DISUSUN OLEH :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
iv
7. Keluarga yang telah men
mendukung,
dukung, mendoakan serta me
memberi
mberi bantuan
sehingga semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Seluruh Widyaisw
Widyaiswara,
ara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu,
bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL.
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angk
Angkatan
atan XL atas
inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukunganny
dukungannya.
a.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai
nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada
semua pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang
membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi
dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan
merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita citakan
bangsa Indonesia (Tri Widodo W Utomo, et al, 2016).
Undang - Undang Aparatur Sipil Negara No.5 tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa salah satu fungsi ASN adalah memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Dalam hal ini Bidan
mempunyai jabatan fungsional dalam bidang kesehatan yang mempunyai
mempuny ai
salah satu tugas untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada
klien/pasien kasus fisiologis bermasalah pada bayi baru lahir (Undang-
Undang No 5 Pasal 11, 2014).
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat
ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting (Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI,
2018). Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health
Organization , Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East
Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Di Jawa Tengah angka stunting mencapai 20-30%. Di
Kabupaten Blora sendiri kejadian stunting yang diukur serentak bulan
Agustus 2018, angkanya mencapai 8,3% dari 45.637 balita ditimbang.
Bayi BBLR mempengaruhi sekitar 20% dari terjadinya stunting. Di RSUD
Dr. R. Soeprapto Cepu sendiri jumlah kelahiran bayi selama tahun 2018
adalah sebanyak 1.489 kelahiran hidup (RSUD Dr. R. Soeprapto, 2018).
1
Anak merupakan aset bangsa di masa depan. Bisa dibayangkan,
bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan
datang jika saat ini banyak anak Indonesia yang menderita stunting.
Dapat dipastikan bangsa ini tidak akan mampu bersaing dengan bangsa
lain dalam menghadapi tantangan global.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurunkan
prevalensi stunting di antaranya Menyelenggarakan stimulasi dini
perkembangan anak dan Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
(Peraturan Menteri Kesehatan No 39, 2016).
Tumbuh kembang pada bayi tidak terlepas dari konsep
pertumbuhan dan perkembangan (Adriana, 2013). Stimulasi tumbuh
kembang yang baik dapat diberikan oleh orang tua
t ua kepada anaknya mulai
dari bayi salah satunya melalui stimulasi pijat bayi. Pemberian stimulus
yang diberikan sesaat setelah bayi lahir memberikan efek yang sangat
penting pada perkembangan kemampuan motorik dan adaptasi sosial di
masa perkembangan bayi hingga dewasa nanti (Jin Jing, 2007).
Penelitian terkait dengan pijat bayi antara lain, penelitian oleh Jin Jing et
al (2007) mendapatkan hasil bahwa pada bayi yang diberikan perlakuan
pijat bayi, pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat dibandingkan
bayi yang tidak diberikan pijat. Bayi sehat yang lahir cukup bulan yang
mendapatkan tindakan pijat bayi perkembangan mental-motor lebih
signifikan dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan tindakan. Dari
keseluruhan penelitian yang ada, menyimpulkan bahwa pijat bayi
merupakan salah satu cara membantu proses tumbuh kembang anak
serta sebagai bounding attachment antara ibu dan anak (Inal S, Yildiz S,
2012).
Berdasarkan data diatas upaya mengoptimalkan tumbuh kembang
bayi sejak usia dini sangat diperlukan. Karena dalam masa ini merupakan
masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan yaitu pada usia 0-
12 bulan. Dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung
2
sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis
karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
membutuhkan stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembanganya (Kementerian Kesehatan RI, 2009). Di RSUD Dr. R.
Soeprapto Cepu belum ada kegiatan stimulasi pijat bayi yang dilakukan
pada bayi baru lahir, dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan intervensi jangka panjang terhadap pencegahan gangguan
tumbuh kembang yaitu stunting.
