integrasi Sistem
sangat kuat
29
Tabel 5. Pemilihan Alternatif Gagasan dengan Mc. Namara
30
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/Inovasi
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan, diperlukan suatu
terobosan dan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Aksi perubahan yang penulis lakukan yaitu pemanfataan teknologi informasi
dengan judul “Sistem Integrasi Monitoring Populasi dan Kesehatan
Ternak Sapi dan Kerbau di Kalimantan ” (SITEMAN TERNAK). Diharapkan
dengan adanya Sistem ini maka ketersedian data populasi dan kondisi ternak
sapi kerbau di Kalimantan tersedia secara cepat dan terkini sehingga
kebijakan dalam pengendalian dan pemberantasan PHMSZ dapat lebih efektif
dan efisien melalui kegiatan Surveilans dan Monitoring berdasarkan kaidah
epidemiologi. Selain itu, dengan pemanfaatan teknologi informasi ini, partisipasi
semua unit kerja dan stakeholder bisa lebih luas dalam berperan sehingga
dapat lebih optimal, karena setiap waktu dapat memonitor melalui sistem
“SITEMAN TERNAK”.
B. Tahapan kegiatan/Milestone
Pentahapan dalam Aksi perubahan merupakan tahapan penting yang
hendak dicapai untuk terwujudnya aksi perubahan secara tepat waktu dan
sasaran. Milestone terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu tahapan jangka
pendek, menengah, dan panjang. Dalam pelaksanaannya tahapan jangka
pandek terjadi perubahan karena adanya masa libu bersama tgl 29 April – 8
Mei 2022 dan terjadinya Kasus PMK di Kalimantan pada tanggal 11 Mei 2022
Adapun penjabaran milestones tersebut sebagai berikut:
Tabel 6. Tahapan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi
31
2) Sosialisasi 24 Maret Terbentuknya tim efektif dan
Internal terkait 2022 pembagian kerja
Rencana Aksi Output: Undangan Rapat,
Perubahan Daftar hadir rapat, Notulen
dan rapat, foto kegiatan dan SK
Pembentukan BALAI terkait Tim Efektif
Tim Efektif
b. Pembuatan Sistem
1) Pembahasan 28 – 30 Maret Tersusunnya konsep “SITEMAN
konsep “SI 2022 TERNAK”
TEMAN Output:
TERNAK” Undangan Rapat, Daftar hadir
bersama Tim rapat, Notulen rapat, foto
Efektif.dan kegiatan, Konsep “SITEMAN
Pihak ke 3 TERNAK”
2) Membuat 1–7 Terancangnya design
rancangan April 2022 “SITEMAN TERNAK”:
Design Ouput:
“SITEMAN Undangan Rapat, Daftar hadir
TERNAK”” rapat, Notulen rapat, foto
kegiatan, Rancangan design
3) Pemaparan Tim Aplikasi Awal SITEMAN
Teknis 8 April 2022 TERNAK oleh Tim Teknis
Hasil rancangan Ouput:
Design SITEMAN Undangan Rapat, Daftar hadir
TERNAK rapat, Notulen rapat, foto
kegiatan, Aplikasi SITEMAN
TERNAK dan masukan
masukan tambahan
4) Persiapan Persiapan QR code yang
Sarana Eartag 11 – 14 April dipasang pada Eartag
dan 2022
Penambahan Ouput:
Konten aplikasi Eartag yang sudah Ber QR
SITEMAN code
TERNAK
32
6. Sosialisasi 19 – 20 Aprl Tersosialisasikannya “SI
internal Bvet 2022 TEMAN TERNAK””
Banjarbaru Output:
dan beberapa Undangan Rapat, Daftar hadir
stake holder rapat, Notulen rapat, foto
dan Uji Coba kegiatan
SITEMAN
TERNAK
C. Implementasi
Aplikasi Siteman
Ternak
1. Implementasi 21 – 27 Aprl
Aplikasi 2022 Foto foto kegiatan dan Peta
SITEMAN mapping populasi ternak di
TERNAK d beberapa Kabupaten dan
beberaoa Stakeholder lain
stakeholder
1. Implementasi 12 – 20 Mei Foto Foto Kegiatan dan Data
