Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian
Di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
AYU RAHAYU NUGRAHAWATI
H 0605044
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
Anggota I
Anggota II
NIP. 197608222008012009
Surakarta,
Juli 2010
Mengetahui
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
NIP. 197908032006042001
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, karena kesetiaan kasih dan
anugerahNya yang senantiasa ada sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi
dengan judul Pengaruh Berbagai Variasi Suhu Dan Warna Kemasan
Terhadap Stabilitas Antosianin Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.).
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa untuk mencapai gelar Sarjana Stratum Satu (S-1) pada program studi
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Bapak Ir. Kawiji, MP selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
3. Ibu Dwi ishartani, STP selaku Pembimbing Akademik, atas kesabaran dan
motivasinya membimbing penulis di awal masa kuliah.
4. Bapak Ir. Windi Atmaka, MP selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing Utama. Terima kasih untuk setiap bimbingan, dan didikan selama
masa studi, serta untuk masukan-masukan dan semangat sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Ibu Gusti Fauza, ST., MT selaku Pembimbing Pendamping Skripsi. Terima
kasih atas setiap bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik.
6. Ibu Dian Rachmawanti A, STP, MP selaku Penguji Skripsi atas semua
masukan dan ilmu yang membangun.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya
selama masa perkuliahan penulis.
8. Keluarga terkasih Bapak, Ibu, Embah, dan adik-adikku. Terima kasih atas
segala doa, dukungan baik material maupun spiritual, hingga terselesainya
penulisan ini.
9. Teman teman themanggisproject--INDIE<AO< ENRI<FENDI<BAYU-terimakasih untuk kerjasama dan hari-hari indah yang luar biasa.
10. H0605...untuk berjuang bersama selama masa kuliah,,trimakasih kerjasama
dan supportnya.
11. Semua pihak yang telah terlibat membantu, memberi semangat dan
menginspirasi selesainya karya ini, baik secara langsung dan tidak langsung,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di halaman ini.Terimakasih.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk lebih menyempurnakan isi dari skripsi ini sehingga dapat lebih
berguna dan membantu bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Surakarta,
Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
B. Intensitas Warna.............................................................................. 20
C. pH.................................................................................................... 23
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 26
B. Saran .............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27
LAMPIRAN..................................................................................................... 29
DAFTAR TABEL
21
Tabel 4.6 Penurunan Intensitas Warna Pigmen Antosianin Kulit Manggis .... 22
Tabel 4.7 pH Pigmen Antosianin Kulit Manggis.............................................. 23
Tabel 4.8 Nilai Persamaan Garis Linier...........................................................
24
25
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
10
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warna adalah salah satu karakteristik yang membuat suatu produk menjadi
lebih menarik. Selain itu, penambahan warna dalam suatu produk dapat
meningkatkan variasi produk, menambah nilai artistik, dan dapat juga dipakai
sebagai sarana identifikasi produk sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi
suatu produk. Zat warna banyak digunakan pada produk makanan, minuman,
tekstil, kosmetik, peralatan rumah tangga dan banyak hal lainnya. Zat warna
dibagi menjadi dua yaitu alami dan sintetis. Pewarna sintetis lebih sering
dipakai dibanding pewarna alami karena sangat terbatasnya produksi pewarna
alami, sehingga pewarna sintetis lebih mudah ditemukan dan semakin banyak
digunakan.
Namun,
penggunaan
pewarna
sintetis
memiliki
dampak
13
produksi manggis selama tahun 2005 mencapai 62.711 ton dari areal seluas
10.000 hektare. Sementara di tahun yang sama, produksi manggis Thailand
sudah mencapai 162.788 ton dari luas areal yang sama (Sumarni, 2002).
Adapun pigmen warna tersebut dapat diekstrak dari kulit buah
manggis. Pigmen yang terdapat pada kulit manggis adalah pigmen antosianin
yang menyebabkan kulit buah manggis berwarna ungu kemerahan.
