Anda di halaman 1dari 135

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN STRATEGI


PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU
(Manihot utilissima) di JUATA HARAPAN KELURAHAN
KARANG HARAPAN

Oleh:

INDRY DESY PRATIWI


13.201020.006

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2017
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN STRATEGI
PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU
(Manihot utilissima) di JUATA HARAPAN KELURAHAN
KARANG HARAPAN

Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Derajat Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Universitas Borneo Tarakan

Oleh:

INDRY DESY PRATIWI


13.201020.006

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2017

i
RIWAYAT HIDUP

INDRY DESY PRATIWI lahir di Tarakan 07 Desember

1995, anak ke 2 dari 5 bersaudara dari pasangan

Bapak Udin dan Ibu Sahara. Pendidikan penulis di

awali dari Tahun 2000 di Taman Kanak-Kanak Darud

Da’wah Wal-Irsyad dan lulus pada Tahun 2001. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar

Swasta Islam Al-Irsyad Tarakan dan lulus pada Tahun 2007. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 7 Tarakan dan lulus pada Tahun 2010. Kemudian pada

tahun yang sama penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri

3 Tarakan dan lulus pada Tahun 2013. Setelah lulus SMA pada Tahun

2013 penulis langsung melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi

Negeri Universitas Borneo Tarakan. Dengan Program S1 Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan, penulis

melakukan penelitian “Analisis Tingkat Pendapatan Dan Strategi

Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima) di Juata

Harapan Kelurahan Karang Harapan Kota Tarakan.

v
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas

berkat dan rahmat-nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Tingkat Pendapatan dan Strategi Peningkatan

Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima) di Juata

Harapan Kelurahan Karang Harapan”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Borneo Tarakan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang selalu menasihati penulis, memberikan

dukungan material maupun spiritual, dan selalu memberikan motivasi,

kasih sayang, cinta, doa dan perhatian bagi penulis mulai dari

mengenyam pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Penulis

ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kedua orang tua tercinta

penulis.

2. Dr. Elly Jumiati,SP.,MP selaku dosen pembimbing akademik dan selaku

dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan dan

pendapat serta bimbingan kepada penulis dalam persiapan proposal

sampai dengan penyusunan akhir skripsi.

vi
3. Dr.Etty Wahyuni,S.Hut.,MP selaku dosen penguji pertama yang telah

memberikan banyak masukan dan motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Dr.Nia Kurniasih Suryana,SP.,MP selaku dosen penguji kedua yang

telah memberikan banyak masukan dan motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

5. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan berserta staff

administrasi, staff pengajar dan staff laboratorium yang telah

membantu penulis dalam melengkapi berkas skripsi.

6. Kantor Badan Pusat Statistik Kota Tarakan yang telah bersedia

memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian

penulis.

7. Kantor Kelurahan Karang Harapan yang telah bersedia memberikan

data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian penulis.

8. Kepada para Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan yang sudah banyak memberikan informasi dan pengetahuan.

9. Keluarga besar penulis terutama untuk adik-adik tersayang penulis

Nawal zakkiyah, Rina Febrianti dan Indra Agus Setiawan yang selalu

memberi dukungan, Bantuan dan semangat untuk penulis. Penulis

sangat mengucapkan banyak-banyak terima kasih karna sudah

membantu penulis selama ini.

10. Teman terbaik Tedy Apriyanto yang telah menjadi teman yang luar

biasa, keberadaan kamu benar-benar melengkapi kehidupan penulis.

vii
Penulis menghamburkan ucapan terima kasih untuk doa, perhatian

dan pertemanan yang manis ini.

11. Teman-teman seperjuagan saya Jurusan Agroteknologi dan Agribisnis

Khususnya lokal b1 Agribisnis angkatan 2013 (Uya, Lili, Ira, Piga,

Eksa, Emoy, Antil, Cemma, Santi, Wira, Avril, Ina, Dinda, Lina, Adam,

Pran, Bobong, lchram, Waw, Bongkeng, Ade, Cipek, Ali, Arif,Supri,

Benny) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan persahabatan

yang sangat luar biasa bagi penulis, serta menjadi rekan penulis dalam

menyusun skripsi terima kasih banyak.

12. Untuk Nurul Chaerani,SS, Erwan Kusnadi,SP, Fahrni ldham,SP,

Nurdiana,SP, Desy Supriyati,Amd.Kep dan Junita Putri Balang,SP

terima kasih banyak atas bantuannya selama ini yang sudah banyak

membantu penulis dalam menyusun skripsi.

Akhir kata penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Tarakan, Maret 2017

Penyusun

~
lndry Desy Pratiwi

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

PERNYATAAN SKRIPSI...................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

ABSTRAK ............................................................................................ xvi

ABSTRACT .......................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

A. Petani ....................................................................................... 7

B. Karakteristik Ubi Kayu .............................................................. 8

C. Usahatani ................................................................................. 10

D. Biaya Produksi Usahatani ........................................................ 12

E. Penerimaan .............................................................................. 15

F. Pendapatan .............................................................................. 16

ix
G. Analisis SWOT ......................................................................... 17

H. Kerangka Pemikiran ................................................................. 20

III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 24

A. Lokasi dan Waktu ..................................................................... 24

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 24

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 25

D. Metode Pengumpulan Data...................................................... 25

E. Metode Analisis Data ............................................................... 26

F. Definisi Operasional ................................................................. 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 38

A. Gambaran Umum Lokasi ......................................................... 38

1. Letak Geografis................................................................... 38

2. Demografi ........................................................................... 39

B. Analisis Usahatani .................................................................... 43

C. Karakteristik Responden .......................................................... 46

D. Tingkat Pendapatan ................................................................. 52

E. Analisis SWOT ......................................................................... 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 64

A. Kesimpulan .............................................................................. 64

B. Saran........................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 69

x
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas


Komoditas Ubi Kayu di Daerah Kota Tarakan Tahun 2013-
2015........……………………………………………………….. 4

2 Variabel dan Indikator.……………….................................... 28

3 Kategori Tingkat Pendapatan……….……………………….. 30

4 IFAS Matrik Faktor Strategi Internal (Dalam) Petani Ubi


Kayu…………………………………………………………….. 32

5 EFAS Matrik Faktor Strategi Eksternal (Luar) Petani Ubi


Kayu…………………………………………………………….. 34

6 Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut


Jenis Kelamin…………………………………...……………... 39

7 Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut


Usia……………………………………………………………… 40

8 Karakteristik Penduduk Kelurahan Karang Harapan


Menurut Pendidikan…………………………………………... 40

9 Jumlah Penduduk Kelurahan Krang Harapan Berdasarkan


Mata Pencaharian……………………………………………… 41

10 Rata-Rata Biaya Tetap dan Variabel Usahatani Ubi Kayu


di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan..................... 43

11 Rata-Rata Biaya Eksplisit Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan Kelurahan Karang Harapan ...............………….... 44

12 Karakteristik Petani Berdasarkan Umur..............…….......... 46

13 Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Juata


Harapan................................................................................ 48

14 Jumlah Petani Berdasarkan Lama Berusahatani di Juata


Harapan.......................………………………………………... 49

xi
(Lanjutan)

15 Jumlah Petani Berdasarkan Produksi Usahatani Ubi Kayu


di Juata Harapan.....……...................................................... 49

16 Jumlah Petani Berdasarkan Pendapatan Usahatani Ubi


Kayu di Juata Harapan.........................……………………… 50

17 Hasil Data Variabel dan Indikator…....……..……………….. 52

18 Hasil Data Kategori Tingkat Pendapatan…..……......……… 53

19 Penentuan Skor IFAS Matrik Faktor Strategi Internal


(Dalam) Petani Ubi Kayu di Juata Harapan.......……………. 55

20 Penentuan Skor EFAS Matrik Faktor Strategi Eksternal


(Luar) Petani Ubi Kayu di Juata Harapan............................. 56

21 Matrik Analisis SWOT......................…………………………. 60

22 Penentuan Faktor-Faktor Kunci Pengembangan Strategi


Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu di Juata
Harapan................................................................................. 61

LAMPIRAN

23 Karakteristik Responden Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan......................………………...................................... 70

24 Karakteristik Luas Lahan, Status, Lama Panen, Jumlah


Produksi, Harga Usahatani Ubi Kayu (Ha -1) di Juata
Harapan..................................……….…………………..…..... 72

25 Biaya Penyusutan Cangkul Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan..………………………………………......…................ 74

26 Biaya Penyusutan Parang Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan.................................................................................
76
27 Biaya Penyusutan Hand Sprayer Usahatani Ubi Kayu di
Juata Harapan..…………....…………………......…................ 78

28 Biaya Penyusutan Skop Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan ................................................................................ 80

xii
(Lanjutan)

29 Biaya Penyusutan Lingis Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................................................................. 82

30 Biaya Penyusutan Traktor Mini Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan..………………………………..............………......….. 84

31 Rincian Biaya Tetap Penyusutan Usahatani Ubi Kayu di


Juata Harapan........................................................................
86
32 Rincian Biaya Variabel Penyusutan Usahatani Ubi Kayu di
Juata Harapan........................................................................ 88

33 Analisis Biaya, Penerimaan dan Pendapatan, Usahatani


Ubi Kayu di Juata Harapan.................................................... 90

34 Data Variabel dan Indikator Skoring Usahatani Ubi Kayu


(Ha-1) di Juata Harapan......................................................... 92

35 Hasil Data Kelas Responden Berdasarkan Umur dan


Pendidikan Petani Ubi Kayu di Juata Harapan..................... 94

36 Hasil Data Kelas Responden Berdasarkan Pengalaman


Berusahatani dan Produksi Ubi Kayu (Ha-1) di Juata
Harapan................................................................................. 96

37 Hasil Data Kelas Responden Berdasarkan Pendapatan


Petani Ubi Kayu (Ha-1) di Juata Harapan............................... 98

38 Hasil Data Variabel dan Indikator Usahatani Ubi Kayu (Ha1)


di Juata Harapan.................................................................... 100

39 Analisis SWOT Kekuatan Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................................................................. 102

40 Analisis SWOT Kelemahan Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................………………………...……...... 104

41 Analisis SWOT Peluang Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................................................................. 106

42 Analisis SWOT Ancaman Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................………………………...……...... 108

xiii
(Lanjutan)

43 Kuesioner Penelitian Usahatani Ubi Kayu di Juata


Harapan................................................................................. 113

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Kerangka Pemikiran…………………………………………... 23

2 Kuadran SWOT Strategi………….………...………………... 35

3 Penentuan Strategi Meningkatkan Pendapatan Usahatani


Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan………………………………………………………… 58

DOKUMENTASI

4 Tanaman Ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang


Harapan...................…………………………………………... 110

5 Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan


Kelurahan Karang Harapan…………............…………..…... 110

6 Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan


Kelurahan Karang Harapan……………….....….…………… 111

7 Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan


Kelurahan Karang Harapan ......……………………………... 111

8 Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan


Kelurahan Karang Harapan ………….………...…......……... 112

9 Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan


Kelurahan Karang Harapan…………...……………………… 112

xv
ABSTRAK

INDRY DESY PRATIWI (13.201020.006) “Analisis Tingkat Pendapatan


Dan Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot
Utilissima) di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan”. Dibimbing oleh
Dr.Elly Jumiati, SP,.MP.
Data BPS Kota Tarakan, 2016 menunjukan produksi ubi kayu di Kota
Tarakan secara umum cenderung meningkat. Dengan meningkatnya
produksi diharapkan dapat diikuti dengan pendapatan yang tinggi, akan
tetapi untuk melihat tingkat pendapatan bukan hanya produksi yang bisa
dijadikan parameter. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Adapun
tujuan penelitian adalah 1. Untuk menganalisis tingkat pendapatan
usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan 2. Untuk
menganalisis strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di
Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis usahatani dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh: 1.Tingkat Pendapatan
usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan
termasuk di dalam kategori tingkat pendapatan rendah 2. Strategi yang
dapat dilakukan untuk peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di
Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan adalah: (1) Meningkatkan
produksi dengan menambah luas lahan tanam ubi kayu dan kualitas
produk (2) Memanfaatkan kemitraan dan akses kredit untuk meningkatkan
modal usahatani (3) Penyuluhan dengan metode pelatihan dan
pembinaan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam meningkatkan nilai tambah.

Kata Kunci: Ubi Kayu, Pendapatan, Analisis SWOT

xvi
ABSTRACT

INDRY DESY PRATIWI (13.201020.006) “Analyzing The Level Of


Cassava Farm Industry Increasing Income And Strategy (Manihot
Utilissima) at Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan”. Supervisor by
Dr.Elly Jumiati, SP, MP.
Tarakan BPS data in 2016 shows that generally cassava production
increase. This case hopefully might cause the high income. However the
production might not be a parameter for income level. Therefore this study
made. This study aims of 1. Analyzing the income level of cassava farm
industry at Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan 2. Analyzing the
increasing income strategy of cassava farm industry at Juata Harapan.
This study uses farm industry analysis and SWOT analysis.
The result found that 1. The income level of cassava farm industry at Juata
Harapan kelurahan karang harapan is low income 2. To increase income
strategy of cassava farm industry at Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan are by (1) Increase the production by adding cassava land area
industry and increase the product quality (2) Exploit kartnership and credit
access for increase farm industry (3) lllumination by using research
method and founding to explore knowladge and skill to make extra value.

Key Word: Cassava, Income, Swot Analysis

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian

Indonesia terutama dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).

distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar

harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari

tahun ke tahun. Tiga sektor ekonomi utama Indonesia terdiri dari sektor

industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan.

Dibandingkan dengan tahun 2008, pada Tahun 2009 terjadi peningkatan

PDB pada sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi.

Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDB sebesar 15,3% pada

Tahun 2009 menempati posisi kedua setelah sektor industri pengolahan

26,4 persen (Pohan 2011).

Menurut Ginting (2002), ubi kayu (Manihot utilissima) juga

merupakan komoditas tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung.

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai

penghasil sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku industri

makanan, kimia dan pakan ternak. Komoditi ubi kayu juga merupakan

salah satu komoditas tanaman pangan yang menghasilkan devisa negara

melalui ekspor dalam bentuk gaplek atau chips yang merupakan aset

berharga dan perlu dijaga kelestariannya, sehingga dapat dimanfaatkan

untuk pengembangan ekspor pada masa-masa selanjutnya. Peranan ubi


2

kayu cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun

mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada

kondisi rawan pangan, ubi kayu merupakan penyangga pangan yang

handal karena ubi kayu mempunyai kadar gizi makro dan mikro yang

tinggi, seimbang dan sesuai angka kebutuhan gizi (Muizah et al. 2013).

Menurut Hafsah (2003), ubi kayu dapat digunakan sebagai bahan

makanan, bahan pakan, bahan baku industri, dan komoditi ekspor

sebagian besar produksi ubi kayu di Indonesia digunakan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri 85–90%, sedangkan sisanya diekspor

dalam bentuk gaplek, chips, dan tepung tapioka. Ubi kayu dikonsumsi

sebanyak 71,69% sebagai bahan pangan (langsung atau melalui proses

pengolahan) 13,63% untuk keperluan industri non pangan, 2,00% untuk

pakan, dan 12,66% terbuang (sisa di lahan pertanian). Sebagai bahan

makanan, ubi kayu merupakan komoditas pangan tradisional yang

dijadikan sebagai sumber karbohidrat dan melalui diversifikasi konsumsi

dimanfaatkan sebagai substitusi asal beras. Berdasarkan Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, konsumsi ubi kayu per kapita per

tahun di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami fluktasi namun

cenderung menurun. Konsumsi ubi kayu per kapita di Indonesia pada

Tahun 2004 sebesar 9,67 kg per tahun telah menurun menjadi 8,29 kg per

tahun pada Tahun 2008.

Ubi kayu memiliki biaya penanaman dan pemeliharaan yang

rendah dan dengan adanya lahan yang cocok untuk mengembangkan


3

ubi kayu akan sangat mudah mendapatkan keuntungan dalam

mengembangkan usahatani. Kegiatan utama yang dilakukan adalah

peningkatan produksi barang pertanian yang dihasilkan petani,

meningkatkan produktivitas pertanian serta mendorong pengembangan

komoditas yang sesuai dengan potensi wilayah petani merupakan subjek

utama yang menentukan kinerja produtivitas usahatani yang dikelolanya.

Secara naluri petani menginginkan usahataninya memberikan manfaat

tertinggi dari sumber daya yang dikelola. Produktivitas sumber daya

usahatani tergantung pada teknologi yang diterapkan (Lubis et al. 2013).

Menurut Dr.Sarwani (2008), permasalahan umum pada pertanaman

ubi kayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Rendahnya

produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya ubi

kayu dengan benar seperti belum dilakukan pemupukan baik pupuk an-

organik maupun organik (pupuk kandang).

Permasalahan yang ada dalam pengembangan komoditi ubi kayu

secara umum adalah penggunaan benih bermutu masih rendah, harga

kurang menarik dibandingkan komoditas lain, masih di anggap tanaman

sela dalam sistem budidaya, pemasaran kurang terjamin, dan lemahnya

akses petani terhadap sumber permodalan (Lubis et al. 2013).

Kota Tarakan merupakan salah satu kota yang dimana

masyarakatnya banyak membudidayakan ubi kayu. Ubi kayu selain

dimanfaatkan ubinya, daun ubi kayu juga banyak dimanfaatkan oleh


4

masyarakat Kota Tarakan. Produksi ubi kayu di Kota Tarakan meningkat

dari Tahun 2013-2015 dapat dilihat dari Tabel dibawah ini.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas


Komoditas Ubi Kayu di Daerah Kota Tarakan Tahun 2013-
2015.
Keterangan Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas
(ha-1) (ton) (ton/ha-1)
Tarakan 2013 174 5.190 29,82

Tarakan 2014 152 4.875 32,07

Tarakan 2015 175 6.345 36,26

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka, 2016.

