NPM : 12820051
Kelompok : B1
2016
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER II
NPM : 12820051
Kelompok : B1
2016
BAB I
PENDAHULUAN
kesayangan
1.3 Manfaat
Dengan mampu mendiagnosa dengan tepat penyakit pada kucing, maka akan
mampu memberikan terapi yang tepat sehingga dapat menyembuhkan penyakit yang
2.1 ENTERITIS
Enteritis adalah peradangan pada intestinal, yang dikarakteristikkan adanya
makan, menurunnya kondisi tubuh, dehidrasi dan diare. Perasaan sakit karena adanya
enteritis bersifat bervariasi, tergantung pada jenis hewan yang menderita serta derajat
mengalami perpindahan cairan dan elektrolit secara cepat dari darah ke lumen usus
sehingga terjadi dehidrasi dan shock hipovolemik secara cepat. Kerusakan mukosa usus
dan shock septik atau shock endotoksik diakibatkan terjadinya translokasi dari bakteri
atau toksin bakteri. Natrium dan Kalium hilang bersama dengan hilangnya cairan tubuh
2.2 ETIOLOGI
Alergi pakan, infeksi fungal, bekterial, atau parasit dan neoplasma sering menjadi
penyebab terjadinya enteritis (Boothe, 2001). Beberapa bakteri penyebab antara lain
Escherichia coli, Salmonella sp., Campylobacter jejuni, Clostridium perfringens, parasit
akibatnya penyerapan nutrisi pada usus halus berkurang sehingga vili usus menjadi
rusak dan kerja usus menjadi lebih meningkat sehingga mengeluarkan banyak cairan.
Jumlah air yang tidak terserap jadi lebih banyak hingga konsistensi tinja jadi lebih encer
dan pengeluarannya menjadi lebih sering serta banyak (terjadi diare) (Subronto, 1995).
Gejala klinis yang sering dijumpai pada enteritis seperti diare disertai atau tanpa
muntah, demam, anoreksia, depresi dan sakit pada abdomen (Nelson, R.W. dan Couto,
C.G., 2003). Enteritis kronis, dapat mengakibatkan kekurusan dengan feses cair,
berdarah, lendir atau ada reruntuhan jaringan yang jumlahnya mencolok. Enteritis akut
selalu disertai dengan oligouria atau anuria, dan disertai dengan menurunnya nafsu
makan, anoreksia total maupun parsial. Pada radang kronis biasanya nafsu makan tidak
penyakit intestinal kibat parasit yang lain (Ancylostoma sp) (Subronto, 1995).
2.4 PENGOBATAN
dapat dikurangi dengan pemberian analgesika atau transquilizer. Pemberian cairan faali
maupun elektrolit mutlak diberikan unutuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian
(boothe, 2001).
BAB III
MATERI DAN METODE
bahan seperti hammer atau palu reflex, penlight, thermometer, stetoskop, meja operasi
Hammer atau Palu Reflex digunakan untuk memeriksa kemampuan reflex dari
bagian-bagian tertentu tubuh. Biasa juga disebut dengan alat perkusi. Cara
ingiin dilihat refleksnya ataupun pada daerah yang akan didengar ada tidaknya suara
resonan ataupun suara pekak normal pada beberapa bagian tubuh hewan (Adillah dkk,
2014)
kontraksi/dilatasi pupil, juga bisa digunakan pada beberapa daerah yang berongga. Cara
bawahnya atau ditekan pada kepala penlight (tergantung dari jenisnya), arahkan
cahayanya pada bagian yang akan diamati atau diperiksa (Adillah dkk, 2014).
Thermometer digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Terbagi atas 3 jenis yaitu,
thermometer air raksa, thermometer digital dan thermometer infra merah. Adapun
thermometer air raksa dan thermometer digital memiliki perbedaan pada pengukurnya.
Untuk thermometer digital, jika suhu tubuh sudah didapat maka alat tersebut akan
mengeluarkan bunyi dengan sendirinya. Sedangkan thermometer raksa sendiri
deteksinya memakan waktu yang lama, sehingga kurang efisien untuk digunakan. Cara
menggunakannya yaitu dengan menempelkan pada rectum atau anus hewan lalu tunggu
umumnya pada bagian tubuh yang berongga. Misalnya pada bagian thorax dan
abdomen. Pada bagian thorax dapat didengarkan suara jantung dan suara paru-paru
(resonan atau pekak). Dan pada bagian abdomen digunakan untuk mendengar suara
gerakan rumen pada hewan besar, detak jantung janin jika dalam keadaan bunting
intercostalis jika yang ingin diperiksa adalah jantung. Pastikan pasien dalam keadaan
pemeriksaan dan operasi pada hewan seperti anjing, kambing, atau ternak lainnya,
Alkohol merupakan senyawa kimia yang mengandung satu maupun lebih dari satu
gugus fungsi hidroksil. Golongan alkohol sendiri dibedakan menjadi primer, sekunder
dan juga tersier. Alkohol disebut dengan alkanol. Berikut ini adalah fungsi dari alcohol:
(1) sebagai pelarut, fungsi positif alkohol yang belum banyak diketahui oleh masyarakat
luas adalah alkohol banyak digunakan sebagai bahan pelarut. Alkohol ini digunakan
untuk melarutkan kosmetik berupa astringent dalam bentuk bedak yang cair; (2) sebagai
antiseptic, antiseptik yang ada di pasaran Indonesia hanyalah sabun antiseptik yang bisa
digunakan untuk mencuci tangan yang terkena kuman. Ternyata alkohol juga memiliki
kandungan antiseptik yang bisa digunakan untuk mensterilisasi dari kuman. Dunia
