OLEH
M.SYARIF HIDAYATULLAH
NURSAMTIAH NIS: 21.1.002.5.15.023
EKA NURUL ARBIYAH NIS: 21.1.002.5.15.037
WULAN YULIARTI NIS: 21.1.002.5.15.015
NURWIDYA WATI NIS: 21.1.002.5.15.031
FITRI INAYAH S. NIS: 21.1.002.5.15.012
FATURRAHMAN NIS: 21.1.002.5.15.010
ARQAM FIRMAN SUYADI NIS: 21.1.002.5.15.036
1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Disetujui Oleh:
Mengetahui
Kepala SMKPP Negeri Bima,
2
RINGKASAN
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong Di Bawah
Bimbingan Edy Sophian S.Pt, oleh M. Syarif Hidayatullah, Arqam Firman
Suyadi, Eka Nurul Arbiyah, Faturrahman, Fitri Inayah Sukmadianti,
Nursamtiah, Nurwidya wati, dan Wulan Yuliarti
KATA PENGANTAR
3
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT
yang mana telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami selaku
penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja
Industi (Prakerin). Penyusunan laporan Praktek Kerja Industri ini adalah salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) tahun pelajaran
2017/2018 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa kami selaku penulis telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Industri.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah mengasihi, membesarkan, mendidik dan
membiayai sekolah kami sampai saat ini.
2. Bapak Drs. Abdul Jalal, selaku Kepala SMKPP Negeri Bima.
3. Bapak Hidayatullah S.Pt selaku ketua panitia prakerin dan sekaligus
sebagai pembimbing intern yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan laporan prakerin.
4. Kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan do'a, arahan,
dukungan, dan dorongan dari segi material maupun moral.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dari
segi kualitas atau kuantitas maupun dari ilmu pengetahuan yang penyusun
kuasai. Oleh karena itu kami selaku penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan pembuatan laporan atau karya
tulis dimasa mendatang. Atas perhatian dan waktunya kami ucapkan
terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
4
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENNGESAHAN.............................................................. ii
RINGKASAN......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan manfaat.................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 33
LAMPIRAN.............................................................................................. 34
DAFTAR TABEL
5
Tabel 1. Jenis Kegiatan Prakerin.................................................................19
Tabel 2. perbandingan penampungan 1 dan 2..........................................36
Tabel 3 (a dan b)Hasil Pengamatan Spermatozoa secara makroskopis dan
mikroskopis........................................................................................................38
DAFTAR GAMBAR
6
Gambar 2.3.............................................................................................. 26
Gambar 2.4 ...................................................................................................... 27
Gambar 3.1.............................................................................................. 29
Gambar 3.2.............................................................................................. 32
Gambar 3.3.............................................................................................. 33
Gambar 4.1 ...................................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, khususnya pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) program Praktek Kerja Industri (Prakerin). Bertujuan
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap bekerja secara
trampil dengan kemampuan yang dia perolehnya. Oleh karena itu,
program Prakerin memegang peranan yang sangat penting bagi sekolah
untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang telah dikuasai peserta didik
dalam penerapannya di dunia usaha yang sebenarnya.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah praktek kerja yang
dilakukkan oleh sekolah dengan dunia industri. Program prakerin ini
adalah salah satu cara yang efektif untuk memadukan antara teori dan
praktek yang diterima di sekolah dengan praktek kerja yang secara
nyata di perusahaan tesebut. Jadi praktek dan teori yang didapat oleh
siswa bisa dipergunakan oleh mereka untuk masa depan mereka. Dan
selanjutnya mereka membuat laporan dimana pada tahap ini siswa harus
mempertanggungjawabkan apa yang mereka laporkan secara tertulis
dan segala kegiatan pada saat di depan penguji. Di sini bisa diukur
sampai sejauh mana kemampuan yang telah di praktekan. Pada kegiatan
Prakerin ini juga siswa-siswi dituntut agar mengembangkan bakat
kemampuan yang telah diperoleh, serta langsung praktek kerja pada
dunia usaha sesungguhnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kegiatan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) bagi siswa-siswi SMKPP Negeri berlokasi di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan bidang kajian
seperti tertera pada ruang lingkungan kegiatan.
8
Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan Pratek Kerja
Industri (Prakerin) ini adalah peserta prakerin diharapkan:
1. Membentuk mental siswa- siswi agar mempunyai jiwa pekerja keras
yang mampu konsisten.