Berdasarkan pada Tabel 1 dilihat pada Tahun 2013 Kota Tarakan

menghasilkan ubi kayu sebanyak 5.190 ton dengan luas lahan sebesar

174 ha-1, dan produktivitas sebesar 29,82 ton/ha-1, pada Tahun 2014

produksi ubi kayu sebanyak 4.875 ton dengan luas lahan sebesar 152 ha -1

produktivitas 32,07 ton/ha-1 dan pada Tahun 2015 produksi ubi kayu

sebanyak 6.345 ton dengan luas lahan 175 ha-1 produktifitas 36,26 ton/ha-
1
(BPS Kota Tarakan 2016).

Data BPS Kota Tarakan Tahun 2016, dapat kita lihat bahwa

produksi ubi kayu di Kota Tarakan secara umum cenderung meningkat.

Dengan meningkatnya produksi diharapkan dapat diikuti dengan

pendapatan yang tinggi. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya peranan

pemerintah setempat yang senantiasa memberikan bimbingan dan

bantuan kepada para petani ubi kayu agar terus meningkatkan produksi

ubi kayu sehingga dapat diikuti dengan pendapatan petani ubi kayu yang

tinggi.
5

Data BPS Kota Tarakan Tahun 2016, menunjukan keseluruhan dari

petani ubi kayu yang berada di Kota Tarakan. Apakah jika dilihat dari

daerah dan perindividu petani ubi kayu juga mempunyai produksi dan

pendapatan ubi kayu yang tinggi atau sebaliknya pendapatan dan

produksi ubi kayu petani terbilang rendah. Untuk itulah peneliti melakukan

penelitian tentang Analisis Tingkat Pendapatan Dan Strategi

Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima) di

Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani ubi kayu di Juata Harapan

Kelurahan Karang Harapan?

2. Bagaimana strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di

Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani ubi kayu di Juata

Harapan Kelurahan Karang Harapan.

2. Untuk menganalisis strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi

kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:


6

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petani ubi kayu di Juata

Harapan dalam upaya peningkatan pendapatan dan strategi

peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan rujukan bagi penelitian

selanjutnya.

3. Sebagai sarana bagi penulis untuk melatih kemampuan dalam

menganalisa masalah berdasarkan fakta dan data.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Petani

Kompetensi seorang petani dalam berusahatani merupakan

perwujudan perilaku untuk merencanakan serangkaian aktivitas untuk

mencapai target. Kompetensi merujuk pada kemampuan petani secara

umum untuk menjalankan usahatani atau mengerjakan tugas-tugas dan

fungsi-fungsi pekerjaannya secara kompeten. Kompeten merupakan

keterampilan fungsional yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas pada

suatu pekerjaan sesuai standar yang di tetapkan, atau dengan kata lain

kompeten diartikan sebagai memiliki keterampilan dan pengetahuan yang

memadai untuk melaksanakan pekerjaan (Palan 2008 dalam Manyamsari

2014). Selain itu, petani yang kompeten harus mampu menjadi manajer

usahatani yang terampil untuk melakukan tugas-tugasnya seperti

merencanakan usahatani, kapan waktu yang tepat untuk menanam,

memasarkan hasil, mencari modal, mengontrol usahataninya dan lain-lain.

Keberhasilan petani dalam berusahatani erat kaitannya dengan

kompetensi agribisnis yang dimiliki petani dalam mengelola usahataninya.

Kompetensi agribisnis adalah kemampuan petani untuk berpikir, bersikap

dan bertindak dalam merencanakan usaha tani untuk memperoleh

keuntungan berusahatani, membangun kerjasama antar subsitem

pertanian, mengelola pasca panen pangan untuk meraih nilai tambah


8

produk pertanian, serta mewujudkan kegiatan pertanian yang

berkelanjutan (Harijati 2007).

Keberhasilan usahatani sangat tergantung kepada kompetensi

petani sebagai pengelola utama. Kompetensi petani tidak sama satu

dengan lainnya, hal ini sangat tergantung kepada karakteristik yang

mereka miliki. Ada banyak faktor terkait yang berkenaan dengan

karakteristik petani lahan sempit yang memungkinkan mereka lebih maju

dalam meningkatkan jumlah dan kualitas produknya. Faktor tersebut

seperti tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman usaha, interaksi

dengan penyuluh, pemanfaatan media komunikasi dan luas lahan. Untuk

mengetahui kompetensi tersebut perlu didentifikasi kompetensi petani dan

hubungan karakteristik petani lahan sempit dengan kompetensinya dalam

pengelolaan usaha agribisnis (Manyamsari & Mujiburrahmad 2014).

B. Karakteristik Ubi Kayu

Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ke tiga

setelah padi dan jagung. Sedangkan untuk konsumsi penduduk dunia

khususnya penduduk negara-negara tropis, tiap tahun diproduksi sekitar

300 juta ton ubi kayu. Hasil produksi tanaman ubi kayu 1 ha-1 pada

umumnya menghasilkan (18-22 ton/ha-1). Di Indonesia sebagian besar

tanaman ubi kayu di hasilkan di Jawa (56,6%), Propinsi Lampung (20,5%)

dan propinsi lain di Indonesia (22,9%) (Dr.Sarwani 2008).

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz atau Manihot utilissima) memiliki

nama lokal yang cukup bervariasi seperti: ketila, keutila, ubi kayee (Aceh),
9

ubi parancih (Minangkabau), ubi singkung (Jakarta), batata kayu

(Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral, kasapen,

sampeu, ubi kayu (Sunda), katela mantri, ubi kayu, tela pohung (Jawa),

dan kasibi (Ternate). Ubi kayu berasal dari Benua Amerika tepatnya dari

Brazil. Ubi kayu menyebar ke hampir seluruh wilayah dunia, antara lain:

Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok (Purnomo & Purnamawati 2010).

Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah dikenali karena memiliki ciri

khas yaitu: batangnya berbuku-buku (setiap buku batang terdapat mata

tunas), daunnya menjari, dan umbi berasal dari pembesaran sekunder

akar adventif. Umbi ubi kayu umumnya mengandung 10-490 miligram

HCN kg-1 umbi basah (tergantung varietasnya). Senyawa HCN berbahaya

jika dikonsumsi lebih dari 1 miligram HCN kg-1 bobot tubuh per hari. Umbi

ubi kayu dengan kadar HCN kurang dari 50 miligram kg-1 bobot umbi

dinyatakan aman untuk dimakan. Kadar HCN yang lebih dari 100 miligram

kg-1 bobot umbi hanya diperkenankan untuk industri, seperti tepung

tapioka (Purnomo & Purnamawati,2010).

Ubi kayu atau ketela pohon atau Cassava sudah lama dikenal dan di

tanam oleh penduduk dunia. Menurut (Rukmana & Yuniarsi 1987) ubi

kayu mempunyai banyak nama daerah, diantaranya adalah ketela pohon,

ubi kayu, ubi kayu jenderal, ubi kayu inggris, telo puhung, kasape, bodin,

telo jenderal (Jawa), dan ubi kayu Perancis (Padang). Dalam sistematika

(Taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman ubi kayu diklasifikasikan

sebagai berikut:
10

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyte

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Discotyledoneae

Ordo: Euphorbiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Manihot

Species: Manihut esculenta Crantz sin. Utilisima Pohl.

Perlu diketahui bahwa ubi kayu segar memiliki beberapa kelemahan,

antaranya adalah mudah mengalami penurunan kualitas (rusak) apabila

tidak segera dijual dan diolah setelah pemanenan. Peningkatan nilai

ekonomi ubi kayu dapat dilakukan dengan mengolah ubi kayu tersebut

menjadi berbagai macam produk olahan baik dalam betuk basah maupun

kering. Beberapa macam produk olahan ubi kayu antara lain adalah

tepung ubi kayu, keripik ubi kayu, patilo, kue kaca, bolu pelangi, kue cantik

manis, dan lain sebagainya Menurut (Djaafar et al. 2003).

C. Usahatani

Menurut Soekartawi dalam Permatasari (2014) bahwa ilmu

usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan

efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki
11

sebaik-baiknya dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber

daya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.

Menurut (Adiwilaga dalam Permatasari 2014) ilmu usahatani adalah

ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

orang melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau secara

khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau ilmu usahatani yaitu

menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha dalam

menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.

Umur dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh bagi usahatani

dalam mengambil keputusan. Umur mudah dan tingkat pendidikan yang

tinggi memungkinkan petani lebih dinamis dan lebih dapat menerima

inovasi baru. Dengan kondisi tersebut petani mampu mengelola usahatani

seoptimal mungkin dengan curahan tenaga fisik yang tersedia. Begitupun

pengalaman berusahatani merupakan salah stau faktor penting dalam

mendukung keberhasilan usahatani (Sahara et al. 2004).

Sistem usahatani berhubungan dengan aktivitas produksi tanaman

dengan spectrum yang sangat luas termasuk sistem pengelolaan tanah

dan tanaman. Disamping itu dapat memberikan kesempatan kepada

keluarga petani untuk memperoleh kegiatan yang dapat digunakan

sebagai pekerjaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Sistem

usahatani yang berkelanjutan dapat diukur berdasarkan keuntungan yang

diperoleh dan resiko yang mungkin terjadi dapat ditekan seminimal

mungkin (Sutanto 2002).


12

D. Biaya Produksi Usahatani

Biaya secara umum merupakan nominal uang yang dikeluarkan oleh

pelaku ekonomi untuk mendapatkan barang atau jasa yang diperlukan.

Bagi produsen, biaya diartikan sebagai nominal uang yang dikeluarkan

untuk membeli barang dan jasa yang digunakan sebagai input dalam

proses produksinya, selanjutnya input tersebut digunakan untuk

memproduksi output atau komoditi. Sedangkan biaya yang dikeluarkan

oleh konsumen digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, baik

berupa barang maupun jasa akhir, yang mampu memberikan manfaat

bagi konsumen (Suratiyah 1973).

Menurut (Soekartawi 2001 dalam Puspito 2011) biaya produksi

adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam

bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Secara

umum, biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen

dalam mengelola usahataninya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Adanya unsur-unsur produksi yang bersifat tetap dan tidak tetap dalam

jangka pendek mengakibatkan munculnya dua kategori biaya, yaitu biaya

tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya usahatani dibedakan menjadi yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit. Contoh biaya tetap antara lain sewa tanah, pajak, alat

pertanian, dan iuran irigasi. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya
13

variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi, tenaga kerja, bibit,

pupuk obat-obatan, dan tenaga kerja musiman, sehingga biaya ini sifatnya

berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan

(Hanafie 2010).

Biaya tetap adalah biaya produksi yang timbul karena penggunaan

faktor produksi yang tetap, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk

membiayai faktor produksi juga tetap, tidak berubah walaupun jumlah

barang yang dihasilkan berubah-ubah. Sedangkan biaya tidak tetap

merupakan biaya yang dikeluarkan oleh produsen sebagai akibat

penggunaan faktor produksi variabel, sehingga biaya ini jumlahnya

berubah-ubah sesuai dengan kuantitas produk yang dihasilkan

(Suparmoko & Maria 2001).

Pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai penggunaan

sarana produksi dan lain-lain yang dibebankan pada produk yang

bersangkutan. Selain biaya tunai yang harus dikeluarkan, ada juga biaya

yang diperhitungkan yaitu nilai pemakaian barang dan jasa yang

dihasilkan dan berasal dari usahatani itu sendiri. Biaya yang

diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya

pendapatan kerja petani kalau modal dan nilai kinerja diperhitungkan.

Pendapatan usahatani yang diterima seseorang petani dalam satu tahun

berbeda dengan pendapatan yang diterima petani lainnya. Perbedaan

pendapatan petani ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya masih


14

dapat diubah dalam batas-batas kemampuan petani, misalnya luas lahan

usahatani, efisiensi kerja dan efisiensi produksi. Tetapi ada pula faktor-

faktor yang tak dapat diubah seperti iklim dan jenis lahan (Soeharjo &

Patong 1973).

Suratiyah (2006), mengemukakan bahwa sifat-sifat biaya usahatani

disebut dengan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung

terdiri dari harga pembeli pupuk, pembeli obat, pembeli bibit, pembeli

makanan ternak, dan upah tenaga kerja, dan biaya tidak langsung terdiri

dari pemakaian tenaga kerja keluarga, bunga modal dan penyusutan.

Adapun jenis-jenis biaya usahatani terdiri dari:

1. Biaya tetap (FC) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

Contoh biaya sewa lahan, pajak lahan, biaya bunga, penyusutan alat

dengan satuan rupiah (Rp).

2. Biaya variabel (VC) yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi,

tenaga kerja, pupuk dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya

berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan.

3. Biaya variabel per unit (AVC) yaitu total biaya variabe dibagi total

produksi dengan satuan (Rp/Kg).

4. Biaya total (TC) yaitu jumlah biaya tetap dan biaya variabel

perusahaantani dengan satuan rupiah (Rp).


15

5. Biaya marginal (MC) yaitu tambahan biaya yang diperlukan untuk

memproduksi tambahan satu unit produk.

6. Penerimaan total yaitu jumlah unit yang dijual dikalikan dengan harga

jual.

E. Penerimaan

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian

antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual

adalah harga transaksi antara produsen dan pembeli untuk setiap

komoditas. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim digunakan

antara penjual dan pembeli secara partai besar misalnya: kg, kw, ton, ikat,

dan sebagainya.

Penerimaan atau pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai

nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual

maupun yang tidak dijual. pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil

perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani. Nisbah

seperti pendapatan kotor (ha-1) atau perunit kerja dapat dihitung untuk

menunjukan intensitas operasi usahatani yang merupakan keseluruhan

uang yang diperoleh petani dari hasil penjualan jagung yang diukur

dengan satuan (Rp). Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk

memperoleh produksi dilapangan pertanian, pada akhirnya akan dinilai

dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih

keduannya merupakan pendapatan dari kegiatan usahataninya

(Soekartawi 1986).
16

F. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur

kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan

masyarakat ini mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat.

Pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah

tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-

faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain (Sukirno & Sadono

2000).

Pendapatan atau perolehan merupakan suatu kesempatan

mendapatkan hasil dari setiap usaha yang dilakukan, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pendapatan secara langsung diterima

oleh setiap orang yang berhubungan langsung dengan pekerjaan,

sedangkan pendapatan tidak langsung merupakan tingkat pendapatan

yang diterima melalui perantara (Bambang 1994).

Menurut Sukirno (2006), pendapatan adalah jumlah penghasilan

yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode

tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan

usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang

yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah

dikeluarkan.

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua

biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau

penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor penerimaan


17

total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan

sebelum dikurangi biaya produksi (Rahim & Hastuti 2008).

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya-

biaya. Penerimaan total merupakan hasil kali produksi total dengan

harganya. Biaya yang di maksud dalam pengertian ini adalah biaya

keseluruhan, baik itu biaya tetap (misalnya: sewa tanah, pembelian alat-

alat pertanian dan lain-lain) maupun biaya tidak tetap (misalnya: biaya

yang diperlukan untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain).

Masing-masing input produksi tersebut dikalikan dengan harganya.

pendapatan dalam usahatani tidak selamanya harus dinyatakan dengan

(rp) atau dalam bentuk uang, usahatani subsistem lebih mementingkan

keuntungan dalam bentuk maksimisasi produk (Hanafie 2010).

G. Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997), analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematif untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencana strategis (strategy planner) harus menganalisis faktor-faktor

strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)


18

dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini dinamakan analisis situasi model

yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.

Menurut (Rais et al. 2009) metode analisa SWOT dianggap sebagai

metode analisa yang paling dasar, berguna untuk melihat suatu topik atau

permasalahan dari 4 (empat) sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya

adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi

kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar,

analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan

atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini terbagi atas empat komponen

dasar yaitu:

S = Strengths, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

W = Weaknesses, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan

dari organisasi atau program pada saat ini.

O = Opportunities, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di

luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi

di masa depan.

T = Threats, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi

yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi

organisasi di masa depan.

Perbandingan antara empat komponen dasar (SWOT) dijelaskan

dalam skema matriks SWOT. Matriks SWOT terdiri dari 8 sel: 4 sel berisi
19

inventori variable internal dan lingkungan bisnis (eksternal) dan empat sel

lainnya berisi implikasi strategis yang ditimbulkannya. Sel 1 berisi berisi

daftar (list) kekuatan (S) perusahaan yang berhasil dibangun oleh

manajemen dan sel 2 berisi daftar kelemahan (W) yang ingin dihilangkan.

Oleh karena itu sel 1 dan 2 secara berturut-turut disebut sel S dan sel W.

Sel 3 berisi daftar peluang (O) bisnis yang dimiliki pada masa sekarang

dan yang akan datang dan sel 4 berisi daftar ancaman (T) yang sedang

dihadapi sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu sel 3 dan 4

secara berturut-turut disebut sel O dan sel T. Sel 5 merupakan pilihan

strategi yang hendak dipilih oleh manajemen berdasar kombinasi

kekuatan dan peluang bisnis yang ada pada sel S dan O dan oleh karena

itu disebut sebagai sel atau stategi SO. Stategi pada sel tersebut juga

sering disebut sebagai strategi maksi-maksi. Sel 6 adalah strategi yang

hendak dipilih oleh manajemen berdasarkan kombinasi kelemahan dan

peluang bisnis yang ada pada sel W dan O dan oleh karena itu disebut sel

atau strategi WO. Startegi pada sel WO sering juga dinamai sebagai

strategi mini-maksi. Sel 7 berisi pilihan strategi yang ditimbulkan oleh

kombinasi sel S dan T dan oleh karena itu disebut sel atau strategi ST.