digunakan. (3) bahan bakar, Tidak hanya bensin dan minyak tanah saja yang bisa
digunakan untuk bahan bakar, namun alkohol pun bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat panas pada alkohol dan senyawa kimia didalamnya membuat alkohol bisa
digunakan sebagai bahan bakar dan sifatnya mudah terbakar. Untuk menjadikannya
bahan bakar, alkohol harus dicampurkan dengan bahan yang lainnya seperti etanol dan
metanol. Alkohol berupa spritus sangat efektif untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Untuk penggunaannya harus hati-hati sebab sangat beracun jika sampai terminum, jika
terkena mata bisa menyebabkan kebutaa permanen; (4) membuat bahan kimia lain,
alkohol bisa digunakan sebagai bahan pembuatan untuk senyawa kimia lainnya misal
digunakan sebagai pembuatan keasaman cuka; (5) Antibeku, fungsi alkohol lainnya
adalah bisa digunakan sebagai zat antibeku. Alkohol dengan jenis etilen glikol atau
etanadiol biasa digunakan sebagai zat antibeku untuk air radiator mobil di negara yang
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, mencium atau membaui, serta mengukur dan
laksana jalan atau surat jalan bagi hewan yang akan dibawa dari satu tempat ke tempat
lain. Fungsi lain dari sinyalmen adalah pencantuman status kesehatan hewan di surat
kesehatan hewan atau surat statuus vaksinasi yang telah dijalaninya. Fungsi ketiga
adalah identitas diri di dalam rekam medic kerumahsakitan (Adillah dkk, 2014)
Anamnesis adalah berita atau keterangan atau lebih tepatnya keluhan klien atau
mungkin dari pemilik hewan untuk memperoleh peneguhan diagnosis (Adillah dkk,
2014)
terhadap keadaan pasien. Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Teknik inspeksi dilakukan ketika pertama kali bertemu
pasien dan yang diamati yaitu tingkah laku dan keadaan tubuh pasien serta hal umum
dan khusus, misalnya dengan melihat semua orifisium eksternal. Inspeksi bisa dilakukan
sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir
dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari palpasi adalah untuk mengetahi bagian
yang terasa nyeri serta perubahan patologi pada organ (konsistensi, elastisitas, keras).
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan
perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan
vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(udara, cairan, atau zat padat). Organ yang bisa diperkusi adalah dada (paru-paru dan
jantung), rongga abdomen, sinus paranasal, dan emfisime subkutan. Alat bantu yang
bisa digunakan adalah pleximeter dan plexor. Perkusi pada hewan besar susah untuk
dilakukan karena organ dalam terlalu besar, jaringan di atas organ tebal karena terdapat
alat bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat mendengar
bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
Auskultasi terbagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung adalah
telinga langsung menempel di bagian yang diperiksa sedangkan tidak langsung adalah
AMBULATOIR
ANAMNESIS : Diare, minum di kamar mandi, belum vaksin, belum diberi obat
cacing
STATUS PRAESENS :
1. Keadaan Umum :
a. Ekspresi Muka : Ceria b. Kondisi Tubuh : Pincang
kaki belakng sebelah kiri
2.
a. Frekuensi Nafas :76x/menit b. Frek. Pulsus : 80x/menit
c. Temp : 39C
4. Selaput Lendir :
a. Mukosa Mata : berwarna pucat b. Mukosa Mulut: lembab, CRT 2 detik
7. Peredaran Darah : Auskultasi Jantung (systole (lup) dan diastole (dup) : dapat
dibedakan)
8. Pencernaan :
a. Inspeksi dan palpasi rongga mulut : Baik (normal)
b. Aspeksi rongga mulut : bau makanan c. Palpasi oespohagus : tidak ada
Pembengkakan
10. Syaraf
a. Reflek Pupil : normal b. Reflek palpebrae : normal c. Reflek kaki : kaki
kiri belakang tidak
ada respon
DIAGNOSA : ENTERITIS
R/ Inj
Oxytetracycline 0,25 cc
B-Complex 0,30 cc
Neurobion
Dexamethason
S.d.c.form
R/ Amoxicillin 500 mg
B-Complex 50 mg
m.f.pulv. da. in. caps . t.d No.X
S.b.d.d.Caps. I
Gram (+) dan Gram (-), termasuk yang resisten terhadap Penicillin.
KOMPOSISI :
Setiap ml mengandung :
Oxytetracycline .50 mg
1. Unggas : CRD (ngorok), korisa (snot, pilek, muka bengkak), kolera (berak hijau),
infeksi bakteri Gram (-) dan Gram (+) yang resisten terhadap Penicillin.
2. Hewan besar (sapi, kuda, kerbau, domba, kambing, babi) : Pneumonia, septicemia
epizootica, leptospirosis, anthrax, foot rot, bacterial enteritis, metritis, mastitis, calf
scours, anaplasmosis, erysipelas (diamond skin disease), scours pada anak babi dan
3. Hewan kecil (anjing, kucing) :Distemper complex, infeksi saluran pencernaan dan
Obat disuntikkan secara intramuskuler (tembus daging/otot) atau subkutan (bawah kulit)
Ayam:
petelur umur 1- 2 bulan/ ayam broiler berat 0,2 0,6 kg: 0,2 0,4 ml
petelur umur 2 3 bulan/ ayam broiler berat 0,6 1,0 kg: 0,4 0,7 ml
petelur umur lebih dari 4 bulan/ ayam broiler berat lebih dari 1,5 kg: 1ml
Sapi:
anak sapi : 0,05 ml/kg BB.
sapi dewasa: 0,03 ml/kg BB.