3
Optimalnya edukasi
Petugas belum diet masa nifas
Kurang optimalnya
maksimal dalam sehingga ibu
edukasi tentang diet Manajemen
4. memberikan edukasi postpartum tidak
nutrisi pada ibu ASN
kepada ibu tentang punya pantangan
postpartum
diet pada masa nifas makanan selama
masa nifas
Bayi dan ibu nifas
Belum ditempatkan dalam
Whole of Ruang bayi dan
dilaksanakannya satu ruangan yang
5. Gover- ruang ibu nifas
rawat gabung untuk sama untuk
ment ditempatkan terpisah.
ibu dan bayi memudahkan
pemberian ASI.
2. Penetapan Isu
a) Metode APKL
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan
pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut.
Tabel 1.2 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau
isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. jadi
bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat
atau isu yang sudah basi.
2 Problematik Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan
(P) yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
(K) banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan
tanggung jawab.
4
Tabel 1.3 Tabel Penetapan Isu dengan APKL
Indikator Keterangan
No Identifikasi Isu
A P K L
Belum adanya stimulasi pijat bayi di
1 Ruang Melati RSUD Dr. R. Soeprapto + + + + Memenuhi (M)
Cepu Tidak
Kurangnya kepatuhan penggunaan APD
2 + + - + Memenuhi
(Alat Pelindung Diri) di Ruang Melati
Syarat (TMS)
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan Tidak
3 yang benar pada keluarga pasien di + + - + Memenuhi
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu Syarat (TMS)
Kurang optimalnya edukasi tentang diet
4 + + + + Memenuhi (M)
nutrisi pada ibu postpartum
b) Analisis USG
Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency,
( Urgency, Seriousness,
Growth)) adalah Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :
Growth
Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan
1 Urgency waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
2 Seriousness yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain)
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
3 Growth dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.
5
Parameter untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan skala likert :
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
Nilai Urg ency / S eri ous nes s / G rowth
rowth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1 2 3 4
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius untuk di Isu lamban
untuk segera bahas karena tidak berkembang
diselesaikan berdampak ke hal yang lain
Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
2 mendesak untuk segera dibahas karena tidak berkembang
segera kurang berdampak ke hal
diselesaiakn yang lain
3 Isu cukup Isu cukup serius untuk segera Isu cukup cepat
mendesak untuk dibahas karena akan berkembang,
segera berdampak ke hal yang lain segera dicegah
diselesaikan
4 Isu mendesak Isu serius untuk segera Isu cepat
untuk segera dibahas karena akan berkembang untuk
diselesaikan berdampak ke hal yang lain segera dicegah
5 Isu sangat Isu sangat serius untuk segera Isu sangat cepat
mendesak
segera untuk dibahas karena
berdampak akan
ke hal yang lain berkembang untuk
segera dicegah
diselesaikan
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan masalah
kegiatan aktualisasi adalah bagaimana upaya mengoptimalkan tumbuh
kembang bayi melalui stimulasi pijat bayi di RSUD Dr. R Soeprapto Cepu.
6
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai ini adalah melaksanakan upaya
mengoptimalkan tumbuh kembang bayi melalui stimulasi pijat bayi di
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Melaksanakan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN
yang telah didapatkan selama mengikuti inclass Diklat Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil dalam tugas pokok dan fungsi jabatannya
dalam kegiatan sehari-hari sebagai Bidan di RSUD Dr. R. Soeprapto
Cepu.
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat dari aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu.
3. Bagi Stakeholder
Tercapainya Blora sehat secara menyeluruh dan melakukan
intervensi jangka panjang dalam mengoptimalkan tumbuh kembang
khususnya dengan melakukan stimulasi pijat bayi di RSUD Dr. R.
Soeprapto Cepu.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani
dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental,
dan tata upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
lingkungannya
lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku
yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling
tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi
dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling
menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tangg
tanggungjawab
ungjawab sebagai warg
warga
a negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati
peraturan perundang-undang
perundang-undangan.
an.
8
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara
Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat
dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial,
ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi
bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah
konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap
tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
9
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh
luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi
juga diamalk
diamalkan
an dalam kehidu
kehidupan
pan seha
sehari-hari.
ri-hari. Kita tahu bahw
bahwa
a Pancas
Pancasila
ila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu perhelatan
seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan
waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga
demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing.
