Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3

TIGA PENYAKIT AKIBAT TRAUMA PADA HEWAN


A. Paraplegia Lumbosacral
Paraplegia merupakan suatu kondisi hilangnya kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh
yang meliputi kedua tungkai dan organ panggul, yang disebabkan karena kerusakan syaraf pada
tulang belakang
1. Ciri ciri atau Gejala Klinis
tidak dapat berdiri tegak terutama pada kedua kaki belakang yang tidak mampu menopang
tubuh, tingkah laku tenang, dan pasif serta menyeret kedua kaki belakangnya saat berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya

Gambar . Kucing kasus yang mengalami paraplegia. Postur tubuh membungkuk (A) dan kedua kaki
belakangnya menyeret (B).

2. Penyebab
Penyebab paraplegia pada umumnya adalah cedera pada sumsum tulang belakang atau spinal
cord injury (SCI), spondylitis tuberculosis, gangguan genetic (hereditary spastic paraplegia),
gangguan yang sifatnya menurun atau congenital, infeksi, penyakit autoimun, syrinx (gangguan
korda spinalis) (Kohnle, 2011). Salah satu penyebab paraplegia yaitu spinal cord injury (SCI),
akibat cedera parah pada medulla spinalis segment lumbalis yang ditandai dengan otot-otot
tubuh pada bagian yang mengalami kelumpuhan ketegangan ototnya menurun dan terkulai.
Spinal cord injury (SCI) akan mempengaruhi fungsi sensoris dan motoris sehingga
mengakibatkan tractus sensori motor dan percabangan saraf-saraf perifer dari medula
spinalismengalami kerusakan. Cedera tersebut menyebabkan seluruh impuls dari otak tidak
dapat diteruskan oleh jaringan otot dibawah kendalinya, dan sebaliknya impuls yang berasal dari
bawah level jaringan yang rusak tidak sampai atau tidak dapat diterima oleh otak. Akibatnya
penderita paraplegia kehilangan fungsi motorik dan sensorik dibawah area yang rusak,
kehilangan kekuatan dan menjadi lemah. Penderita paraplegia juga kehilangan kemampuan
mengendalikan urinasi dan defekasi atau blader and bowel control (Dewanto, Suwono, Riyanto,
& Turana, 2009).

3. Pencegahan
Penanganan hewan dengan gangguan saraf sebaiknya segera dilakukan saat hewan
menunjukkan gejala klinis, untuk mencegah terjadinya dekubitus.

4. Pengobatan
Melakukan Pemeriksaan pada Laboratorium untuk melakukan uji darah dan uji radiologi.
Pemasangan kursi roda modifikasi sangat disarankan untuk membantu dalam mobilitas kucing
kasus yang mengalami paraplegia flasid akibat trauma dengan kelumpuhan kedua kaki belakang.
Pemberian pijatan pada daerah kedua kaki belakang yang tidak pernah digunakan untuk
beraktivitas juga harus rutin diberikan.
B. post traumatic stress disorder (PTSD) Pada Anjing
Kita mungkin pernah mendengar tentang gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress
disorder (PTSD) pada manusia. PTSD adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa yang
traumatis, baik dengan mengalaminya maupun menyaksikannya. Itu pun bisa terjadi pada anjing

1. Penyebab
karena bencana alam, ditinggalkan untuk hidup di alam liar, hilangnya pengurus mereka,
perang, kecelakaan, atau interaksi buruk dengan hewan lain

2. Gejala Trauma pada Anjing


Ada beberapa tanda yang bisa dikenali, jika anjing mengalami trauma, yaitu:
a. Terlihat ragu-ragu saat mengunjungi tempat-tempat tertentu.
b. Menggonggong lebih sering tanpa alasan yang jelas.
c. Buang air kecil karena takut saat disapa oleh orang asing.
d. Menjadi sangat waspada dan terus mengawasi apa yang terjadi di sekitarnya.
e. Gemetar, meski tidak dingin atau tidak ada tanda-tanda bahaya langsung.
f. Menjadi pemalu di hadapan orang dan menghindari kontak manusia.
g. Beberapa anjing bisa menjadi agresif hingga menjadi berbahaya bagi orang di sekitarnya.
Anjing banyak berkomunikasi melalui bahasa tubuh. tanda-tanda yang menunjukkan anjing
sedang merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan. Berikut ini bahasa tubuh anjing yang bisa
dikenali :
a. Menarik telinganya ke belakang.
b. Ekornya terkulai, di antara kedua kakinya.
c. Pupilnya melebar.
d. Posisi tubuhnya merendah, dekat dengan tanah.
e. Bernapas dengan cepat.

