SKRIPSI
Sulastri
14.201020.067
SKRIPSI
Sulastri
14.201020.067
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
RIWAYAT HIDUP
Sesayap Hilir lulus pada tahun 2011, dan melanjutkan kejenjang pendidikan
menengah atas SMA Negeri 01 Sesayap Hilir Jurusan IPS lulus pada tahun
2014. Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian
Lembang Agri, Kecamatan Lembang Provinsi Jawa Barat (2016). Pada tahun
2017 penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tideng Pale
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju zaman
yang penuh dengan pengetahuan, dan semoga kita mendapatkan Syafaat di hari
akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
perhatian, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh berarti
dan berharga bagi penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
1. Kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan sehingga
2. Untuk kedua orang tua penulis, bapak Jabar dan ibu Mardianah terima
kasih atas cinta, kasih sayang, nasehat, doa yang tidak pernah putus,
dukungan baik secara materi, dan untuk semua kabaikan yang diajarkan
vi
3. semoga penulis dapat menjadi seseorang yang berguna dan bermanfaat
4. Prof. Dr. Adri Patton M.Si selaku rektor Universitas Borneo Tarakan yang
Borneo Tarakan
6. Dr. Ir Adi Sutrisno. MP. selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
9. Galih Yogi Rahajeng, SP.,M.Si. selaku dosen penguji III yang telah
skripsi ini.
10. Kepada saudara penulis, almarhumah Norma Yunita dan Isnawati yang
vii
11. Keluarga besar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu
13. Terima kasih teman-teman agribisnis angakatan 2014 dan lokal B2 ( Mila,
Rahma, Danang, Laser, Biya, Sarifah, Mega, Agus, Amel, Deby, Ica, Ama,
Felis, Junaini, Arman, Tomo, Irfan, Haidir, Roni, Sainal, Rubin, Nawir,
15. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 35. Di Tideng Pale
mengerjakan skripsi.
16. Dan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis sangat berharap akan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga skripsi ini akan menjadi lebih baik dan dapat mendatangkan manfaat
Sulastri
viii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
ix
2.1.6 Penerimaan ......................................................................................... 17
x
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................................... 55
4.2.4 Luas Lahan Petani Cabai Rawit dan Cabai Besar ................................ 57
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
10. Biaya Penyusutan Penjualan Cabai Rawit dan Cabai Besar ................ 59
xii
23. Tabel Matrix Metode Simpleks dan Faktor Pembatas .......................... 73
24. Titik Terbentuk Dari Analisis Linier Programming Metode Grafik ......... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
5. Biaya Benih............................................................................................ 86
8. Biaya Pupuk........................................................................................... 88
xv
RINGKASAN
xvi
SUMARRY
This study was intended to answer the problem (How much was the optimal
profit from the sale of cayenne and large chili peppers, How many combinations
of cayenne pepper and large chili peppers were formed to optimize sales in chili
farming). Whereas the purpose of this study was to determine the optimal profit
from the sale of cayenne and large chili peppers, and to find out the number of
combinations of sales and optimal profits from the sale of cayenne and large chili
peppers. The research location of North Tarakan Subdistrict, the method of
determining sample was using Purposive Sampling. Methods of data collection
were interviews, observation, literature study, analysis tools used in this study
were Linear Programming with the simplex method. The results showed that the
sale of cayenne and chili peppers from the analysis of cayenne pepper amounted
to 190.18 kilograms and large chilies of 0 kilograms, from which the maximum
profit was Rp. 3,898,500 When compared to the actual sales of cayenne and
large chili farming in farmers in the North Tarakan District, which is 109 kilograms
for cayenne pepper, the large chili is 135 kilograms with a profit of Rp. 3,838,527,
then the completion of the profit between the sale of farming from the results of
the analysis with the actual sales of cayenne and large chili farmers of Rp.
