Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

PERAWATAN KESEHATAN TERNAK


PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BOGOR

OLEH

M.SYARIF HIDAYATULLAH
NURSAMTIAH NIS: 21.1.002.5.15.023
EKA NURUL ARBIYAH NIS: 21.1.002.5.15.037
WULAN YULIARTI NIS: 21.1.002.5.15.015
NURWIDYA WATI NIS: 21.1.002.5.15.031
FITRI INAYAH S. NIS: 21.1.002.5.15.012
FATURRAHMAN NIS: 21.1.002.5.15.010
ARQAM FIRMAN SUYADI NIS: 21.1.002.5.15.036

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
SMKPP NEGERI BIMA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jl. Datuk Dibanta No. 155 A Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima
Kode Pos 61254 Telp/fax.(0374) 43583
Email.Smkppnegeribima@yahoo.co.id Webside. Smkppbegeribima.sch.id

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PERAWATAN KESEHATAN TERNAK


PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BOGOR

Disetujui Oleh:

Penguji, Pembimbing Intern,

Lukamanul hakim, S.Pt Hidayatullah, S.Pt


NIP. NIP. 197801022014061002

Mengetahui
Kepala SMKPP Negeri Bima,

Drs. Abdul Jalal


NIP. 19640607199303 1 009

2
RINGKASAN
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong Di Bawah
Bimbingan Edy Sophian S.Pt, oleh M. Syarif Hidayatullah, Arqam Firman
Suyadi, Eka Nurul Arbiyah, Faturrahman, Fitri Inayah Sukmadianti,
Nursamtiah, Nurwidya wati, dan Wulan Yuliarti

Praktek kerja industri (prakerin) dilaksanakan di Bioteknologi Lembaga


Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong pada tanggal 17 Juli sampai dengan 17
Oktober 2017. Pada Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Cibinong meliputi Penampungan Sperma Pada sapi FH,
Pemeriksaan Semen Secara Makroskopis dan Mikroskopis, pengenceran
semen,dan Inseminasi Buatan Pada Sapi FH.
Hasil yang diperoleh pada kegiatan praktek kerja industri adalah
mengetahui manajemen pemeliharaan berdasarkan cara melakukan
penampungan sperma pada sapi FH, melakukan pemeriksaan semen secara
makroskopis dan mikroskopis,melakukan pengenceran semen dan melakukan
serta mengetahui inseminasi buatan pada sapi FH.

KATA PENGANTAR

3
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT
yang mana telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami selaku
penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja
Industi (Prakerin). Penyusunan laporan Praktek Kerja Industri ini adalah salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) tahun pelajaran
2017/2018 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa kami selaku penulis telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Industri.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah mengasihi, membesarkan, mendidik dan
membiayai sekolah kami sampai saat ini.
2. Bapak Drs. Abdul Jalal, selaku Kepala SMKPP Negeri Bima.
3. Bapak Hidayatullah S.Pt selaku ketua panitia prakerin dan sekaligus
sebagai pembimbing intern yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan laporan prakerin.
4. Kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan do'a, arahan,
dukungan, dan dorongan dari segi material maupun moral.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dari
segi kualitas atau kuantitas maupun dari ilmu pengetahuan yang penyusun
kuasai. Oleh karena itu kami selaku penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan pembuatan laporan atau karya
tulis dimasa mendatang. Atas perhatian dan waktunya kami ucapkan
terimakasih.

Kota Bima, oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

4
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENNGESAHAN.............................................................. ii
RINGKASAN......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan manfaat.................................................................... 2

BAB II TINJAUAN UMUM................................................................. 4


2.1. Waktu dan Tempat pelaksanaan................................................ 4
2.2. Profil Lembaga/Perusahaan...................................................... 4
2.3. Struktur Organisasi ................................................................... 5
2.4. Visi dan Misi Lembaga............................................................. 6
2.5. Ruang lingkup ........................................................................... 6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 7


3.1. Penampungan Sperma pada Sapi FH........................................ 7
3.2. Penilaian semen pada sapi FH................................................... 7
3.3. Pengenceran semen pada sapi FH............................................. 8
3.4. Inseminasi Buatan pada Sapi FH................................................ 9

BAB IV URAIAN KEGIATAN............................................................ 12


4.1. Jenis Kegiatan Prakerin............................................................. 12
4.2. Uraian Kegiatan Prakerin........................................................... 13

BAB V HASIL DAN PEMABAHASAN.............................................. 28


5.1. Penampungan semen pada sapi FH........................................... 28
5.2. Penilaian semen pada sapi FH.................................................... 28
5.3. Pengenceran semen pada sapi FH............................................. 30
5.4. Inseminasi Buatan pada Sapi FH.............................................. 30

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 32


6.1. Kesimpulan............................................................................... 32
6.2. Saran.......................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 33
LAMPIRAN.............................................................................................. 34

DAFTAR TABEL

5
Tabel 1. Jenis Kegiatan Prakerin.................................................................19
Tabel 2. perbandingan penampungan 1 dan 2..........................................36
Tabel 3 (a dan b)Hasil Pengamatan Spermatozoa secara makroskopis dan
mikroskopis........................................................................................................38

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ............................................................................................. 12


Gambar 2.1.............................................................................................. 24
Gambar 2.2.............................................................................................. 25

6
Gambar 2.3.............................................................................................. 26
Gambar 2.4 ...................................................................................................... 27
Gambar 3.1.............................................................................................. 29
Gambar 3.2.............................................................................................. 32
Gambar 3.3.............................................................................................. 33
Gambar 4.1 ...................................................................................................... 36