Strategi pada sel ST sering juga disebut sebagai strategi maksi-mini. Sel 8

berisi strategi hasil kombinasi sel W dan T dan oleh karena itu disebut sel

atau strategi WT. Strategi tersebut sering juga diberi nama sebagai

strategi mini-mini.
20

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen internal dan

eksternal perusahaan yang telah dikenal luas. Analisis ini bertumpuh pada

basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Maksudnya, data yang ada

diupayakan mencakup data perkembangan organisasi pada tiga tahun

sebelum dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun

dilakukannya analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun

kedepan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan agar strategi yang akan

diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan

(Yusanto et al. 2003).

Analisis ini digunakan untuk menemukan faktor intenal (kekuatan

dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada suatu

organisasi. Dari hasil analisis akan ditemukan strategi yang menyajikan

kombinasi terbaik diantara keempatnya. Setelah diketahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman, selanjutnya perusahaan tersebut

dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang

dimilikinya untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada.

Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk memperkecil atau

mengatasi kelemahan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang

ada.

H. Kerangka Pemikiran

Petani adalah individu-individu yang mata pencahariannya berasal

dari sektor pertanian. Setiap petani memiliki karakteritik yang berbeda

dengan yang lain. Perbedaan karakteritik ini dapat menimbulkan


21

perbedaan dalam berusahatani baik dari segi produksi, pendapatan yang

diperoleh petani dari usahataninya serta pendapatan keluarga petani

(family income).

Indikator yang penting untuk mengukur tingkat pendapatan petani

adalah pendapatan petani. Umumnya pendapatan petani tidak berasal

dari satu sumber saja, tetapi berasal dari dua atau lebih sumber

pendapatan, yaitu dari sektor perkebunan, non-perkebunan dan non-

pertanian. Dalam melakukan usahatani ubi kayu, petani juga

memperhitungkan biaya yang dikeluarkan atau biaya produksi selama

satu tahun terakhir, seperti biaya peralatan, biaya pupuk, biaya pestisida,

biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya yang lain.

Petani ubi kayu bergantung pada harga ubi kayu yang berlaku di

daerah tersebut dan pendapatan yang diterima oleh petani ubi kayu

tergatung dari produksi ubi kayu, apakah produksi ubi kayu tinggi atau

rendah, jika produksi ubi kayu rendah maka pendapatan ubi kayu juga

terbilang rendah. Oleh karena itu untuk mengetahui hasil tingkat

pendapatan ubi kayu kita perlu menghitung biaya, penerimaan,

pendapatan , dan nilai skoring ubi kayu dan untuk meningkat pendapatan

ubi kayu kita perlu melakukan strategi peningkatan pendapatan usahatani

dengan metode analisis SWOT.

Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan alat yang dipakai untuk

menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal


22

yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis.

Untuk mengetahui tingkat pendapatan dan strategi peningkatan

pendapatan usahatani ubi kayu didaerah penelitian maka perlu dilakukan

penelitian ilmiah.
23

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari

gambar skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Petani Ubi Kayu

Tingkat Strategi
Pendapatan Pendapatan

Analisis Analisis
Usahatani: SWOT:

1. Biaya 1. Kekuatan
2. Penerimaan 2. Kelemahan
3. Pendapatan 3. Peluang
4. Skoring 4. Ancaman

Analisis Tingkat Pendapatan dan Strategi


Peningkatan Pendapatan

Informasi dan Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Tingkat Pendapatan Dan Strategi Peningkatan


Pendapatan Usahatani Ubi Kayu
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan, Kecamatan Tarakan Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini

dilakukan secara sengaja (purposive Sampling), dengan pertimbangan

yaitu Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan merupakan tempat

dimana banyak petani yang menanam atau memproduksi ubi kayu.

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan September 2016-Maret 2017

hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan dari pihak-

pihak berkepentingan dengan penelitian sebanyak dan selengkap

mungkin dan lama penelitian tersebut juga meliputi usulan proposal,

observasi lapangan, pelaksanaan penelitian, pengolahan data, dan

penyerahan skripsi.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive

sampling) karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang didasarkan

pada tujuan penelitian, dan sampling jenuh (sensus) dimana populasinya

menggunakan seluruh petani ubi kayu yang berada di Juata Harapan

Kelurahan Karang Harapan Tarakan Barat.

Menurut Arikunto (2010), berdasarkan pengertian diatas, dapat

disimpulkan sampel adalah bagian populasi yang diteliti dan mewakili

karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian kurang dari jumlah 100


25

maka sampel yang diambil adalah semuanya namun apabila jumlah

populasi berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-

15% atau bahkan lebih.

Penelitian ini mengambil responden sebanyak 30 orang yang terdiri

dari keseluruhan populasi yang ada di Juata Harapan.

Dalam penelitian ini untuk pengambil sampel menggunakan model

Purposive Sampling, dengan pertimbangan:

1. Mengusahakan tanaman ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan.

2. Termasuk dalam kelompok tani yang membudidayakan ubi kayu di

Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.

C. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dimana:

1. Data primer merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian yang diperoleh melalui petani ubi kayu

melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah di

persiapkan (Sujarweni 2014).

2. Data sekunder data yang diperoleh dari berbagai pustaka, Badan

Pusat Statistik (BPS), Jurnal, Skripsi dan berbagai macam literatur

yang terkait dalam topik penelitian terdahulu yang ada hubungannya

dengan kegiatan penelitian ini (Sujarweni 2014).

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk pengambilan data penelitian menggunakan metode:


26

1. Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk

menggali data secara lisan. Dengan melakukan wawancara langsung

kepada responden yang berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner)

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal ini haruslah dilakukan secara

mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail

(Sujarweni 2014).

2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Sujarweni 2014).

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

tingkat pendapatan usahatani dan Analisis SWOT, adapun analisis

sebagai berikut:

1. Analisis Usahatani

a. Biaya

Menurut Soekartawi (2002), biaya produksi adalah nilai dari semua

faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa

selama proses produksi berlangsung.

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC (Total Cost) = Biaya total

TFC (Total Fixed Cost) = Biaya tetap

TVC (Total Variable Cost) = Biaya tidak tetap


27

b. Penerimaan

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian

antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual

adalah harga transaksi antara produsen dan pembeli untuk setiap

komoditas. Satuan yang digunakan seperti satuan yang biasa digunakan

antara penjual dan pembeli secara partai besar misalnya: kg, kw, ton, ikat,

dan sebagainya. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Q x P

Keterangan:

TR (Total Revenue) = Penerimaan usaha

Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan

P (Price) = Harga jual produk yang dihasilkan

c. Pendapatan

Menurut Soekartawi (2006) untuk menghitung pendapatan

digunakan rumus sebagai berikut:

Pd = TR - TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan usahatani(Rp)

TR = Total penerimaan (Rp)

TC = Total biaya (Rp)


28

d. Skoring

Parameter Tingkat Pendapatan

Table 2. Variabel dan Indikator


Indikator Parameter Pengukur Skor
Tingkat Umur
Pendapatan A: 3

B:
2

C:
1
Tingkat A: 3
Pendidikan
B: 2

C: 1

Lama A: 3
Berusahatani
B: 2

C: 1

Produksi A: 3

B: 2

C: 1

Pendapatan A: 3

B: 2

C: 1
29

Nilai pengukur yang meliputi parameter umur, tingkat pendidikan,

lama berusahatani, produksi dan pendapatan, Skor yang diperoleh

disesuaikan dari data hasil yang diperoleh dari hasil pelaksananan

penelitian di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.

1). Interval kelas

a). Menentukan rentang nilai dengan rumus:

Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

b). Menetukan jumlah interval, dalam hal ini jumlah di tentukan sebanyak

3 sesuai kategori penilaian (Sardjono 1999).

c). Menetukan panjang kelas dengan rumus:

i =

dimana: I = Lebar interval

R = Jarak pengukur

K = Jumlah interval

Dari rumus diatas diperoleh nilai sebagai berikut:

i= = 3,3

Dengan demikian untuk memberikan penilaian tentang tingkat

pendapatan petani ubi kayu ditampilkan pada Tabel 3 berikut:


30

Tabel 3. Kategori Tingkat Pendapatan


No Bobot Rataan Kategori Kelas

1 4,9-8,2 Rendah 1

2 8,3-11,6 Sedang 2

3 11,7-15 Tinggi 3

Hasil kategori tingkat pendapatan ubi kayu di dapatkan dari hasil

parameter tingkat pendapatan dan variabel indikator yang meliputi

parameter umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, produksi dan

pendapatan ubi kayu yang berada di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan.

2. Analisis SWOT

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode

analisis SWOT IFAS dan EFAS. Sehingga dapat menentukan kekuatan

dan kelemahan didalam maupun peluang dan ancaman yang ada dimiliki

usahatani petani ubi kayu. Kemudian data yang diperoleh dimasukkan

kedalam bentuk "Matrik Faktor Eksternal dan Matrik Faktor Strategi

Internal”. (Rangkuti 2008).

a. Analisis IFAS

Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi

dan kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada

untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis Faktor

Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel faktor-
31

faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis

Summary/IFAS) dengan langkah sebagai berikut:

1).Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan-

kelemahan dalam usahatani ubi kayu kolom no 1.

2).Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1

(paling penting), sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis dalam usaha tani ubi

kayu (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total

1,00).

3).Hitung rating (dalam dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

usahatani ubi kayu yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif

(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai +1

sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-

rata industri atau dengan pesaing utama.

4).Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan (poor).

5).Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.
32

6).Jumlahnya skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperolah total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk

membandingkan usahatani ubi kayu ini dengan usahatani lainnya

dalam kelompok industri yang sama (Rangkuti 2008).

Tabel 4. IFAS Matrik Faktor Strategi Internal (Dalam) Petani Ubi Kayu.
Faktor-Faktor Bobot Rating Skor
Strategis Internal Pembobotan
(Bobot x
Rating)
KEKUATAN :
1. Ketersediaan bibit ubi kayu
2. Umur produktif
3. Ketersediaan lahan
4. Ketersediaan tenaga kerja
dalam keluarga
5. Adanya motivasi

Jumlah 1,0
KELEMAHAN :
1. Kekurangan modal
2. Pengalaman bertani
3. Penggunaan input belum
efisien
4. Pendidikan rendah

Jumlah 1,0
33

b. Analisis EFAS

Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada

dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi

pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi

eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal

(External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah

sebagai berikut:

1). Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.

2). Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua

faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah

1.

3). Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/out standing) sampai

dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor

tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang

bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4,

tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating

ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka

ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.

4). Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3.

Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.


34

5).Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan

posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.

Tabel 5. EFAS Matrik Faktor Strategi Eksternal (Luar) Petani Ubi Kayu.
Faktor-Faktor Bobot Rating Skor
Strategis Eksternal Pembobotan
(Bobot x Rating)
PELUANG :
1. Konsumen potensial
2. Diversifikasi olahan ubi kayu
3. Adanya akses kredit pinjaman
4. Dukungan pemerintah
5. Kemitraan

Jumlah 1,0
ANCAMAN :
1. Kualitas produk bersaing
2. Produk ubi kayu dari luar Kota
Tarakan
3. Biaya produksi meningkat
4. Harga murah

Jumlah 1,0
35

Berdasarkan hasil perhitungan bobot dan rating pada masing-

masing variabel, maka diperoleh strategi pada kuadran SWOT sebagai

berikut:

X = S + (-W) =

Y = O + (-T) =

Posisi kewilayahan dalam kuadran SWOT sebagai berikut:

BERBAGAI PELUANG

KUADRAN III KUADRAN I

TURN-AROUND AGGRESSIVE

KELEMAHAN KEKUATAN

INTERNAL INTERNAL

KUADRAN IV KUADRAN II

DEFENSIF DIVERSIFIKASI

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 2 Kuadran SWOT Strategi


36

F. Definisi Operasional

1. Ubi kayu merupakan salah satu komoditas pertanian tanaman pangan

yang bisa hidup dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah.

2. Usahatani ubi kayu adalah usahatani yang mengusahakan tanaman ubi

kayu.

3. Biaya produksi adalah biaya yang mengusahakan yang meliputi biaya

untuk pembelian saprodi. Biaya terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap

dimana biaya tetap antara lain (alat pertanian) sedangkan biaya tidak

tetap (bibit, pupuk dan pestisida) selama 1 tahun per satu kali produksi

yang dinyatakan dalam satuan (Rp/kg/ha-1).

4. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus

dikeluarkan selama 1 kali produksi walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit satuan (Rp/ha-1)

5. Biaya variabel (tidak tetap) adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh selama 1 kali produksi satuan

(Rp/ha-1).

6. Produksi adalah setiap kegiatan untuk menciptakan atau meningkatkan

nilai guna suatu barang dalam per 1 kali produksi selama 1 tahun.

7. Penerimaan petani adalah nilai uang yang diterima petani dari hasil

produksi ubi kayu, merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi

ubi kayu per 1 kali produksi per tahun dengan harga jual produk satuan

(Rp/kg/ha-1).
37

8. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani

dengan biaya produksi usahatani selama 1 tahun per satu kali produksi

ubi kayu, satuannya (Rp/ha-1).

9. Tingkat pendapatan adalah tingkatan dimana untuk mengetahui posisi

pendapatan apakah berada dikategori tinggi, sedang atau rendah.

10. Strategi adalah suatu tindakan yang terus-menerus dilakukan

berdasarkan sudut pandang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

11. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masing-

masing petani ubi kayu dan merupakan keunggulan masing-masing

petani ubi kayu.

12. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masing-

masing petani ubi kayu dan merupakan keterbatasan atau kekurangan

masing-masing.

13. Peluang atau kesempatan adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

masing-masing petani ubi kayu dan bersifat menguntungkan bagi

masing-masing petani ubi kayu.

14. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masing-masing

petani ubi kayu dan bersifat menganggu keberlangsungan masing-

masing petani ubi kayu.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Letak Geografis

Kelurahan Karang Harapan mempunyai luas sebesar luas 12,21

Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 8.820 jiwa, yang meliputi jenis

kelamin laki-laki sebanyak 4.431 dan jumlah perempuan 4.389. Secara

umum keadaan permukaan tanah (Topografi) adalah datar sampai

berombang 37%, berombak sampai berbukit 25%, dan berbukit sampai

bergunung 38% sedangkan warna tanah (sebagian besar) kuning

kecoklatan, tekstur tanah lempung pasir, tingkat kemiringan tanah 25o.

Tinggi tempat dari permukaan laut kurang lebih 30 M, dengan kelembaban

74-97%, dan curah hujan 3,46 Mm.

Batas wilayah Kelurahan Karang Harapan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Juata Permai

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karang Anyar Pantai

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karang Anyar

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut

Wilayah geografis yang dikelilingi oleh dataran dan bergunung

merupakan potensi yang dapat mendukung adanya perkembangan

usahatani di Kelurahan Karang Harapan.