59,973. By using the simplex method, the optimum sales combination can
provide maximum profit of Rp. 3,898,500 one time production. From the linear
programming analysis using simplex, a combination is formed of four optimum
combinations and sales on cayenne and large chili farming in North Tarakan
District, which was found in the second combination with the equation Z = C1X1
+ C2X2. With sales of cayenne pepper as much as 190.18 kilograms, and large
chili as much as 0 kilograms. It was recommended for farmers to use more
natural fertilizers and pesticides such as compost because of the results of the
analysis of researcher the cost of fertilizers and pesticides is quite large that used
by farmers, it was advisable for farmers to be able to grow cayenne pepper to
increase production from the previous 109 kilograms to 190 kilograms to be
profitable.
xvii
I. PENDAHULUAN
pangan, oleh karena itu cabai tidak dapat diabaikan begitu saja. Pada usahatani
cabai input produksi yang digunakan antara lain adalah lahan, modal bibit,
sumber daya dimiliki dapat digunakan untuk dihasilkan beberapa jenis produksi
pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dengan demikian petani sebagai
1
Cabai rawit merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang
demikian pula cabai pun dibutuhkan pada beberapa industri. Cabai merah besar
(capsicum annuum L) termasuk salah satu jenis sayuran yang mempunyai arti
penting dalam ekonomi rumah tangga maupun Negara. Budidaya komoditas ini
meskipun harga cabai di pasar sering naik dan turun cukup tajam, tetapi minat
peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam Negeri maupun diluar
yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Salah satu sifat
tanaman cabai yang disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim, artinya
tanaman cabai dapat ditanam kapan pun tanpa tergantung musim. (Dermawan
2010)
Yaitu masalah penyakit pada tanaman cabai yang dapat merugikan hasil
lahan produksi tanaman cabai dan ulah dari bandar penjualan cabai. Cabai
jumlah manusia di Dunia. Saat ini belum ada moment besar seperti hari Raya
2
dan hari besar Nasional. Selalu ada moment kecil yang ada di Negara kita
seperti pernikahan, pesta acara adat dan lain-lain pasti memerlukan cabai untuk
seperti itu hanya mampu memenuhi lima dari sekian banyak pelanggannya, ia
akan menaikan harga agar terjadi kompetisi antara pelanggan karena kebutuhan
mencapai 2,46 perkapita untuk Cabai Besar sebesar 2,30 perkapita pada tahun
Pemenuhan kebutuhan konsumsi akan Cabai Rawit dan Cabai Besar yang
semakin meningkat, dapat ditunjang oleh peningkatan produksi Cabai Rawit dan
Cabai Besar. Kemampuan produksi Cabai Rawit dan Cabai Besar akan
dipengaruhi oleh perkembangan luas lahan dan tingkat produktivitas Cabai Rawit
dan Cabai Besar Pada Daerah Kecamatan Tarakan Utara di Kota Tarakan.
Tabel 1. Produktivitas Cabai Rawit dan Cabai Besar Pada Tahun 2015 dan 2017
3
Petani yang ada di Kecamatan Tarakan Utara. Banyak menanam cabai
rawit dan cabai besar dikarenakan harga cabai yang melonjak naik dalam kurun
waktu yang singkat, menurut petani cabai yang ada berada di Kecamatan
pemasaran cabai rawit dan cabai besar sudah optimal atau belum. Selain itu
lain resiko gagal panen, tidak adanya kepastian jual, harga yang berfluktuasi,
dipasar Tradisional menjual cabai dengan harga yang tinggi, yang membuat
harga tak bisa dihindari karena tak ada persediaan pasokan cabai dari luar.
Utara.
1. Berapa keuntungan optimal dari penjualan cabai rawit dan cabai besar ?
4
2. Berapa jumlah kombinasi antara cabai rawit dan cabai besar yang
1. Untuk mengetahui keuntungan optimal dari pejualan cabai rawit dan cabai
besar.
2. Untuk mengetahui jumlah kombinasi antara cabai besar dan cabai rawit
1. Manfaat akademik
penjualan cabai rawit dan cabai besar secara optimal maka dapat
5
penjualan cabai rawit dan cabai besar secara optimal, dengan melihat
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam
tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000
nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari Benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke Negara-negara Benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk
C), damar, zat warna kapsaisin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan
lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium,
fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika
terbakar di mulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin, cabai juga
dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain di dalam cabai adalah
7
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan
dapur. Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk
stabilitas harga-harga dipasar sangat dirasakan, terutama pada hari besar (Hari
Dan pada saat tanaman cabai melonjak sampai beberapa kali harga pada
waktu normal. Tetapi sebaliknya, pada saat panen harganya merosot jauh
8
a. Tanaman cabai dibedakan dalam beberapa golongan dan tiap golongan
memiliki beberapa jenis yaitu cabai besar, cabai merah kriting, cabai rawit
dan paprika.
dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga memiliki banyak cabang dan setiap
buah.
c. Batang cabai tumbuh tepada ketinggian batang tegak, berwarna hijau tua
diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat.
d. Daun cabai berbentuk lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5
cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus
tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu penggemuran tanah
f. Bunga cabai termasuk berkelamin ganda, karena pada satu bunga terdapat
mengkrek, cengis, ceplik, atau cempling. Dalam bahasa sunda cabai rawit
9
nama lada limi dan pentek. Secara Internasional, cabai rawit dikenal dengan
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: cabai rawit kecil, cabai rawit hijau,
cabai rawit putih. Cabai rawit kecil sesuai dengan namanya mempunyai ukuran
kecil dan pendek yaitu hanya sekitar 1-2 cm. Meskipun ukurannya paling kecil,
rasa cabai ini paling pedas di antara jenis-jenis cabai rawit lainnya. Cabai rawit
hijau memiliki panjang sekitar 3-4 cm. Ukuran buah ini agak gemuk, rasanya
pedas, tetapi tidak sepedas cabai rawit kecil. Cabai rawit putih memiliki ukuran
10
Gambar 2. Cabai Rawit Putih
batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau.
tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1,000 diatas
permukaan laut. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang
berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, dan
11
Ph tanah antara 6-7. Budidaya cabai pada lahan sawah sebaiknya dilakukan
pada saat akhir musim penghujan sedangkan pada lahan tegalan ditanam pada
saat musim penghujan. Hal ini bertujuan agar kebutuhan air tercukupi dan
2.1.2 Optimalisasi
efektif.
secara efektif dan efisien. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia optimalisasi
berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Optimalisasi banyak juga
diartikan sebagai ukuran dimana semua kebutuhan dapat dipenuhi dari kegiatan-
tercapainya tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari
yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.
12
Optimalisasi suatu tindakan atau kegiatan untuk meningkatkan dan
1. Efisiensi teknis
3. Efisiensi ekonomi.
nilai produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input
tersebut.
efisiensi harga atau efisiensi alokatif, kalau nilai produk marginal sama dengan
harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi, kalau
usaha pertanian tersebut mencapai efisien teknis dan sekaligus juga mencapai
efisiensi harga
13
2.1.3 Penjualan
Penjualan ialah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh
penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa yang
Penjualan merupakan bagian dari promosi dan promosi adalah salah satu
Tantri, 2016).
2.1.4 Harga
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang
barang atau jasa. Menurut Tjiptono (2005) Harga adalah satuan moneter atau
ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar
Basu Swastha, Irawan (2005) harga ialah sesuatu yang dibutuhkan untuk
Philip Kotler (2005) mengungkapkan bahwa harga adalah salah satu unsur
biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan
tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya. Dapat dijelaskan dari
14
pengertian di atas bahwa unsur-unsur bauran pemasaran yang dimaksud adalah
harga, produk, saluran, dan promosi, yaitu apa yang dikenal dengan istilah
dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
operasional barang atau pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus
produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang
bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
diklarifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost).
Umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
pajak (tax). Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani
itu gagal panen. Selain itu, biaya tetap dapat pula dikatakan biaya yang
penyusutan alat dan gaji karyawan. Jadi, biaya tetap disebut bermacam-
15
2. Biaya Tidak Tetap Atau Biaya Variabel
Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya
biaya untuk saprodi atau sarana produksi komodita pertanian. Seperti biaya
untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, buruh atau tenaga
kerja upahan, biaya panen biaya pengolahan tanah baik yang berupa
kontrak maupun upah harian dan sewa tanah. Jika menginginkan produksi
komodita pertanian yang digunakan jadi, dengan kata lain biaya tidak tetap
yaitu, biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap seluruhnya dan biaya
dituliskan :
TC = TFC + TVC
Dimana
16
Biaya tetap merupakan biaya yang tetap harus dikeluarkan pada berbagai
tingkat output yang dihasilkan seperti peralatan dan biaya penyusutan dari
peralatan. Biaya variabel adalah biaya yang berubah ubah menurut tinggi
2.1.6 Penerimaan
perkalian antara jumlah unit yang terjual dengan harga per unit. Apabila
TR = P x Q
Dimana:
TR = Total revenue
P = Price
Q = Quantity
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
2.1.7 Keuntungan
=1,2,..,n) adalah input tetap. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan
17
sebagai pengurang dan harga input tetap diabaikan karena jangka pendek input
Keuntungan adalah untuk mengetahui untung dan rugi dari sebuah usaha.