Babi:
berat 40 kg: 1 2 ml
berat 40 75 kg: 2 3 ml
berat lebih dari 75 kg: 3 5 ml
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini, kucing selamet terkena penyakit enteritis. Ada beberapa hal yang
sering menjadi penyebabterjadinya penyakit enteritis pada kucing antara lain alergi
pakan, infeksi fungal, bekterial, atau parasit dan neoplasma. Gejala klinis yang sering
dijumpai pada enteritis adalah diare disertai atau tanpa muntah, demam, anoreksia,
depresi dan sakit pada abdomen. Rasa sakit yang terus menerus dapat dikurangi dengan
mutlak diberikan unutuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian antibiotik dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat pertumbuhan bakteri yang
Adillah, H., M.I. Djamil., E. Augusta., A.A. Karlina., S. Nurfitriani. 2014. Pengenalan
Alat Diagnostik Klinik. Program Studi Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Boothe, D.M. 2001. Small Animal Clinical Pharmacology and Therapeutics. Toronto:
W.B. Saunders Company. Pp. 150, 154, 272,
Nelson, R.W. and Couto C.G. 2003. Small Animal Internal Medicine 3th ed. St. Louis
Missouri: Mosby.
Subronto, 1995, Ilmu Penyakit Ternak I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Subronto dan Tjahajati, I. 2008. Ilmu Penyakit Ternak III: Farmakologi Veteriner,
Farmakodinamika dan Farmakokinesis, Farmakologi Klinis. Yogyakarta:
Gadjahmada University Press.
Tilley, L.P. and Smith F.W.K. 2000. The 5-minute Veterinary Consult, Ver. 2.0. USA:
Lippincott Williams and Wilkins.
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER II
NPM : 12820051
Kelompok : B1
BAB I
PENDAHULUAN
kesayangan
1.3 Manfaat
Dengan mampu mendiagnosa dengan tepat penyakit pada kucing, maka akan
mampu memberikan terapi yang tepat sehingga dapat menyembuhkan penyakit yang
Flu kucing adalah penyakit yang biasanya terjadi karena infeksi biasanya
dikombinasikan dengan bakteri atau virus-virus lainnya. Penyakit kucing sering terjadi
pada kucing, mau kucing dewasa ataupun anak kucing, walau kucing dewasa sistem
kekebalan tubuhnya kuat, tetapi tidak dipungkiri untuk terserang penyakit flu. Flu
kucing dapat dicegah dengan vaksinasin rutin. Flu kucing walau jarang membuat angka
kematian, tetapi kondisi flu kucing sangat fatal bila terjadi kepada anak kucing. Kucing
dewasapun akan terlihat jika terserang flu berkepanjangan, dari bersin-bersin, dan
hidung basah itu gejala kecil yang terjadi terhadap kucing (Tan, 2014)
Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum
divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang
menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila menyerang
penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup lama.Oleh karena itu
2.2 ETIOLOGI
Flu kucing atau cat flu merupakan penyakit flu yang biasa ada pada kucing.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi Feline Herpes Virus-1 (FHV-1),
Feline Viral Rhinotracheitis, ataupun calicivirus. Virus jenis tersebut tidak menular pada
manusia (Little 2008). Walaupun pada kucing dewasa flu kucing tidak terlalu
berbahaya, namun bila menyerang anak kucing dapat bersifat fatal yang dapat
menyebabkan kematian. Penyebab flu pada kucing bisa juga karena terserang bakteri
2.3 EPIDEMIOLOGI
Seperti halnya penyakit flu pada manusia, flu kucing juga menyebar melalui air
liur, cairan bersin/droplet yang mengandung virus. Droplet ini tersebar melalui bersin,
kontak langsung atau tidak langsung melalui peralatan (tempat makanan, minuman,
kandang, dll) yang tercemar virus. Kontak tidak langsung juga dapat terjadi melalui
sentuhan manusia, oleh karena itu cucilah tangan dengan sabun/antiseptik setelah
memegang kucing sakit agar tidak menulari kucing lain. Masa inkubasi penyakit ini
dapat mencapai 3 minggu, artinya kucing bisa saja tidak menunjukkan gejala sakit flu
hingga 3 minggu sejak virus menyerang. Selama 3 minggu tersebut kucing bisa saja
Ciri ciri atau gejala cat flu, Feline Herpes Virus-1 (FHV-1) merupakan penyakit
yang paling serius, nama lainnya adalah Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) (Davison
et al . 2009). Feline Herpes Virus menginfeksi selaput mata, lapisan faring, hidung,
sinus, dan tenggorokan (Povey 1979). Ciri atau gejala yang paling umum dari infeksi
karenakan adanya infeksi sekunder), kadang kadang bisa berkembang menjadi corneal
ulcer. Bersin, rhinitis (radang yang mengakibatkan keluarnya cairan dari hidung,
awalnya keluar cairan bening, kemudian berubah menjadi tebal dan hijau seiring
Cat flu yang disebabkan oleh Feline Calicivirus (FCV) mempunyai gejala klinis
yang beragam karena FCV memiliki strain yang cukup banyak (Radford et al . 2009).