(Basseng, et al, 2017)
10
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017)
ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan
PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing,
yakni: individu, keluarga (family
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture),
Culture), Nasional (Society
(Society), dan Dunia (Global
(Global). Ke empat
level lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
11
kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek
hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan
cara pandang individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara
(wawasan kebangsaan), telah mempengaruhi cara pandang masyarakat
dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini
dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Perubahan lingkungan
masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature
dari kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan
akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga,
sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga maka
secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan
lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya
Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami
berbagai dampak positif maupun negatifnya; perkembangan demokrasi
yang akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu
dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok
Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis
bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan dan
pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan
dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika)
sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
12
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini
atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya
paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money
laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai
isu-isu strategis kontemporer.
13
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkunga
(lingkungann negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau
14
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata U
Upacara;
pacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelij
Intelijen
en dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
(Basseng,, et al, 2017)
(Basseng
kewajiban.
15
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjaw
tanggungjawab
ab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang
apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam,
macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical
(vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
(Bevaloa Kusumasari, et al, 2015)
16
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya
kebangsaannya..
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : K
Ketuhanan
etuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indon
Indonesia
esia menyatakan kepercayaanny
kepercayaannya
a dan ketakwaan
ketakwaannya
nya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indon
Indonesia
esia percay
percaya
a dan takw
takwa
a terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat m
menghormati
enghormati dan bek
bekerjasama
erjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukuna
kerukunan
n hidup di antara s
sesama
esama umat berag
beragama
ama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kep
kepercayaan
ercayaan terhadap Tuhan Yang Mah
Maha
a Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaks
memaksakan
akan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuh
Tuhan
an
Yang Maha Esa kepada orang lain
17
b. Sila Kedua : K
Kemanusiaan
emanusiaan yang adil dan bera
beradap
dap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia
manusia sesuai d
dengan
engan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persa
persamaan
maan derajat, p
persamaan
ersamaan hak
hak,, dan kew
kewajiban
ajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menem
menempatkan
patkan persatuan
persatuan,, kesatuan, s
serta
erta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup da
dan
n rela berkorban untuk kepe
kepentingan
ntingan negara dan bangs
bangsa
a
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa keb
kebanggaan
anggaan be
berkebangsaan
rkebangsaan dan bertan
bertanah
ah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan IIndonesia
ndonesia a
atas
tas dasa
dasarr Bhinneka Tunggal
Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
18
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perw
permusyawaratan/perwakilan
akilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
19
6) Tidak menggunak
menggunakan
an hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pe
pemborosan
mborosan
dan gaya hidup mewah.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan
pelayanan publik yakn
yakni:
i:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika p
publik
ublik berfungsi
berfungsi sebagai bantuan dal
dalam
am
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antar
antara
a norma mora
morall dan tinda
tindakan
kan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
20
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
21
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
telah dijanjikan;
22
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencak
mencakup
up ke
kemampuan,
mampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e.
Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level
puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan
keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung
jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap
unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-
unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.
(Tjutju Yuniarsih, et al, 2015)
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption
“corruption”” (Fockema Andrea:
1951) atau “corruptus
“corruptus”” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
23
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi
menurut UU No. 20
20 Tahun 200
2001
1 didefinisikan se
sebagai
bagai tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian
24
tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima
dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
25
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
26
8. Melaporkan d
dengan
engan s
segera
egera kepad
kepada
a atasan
atasannya
nya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10.
Mencapai sasara
sasaran
n kerja pegaw
pegawai
ai yang ditetapk
ditetapkan;
an;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelay
pelayanan
anan sebaik-baikny
sebaik-baiknya
a kepada mas
masyarakat;
yarakat;
13. Membimbing b
bawahan
awahan dala
dalam
m melaksanak
melaksanakan
an tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu
jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
27
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor
swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable,
serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA),
New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
2. Pelayanan pu
publik
blik diselengg
diselenggarakan
arakan deng
dengan
an pajak warga neg
negara
ara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan u
untuk
ntuk mencapai hal-
hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
4. Pelayanan publik tidak ha
hanya
nya untuk memenuhi k
kebutuhan-kebutuhan
ebutuhan-kebutuhan
warga negara tetapi juga untuk proteksi
28
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
B. Tinjauan Um
Umum
um Stimulasi Pijat Bay
Bayii
1. Pengertian Pijat Bayi
Pijat bayi (baby
(baby massage/infant massage)
massage) adalah kombinasi
bentuk stimulasi multimodal, yaitu raba (taktil) dan gerak (kinestetik) yang
29
dilakukan oleh orang tua, tenaga kesehatan atau anggota keluarga
lainnya (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016).