Aplikasi 2022 Status PMK di wilayah
SITEMAN Kalimantan
TERNAK d
beberaoa
stakeholder
dalam rangka
PMK
2 Jangka Menengah 6 Bulan
Juni - Tersosialisasi “SITEMAN
Implemantasi di September TERNAK”” di wilayah kerja
Seluruh 2022 BVET Banjarbaru
Stakeholder di Output:
Kalimantan Undangan Rapat, Daftar hadir
rapat, Notulen rapat, foto
kegiatan,
Evaluasi Tujuan Output:
Jangka Undangan Rapat, Daftar hadir
Menengah rapat, Notulen ev aluasi, foto
kegiatan, Survey Kepuasan
Pengguna Sistem
Penyempurnaan November Terdapatnya saran, masukan,
“SITEMAN 2022 dan penyempurnaan sistem
TERNAK” Output:
Undangan Rapat, Daftar hadir
rapat, Notulen rapat, foto
kegiatan
3. Jangka Panjang >12 Bulan
34
C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)
1. Tim Kerja
Tim kerja Rancangan Aksi Perubahan “SITEMAN TERNAK” terdiri dari:
a) Mentor : Dr Drh Nuryani Zainuddin, MSi
b) Coach : Lalu Ismail, SP., M.Sc
c) Project Leader : Kepala Balai Veteriner Banjar Baru
d) Tim Efektif
e) Supporting Tim (Sub Koordinator )
MENTOR COACH
Dr. Drh. Nuryani Z, MSi Lalu Ismail, SP., M.Sc
PROJECT LEADER
Drh. Putut Eko Wibowo
TIM EFEKTIF
Gambar 5. Struktur Organisasi Tim Kerja
35
2) Coach sebagai pembimbing bertugas memberikan bimbingan
kepada peserta diklat (project leader) yang menjadi tanggungjawab
secara jarak jauh dengan menggunakan segala macam sarana
komunikasi yang ada (teknologi informasi);
3) Peserta diklat (project leader) bertugas menjadi pemimpin aksi
perubahan dalam tugas pokok dan fungsinya sebagai Kepala Balai
Veteriner dengan memilih beberapa individu yang dapat menjadi
kekuatan dalam berhasilnya proyek perubahan yang
dilaksanakan.
2. Identifikasi Stakeholder
36
1) Direktur Kesehatan Hewan;
2) Driektur Kesehatan Masyarakat Veteriner
3) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kalimantan ;
4) Kepala Subdit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan
5) Kepala Subdit Pengamatan Penyakit Hewan
6) Kepala Balai Karantina/Stasiun Katantina di Kalimantan
1) Koordinator Zoonosis
2) koordinator Kesejahteraan Hewan
3) Koordinatior Pengawasan Obat Hewan
4) Kepala Balai Pengujian Sertifikasi Obat Hewan
5) Kepala Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan Hewan
37
3. Realisasi Anggaran
Sebesar Rp. 116.000.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupaih).
38
Untuk menghadapi setiap jenis stakeholders, maka dapat menggunakan
strategi komunikasi. Adapun strategi komunikasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Strategi Komunikasi
Teknik
No Startegi Kegiatan Stakeholder
Komunikasi
1 Jangka Pendek Penjelasan Mentor/pimpinan Brainstorming
Gagasan Aksi
Perubahan kepada
Mentor
Pembentukan Tim Tim Efektif Koordinasi
Efektif
39
Rapat
Evaluasi pencapaian Tim Efektif
Evaluasi
tujuan jangka panjang
40
E. Manajeman Risiko
Pada pelaksanaan rancangan aksi perubahan selalu ada risiko yang akan
dihadapi. Upaya yang perlu dilakukan yaitu meminimalisir
persoalan/permasalahan yang ada, yaitu dengan cara melakukan teknik
komunikasi yang baik. Tabel identifikasi risiko dibawah ini merupakan estimasi
kemungkinan-kemungkinan hambatan yang muncul serta strategi yang akan
dijalankan oleh Project Leader. Diharapkan dengan adanya pemetaan potensi
masalah ini, dapat disusun langkah-langkah penyelesaiannya.