39

2. Demografi

Untuk melihat demografi dari Kelurahan Karang Harapan dapat kita

lihat pada tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan dan mata pencaharian yang terdapat di Kelurahan Karang

Harapan sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut Jenis Kelamin

dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut Jenis


Kelamin.
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Laki-laki 4.431 50,23
Perempuan 4.389 49,77
Total 8.820 100
Sumber: Profil dan Monografi Kelurahan Karang Harapan, 2015

Berdasarkan Tabel 6 diatas, dapat diketahui jumlah penduduk di

Kelurahan Karang Harapan yang berjenis kelamin laki-laki 4.431 orang

dengan prosentase 50,23%, sedangkan perempuan 4.389 orang dengan

prosentase 49,77%. Hal ini menjelaskan bahwa penduduk di Kelurahan

Karang Harapan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan.

b. Jumlah Penduduk di Kelurahan Karang Harapan Menurut Usia

Jumlah penduduk di Kelurahan Karang Harapan Menurut usia yang

paling dominan adalah umur 10-14 tahun yaitu memiliki jumlah sebesar

1.103 orang, dengan total keseluruhan jumlah penduduk menurut usia

adalah 8.820 orang yang dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
40

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut Usia


Usia Jumlah (Orang) Prosentase (%)
0-4 695 7,87
5-9 1034 11,72
10-14 1103 12,50
15-19 695 7,87
20-24 620 7,02
25-29 654 7,41
30-34 727 8,24
35-39 705 7,99
40-44 703 7,97
45-49 766 8,68
50-54 554 6,28
55-59 277 3,14
60-64 102 1,15
65-69 96 1,08
70-74 66 0,74
>74 23 0,26
Total 8.820 100%
Sumber: Profil dan Monografi Kelurahan Karang Harapan, 2015

c. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut Pendidikan

Berdasarkan jumlah penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut

Pendidikan dapat diketahui bahwa pendidikan yang tamat SLTP atau

sederajat lebih banyak yaitu 1.322 orang. Sedangkan sedang S-3 paling

sedikit yaitu 1 orang. Hal ini menjelaskan bahwa penduduk di daerah

Kelurahan Karang Harapan dengan total keseluruhan 8.779 orang yang

berpendidikan yang dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Karakteristik Penduduk Kelurahan Karang Harapan Menurut


Pendidikan.
Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Warga penyandang 3 buta 78 0,88
Jumlah anak usia 3-6 tahun 640 7,29
Usia 3-6 tahun yang belum 374 4,26
masuk TK
Usia 3-6 tahun yang sedang 266 3,02
TK/Playgroup
Usia 7-56 Tahun :
41

Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)


Tidak Perna Sekolah 78 0,88
Tidak Tamat Sekolah 250 2,84
Sedang SD/Sederajat 985 11,21
Tamat SD/Sederajat 688 7,83
Sedang SLTP/Sederajat 867 9,87
Tamat SLTP/Sederajat 945 10,76
Sedang SLTA/Sederajat 698 7,95
Tamat SLTA/Sederajat 1322 15,05
Sedang D-1 55 0,62
Tamat D-1 14 0,15
Sedang D-2 17 0,19
Tamat D-2 50 0,56
Sedang D-3 65 0,74
Tamat D-3 319 3,63
Sedang S-1 378 4,30
Tamat S-1 643 7,32
Sedang S-2 12 0,13
Tamat S-2 31 0,35
Sedang S-3 1 0,01
Tamat S-3 3 0,03
Total 8.779 100%
Sumber: Profil dan Monografi Kelurahan Karang Harapan, 2015

d. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Berdasarkan Mata

Pencaharian.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan Berdasarkan Mata


Pencaharian.
Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Petani 519 5,88
Buruh Tani 126 1,42
Buruh Migran laki-laki 232 2,63
PNS 298 3,37
Pedagang Barang Kelontong 97 1,09
Perternak 14 0,15
Nelayan 97 1,09
Buruh Nelayan 41 0,46
Montir 0 0
Perawat 10 0,11
TNI 18 0,20
POLRI 11 0,12
Dosen 13 0,14
42

Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Prosentase(%)


Pedagang keliling 35 0,39
Tukang kayu 10 0,11
Tukang batu 17 0,19
Tukang las 2 0,02
Pembantu rumah tangga 6 0,06
Dukun tradisional 0 0
Karyawan perusahaan swasta 935 10,6
Karyawan perusahaan pemerintah 39 0,44
Wiraswasta 45 0,51
Dokter 9 0,10
Industri 2 0,02
Pelaut 3 0,03
Konstruksi 3 0,03
Pilot 0 0
Notaris 0 0
Juru masak 2 0,02
Penjahit 1 0,01
Konsultan/Arsitek 2 0,02
Imam masjid/Ulama 2 0,02
Pendeta 12 0,13
Honorer 53 0,60
Tukang listrik 2 0,02
Pensiunan 34 0,38
Penata rias 2 0,02
Wakil Walikota 1 0,01
Anggota Dewan 4 0,04
Apoteker 2 0,02
Psikolog 1 0,01
Guru 53 0,60
Ibu rumah tangga 1421 16,1
Mekanik 8 0,09
Bidan 3 0,03
Sopir 43 0,48
Pelajar / Mahasiswa 2975 33,73
Belum bekerja (balita dan dewasa 1617 18,33
tidak bekerja)
Total 8.820 100%
Sumber: Profil dan Monografi Kelurahan Karang Harapan, 2015

Jumlah Penduduk Kelurahan Karang Harapan menurut mata

pencaharian dapat diketahui yang mengurus rumah tangga lebih banyak

1.421 orang dibandingkan dengan mata pencaharian lain.


43

B. Analisis Usahatani

1. Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu

Usahatani Ubi Kayu yang termasuk biaya produksi adalah

komponen biaya tetap dan biaya variable (ha-1). Adapun komponen biaya

total penyusutan biaya tetap dan biaya variable petani ubi kayu di Juata

Harapan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10.Rata-Rata Total Penyusutan Biaya Tetap dan Variabel


Usahatani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan 1 Kali Produksi (ha-1).
Komponen Biaya Rata-Rata Biaya (Rp)
Biaya Umur Ekonomis
Tetap (Thn)
Cangkul 3 39.833
Parang 3 36.111
Hand Sprayer 5 81.933
Skop 3 6.778
Linggis 3 1.167
Traktor Mini 5 38.100
-1
Total Biaya Tetap (ha ) 1.272.161
Biaya Variabel
Ponska 1.082.633
Urea 11.067
Sentri 334.633
Gromoson 1.833
Traktor Mini:
BBM 16.667
Tenaga Kerja:
Pegolahan Lahan 50.000
Penanaman 0
Pemeliharaan 0
Panen 5.000
Pasca Panen 0
-1
Total Biaya Variabel (ha ) 5.482.087
-1
Total Biaya Tetap + Variabel (ha ) 6.754.248

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016


44

Biaya atau pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-

faktor produksi selama melakukan produksi usahatani, biaya diartikan

sebagai nominal uang yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa

yang digunakan sebagai input dalam proses produksinya. Dari data diatas

dapat kita lihat hasil total penyusutan biaya tetap dan biaya variable

adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan suatu usahatani

ubi kayu dalam 1 kali produksi (ha-1). Dengan total penyusutan rata-rata

biaya tetap Rp 1.272.161 dan total biaya variable Rp 5.482.087 sehingga

total biaya yang dikeluarkan petani ubi kayu 1 kali produksi selama 1

tahun Ubi Kayu sebesar Rp 6.754.248.

Tabel 11.Rata-Rata Total Penyusutan Biaya Eksplisit Usahatani Ubi Kayu


di Juata Harapan Keluarahan Karang Harapan 1 Kali Produksi
(ha-1).
Komponen Biaya Jumlah Biaya (Rp)
Biaya Eksplisit
Cangkul 39.833
Parang 36.111
Tangki 81.933
Skop 6.778
Lingis 1.167
Traktor Mini 38.100
Ponska 1.082.633
Urea 11.067
Sentri 334.633
Gromoson 1.833
Traktor Mini:
BBM 16.667
Tenaga Kerja:
Pengolahan Lahan 50.000
Penanaman 0
Pemeliharaan 0
Panen 5.000
Pasca Panen 0
-1
Total Biaya Eksplisit (ha ) 6.754.248
45

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Dari Tabel 11 diatas, dapat terlihat nilai dari biaya eksplisit usahatani

ubi kayu 1 kali produksi selama 1 tahun (ha-1) sebesar Rp 6.754.248 dari

biaya eksplisit di atas dapat kita lihat bahwa biaya-biaya yang ada adalah

biaya yang benar-benar dikeluarkan dan dibayarkan selama masa 1 kali

produksi ubi kayu berlangsung.

2. Penerimaan Usahatani Ubi Kayu

Penerimaan usahatani ubi kayu di Juata Harapan merupakan nilai

produksi yang di peroleh 1 kali musim tanam dalam 1 tahun (ha-1)

produksi ubi kayu. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian

antara jumlah produksi total Ubi kayu dengan harga jual dari jumlah hasil

produksi tersebut. Rata-rata produksi Ubi kayu 1 tahun dalam 1 kali

produksi sebanyak 13.864 kg/ha-1 dan harga jual Rp 3.033 Kg-1 sehingga

diperoleh total penerimaan petani yang mengusahakan Ubi kayu di Juata

Harapan Kelurahan Karang Harapan untuk 1 kali produksi ubi kayu

dengan rata- rata penerimaan sebesar Rp 41.542.857.

3. Pendapatan Usahatani Ubi Kayu

Pendapatan merupakan balasan jasa dari kerja sama faktor-faktor

produksi lahan tenaga kerja, modal dan pengelolahan. Secara harfiah

pendapatan dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai

penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk

mengukur keberhasilan usahatani dapat dilakukan dengan melakukan

analisis pendapatan usahatani, dengan melakukan analisis ini dapat


46

diketahui gambaran usahatani saat ini, sehingga dapat melakukan

evaluasi untuk perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan

datang (Soekartawi 1995).

Pendapatan yang di terima oleh petani ubi kayu di Juata Harapan

dalam 1 kali produksi selama 1 tahun (ha-1) merupakan hasil dari

pengurangan antara rata-rata total penerimaan Rp 41.542.857 dan total

biaya eksplisit yang dikeluarkan selama 1 kali produksi sebesar Rp

6.754.248 dan diperoleh dengan nilai rata-rata pendapatan (ha-1) petani

Ubi kayu sebesar Rp 34.788.609.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi 5 jenis

karakteristik yaitu responden bedasarkan umur, tingkat pendidikan, lama

berusahatani, produksi dan jumlah pendapatan petani ubi kayu di Juata

Harapan, dalam penelitian ini terdapat 30 responden petani ubi kayu

dimana dalam pengambilan sampel penelitian ini hanya petani ubi kayu

yang termasuk di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan. Berikut

adalah data responden berdasarkan 5 jenis karakteristik:

Tabel 12. Karakteristik Petani Berdasarkan Umur


No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase (%)
1 28-38 1 3,33
2 39-49 22 73,33
3 50-60 7 23,33
Total 30 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Dari data Tabel 12 dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat usia

petani di Juata Harapan yang berumur 28-38 tahun sebanyak 1 orang


47

dengan prosentase terendah 3,33%, untuk petani yang berumur 39-49

tahun sebanyak 22 orang dengan prosentase tertinggi sebesar 73,33%,

dan sisanya petani berumur 50-60 tahun sebanyak 7 orang dengan

prosentase sebesar 23,33%. Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa

mayoritas petani ubi kayu di Juata Harapan memiki umur dengan rata-rata

39-49 tahun.

Menurut Mulyadi (2003), menyatakan bahwa tenaga kerja adalah

penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk

dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada

permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Umur tenaga kerja cukup menentukan keberhasilan dalam

melakukan suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non fisik. Pada

umumnya, tenaga kerja yang berumur kurang produktif mempunyai

tenaga fisik yang lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja yang

berumur produktif mempunyai kemampuan fisik yang kuat (Amron 2009).

Berdasarkan hasil yang didapatkan petani ubi kayu di Juata Harapan

mempunyai umur produktif dengan rata-rata umur 39-49 tahun, dimana

Amron (2009), menjelaskan bahwa umur produktif mempunyai fisik yang

kuat untuk melakukan suatu pekerjaan baik sifatnya fisik maupun non fisik

akan mendapatkan keberhasilan dalam usahatani ubi kayu.


48

Tabel 13. Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Pedidikannya


No Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)
1 SMA 2 6,66
2 SMP 2 6,66
3 SD 12 40
4 Tidak Sekolah 14 46,66
Total 30 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tingkat pendidikan, menurut Simanjuntak (1985),

menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

tinggi juga tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerjanya tersebut.

Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan formal maupun

informal yang lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas.

Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas, akan mendorong

tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.

Berdasarkan pada Tabel 13 dapat kita lihat dengan prosentase

6,66% petani dengan pendidikan SMA yang hanya berjumlah 2 orang

petani, dengan prosentase 6,66% lulusan SMP dengan jumlah 2 orang

petani dan dengan prosentase 40% lulusan SD dengan jumlah 12 orang

petani dan sisanya dengan prosentase tertinggi sebesar 46,66% Tidak

bersekolah dengan jumlah 14 orang petani. Dari data Tabel 13 dapat kita

lihat bahwa petani ubi kayu di Juata Harapan lebih banyak yang tidak

bersekolah dibandingkan petani yang lain yang berlulusan SD, SMP dan

SMA.

Berdasarkan hasil pendidikan yang di dapatkan petani ubi kayu di

Juata Harapan rata-rata petani ubi kayu tidak bersekolah, sedangkan

Simanjuntak (1985) berpendapat bahwa semakin tinggi pendidikan


49

seseorang maka semakin tinggi juga tingkat produktivitas dan wawasan

yang luas. dari pendapat simanjuntak (1985) dapat di lihat sangat jauh

perbandingannya dengan hasil yang di dapatkan di petani ubi kayu Juata

Harapan dan dengan rendahnya pendidikan petani ubi kayu di Juata

Harapan maka akan berpengaruh juga terhadap produksi ubi kayu yang di

hasilkan.

Tabel 14. Jumlah Petani Berdasarkan Lama Berusahatani


No Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase(%)
1 5-16 20 66,66
2 17-28 9 30
3 29-40 1 3,33
Total 30 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penting

dalam mendukung keberhasilan usahatani, dari data di atas di dapatkan

data bahwa lama berusahatani 5-16 tahun dengan prosentase tertinggi

sebesar 66,66% dengan jumlah 20 petani, 17-28 tahun dengan

prosentase 30% dengan jumlah 9 orang petani dan 29-40 tahun dengan

prosentase terendah sebesar 3,33% dengan jumlah 1 orang petani.

Tabel 15. Jumlah Petani Berdasarkan Produksi Usahatani Ubi Kayu


No Produksi (kg/ha-1) Jumlah Prosentase (%)
1 10.831-14.220 20 66,66
2 14.221-17.610 9 30
3 17.611-21.000 1 3,33
Total 30 100%
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan pada Tabel 15 diatas, dapat kita lihat bahwa hasil

produksi petani ubi kayu di Juata Harapan dalam 1 kali produksi (ha-1) ubi

kayu sebesar 17.611-21.000 (kg/ha-1) dengan prosentase terendah


50

sebesar 3,33% dengan jumlah 1 orang petani. Dan jumlah produksi

14.221- 17.610 (kg/ha-1) dengan prosentase sebesar 30% dengan jumlah

9 orang petani dan produksi sebesar 10.831-14.220 (kg/ha-1) dengan

prosentase tertinggi sebesar 66,66% berjumlah 20 orang petani.

Tabel 16. Jumlah Petani Berdasarkan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu.


No Pendapatan (Rp/ha-1) Jumlah Prosentase (%)
1 18.999.998-32.888.887 14 46,66
2 32.888.888-46.777.777 11 36,66
3 46.777.778-60.666.667 5 16,66
Total 30 100%
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Pendapatan adalah balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi

lahan, tenaga kerja, modal dan jasa pengelolaan. Pendapatan usahatani

tidak hanya berasal dari kegiatan produksi saja tetapi dapat juga diperoleh

dari hasil menyewakan atau menjual unsur-unsur produksi, misalnya

menjual kelebihan alat-alat produksi, menyewakan lahan dan lain

sebagainya (Soeharjo & Patong 1973).

Dari data Tabel 16 diatas dapat kita lihat pendapatan petani ubi kayu

di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan pendapatan tertinggi

sebesar Rp 60.666.667 dan pendapatan terendah sebesar Rp 18.999.998

dari data diatas dapat kita prosentasekan pendapatan Rp 46.777.778-Rp

60.666.667 sebesar 16,66% dengan jumlah 5 orang petani, Rp

32.888.888- Rp 46.777.777 dengan prosentase 36,66% dengan jumlah 11

orang petani, dan Rp 18.999.998-Rp 32.888.887 dengan prosentase

tertingi sebesar 46,66% dengan jumlah 14 orang petani ubi kayu. Dapat

kita lihat bahwa pendapatan petani ubi kayu di Juata Harapan sebesar Rp
51

18.999.998-Rp 32.888.887 lebih banyak dibandingkan dari pendapatan

sebesar Rp 46.777.778-Rp 60.666.667.


52

D. Tingkat Pendapatan

Parameter Tingkat Pendapatan

Tabel 17. Variabel dan Indikator


Indikator Parameter Pegukur Skor
Tingkat Umur
Pendapatan A: 50-60 Thn 3

B: 39-49 Thn 2

C: 28-38 Thn 1
Tingkat
Pendidikan A: Tamat SLTA (12Thn) 3

B: Tamat SLTP (9Thn) 2

C: ≤ Tamat SD (6Thn) 1
Pengalaman
Berusahatani A: 29-40 Thn 3

B: 17-28 Thn 2

C: 5-16 Thn 1
Produksi
A: 17.611-21.000 kg/ha-1 3

B: 14.221-17.610 kg/ha-1 2

C: 10.831-14.220 kg/ha-1 1
Pendapatan
A: (46.777.778-60.666.667 3
rp/ha-1 )

B: (32.888.888-46.777.777 2
rp/ha-1 )

C: (18.999.998-32.888.887 1
rp/ha-1 )
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016
53

Keterangan:

3= Tinggi

2= Sedang

1= Rendah

Tabel 18. Kategori Tingkat Pendapatan


No Bobot Rataan Jumlah Prosentase Kategori Kelas
(orang) (%)
1 4,9-8,2 19 63 Rendah
2 8,3-11,6 11 37 Sedang
3 11,7-15 0 0 Tinggi
Total 30 100 Rendah
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Pendapatan petani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan rata-rata sebesar Rp 34.788.609 sekali musim tanam (ha-1) dan

tingkat pendapatan ubi kayu masuk dikategori tingkat pendapatan rendah

dimana dapat dilihat dari 5 jenis karakteristik sebagai berikut:

1. Umur dengan rata-rata 39-49 tahun dengan jumlah 22 orang petani

dengan prosentase 73,33% kategori sedang.

2. Tingkat pendidikan petani ubi kayu dikarenakan rata-rata petani ubi

kayu tidak bersekolah dengan jumlah 14 orang dengan prosentase

46,66% kategori rendah.

3. Lama berusahatani rata-rata 5-16 tahun dengan jumlah 20 orang

dengan prosentase 66,66% kategori rendah.

4. Produksi ubi kayu dengan rata-rata 10.831-14.220 kg/ha-1 dengan

jumlah 20 orang petani dengan prosentase 66,66% kategori rendah.

5. Pendapatan ubi kayu sebesar Rp 18.999.998-Rp 32.888.887 dengan

jumlah 14 orang dengan prosentase sebesar 46,66% kategori rendah.