2. Manfaat Pijat Bayi
a. Physical Health
Pijat bayi dapat memiliki dampak pada kenaikan berat badan bayi
prematur. Pada bayi yang sehat dan cukup bulan saat lahir ketika
diberikan pijatan, tidurnya lebih nyenyak dan jatuh tertidur lebih cepat.
Bayi yang nyenyak tidurnya dapat membantu bayi senantiasa sehat.
b. Psychological development
Perkembangan psikologis, terutama kognitif dapat ditingkatkan
dengan stimulus yang diberikan saat pijat bayi dilakukan.
c. Benefit for parents
Ibu yang melakukan pemijatan pada bayi mereka lebih banyak
dapat langsung dilakukan pijat bayi. Untuk bayi kurang bulan perlu
diperiksa terlebih dahulu apakah bisa dilakukan pijat bayi.
b. Kondisi bayi
Waktu yang tepat dilakukan stimulasi piat bayi adalah jangan setelah
minum susu/makan, jangan saat bayi lapar, jangan saat bayi
menunjukkan tanda-tanda enggan untuk dipijat.
(CL Clarke, et al, 2003)
30
BAB III
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Profil Instansi
Email : rs.soeprapto.cepu@gmail.com
Website : http://rsudcepu.id
: - @rsudcepu (Instagram)
Sumber : (RSUD Dr. R. Soeprapto, 2018)
B. Visi d
dan
an Misi
“Menjadi Pilihan Utama Pelayanan Kesehatan”
31
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu, bermutu,
paripurna dan terjangkau;
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
professional;
3. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan
perkembangan Ilmu penetahuan dan teknologi ( IPTEK );
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai;
5. Melaksanakan tata kelola yang baik dan benar.
C. Tujuan
1. Mengembangkan jenis dan mutu pelayanan dalam rangka
mengantisipasi tuntutan masyarakat dan menyongsong Blok Cepu
32
D. Nilai-nilai
1. Motto
“Kami Bertekad....Anda Sehat”
2. Nilai Organisasi
a. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, RSUD dr. R.
Soeparapto Cepu selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi
manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonomi.
b. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua
33
e. Bersih
Penyelenggaraan pelayanan di RSUD dr. R. Soeparapto Cepu
harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan
akuntabel.
E. Struktur Organisasi
34
Kepala Sie Keparawatan : Era Setiawan, S.Kep.Ns
35
Ketua Sub Komite Mutu Keperawatan
Keperawatan : Ernawati, S.Kep, Ns.
11 Seksi Penunjang
Non Medis Menunjang dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan pendidikan seluruh
dan kebutuhan
pelatihan,
penyelengaraan penelitian dan pengembangan non medis,
pengelolaan sarana rumah sakit serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang sesuai
bidang tugasnya.
12 Bidang Melaksanakan sebagian tugas Direktur dalam merumuskan
Pengembangan dan menyusun bahan kebijakan teknis di bidang
Dan Informasi pengembangan dan informasi.
13 Seksi Penelitian, pengembangan dan peningkatan mutu serta
Pengembangan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pengembangan Dan Informasi sesuai bidang
tugasnya
14 Seksi Informasi Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan
pelaksanaan dibidang informasi serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Dan
Informasi sesuai bidang tugasnya.