Menurut Timberlake dan Bridle (1976) dalam Tensiska,et al, (2007),
antosianin merupakan pigmen larut dalam air yang terakumulasi pada sel
epidermis buah-buahan maupun pada akar dan daun. Antosianin terdapat pada
sejumlah besar buah-buahan seperti pada anggur, strawberry, apel, cherry,
raspberry, blueberry dan black currants serta pada sayuran seperti kol merah
atau red cabbage (Hendry dan Houghton, 1992 dalam Tensiska,et al,, 2007).
Antosianin merupakan pigmen berwarna merah, ungu dan biru yang
biasa terdapat pada tanaman tingkat tinggi. Antosianin merupakan molekul
yang tidak stabil. Warna merah, ungu atau biru yang dimilikinya dapat
berubah karena faktor suhu, pH, oksigen, cahaya, dan penambahan asam, gula
dan adanya ion logam (Eskin, 1979 dalam Tensiska,et al, 2007).
Penelitian tentang kestabilan antosianin sebelumnya telah dilakukan
oleh Tensiska (2007) tetapi faktor perlakuan yang dipakai hanya suhu ruang
dan suhu dingin. Hasilnya menyatakan bahwa penyimpanan pada suhu dingin
lebih menjaga stabilitas antosianin. Sedangkan perlakuan warna kemasan
selama penyimpanan belum diketahui pengaruhnya terhadap antosianin. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perlakuan
penyimpanan pada berbagai variasi warna botol (botol gelap maupun terang)
dan variasi suhu (suhu ruang dan suhu dingin) terhadap stabilitas antosianin.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah laju perubahan
antosianin total, intensitas warna dan pH selama penyimpanan pada berbagai
variasi suhu dan warna botol?
14
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana laju
perubahan antosianin total, intensitas warna dan pH selama penyimpanan pada
berbagai variasi suhu dan warna botol.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah dapat diketahui laju perubahan
antosianin yang paling kecil sehingga diketahui kondisi penyimpanan (suhu
dan kemasan) yang paling menjaga warna antosianin tetap stabil dan dapat
dimanfaatkan secara optimal sebagai pewarna alami.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Buah Manggis
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah
yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara, antara lain
Indonesia. Buah manggis memiliki citarasa khas yakni perpaduan rasa
manis, asam dan sepet yang tidak dimiliki rasa buah lain sehingga sering
disebut buah Eksotik. Citarasa buah manggis sangat disukai masyarakat
luar negeri yang menganggap citarasa buah manggis merupakan
perpaduan dari rasa buah nanas, aprikot dan jeruk sehingga mendapat
julukan Queen of fruits (Reza et al., 1994).
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis
karena buahnya yang menyegarkan dan mengandung gula sakarosa,
dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100
gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3
gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66
mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06
mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis
dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang
digemari oleh masyarakat (Qosim, 2007).
Di antara semua negara yang tanahnya ditumbuhi pohon manggis,
Indonesia termasuk sebagai salah satu produsen terbesar di dunia setelah
Thailand. Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian RI
mencatat, produksi manggis selama tahun 2005 mencapai 62.711 ton dari
areal seluas 10.000 hektare. Sementara di tahun yang sama, produksi
manggis Thailand sudah mencapai 162.788 ton dari luas areal yang sama
(Sumarni, 2002).
Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal
seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi
16
xanthone
yang
meliputi
mangostin,
mangostinon
A,
garcinon B,
mangostanol, flavonoid
17
tidak
ditemukan
di
tanaman
laut,
hewan
atau
18
termasuk juga kuning dan tidak berwarna (seluruh warna kecuali hijau)
(Samsudin, 2009).
Zat warna dari kulit manggis dapat diambil dengan menggunakan
teknik ekstraksi dan filtrasi membran dan untuk uji stabilitas zat warna
yang
dihasilkan,
digunakan
metode
analisa
absorbansi
dengan
(2004)
menyatakan
bahwa
antosianin
merupakan
3. Ekstraksi Pigmen
Ketaren (1986) dalam Anonim b (2009) menjelaskan bahwa
ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan zat dari bahan yang diduga
mengandung zat tersebut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Menurut Suyitno (1989) dalam Anonim b (2009) ekstraksi menggunakan
pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain
dalam campuran. Shriner et al. (1980) dalam Anonim b (2009)
menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang polar dan
pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut
dengan like dissolve like.