2. Meningkatkan mutu dan pendidikan kejuruan melalui peran dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
5. Memberi pengetahuan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses
pendidikan
6. Memberikan suatu motivasi dalam diri siswa-siswi agar menunjukan
dirinya mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
7. Memberikan suatu wawasan tambahan pada siswa-siswi tentang sesuatu
belum di dapatkan di sekolah.
8. Sebagai pengalaman melatih diri dengan menkaji konsep-konsep yang
didapat selama melakukan Prakerin sehingga terbiasa dengan dunia
lapangan kerja.
9. Mengembangkan pemantapan Profesionalisme yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia lapangan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
10. Menata dan mengatur secara bersama-sama seluruh kegiatan yang telah
disepakati, mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
11. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntunan lapangan kerja.
12. Memperkokoh "Link and Macth" antara sekolah dengan dunia kerja.
9
a. Untuk Melatih peserta didik agar terampil dalam menyusun,
menguraikan, dan menyimpulkan pengalaman kerja yang didapat di
industri ke dalam bentuk laporan.
b. Agar peserta didik dapat mengenal dan mengetahui keadaan dunia
industri yang sesungguhnya.
c. Melatih peserta didik untuk menyusun laporan yang baik dan benar.
d. Memberikan bukti tertulis kepada pihak sekolah dan industri tentang
semua kegiatan yang dilakukan selama di industri.
e. Sebagai salah satu tugas yang disyaratkan untuk menempuh ujian
akhir sekolah (UAS) dan ujian akhir nasional (UN).
BAB II
TINJAUAN UMUM
10
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan di satu lokasi
yaitu: Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Cibinong dari tanggal 17 juli 2017 sampai 17 oktober 2017.
11
2.3. Struktur Lembaga
Gamb
ar1.1.struktur organisasi
12
2.4. Visi dan Misi Lembaga
Visi : Unggul dengan prestasi dan terhormat dengan sumbangan penerapan
dalam ilmu kebijakan dan sistem manajemen IPTEK.
Misi
a. Melakukan kebijakan dan manajemen IPTEK.
b. Membangun jaringan kerjasaman dengan pusat-pusat lembaga
dilingkungan LIPI dan dengan pengambilan keputusan.
c. Memberikan pelayanan prima dalam sistem manajeman informasi dan
adsministrasi umum.
d. Puslit Bioteknologi LIPI menjadi pusat informasi bioteknologi Indonesia
yang merupakan bagian integral dalam pengelolaan dan penyediaan
informasi untuk kegiatan riset dan pengembangan di bidang bioteknologi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa serta
kelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
2.5. Ruang Lingkup
Praktek kerja industri (prakerin) ini dilaksanakan di Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong
dengan kegiatan pokok Penampungan sperma pada sapi FH, Penilaian
semen pada sapi FH, Pengenceran semen pada sapi FH dan Inseminasi
Buatan pada Sapi FH.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
13
3.1. Penampungan Semen pada sapi FH
Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang jumlah volumenya yang
banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan.
Secara umum penampungan semen adalah ejakulasi yang dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal (faktor internal yaitu hormone, metabolism, keturunan, makanan, umur dan
kesehatan secara umum dari pejantan seperti cuaca, para penampung, sarana penampung dll.
Maka untuk memperoleh semen yang memenuhi syarat perlu mengamati dan
memperhatikan tingkah laku pejantan yang akan ditampung.
Metode yang paling efektif digunakan yaitu metode vagina buatan karna metode ini dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan dan kerugian-kerugian metode pengurutan dan
elektroejakulator, kelebihan metode vagina buatan ini adalah hasil semen yang ditampung lebih
bersih, kualitas lebih baik dan spontan keluar.
14
membentuk gelombang atau awan yang bergerak. Memberikan gambaran
tentang kualitas semen dalam empat kategori (toelihere, 1985).
15
c. Mampu mempertahankan daya fertilitas spermatozoa dan tidak terlalu
kental yang dapat menghambat fertilisasi.
16
6. Sapi menjadi diam dan nafsu makannya berkurang. (Bandini, 2004 :
46).