(RSUD Dr. R. Soeprapto, 2018)
G. Tugas Pokok dan Fungsi Peser
Peserta
ta
1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang - Undang Aparatur Sipil Negara No.5 tahun 2014 Pasal 11
menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
37
c. Mempererat persatua
persatuan
n dan kesatua
kesatuan
n Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Tugas Pokok Bidan Pelaksana
Tugas Bidan Pelaksana Uraian Tugas Bidan Pelaksana Berdasarkan
i. Membuat diag
diagnosa
nosa kkebidanan
ebidanan sesuai dengan hasil peng
pengkajian
kajian pa
pada
da
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
j. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis
tanpa masalah
k. Melakukan kol
kolaborasi
aborasi dengan tim kesehat
kesehatan
an lain pad
pada
a kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
l. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus
fisiologis tanpa masalah
m. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus
38
n. Melakukan persiapa
persiapan
n pelayanan asuha
asuhan
n kebidanan pa
pada
da klien/pasien
dengan kasus fisiologis tanpa masalah
o. Melakukan persiapan play
playanan
anan asuhan kebidanan pada klien/pasien
klien/pasien
dengan kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
39
cc. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada saat
melaksanakan tugas dikamar bedah kebidanan sebagai instrumentator
i nstrumentator
tindakan bedah/operasi
dd. Melasanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada saatt
kegawatdaruratan kebidanan
hh. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis
ii. Melakukan ev
evaluasi
aluasi asuhan kebidana
kebidanan
n klien/pasien pad
pada
a kasus
fisiologis tanpa masalah
jj. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan klien/pasien pada kasus
patoloigs kegawatdaruratan kebidan
kk. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus fisiologis
tanpa masalah
ll. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
mm. Melaksanakan tugas s sebagai
ebagai peng
pengelola
elola di puskesmas seb
sebagai
agai
penganggungjawab
penganggungjawab tugas sore dan malam
nn. Melaksanakan tugas/shif jaga di tempat/rumah sakit
oo. Melaksanakan tugas/shif jaga on call
pp. Melaksanakan tugas jaga/shif sepi pasien
qq. Melaksanakan tugas pada daerah konflik/rawan/daerah penyakit
menular
rr. Melaksanakan asuhan kebidanan
kebidanan pada indiv
individu
idu di keluarga
40
H. Sumber Day
Daya
a Manusia (SDM)
Jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di RSUD dr.R.Soeprapto
Cepu tahun 2018 seluruhnya ada 426 orang yang terdiri dari
41
I. Sarana dan Prasarana
a. Ruang Perawatan yang ada di RSUD dr. R. Soeprapto Cepu
1) Ruang Perawatan Anak
Instalasi ini mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
42
6) Ruang Bayi (Perinatologi)
Instalasi ini mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
diagnosis, pengobatan dan perawatan penyakit bayi.
b. Fasilitas Umum
J. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau
baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan
sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Direktur RSUD Dr. R.
Soeprapto Cepu dr. Fatkhur Rokhim. Pendidikan terakhir Pendidikan S1
Kedokteran Umum Universitas Sebelas Maret. Beliau adalah pimpinan di
kantor yang dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi
penulis.
43
Gambar 3.2 Role Model
Selama penulis bekerja di instansi, beliau sosok yang paling bisa
menempatkan diri dimana kapan dan bagaimana situasi yang ada.