19
20
B. Kerangka Berpikir
buatan
Efek
karsinogenik
Pewarna
Menarik minat
konsumen
alami
aman
Variasi suhu
penyimpanan
Variasi warna
kemasan
21
Pewarna dibagi menjadi dua yaitu pewarna alami dan buatan. Pewarna
alami dapat diperoleh dari bagian tubuh dan buah tanaman tertentu. Salah satu
buah yang berpotensi menghasilkan pigmen adalah buah manggis. Bagian
buah manggis yang menghasilkan pigmen adalah kulit buah manggis. Pigmen
yang terdapat pada kulit buah manggis adalah antosianin. Pigmen antosianin
dari kulit buah manggis dapat diperoleh secara ekstraksi. Ekstraksi yang
digunakan adalah ekstraksi kering sehingga dihasilkan pigmen antosianin
dalam bentuk kering. Pigmen antosianin bersifat rentan terhadap cahaya, suhu
dan pH, oleh karena itu dilakukan penelitian agar untuk mengetahui kestabilan
antosianin sehingga dapat diketahui keadaan penyimpanan terbaik.
C. Hipotesa
Variasi penyimpanan pada berbagai suhu dan warna kemasan berpengaruh
terhadap laju perubahan pigmen antosianin dari kulit buah manggis.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
C. Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan Sampel
BUAH MANGGIS
8kg
SORTASI
DIIRIS TIPIS
KULIT MANGGIS
6 kg
DIKERINGKAN
suhu 40oC
8 jam
DIAYAK
TEPUNG KULIT
50 mesh
1051 gr
24
DIRENDAM
24 JAM
DISARING
water bath suhu
80oC selama 8 jam
DIUAPKAN
PEKATAN
150 ml
25
intensitas
warna
dilakukan
dengan
menggunakan
AbsorbansiSampelxVolumlaru tan
Beratsampel
26
diukur
absorbansi
akuades
pada
panjang
27
totalAntos ianin % b
A MW DF V 100 %
)
=
b
e L Wt
Keterangan :
D. Perancangan Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dengan menggunakan persamaan
regresi untuk mengetahui bentuk hubungan antara perlakuan
suhu
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini diekstrak pigmen antosianin dari tepung kulit manggis.
Ekstraksi dilakukan dengan merendam tepung kulit manggis dalam etanol 96%
selama 24 jam. Larutan tersebut kemudian disaring, filtratnya lalu diuapkan
hingga pekat. Pekatan yang diperoleh tersebut adalah pigmen antosianin. Pigmen
tersebut kemudian disimpan dalam botol berwarna (gelap dan bening) pada suhu
ruang (kurang lebih 300C) dan pada suhu refrigerator (kurang lebih 70C). Setelah
0, 3, 6, 9 dan 12 hari perlakuan dilakukan analisa untuk mengetahui kadar total
antosianin, intensitas warna dan pH pigmen. Analisa tersebut dilakukan untuk
mengetahui kestabilan antosianin pada berbagai variasi penyimpanan meliputi t1T
(suhu ruang, botol bening), t2T (suhu refrigerator, botol bening), t1G (suhu ruang,
botol gelap) dan t2G (suhu refrigerator, botol gelap).