Menurut Ihsan, (1992 : 51) saat yang baik melakukan IB
adalah saat sapi betina menunjukkan tanda-tanda birahi, petani ternak pada
umumnya mengetahui tingkah laku ternak yang sedang birahi yang
dikenal dengan istilah : 4A, 2B, 1C, 4A, yang dimasud adalah abang, abu,
anget, dan arep artinya alat kelamin yang berwarna merah membengkak
kalau diraba terasa anget dan mau dinaiki, 2B yang dimaksud adalah
bengak-bengok dan berlendir artinya sapi betina sering mengeluh dan pada
alat kelaminnya terlihat adanya lendir transparan atau jernih, 1C yang
dimaksud adalah cingkrak-cingkrik artinya sapi betina yang birahi akan
menaiki atau diam jika dinaiki sapi lain.
Keuntungan inseminasi buatan (IB) yaitu untuk menghemat
biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur jarak kelahiran ternak
dengan baik. mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina, dengan
peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama, semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun
kemudian walaupun pejantan telah mati, menghindari kecelakaan yang
sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar, dan
menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.
17
Untuk mengetahui dampak pelaksanaan IB terhadap peningkatan
pendapatan para peternak, perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan
komposisi sapi perah yang dipelihara. Dalam usaha pemeliharaan sapi
perah, penerimaan yang utama adalah dari penjualan susu. Ada tiga
sumber penerimaan dalam usaha pemeliharan sapi perah, yaitu penjualan
susu, penjualan sapi-sapi afkir atau sapi-sapi yang tidak diproyeksikan
sebagai peremajaan dan dari penjualan kotoran sapi, berupa pupuk
kandang. Susu diproduksi oleh sapi-sapi perah yang produktif, yakni sapi-
sapi induk yang sedang berproduksi susu atau laktasi. Sapi laktasi yang
baik, berproduksi susu selama kira-kira 10 bulan, dan kemudian memasuki
masa tidak berproduksi susu atau masa kering selama sekitar 2 bulan.
18
BAB IV
URAIAN KEGIATAN
NO Jenis Waktu
Kegiatan Pelaksanaan KETERANGAN
1. Penampungan semen Tanggal 9 agustus dan 28 LIPI – Cibinong
september.
2. Penilaian Semen Tanggal 9 agustus dan 28 LIPI – Cibinong
september.
3. Pengenceran Semen 29 september LIPI – Cibinong
4. IB (Inseminasi Tanggal 11,23-24 LIPI– Cibinong
buatan) Agustus.
19
4.2. Uraian Kegiatan
A. Penampungan semen Pada sapi FH
20
menggunakan vagina tiruan ini adalah selain pelaksanaannya tidak serumit
dua metode sebelumnya, semen yang dihasilkannya pun maksimal. Hal ini
terjadi karena metode penampungan ini merupakan modifikasi dari
perkawinan alam. Sapi jantan dibiarkan menaiki pemancing yang dapat
berupa ternak betina, jantan lain, atau panthom (patung ternak yang
didesain sedemikianrupa sehingga oleh pejantan yang akan ditampung
semennya dianggap sebagai ternak betina).
21
selongsong kelihatan agak menggembung. Tutup kembali lubang
udaranya.
g) Oleskan jelly pada permukaan selongsong karet yang menggembung,
diratakan dengan termometer pada permukaannya
h) Kemudian ujung termometer dimasukan ke dalam selongsong karet tadi
untuk pengukuran air panas. Suhunya antara 42-45°C. Apabila kurang dari
42°C, sebaiknya air diganti dengan yang lebih panas.
i) Vagina buatan siap dipakai untuk penampungan semen Kondisi air ini bisa
berubah-ubah tergantung kepada suhu udara lingkungan, jenis pejantan
dan jarak waktu antara pemasukan air clan penampungan semen. Lebih
dingin suhu di vagina atau suhu lingkungan (suhu udara luar) harus lebih
panas air yang dipakai. Apabila suhu vagina buatan terlalu rendah,
pejantan tidak mau berejakulasi. Kalau terlalu panas, akan membunuh
spermatozoa atau menyakiti pejantan dan menyebabkan takut atau enggan
melayani vagina buatan .
22
ini disebut dengan false mount. Tujuannya untuk menghindari
terjadinya intromisi dan meningkatkan libido. Pada saat dilakukan
false mount, transport spermatozoa dari kaudal epididymis ke
ampula duktus deferens meningkat. Hal ini disertai dengan
keluarnya cairan dari kelenjar couper, sehingga meningkatkan
kualitas dan kuantitas semen.
7. Pada mounting berikutnya, mulut vagina buatan diarahkan pada
ujung penis. Sapi akan berejakulasi yang ditandai oleh suatu
dorongan cepat kedepan.