Kucing dengan infeksi FCV akan mengalami gejala yang ulcerasi pada mulut dan lidah,
palatum, bibir, keluar discharge dari hidung dan mata (Cai et al . 2002), gingivitis
(radang gusi), infeksi pada membran mata tetapi tidak menimbulkan ulcer, demam,
depresi, nafsu makan menurun, pneumonia muncul jika ada infeksi sekunder, nyeri
sendi, ada beberapa yang mengakibatkan ulcer pada paw (Coyne et al . 2006).
spesies dan yang penting, adalah penyebab utama dari kennel cough (tracheobronchitis)
pada anjing. Gejala ringan hingga berat yang menandakan flu pada kucing adalah :
- Tampak lemah, lesu, diikuti dengan batuk, mata merah dan berair.
- Sudut kelopak mata mengeluarkan belek, kucing tidak dapat membuka mata karena
lengket.
2.5 DIAGNOSA
Diagnosa kasus cat flu sulit untuk dilakukan karena banyaknya gejala klinis yang
dapat ditunjukkan oleh kucing sakit sehingga banyak pula differential diagnosanya.
Cara Dalam beberapa kasus, seekor kucing bisa saja diinfeksi oleh lebih dari satu jenis
virus. Metode tradisional untuk mendiagnosa FHV-1 atau FCV adalah mengisolasi virus
dalam kultur sel. Cara mendiagnosa kucing terkena cat flu yang paling efektif adalah
dalam darah tidak begitu efektif, karena banyak kucing yang mendapatkan antibodi dari
Penyakit Feline Rhinotracheitis memiliki gejala yang hampir sama dengan infeksi
Calicivirua dan Panleukopenia. Pada Panleukopenia gejala yang terlihat adalah gejala-
gejala dari traktus digestivus, muntah-muntah dan diare. Pada Panleukopenia ditemukan
leukopeni yang parah sedangkan FVR sekali-kali ditemukan leositiosis. Pada infeksi
Calicivirus maka rhinitis biasanya bersifat mucus dan jarang berubah menjadi purulent.
tidak begitu efektif. Antivirus yang lebih efektif untuk pengobatan FHV adalah
Famciclovir. Pengobatan yang biasanya dilakukan untuk menangani cat flu adalah
sebagai berikut:
oleh bakteri. Obat-obat lain yang diberikan biasanya bertujuan untuk mengurangi
2. Pada kucing dengan kondisi dan gizi yang bagus, penyakit flu ini akan sembuh
sendiri dalam waktu 2-3 minggu. Meskipun kucing tidak mau makan, usahakan ada
makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan cara disuapi, agar kucing tersebut
tetap mempunyai energi dan nutrisi yang baik untuk memerangi virus flu.
3. Untuk mata yang berair atau mengeluarkan kotoran mata tanpa disertai nanah,
basuh mata dengan kapas yang dibasahi air hangat, kemudian dilap dengan tissue
kering. Sedangkan untuk mata yang mengalami ulcer diobati dengan menggunakan
dan kandang kucing serta mengkarantina kucing dari kucing-kucing lain supaya
tidak menular.
Pada beberapa kasus yang disertai infeksi, masa penyembuhannya dapat berlangsung
lebih lama.
2.7 PENCEGAHAN
- Pemberian vaksinasi yang benar dan tepat, biasanya untuk vaksinasi awal anak
kucing sebelum terinfeksi (sering pada usia 6-8 minggu). Vaksinasi lebih
Pada kucing yang rutin divaksinasi, meskipun terserang flu biasanya tidak parah
- Kucing yang terinfeksi harus di isolasi (di dipisah dengan kucing yang sehat).
- Penularan lewat kontak antar sesama kucing yang terinfeksi dengan yang sehat
seperti cairan dari hidung dan mata, bersin, tempat makan, manusia (bekas kontak
- Biasakan mencuci tangan dan mengganti baju kita setelah kontak dengan kucing
yang terinfeksi.
BAB III
MATERI DAN METODE
Pada pemeriksaan pasien, materi pemeriksaan yang digunakan meliputi alat dan
bahan seperti hammer atau palu reflex, penlight, thermometer, stetoskop, meja operasi
Hammer atau Palu Reflex digunakan untuk memeriksa kemampuan reflex dari
bagian-bagian tertentu tubuh. Biasa juga disebut dengan alat perkusi. Cara
ingiin dilihat refleksnya ataupun pada daerah yang akan didengar ada tidaknya suara
resonan ataupun suara pekak normal pada beberapa bagian tubuh hewan (Adillah dkk,
2014)
kontraksi/dilatasi pupil, juga bisa digunakan pada beberapa daerah yang berongga. Cara
bawahnya atau ditekan pada kepala penlight (tergantung dari jenisnya), arahkan
cahayanya pada bagian yang akan diamati atau diperiksa (Adillah dkk, 2014).
Thermometer digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Terbagi atas 3 jenis yaitu,
thermometer air raksa, thermometer digital dan thermometer infra merah. Adapun
thermometer air raksa dan thermometer digital memiliki perbedaan pada pengukurnya.