BAB I
PENDAHULUAN

7
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, khususnya pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) program Praktek Kerja Industri (Prakerin). Bertujuan
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap bekerja secara
trampil dengan kemampuan yang dia perolehnya. Oleh karena itu,
program Prakerin memegang peranan yang sangat penting bagi sekolah
untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang telah dikuasai peserta didik
dalam penerapannya di dunia usaha yang sebenarnya.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah praktek kerja yang
dilakukkan oleh sekolah dengan dunia industri. Program prakerin ini
adalah salah satu cara yang efektif untuk memadukan antara teori dan
praktek yang diterima di sekolah dengan praktek kerja yang secara
nyata di perusahaan tesebut. Jadi praktek dan teori yang didapat oleh
siswa bisa dipergunakan oleh mereka untuk masa depan mereka. Dan
selanjutnya mereka membuat laporan dimana pada tahap ini siswa harus
mempertanggungjawabkan apa yang mereka laporkan secara tertulis
dan segala kegiatan pada saat di depan penguji. Di sini bisa diukur
sampai sejauh mana kemampuan yang telah di praktekan. Pada kegiatan
Prakerin ini juga siswa-siswi dituntut agar mengembangkan bakat
kemampuan yang telah diperoleh, serta langsung praktek kerja pada
dunia usaha sesungguhnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kegiatan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) bagi siswa-siswi SMKPP Negeri berlokasi di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan bidang kajian
seperti tertera pada ruang lingkungan kegiatan.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT


A. Tujuan Pelaksanaan Prakerin

8
Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan Pratek Kerja
Industri (Prakerin) ini adalah peserta prakerin diharapkan:
1. Membentuk mental siswa- siswi agar mempunyai jiwa pekerja keras
yang mampu konsisten.
2. Meningkatkan mutu dan pendidikan kejuruan melalui peran dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
5. Memberi pengetahuan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses
pendidikan
6. Memberikan suatu motivasi dalam diri siswa-siswi agar menunjukan
dirinya mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
7. Memberikan suatu wawasan tambahan pada siswa-siswi tentang sesuatu
belum di dapatkan di sekolah.
8. Sebagai pengalaman melatih diri dengan menkaji konsep-konsep yang
didapat selama melakukan Prakerin sehingga terbiasa dengan dunia
lapangan kerja.
9. Mengembangkan pemantapan Profesionalisme yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia lapangan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
10. Menata dan mengatur secara bersama-sama seluruh kegiatan yang telah
disepakati, mulai  perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
11. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntunan lapangan kerja.
12. Memperkokoh "Link and Macth" antara sekolah dengan dunia kerja.

B. Manfaat Pembuatan Laporan


Adapun manfaat yang diperoleh bagi siswa-siswi dalam penyusunan
laporan ini antara lain:

9
a. Untuk Melatih peserta didik agar terampil dalam menyusun,
menguraikan, dan menyimpulkan pengalaman kerja yang didapat di
industri ke dalam bentuk laporan.
b. Agar peserta didik dapat mengenal dan mengetahui keadaan dunia
industri yang sesungguhnya.
c. Melatih peserta didik untuk menyusun laporan yang baik dan benar.
d. Memberikan bukti tertulis kepada pihak sekolah dan industri tentang
semua kegiatan yang dilakukan selama di industri.
e. Sebagai salah satu tugas yang disyaratkan untuk menempuh ujian
akhir sekolah (UAS) dan ujian akhir nasional (UN).

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

10
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan di satu lokasi
yaitu: Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Cibinong dari tanggal 17 juli 2017 sampai 17 oktober 2017.

2.2. Profil Lembaga


Pusat penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, awalnya bernama Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bioteknologi LIPI. Puslit ini didirikan
pada tanggal 13 Januari 1986 berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada
di bawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati.
Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014 pasal 143, Pusat
Penelitian Bioteknologi-LIPI mempunyai tugas: Melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sedangkan fungsi meliputi
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu
pengetahuan.
2. Penyelenggaraan riset keilmuan yang bersifat mendasar.
3. Penyelenggaraan riset inter dan multi disiplin terfokus.
4. Pemantauan, evaluasi kemajuan, dan penelaahan kecenderungan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIPI.
6. Pelancaran dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
ilmu pengetahuan.
7. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

11
2.3. Struktur Lembaga

Gamb
ar1.1.struktur organisasi

12
2.4. Visi dan Misi Lembaga
Visi : Unggul dengan prestasi dan terhormat dengan sumbangan penerapan
dalam ilmu kebijakan dan sistem manajemen IPTEK.
Misi
a. Melakukan kebijakan dan manajemen IPTEK.
b. Membangun jaringan kerjasaman dengan pusat-pusat lembaga
dilingkungan LIPI dan dengan pengambilan keputusan.
c. Memberikan pelayanan prima dalam sistem manajeman informasi dan
adsministrasi umum.
d. Puslit Bioteknologi LIPI menjadi pusat informasi bioteknologi Indonesia
yang merupakan bagian integral dalam pengelolaan dan penyediaan
informasi untuk kegiatan riset dan pengembangan di bidang bioteknologi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa serta
kelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
2.5. Ruang Lingkup
Praktek kerja industri (prakerin) ini dilaksanakan di Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong
dengan kegiatan pokok Penampungan sperma pada sapi FH, Penilaian
semen pada sapi FH, Pengenceran semen pada sapi FH dan Inseminasi
Buatan pada Sapi FH.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