Suatu usaha dinyatakan untung apabila harga penjualannya lebih besar dari
pada harga pembelian. Jadi secara sederhana rumus untung dan rugi dapat
Jika harga penjualan ternyata lebih kecil dari pada harga pembelian maka sudah
hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga penjualan, akan
tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari beberapa pihak diantaranya
berikut:
18
a. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas
barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual
b. Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
3. Daya beli
4. Frekuensi pembelinya
c. Modal
19
d. Kondisi organisasi perusahaan
e. Faktor lain
pada satu prinsip bahwa paling penting membuat barang yang baik. Bila
membeli lagi barang yang sama. Oleh karena itu perusahaan melakukan
2.1.9 Usahatani
Usahatani adalah usaha dari suatu kesatuan antara kerja, modal, dan
secara efektif dan efisien dan memanfaatkan sumber daya tersebut agar
sumber daya alam, tenaga kerja, permodalan dan skill lainnya untuk
,2011).
20
Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara petani
cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal yang mana
a. Petani pengelola
usahataninya.
b. Tanah usahatani
c. Tenaga kerja
konsumtif.
21
d. Modal
e. Tingkat teknologi
keluarga.
22
Aspek-aspek pemasaran adalah masalah diluar usahatani yang perlu
diperhatikan. Seperti kita ketahui petani yang serba terbatas berada pada
c. Fasilitas kredit
hal ini pemerintah harus menyediakan kredit kepada petani dengan syarat
menentukan cara untuk mencapai hasil terbaik (seperti laba maksimum atau
adalah model matematis Semua fungsi matematis yang disajikan dalam model
23
1. Dalam program linear harus ada fungsi tujuan yang dinyatakan dalam
2. Dalam program linear harus ada fungsi kendala yang dinyatakan dengan
3. Semua nilai x adalah positif atau sama dengan nol, dengan kata lain tidak
boleh ada nilai x yang negatif. Dengan demikian, besarnya nilai koefisien
1. Pembuatan keputusan
riset operasi harus jelas siapa yang mempunyai otoritas untuk memulai,
3. Sistem
Sistem dapat berarti kendala, yaitu sumberdaya yang terbatas, baik jumlah
24
4. Alternatif tindakan
(dua) macam fungsi, yaitu fungsi tujuan Objective Function dan fungsi batasan
sumber daya untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Nilai
grafik:
matematis
salib sumbu
25
4. Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal) dihubungkan dengan
fungsi tujuan
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari liniear programming yang
periode analisa.
pecahan
Programming, ada dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu metode grafik
dan metode simpleks. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan
26
permasalahan dimana variabel keputusan sama dengan dua. Sedangkan
usahatani cabai rawit Capsicum frutenscens L dan cabai besar Capsicum annum
3 Cabai
Budidaya
4
Produksi5 Cabai
Optimalisasi
Kombinasi Yang
Terbentuk
Penjualan Optimal
27
Petani budidaya cabai yang berada di Kecamatan Tarakan Utara. Yang
dimana petani budidaya cabai rawit dan cabai besar yang akan menjadi
Yang dimana petani membudidaya kedua Cabai yaitu Cabai Rawit dan
Cabai Besar. Dimana peneliti ingin mengetahui keuntungan yang optimal dari
penjualan Cabai Rawit dan Cabai Besar dengan melihat keuntungan optimal dari
penjualan kedua jenis Cabai dan berapa kombinasi yang terbentuk dari
penjualan Cabai
Adapun dalam penelitian yang saya lakukan ini mengacu pada beberapa
(Studi Kasus Industri Tahu dan Tempe Bapak Nurdin) Tri Prantono
yang optimal dan keuntungan yang maksimal, kita harus menentukan fungsi
fungsi tujuan dan fungsi kendala, selanjutnya adalah menganalisis dengan Linier
Produksi optimal yaitu pada saat industri tahu dan tempe milik Bapak
28
Keuntungan maksimal bisa didapatkan dengan mengkobinasikan secara tepat
antara produk tahu dan produk tempe dengan mempertimbangkan faktor kendala
yang ada, dalam hal ini yang menjadi faktor kendala atau pembatas adalah
bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar, dan kapasitas produksi. Melalui analisis
program linier kita bisa melihat kombinasi yang tepat untuk industri tahu dan
tempe milik Bapak Nurdin. Berikut adalalah hasil analis program linier, yaitu
Dengan kendala yang ada seperti bahan baku kedelai, tenaga kerja, biaya
bahan bakar, dan kapasitas produksi industri ini masih mampu melakukan
produksi optimal seperti pada hasil analisis. Berikut adalah hasil dari analisis
program linier.