Untuk thermometer digital, jika suhu tubuh sudah didapat maka alat tersebut akan
mengeluarkan bunyi dengan sendirinya. Sedangkan thermometer raksa sendiri
deteksinya memakan waktu yang lama, sehingga kurang efisien untuk digunakan. Cara
menggunakannya yaitu dengan menempelkan pada rectum atau anus hewan lalu tunggu
umumnya pada bagian tubuh yang berongga. Misalnya pada bagian thorax dan
abdomen. Pada bagian thorax dapat didengarkan suara jantung dan suara paru-paru
(resonan atau pekak). Dan pada bagian abdomen digunakan untuk mendengar suara
gerakan rumen pada hewan besar, detak jantung janin jika dalam keadaan bunting
intercostalis jika yang ingin diperiksa adalah jantung. Pastikan pasien dalam keadaan
pemeriksaan dan operasi pada hewan seperti anjing, kambing, atau ternak lainnya,
Alkohol merupakan senyawa kimia yang mengandung satu maupun lebih dari satu
gugus fungsi hidroksil. Golongan alkohol sendiri dibedakan menjadi primer, sekunder
dan juga tersier. Alkohol disebut dengan alkanol. Berikut ini adalah fungsi dari alcohol:
(1) sebagai pelarut, fungsi positif alkohol yang belum banyak diketahui oleh masyarakat
luas adalah alkohol banyak digunakan sebagai bahan pelarut. Alkohol ini digunakan
untuk melarutkan kosmetik berupa astringent dalam bentuk bedak yang cair; (2) sebagai
antiseptic, antiseptik yang ada di pasaran Indonesia hanyalah sabun antiseptik yang bisa
digunakan untuk mencuci tangan yang terkena kuman. Ternyata alkohol juga memiliki
kandungan antiseptik yang bisa digunakan untuk mensterilisasi dari kuman. Dunia
digunakan. (3) bahan bakar, Tidak hanya bensin dan minyak tanah saja yang bisa
digunakan untuk bahan bakar, namun alkohol pun bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat panas pada alkohol dan senyawa kimia didalamnya membuat alkohol bisa
digunakan sebagai bahan bakar dan sifatnya mudah terbakar. Untuk menjadikannya
bahan bakar, alkohol harus dicampurkan dengan bahan yang lainnya seperti etanol dan
metanol. Alkohol berupa spritus sangat efektif untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Untuk penggunaannya harus hati-hati sebab sangat beracun jika sampai terminum, jika
terkena mata bisa menyebabkan kebutaa permanen; (4) membuat bahan kimia lain,
alkohol bisa digunakan sebagai bahan pembuatan untuk senyawa kimia lainnya misal
digunakan sebagai pembuatan keasaman cuka; (5) Antibeku, fungsi alkohol lainnya
adalah bisa digunakan sebagai zat antibeku. Alkohol dengan jenis etilen glikol atau
etanadiol biasa digunakan sebagai zat antibeku untuk air radiator mobil di negara yang
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, mencium atau membaui, serta mengukur dan
laksana jalan atau surat jalan bagi hewan yang akan dibawa dari satu tempat ke tempat
lain. Fungsi lain dari sinyalmen adalah pencantuman status kesehatan hewan di surat
kesehatan hewan atau surat statuus vaksinasi yang telah dijalaninya. Fungsi ketiga
adalah identitas diri di dalam rekam medic kerumahsakitan (Adillah dkk, 2014)
Anamnesis adalah berita atau keterangan atau lebih tepatnya keluhan klien atau
mungkin dari pemilik hewan untuk memperoleh peneguhan diagnosis (Adillah dkk,
2014)
terhadap keadaan pasien. Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Teknik inspeksi dilakukan ketika pertama kali bertemu
pasien dan yang diamati yaitu tingkah laku dan keadaan tubuh pasien serta hal umum
dan khusus, misalnya dengan melihat semua orifisium eksternal. Inspeksi bisa dilakukan
sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir
dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari palpasi adalah untuk mengetahi bagian
yang terasa nyeri serta perubahan patologi pada organ (konsistensi, elastisitas, keras).
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan
perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan
vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(udara, cairan, atau zat padat). Organ yang bisa diperkusi adalah dada (paru-paru dan
jantung), rongga abdomen, sinus paranasal, dan emfisime subkutan. Alat bantu yang
bisa digunakan adalah pleximeter dan plexor. Perkusi pada hewan besar susah untuk
dilakukan karena organ dalam terlalu besar, jaringan di atas organ tebal karena terdapat
alat bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat mendengar
bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
Auskultasi terbagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung adalah
telinga langsung menempel di bagian yang diperiksa sedangkan tidak langsung adalah
AMBULATOIR
STATUS PRAESENS :
1. Keadaan Umum :
4. Selaput Lendir :
a. Mukosa Mata : pink b. Mukosa Mulut : pink, CRT 2 detik
c. Anus : normal
6. Pernafasan :
Auskultasi : Tipe Pernafasan pada kucing Bronchial
7. Peredaran Darah : Auskultasi Jantung (systole (lup) dan diastole (dup) : dapat
dibedakan)
8. Pencernaan :
a. Inspeksi dan palpasi rongga mulut : Baik (normal)
10. Syaraf
a. Reflek Pupil : normal b. Reflek palpebrae : normal c. Reflek kaki : normal
Dari hasil pemeriksaan klinik yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
Ranitidin 250 mg
B-Complex 50 mg
m.f.pulv.da.in.caps.t.d.No.X
S.b.d.d.Caps.I
# paraf
S.d.c form
# paraf
setelah penyuntikan.
KOMPOSISI :
Setiap ml mengandung :
Oxytetracycline .50 mg
1. Unggas : CRD (ngorok), korisa (snot, pilek, muka bengkak), kolera (berak hijau),
infeksi bakteri Gram (-) dan Gram (+) yang resisten terhadap Penicillin.
2. Hewan besar (sapi, kuda, kerbau, domba, kambing, babi) : Pneumonia, septicemia
epizootica, leptospirosis, anthrax, foot rot, bacterial enteritis, metritis, mastitis, calf
scours, anaplasmosis, erysipelas (diamond skin disease), scours pada anak babi dan
3. Hewan kecil (anjing, kucing) :Distemper complex, infeksi saluran pencernaan dan
Obat disuntikkan secara intramuskuler (tembus daging/otot) atau subkutan (bawah kulit)
Komposisi:
Tiap 100 ml mengandung:
Vitamin B1.......................................250 mg
Vitamin B2.......................................125 mg
Vitamin B6.......................................125 mg
Nicotinamide....................................250 mg
Ca-D-Panhotenada...........................250 mg
Ayam:
petelur umur 1- 2 bulan/ ayam broiler berat 0,2 0,6 kg: 0,2 0,4 ml
petelur umur 2 3 bulan/ ayam broiler berat 0,6 1,0 kg: 0,4 0,7 ml
petelur umur lebih dari 4 bulan/ ayam broiler berat lebih dari 1,5 kg: 1ml
Sapi:
anak sapi : 0,05 ml/kg BB.
sapi dewasa: 0,03 ml/kg BB.
Babi:
berat 40 kg: 1 2 ml
berat 40 75 kg: 2 3 ml
berat lebih dari 75 kg: 3 5 ml
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini, kucing terkena Influenza (Flu Kucing). Penyakit ini dapat
disebabkan oleh adanya infeksi Feline Herpes Virus-1 (FHV-1), Feline Viral
Rhinotracheitis, ataupun calicivirus. Flu kucing menyebar melalui air liur, cairan
bersin/droplet yang mengandung virus. Droplet ini tersebar melalui bersin, kontak
langsung atau tidak langsung melalui peralatan (tempat makanan, minuman, kandang,
dll) yang tercemar virus. Gejala klinis dari penyakit ini adalah conjunctivitis (mata
bengkak, merah disertai adanya kotoran mata penuh dengan cairan kental seperti nanah,
hal ini di karenakan adanya infeksi sekunder), kadang kadang bisa berkembang menjadi
corneal ulcer. Bersin, rhinitis (radang yang mengakibatkan keluarnya cairan dari
hidung, awalnya keluar cairan bening, kemudian berubah menjadi tebal dan hijau
depresi, kehilangan nafsu makan. Untuk terapi pengobatan, pemberian antibiotik lebih
bersifat mencegah infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Obat-obat lain yang
diberikan biasanya bertujuan untuk mengurangi gejala flu seperti menurunkan panas,
Selebihnya sangat tergantung pada sistem kekebalan tubuh kucing itu sendiri.
pencegahan dilakukan dengan cara Pemberian vaksinasi yang benar dan tepat, biasanya
untuk vaksinasi awal anak kucing sebelum terinfeksi (sering pada usia 6-8 minggu).
Vaksinasi lebih bersifat pencegahan.Vaksinasi rutin tidak 100 % melindungi kucing
dari penyakit. Pada kucing yang rutin divaksinasi, meskipun terserang flu biasanya tidak
Adillah, H., M.I. Djamil., E. Augusta., A.A. Karlina., S. Nurfitriani. 2014. Pengenalan
Alat Diagnostik Klinik. Program Studi Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Coyne KP, Jones BR, Kipar A, Chantrey J, Porter CJ, Barber PJ, Dawson S, Gaskell
RM, Radford AD. 2006. Lethal outbreak of disease associated with feline
calicivirus infection in cats. Vet Rec. 158: 544 550.
Davison AJ, Eberle R, Ehlers B, Hayward GS, McGeoch DJ, Minson AC, Pellett PE,
Roizman B, Studdert MJ, Thiry E. 2009. The order Herpesvirales. Arch
Virol. 154: 171 177.
Little S. 2008. Feline herpevirus and calicivirus. The Winn Feline Foundation.
NPM : 12820051
Kelompok : B1
2016
BAB I
PENDAHULUAN
kesayangan
1.3 Manfaat
Dengan mampu mendiagnosa dengan tepat penyakit pada kucing, maka akan
mampu memberikan terapi yang tepat sehingga dapat menyembuhkan penyakit yang
2.1 CALICIVIRUS
kucing. Calicivirus tersebar di seluruh dunia dan dapat menyerang semua ras kucing.
2.2 ETIOLOGI
Calicivirus, yaitu virus RNA, yang dulu dikenal sebagai Picornavirus. Penyakit ini
biasanya menyerang mulut, hidung, mata sampai ke paru-paru sebagai infeksi lanjutan.
Gejala yang tampak dari infeksi FCV antara lain adalah lethargy, pengerasan
hipersalivasi dan nasal discharge dengan atau tanpa disertai demam dan bersin. Gejala
klinis muncul dari 2-8 hari setelah infeksi virus dan mencapai puncaknya dalam 10 hari
makanan yang masuk maka segera akan mengakibatkan kelemahan dan diikuti
kematian. Pada kejadian infeksi FCV kronis, gejala yang timbul akan tampak ringan
bahkan tidak ada sama sekali. Berdasarkan hasil observasi dan waktu kejadian penyakit
yang bersifat akut. Hal ini terlihat dari gejala klinis yang muncul berupa lemas
anoreksia, sneezing, hipersalivasi, mukosa anemis, discharge pada hidung, anus kotor,
ada ulcer di mulut dan di gusi dan nafas dengan intensitas kuat dan dalam.
2.4 PATOGENESA
Patogenesa dari penyakit FCV yaitu adanya transmisi virus secara langsung dari
kucing terinfeksi kepada kucing sehat atau adanya kontaminasi dari tangan pemilik
ataupun peralatan kandang yang tercemar virus. Rute infeksi biasanya berasal dari
nasal, oral dan conjungtiva. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan segera
bereplikasi di jaringan target yaitu conjunctiva, mukosa mulut, mukosa hidung dan
disebabkan oleh Feline Herpes Virus (FHV). Bersama-sama dengan calicivirus dan
Chlamydia sering menyebabkan Flu pada kucing (cat Flu) (Anonim, 2016a)
2.6 PENGOBATAN
ketidakseimbangan elektrolit pada tubuh hewan karena dehidrasi dan kondisi in-
infeksi sekunder dari bakteri pada saat kondisi tubuh dan imunitas hewan melemah.
memperbaiki proses metabolisme tubuh hewan sehingga meningkatkan kerja otot lebih
2.7 PENCEGAHAN
Pencegahan untuk mengatasi kejadian FCV adalah dengan melakukan vaksinasi
kucing secara teratur setiap tahun. Meskipun tidak 100 % melindungi kucing dari
penyakit, kucing yang sudah divaksinasi mempunyai kemungkinan sembuh yang lebih
tinggi dan cepat. Vaksin Calicivirus dapat mencegah beberapa variant FCV. Vaksin
FCV biasanya terdapat dalam bentuk jamak yaitu digabung bersama vaksin penyakit
virus lainnya, yaitu berupa vaksin polivalen yang terdiri dari FHV, FCV dan
Panleukopenia.
BAB III
MATERI DAN METODE
Pada pemeriksaan pasien, materi pemeriksaan yang digunakan meliputi alat dan
bahan seperti hammer atau palu reflex, penlight, thermometer, stetoskop, meja operasi
Hammer atau Palu Reflex digunakan untuk memeriksa kemampuan reflex dari
bagian-bagian tertentu tubuh. Biasa juga disebut dengan alat perkusi. Cara
ingiin dilihat refleksnya ataupun pada daerah yang akan didengar ada tidaknya suara
resonan ataupun suara pekak normal pada beberapa bagian tubuh hewan (Adillah dkk,
2014)
kontraksi/dilatasi pupil, juga bisa digunakan pada beberapa daerah yang berongga. Cara
bawahnya atau ditekan pada kepala penlight (tergantung dari jenisnya), arahkan
cahayanya pada bagian yang akan diamati atau diperiksa (Adillah dkk, 2014).
Thermometer digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Terbagi atas 3 jenis yaitu,
thermometer air raksa, thermometer digital dan thermometer infra merah. Adapun
thermometer air raksa dan thermometer digital memiliki perbedaan pada pengukurnya.
Untuk thermometer digital, jika suhu tubuh sudah didapat maka alat tersebut akan
mengeluarkan bunyi dengan sendirinya. Sedangkan thermometer raksa sendiri
deteksinya memakan waktu yang lama, sehingga kurang efisien untuk digunakan. Cara
menggunakannya yaitu dengan menempelkan pada rectum atau anus hewan lalu tunggu
umumnya pada bagian tubuh yang berongga. Misalnya pada bagian thorax dan
abdomen. Pada bagian thorax dapat didengarkan suara jantung dan suara paru-paru
(resonan atau pekak). Dan pada bagian abdomen digunakan untuk mendengar suara
gerakan rumen pada hewan besar, detak jantung janin jika dalam keadaan bunting
intercostalis jika yang ingin diperiksa adalah jantung. Pastikan pasien dalam keadaan
pemeriksaan dan operasi pada hewan seperti anjing, kambing, atau ternak lainnya,
Alkohol merupakan senyawa kimia yang mengandung satu maupun lebih dari satu
gugus fungsi hidroksil. Golongan alkohol sendiri dibedakan menjadi primer, sekunder
dan juga tersier. Alkohol disebut dengan alkanol. Berikut ini adalah fungsi dari alcohol:
(1) sebagai pelarut, fungsi positif alkohol yang belum banyak diketahui oleh masyarakat
luas adalah alkohol banyak digunakan sebagai bahan pelarut. Alkohol ini digunakan
untuk melarutkan kosmetik berupa astringent dalam bentuk bedak yang cair; (2) sebagai
antiseptic, antiseptik yang ada di pasaran Indonesia hanyalah sabun antiseptik yang bisa
digunakan untuk mencuci tangan yang terkena kuman. Ternyata alkohol juga memiliki
kandungan antiseptik yang bisa digunakan untuk mensterilisasi dari kuman. Dunia
digunakan. (3) bahan bakar, Tidak hanya bensin dan minyak tanah saja yang bisa
digunakan untuk bahan bakar, namun alkohol pun bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat panas pada alkohol dan senyawa kimia didalamnya membuat alkohol bisa
digunakan sebagai bahan bakar dan sifatnya mudah terbakar. Untuk menjadikannya
bahan bakar, alkohol harus dicampurkan dengan bahan yang lainnya seperti etanol dan
metanol. Alkohol berupa spritus sangat efektif untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Untuk penggunaannya harus hati-hati sebab sangat beracun jika sampai terminum, jika
terkena mata bisa menyebabkan kebutaa permanen; (4) membuat bahan kimia lain,
alkohol bisa digunakan sebagai bahan pembuatan untuk senyawa kimia lainnya misal
digunakan sebagai pembuatan keasaman cuka; (5) Antibeku, fungsi alkohol lainnya
adalah bisa digunakan sebagai zat antibeku. Alkohol dengan jenis etilen glikol atau
etanadiol biasa digunakan sebagai zat antibeku untuk air radiator mobil di negara yang
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, mencium atau membaui, serta mengukur dan
laksana jalan atau surat jalan bagi hewan yang akan dibawa dari satu tempat ke tempat
lain. Fungsi lain dari sinyalmen adalah pencantuman status kesehatan hewan di surat
kesehatan hewan atau surat statuus vaksinasi yang telah dijalaninya. Fungsi ketiga
adalah identitas diri di dalam rekam medic kerumahsakitan (Adillah dkk, 2014)
Anamnesis adalah berita atau keterangan atau lebih tepatnya keluhan klien atau
mungkin dari pemilik hewan untuk memperoleh peneguhan diagnosis (Adillah dkk,
2014)
terhadap keadaan pasien. Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Teknik inspeksi dilakukan ketika pertama kali bertemu
pasien dan yang diamati yaitu tingkah laku dan keadaan tubuh pasien serta hal umum
dan khusus, misalnya dengan melihat semua orifisium eksternal. Inspeksi bisa dilakukan
sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir
dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari palpasi adalah untuk mengetahi bagian
yang terasa nyeri serta perubahan patologi pada organ (konsistensi, elastisitas, keras).