13
3.1. Penampungan Semen pada sapi FH
Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang jumlah volumenya yang
banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan.
Secara umum penampungan semen adalah ejakulasi yang dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal (faktor internal yaitu hormone, metabolism, keturunan, makanan, umur dan
kesehatan secara umum dari pejantan seperti cuaca, para penampung, sarana penampung dll.
Maka untuk memperoleh semen yang memenuhi syarat perlu mengamati dan
memperhatikan tingkah laku pejantan yang akan ditampung.
Metode yang paling efektif digunakan yaitu metode vagina buatan karna metode ini dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan dan kerugian-kerugian metode pengurutan dan
elektroejakulator, kelebihan metode vagina buatan ini adalah hasil semen yang ditampung lebih
bersih, kualitas lebih baik dan spontan keluar.

3.2. Penilaian semen


Semen merupakan hasil sekresi organ reproduksi ternak jantan yang secara
normal diejakulsikan melalui penis didalam saluran kelamin betina sewaktu
terjadi kopulasi.
Penilaian secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi
(kekentalan) dan pH. Warna dan konsistensi (kekentalan) semen dipengaruhi
oleh konsentrasi spermatozoa, dimana semakin tinggi konsentrasi spermatozoa
maka warna semen akan semakin keruh dan akan semakin kental. Derajat
keasaman (pH) sangat mempengruhi daya tahan hidup spermatozoa.
perubahan Ph disebabkan oleh metabolisme spermatozoa dalam keadaan
anaerob yang menghasilkan asam laktat yang semakin meningkat. Semen
yang berkualitas baik mempunyai pH sedikit asam (Bearden dan Fuquay,
1984), yaitu lebih kecil dari 7,0 dengan rata-rata 6,7.
Penilaian semen secara mikroskopis meliputi gerakan masa, geraka
individu (motilitas), konsentrasi, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa.
Semen yang bagus, pada pengamatan mikroskop, akan memberikan tampilan
kumpulam sperma bergerak bergerombol dalam jumlah besar sehingga

14
membentuk gelombang atau awan yang bergerak. Memberikan gambaran
tentang kualitas semen dalam empat kategori (toelihere, 1985).

3.3. Pengenceran Semen Sapi


Pengencer diberikan pada semen segar bertujuan sebagai media tempat
spermatozoa itu hidup dan harus dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya
serta tidak menurunkan daya fertilitas spermatozoa tersebut. Spermatozoa
tidak dapat tahan hidup pada waktu yang lama, kecuali bila ditambahkan
berbagai unsur kedalam semen. Fungsi pengencer adalah sebagai berikut :

a) Menyediakan zat-zat makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa


b) Melindungi spermatozoa dari cold shock.
c) Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah perubahan pH akibat
pembentukan asam laktat dari hasil metabolisme spermatozoa.
d) Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang
sesuai.
e) Mengandung unsur-unsur yang sifat fisik dan kimianya hampir sama
dengan semen dan tidak mengandung zat yang bersifat toksik bagi
spermatozoa dan saluran kelamin betina.
f) Mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
g) Memperbanyak volume semen.

Syarat penting yang harus dimiliki pengencer menurut Toelihere (1993)


adalah:

a. Murah, sederhana, praktis dibuat dan mempunyai daya preservasi yang


tingg.
b. Mengandung unsur yang sifat fisik dan kimianya hampir sama dengan
semen dan tidak mengandung zat bersifat racun bagi spermatozoa dan
alat kelamin betina.

15
c. Mampu mempertahankan daya fertilitas spermatozoa dan tidak terlalu
kental yang dapat menghambat fertilisasi.

3.4.INSEMINASI BUATAN (IB)


Inseminasi buatan didefinisikan sebagai proses
memasukkan semen kedalam organ reproduksi betina dengan
menggunakan alat inseminasi gun.prosesnya secara luas mencakup
penampungan semen,pengenceran dan pengawetan semen sampai
pada deposisi semen kedalam saluran reproduksi betina (Hafez,and
M.E.Bellin,2000).

Sapi yang layak untuk di IB memenuhi syarat antara lain :


1. Sapi betina yang telah memenuhi umur pubertas.
2. Telah menunjukkan tanda-tanda birahi.
3. Sebaiknya induk memiliki tulang pelvis (pinggul ) yang lebar.
4. Jika kondisi induk sangat kecil gunakan semen sapi bali.
Tanda tanda sapi betina birahi :
Sapi betina yang sedang birahi akan tetap berdiri pada tempatnya jika
seekor jantan mendatangi dan menaikinya. Keadaan ini merupakan tanda
umum dan seragam untuk semua ternak. Tanda-tanda lain sapi betina yang
sedang birahi sebagai berikut :
1. Sapi gelisah dan terlihat sangat tidak tenang.
2. Sapi sering menguak atau melenguh-lenguh.
3. Sapi mencoba menaiki sapi lain dan akan tetap diam bila dinaiki sapi
lain.
4. Pangkal ekornya terangkat sedikit dan keluar lendir jernih transparan yang
mengalir         melalui vagina dan vulva.
5. Sapi dara sering memperlihatkan perubahan warna pada vulvanya yang
membengkak dan           ke merah-merahan.