8. Setelah terjadi ejakulasi, penis tetap dibiarkan berada didalam
vagina buatan sampai pejantan turun, kemudian vagina buatan
ditarik secara perlahan supaya lepas dari penis.
9. Vagina buatan diputar membentuk angka delapan agar semen
seluruhnya turun ke tabung penampung.
10. Tabung penampung semen dilepaskan, kemudian diberi tanda kode
jantan dank ode ejakulat.
11. Tabung tersebut ditempatkan pada termos tertutup yang hangat dan
segera dibawah ke laboratorium untuk dievaluasi.
23
Gambar 2.1.metode penampungan vagina buatan dengan dumy cow
B.PENILAIAN SEMEN
24
Gambar 2.2.volume semen pada tabung berskala
2. Warna semen
Warna semen dapat diamati langsung karena tabung penampung semen
terbuat dari gelas atau plastik tembus pandang. Semen sapi umumnya
berwarna putih sedikit krem, tanda bahwa semen terkontaminasi oleh
darah segar, sedang apabila warnanya mendekati coklat dapat
merupakan tanda bahwa darah yang mengkontaminasi semen sudah
mengalami dekomposisi. Warna kehijauan merupakan tanda adanaya
bakteri pembusuk.
3. Bau semen
Semen yang normal, pada umumnya, memiliki bau amis khas disertai
dengan bau dari hewan itu sendiri. Bau busuk bias terjadi apabila semen
mengandung nanah yang disebabkan oleh adanya infeksi organ atau
saluran reproduksi hewan jantan.
25
a. Ambil sepotong kertas lakmus
b. Kemudian lumuri bagian kertas yang berwarna dengan cairan
sperma.
c. Diamkan sejenak sampai kering
d. Setelah kering badingkan pada pengukur Ph, warna kertas
lakmus yang paling mirip.
5. Konsistensi (kekentalan)
Kekentalan atau konsistensi atau viskositas merupakan salah satu sifat
semen yang memiliki kaitan dengan kepadatan/konsentrasi sperma di
dalamnya. Semakin kental semen dapat diartikan bahwa semakin tinggi
konsentrasi spermanya.
a. Secara mikroskopis
pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam
lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.
Evaluasi semen secara mikroskopis meliputi:
1. Konsentrasi
Yaitu menghitung jumlah sperma dalam 1ml semen dengan
menggunakan alat yang disebut spectrophotometer,dengn cara sbb:
26
a. isi cuvet dengan Nacl 0,9 % dengan volume 3,5 ml.
b. kemudian masukkan semen sebanyak 10 mikro sambil
diaduk dengan menggunakan mikro pipet sampai
tercampur.
c. kemudian masukkan kedalam alat spectrophotometer,dan
masukan nomor ID ternak,volume,dan motilitas sapi. Maka
akan keluar hasil dari konsentrasinya.
Gambar 2.4.spectrophotometer
3. Morfologi spermatozoa
Cara pengujian:
a. Letakkan 20 mikro liter spermatozoa diatas slide.
27
b. Kemudian dicampurkan dengan eosin nigrosin sebanyak 40
mikro liter.
c. Selanjutnya dibuat preparat ulas untuk rasio spermatozoa hidup
dan mati.
d. Setelah itu preparat dikeringkan di Bunsen sampai kering (10 –
15 detik).
e. Setelah kering, preparat diamati dibawah mikroskop.
28
1. Satu tetes semen diletakkan pada objek glas yang bersih.
2. Tetesan semen jangan terlalu cembung agar cahaya mikroskop
dapat menembus semen tersebut.
3. Pengamatan dilakukan pada pembesaran 10x 10 (100x).
4. Penilaian dilakukan dengan cara:
a. Melihat tebal tipisnya gelombang massa spermatozoa.
b. Kecepatan spermatozoa berpindah tempat.
C.Pengenceran
Pengencer diberikan pada semen segar bertujuan sebagai media
tempat spermatozoa itu hidup dan harus dapat mencukupi kebutuhan
nutrisinya serta tidak menurunkan daya fertilitas spermatozoa tersebut.
Spermatozoa tidak dapat tahan hidup pada waktu yang lama, kecuali bila
ditambahkan berbagai unsur kedalam semen. Fungsi pengencer adalah
sebagai berikut :
29
a. Murah, sederhana, praktis dibuat dan mempunyai daya preservasi yang
tinggi.
b. Mengandung unsur yang sifat fisik dan kimianya hampir sama dengan
semen dan tidak mengandung zat bersifat racun bagi spermatozoa dan
alat kelamin betina.
c. Mampu mempertahankan daya fertilitas spermatozoa dan tidak terlalu
kental yang dapat menghambat fertilisasi.