A. Total antosianin
Setiap sampel yang dihasilkan pada penelitian ini dilakukan
perhitungan total antosianin, untuk mengetahui seberapa banyak total
antosianin yang terdapat pada setiap perlakuan. Persentase kadar total
antosianin yang diperoleh menunjukkan banyaknya total antosianin (gram)
yang terdapat pada setiap gram tepung kulit manggis. Hasil analisa total
antosianin pigmen kulit manggis dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Total Antosianin Pigmen Antosianin Kulit Manggis (% b/b)
Sampel
Hari ke-0
Hari ke-3
Hari ke-6
Hari ke-9
Hari ke-12
t1 T
t2 T
t1 G
t2 G
0,0001221
0,0001221
0,0001221
0,0001221
0,0001161
0,0001414
0,0000433
0,0001260
0,0000450
0,0000733
0,0000673
0,0000750
0,0000467
0,0000507
0,0000478
0,0000803
0,0000388
0,0000322
0,0000210
0,0000898
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
29
Persamaan linier
% Penurunan
R2
Error
t1T
t2T
t1G
t2G
y = -0,000008x + 0,000121
y = -0,000007x + 0,000100
y = -0,000009x + 0,000138
y = -0,000004x + 0,000121
79,3388
78,2609
84,0000
39,6694
0,8057
0,8456
0,6675
0,5358
0,0000643
0,0001297
0,0000508
0,0000616
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
30
(2006)
menyatakan
bahwa
faktor-faktor
yang
31
t1T
t2T
t1G
t2G
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
Hari ke-0
85,00
85,00
85,00
85,00
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
20,47
19,47
15,68
18,20
Hari ke-9
18,44
20,23
13,33
13,89
Hari ke-12
16,40
17,95
10,98
9,.58
32
90.00
80.00
80.00
70.00
intensitas warna
intensitas warna
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0.00
0
12
90.00
Poly. (t2T)
80.00
70.00
intensitas warna
intensitas warna
12
80.00
t2T
Poly. (t1T)
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0.00
0
12
12
t2G
Poly. (t2G)
Gambar 4.2 Grafik Intensitas Warna Pigmen Antosianin Kulit Buah Manggis
Dari Gambar 4.2 diperoleh persamaan garis polinomial dan persentase
penurunan intensitas warna pigmen antosianin kulit manggis seperti pada
Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Persamaan Garis Intensitas Warna Pigmen Antosianin Kulit
Manggis
Sampel
t1 T
t2 T
t1 G
t2 G
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
% Penurunan
R2
Error
33
Nilai error pada Tabel 4.5 menjelaskan selisih data yang sebenarnya
dengan data hasil pendekatan persamaan regresi yang dipakai. Nilai R2
menunjukkan korelasi faktor perlakuan pada sampel dengan intensitas warna
yang dimiliki oleh sampel. Nilai R2 yang kurang dari satu mengindikasikan
bahwa faktor perlakuan yang diberikan tidak sepenuhnya memberi pengaruh
pada intensitas warna, tetapi ada faktor-faktor lain seperti oksidator, reduktor
dan surfaktan. Pratama, 2007 menyatakan bahwa stabilitas warna dari zat
pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan surfaktan.
Dari hasil pengamatan nilai persamaan garis polinomial orde 3 yang
tersaji pada Tabel 4.5 didapatkan bahwa sampel dengan perlakuan disimpan
pada suhu refrigerator pada botol bening (t2T) lebih rendah penurunannya
dibanding dengan sampel antosianin yang diberi perlakuan lain. Persentase
penurunan menunjukkan kestabilan intensitas warna, semakin rendah
penurunan maka semakin stabil intensitas warnanya karena hanya mengalami
sedikit penurunan. Sampel yang diberi perlakuan pada suhu refrigerator dalam
botol bening mengalami penurunan warna yang lebih rendah dibandingkan
sampel lain sehingga paling stabil intensitasnya warnanya. Namun Uji Annova
menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan atau tidak berbeda
nyata seperti diperlihatkan oleh Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Penurunan Intensitas Warna Pigmen Antosianin Kulit Manggis
pada Berbagai Variasi Kondisi Penyimpanan (Suhu Dan Kemasan)
dari Hari Ke-0 sampai Hari Ke-12
Sampel
t1T
t2T
t1G
t2G
17,1500a
17,1425a
18,5050a
18,8550a
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
34
Hari ke-0
Hari ke-3
Hari ke-6
Hari ke-9
3,57
3,57
3,57
3,57
3,38
3,31
3,20
3,30
3,26
3,78
3,34
3,95
4,22
4,27
3,99
4,22
Hari ke-12
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
4,08
4,15
4,33
4,09
35
Persamaan
% Kenaikan
R2
Error
t1T
t2T
t1G
t2G
y= 0,0618 x + 3,33
y= 0,0705 x + 3,39
y= 0,077 x + 3,222
y= 0,065 x + 3,434
18,2140
19,9717
22,2865
18,5097
0,4763
0,7015
0,6075
0,6571
1,1534000
1,2040000
0,3600000
0,9160000
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
36
Hasil dari penelitian ini dilanjutkan pada analisa variasi dengan SPSS
15.0. Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
kondisi penyimpanan (suhu dan kemasan) terhadap kenaikan pH pigmen kulit
manggis.