16
6. Sapi menjadi diam dan nafsu makannya berkurang. (Bandini, 2004 :
46).
Menurut Ihsan, (1992 : 51) saat yang baik melakukan IB
adalah saat sapi betina menunjukkan tanda-tanda birahi, petani ternak pada
umumnya mengetahui tingkah laku ternak yang sedang birahi yang
dikenal dengan istilah : 4A, 2B, 1C, 4A, yang dimasud adalah abang, abu,
anget, dan arep artinya alat kelamin yang berwarna merah membengkak
kalau diraba terasa anget dan mau dinaiki, 2B yang dimaksud adalah
bengak-bengok dan berlendir artinya sapi betina sering mengeluh dan pada
alat kelaminnya terlihat adanya lendir transparan atau jernih, 1C yang
dimaksud adalah cingkrak-cingkrik artinya sapi betina yang birahi akan
menaiki atau diam jika dinaiki sapi lain.
         Keuntungan inseminasi buatan (IB) yaitu untuk menghemat
biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur jarak kelahiran ternak
dengan baik. mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina, dengan
peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama, semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun
kemudian walaupun pejantan telah mati, menghindari kecelakaan yang
sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar, dan
menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.

            Kerugian inseminasi buatan (IB) yaitu apabila identifikasi birahi


(estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi
kebuntingan, akan terjadi kesulitan kelahiran, apabila semen beku yang
digunakan berasal dari pejantan dengan breed/ turunan yang besar dan
diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil. bisa terjadi
kawin sedarah apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama
dalam jangka waktu yang lama, dan dapat menyebabkan menurunnya
sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat
genetiknya dengan baik (Soebadi, 1980).

17
Untuk mengetahui dampak pelaksanaan IB terhadap peningkatan
pendapatan para peternak, perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan
komposisi sapi perah yang dipelihara. Dalam usaha pemeliharaan sapi
perah, penerimaan yang utama adalah dari penjualan susu. Ada tiga
sumber penerimaan dalam usaha pemeliharan sapi perah, yaitu penjualan
susu, penjualan sapi-sapi afkir atau sapi-sapi yang tidak diproyeksikan
sebagai peremajaan dan dari penjualan kotoran sapi, berupa pupuk
kandang. Susu diproduksi oleh sapi-sapi perah yang produktif, yakni sapi-
sapi induk yang sedang berproduksi susu atau laktasi. Sapi laktasi yang
baik, berproduksi susu selama kira-kira 10 bulan, dan kemudian memasuki
masa tidak berproduksi susu atau masa kering selama sekitar 2 bulan.

18
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

4.1. Jenis Kegiatan Prakerin

NO Jenis Waktu
Kegiatan Pelaksanaan KETERANGAN
1. Penampungan semen Tanggal 9 agustus dan 28 LIPI – Cibinong
september.
2. Penilaian Semen Tanggal 9 agustus dan 28 LIPI – Cibinong
september.
3. Pengenceran Semen 29 september LIPI – Cibinong
4. IB (Inseminasi Tanggal 11,23-24 LIPI– Cibinong
buatan) Agustus.

19
4.2. Uraian Kegiatan
A. Penampungan semen Pada sapi FH

Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang


jumlah (volume)-nya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih
lanjut untuk keperluan inseminasi buatan. Secara umum penampungan
semen adalah ejakulasi yang dipengaruhi oleh factor internal dan ekternal.
Faktor internal yaitu hormon, metabolism, keturunan, makanan, umur, dan
kesehatan secara umum dari pejantan tersebut. Sedangkan faktor eksternal
adalah suasana lingkungan, tempat penampungan, manajemen, para
penampung, cuaca, saranan penampungan termasuk teaster dll. Maka
untuk mendapatkan semen yang memenuhi syarat adalah mengamati dan
memperhatikan perilaku setiap pejantan yang akan ditampung semennya.
(Sufyanhadi, 2012).
Vagina buatan adalah alat yang digunakan untuk menampung
spermatozoa dimana alat tersebut akan dikondisikan sebagaimana vagina
asli dari ternak tersebut. Struktur dari alat ini adalah sebagai berikut :
a) Lapisan luar yang terbuat dari bahan plastik atau karet.
b) Lapisan dalam terbuat dari bahan seperti balon yang lembut, karena
lapisan ini adalah tempat masuknya penis, sehingga tidak menyebabkan
iritasi pada penis.
c) Saluran tempat masuknya air dan udara.
d) Selongsong penampungan.
e) Tabung digunakan untuk menampung sperma dan diletakkan diujung
selongsong.
Penampungan semen menggunakan vagina tiruan merupakan
metode yang paling efektif diterapkan pada ternak besar (sapi, kuda,
kerbau) ataupun ternak kecil (domba, kambing, dan babi) yang normal
(tidak cacat) dan libidonya bagus. Kelebihan metode penampungan

20
menggunakan vagina tiruan ini adalah selain pelaksanaannya tidak serumit
dua metode sebelumnya, semen yang dihasilkannya pun maksimal. Hal ini
terjadi karena metode penampungan ini merupakan modifikasi dari
perkawinan alam. Sapi jantan dibiarkan menaiki pemancing yang dapat
berupa ternak betina, jantan lain, atau panthom (patung ternak yang
didesain sedemikianrupa sehingga oleh pejantan yang akan ditampung
semennya dianggap sebagai ternak betina).