iterasi atau pencarian solusi terbaik. Dari empat kali iterasi tersebut didapatkan
iterasi ke empat. Pada iterasi ke empat didapatkan nilai yang menunjukan jumlah
produksi optimum, yaitu X1 (tahu) sebesar 1068 dan X2 (tempe) sebesar 908
Rp8.467.413,00
b. Analisis Grafik
dapatkan kombinasi produksi yang optimal yaitu pada titik produksi dimana X1
(Tahu) pada titik 1.068 dan X2 pada titik 908. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada table 3.
29
Tabel 2. Titik Yang Terbentuk Dari Analisis Linier Programming Metode Grafik
Kombinasi X1 X2 Z
1 0 0 0
2 1.100 0 6.222.700
3 0 1.200 3.201.000
Keterangan:
X1 = Tahu
X2 = Tempe
Z = Fungsi Tujuan
Dari hasil analisis grafik, titik kombinasi antara X1 (tahu) dan X2 (tempe)
adalah pada titik (1.068,908) atau bisa diartikan kombinasi yang paling optimal
untuk produk X1(tahu ) adalah 1.068 dan X2 (tempe) adalah 908, dengan
30
2. Perbandingan Produksi Bapak Nurdin Dengan Hasil Analisis
optimal untuk industri tahu dan tempe milik Bapak Nurdin. Dimana produksi hasil
dilakukan oleh Bapak Nurdin saat ini. berikut adalah data perbandingannya
Dari tabel 3 bisa dilihat produksi optimal sebanyak 1.068 bungkus dan
tempe sebanyak 908 bungkus, dari produksi optimal ini didapatkan keuntungan
Bapak Nurdin dengan tahu sebanyak 920 bungkus dan tempe 1150 dengan
hasil analisis dengan produksi aktual Bapak Nurdin sebesar Rp194.773,00 per
produksi. Sehingga apabila dalam satu bulan mampu produksi sebanyak 26 kali
Bapak Nurdin bisa melakukan produksi dengan jumlah yang sesuai dengan hasil
31
analisis program linier, dikarenakan kombinasi ini mampu meningkatkan
Riau 2012
optimalnya yaitu 339.242,1 unit untuk tahu sebesar 0 unit untuk tahu kecil.
2. Sumberdaya aktif pada kondisi optimal adalah sumber daya asam tahun
sedangkan sumber daya lainnya, yaitu sumber daya kedelai, sumber daya
jam kerja, tenaga kerja, sumber daya kendala jam kerja mesin giling, dan
sumber daya modal termasuk ke dalam sumber daya pasif atau berlebih.
3. Sumber daya aktif asam tahu yang memiliki nilai dual value sebesar
11.239.12 dan nilai slack sama denga nol menunjukkan bahwa jika asam
tahu ditambah satu satuan (liter) maka kauntungan yang akan diperoleh
Sumber daya kedelai, jam kerja, tenaga kerja, jam kerja mesin giling, dan
32
2.3.3 Optimasi Keuntungan Dalam Produksi Dengan Menggunakan Linier
Matemmatika 2017.