54

Penjelasan di atas dapat ketahui bahwa dari 5 parameter tingkat

pendapatan ubi kayu hanya umur yang masuk di kategori sedang,

dimana sisanya terdapat di kategori rendah. Dari Tabel 18 dapat kita

ketahui terdapat 19 orang petani ubi kayu dengan prosentase sebesar

63% masuk di kategori tingkat pendapatan rendah dengan nilai rata-rata

sebesar 7,83 (Lampiran 38).

Hasil penelitian Viniasari Lubis (2014) bahwa pendapatan ubi kayu

di Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang

dengan rata-rata produksi ubi kayu petani sebesar 29.075 (kg/ha-1) dan

rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani ubi kayu di daerah

penelitian sebesar Rp.30.923.581,- sekali musim tanam (ha-1). Sedangkan

produksi dan pendapatan ubi kayu di Juata Harapan rata-rata sebesar

13.864 (kg/ha-1) dan Rp.34.788.609,- sekali musim tanam (ha-1) dapat kita

bandingkan bahwa pendapatan ubi kayu Viniasari Lubis (2014) yang

berlokasi di Desa Lau Bekeri lebih rendah di bandingkan hasil pendapatan

ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan dan jika dilihat dari

segi tingkat pendapatan ubi kayu di Juata Harapan hasil dari penelitian

Viniasari Lubis (2014) juga masuk di kategori rendah.

E. Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2008) analisis SWOT adalah indentifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)

dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat


55

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan

strategis harus menganalisis faktor-faktor strategi (Kekuatan,kelemahan,

peluang dan ancaman) dapat dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut:

Tabel 19. Penentuan Skor IFAS Matrik Faktor Strategi Internal (Dalam)
Petani Ubi Kayu.
Faktor-Faktor Strategis Bobot Rating Skor Pembobotan
Internal (Bobot x Rating)
KEKUATAN:
1. Ketersediaan bibit ubi 0,2 4 0,8
kayu
2. Umur produktif 0,2 4 0,8
3. Ketersediaan lahan 0,2 4 0,8
4. Ketersedian tenaga 0,2 4 0,8
kerja dalam keluarga
5. Adanya motivasi 0,2 4 0,8

Jumlah 1,0 20 4
KELEMAHAN:
1. Kekurangan modal 0,30 4 1,2
2. Pengalaman bertani 0,30 4 1,2
3. Penggunaan input 0,23 3 0,69
belum efisien
4. Pendidikan rendah 0,15 2 0,3

Jumlah 1,0 13 3,39


Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016
56

Tabel 20. Penentuan Skor EFAS Matrik Faktor Strategi Eksternal (Luar)
Petani Ubi Kayu.
Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Pembobotan
Strategis Eksternal (Bobot x Rating)

PELUANG:
1. Konsumen potensial 0,21 4 0,84
2. Diversifikasi olahan ubi 0,15 3 0,45
kayu
3. Adanya akses kredit 0,21 4 0,84
pinjaman 0,84
4. Dukungan pemerintah 0,21 4
5. Kemitraan 0,21 4 0,84

Jumlah 1,0 19 3,81


ANCAMAN:
1. Kualitas produk 0,21 3 0,63
bersaing
2. Produksi ubi kayu dari 0,21 3 0,63
luar Kota Tarakan
3. Biaya produksi 0,28 4 1,12
meningkat
4. Harga murah 0,28 4 1,12

Jumlah 1,0 14 3,5


Sumber : Pengolahan Data Primer, 2016

- BF (Bobot Faktor) ditentukan dengan rumus: BF = rating/total rating.

Skore SP (Skor Pembobot) dicari dengan rumus: SP = Bobot x Rating

(Suryana 2015).
57

Berdasarkan hasil perhitungan bobot dan rating pada masing-

masing variabel, maka diperoleh strategi pada kuadran SWOT sebagai

berikut:

X = S + (-W) = 4 + (-3,39) = 0,61

Y = O + (-T) = 3,81 + (-3,5) = 0,31

Nilai IFAS diperoleh dari hasil pengurangan nilai kekuatan dengan

kelamahan, dan nilai EFAS diperoleh dari hasil pengurangan nilai peluang

dengan ancaman. Diketahui nilai IFAS sebesar 0,61 dan nilai EFAS

sebesar 0,31 keduanya bernilai positif sehingga dapat disimpulkan

kekuatan yang ada lebih besar dibanding kelemahan yang dimiliki.

Sedangkan peluang yang ada akan dapat mengatasi ancaman yang

muncul, untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk meningkatkan

pendapatan usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang

Harapan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memetakan hasil skor

ke dalam Gambar 3 sebagai berikut:


58

BERBAGAI PELUANG
POSISI II POSISI 1
KUADRAN III
CONSERVATIVE
KUADRAN I
AGGRESSIVE
TURN-AROUND AGGRESSIVE

(X= 0,61) (Y=0,31)


KELEMAHAN KEKUATAN

INTERNAL INTERNAL

KUADRAN IV KUADRAN II

DEFENSIF DIVERSIFIKASI

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 3 Penentuan Strategi Meningkatakan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu


di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

posisi perumusan strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di

Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan terletak di kuandra 1 yang

terdapat startegi yaitu Aggressive strategy. Hal ini berarti situasi yang

menguntungkan bagi usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan

Karang Harapan karena memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang dimiliki dan mempertahankan kekuatan yang

dimiliki. Untuk meningkatkan pendapatan usahatani ubi kayu di Juata

Harapan Kelurahan Karang Harapan.

Tahap selanjutnya dari analisis SWOT adalah menetapkan strategi

dengan ke dalam empat kategori yaitu:


59

1. Strategi SO (memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

2. Strategi ST (memaksimalkan kekuatan untuk mengurangi ancaman)

3. Strategi WO (meminimalkan kelemahan untuk memanfaakan peluang)

4. Strategi WT (meminimalkan kelemahan untuk mengurangi ancaman).

Adapun strategi tersebut sebagai berikut:

a. Strategi SO (memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang):

1). Meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya kualitas produk

melalui penyuluhan pelatihan dan pembinaan (S1,2,3,4,5 O1,4,5)

2).Meningkatkan daya tarik konsumen dengan pengembangan usaha

divesifikasi olahan ubi kayu dengan adanya kemitraan (S1,2,3,4,5

O1,2,5).

b. Strategi ST (memaksimalkan kekuatan untuk mengurangi ancaman):

1).Meningkatkan produksi dengan menambah luas lahan tanam ubi

kayu dan kualitas produk (S1,2,3,4 T1,2 ).

2).Meningkatkan harga jual produk dengan meningkatkan kualitas

(S1,2,3,T3,4).

c. Strategi WO (meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang):

1).Memanfaatkan kemitraan dan akses kredit untuk meningkatkan

modal usahatani (W 1,O3 ).

2).Penyuluhan dengan metode pelatihan dan pembinaan dalam rangka

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan

nilai tambah (W 2,3,4O1,2,4,5).

d. Strategi WT (meminimalkan kelemahan untuk mengurangi ancaman):


60

1). Meningkatkan pola tanam yang efektif untuk mendapatkan kualitas

ubi kayu yang bersaing (W 3T1,2).

2).Meningkatkan produktivitas usahatani yang efektif dengan

pengeluaran input yang efisien (W 1T3,4 ).

Tabel 21. Matrik Analisis SWOT


Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weaknesses)
IFAS
1). Ketersedian bibit ubi 1). Kekurangan modal.
kayu. 2). Pengalaman bertani.
2). Umur Produktif. 3). Penggunaan input
3). Ketersedian lahan. belum efisien.
4). Ketersedian tenaga kerja 4). Pendidikan rendah.
EFAS dalam keluarga.
5). Adanya motivasi. 3)

Peluang Strategi S-O Strategi W-O


(Oppotunities)
1). Meningkatkan kesadaran 1).Memanfaatkan
1). Konsumen potensial. petani akan pentingnya kemitraan dan akses
2). Diversifikasi olahan kualitas produk melalui kredit untuk
singkong. penyuluhan pelatihan dan meningkatkan modal
3). Adanya akses kredit. pembinaan (S1,2,3,4,5 O1,4,5) usahatani (W 1,O3).
4). Dukungan 2). Meningkatkan daya tarik 2). Penyuluhan dengan
pemerintah. konsumen dengan metode pelatihan dan
5). Kemitraan. pengembangan usaha pembinaan dalam
divesifikasi olahan ubi rangka peningkatan
kayu dengan adanya pengetahuan dan
kemitraan (S1,2,3,4,5O1,2,5). keterampilan dalam
meningkatkan nilai
tambah(W 2,3,4O1,2,4,5)
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
(Threaths)
1).Meningkatkan produksi 1). Meningkatkan pola
1). Kualitas produk dengan menambah luas tanam yang efektif untuk
bersaing. lahan tanam ubi kayu dan mendapatkan kualitas
2). Produksi ubi kayu kualitas produk (S1,2,3,4T1,2 ubi kayu yang bersaing
dari luar Kota ). (W 3T1,2).
Tarakan. 2). Meningkatkan harga jual 2).Meningkatkan
3). Biaya produksi produk dengan produktivitas usahatani
meningkat. meningkatkan kualitas yang efektif dengan
4). Harga murah (S1,2,3,T3,4). pengeluaran input yang
efisien (W 1T3,4 ).

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016


61

Tabel 22. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Pengembangan Strategi


Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu di Juata
Harapan.
KETERKAITAN DENGAN

Jumlah
Orientasi
N0 STRATEGI Rasionalitas Skor
keberhasilan

STRATEGI SO

1. Meningkatkan kesadaran 4 3 7
petani akan pentingnya
kualitas produk melalui
penyuluhan pelatihan dan
pembinaan (S1,2,3,4,5 O1,4,5)

2. Meningkatkan daya tarik 3 3 6


konsumen dengan
pengembangan usaha
divesifikasi olahan ubi kayu
dengan adanya kemitraan
(S1,2,3,4,5O1,2,5).

STRATEGI ST

1. Meningkatkan produksi 4 4 8
dengan menambah luas
lahan tanam ubi kayu dan
kualitas produk (S1,2,3,4T1,2 ).

2. Meningkatkan harga jual 3 2 5


produk dengan meningkatkan
kualitas (S1,2,3,T3,4).

STRATEGI WO

1. Memanfaatkan kemitraan dan 4 4 8


akses kredit untuk
meningkatkan modal
usahatani (W 1,O3).

2 Penyuluhan dengan metode 4 4 8


pelatihan dan pembinaan
dalam rangka peningkatan
62

Lanjutan

pengetahuan dan
keterampilan dalam
meningkatkan nilai
tambah(W 2,3,4O1,2,4,5)

STRATEGI WT

1. Meningkatkan pola tanam 4 3 7


yang efektif untuk
mendapatkan kualitas ubi
kayu yang bersaing (W 3T1,2).

2. Meningkatkan produktivitas 3 2 5
usahatani yang efektif
dengan pengeluaran input
yang efisien (W 1T3,4 ).

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Keterangan:

Rasionalitas: Keberhasilan:

4= Sangat rasionalitas 4= Sangat berhasil

3= Rasional 3= Berhasil

2= Tidak rasional 2= Tidak berhasil

1= Sangat tidak rasional 1= Sangat tidak berhasil

Berdasarkan hasil skor pada Tabel 22 di atas, maka dirumuskan tiga

strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di Juata Harapan

Kelurahan Karang Harapan. Tiga strategi tersebut adalah:

1. Meningkatkan produksi dengan menambah luas lahan tanam ubi kayu

dan kualitas produk.

2. Memanfaatkan kemitraan dan akses kredit untuk meningkatkan modal

usahatani.
63

3. Penyuluhan dengan metode pelatihan dan pembinaan dalam rangka

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan nilai

tambah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan

Karang Harapan termasuk di dalam kategori tingkat pendapatan

rendah.

2. Strategi peningkatan pendapatan usahatani ubi kayu di Juata Harapan

Kelurahan Karang Harapan peneliti mendapatkan hasil strategi

sebagai berikut: (1) Meningkatkan produksi dengan menambah luas

lahan tanam ubi kayu dan kualitas produk (2) Memanfaatkan kemitraan

dan akses kredit untuk meningkatkan modal usahatani (3) Penyuluhan

dengan metode pelatihan dan pembinaan dalam rangka peningkatan

pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan nilai tambah.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dalam usahatani ubi kayu:

1. Bagi petani ubi kayu diharapkan agar dapat lebih meningkatkan lagi

produktivitas usahatani ubi kayu dan kualitas ubi kayu agar

mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

2. Bagi pemerintah dinas pertanian diharapkan dapat memberikan

perhatian yang lebih kepada petani ubi kayu di Juata Harapan


65

Kelurahan Karang Harapan dengan cara memberikan pelatihan

tentang budidaya ubi kayu yang baik dan cara mengolah ubi kayu

untuk dapat meningkatkan nilai ekonomis ubi kayu, agar motivasi

petani ubi kayu terus meningkat dan dapat menghasilkan produk ubi

kayu dengan kualitas bersaing.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur penelitian . Rineka Cipta. Jakarta.

Amron. 2009. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


produktivitas tenaga kerja. Jakarta.

Bambang, S. 1994. Analisis Laporan Keuangan, LP3ES-Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Luas panen dan produksi, Kota Tarakan
Dalam Angka 2016. Kota Tarakan.

Djaafar. Titiek, F dan Siti, R. 2003.Ubi kayu dan olahannya. Kanisius.


Yogyakarta.

Dr. Sarwani, Muhrizal. 2008, Teknologi budidaya ubi kayu Balai Pengkaji
Teknologi Pertanian. Lampung.

Ginting,E. 2002. Teknologi penanganan pasca panen dan pengolahan ubi


kayu menjadi produk antara untuk mendukung agroindustri. Buletin
Palawija 4: 67-83.

Hafsah, M, J. 2003. Bisnis ubi kayu Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar ekonomi pertanian. Yogyakarta. ANDI


Yogyakarta.

Harijati, S. 2007. Potensi dan pengembangan kompetensi agribisnis


petani berlahan sempit , kasus petani sayuran di Kota dan Pinggiran
Jakarta dan Bandung. Repository IPB (Internet). (diunduh 22 Maret
2013).

J, Simanjuntak. 1985. Pengantar ekonomi sumber daya manusia. Penerbit


FEUI ( Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ). Jakarta.

Lubis viniasari, A. Iskandarin dan Thomson. 2013. Strategi peningkatan


pendapatan usahatani ubi kayu, program studi agribisnis fakultas
pertanian. Deli Serdang.

Manyamsari,I dan Mujiburrahmad. 2014. Jurnal. Karakteristik petani dan


hubungannya dengan kompetensi petani lahan sempit, agrisep Vol
(15) No.2, 2014. Bogor.

Muizah et al. 2013. Analisis pendapatan usahatani ubi kayu (Manihot


Esculenta Crantz) program studi agribisnis fakultas pertanian UWH
67

dan fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.


Surakarta.

Mulyadi, S. 2003. Ekonomi sumber daya manusia dalam perspektif


pembangunan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Purnomo dan Purnamawati,H. 2010. Budidaya delapan jenis tanaman


pangan unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Permatasari Devi. 2014. Analisis pendapatan usahatani gula tumbuh.


fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

Pohan, R, R. 2011. Analisis pendapatan usahatani, pemasaran dan nilai


tambah ubi kayu. Departemen agribisnis fakultas ekonomi dan
manajemen. IPB Bogor.

Rangkuti Freddy. 1997. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis.


Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Rangkuti Freddy. 2008.Analisis SWOT teknik membedah kasus


bisnis.Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Rahim, ABD dan Hastuti,DRD. 2008:166. Ekonomika pertanian pengantar


teori dan kasus. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rais. Sasli dan Wahkyudin. 2009. Pengembangan pegadaian syariah di


Indonesia dengan analisis SWOT . Jurnal. Pengembangan bisnis
dan manajemen STIE PBM, vol.IX no. 14 April 2009.

Rukmana dan Yuniarsih. 1987. Ubi Kayu dan pasca panen. Kanisius.
Yogyakarta.

Suryana, K, N 2015. Model dan strategi ketahanan pangan rumah tangga


pertanian melalui pemberdayaan masyarakat. (Study Kasus di Kota
Tarakan Kalimantan Utara). Disertasi Universitas Brawijaya. Malang

Sardjono, M,A. 1999. Pemantauan perkembangan sosial-ekonomi-budaya


desa-desa bina pemegang hak pengusahaan hutan di Kabupaten
Kutai. Kalimantan Timur laporan riset-riset ungulan terpadu.
Terpadu IV (1996/1997-1997/1998/1999). Kantor Menteri Negara
Riset dan Teknologi Riset Nasional.

Sahara,D. Abidin,Z dan Dahya. 2004. Tingkat pendapatan petani terhadap


komoditas unggulan perkebunan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara.

Soehardjo Ahmad dan Patong. 1973. Sendi-sendi pokok usahatani.


jurusan ilmu-ilmu sosial ekonomi pertanian. IPB. Bogor.
68

Soekartawi. 1995. Analisis usahatani. Universitas Indonesia Press:


Jakarta.

Soekartawi, 1986. Ilmu usahatani dan penelitian untuk pengembangan


petani kecil, UI-Press. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Ilmu usaha tani. Penerbit Universitas Indonesia Press.


Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis usahatani. Penerbit Universitas Indonesia
Press. Jakarta.

Suparmoko dan Maria,R. 2001. Pokok-pokok ekonomika. Penerbit BPFE.


Yogyakarta.

Sukirno dan Sadono. 2000. Makro ekonomi teori pengantar. PT. Raja
Grafindo Persada.Jakarta.