1. Persiapan Vagina Buatan


Cara memasang karet pada Vagina Buatan
a) Sebelum pemasangan harus diperhatikan benar bahwa semua bagian -
bagian vagina buatan, karet dan gelas sebelum diratakan harus dalam
keadaan kering dan bersih untuk mencegah kontaminasi pada semen.
b) Selongsong karet dimasukkan ke dalam tabung karet, lalu kedua ujung
selongsong karet dibuka, dikuakkan dan ditempelkan pada bibir tabung
kemudian diikat dengan karet.
c) Corong karet dipasang pada salah satu ujung tabung tersebut dan ikat
dengan karet kemudian tabung penampung dipasang pada ekor corong
karet dan dikuatkan dengan karet gelang.
d) Tabung penampung dibungkus dengan selongsong kain atau bisa dengan
kertas tissu dan dilapisi bagian luamya dengan alumunium foil. Gunanya
untuk menghindari sinar matahari .
e) Air panas antara 48-60°C dimasukkan melalui lubang pada tabung vagina
buatan . Tutup lubangnya agar air tidak dapat ke luar. Jumlah air yang
dimasukkan harus sedemikian rupa sehingga isi dapat menyebar sewaktu
pejantan mendorong penisnya ke depan untuk berejakulasi, biasanya
setengah sampai dua pertiganya.
f) Cipratan air dikeringkan dengan serbet atau kertas tissu. Perlakuan ini
diperlukan supaya suhu vagina buatan antara 42-45°C dan keberhasilan
ejakulasi bisa dicapai. Setelah lubang air ditutup, lubang ventilasi
udaranya dibuka pelanpelan, udara ditiupkan ke dalamnya sampai karet

21
selongsong kelihatan agak menggembung. Tutup kembali lubang
udaranya.
g) Oleskan jelly pada permukaan selongsong karet yang menggembung,
diratakan dengan termometer pada permukaannya
h) Kemudian ujung termometer dimasukan ke dalam selongsong karet tadi
untuk pengukuran air panas. Suhunya antara 42-45°C. Apabila kurang dari
42°C, sebaiknya air diganti dengan yang lebih panas.
i) Vagina buatan siap dipakai untuk penampungan semen Kondisi air ini bisa
berubah-ubah tergantung kepada suhu udara lingkungan, jenis pejantan
dan jarak waktu antara pemasukan air clan penampungan semen. Lebih
dingin suhu di vagina atau suhu lingkungan (suhu udara luar) harus lebih
panas air yang dipakai. Apabila suhu vagina buatan terlalu rendah,
pejantan tidak mau berejakulasi. Kalau terlalu panas, akan membunuh
spermatozoa atau menyakiti pejantan dan menyebabkan takut atau enggan
melayani vagina buatan .

2.Cara penampungan semen


Cara koleksi semen sapi yaitu :
1. DUMY COW di tempatkan di area penampungan
2. sapi jantan yang akan ditampung semennya harus dibersihkan
bagian preputiumnya dengan iar hangat, kemudian dibilas dengan
NaCl fisiologis, dan dikeringkan dengan tisu atau handuk kecil
yang bersih.
3. Selanjutnya, sapi jantan akan melakukan pencumbuan dengan
mencium vulva betina pemancing dengan menyengir (reaksi
flehmen).
4. Kolektor berada disamping kanan dan agak bungkuk sejajar
dengan bagian belakang sapi betina .
5. Vagina buatan dipegang dengan tangan kanan dengan posisi 45°.
6. Pada saat sapi jantan menaiki dumy cow, preputium dipegang
dengan telapak tangan kiri dan penis diarahkan kesamping. Tahap

22
ini disebut dengan false mount. Tujuannya untuk menghindari
terjadinya intromisi dan meningkatkan libido. Pada saat dilakukan
false mount, transport spermatozoa dari kaudal epididymis ke
ampula duktus deferens meningkat. Hal ini disertai dengan
keluarnya cairan dari kelenjar couper, sehingga meningkatkan
kualitas dan kuantitas semen.
7. Pada mounting berikutnya, mulut vagina buatan diarahkan pada
ujung penis. Sapi akan berejakulasi yang ditandai oleh suatu
dorongan cepat kedepan.
8. Setelah terjadi ejakulasi, penis tetap dibiarkan berada didalam
vagina buatan sampai pejantan turun, kemudian vagina buatan
ditarik secara perlahan supaya lepas dari penis.
9. Vagina buatan diputar membentuk angka delapan agar semen
seluruhnya turun ke tabung penampung.
10. Tabung penampung semen dilepaskan, kemudian diberi tanda kode
jantan dank ode ejakulat.
11. Tabung tersebut ditempatkan pada termos tertutup yang hangat dan
segera dibawah ke laboratorium untuk dievaluasi.

23
Gambar 2.1.metode penampungan vagina buatan dengan dumy cow

B.PENILAIAN SEMEN

Penilaian semen adalah suatu kegiatan yang meliputi pengoleksian


semen dan evaluasi semen (makroskopis dan mikroskopis) yang dilakukan
untuk mendapatkan semen dengan kualitas dan kuantitas yang bagus untuk
di uji lebih lanjut untuk melihat viabilitas semen, pergerakan semen,
fisiologi semen menggunakan mikroskop.Selama masa prakerin di LIPI
(lembaga ilmu penelitian Indonesia) , kami telah melakukan pengoleksian
semen terhadap sapi. Semen hasil koleksi tersebut kemudian disimpan
pada water bath suhu 32°C dan dievaluasi. adapun evaluasi semen sebagai
berikut :
a. Secara makroskopis
yaitu pemeriksaan semen secara garis besar
tanpa memerlukan alat bantu yang rumit

Evaluasi semen secara makroskopis meliputi:


1. Volume semen
Amati volume semen melalui skala yang tertera pada
dinding tabung penampung. Setiap kali ejakulasi sapi jantan
umumnya menghasilkan 5 – 8 ml.
Perbedaan volume semen dipengaruhi oleh : perbedaan individu, umur
bangsa ternak, nutrisi, frekwensi  ejakulat, libido dan kondisi ternak
itu sendiri

24
Gambar 2.2.volume semen pada tabung berskala
2. Warna semen
Warna semen dapat diamati langsung karena tabung penampung semen
terbuat dari gelas atau plastik tembus pandang. Semen sapi umumnya
berwarna putih sedikit krem, tanda bahwa semen terkontaminasi oleh
darah segar, sedang apabila warnanya mendekati coklat dapat
merupakan tanda bahwa darah yang mengkontaminasi semen sudah
mengalami dekomposisi. Warna kehijauan merupakan tanda adanaya
bakteri pembusuk.