merupakan suatu cara dalam matematika yang bisa dipakai untuk memecahkan
bentuk pertidaksamaan linier. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
linear programming adalah metode simpleks yang yang berfungsi untuk mencari
kripik pisang akan selalu dibatasi oleh berbagai kendala. Kendala tersebut
optimal yang terdiri dari kombinasi produk, status pemberdayaan, dan analisis
sensitivitas. UKM Fahmi Mandiri akan memproduksi tiga jenis merk kerippik
pisang yaitu Vsang, Bintang Rasa dan Mr.Ben’s. satu bungkus keripik pisang
merk Vsang memerlukan bahan 280 gram pisang mentah, 19 gram minyak
goreng, 19 gram susu bubuk, 19 gram gula putih, 3 gram garam, 19 gram bubuk
perasa. Satu bungkus keripik pisang merk Bintang Rasa memerlukan bahan 300
gram pisang mentah, 20 gram minyak goreng, 20 gram susu bubuk, 20 gram
gula putih, 4 gram garam, 20 gram bumbu perasa. Sedangkan satu bungkus
33
keripik pisang mrek Mr. Ben’s memerlukan bahan 45 gram pisang mentah, 1,8
gram minyak goreng, 1,8 gram susu bubuk, 1,8 gram gula putih, 1 gram garam,
1,8 gram bumbu perasa. UKM Fahmi Mandiri mempunyai hanya pisang mentah
kurang dari 22.100 kg, minyak goreng kurang dari 49.500 kg, susu bubuk kurang
dari 45.000 kg, gula putih kurang dari 18.750 kg, garam kurang dari 6.000 kg,
dan bumbu rasa kurang dari 12.000 kg. Keutungan tiap kemasan yang diperoleh
untuk keripik pisang mrek Vsang adalah Rp. 8.000, keripik pisang merk Bintang
Rasa sebesar Rp. 5.000 dan keripik pisang mrek Mr. Ben’s sebesar Rp. 400. Jika
UKM Fahmi Mandiri memiliki uang sebesar Rp. 270.000.000 dengan biaya
operasional tiap-tiap mrek adalah Rp. 4.000, Rp. 5000, Rp. 600. Maka berapa
kemasan?
34
ditetapkan. Penggunaan bahan baku yang sesuai dengan standar
Vsang = x1 ≥ 35.000
tiap-tiap jenis keripik yang diperoleh dari hasil penjualan perusahaan. Nilai
keuntungan di peroleh dari selisih antara harga jual dengan biaya total per
unit tiap merk keripik yang di hasilkan. Penetapan harga jual oleh
diperoleh dari harga pokok produksi. Dalam produksi optimal dari tiga jenis
35
dengan merumuskan model fungsi tujuannya, perumusan fungsi tujuan dari
19 x1 + 20 x2 + 1,8 x3 + S2 = 49.500.000
19 x1 + 20 x2 + 1,8 x3 + S3 = 45.000.000
19 1 + 20 x2 + 1,8 x3 + S6 = 12.000.000
1 S8 + α1 = 3.500
2 S9 + α2 = 20.000
3 S10 + α3 = 16.500
simpelks diperoleh keuntungan yang maksimal yaitu jika UKM Fahmi Mandiri
36
Bintang Rasa sebesar 20.000 kemasan dan Mr. Ben’s sebanyak 16.500
yang dilakukan UKM Fahmi Mandiri pada kondisi nyata (faktual) belum optimal.
Hal ini ditunjukkan oleh total produksi yang diterima pada kondisi faktual jauh
produksi jauh berbeda dari kondisi faktual dengan optimalnya namun secara
106.817,75
37
2.3.5 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan
(a) Kriteria sosial demografi dengan faktor jumlah penduduk dan tenaga
kerja, (b) Kriteria luas penggunaan lahan dengan faktor luas penggunaan
serta luas guna lahan yang lain yang tidak boleh dirubah.
dapat dikembangkan. Dari kelima hasil skenario yang ada, terdapat hasil
ini, yakni pada skenario pertama. Hasil skenario ini diperoleh luasan lahan
perdagangan dan jasa seluas 69,66 Ha, RTH sebesar 606,4 Ha / 20% dari
luas wilayah.
38
III. METODE PENELITIAN
memiliki usahatani cabai rawit dan cabai besar. Waktu Penelitian dilaksanakan
Adapun yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini adalah
petani cabai rawit dan cabai besar, yang berada di Kecamatan Tarakan Utara.
diambil karena ada pertimbangan tertentu. Dengan ketentuan yaitu: (1) petani
budidaya cabai rawit dan petani membudidaya cabai besar. (2) petani yang
Yang dimana populasi dalam penelitian ini kelompok tani yang berada di
pada penelitian ini sebanyak 16 orang petani diambil dari beberapa kelompok
tani yang menanam cabai rawit dan cabi besar, budidaya cabai secara continue.
Purposive Sampling.
39
1. Wawancara
tujuan penelitian, dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
adalah petani yang membudidaya Cabai Rawit dan Cabai Besar. Sehingga
2. Observasi
2010).