Sukirno. 2006. Ekonomi pembangunan proses masalah dan dasar


kebijakan. Cetakan 1. Penerbit Kencana. Jakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan pertanian organik. Permasyarakatan dan


pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, K. 1973. Ilmu usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sujarweni Wiratna.V. 2014 Metedologi penelitian ,Penerbit PT.Pustaka


Baru. Yogyakarta.

Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, M.K. 2003. Manajemen strategis


perspektif syariah. Cetakan 1.Penerbit Khairul Bayaan. Jakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 23. Karakteristik responden usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.

No Nama Responden Jenis Umur Pendidikan Mata Pengalaman


Kelamin ( Tahun ) Pencaharian Berusahatani
1 DUMA PHAGALA L 40 Tidak Sekolah Tani 20 thn
2 HASANUDDIN L 59 SD Tani 10 thn
3 JULDIANTI L 46 Tidak Sekolah Tani 9 thn
4 LUKAS TAMPANG L 40 Tidak Sekolah Tani&Ternak 20 thn
5 LUMBA KONDO L 42 SD Tani 10 thn
6 YULIANA PANTAN P 60 SD Tani 6 thn
7 MARTEN TANDI L 46 SD Tani 8 thn
8 LUKAS PASANG L 42 SD Tani 7 thn
9 THOMAS L 57 Tidak Sekolah Tani 13 thn
10 HENOK TAMPANG L 40 SD Tani 7 thn
11 LUKAS BARUNG L 46 Tidak Sekolah Tani 8 thn
12 DANIEL TANDI L 43 Tidak Sekolah Tani 10 thn
13 SAMUELTODING BELO L 47 SMA Tani 6 thn
14 AGUS TINA P 30 Tidak Sekolah Tani & Ternak 18 thn
15 MATIUS RASON L 40 SD Tani 8 thn
16 BARNECE P 40 SMP Tani 22 thn
17 AGUS TINUS TAMBING L 40 Tidak Sekolah Tani 8 thn
18 MARKUS SAMPE TARA L 53 Tidak Sekolah Tani 20 thn
19 DANIEL MANUKANO L 40 SD Tani 10 thn
20 YOSEP L 59 Tidak Sekolah Tani 20 thn
21 MARTINUS PULU L 44 SD Tani 10 thn

70
22 PAULUS PAKONDO L 42 SD Tani 7 thn
23 TINA P 43 SD Tani 6 thn
24 ROBEN KIDING L 45 SD Tani 10 thn
25 DINA DUMA P 42 Tidak Sekolah Tani 6 thn
26 YULIUS KENDE L 45 SMP Tani & Ternak 19 thn
27 LUKAS BIU L 47 Tidak Sekolah Tani 25 thn
28 PETRUS DUMA L 55 Tidak Sekolah Tani&Cs 40 thn
29 PAULUS MANDI L 52 SMA Tani 6 thn
30 MARKUS NAMU L 47 Tidak Sekolah Tani 27 thn

71
Lampiran 24. Karakteristik luas lahan status, lama panen, jumlah produksi, harga usahatani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan
Kelurahan Karang Harapan.
Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Jumlah Jumlah
Status Lama Harga
No Nama Responden Keseluruhan Ubi Kayu Ubi Kayu Produksi Produksi
Lahan Panen/Bulan (Rp)
(ha-1) (ha-1) (M2) (Kg) (Kg/ha-1)
1 DUMA PHAGALA 0,25 0,25 2.500 Milik Sendiri 6 4.000 16.000 3.000
2 HASANUDDIN 0,5 0,06 600 Milik Sendiri 8 800 13.333 3.500
3 JULDIANTI 0,25 0,25 2.500 Milik Sendiri 6 3.000 12.000 3.000
4 LUKAS TAMPANG 0,04 0,04 400 Pinjam 6 600 15.000 3.000
5 LUMBA KONDO 0,5 0,5 5.000 Milik Sendiri 6 6.000 12.000 2.000
6 YULIANA PANTAN 2 1 10.000 Milik Sendiri 8 21.000 21.000 2.000
7 MARTEN TANDI 0,5 0,5 5.000 Milik Sendiri 6 7.000 14.000 3.000
8 LUKAS PASANG 0,25 0,25 2.500 Pinjam 6 3.000 12.000 2.000
9 THOMAS 0,5 0,25 2.500 Milik Sendiri 6 4.000 16.000 3.000
10 HENOK TAMPANG 0,5 0,5 5.000 Milik Sendiri 7 6.000 12.000 3.000
11 LUKAS BARUNG 0,25 0,25 2.500 Milik Sendiri 6 4.000 16.000 2.000
12 DANIEL TANDI 0,25 0,25 2.500 Milik Sendiri 6 3.500 14.000 2.000
13 SAMUELTODING BELO 0,13 0,08 840 Pinjam 6 1.000 11.905 4.000
14 AGUS TINA 0,14 0,05 450 Pinjam 7 700 15.556 3.000
15 MATIUS RASON 0,5 0,5 5.000 Pinjam 6 7.000 14.000 3.000
16 BARNECE 0,12 0,12 1.200 Pinjam 7 1.500 12.500 3.000
17 AGUS TINUS TAMBING 0,5 0,5 5.000 Milik Sendiri 6 7.500 15.000 2.000
18 MARKUS SAMPE TARA 0,15 0,15 1.500 Pinjam 6 2.000 13.333 4.000
19 DANIEL MANUKANO 0,25 0,25 2.500 Pinjam 6 4.000 16.000 4.000

72
20 YOSEP 0,4 0,14 1.400 Pinjam 7 2.000 14.286 3.000
21 MARTINUS PULU 0,25 0,25 2.500 Pinjam 6 3.500 14.000 4.000
22 PAULUS PAKONDO 0,08 0,08 750 Milik Sendiri 7 900 12.000 3.000
23 TINA 0,05 0,05 500 Milik Sendiri 6 800 16.000 3.000
24 ROBEN KIDING 0,06 0,06 600 Milik Sendiri 6 850 14.167 3.000
25 DINA DUMA 0,06 0,06 600 Milik Sendiri 6 800 13.333 2.500
26 YULIUS KENDE 0,2 0,12 1.200 Milik Sendiri 6 1.300 10.833 5.000
27 LUKAS BIU 0,2 0,2 2.000 Pinjam 7 2.300 11.500 2.000
28 PETRUS DUMA 0,5 0,08 750 Milik Sendiri 7 900 12.000 4.000
29 PAULUS MANDI 0,07 0,07 700 Pinjam 6 870 12.429 5.000
30 MARKUS NAMU 4 4 40.000 Pinjam 8 55.000 13.750 2.000
Jumlah 13 11 108.490 - 193 155.820 415.925 91.000
Rata-Rata 0,43 0,36 3.616 - 6,43 5.194 13.864 3.033

73
Lampiran 25. Biaya penyusutan cangkul usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Jumlah Cangkul dan Harga Harga awal Harga sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Rp) (Thn) (Rp)

1 DUMA PHAGALA 2 55.000 110.000 0 3 36.667


2 HASANUDDIN 2 50.000 100.000 0 3 33.333
3 JULDIANTI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
4 LUKAS TAMPANG 1 50.000 50.000 0 3 16.667
5 LUMBA KONDO 2 50.000 100.000 0 3 33.333
6 YULIANA PANTAN 3 75.000 225.000 0 3 75.000
7 MARTEN TANDI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
8 LUKAS PASANG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
9 THOMAS 3 50.000 150.000 0 3 50.000
10 HENOK TAMPANG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
11 LUKAS BARUNG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
12 DANIEL TANDI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
13 SAMUELTODING BELO 2 70.000 140.000 0 3 46.667
14 AGUS TINA 2 120.000 240.000 0 3 80.000
15 MATIUS RASON 2 50.000 100.000 0 3 33.333
16 BARNECE 1 130.000 130.000 0 3 43.333
17 AGUS TINUS TAMBING 2 50.000 100.000 0 3 33.333
18 MARKUS SAMPE TARA 1 50.000 50.000 0 3 16.667
19 DANIEL MANUKANO 2 50.000 100.000 0 3 33.333
20 YOSEP 2 70.000 140.000 0 3 46.667
21 MARTINUS PULU 2 50.000 100.000 0 3 33.333

74
22 PAULUS PAKONDO 2 55.000 110.000 0 3 36.667
23 TINA 2 50.000 100.000 0 3 33.333
24 ROBEN KIDING 2 50.000 100.000 0 3 33.333
25 DINA DUMA 2 50.000 100.000 0 3 33.333
26 YULIUS KENDE 2 70.000 140.000 0 3 46.667
27 LUKAS BIU 2 50.000 100.000 0 3 33.333
28 PETRUS DUMA 2 75.000 150.000 0 3 50.000
29 PAULUS MANDI 1 50.000 50.000 0 3 16.667
30 MARKUS NAMU 3 100.000 300.000 0 3 100.000
Jumlah 59 1.820.000 3.585.000 0 90 1.195.000
Rata-rata 2 60.667 119.500 0 3 39.833

75
Lampiran 26. Biaya penyusutan parang usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Jumlah Parang dan Harga Harga awal Harga sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Rp) (Thn) (Rp)
1 DUMA PHAGALA 2 70.000 140.000 0 3 46.667
2 HASANUDDIN 2 50.000 100.000 0 3 33.333
3 JULDIANTI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
4 LUKAS TAMPANG 1 50.000 50.000 0 3 16.667
5 LUMBA KONDO 2 50.000 100.000 0 3 33.333
6 YULIANA PANTAN 3 50.000 150.000 0 3 50.000
7 MARTEN TANDI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
8 LUKAS PASANG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
9 THOMAS 1 50.000 50.000 0 3 16.667
10 HENOK TAMPANG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
11 LUKAS BARUNG 2 50.000 100.000 0 3 33.333
12 DANIEL TANDI 2 50.000 100.000 0 3 33.333
13 SAMUELTODING BELO 1 100.000 100.000 0 3 33.333
14 AGUS TINA 1 85.000 85.000 0 3 28.333
15 MATIUS RASON 2 50.000 100.000 0 3 33.333
16 BARNECE 1 50.000 50.000 0 3 16.667
17 AGUS TINUS TAMBING 2 50.000 100.000 0 3 33.333
18 MARKUS SAMPE TARA 1 50.000 50.000 0 3 16.667
19 DANIEL MANUKANO 2 70.000 140.000 0 3 46.667
20 YOSEP 1 60.000 60.000 0 3 20.000
21 MARTINUS PULU 2 50.000 100.000 0 3 33.333

76
22 PAULUS PAKONDO 2 50.000 100.000 0 3 33.333
23 TINA 2 50.000 100.000 0 3 33.333
24 ROBEN KIDING 2 50.000 100.000 0 3 33.333
25 DINA DUMA 2 50.000 100.000 0 3 33.333
26 YULIUS KENDE 5 50.000 250.000 0 3 83.333
27 LUKAS BIU 1 50.000 50.000 0 3 16.667
28 PETRUS DUMA 1 50.000 50.000 0 3 16.667
29 PAULUS MANDI 1 150.000 150.000 0 3 50.000
30 MARKUS NAMU 3 125.000 375.000 0 3 125.000
Jumlah 55 1.810.000 3.250.000 0 90 1.083.333
Rata-rata 2 60.333 108.333 0 3 36.111

77
Lampiran 27. Biaya penyusutan hand sprayer usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan.
Hand sprayer Harga awal Harga Sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 DUMA PHAGALA 450.000 450.000 0 5 90.000
2 HASANUDDIN 450.000 450.000 0 5 90.000
3 JULDIANTI 500.000 500.000 0 5 100.000
4 LUKAS TAMPANG 400.000 400.000 0 5 80.000
5 LUMBA KONDO 450.000 450.000 0 5 90.000
6 YULIANA PANTAN 490.000 490.000 0 5 98.000
7 MARTEN TANDI 400.000 400.000 0 5 80.000
8 LUKAS PASANG 400.000 400.000 0 5 80.000
9 THOMAS 400.000 400.000 0 5 80.000
10 HENOK TAMPANG 350.000 350.000 0 5 70.000
11 LUKAS BARUNG 400.000 400.000 0 5 80.000
12 DANIEL TANDI 400.000 400.000 0 5 80.000
13 SAMUELTODING BELO 450.000 450.000 0 5 90.000
14 AGUS TINA 350.000 350.000 0 5 70.000
15 MATIUS RASON 400.000 400.000 0 5 80.000
16 BARNECE 350.000 350.000 0 5 70.000
17 AGUS TINUS TAMBING 400.000 400.000 0 5 80.000
18 MARKUS SAMPE TARA 0 0 0 0 0
19 DANIEL MANUKANO 400.000 400.000 0 5 80.000
20 YOSEP 0 0 0 0 0

78
21 MARTINUS PULU 350.000 350.000 0 5 70.000
22 PAULUS PAKONDO 400.000 400.000 0 5 80.000
23 TINA 350.000 350.000 0 5 70.000
24 ROBEN KIDING 400.000 400.000 0 5 80.000
25 DINA DUMA 400.000 400.000 0 5 80.000
26 YULIUS KENDE 450.000 450.000 0 5 90.000
27 LUKAS BIU 350.000 350.000 0 5 70.000
28 PETRUS DUMA 250.000 250.000 0 5 50.000
29 PAULUS MANDI 400.000 400.000 0 5 80.000
30 MARKUS NAMU 1.500.000 1.500.000 0 5 300.000
Jumlah 12.290.000 12.290.000 0 140 2.458.000
Rata-rata 409.667 409.667 0 5 81.933

79
Lampiran 28. Biaya penyusutan skop usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Jumlah Skop dan Harga Harga awal Harga Sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 DUMA PHAGALA 1 35.000 35.000 0 3 11.667
2 HASANUDDIN 1 35.000 35.000 0 3 11.667
3 JULDIANTI 0 0 0 0 0 0
4 LUKAS TAMPANG 0 0 0 0 0 0
5 LUMBA KONDO 0 0 0 0 0 0
6 YULIANA PANTAN 2 50.000 100.000 0 3 33.333
7 MARTEN TANDI 0 0 0 0 0 0
8 LUKAS PASANG 0 0 0 0 0 0
9 THOMAS 2 35.000 70.000 0 3 23.333
10 HENOK TAMPANG 0 0 0 0 0 0
11 LUKAS BARUNG 1 40.000 40.000 0 3 13.333
12 DANIEL TANDI 1 35.000 35.000 0 3 11.667
13 SAMUELTODING BELO 0 0 0 0 0 0
14 AGUS TINA 0 0 0 0 0 0
15 MATIUS RASON 0 0 0 0 0 0
16 BARNECE 0 0 0 0 0 0
17 AGUS TINUS TAMBING 0 0 0 0 0 0
18 MARKUS SAMPE TARA 0 0 0 0 0 0
19 DANIEL MANUKANO 1 40.000 40.000 0 3 13.333
20 YOSEP 1 80.000 80.000 0 3 26.667
21 MARTINUS PULU 1 35.000 35.000 0 3 11.667

80
22 PAULUS PAKONDO 0 0 0 0 0 0
23 TINA 0 0 0 0 0 0
24 ROBEN KIDING 0 0 0 0 0 0
25 DINA DUMA 0 0 0 0 0 0
26 YULIUS KENDE 2 70.000 140.000 0 3 46.667
27 LUKAS BIU 0 0 0 0 0 0
28 PETRUS DUMA 0 0 0 0 0 0
29 PAULUS MANDI 0 0 0 0 0 0
30 MARKUS NAMU 0 0 0 0 0 0
Jumlah 13 455.000 610.000 0 30 203.333
Rata-rata 0,43 15.167 20.333 0 1 6.778

81
Lampiran 29. Biaya penyusutan lingis usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Jumlah Lingis dan Harga Harga awal Harga sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 DUMA PHAGALA 0 0 0 0 0 0
2 HASANUDDIN 0 0 0 0 0 0
3 JULDIANTI 0 0 0 0 0 0
4 LUKAS TAMPANG 0 0 0 0 0 0
5 LUMBA KONDO 0 0 0 0 0 0
6 YULIANA PANTAN 0 0 0 0 0 0
7 MARTEN TANDI 0 0 0 0 0 0
8 LUKAS PASANG 0 0 0 0 0 0
9 THOMAS 1 35.000 35.000 0 3 11.667
10 HENOK TAMPANG 0 0 0 0 0 0
11 LUKAS BARUNG 0 0 0 0 0 0
12 DANIEL TANDI 0 0 0 0 0 0
13 SAMUELTODING BELO 0 0 0 0 0 0
14 AGUS TINA 0 0 0 0 0 0
15 MATIUS RASON 0 0 0 0 0 0
16 BARNECE 0 0 0 0 0 0
17 AGUS TINUS TAMBING 0 0 0 0 0 0
18 MARKUS SAMPE TARA 0 0 0 0 0 0
19 DANIEL MANUKANO 0 0 0 0 0 0
20 YOSEP 0 0 0 0 0 0
21 MARTINUS PULU 0 0 0 0 0 0

82
22 PAULUS PAKONDO 0 0 0 0 0 0
23 TINA 0 0 0 0 0 0
24 ROBEN KIDING 0 0 0 0 0 0
25 DINA DUMA 0 0 0 0 0 0
26 YULIUS KENDE 1 70.000 70.000 0 3 23.333
27 LUKAS BIU 0 0 0 0 0 0
28 PETRUS DUMA 0 0 0 0 0 0
29 PAULUS MANDI 0 0 0 0 0 0
30 MARKUS NAMU 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2 105.000 105.000 0 6 35.000
Rata-rata 0,06 3.500 3.500 0 0 1.167