Beliau bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan
dan yang dipimpin. dr. Fatkhur Rokhim selalu memberikan solusi yang
44
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
45
1. Isu Terpilih
Unit Kerja : RSUD Dr R Soeprapto Cepu
Identifikasi : a. Belum ad
adanya
anya stimulasi pijat bay
bayii di Ruang
Isu Melati RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu
b. Kurangnya kepatuhan menggunakan APD
oleh tenaga kesehatan di Ruang Melati RSUD
Dr. R. Soeprapto Cepu
c. Kurang optimalnya
optimalnya edukasi c
cuci
uci tangan yang
benar pada keluarga pasien
d. Kurang optimalny
optimalnya
a edukasi tentang diet nutrisi
pada ibu postpartum
e. Belum dilaksanakannya rawat gabung untuk
ibu dan bayi
46
2. Pemecahan Isu
Tabel 4.2 Pemecahan Isu
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi Nilai
Dengan Nilai-Nilai ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Memberikan a. Menentukan a. Mempunyai 1. Memberikan penyuluhan Menyelenggarakan Pro Rakyat
penyuluhan konsep konsep dengan rasa tanggung pelayanan Inklusif
tentang penyuluhan penyuluhan jawab (Akuntabilitas)(Anti
(Akuntabilitas)(Anti kesehatan secara Responsif
pentingnya b. Melakukan b. Mendapat Korupsi), teliti (Etika terpadu, bermutu, Efektif
pijat bayi konsultasi dengan persetujuan Publik), paripurna dan Bersih
kepada ibu Kepala Ruang Kepala Ruang 2. Musyawarah mufakat terjangkau
post partum Melati Melati dalam pembuatan
c. Mempersiapkan c. Tersedianya kesepakatan jadwal
materi dan media media (Nasionalisme), kepedulian
penyuluhan penyuluhan (Etika Publik)
berupa flipchart berupa flipchart 3. Berkonsultasi dengan
d. Meminta d. Ibu bersedia atasan dengan rasa
kesediaan ibu mengikuti hormat dan sopan santun
postpartum untuk penyuluhan (Etika Publik)
mengikuti e. Ibu memahami 4. Meningkatkan mutu
penyuluhan tentang pelayanan rumah sakit
e. Melakukan pentingnya pijat dengan pelaksanaan
penyuluhan pada bayi penyuluhan yang belum
ibu postpartum pernah dilakukan
(Komitmen Mutu),
5. Menyampaikan materi
dengan jujur dan su sumber
mber
yang akurat ( Anti Korupsi)
dan sepenuh hati
(Komitmen Mutu)
47
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Dengan Nilai-Nilai ANEKA Terhadap Visi-Misi Nilai
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Membuat a. Membuat konsep a. Mempunyai 1. Membuat poster sesuai Menyelenggarakan Pro Rakyat
poster poster konsep poster dngan teori langkah- pelayanan Inklusif
langkah- b. Melakukan b. Mendapat langkah pijat bayi yang kesehatan secara Responsif
langkah pijat konsultasi dengan persetujuan benar (Akuntabilitas : terpadu, bermutu, Efektif
bayi di Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang Konsistensi) paripurna dan Bersih
Melati Melati Melati 2. Melakukan musyawarah terjangkau
c. Menentukan c. Tersedianya mufakat dalam
materi untuk materi poster penyusunan pembuatan
membuat poster tentang langkah- poster. (Nasionalisme : sila
d. Membuat design langkah pijat bayi ke-4)
poster d. Tersedianya 3. Berkonsultasi dengan
e. Memasukkan design poster atasan dengan rasa
design ke e. Design ada di hormat dan sopan santun
percetakan percetakan (Etika publik : Respect)
f. Menempelkan f. Poster telah 4. Membuat poster supaya
poster di Ruang ditempel di ibu lebih mudah mengingat
Melati Ruang Melati langkah-langkah pijat bayi
(Komitmen Mutu : efektif)
5. Gambar yang menarik
pada poster meningkatkan
kepedulian ibu untuk
melihat poster (Anti
Korupsi : kepedulian)
48
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi Nilai
Dengan Nilai-Nilai ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Mengajarkan a. Melakukan a. Mendapat 1. Mengajarkan secara Menyelenggarakan Pro Rakyat
langkah- konsultasi dengan persetujuan dari langsung agar ibu lebih pelayanan Inklusif
langkah pijat Kepala Ruang Kepala Ruang paham dengan jelas kesehatan secara Responsif
bayi kepada Melati Melati langkah pijat bayi terpadu, bermutu, Efektif
ibu b. Mempersiapkan b. Ibu dan bayi (Akuntabilitas : Kejelasan) paripurna dan Bersih
postpartum ibu dan bayi untuk telah siap 2. Melakukan pijat bayi terjangkau
memperagakan memperagakan dengan cermat dan hati-
cara menyusui
yang benar caramampu
c. Ibu pijat bayi hati pada bayi : sila ke-2)
(Nasionalisme
secara langsung melakukan pijat 3. Melibatkan ibu dalam
c. Mengajarkan cara bayi dengan melakukan pijat bayi (Etika
pijat bayi kepada benar. Publik : Kebersamaan)
ibu postpartum 4. Efektif karena ibu
memperagakan pijat bayi
secara langsung
(Komitmen Mutu : Efektif)
5. Melakukan langkah pijat
bayi dengan runtut tanpa
ada bagian yang terlewat
(Anti Korupsi : tanggung
jawab).