3. Bau semen
Semen yang normal, pada umumnya, memiliki bau amis khas disertai
dengan bau dari hewan itu sendiri. Bau busuk bias terjadi apabila semen
mengandung nanah yang disebabkan oleh adanya infeksi organ atau
saluran reproduksi hewan jantan.

4. pH semen ( diukur dengan kertas lakmus)


Cara mengukur pH:

25
a. Ambil sepotong kertas lakmus
b. Kemudian lumuri bagian kertas yang berwarna dengan cairan
sperma.
c. Diamkan sejenak sampai kering
d. Setelah kering badingkan pada pengukur Ph, warna kertas
lakmus yang paling mirip.

Gambar 2.3.kertas lakmus

5. Konsistensi (kekentalan)
Kekentalan atau konsistensi atau viskositas merupakan salah satu sifat
semen yang memiliki kaitan dengan kepadatan/konsentrasi sperma di
dalamnya. Semakin kental semen dapat diartikan bahwa semakin tinggi
konsentrasi spermanya.

a. Secara mikroskopis
pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam
lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.
Evaluasi semen secara mikroskopis meliputi:
1. Konsentrasi
Yaitu menghitung jumlah sperma dalam 1ml semen dengan
menggunakan alat yang disebut spectrophotometer,dengn cara sbb:

26
a. isi cuvet dengan Nacl 0,9 % dengan volume 3,5 ml.
b. kemudian masukkan semen sebanyak 10 mikro sambil
diaduk dengan menggunakan mikro pipet sampai
tercampur.
c. kemudian masukkan kedalam alat spectrophotometer,dan
masukan nomor ID ternak,volume,dan motilitas sapi. Maka
akan keluar hasil dari konsentrasinya.

Gambar 2.4.spectrophotometer

2. Viabilitas (hidup dan mati spermatozoa)


Cara menghitung viabilitas hidup spermatozoa:
Hidup : 84,66
Mati :109
84,66 x 100 %
84,66+109
84,66 x 100% =43,71%
193,66

3. Morfologi spermatozoa
Cara pengujian:
a. Letakkan 20 mikro liter spermatozoa diatas slide.

27
b. Kemudian dicampurkan dengan eosin nigrosin sebanyak 40
mikro liter.
c. Selanjutnya dibuat preparat ulas untuk rasio spermatozoa hidup
dan mati.
d. Setelah itu preparat dikeringkan di Bunsen sampai kering (10 –
15 detik).
e. Setelah kering, preparat diamati dibawah mikroskop.

Gambar 3.1.pengamatan sperma dibawah mikroskop

f. Spermatozoa yang normal bentuk ekornya lurus, kepalanya


utuh, serta bentuknya terlihat baik, spermatozoa yang abnormal
bentuk ekornya tidak lurus, kepalanya hilang, ekornya hilang,
dan terlihat tidak baik.
4. Gerakan massa
Cara membuat preparat untuk gerakan massa:

28
1. Satu tetes semen diletakkan pada objek glas yang bersih.
2. Tetesan semen jangan terlalu cembung agar cahaya mikroskop
dapat menembus semen tersebut.
3. Pengamatan dilakukan pada pembesaran 10x 10 (100x).
4. Penilaian dilakukan dengan cara:
a. Melihat tebal tipisnya gelombang massa spermatozoa.
b. Kecepatan spermatozoa berpindah tempat.

C.Pengenceran
Pengencer diberikan pada semen segar bertujuan sebagai media
tempat spermatozoa itu hidup dan harus dapat mencukupi kebutuhan
nutrisinya serta tidak menurunkan daya fertilitas spermatozoa tersebut.
Spermatozoa tidak dapat tahan hidup pada waktu yang lama, kecuali bila
ditambahkan berbagai unsur kedalam semen. Fungsi pengencer adalah
sebagai berikut :

a) Menyediakan zat-zat makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa


b) Melindungi spermatozoa dari cold shock.
c) Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah perubahan pH akibat
pembentukan asam laktat dari hasil metabolisme spermatozoa.
d) Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang
sesuai.
e) Mengandung unsur-unsur yang sifat fisik dan kimianya hampir sama
dengan semen dan tidak mengandung zat yang bersifat toksik bagi
spermatozoa dan saluran kelamin betina.
f) Mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
g) Memperbanyak volume semen.

Syarat penting yang harus dimiliki pengencer menurut Toelihere (1993)


adalah:

29
a. Murah, sederhana, praktis dibuat dan mempunyai daya preservasi yang
tinggi.
b. Mengandung unsur yang sifat fisik dan kimianya hampir sama dengan
semen dan tidak mengandung zat bersifat racun bagi spermatozoa dan
alat kelamin betina.
c. Mampu mempertahankan daya fertilitas spermatozoa dan tidak terlalu
kental yang dapat menghambat fertilisasi.

