Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Inseminasi buatan adalahh salah satu dari bioteknologi yang bertujuaan untuk
mendapatkan sapi yang ungul . Inseminasi buatan adalah salah satu cara yang
dapat dan cocok di gunakan oleh peternak tidak perlu memilihara sapi jantan
dan hanya Perlu memili hara induknya saja.
2. Maglingnant chatarhal fefer (MCF) Agen penyebab penyakit ini digolongkan
menjadi dua macam yaitu Herpes virus merupakan anggota dari sub famili
Gamma Herpsvirnea famili herpesviridea, Agen yang belum diketahu secara
jelas klasifikasinya dan perkiraan ditularkan oleh domba.
3. Malnutrisi merupakan kondisi dimana hewan mengalmi kekurangan
nutrisiyang parah.kondisi malnutrisi akan dutunjukan oleh adanya
kekurusan,bulunya rontok dan kulitnya yang kering malnutrisi dapat
disebabkan Oleh kurangnya asupan pakan.
4. Pemberiaan obat cacing sebagai upaya untuk pencagahan dari cacing dan
memberqantas cacung secara keseluruhan.
5. Vulnus disebabkan oleh trauma mekanis,termis atau kimiawi dengan tanpa
disertai pendarahan / luka-luka dan biasa disebabkan oleh trauma benda tajam.
6. Pemeriksaan ke buntingan (PKB) merupakan langka selanjutnya setelah
melakukan IB atau kawin suntik merupakan rangkaian tidak terpisah dari ilmu
Reproduksi.bertujuan untuk mengetahui ternak bunting atu tidak tanpa adanya
positif atu negatif semua,menentukan umur kebuntingan,dan menentukan
hidup atau mati dari fetus.di samping itu juga untuk mengetahui penyakit
Reproduksi.
7. Distokia adalah gangguan reproduksi yang menyebabakan ternak kesulitan
melahirkan.distokia merupakan kesulitan melahirkan ternak yang mengalami
distokia di tandai dengan perpanjangnya waktu proses kelahiran ,sulit dan
tidak mungkin dilakukan tampa bantuan dokterhewan ataupun di bawah
naugan dokter hewan.
8. Bovine ephemeral fever disebabkan oleh virus RNA yang di perantarai oleh
vaktor dalam penyebaranya .
9. Vitamin B-komleks berperan sebagai faktor enzim motabolisme sehingah
penyerapan dan pemanfaatan nutrisi di dalam tubuh ternak akan menigkat.
6.2 Saran
1. Dalam melakukan proses inseminasi buatan, hendaknya peternak
memerhatikan langkah-langkah maupun syarat-syarat yang telah di tentukan
agar meminimilasir kegagalan dalam proses inseminasi buatan.
2. Pemberiaan vitamin B-kompleks tidak dapat di berikan kepada induk sapi
yang bunting, laktasi(menyusui), lelah akibat pengangkutan, steres akibat
cuaca maupun luka.
3. Dalam penaggulangan distokia diperlukan perbaikan menejemen dan nutrisi
menejemen meliputi kandag yang bersih sehingah terhindar penyakit
infeksih,terjadinya trauma,serta memberikan kandang untuk kebebasan sapi
untuk bergerak.
DAFTAR PUSTAKA

Ahamad Intan ,2009. Pemanfaatan Inseminasi Buatan (Ib) Untuk Peningkata Produktivitas
sapi . Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati Institute Teknologi Bogor. Bogor

ea srihanto · 2018 — penyakit mcf di indonesia dilaporkan pertama kali oleh paszotta pada


tahun 1894 di kediri, jawa timur (mansjoer, (1954) dalam khatimah, dkk.

Anonimus, 1995. Manual Laboratorium, Isolasi dan Identifi kasi Agen enyakit Mamalia dan
Unggas. Eastern Island Veterinary Service Project dan BPPH VI, Denpasar, Bali.

Anonimus 1999. Manual Diagnostik Penyakit Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Japan International Cooperation Agency (JICA), Jakarta

Erwin N., Kamal M, Dan Rusdina A.,2010 Identitas Jenis Telur Cacing Parasit Usus Pada
Ternak Sapi (Bos sp.) Dan Kerbau (Busbalus sp.) Di Rumah Potong Hewan Palembang.
Jurnal Peneliian. Universtas Sriwijaya Sumatra Utara.

Kusumamiharjatdja S.1992. Parasite Dan Parasitosis Pada Hewan Ternak Hewan Periaan Di
Indonesia. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institute Pertanianbogor.

Anda mungkin juga menyukai