Tabel 4.9 Kenaikan pH Pigmen Antosianin Kulit Manggis pada Berbagai
Variasi Kondisi Penyimpanan (Suhu dan Warna Kemasan) dari
Hari Ke-0 sampai Hari Ke-12
Sampel Rata-rata Kenaikan pH
0,3525 a
0,3350 a
0,3750 a
0,3300a
t1T
t2T
t1G
t2G
Keterangan:
t1T = suhu ruang, botol bening
t2T = suhu refrigerator, botol bening
t1G = suhu ruang, botol gelap
t2G = suhu refrigerator, botol gelap
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai total antosianin yang mengalami laju penurunan terendah adalah
sampel yang diberi perlakuan disimpan pada suhu refrigerator dalam botol
gelap (t2G) dengan penurunan sebesar 39,6694 %. Pada analisa SPSS
dengan metode ANNOVA diketahui bahwa laju penurunan total
antosianin sampel pada berbagai variasi suhu dan warna kemasan tidak
memberi pengaruh yang berbeda nyata.
2. Sampel dengan perlakuan disimpan pada suhu refrigerator pada botol
bening (t2T) lebih rendah penurunan intensitas warnanya dibanding
dengan sampel antosianin yang diberi perlakuan lain yaitu sebesar
78,0515%, namun pada analisa SPSS dengan metode ANNOVA diketahui
bahwa laju penurunan inrensiitas warna sampel pada berbagai variasi suhu
dan warna kemasan tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata.
3. Sampel dengan perlakuan penyimpanan pada t1T (suhu ruang, botol
bening) memiliki nilai kenaikan pH yang terendah yaitu sebesar
18,2140%, namun pada analisa SPSS dengan metode ANNOVA diketahui
bahwa laju kenaikan pH sampel pada berbagai variasi suhu dan warna
kemasan tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata.
4. Kondisi penyimpanan terbaik untuk pigmen antosianin kulit manggis
adalah penyimpanan pada suhu refrigerator dalam botol gelap.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh perlakuan
penyimpanan terhadap umur simpan antosianin dengan penambahan jumlah
data dan lama penyimpanan yang lebih panjang.
38
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Asmi. 2003. Identifikasi dan Pengujian Stabilitas Pigmen Antosianin
Bunga Kana (Canna coccinea Mill.) serta Aplikasinya pada Produk
Pangan. http://digilib.gunadarma.ac.id. Diakses pada 20 Maret 2009.
Anonima.
2009.
Manggis
Kaya
Antioksidan.
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/ Diakses pada 30 April 2009
Anonimb.
2009.
Ekstraksi
Antosianin.
http://www.google.co.id/url?url=http://simonbwidjanarko.files.wordpress.
com/2008/06/ekstraksi-antosianin-2.doc (diakses pada tanggal 26 oktober
2009).
Anonimc. 2009. Ekstraksi. http://www.blogpribadi.com/2009/07/jenis-jenisekstraksi.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2009).
Ferlina, Shinta. 2009. Anthosianin.
Diakses pada 30 April 2009
Ida.
http://www.khasiatku.com/anthosianin/
2009.
Manggis
(Garcinia
mangostana
http://carahidup.um.ac.id/2009/07/manggis-garcinia-mangostana-l/#
(diakses pada 26 Oktober 2009)
L)
39