Anda di halaman 1dari 4

Distemper pada Kucing

https://stroberiecat.wordpress.com/2015/01/23/distemper-90-kucing-akan-mati/

Distemper Kucing atau Feline Panleukopenia Virus (FPV) disebabkan oleh virus parvo. Virus ini
menghancurkan sel-sel dalam sumsum tulang, jaringan limfoid, bahkan otak dan retina.
Distemper adalah penyakit serius yang mematikan pada kucing. Diatas 90%kucing
akan meninggal apabila tidak ditangani dengan benar. Kucing dewasa yang diberi perlakuan
tepat, ada kemungkinan akan selamat. Sedangkan untuk anak kucing, kesempatan untuk
bertahan dari virus ini sangat kecil. Sebagian kucing sudah memiliki FPV ini, namun karena
antibodi si kucing, virus ‘tertidur’. Virus dapat aktif kembali saat daya tahan tubuh kucing
menurun karena cuaca sedang dingin misalnya. Indukan yang memiliki virus Distemper dalam
tubuhnya, dapat dipastikan anak mereka terkena FPV, dan dapat dilihat efeknya setelah beberapa
bulan saat efek kolostrum dari ibunya telah menurun.

Virus Parvo dapat bertahan di udara bebas hingga jangka waktu 1 tahun. Dan menyebar dengan
cepat lewat eksresi dan sekresi kucing. Sehingga seluruh barang yang bersentuhan dengan si
kucing (contoh;makanan, minuman, tempat tidur, pasir dan litter boxnya) kemungkinan besar
sudah terjangkit Virus Parvo. Manusia tidak dapat tertular, tapi dapat menulari karena dapat
mengangkut virus ini dari jarak jauh.

Menurut pengalaman…

Saat Awal Kucing Mengidap FPV


Setiap kucing akan memiliki gejala yang berbeda. Gejala-gejala dibawah ini muncul biasanya
setelah 10 hari setelah terkena FPV ;

1. Nafsu makan berkurang atau tidak mau makan.

2. Minta makan dan manja, tapi saat disodorkan makanan, dia tidak memakannya atau
hanya mengendusnya saja.

3. Sering minum tetapi sedikit atau tidak mau minum.

4. Biasanya suka bermain dan periang, tiba-tiba menjadi pendiam dan inginnya hanya
duduk-duduk.

5. Beberapa kucing berjalan dengan sangat pelan.

6. Tiba-tiba menjadi tidak banyak bicara dari biasanya, atau lebih banyak bicara dari
biasanya.

7. Demam.

Sementara untuk kasus kucingku, tiba-tiba bawel rewel dan manja. Padahal biasanya dia
independen dan mandiri bahkan sering gasuka dielus. Jadi, apabila ada perilaku kucing yang
mendadak berubah, jangan pernah diremehkan.
Gejala Distemper Kucing Selanjutnya
Setelah menunjukan tanda-tanda awal Distemper, gejala selanjutnya akan terus bermunculan
secara acak (dan tidak semua gejala akan muncul). Tanpa bantuan dokter, diagnosa Distemper
cenderung susah dan sering disalah artikan sebagai penyakit lain. Padahal, pada tahap ini apabila
tidak ditangani segera, kucing akan mati dalam waktu 4-5 hari.

1. Muntah. Muntah bisa berupa cairan bening, buih atau makanan yang telah ia makan.
Banyak dari kita yang mengira si kucing keracunan.

2. Diare/Mencret/BAB lembek/BAB cair/BAB darah.

3. Dehidrasi. Sehingga kadang suka pergi ke kamar mandi atau keset yang lembab atau
tempat dan benda-benda lembab lainnya.

4. Munculnya ‘third eyelid’ pada ujung mata kucing (ujung yang deket hidung).

5. Rambut kucing terlihat tidak biasa/kasar/kusut/atau terlihat matte.

6. Beberapa kucing mengalami malfungsi hati sehingga terjadi Jaundice atau kekuningan
disekitar telinga/leher/mulut/wajah.

7. Kadang kucing menjilati perutnya karena merasa kesakitan (menjilatinya ga biasa, ga


kayak pas dia lagi jilat-jilat bersihin badan). Kucing juga sering menahan posisi untuk
mengindari rasa sakit (biasanya duduk2 kayak gambar kucing dibawah ini).

8. Kejang. Karena Virus Parvo telah menyerang otaknya.

Third Eyelid : selaput muncul diujung mata, menandakan kondisinya sedang tidak baik
Berperang Melawan Distemper
Untuk Pencegahan
Pencegahan melawan Distemper akan jauh lebih baik daripada pengobatan (apalagi jika ada
riwayat kucing sakit dan mati dirumah). Karena biayanya jauh lebih murah dan kucing yang survive
dari FPV-pun sudah terlanjur rusak beberapa bagian tubuhnya.

1. Cara terbaik melawan FPV adalah mencegahnya dengan vaksin. Biasanya setelah usia 1
tahun kucing dianjurkan untuk vaksinasi.

2. Jangan menganggap remeh perilaku tidak biasa si kucing.

3. Selalu menjaga daya tahan tubuh kucing dengan memberi suplemen (harus teratur).
Suplemen bisa dibeli di petshop. Pilihan lain dengan memberikan Stimuno Anak, VCO atau
minyak ikan.