83
Lampiran 30. Biaya penyusutan traktor mini usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Harga awal Harga Sisa Usia ekonomis Penyusutan
No Nama Responden Traktor Mini
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 DUMA PHAGALA 0 0 0 0 0
2 HASANUDDIN 0 0 0 0 0
3 JULDIANTI 0 0 0 0 0
4 LUKAS TAMPANG 0 0 0 0 0
5 LUMBA KONDO 0 0 0 0 0
6 YULIANA PANTAN 6.350.000 6.350.000 10% 5 1.143.000
7 MARTEN TANDI 0 0 0 0 0
8 LUKAS PASANG 0 0 0 0 0
9 THOMAS 0 0 0 0 0
10 HENOK TAMPANG 0 0 0 0 0
11 LUKAS BARUNG 0 0 0 0 0
12 DANIEL TANDI 0 0 0 0 0
13 SAMUELTODING BELO 0 0 0 0 0
14 AGUS TINA 0 0 0 0 0
15 MATIUS RASON 0 0 0 0 0
16 BARNECE 0 0 0 0 0
17 AGUS TINUS TAMBING 0 0 0 0 0
18 MARKUS SAMPE TARA 0 0 0 0 0
19 DANIEL MANUKANO 0 0 0 0 0
20 YOSEP 0 0 0 0 0
21 MARTINUS PULU 0 0 0 0 0

84
22 PAULUS PAKONDO 0 0 0 0 0
23 TINA 0 0 0 0 0
24 ROBEN KIDING 0 0 0 0 0
25 DINA DUMA 0 0 0 0 0
26 YULIUS KENDE 0 0 0 0 0
27 LUKAS BIU 0 0 0 0 0
28 PETRUS DUMA 0 0 0 0 0
29 PAULUS MANDI 0 0 0 0 0
30 MARKUS NAMU 0 0 0 0 0
Jumlah 6.350.000 6.350.000 0 5 1.143.000
Rata-rata 211.666 211.666 0 5 38.100

85
Lampiran 31. Rincian biaya tetap penyusutan usahatani ubi Kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan.
Biaya Tetap
No Nama Responden Total Penyusutan(Rp)
Hand Traktor Total Biaya Total Biaya
Cangkul Parang Skop Lingis
Sprayer Mini (Rp) (Rp/ha-1)
1 DUMA PHAGALA 36.667 46.667 90.000 11.667 0 0 185.000 740.000
2 HASANUDDIN 33.333 33.333 90.000 11.667 0 0 168.333 2.805.556
3 JULDIANTI 33.333 33.333 100.000 0 0 0 166.667 666.667
4 LUKAS TAMPANG 16.667 16.667 80.000 0 0 0 113.333 2.833.333
5 LUMBA KONDO 33.333 33.333 90.000 0 0 0 156.667 313.333
6 YULIANA PANTAN 75.000 50.000 98.000 33.333 0 1.143.000 1.399.333 1.399.333
7 MARTEN TANDI 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 293.333
8 LUKAS PASANG 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 586.667
9 THOMAS 50.000 16.667 80.000 23.333 11.667 0 181.667 726.667
10 HENOK TAMPANG 33.333 33.333 70.000 0 0 0 136.667 273.333
11 LUKAS BARUNG 33.333 33.333 80.000 13.333 0 0 160.000 640.000
12 DANIEL TANDI 33.333 33.333 80.000 11.667 0 0 158.333 633.333
13 SAMUELTODING BELO 46.667 33.333 90.000 0 0 0 170.000 2.023.810
14 AGUS TINA 80.000 28.333 70.000 0 0 0 178.333 3.962.963
15 MATIUS RASON 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 293.333
16 BARNECE 43.333 16.667 70.000 0 0 0 130.000 1.083.333
17 AGUS TINUS TAMBING 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 293.333
18 MARKUS SAMPE TARA 16.667 16.667 0 0 0 0 33.333 222.222
19 DANIEL MANUKANO 33.333 46.667 80.000 13.333 0 0 173.333 693.333
20 YOSEP 46.667 20.000 0 26.667 0 0 93.333 666.667

86
21 MARTINUS PULU 33.333 33.333 70.000 11.667 0 0 148.333 593.333
22 PAULUS PAKONDO 36.667 33.333 80.000 0 0 0 150.000 2.000.000
23 TINA 33.333 33.333 70.000 0 0 0 136.667 2.733.333
24 ROBEN KIDING 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 2.444.444
25 DINA DUMA 33.333 33.333 80.000 0 0 0 146.667 2.444.444
26 YULIUS KENDE 46.667 83.333 90.000 46.667 23.333 0 290.000 2.416.667
27 LUKAS BIU 33.333 16.667 70.000 0 0 0 120.000 600.000
28 PETRUS DUMA 50.000 16.667 50.000 0 0 0 116.667 1.555.556
29 PAULUS MANDI 16.667 50.000 80.000 0 0 0 146.667 2.095.238
30 MARKUS NAMU 100.000 125.000 300.000 0 0 0 525.000 131.250
Jumlah 1.195.000 1.083.333 2.458.000 203.333 35.000 1.143.000 6.117.667 38.164.816
Rata-rata 39.833 36.111 81.933 6.778 1.167 38.100 203.922 1.272.161

87
Lampiran 32. Rincian biaya variabel usahatani Ubi Kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Traktor
Pupuk Pestisidah Tenaga Kerja Total Biaya Total Biaya
Mini
No Nama Responden Variabel Variabel
Ponska Urea Sentri Gromoson BBM/
a b c d e (Rp) (Rp/ha-1)
/Karung Kg/Karung /Liter /Liter Perbotol
1 DUMA PHAGALA 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 3.660.000
2 HASANUDDIN 405.000 0 300.000 0 0 0 0 0 0 0 705.000 11.750.000
3 JULDIANTI 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 3.660.000
4 LUKAS TAMPANG 135.000 20.000 120.000 0 0 0 0 0 0 0 275.000 6.875.000
5 LUMBA KONDO 540.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 780.000 1.560.000
6 YULIANA PANTAN 6.750.000 0 3.600.000 0 500.000 450.000 0 0 0 0 11.300.000 11.300.000
7 MARTEN TANDI 435.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 675.000 1.350.000
8 LUKAS PASANG 540.000 0 125.000 0 0 0 0 0 0 0 665.000 2.660.000
9 THOMAS 810.000 0 190.000 0 0 0 0 0 0 0 1.000.000 4.000.000
10 HENOK TAMPANG 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 1.830.000
11 LUKAS BARUNG 540.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 780.000 3.120.000
12 DANIEL TANDI 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 3.660.000
13 SAMUELTODING BELO 500.000 0 300.000 0 0 0 0 0 150.000 0 950.000 11.309.524
14 AGUS TINA 135.000 0 300.000 0 0 0 0 0 0 0 435.000 9.666.667
15 MATIUS RASON 675.000 0 100.000 0 0 0 0 0 0 0 775.000 1.550.000
16 BARNECE 405.000 0 120.000 0 0 0 0 0 0 0 525.000 4.375.000
17 AGUS TINUS TAMBING 675.000 0 200.000 0 0 0 0 0 0 0 875.000 1.750.000
18 MARKUS SAMPE TARA 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 6.100.000
19 DANIEL MANUKANO 540.000 0 120.000 0 0 0 0 0 0 0 660.000 2.640.000
20 YOSEP 540.000 0 120.000 0 0 0 0 0 0 0 660.000 4.714.286

88
21 MARTINUS PULU 675.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 915.000 3.660.000
22 PAULUS PAKONDO 405.000 0 240.000 0 0 0 0 0 0 0 645.000 8.600.000
23 TINA 405.000 0 120.000 0 0 0 0 0 0 0 525.000 10.500.000
24 ROBEN KIDING 540.000 0 120.000 0 0 0 0 0 0 0 660.000 11.000.000
25 DINA DUMA 375.000 22.000 100.000 0 0 0 0 0 0 0 497.000 8.283.333
26 YULIUS KENDE 264.000 30.000 64.000 0 0 0 0 0 0 0 358.000 2.983.333
27 LUKAS BIU 540.000 0 140.000 0 0 0 0 0 0 0 680.000 3.400.000
28 PETRUS DUMA 405.000 0 0 55.000 0 0 0 0 0 0 460.000 6.133.333
29 PAULUS MANDI 270.000 0 200.000 0 0 150.000 0 0 0 0 620.000 8.857.143
30 MARKUS NAMU 11.600.000 260.000 1.300.000 0 0 900.000 0 0 0 0 14.060.000 3.515.000
Jumlah 32.479.000 332.000 10.039.000 55.000 500.000 1.500.000 0 0 150.000 0 45.055.000 164.462.619
Rata-rata 1.082.633 11.067 334.633 1.833 16.667 50.000 0 0 5.000 0 1.501.833 5.482.087
Keterangan:
Tenaga Kerja : a. Pengolahan Lahan
b. Penanaman
c. Pemeliharaan
d. Panen
e. Pasca Panen

89
Lampiran 33. Analisis biaya, penerimaan, pendapatan, usahatani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan
Karang Harapan.

Biaya Eksplisit Harga Jumlah Produksi Penerimaan Pendapatan


No Nama Responden
(Rp) (Rp) (Kg/ha-1) (Rp/ha-1) (Rp/ha-1)

1 DUMA PHAGALA 4.400.000 3.000 16.000 48.000.000 43.600.000


2 HASANUDDIN 14.555.556 3.500 13.333 46.666.667 32.111.111
3 JULDIANTI 4.326.667 3.000 12.000 36.000.000 31.673.333
4 LUKAS TAMPANG 9.708.333 3.000 15.000 45.000.000 35.291.667
5 LUMBA KONDO 1.873.333 2.000 12.000 24.000.000 22.126.667
6 YULIANA PANTAN 12.699.333 2.000 21.000 42.000.000 29.300.667
7 MARTEN TANDI 1.643.333 3.000 14.000 42.000.000 40.356.667
8 LUKAS PASANG 3.246.667 2.000 12.000 24.000.000 20.753.333
9 THOMAS 4.726.667 3.000 16.000 48.000.000 43.273.333
10 HENOK TAMPANG 2.103.333 3.000 12.000 36.000.000 33.896.667
11 LUKAS BARUNG 3.760.000 2.000 16.000 32.000.000 28.240.000
12 DANIEL TANDI 4.293.333 2.000 14.000 28.000.000 23.706.667
13 SAMUELTODING BELO 13.333.333 4.000 11.905 47.619.048 34.285.714
14 AGUS TINA 13.629.630 3.000 15.556 46.666.667 33.037.037
15 MATIUS RASON 1.843.333 3.000 14.000 42.000.000 40.156.667
16 BARNECE 5.458.333 3.000 12.500 37.500.000 32.041.667
17 AGUS TINUS TAMBING 2.043.333 2.000 15.000 30.000.000 27.956.667
18 MARKUS SAMPE TARA 6.322.222 4.000 13.333 53.333.333 47.011.111
19 DANIEL MANUKANO 3.333.333 4.000 16.000 64.000.000 60.666.667
20 YOSEP 5.380.952 3.000 14.286 42.857.143 37.476.190
21 MARTINUS PULU 4.253.333 4.000 14.000 56.000.000 51.746.667

90
22 PAULUS PAKONDO 10.600.000 3.000 12.000 36.000.000 25.400.000
23 TINA 13.233.333 3.000 16.000 48.000.000 34.766.667
24 ROBEN KIDING 13.444.444 3.000 14.167 42.500.000 29.055.556
25 DINA DUMA 10.727.778 2.500 13.333 33.333.333 22.605.556
26 YULIUS KENDE 5.400.000 5.000 10.833 54.166.667 48.766.667
27 LUKAS BIU 4.000.000 2.000 11.500 23.000.000 19.000.000
28 PETRUS DUMA 7.688.889 4.000 12.000 48.000.000 40.311.111
29 PAULUS MANDI 10.952.381 5.000 12.429 62.142.857 51.190.476
30 MARKUS NAMU 3.646.250 2.000 13.750 27.500.000 23.853.750
Jumlah 202.627.435 91.000 415.925 1.246.285.714 1.043.658.279
Rata-rata 6.754.248 3.033 13.864 41.542.857 34.788.609

91
Lampiran 34. Data variabel dan indikator skoring usahatani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan Karang
Harapan.
Umur Pendidikan Pengalaman Jumlah Produksi Pendapatan
No Nama Responden
(Tahun) Berusahatani (Kg/ha-1) (Rp/ha-1)
1 DUMA PHAGALA 40 Tidak Sekolah 20 thn 16.000 43.600.000
2 HASANUDDIN 59 SD 10 thn 13.333 32.111.111
3 JULDIANTI 46 Tidak Sekolah 9 thn 12.000 31.673.333
4 LUKAS TAMPANG 40 Tidak Sekolah 20 thn 15.000 35.291.667
5 LUMBA KONDO 42 SD 10 thn 12.000 22.126.667
6 YULIANA PANTAN 60 SD 6 thn 21.000 29.300.667
7 MARTEN TANDI 46 SD 8 thn 14.000 40.356.667
8 LUKAS PASANG 42 SD 7 thn 12.000 20.753.333
9 THOMAS 57 Tidak Sekolah 13 thn 16.000 43.273.333
10 HENOK TAMPANG 40 SD 7 thn 12.000 33.896.667
11 LUKAS BARUNG 46 Tidak Sekolah 8 thn 16.000 28.240.000
12 DANIEL TANDI 43 Tidak Sekolah 10 thn 14.000 23.706.667
13 SAMUELTODING BELO 47 SMA 6 thn 11.905 34.285.714
14 AGUS TINA 30 Tidak Sekolah 18 thn 15.556 33.037.037
15 MATIUS RASON 40 SD 8 thn 14.000 40.156.667
16 BARNECE 40 SMP 22 thn 12.500 32.041.667
17 AGUS TINUS TAMBING 40 Tidak Sekolah 8 thn 15.000 27.956.667
18 MARKUS SAMPE TARA 53 Tidak Sekolah 20 thn 13.333 47.011.111
19 DANIEL MANUKANO 40 SD 10 thn 16.000 60.666.667
20 YOSEP 59 Tidak Sekolah 20 thn 14.286 37.476.190
21 MARTINUS PULU 44 SD 10 thn 14.000 51.746.667
22 PAULUS PAKONDO 42 SD 7 thn 12.000 25.400.000

92
23 TINA 43 SD 6 thn 16.000 34.766.667
24 ROBEN KIDING 45 SD 10 thn 14.167 29.055.556
25 DINA DUMA 42 Tidak Sekolah 6 thn 13.333 22.605.556
26 YULIUS KENDE 45 SMP 19 thn 10.833 48.766.667
27 LUKAS BIU 47 Tidak Sekolah 25 thn 11.500 19.000.000
28 PETRUS DUMA 55 Tidak Sekolah 40 thn 12.000 40.311.111
29 PAULUS MANDI 52 SMA 6 thn 12.429 51.190.476
30 MARKUS NAMU 47 Tidak Sekolah 27 thn 13.750 23.853.750
Jumlah 1.372 - - 415.924 1.043.658.279
Rata-rata 46 - - 13.864 34.788.609

93
Lampiran 35. Hasil data kelas responden berdasarkan umur dan pendidikan petani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan
Kelurahan Karang Harapan.
Umur (Tahun) Pendidikan
No Nama Responden Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
(50-60) (39-49) (28-38) (SMA) (SMP) (SD/Tidak Sekolah)
1 DUMA PHAGALA 0 1 0 0 0 1
2 HASANUDDIN 1 0 0 0 0 1
3 JULDIANTI 0 1 0 0 0 1
4 LUKAS TAMPANG 0 1 0 0 0 1
5 LUMBA KONDO 0 1 0 0 0 1
6 YULIANA PANTAN 1 0 0 0 0 1
7 MARTEN TANDI 0 1 0 0 0 1
8 LUKAS PASANG 0 1 0 0 0 1
9 THOMAS 1 0 0 0 0 1
10 HENOK TAMPANG 0 1 0 0 0 1
11 LUKAS BARUNG 0 1 0 0 0 1
12 DANIEL TANDI 0 1 0 0 0 1
13 SAMUELTODING BELO 0 1 0 1 0 0
14 AGUS TINA 0 0 1 0 0 1
15 MATIUS RASON 0 1 0 0 0 1
16 BARNECE 0 1 0 0 1 0
17 AGUS TINUS TAMBING 0 1 0 0 0 1
18 MARKUS SAMPE TARA 1 0 0 0 0 1
19 DANIEL MANUKANO 0 1 0 0 0 1
20 YOSEP 1 0 0 0 0 1

94
21 MARTINUS PULU 0 1 0 0 0 1
22 PAULUS PAKONDO 0 1 0 0 0 1
23 TINA 0 1 0 0 0 1
24 ROBEN KIDING 0 1 0 0 0 1
25 DINA DUMA 0 1 0 0 0 1
26 YULIUS KENDE 0 1 0 0 1 0
27 LUKAS BIU 0 1 0 0 0 1
28 PETRUS DUMA 1 0 0 0 0 1
29 PAULUS MANDI 1 0 0 1 0 0
30 MARKUS NAMU 0 1 0 0 0 1
Jumlah 7 22 1 2 2 26
Rata-rata 0,233333333 0,733333333 0,033333333 0,066666667 0,066666667 0,866666667
Prosentase % 23 73 3 7 7 86