30
e) Kuning telur dimasukkan dan dihomogenkan selama 15–20 menit.
f) Dimasukkan dalam refrigerator dan setelah 3 hari dipisahkan antara
endapan dan supernatan serta yang digunakan hanya supernatannya
sedangkan endapan dibuang.
31
d) Kuning telur : sebagai pelindung spermatozoa dari cold shock dan
sumber energi bagi spermatozoa.
a. Skim 90 ml
b. glukosa 0,5g
c. Pen-Strep 0,1 mm
d. Kuning telur 20 ml
Cara pembuatan pengencer skim
a) Penimbangan bahan(Tris,fruktosa,asam nitrat).
b) Larutkan dengan aquabides di tabung erlenmayer 20 ml.
c) Campurkan seluruh larutan Ttris kedalam gelas ukur yang berisi
aquabides 80 ml.
d) Masukkan kuning telur 20 ml dan dikocok.
e) Lalu masukkan pen-strep 0,1 mm.
32
Selain pengencer di atas juga masih banyak pengencer-pengencer
yang digunakan untuk prosesing semen, akan tetapi media yang cocok dan
mudah didapatkan adalah pengencer diatas. Pengencer lain adalah TCM
199, Tris Sitrat, Andromed dan lain-lain. Penentuan pengencer yang tepat
untuk semen ternak harus dilakukan penelitian dulu, karena sifat kimiawi
spermatozoa dari masing-masing ternak berbeda. Misalnya, pengencer
skim dapat digunakan dan dapat menghasilkan kualitas frozen semen yang
bagus pada semen sapi, tetapi belum tentu pengencer skim ini bagus untuk
media semen kambing.
33
Suntikkan straw semen yang telah dimasukkan ke dalam
insemination gun
34
b
Gambar 4.1. (a dan b):proses IB pada sapi FH setelah disinkronisasi
35
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penampungan semen sapi FH terjadi peningkatan volume pada terakhir kali
penampungan yaitu tanggal 28 september,meskipun pada saat penampungan ej.1
volumenya menurun.begitupun dengan hasil penampungan pada sapi PO dan
Simental. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pakan
2. Sapi yang sakit pada saat penampungan
3. Terlula sering ditampung
4. Lingkungan yang terlalu ramai sehingga sapi mudah Stress.
36
5.2. Penilaian Semen
Pengolahan semen adalah kegiatan yang meliputi teknik koleksi semen
dan evaluasi semen. Pengertian dari koleksi semen itu sendiri adalah suatu
teknik yang digunakan untuk mengeluarkan semen dari seekor ternak.
Di LIPI (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia) telah menyiapkan
saranan untuk menujang kelancaran kegiatan prakerin siswa, yaitu
disiapkannya hewan ternak berupa sapi yang di koleksi spermanya kemudian
di evaluasi secara makroskopis dan mikroskopis.
a.Makroskopis
Pemeriksaan makroskopik yaitu pemeriksaan semen secara garis
besar tanpa memerlukan alat bantu yang rumit.
Penampungan 1 penampungan 2
Volume : 3,5 ml 5,5 ml
Warna : putih putih susu
crem
Bau : khas khas sapi
sapi
Ph :7 7
Konsistensi : sedang Sedang
(a)
b.Mikroskopis
37
pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam
lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.
penampungan 1 penampungan 2
Motilitas : 60 60
GM : ++ ++(+)
Konsentrasi : 1,373*109 1,742*109
%Hidup : 55,09% 53,97%
Hidup : 84,66 88,3
Mati : 69 75,3
%Abnormal : 54,10% 45,72%
Normal : 54 67,7
Abnormal : 63,66 65,52
%MPU : 24,1% 82,3
Melingkar : 33,7 43,3
Lurus : 105,7 43,33
(b)
38
5.3. Pengenceran semen pada sapi FH
Pengolahan semen meliputi 2 bagian yaitu:pengenceran dan
pembekuan.pengenceran bertujuan untuk memberi nutrisi dan mencengah
terjadinya kontaminasi karna juga di ditambahka pens-stren.sedangkan
pembekuan bertujuan untuk mengawetkan semen.pembekuan dilakukan
dengan menggunakan N2 cair yang bersuhu -196◦c,dalam pembekuan
kontainer yang berisi N2 cair.
39
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42