MACAM – MACAM PENGENCER SEMEN


1)   Pengencer Tris Aminomethan Kuning Telur

Komposisi Tris aminomethan kuning telur 100 ml, sebagai berikut :

a. Tris aminomethan           2,4720 gr.


b. Asam Sitrat                   0,762 g
c. Laktosa                          1,5 g
d.    Fruktosa                    0,5 g
e. Pen-strep                      0,1 g
f. Kuning telur                   20 ml
g. Aquabidest                     80 ml
Cara pembuatan pengencer Tris aminomethan
a) Bahan-bahan yang terdiri dari Tris aminomethane, asam sitrat, laktosa,
rafinosa dan fruktosa dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan
aquadest 80 ml serta dihomogenkan dengan stirer magnetik selama 10–
15 menit.
b) Setelah dihomogenkan dimasukkan kedalam panci dan dipanaskan
sampai mendidih dengan tujuan untuk sterilisasi.
c) Diturunkan suhunya dari 100oC ke suhu 37oC.
d) Ditambahkan Penicillin dan Streptomicyn dan dihomogenkan lagi
selama 10–15 menit.

30
e) Kuning telur dimasukkan dan dihomogenkan selama 15–20 menit.
f) Dimasukkan dalam refrigerator dan setelah 3 hari dipisahkan antara
endapan dan supernatan serta yang digunakan hanya supernatannya
sedangkan endapan dibuang.

Gambar 3.2. pengencer Tris Kuning Telur (TKT)

Fungsi dari masing-masing bahan penyusun Tris aminomethan


kuning telur:

a)    Tris Aminomethan : sebagai buffer untuk mencegah perubahan pH


akibat metabolisme spermatozoa berupa asam laktat dan mempertahankan
tekanan osmotik dan keseimbangan elektolit.

b)    Asam sitrat : sebagai buffer, pengikat butir-butir kuning telur dan


mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit

c)    Laktosa dan fruktosa : sebagai sumber energi spermatozoa.

31
d)    Kuning telur : sebagai pelindung spermatozoa dari cold shock dan
sumber energi bagi spermatozoa.

e)   Penicillin dan Streptomycin : mencegah pertumbuhan


mikroorganisme yang mematikan, seperti kuman vibri foetus dan
meningkatkan daya tahan spermatozoa.

2)   Pengencer Susu Kuning telur

Komposisi pengencer Skim Milk 100 ml, sebagai berikut:

a. Skim                                90 ml
b. glukosa                          0,5g
c. Pen-Strep                0,1 mm
d. Kuning telur                   20 ml
Cara pembuatan pengencer skim
a) Penimbangan bahan(Tris,fruktosa,asam nitrat).
b) Larutkan dengan aquabides di tabung erlenmayer 20 ml.
c) Campurkan seluruh larutan Ttris kedalam gelas ukur yang berisi
aquabides 80 ml.
d) Masukkan kuning telur 20 ml dan dikocok.
e) Lalu masukkan pen-strep 0,1 mm.

Gambar 3.3. pengencer Susu Kuning Telur (SKT)

32
Selain pengencer di atas juga masih banyak pengencer-pengencer
yang digunakan untuk prosesing semen, akan tetapi media yang cocok dan
mudah didapatkan adalah pengencer diatas. Pengencer lain adalah TCM
199, Tris Sitrat, Andromed dan lain-lain. Penentuan pengencer yang tepat
untuk semen ternak harus dilakukan penelitian dulu, karena sifat kimiawi
spermatozoa dari masing-masing ternak berbeda. Misalnya, pengencer
skim dapat digunakan dan dapat menghasilkan kualitas frozen semen yang
bagus pada semen sapi, tetapi belum tentu pengencer skim ini bagus untuk
media semen kambing.

D.Inseminasi Buatan Pada Sapi Perah


Adapun peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk inseminasi
buatan pada sapi yaitu container, N2 cair, inseminasi gun, straw, gloves,
plastic shet, gunting, termos air panas, pinset. Adapun prosedur inseminasi
buatan yaitu
1. Melakukan pengamatan birahi.
2. Siapkan semen beku dalam container, termos air hangat, gunting, tisu,
insemination gun, plasrik sheat.
3. Thawing straw yang berisi semen beku ke dalam air hangat ( suhu
37°C) selama 30 detik, lalu usap dengan tisu.
4. Masukkan straw yang sudah di-thawing ke dalam insemination gun,
lalu gunting ujung straw.
5. Masukkan plastic sheat ke dalam insemination gun.
6. Semen siap digunakan.
7. Tempatkan sapi betina yang telah menunjukkan tanda-tanda berahi
dikandang.
8. Periksa kembali status reproduksi dengan palpasi rectal melalui rectum.
9. Bersihkan vulva dengan tisu

33
Suntikkan straw semen yang telah dimasukkan ke dalam
insemination gun

34
b
Gambar 4.1. (a dan b):proses IB pada sapi FH setelah disinkronisasi

35
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penampungan semen pada sapi FH


hasil kegiatan penampungan semen sapi FH,Simental dan PO (Peranakan Ongol)
Waktu
penampungan Penampungan Volume
9 Agustus Ej.1 FH 0688 4 ml
Ej.2 FH 0688 2 ml
12-september Ej. 1 PO 8 ml
Ej.2PO 6 ml
14 september Ej.1 FH 0688 6 ml
Ej.2 FH 0688 4 ml
28 september Ej.1 FH 0688 3,5ml
Ej.2 FH 0688 5,5ml

Tabel 2.perbandingan penampungan 1 dan 2

Pada penampungan semen sapi FH terjadi peningkatan volume pada terakhir kali
penampungan yaitu tanggal 28 september,meskipun pada saat penampungan ej.1
volumenya menurun.begitupun dengan hasil penampungan pada sapi PO dan
Simental. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pakan
2. Sapi yang sakit pada saat penampungan
3. Terlula sering ditampung
4. Lingkungan yang terlalu ramai sehingga sapi mudah Stress.