95
Lampiran 36. Hasil data kelas responden berdasarkan pengalaman berusahatani dan produksi ubi kayu (ha-1) di Juata
Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Pengalaman Berusahatani (Tahun) Produksi (Kg/ha-1)
No Nama Responden Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
(29-40) (17-28) (5-16) (17.611-21.000) (14.221-17.610) (10.831-14.220)
1 DUMA PHAGALA 0 1 0 0 1 0
2 HASANUDDIN 0 0 1 0 0 1
3 JULDIANTI 0 0 1 0 0 1
4 LUKAS TAMPANG 0 1 0 0 1 0
5 LUMBA KONDO 0 0 1 0 0 1
6 YULIANA PANTAN 0 0 1 1 0 0
7 MARTEN TANDI 0 0 1 0 0 1
8 LUKAS PASANG 0 0 1 0 0 1
9 THOMAS 0 0 1 0 1 0
10 HENOK TAMPANG 0 0 1 0 0 1
11 LUKAS BARUNG 0 0 1 0 1 0
12 DANIEL TANDI 0 0 1 0 0 1
13 SAMUELTODING BELO 0 0 1 0 0 1
14 AGUS TINA 0 1 0 0 1 0
15 MATIUS RASON 0 0 1 0 0 1
16 BARNECE 0 1 0 0 0 1
17 AGUS TINUS TAMBING 0 0 1 0 1 0
18 MARKUS SAMPE TARA 0 1 0 0 0 1
19 DANIEL MANUKANO 0 0 1 0 1 0
20 YOSEP 0 1 0 0 1 0

96
21 MARTINUS PULU 0 0 1 0 0 1
22 PAULUS PAKONDO 0 0 1 0 0 1
23 TINA 0 0 1 0 1 0
24 ROBEN KIDING 0 0 1 0 0 1
25 DINA DUMA 0 0 1 0 0 1
26 YULIUS KENDE 0 1 0 0 0 1
27 LUKAS BIU 0 1 0 0 0 1
28 PETRUS DUMA 1 0 1 0 0 1
29 PAULUS MANDI 0 1 0 0 0 1
30 MARKUS NAMU 0 0 0 0 0 1
Jumlah 1 9 20 1 9 20
Rata-rata 0,033333333 0,30 0,666666667 0,033333333 0,30 0,666666667
Prosentase % 3 30 67 3 30 67

97
Lampiran 37. Hasil data kelas responden berdasarkan pendapatan petani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan
Karang Harapan.
Pendapatan
No Nama Responden Rendah Sedang Tinggi
(Rp 18.999.998-32.888.887) (Rp 32.888.888-46.777.777) (Rp 46..777.778-60.666.667)
1 DUMA PHAGALA 0 1 0
2 HASANUDDIN 1 0 0
3 JULDIANTI 1 0 0
4 LUKAS TAMPANG 0 1 0
5 LUMBA KONDO 1 0 0
6 YULIANA PANTAN 1 0 0
7 MARTEN TANDI 0 1 0
8 LUKAS PASANG 1 0 0
9 THOMAS 0 1 0
10 HENOK TAMPANG 0 1 0
11 LUKAS BARUNG 1 0 0
12 DANIEL TANDI 1 0 0
13 SAMUELTODING BELO 0 1 0
14 AGUS TINA 0 1 0
15 MATIUS RASON 0 1 0
16 BARNECE 1 0 0
17 AGUS TINUS TAMBING 1 0 0
18 MARKUS SAMPE TARA 0 0 1
19 DANIEL MANUKANO 0 0 1
20 YOSEP 0 1 0

98
21 MARTINUS PULU 0 0 1
22 PAULUS PAKONDO 1 0 0
23 TINA 0 1 0
24 ROBEN KIDING 1 0 0
25 DINA DUMA 1 0 0
26 YULIUS KENDE 0 0 1
27 LUKAS BIU 1 0 0
28 PETRUS DUMA 0 1 0
29 PAULUS MANDI 0 0 1
30 MARKUS NAMU 1 0 0
Jumlah 14 11 5
Rata-rata 0,47 0,4 0,17
Prosentase% 47 40 17

99
Lampiran 38. Hasil data variabel dan indikator usahatani ubi kayu (ha-1) di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
Pendapatan Umur Tingkat Lama Berusahatani Produksi
No Nama Responden Total Kategori Kelas
(Rp) (Tahun) Pendidikan (Tahun) (Kg/ha-1)
1 DUMA PHAGALA 2 2 1 2 2 9 Sedang
2 HASANUDDIN 1 3 1 1 1 7 Rendah
3 JULDIANTI 1 2 1 1 1 6 Rendah
4 LUKAS TAMPANG 2 2 1 2 2 9 Sedang
5 LUMBA KONDO 1 2 1 1 1 6 Rendah
6 YULIANA PANTAN 1 3 1 1 3 9 Sedang
7 MARTEN TANDI 2 2 1 1 1 7 Rendah
8 LUKAS PASANG 1 2 1 1 1 6 Rendah
9 THOMAS 2 3 1 1 2 9 Sedang
10 HENOK TAMPANG 2 2 1 1 1 7 Rendah
11 LUKAS BARUNG 1 2 1 1 2 7 Rendah
12 DANIEL TANDI 1 2 1 1 1 6 Rendah
13 SAMUELTODING BELO 2 2 3 1 1 9 Sedang
14 AGUS TINA 2 1 1 2 2 8 Rendah
15 MATIUS RASON 2 2 1 1 1 7 Rendah
16 BARNECE 1 2 2 2 1 8 Rendah
17 AGUS TINUS TAMBING 1 2 1 1 2 7 Rendah
18 MARKUS SAMPE TARA 3 3 1 2 1 10 Sedang
19 DANIEL MANUKANO 3 2 1 1 2 9 Sedang
20 YOSEP 2 3 1 2 2 10 Sedang
21 MARTINUS PULU 3 2 1 1 1 8 Rendah

100
22 PAULUS PAKONDO 1 2 1 1 1 6 Rendah
23 TINA 2 2 1 1 2 8 Rendah
24 ROBEN KIDING 1 2 1 1 1 6 Rendah
25 DINA DUMA 1 2 1 1 1 6 Rendah
26 YULIUS KENDE 3 2 2 2 1 10 Sedang
27 LUKAS BIU 1 2 1 2 1 7 Rendah
28 PETRUS DUMA 2 3 1 3 1 10 Sedang
29 PAULUS MANDI 3 3 3 1 1 11 Sedang
30 MARKUS NAMU 1 2 1 2 1 7 Rendah
Jumlah 51 66 36 41 41 235 -
Rata-rata 1,7 2,2 1,2 1,37 1,37 7,83 -
Keterangan :

Nilai Rata-rata = 7,83

Dimana = Total Hasil Pernyataan : Total Responden

= 235 : 30

= 7,83

101
Lampiran 39. Analisis SWOT KEKUATAN usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
KEKUATAN
No Nama Responden 1 2 3 4 5
SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP
1 DUMA PHAGALA 1 1 1 1 1
2 HASANUDDIN 1 1 1 1 1
3 JULDIANTI 1 1 1 1 1
4 LUKAS TAMPANG 1 1 1 1 1
5 LUMBA KONDO 1 1 1 1 1
6 YULIANA PANTAN 1 1 1 1 1
7 MARTEN TANDI 1 1 1 1 1
8 LUKAS PASANG 1 1 1 1 1
9 THOMAS 1 1 1 1 1
10 HENOK TAMPANG 1 1 1 1 1
11 LUKAS BARUNG 1 1 1 1 1
12 DANIEL TANDI 1 1 1 1 1
13 SAMUELTODING.B 1 1 1 1 1
14 AGUS TINA 1 1 1 1 1
15 MATIUS RASON 1 1 1 1 1
16 BARNECE 1 1 1 1 1
17 AGUS TINUS.T 1 1 1 1 1
18 MARKUS SAMPE.T 1 1 1 1 1
19 DANIEL.MAN 1 1 1 1 1
20 YOSEP 1 1 1 1 1

102
21 MARTINUS PULU 1 1 1 1 1
22 PAULUS PAKONDO 1 1 1 1 1
23 TINA 1 1 1 1 1
24 ROBEN KIDING 1 1 1 1 1
25 DINA DUMA 1 1 1 1 1
26 YULIUS KENDE 1 1 1 1 1
27 LUKAS BIU 1 1 1 1 1
28 PETRUS DUMA 1 1 1 1 1
29 PAULUS MANDI 1 1 1 1 1
30 MARKUS NAMU 1 1 1 1 1
Jumlah 30 0 0 0 21 7 2 0 18 12 0 0 30 0 0 0 25 5 0 0
Keterangan:

1. Ketersediaan Bibit Ubi Kayu

2. Umur Produktif

3. Ketersedian Lahan

4. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

5. Adanya Motivasi

103
Lampiran 40. Analisis SWOT KELEMAHAN usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
KELEMAHAN
No Nama Responden 1 2 3 4
SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP
1 DUMA PHAGALA 1 1 1 1
2 HASANUDDIN 1 1 1 1
3 JULDIANTI 1 1 1 1
4 LUKAS TAMPANG 1 1 1 1
5 LUMBA KONDO 1 1 1 1
6 YULIANA PANTAN 1 1 1 1
7 MARTEN TANDI 1 1 1 1
8 LUKAS PASANG 1 1 1 1
9 THOMAS 1 1 1 1
10 HENOK TAMPANG 1 1 1 1
11 LUKAS BARUNG 1 1 1 1
12 DANIEL TANDI 1 1 1 1
13 SAMUELTODING BELO 1 1 1 1
14 AGUS TINA 1 1 1 1
15 MATIUS RASON 1 1 1 1
16 BARNECE 1 1 1 1
17 AGUS TINUS TAMBING 1 1 1 1
18 MARKUS SAMPE TARA 1 1 1 1
19 DANIEL MANUKANO 1 1 1 1
20 YOSEP 1 1 1 1
21 MARTINUS PULU 1 1 1 1

104
22 PAULUS PAKONDO 1 1 1 1
23 TINA 1 1 1 1
24 ROBEN KIDING 1 1 1 1
25 DINA DUMA 1 1 1 1
26 YULIUS KENDE 1 1 1 1
27 LUKAS BIU 1 1 1 1
28 PETRUS DUMA 1 1 1 1
29 PAULUS MANDI 1 1 1 1
30 MARKUS NAMU 1 1 1 1

Jumlah 26 4 0 0 17 13 0 0 8 21 1 0 5 5 20 0
Keterangan :

1. Kekurangan Modal

2. Pengalaman Bertani

3. Pengunaan Input Belum Efisien

4. Pendidikan Rendah

105
Lampiran 41. Analisis SWOT PELUANG usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
PELUANG
No Nama Responden 1 2 3 4 5
SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP
1 DUMA PHAGALA 1 1 1 1 1
2 HASANUDDIN 1 1 1 1 1
3 JULDIANTI 1 1 1 1 1
4 LUKAS TAMPANG 1 1 1 1 1
5 LUMBA KONDO 1 1 1 1 1
6 YULIANA PANTAN 1 1 1 1 1
7 MARTEN TANDI 1 1 1 1 1
8 LUKAS PASANG 1 1 1 1 1
9 THOMAS 1 1 1 1 1
10 HENOK TAMPANG 1 1 1 1 1
11 LUKAS BARUNG 1 1 1 1 1
12 DANIEL TANDI 1 1 1 1 1
13 SAMUELTODING BELO 1 1 1 1 1
14 AGUS TINA 1 1 1 1 1
15 MATIUS RASON 1 1 1 1 1
16 BARNECE 1 1 1 1 1
17 AGUS TINUS TAMBING 1 1 1 1 1
18 MARKUS SAMPE TARA 1 1 1 1 1
19 DANIEL MANUKANO 1 1 1 1 1
20 YOSEP 1 1 1 1 1
21 MARTINUS PULU 1 1 1 1 1
22 PAULUS PAKONDO 1 1 1 1 1
23 TINA 1 1 1 1 1

106
24 ROBEN KIDING 1 1 1 1 1
25 DINA DUMA 1 1 1 1 1
26 YULIUS KENDE 1 1 1 1 1
27 LUKAS BIU 1 1 1 1 1
28 PETRUS DUMA 1 1 1 1 1
29 PAULUS MANDI 1 1 1 1 1
30 MARKUS NAMU 1 1 1 1 1
Jumlah 23 7 0 0 14 15 1 0 14 12 4 0 22 7 1 0 21 7 2 0
Keterangan:

1. Konsumen Potensial

2. Diversifikasi Olahan Ubi Kayu

3. Adanya Akses Kredit Pinjaman

4. Dukungan Pemerintan

5. Kemitraan

107
Lampiran 42 . Analisis SWOT ANCAMAN usahatani ubi kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang Harapan.
ANCAMAN
No Nama Responden 1 2 3 4
SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP SP P CP TP
1 DUMA PHAGALA 1 1 1 1
2 HASANUDDIN 1 1 1 1
3 JULDIANTI 1 1 1 1
4 LUKAS TAMPANG 1 1 1 1
5 LUMBA KONDO 1 1 1 1
6 YULIANA PANTAN 1 1 1 1
7 MARTEN TANDI 1 1 1 1
8 LUKAS PASANG 1 1 1 1
9 THOMAS 1 1 1 1
10 HENOK TAMPANG 1 1 1 1
11 LUKAS BARUNG 1 1 1 1
12 DANIEL TANDI 1 1 1 1
13 SAMUELTODING BELO 1 1 1 1
14 AGUS TINA 1 1 1 1
15 MATIUS RASON 1 1 1 1
16 BARNECE 1 1 1 1
17 AGUS TINUS TAMBING 1 1 1 1
18 MARKUS SAMPE TARA 1 1 1 1
19 DANIEL MANUKANO 1 1 1 1
20 YOSEP 1 1 1 1
21 MARTINUS PULU 1 1 1 1

108
22 PAULUS PAKONDO 1 1 1 1
23 TINA 1 1 1 1
24 ROBEN KIDING 1 1 1 1
25 DINA DUMA 1 1 1 1
26 YULIUS KENDE 1 1 1 1
27 LUKAS BIU 1 1 1 1
28 PETRUS DUMA 1 1 1 1
29 PAULUS MANDI 1 1 1 1
30 MARKUS NAMU 1 1 1 1
Jumlah 5 14 11 0 14 16 0 0 17 13 0 0 30 0 0 0
Keterangan:

1. Kualitas Produksi Bersaing

2. Produksi Ubi Kayu Dari Luar Kota Tarakan

3. Biaya Produksi Meningkat

4. Harga murah

109
110

DOKUMENTASI

Gambar 4. Tanaman Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan Karang


Harapan

Gambar 5. Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan


Karang Harapan
111

Gambar 6. Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan


Karang Harapan

Gambar 7. Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan


Karang Harapan
112

Gambar 8. Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan


Karang Harapan

Gambar 9. Wawancara Pada Petani Ubi Kayu di Juata Harapan Kelurahan


Karang Harapan
113

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN STRATEGI PENINGKATAN


PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Manihot utillisima) di JUATA
HARAPAN KELURAHAN KARANG HARAPAN

Nomor Responden : ………………………

Nama Responden : ………………………

Kecamatan : ……………………...

Kelurahan : ……………………...

Tanggal Wawancara : ………………………

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2016
114

DAFTAR PERTANYAAN

I. IdentitasResponden
1. Nama Responden :………………………….
2. Umur :………………………….
3. Pendidikan Terakhir :………………………….
4. Jumlah Anggota Keluarga :………………………….
5. Pekerjaan Sampingan :………………………….
6. Pengalaman Berusaha tani :………………………….
7. Keanggotaan Kelompok Tani : ya/tidak
II. Usahatani Ubi Kayu
1. Luas lahan keseluruhan :…………………………..
2. Luas lahan untuk tanaman ubi kayu :……………...
3. Status lahan:………………………………………..
4. Lama Panen :………………………………………
5. Harga Jual (Kg) :…………………………………..Rp
6. Biaya Produksi
No Uraian Satuan Jumlah Total Biaya (Rp)

1 Bibit

2 Pupuk :
a.
b.
c.

3 Pestisidah :
a.
b.
c.
4 Biaya Alat :
a.
b.
c.
d.
115

No Uraian Orang Jenis Pengolahan Upah Kerja Total


kelamin Lahan Biaya
Dalam Luar L P Jam Hari Per Hari (Rp)
per jam
hari
1. Tenaga Kerja :
a. Pengolahan
tanah.
b. Penanaman.
c. Pemupukan.
d. Penyiagan.
e. Panen.
f. Pasca panen.

No Uraian Keterangan Jumlah Total Biaya


Satuan (Kg) (Rp)

1 Panen :
a. Berapa kali panen
dalam 1x produksi
(Kg).

b. Dalam satu kali panen


berapa hasilnya (Kg).

c. Total hasil selama 1


kali produksi (Kg).

2 Pasca Panen :
a.
b.
c.
d.
e.
116

III. Strategi Penigkatan Pendapatan


IFAS & EFAS Matrik Faktor Strategi Internal ( Dalam ) Eksternal ( Luar ) Pertani Ubi
Kayu.

Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Pembobotan


Strategis Internal (Bobot x Rating)
KEKUATAN:
1. Ketersediaan bibit ubi kayu
2. Umur produktif
3. Ketersediaan lahan
4. Ketersediaan tenaga kerja dalam
keluarga
5. Adanya motivasi

Jumlah 1,0
KELEMAHAN:
1. Kekurangan modal
2. Pengalaman bertani
3. Penggunaan input belum efisien
4. Pendidikan rendah

Jumlah 1,0
117

Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Pembobotan


Strategis Eksternal (Bobot x Rating)

PELUANG:
1. Konsumen potensial
2. Diversifikasi olahan ubi kayu
3. Adanya akses kredit pinjaman
4. Dukungan pemerintah
5. Kemitraan

Jumlah 1,0
ANCAMAN:
1. Kualitas produk bersaing
2. Produk ubi kayu dari luar Kota
Tarakan
3. Biaya produksi meningkat
4. Harga murah

Jumlah 1,0

Anda mungkin juga menyukai