49
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi Nilai
Dengan Nilai-Nilai ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4 Memberikan a. Membuat konsep a. Mempunyai 1. Edukasi berkelanjutan agar Menyelenggarakan Pro Rakyat
edukasi leaflet konsep leaflet tercipta konsistensi dalam pelayanan Inklusif
berkelanjutan b. Melakukan b. Mendapat melakukan pijat bayi kesehatan secara Responsif
dengan konsultasi dengan persetujuan dirumah (Akuntabilitas : terpadu, bermutu, Efektif
membuat Kepala Ruang Kepala Ruang konsistensi) paripurna dan Bersih
leaflet tentang Melati Melati 2. Memberikan edukasi terjangkau
langkah- c. Menentukan c. Tersedianya berkelanjutan dengan adil
langkah pijat materi untuk materi leaflet dan merata (Nasionalisme
bayi untuk membuat leaflet d. Tersedianya : sila ke-5)
dibawa ibu d. Membuat design design leaflet 3. Diwujudkan dengan
pulang ke leaflet e. Design ada di mengedepankan nilai nilai
rumah e. Memasukkan percetakan luhur etika, kesopanan dan
design ke f. Poster telah profesional (Etika Publik :
percetakan dibagikan respect)
f. Membagikan kepada ibu 4. Leaflet dibawa pulang agar
leaflet pada ibu postpartum ibu tetap mengingat
postpartum langkah-langkah pijat bayi
di rumah (Komitmen Mutu :
perbaikan berkelanjutan)
5. Memberikan leaflet kepada
ibu agar ibu bisa
melakukan pijat bayi
secara mandiri dirumah
(Anti Korupsi :
kemandirian)
50
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi Nilai
Dengan Nilai-Nilai ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Membuat a. Membuat konsep a. Adanya konsep 1. Saat melakukan
melakukan pijat bayi Menyelenggarakan Pro Rakyat
Standar materi SOP SOP sesuai dengan SOP pelayanan Inklusif
Operasional b. Melakukan b. Mendapat (Akuntabilitas : Integritas) kesehatan secara Responsif
Prosedur konsultasi dengan persetujuan 2. Musyawarah mufakat terpadu, bermutu, Efektif
(SOP) Kepala Ruang kepala Ruang (Nasionalisme : sila ke-4) paripurna dan Bersih
langkah- Melati Melati 3. Berkonsultasi dengan terjangkau
langkah pijat c. Membuat SOP c. Adanya SOP atasan dengan rasa
51
Membuat poster
2 langkah-langkah pijat
Habituasi
52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.4. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan
Kendala yang
No. Kegiatan Strategi Menghadapi
Mungkin Terjadi
Kendala
1 2 3 4
1 Penyuluhan
Penyuluhan tentang
Membuat metode
pentingnya stimulasi Pemahaman ibu
sosialisasi dengan
pijat bayi kepada ibu yang berbeda-beda
diskusi umpan balik
post partum
2 Pembuatan poster Poster setelah di Membuat poster
langkah-langkah
langkah-lan gkah pijat tempel pudar atau dengan media yang
bayi di Ruang Melati rusak tidak mudah luntur
3 Pijat bayi dengan Diberikan contoh dan
Ibu takut melakukan
melibatkan ibu pengertian pada ibu
pijat bayi sendiri
postpartum agar melaksanakan
melaksanakan
terutama ibu
pijat bayi dengan baik
primipara
dan benar
4 Edukasi berkelanjutan
berkelanjut an
Memberikan
dengan membuat
leaflet tentang Leaflet
dibawa hilang
pulangketika
ke penjelasan kepada ibu
bahwa leaflet harus
langkah-langkah
langkah-lan gkah pijat rumah ibu
disimpan baik-baik.
bayi
56
BAB V
PENUTUP
57