4. Awasi kesehatan kucing apabila musim pancaroba atau musim hujan datang, jangan
biarkan kedinginan.

Untuk Pengobatan
1. Apabila terlihat gejala, segera bawa kucing ke dokter. Mintakan injeksi untuk
menaikkan antibodi dan injeksi untuk anti muntah (apabila sudah muntah). Mintakan
juga, infus intravena rawat jalan. Apabila dokter memberi obat, tanyakan dengan detil
obat itu berfungsi sebagai apa, sehingga kekurangan dari obat bisa kita tutupi sendiri.

2. FPV bukan penyakit main-main, harus ditangani secara serius dan diamati
perkembangannya tiap jam. Pada dasarnya, menangani penyakit ini adalah dengan
menjaga dan menaikkan daya tahan tubuh, serta mengatasi komplikasi yang disebabkan
Virus Parvo (dehidrasi, diare, malfungsi hati dsbg) karena belum ada obatnya.

3. Jadwalkan makan setiap 2-4 jam. Apabila muntah, berikan makan lebih sedikittetapi
lebih sering dan vice versa. Apabila tidak mau makan, harus dipaksadengan bantuan
suntikan (sudah dilepas jarumnya, beli di petshop). Apabila hanya makan sedikit, berikan
makanan yang lebih kuat rangsangannya (Pakan basah, Royal Canin (punya bau yang
paling disukai kucing diantara pakan kucing lainnya, kusarankan dalam kondisi seperti ini
gunakan produk RC yang ini https://www.royalcanin.com/products/royal-canin-
veterinary-diet-feline-and-canine-recovery-rs-canned-cat-food-and-canned-dog-food-
5.8-oz-loaf-in-gel-24-cans-case-/260205)). Karena usus si kucing jadi lebih lemah,
selalu haluskanmakanan dengan blender.

4. Jadwalkan minum setiap 1 jam. Dehidrasi akan membuat kucing semakin lemas. Paksa jika
tidak mau minum sendiri, berikan minum sebanyak 6 suntikan kecil tiap jam. Dan karena
masalah diare yang diakibatikan FPV, berikan minum berupa oralit tanpa rasa (beli di
apotek). Apabila kucing sudah berhenti diare dan keadannya membaik, oralit bisa diganti
dengan Pocari.
5. Kalo yang ini murni pengalaman pribadi. Karena antibodi adalah satu-satunya harapan
terbesar bagi si kucing untuk melawan penyakitnya, maka terpikirlah memberikannya
Virgin Coconut Oil (VCO). Sifat VCO mudah dicerna dan karena adanya kemiripan dengan
ASI, sehingga dikenal dapat menaikkan daya tahan tubuh. Jadwalkan 1/2 hingga 1
suntikan VCO tiap 1 jam untuk si kucing. Apabila keadaannya membaik, kurangi dosis
secara bertahap hingga menjadi 3x sehari. Kelebihan minyak akan membuat pupnya
lembek.

6. Ini juga murni pengalaman pribadi dan belum ada penelitian ilmiahnya. Karena FPV
pertama kali menyerang tulang, maka si kucing juga aku cekok dengan vitamin D dosis
tinggi dibeli dari apotek.

7. Berikan tempat yang hangat, dan jangan biarkan dia kedinginan (usahakan masukkan
kedalam kandang, agar tidak pergi kemana2). Berikan kain yang lumayan banyak, serta
selimuti si kucing. Isi botol plastik dengan air panas, kemudian selubungi dengan kain dan
taruh didalam kandangnya. Ganti air tiap 2 jam.

8. Jangan baurkan dengan kucing lain. Bedakan semua peralatan makan dan minum. Sering-
sering (sehari minimal 2x) mencuci dan mengganti segala hal yang bersentuhan dengan
kucing penderita, baik itu tempat makan, minum, kandang, kain-kain tempat tidurnya.
Biasanya virus parvo dapat dibunuh dengan larutan pemutih pakaian selama 10 menit
dalam suhu ruangan.

9. Apabila keadaannya membaik, terus pantau. Pemberian VCO (untuk daya tahan) dan
makanan yang dilembutkan terus dilanjutkan.

10. Ada final stage, keadaan dimana Distemper sudah tidak bisa dilawan. Saat apapun yang
dimasukkan akan selalu dimuntahkannya meskipun sedikit dan lembut/cair. Dan saat
itulah bagi kita untuk bersiap mengikhlaskannya :’)

Karena lambannya diagnosa, kucingku yang paling aku cintai sudah meninggal T,T. Orang tuaku
tidak setuju dengan kekhawatiranku dan mengira ia akan bertahan dengan mempuasakan dirinya
secara alami. Oleh karena alasan itu, ia tidak kunjung dibawa ke dokter dan dibiarkan pergi keluar.

Ketika 24 jam tidak pulang, aku menemukannya tertidur untuk selamanya

Semenjak itu orang tuaku menyesal dan aku belajar lebih banyak tentang FPV. Beberapa hari
setelah kepergian kucing yang paling aku cintai, kucingku yang lainnya terkena penyakit FPV juga.
Walaupun dia masih kitten (yatim piatu, udah gaada induknya) tapi akhirnya kondisinya terus
membaik dan sembuh (kayaknya yang berpengaruh besar adalah VCO).

Harusnya kucing distemper itu diopname, diinfus dan blabla. Tapi kayaknya di Indonesia belum
ada pelayanan dokter hewan kayak gitu. Pas aku disaranin rawat inap di petshop aku tolak
mentah-mentah karena dulu udah pernah dan nyatanya ga diapa2in dan tetep mati T,T

Anda mungkin juga menyukai