3. Pencegahan dan Pengobatan


• Ciptakan Ruang Aman
Sediakan satu area rumah untuk anjing dan buatlah seaman mungkin. Gunakan tempat
tidur anjing, matras, selimut, benar-benar apapun yang empuk dan nyaman untuk
membuat ruang aman pribadinya. Saat anjing rileks dan beristirahat di sana, pastikan tidak
ada hal buruk atau mengejutkan yang terjadi pada anjing.
• Buat Rutinitas Harian
Rutinitas baik untuk anjing dari segala usia, tidak hanya untuk mereka yang mengalami
trauma. Ini membantu mereka mengatur dan mengetahui apa yang diharapkan selama
setiap saat dalam sehari. Buatlah rutinitas harian yang misalnya berisi jalan-jalan sore,
waktu makan, waktu bermain, dan aktivitas lainnya. Pastikan anjing terlibat dalam setiap
aktivitas pada jam yang sama setiap hari. Dengan cara ini, ia akan tahu apa yang akan
terjadi. Menghilangkan unsur kejutan dan membantu anjing memprediksi apa yang akan
terjadi selanjutnya dapat membuatnya tetap tenang.
• Biarkan Memilih
Sebagai pemilik anjing, kita mungkin berpikir bahwa kita tahu yang terbaik untuknya.
Namun, saat menghadapi anjing yang mengalami trauma, banyak hal berubah. Untuk
meningkatkan kualitas hidup anjing dan menurunkan tingkat stresnya, coba biarkan ia
memilih apa yang dirasa benar.
• Tetap Tenang
Anjing reseptif terhadap keadaan pemiliknya sehari-hari. Jika kita sedang kesal atau
khawatir, anjing akan merasakannya dan akan meniru suasana hati dan pikiran kita. Jadi,
cobalah bersikap tenang dan rileks, sehingga anjing akan ikut merasa aman dan berhenti
waspada. Namun, jika trauma yang dialami anjing dirasa cukup parah, tidak ada salahnya
untuk membawanya ke dokter hewan. Selain itu, kita juga bisa download aplikasi Halodoc
untuk berdiskusi dengan dokter hewan lewat chat, kapan dan di mana saja.
C. Hernia Uterina
Merupakan suatu keadaan pada induk sapi yang sedang bunting, dengan uterus dan atau
bersama fetus masuk ke dalam rongga hernia. Penyebabnya adalah sobeknya lapisan
peritoneum dan otot abdomen karena trauma

1. Penyebab
Penyebabnya adalah sobeknya lapisan peritoneum dan otot abdomen karena trauma

2. Ciri – ciri atau Gejala


Gejala yang tampak berupa pembengkakan di bawah perut, semakin lama semakin besar
dan apabila dipalpasi teraba ada fetus/ gerakan fetus.

3. Pencegahan
Penanganan yang bisa dilakukan:
a. Apabila kelahiran masih lama maka bisa diatasi dengan penahanan hernia dengan
menggunakan papan dan kain yang diikatkan pada punggung sapi.
b. Apabila sudah mendekati kelahiran, cara yang terbaik adalah dengan operasi
pembedahan perut (laparotomi).

4. Pengobatan
Gangguan reproduksi dapat diantisipasi dengan memperhatikan beberapa faktor
diantaranya :
a. Seleksi genetik.
b. Manajemen pakan yang baik sehingga mendukung kesuburan saluran reproduksi.
c. Manajemen kesehatan yang baik meliputi kesehatan sapi program pengobatan dan
vaksinasi) , kebersihan kandang dan lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga
dapat meminimalisasi agen patogen (bakteri, virus, jamur, protozoa) yang dapat
mengganggu kesehatan sapi.
d. Penanganan masalah reproduksi dengan prosedur yang baik dan benar sehingga
mengurangi kejadian trauma fisik yang akan menjadi faktor predisposisi gangguan
reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai