Kelompok : A3
Rizka Putri I.E
115130100111012
Evris Hikmat S.
115130100111014
Oman Setiyanto
115130100111015
115130100111016
Veronika Julie V.
115130100111020
115130100111023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diagnosa klinik merupakan ilmu yang mempelajari teknik diagnosis standard
dari suatu penyakit berdasarkan pada pemahaman terhadap normal atau
abnormalnya parameter patofisiologi yang dapat diidentifikasi dari tubuh dengan
menggunakan teknik-teknik diagnosa standard. Dalam menerapkan ilmu
Diagnosa Klinik Veteriner, dokter hewan yang praktik dihadapkan dengan
keadaan di lapangan dengan berbagai kegiatan pelayanan jasa medik veteriner
yang menerapkan tahapan ilmu diagnosa klinik.
Teknik-teknik diagnosis standard haruslah dipahami secara benar agar
mahasiswa dapat menetapkan diagnosis secara akurat dari suatu penyakit
berdasarkan
perubahan-perubahan
parameter
patofisiologis
yang
dapat
Pada praktikum diagnosa klinik kali ini, mahasiswa dapat belajar bagaimana
melakukan prosedur pemeriksaan hewan dan pemberian terapi yang tepat di
Klinik Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Diagnosa Klinik Veteriner yaitu :
1. Dapat melakukan teknik diagnosis standart terhadap kasus di klinik hewan.
2. Dapat mendiagnosa dengan teknik diagnosis standart (diagnosa klinik)
terhadap kasus di Klinik Hewan.
3. Dapat mengerti, memahami dan menjelaskan kasus yang ditemui saat
praktikum di Klinik Hewan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum Diagnosa Klinik Veteriner di Klinik
Hewan yaitu Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan
keadaan di lapangan/Klinik Hewan sehingga memberikan gambaran dan
wawasan bagaimana bekerja di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah suatu kondisi dimana
terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti
vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan
urinasi. Kondisi ini sering terjadi pada kucing muda, bisa jantan ataupun betina,
namun lebih sering terjadi pada kucing jantan. Beberapa factor berkontribusi untuk
penyakit ini termasuk infeksi bacterial dan viral, trauma, adanya kristal di urine, batu
di vesica urine, tumor pada saluran urinaria, dan abnormiltas congenital. Factor yang
berkontribusi terhadap perkembangan FLUTD antara lain:
a. FLUTD dapat disebabkan uretra yang tersumbat oleh semacam pasta,
komposisi material batu atau pasir dan kristal struvite (magnesium
ammonium fosfat), yang berhubungan dengan jumlah garam. Meskipun
Kristal struvit merupakan penyebab utama sumbatan, namun jenis Kristal
lain dapat ditemui. Beberapa sumbatan menyebabkan terbentuknya mucus,
darah, dan sel darah putih.
b. FLUTD dapat dihubungkan dengan kristal-uroith atau batu yang
ditemukan di saluran urinaria. Tipe urolith ervariasi, tergantung dari diet
dan factor pH urine. Dua tipe yang sangat sering ditemukan adalah
struvite
(magnesium
fosfat)
dan
kalsium
oksalat.
Factor
yang
diobati. Luka-luka yang diderita oleh anjing anjing yang mengidap demodex ini,
mengakibatkan anjing anjing ini mengalami kegelisahan serta menurunnya nafsu
makan, sehingga menjadikan Stamina anjing serta nafsu makannya menurun , bahkan
Demam. Penyembuhan penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama dan
diperlukan kesabaran dari pemilik, apa lagi bila penyebaran penyakit demodex ini
lebih dari 50 %, pengobatan ini harus di tuntaskan sampai keakar akarnya, ketekunan
dan kesabaran sangatlah diperlukan bila menghendaki anjing kesayangan sembuh.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Pemeriksaa Fisik
1. Anamnesa
Ada kerontokan dan kebotakan pada bagian kaki depa dan belakang,
kemerahan dan bercak bulat pada punggung. Nafsu makan dan minum
normal, buang air besar dan urinasi normal.
2. Signalemen Hewan
Nama
: Princces
Jenis hewan/kelamin : Anjing/betina
Ras/breed
: Golden Mix
Warna bulu/kulit
: Kuning
Umur
: 1,5 Th
Berat badan
: 28 Kg
Tanda khusus
: Moncong hitam , telinga kebawah
3. Status Present
3.1 Keadaan umum
Perawatan
: Baik Gemuk
Pertumbuhan badan
Sikap berdiri
Suhu tubuh
: 38,50C
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Aspek rambut
Kerontokan
Kebotakan
Turgor kulit
Permukaan kulit
Bau kulit
: Tenang
Pertulangan kepala
: Kompak kuat
Posis kepala
Cilia
Konjungtiva
Cilia
Konjingtiva
Membrana niktitan
: Warna putih
Cornea
Iris
Limbus
Pupil
Reflek pupil
Vasa injeksio
Ukuran
Posisi
: Warna putih
Cornea
Iris
Limbus
Pupil
Reflek pupil
Vasa injeksio
Ukuran
Posisi
Kelembaban
Discharge
Mukosa
Gigi geligi
Lidah
Telinga
Posisi
Bau
Kebersihan
: Bersih
Krepitasi
Reflek panggilan
Leher
Perototan
Trachea
Esophagus
: Tidak teraba
Kelenjar pertahanan
Lymphonodus rethropharingealis
Ukuran
Lobulasi
: Jelas berlobus-lobus
Perlekatan
Konsistensi
: Kenyal
Suhu kulit
Kesimetrisan
3.4 Thoraks
3.5.1 Sistem pernafasan
Inspeksi
Tipe pernafasan
: Costalis
Ritme
Intensitas
: Tiggi
Frekuensi
Trakhea
Batuk
Palpasi
Trakhea
Palpasi intercostals
Perkusi
Lapagan paru-paru
: Rata
Gema perkusi
:-
Auskultasi
Suara pernafasan
: Vesikuler
Inspeksi
Ictus cordis
Perkusi
Lapagan jantung
Auskultasi
Frekuensi
:-
Intensitas
:-
Ritme
:-
:-
Ekstrasistolik
:-
Lapangan jantung
:-
:-
Bentuknya
Legok lapar
Auskultasi
Suara peristaltik lambung
:-
Palpasi
Epigastricus
:-
Mesogastricus
:-
Hipogastricus
:-
:-
:-
Auskultasi
Peristaltik usus
:-
Anus
Sekitar anus
Pembesaran kolon
Kelenjar mammae
Besar
: Kecil
Letak
Bentuk
Kesimetrisan
:-
Penis
:-
Palpasi
Scrotum
:-
Spasmus otot
Tremor
Sudut persendian
Cara bergerak-berjalan
Cara bergerak-berlari
Kestabilan pelvis
Konformasi
Kesimetrisan
Tuber ischii
Tuber coxae
Palpasi
Srtuktur pertulangan
Kaki kiri depan
Limphoglandula poplitea
Ukuran
:-
Konsistensi
:-
Lobulasi
:-
Perlekatan
:-
Suhu kulit
:-
Kesimetrisan
:-
Pemeriksaan lanjutan
Diagnosa
: Demodexosis
Diagnosa banding
Prognosa
: Fausta
Terapi
: Virbamex LA 1,1 cc
Dimedryl
Resep obat
1,2 cc
: R/ Pionicy mg 33
m.f.l.a pulv da in caps dtd no X
S 2dd caps I p.c
Imboost tab No X
S dd tab I p.c
Hari
: Kamis
Tanggal
: 13 November 2014
Catatan
:-
Dokter jaga
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus yang didapat dari pasien anjing jenis Golden Mix bernama Princess di
dapatkan diagnosa yaitu demodekosis dan dermatitis. Langkah-langkah penetapan
Registrasi untuk pasien meliputi breed (ras), sex (jenis kelamin), umur, specific
pattern atau tanda yang menciri.
dinamakan ambulator (Lane and Coper, 2003). Pada kasus diatas didapatkan :
Nama Pemilik
: Ny. Elizabeth
Nama hewan
: Princess
Jenis/ Ras
Umur
: 1,5 tahun
rumah, apakah pernah kontak dengan anjing yang sakit, apakah ada perbedaan dari
awal periksa sampai sekarang, apakah sering diajak exercise di luar rumah, apakah
ada perbedaan tingkah laku. Dan dari berbagai pertanyaan yang diajukan diatas
diperoleh beberapa jawaban bahwa anjing Princess dikandangkan sendiri dengan
keadaan kandang yang bersih dan pemberian pakan yang rutin. Pemilik mempunyai
satu anjing lagi ras cihua-hua yang dipelihara di dalam rumah. Anjing cihua-hua tidak
menderita penyakit kulit dan dalam keadaan sehat, serta tidak pernah kontak langsung
dengan Princess. Princess awalnya sering diajak exercise, namun sekarang sudah
tidak pernah lagi. Pemilik sering memukulnya dengan tujuan agar dapat patuh dan
dapat dilatih. Terdapat perbedaan dari saat pertama kali datang, tanda bulat
kemerahan dikulitnya perlahan menghilang. Terjadi penurunan frekuensi menggaruk
dan penurunan nafsu makan.
Pemeriksaan fisik adalah Pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu system atau suatu organ bagian tubuh dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
menentukan
kelainan
fisik
yang
berhubungan
dengan
penyakit
pasien,
mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan gejala klinis dan riwayat
kesehatan pasien, mendapatkan data untuk menegakkan diagnose, mendapatkan data
fisik untuk menetukan status kesehatan pasien (Usoli,2013).
Pemeriksaan awal dilakukan pengukuran suhu, pulsus, frekuensi nafas dan
juga diukur beart badan pasien. Saat control ke dua ini, Princess mengalami
penurunan berat badan sebesar 2 kg dalm waktu 10 hari yang awalnya 30 kg menjadi
28 kg. dari sini dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan nafsu makan pada
Princess karena pemilik mengatakan bahwa Princess tidak pernah diajak excersice
akhir-akhir ini dan hanya berada dalam kandang.
Pada saat dilakukan inspeksi, didapati bahwa ada beberapa bagian rambut
yang mengalami kebotakan berbentuk bulat-bulat pada punggung, keempat kaki, dan
dibawah moncong. Kulit di area kebotakan berwarna agak kemerahan namun ada
beberapa bagian yang mulai memudar. Saat dipalpasi, bagian rambut yang mengalami
kebotakan terasa kasar dan agak bersisik, namun dalam keadaan kering, tidak terdapat
leleran seperti serous ataupun darah. Sedangkan pemeriksaan pada organ tubuh yang
lain tidak menunjukkan adanya abnormalitas.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan tambahan seperti
USG, ataupun Xray apabila diperlukan untuk memastikan penyebab penyakit. Pada
kasus kali ini tidak dilakukan pemeriksaan tambahan. Setelah dilakukan pemeriksaan,
barulah dilakukan diagnose yang diberikan terhadap suatu penyakit, sehingga dokter
hewan dapat memberikan resep dan membuat prognosis. Diagnosis adalah uraian dari
identitas morfologi suatu penyakit. Dari kasus ini diagnose yang ditegakkan oleh
dokter hewan adalah demodekosis/ scabiosis dan dermatitis. Diagnosa tidak menciri
karena tidak dilakukan pemeriksaan tambahan seperti kerok kulit ataupun dengan
sinar flourescens untuk melihat penyebab pasti dari penyakit. Demodekosis sendiri
adalah penyakit kulit yang disebabkan karena mite (tungau) yang sering menyerang
anjing. Menurut Triakso (2006), ada tiga spesies dalam genus Demodex pada anjing,
Demodex canis, Demodex cornei, dan Demodex injai. Namun species yang paling
sering ditemukan pada anjing adalah Demodex canis. Demodex canis terdapat dalam
jumlah yang kecil pada kulit yang tidak menunjukkan gejala klinis pada anjing sehat.
Dalam kondisi normal, parasit ini tidak membuat kerugian bagi anjing, namun bila
kondisi kekebalan anjing menurun maka demodex akan berkembang menjadi leih
banyak dan menimbukan penyakit kulit.
Gejala klinis demodekosis adalah pada kulit erjadi alopecia, berkerak,
kemerahan, disertai gatal dan sakit jika ada infeksi sekunder. Munculnya demodex
biasanya pada daerah kepala, kaki depan, hidung, ekor dan beberapa anjing ada juga
yang terserang hanya dibagian telapak kaki dan telinga saja. Pada demodekosis
general biasanya lesi terdapat hampir di seluruh tubuh dan biasanya disertai dengan
infeksi sekunder (Dunn, 2008).
Luka pada kulit anjing yang terserang Demodikosis akan dapat didiagnosa
melalui pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit hewan penderita yang diduga
terserang penyakit ini, tampak parasit Demodex canis berbentuk cerutu dengan
ukuran 250-300 m x 400 m. Parasit ini tinggal di folikel rambut dan kelenjar
sebaceus dan siklus hidupnya terjadi pada tubuh induk semang20-35 hari. Hewan
penderita yang sering diserang pada usia anjing di bawah umur 1 tahun namun
demikian pada anjing di atas umur 1 tahun banyak mengalami kejadian infeksi
penyakit ini (Sardjana, 2012).
Prognosis adalah proses suatu kasus penyakit berdasarkan hasil diagnosis.
Terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
-
Sedangkan prognosa dari kasus ini dapat dikatakan fausta karena tingkat kesembuhan
lebih dari 50% dengan terlihatnya kebotakan yang awalnya merah berangsur-angsur
kembali ke warna kulit normal.
Terapi yang digunakan adalah dengan pemberian Virbamec dan duradryl.
Virbamec LA berisi invermectin dengan standart kemurnian tinggi. Digunakan untuk
pengobatan ekto dan endoparasit. Ivermectin merupakan obat anti parasit
berspektrum luas. Ivermectin bekerja melepas GABA (Gamma Amino Butyric Acid)
yang mencegah neurotransmitter. Pada pengobatan tungau, ivermectin tidak dapat
membunuh telur, sehingga harus dilakukan berulang sesuai dengan interval dan dosis.
Interval terapi yang dianjurkan adalah antara 7-14 hari sampai hewan dinyatakan
sembuh dari ektoparasit (Sardjana, 2012). Meskipun memberikan hasil yang baik
terhadap pengobatan demodekosis, Ivermectin tidak boleh digunakan untuk anjing ras
Collie.
Duradryl merupakan antihistamin dalam sediaan bentuk larutan injeksi 15 ml
per ampul yang tiap ml mengandung diphenhydramin HCl 10 mg. Antihistamin
beraksi secara antagonis kompetitif untuk reseptor histamin khusus di dalam jaringan
sel dengan mengikat reseptor sel secara tidak langsung beraksi pada sel. Ikatan
dengan sel akan menyebabkan tidak adanya efek histamin pada sel tersebut.
Diphenhydramine HCl sendiri merupakan antihistamin dari kelas ethanolamine, yang
dapat mengandung sedatif, antimuskarinik, dan antiemetika, sehingga dapat menekan
gejala batuk, serta antihistamin (H1) menekan muntah dan pruritis (Tennant, 2002).
Penggunaan secara i.m jarang menimbulkan efek samping sehingga cara ini paling
sering digunakan.
Penggunaan Dipenhydramin HCl pada kasus demodekosis adalah untuk
mengatasi rasa gatal maupun alergi yang mungkin timbul akibat serangan parasit
demodex pada folikel rambut (Sardjana,2012).
BAB V
KESIMPULAN
FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah suatu kondisi dimana
terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti
vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan
urinasi. Demodex adalah penyakit kulit anjing yang disebabkan oleh protozoa
Demodek follicularumvar canis atau Demodex canis. Tungau / kutu jantan berukuran
lebih dari 0,25 mm, sedangkan betina 0,3 mm. Tungau / kutu ini terdapat pada akar
bulu dan terkadang dikelenjar lemak, hampir seluruh siklus hidup tungau / kutu ini
berada dikulit. Tungau / kutu dewasa yang keluar dipermukaan kulit, mengakibatkan
penularan pada anjing anjing lain.
Terapi pada demodeks dalah dengan pemberian Virbamec dan duradryl.
Virbamec LA berisi invermectin dengan standart kemurnian tinggi. Digunakan untuk
pengobatan ekto dan endoparasit. Ivermectin merupakan obat anti parasit
berspektrum luas. Ivermectin bekerja melepas GABA (Gamma Amino Butyric Acid)
yang mencegah neurotransmitter. Pada pengobatan tungau, ivermectin tidak dapat
membunuh telur, sehingga harus dilakukan berulang sesuai dengan interval dan dosis.
Interval terapi yang dianjurkan adalah antara 7-14 hari sampai hewan dinyatakan
sembuh dari ektoparasit (Sardjana, 2012). Meskipun memberikan hasil yang baik
terhadap pengobatan demodekosis, Ivermectin tidak boleh digunakan untuk anjing ras
Collie.
DAFTAR PUSTAKA
Boddie, Geo. 1962. Diagnostic Method in Veterinary Medicine. London: Oliver and
Boyd.
Dunn, TJ. 2008. Demodex in the Dog. http://www.vetinfo4dogs.com diakses tanggal
13 Desember 2014.
Lane, Cooper. 2003. Veterinary Nursing : Formerly Jones Animal Nursing 5th edition.
USA : Pergamon.
Prasko M. H. 2012. Pengertian Anamnesis dan Tujuan Anamnesis. http://bahankuliahmu.blogspot.com/2012/10/pengertian-anamnesis-dan-tujuan.html
diakses
Aprian.
2013.
Definisi
dan
Tujuan
http://rajangabrielusolin.blogspot.com/2013/03/pemeriksaan-fisik.html
tanggal 12 Desember 2014.
Pemeriksaan.
diakses