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan
perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan
vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(udara, cairan, atau zat padat). Organ yang bisa diperkusi adalah dada (paru-paru dan
jantung), rongga abdomen, sinus paranasal, dan emfisime subkutan. Alat bantu yang
bisa digunakan adalah pleximeter dan plexor. Perkusi pada hewan besar susah untuk
dilakukan karena organ dalam terlalu besar, jaringan di atas organ tebal karena terdapat
alat bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat mendengar
bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
Auskultasi terbagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung adalah
telinga langsung menempel di bagian yang diperiksa sedangkan tidak langsung adalah
AMBULATOIR
1. Keadaan Umum :
a. Ekspresi Muka : Lesu Kondisi Tubuh : Kurus
4. Selaput Lendir :
a. Mukosa Mata : pucat b. Mukosa Mulut : pucat & ada ulcer, CRT > 2 dtk
6. Pernafasan :
Auskultasi : Tipe Pernafasan pada kucing Bronchial dan terdengar berat
7. Peredaran Darah : Auskultasi Jantung (systole (lup) dan diastole (dup) : dapat
dibedakan) dan frekuensi lebih cepat dari normal
8. Pencernaan :
a. Inspeksi dan palpasi rongga mulut : ada ulcer pada mulut dan berbau nanah
b. Aspeksi rongga mulut : bau nanah c. Palpasi Oesophagus : normal
10. Syaraf
a. Reflek Pupil
b. Reflek palpebrae : normal c. Reflek kaki : normal
DIAGNOSIS : CALICIVIRUS
Dari hasil pemeriksaan klinik yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
Bobby terkena Calicivirua, kemudian dokter memberikan resep :
R/ Inj
Oxytetracycline 0,25 cc Gambar. Pemberian obat injeksi
B-Complex 0,30 cc
setelah penyuntikan.
KOMPOSISI :
Setiap ml mengandung :
Oxytetracycline .50 mg
1. Unggas : CRD (ngorok), korisa (snot, pilek, muka bengkak), kolera (berak hijau),
infeksi bakteri Gram (-) dan Gram (+) yang resisten terhadap Penicillin.
2. Hewan besar (sapi, kuda, kerbau, domba, kambing, babi) : Pneumonia, septicemia
epizootica, leptospirosis, anthrax, foot rot, bacterial enteritis, metritis, mastitis, calf
scours, anaplasmosis, erysipelas (diamond skin disease), scours pada anak babi dan
3. Hewan kecil (anjing, kucing) :Distemper complex, infeksi saluran pencernaan dan
Obat disuntikkan secara intramuskuler (tembus daging/otot) atau subkutan (bawah kulit)
Ayam:
petelur umur 1- 2 bulan/ ayam broiler berat 0,2 0,6 kg: 0,2 0,4 ml
petelur umur 2 3 bulan/ ayam broiler berat 0,6 1,0 kg: 0,4 0,7 ml
petelur umur lebih dari 4 bulan/ ayam broiler berat lebih dari 1,5 kg: 1ml
Sapi:
anak sapi : 0,05 ml/kg BB.
sapi dewasa: 0,03 ml/kg BB.
Babi:
berat 40 kg: 1 2 ml
berat 40 75 kg: 2 3 ml
berat lebih dari 75 kg: 3 5 ml
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini, kucing menderita Felince Calicivirus (FCV). Gejala yang
tampak dari infeksi FCV antara lain adalah lethargy, pengerasan rambut di sekitar mulut
dan hidung, anorexia, in-appetance, oral ulceration, hipersalivasi dan nasal discharge
dengan atau tanpa disertai demam dan bersin. Penyebaran penyakit ini terjadi secara
langsung dari kucing terinfeksi kepada kucing sehat atau adanya kontaminasi dari
tangan pemilik ataupun peralatan kandang yang tercemar virus. Pengobatan dilakukan
melalui pemberian infus ringer lactat, ampicillin, dan biosalamine. Pencegahan untuk
mengatasi kejadian FCV adalah dengan melakukan vaksinasi kucing secara teratur
setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Adillah, H., M.I. Djamil., E. Augusta., A.A. Karlina., S. Nurfitriani. 2014. Pengenalan
Alat Diagnostik Klinik. Program Studi Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba Pada Anjing dan Kucing.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.