36
5.2. Penilaian Semen
Pengolahan semen adalah kegiatan yang meliputi teknik koleksi semen
dan evaluasi semen. Pengertian dari koleksi semen itu sendiri adalah suatu
teknik yang digunakan untuk mengeluarkan semen dari seekor ternak.
Di LIPI (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia) telah menyiapkan
saranan untuk menujang kelancaran kegiatan prakerin siswa, yaitu
disiapkannya hewan ternak berupa sapi yang di koleksi spermanya kemudian
di evaluasi secara makroskopis dan mikroskopis.

a.Makroskopis
Pemeriksaan makroskopik yaitu pemeriksaan semen secara garis
besar tanpa memerlukan alat bantu yang rumit.

Penampungan 1 penampungan 2
Volume : 3,5 ml 5,5 ml
Warna : putih putih susu
crem
Bau : khas khas sapi
sapi
Ph :7 7
Konsistensi : sedang Sedang
(a)

b.Mikroskopis

37
pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam
lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.

penampungan 1 penampungan 2
Motilitas : 60 60
GM : ++ ++(+)
Konsentrasi : 1,373*109 1,742*109
%Hidup : 55,09% 53,97%
Hidup : 84,66 88,3
Mati : 69 75,3
%Abnormal : 54,10% 45,72%
Normal : 54 67,7
Abnormal : 63,66 65,52
%MPU : 24,1% 82,3
Melingkar : 33,7 43,3
Lurus : 105,7 43,33
(b)

Tabel.2 (a dan b)Hasil Pengamatan Spermatozoa secara makroskopis dan


mikroskopis

Setelah sukses melaksanakan kegiatan pengolahan semen tersebut,


kami telah menyimpulkan bahwa pengolahan semen bertujuan untuk
memperoleh semen dalam kualitas dan kuantitas yang tinggi untuk dapat
diproses lebih lanjut sebagai semen cair atau semen beku untuk keperluan IB.

38
5.3. Pengenceran semen pada sapi FH
Pengolahan semen meliputi 2 bagian yaitu:pengenceran dan
pembekuan.pengenceran bertujuan untuk memberi nutrisi dan mencengah
terjadinya kontaminasi karna juga di ditambahka pens-stren.sedangkan
pembekuan bertujuan untuk mengawetkan semen.pembekuan dilakukan
dengan menggunakan N2 cair yang bersuhu -196◦c,dalam pembekuan
kontainer yang berisi N2 cair.

5.4. IB (Inseminasi Buatan) Pada Sapi FH


Di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Inseminasi buatan yang
dilaksanakan merupakan kegiatan yang di programkan secara rutin untuk
menunjang kegiatan penelitian yang telah menjadi agenda utama pada
bidang reproduksi Bioteknologi LIPI.
Pada kegiatan prakerin ini khusunya untuk kegiatan pelatihan IB.
BIOTEK LIPI menyiapkan kebutuhan sebagai saranan untuk latihan
Inseminasi buatan sebanyak 40 ekor, dari sekian jumlah sapi yang intensif
kami IB adalah : 17 ekor, Jenis sapi yang di IB : SAPI FH,
Kesimpulan dari kegiatanan ini (IB) adalah peternak dapat
memperbanyak produksi pedet dengan mudah, selain itu dapat
menghindari kawin sedarah yang dapat menyebabkan ketidak normalan
pada pedet.

39
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) selama 3


bulan dapat disimpulkan yaitu mengetahui tehnik inseminasi buatan pada
sapi FH, mengetahui teknik penampungan sperma pada sapi serta teknik
pemeriksaan semen secara makroskopis dan mikroskopis,
Saran
Pada kesempatan ini, penulis mengharapkan pada pihak sekolah,
dunia usaha dan industri untuk lebih mengintensifkan kegiatan
pembimbingan sebelum siswa-siswi melakukan kegiatan praktek,
menentukan lokasi yang sesuai dengan kompetensi keahlian serta
diharapkan kepada sekolah agar dimasa yang akan datang dapat
menyiapkan anggaran khusus untuk menunjang sarana dan prasarana
dalam kegiatan Prakerin Siswa.

40
DAFTAR PUSTAKA

Toelihere, Mozes R 1993. Inseminasi buatan pada ternak. Bandung: Angkasa

(Sufyanhadi, 2012).syarat untuk pengencer.


Ihsan, (1992 : 51) Tanda-tanda sapi birahi.
Hafez 1993 Spermatozoa dan seminal plasma in reproduction infarmanimals
edited by E.S.E
Toelihere, M.R. 1985. FisiologiReproduksipadaternak.Angkasa Bandung.
Hafez, E.S.E. 2000 Reproduction in Farm Animals. 7th. Maryland: Lippincott
William and Wilkins.reproductive failure
Toelihere, M.R. 1993 Inseminasi Buatan pada Ternak Perah. Angkasa.Bandung

41
42

Anda mungkin juga menyukai