41
BAB V
PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN
42
Gambar 7 . Sosialisasi Rencana Aksi Perubahan dan Skema Rencana Aksi
Perubahan dengan Tim Efektif Balai Veteriner Banjarbaru
43
ditentukan.
- Membuat notulensi pada setiap kegiatan pertemuan/koordinasi.
- Menyiapkan SK Tim Efektif
- Menyiapkan atk dan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
Aksi Perubahan
- Membantu penyusunan laporan
- Membantu melakukan pendokumentasian kegiatan
- Menghimpun dokumentasi untuk kebutuhan evidence laporan.
44
4. Koordinasi dengan Tim Efektif dan Pihak III pada 28 Maret 2022
Pembahasan Pembuatan rancangan Aplikasi Monitoring Ternak
Penyampaian dari Pihak III terkait terkait Aer tag dan Design Aplikasi
Monitoring ternak adalah sebagai berikut :
Budaya kerja adalah suatu asumsi, nilai dan norma yang dilakukan
berulang- ulang oleh pegawai atau karyawan yang dikembangkan dalam
organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-
cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja
sebagai kekuatan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Budaya kerja yang
sudah berjalan baik tentunya perlu ditingkatkan dengan salah satunya adalah
pemanfaatan Informasi Teknologi (IT). Seperti yang sudah dirancang dalam
proposal disebutkan bahwa aksi perubahan yang dilakukan adalah
memanfaatkan teknologi untuk melakukan monitoring populasi dan
kesehatan ternak di wilayah Kalimantan dalam menunjang kegiatan
Surveilans dan Monitoring di Balai Veteriner Banjarbaru.
Tim Teknis mulai merancang program Monitoring Ternak dengan
terlebih dahulu membuat Rancangan Antarmuka SITEMAN TERNAK yaitu
dengan membuat halaman depan untuk login, halaman awal untuk
pengguna, halaman pengaturan akun pribadi,dan halaman manajemen user.
45
a. Rancangan Aplikasi SITEMAN TERNAK awal
i
c. Melakukan persiapan uji coba program Monitoring Ternak
1) Tahap awal sebelum pelaksanaan uji coba maka harus
dipersiapkan terkait sarana dan prasaran penunjang kegiatan
pelaksanaan Uji coba diantaranya Eartag, Aplikator dan Hewan
ternak. Eratag yang disiapkan harus sdh memiliki QR code
2) Waktu untuk uji coba pertama sudah disepakati pada tanggal 6 Mei
2020 dengan langsung operasional aplikasi di bawah arahan Tim
Teknis.
3) Dari hasil uji coba tersebut maka diharapkan akan dibuatkan
semacam video tutorial yang akan lebih mempermudah memahami
dan mengaplikasikan program tersebut, Tim Teknis
mempersiapkan untuk membuat video tutorial tersebut.
iv
BAB VI
KESIMPULAN
v
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2019. Modul Manajemen Risiko, Jakarta;
Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2019. Modul Komunikasi Efektif, Jakarta;
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE);
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2020 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 45 tahun 2020 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Lingkup Badan Penyuluhan Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Satu Data
Indonesia oleh Walidata dan Produsen Data Lingkup Kementerian Pertanian;
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pelatihan
Kepemimpinan Administrator;
vi
BIODATA
vii
Lampiran 1
viii
2. Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Hewan Terkait Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis
ix
Lampiran 2 Jadwal Palang Rencana Rancangan Aksi Perubahan
Perubahan Jadwal Palang Pelaksanaan Aksi Perubahan
Lampiran 3 SK TIM EFEKETIF
Lampiran 4 . Aplikasi SITEMAN TERNAK