3. Studi Pustaka
(Nazir 1988).
40
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia
arsip, jurnal, dan lain sebagainya yang bersifat informasi dan relevan.
4. Dokumentasi
dicetak mereka dapat berupa catatan, surat, buku harian dan dokumentasi-
di skripsi.
1. Data Primer
disiapkan. (Singarimbun dan effendi, 1989). Dan sudah dilaksanakan pada bulan
b. Aspek produksi dan biaya produksi: luas lahan keseluruhan, luas laha
2. Data Sekunder
41
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan
penelitian meliputi: data yang diperoleh dari kantor Dinas Ketahanan Pangan,
Alat analisis yang akan digunakan dalam menganalisis data yang telah
Usahatani Cabai Rawit dan Cabai Besar yaitu dengan menggunakan analisis
Yang nantinya dalam metode simpleks akan ditetapkan faktor apa saja yang
akan menjadi fungsi kendala (pembatas) dan seperti apa model fungsi tujuannya
(Zmax).
dikemukakan oleh George Dantzing pada tahun 1947. Metode ini menjadi
terkenal ketika diketemukan alat hitung elektronik dan jadi popular ketika
berulang-ulang sampai tercapai hasil optimal dan proses perhitungan ini menjadi
simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari program linier yang
melibatkan banyak constrain (pembatas) dan banyak variabel (lebih dari dua
42
Dalam metode simpleks hal utama yang perlu dilakukan adalah membuat
tabel simpleks yang berisi fungsi batasan, jumlah variabel atau jenis produk,
tabel simplek
(atau setara kas) yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar dari imbalan
Baridwan (2008) juga menyatakan bahwa biaya adalah aliran keluar atau
pemakaian lain aset atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama
penyerahan jasa atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan
43
Pendapat lain juga menyatakan bahwa biaya (cost) diartikan sebagai suatu
pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lain untuk mencapai tujuan,
baik yang dapat. Adapun jenis biaya yang digunakan dalam penelitian ini ada 2
yaitu:
a. Biaya tetap (Fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya
Dimana biaya tetap ini dihitung dari penyusutan alat atau mesin.
ekonomis dari input tersebut. Untuk mencari biaya penyusutan digunakan rumus
sebagai berikut:
b. Biaya Variabel (Variable cost) Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah
tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel.
Elemen biaya variabel ini terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
44
langsung yang dibayar per buah produk atau per jam, biaya overhead
kegiatan.
c. Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang
berikut:
TC =TFC+TVC
Dimana:
Revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
TR= Q x P
45
Dimana :
Q = Quantity/Jumlah Produksi
P = Price/Harga Produksi
tertentu.
π = TR − TC
Dimana :
TC = Total Cost/Biaya.
3.5.4 Optimalisasi
maksimal, peneliti harus terlebih dahulu menentukan fungsi tujuan dan fungsi
kendala. Apabila sudah diketahui persamaan fungsi tujuan dan fungsi kendala,
39
46
3.5.5 Fungsi Tujuan
matematis dari fungsi tujuan dan fungsi pembatas (kendala). Dimana fungsi
produk yang sudah dikalikan dengan harga jual jenis produk. Adapun
dikeluarkan. Berikut fungsi tujuan dari usahatani cabai rawit dan cabai besar.
Keterangan :
faktor pembatas dalam penjualan cabai rawit dan cabai besar dengan
1. a1 X1 + a2 X2 ≤ RHS a
Dimana :
40
47
RHS a : Biaya total yang dikeluarkan untuk pembelian bibit produk
X1 dan X2
2. b1 X1 + b2 X2 ≤ RHS b
Dimana :
produk X1 dan X2
3. c1 X1 + c2 X2 ≤ RHS c
Dimana :
produk X1 dan X2
4. d1 X1 + d2 X2 ≤ RHS d
Dimana :
1. Pada menu POM klik Module lalu pilih Linier Programing, lalu klik new,
48
41
Title adalah judul kasus yang akan diselesaikan
tujuan
2. Isi semua kotak dialog kemudian klik Solve untuk melihat hasinya.
3. Untuk metode simpleks klik Window kemudian klik Iterations dan kita bisa
melihat berapa kali iterasi untuk mencapai angka kombinasi produk yang
1. Cabai rawit adalah cabai kecil yang digunakan sebagai bahan makanan
2. Cabai besar adalah Kulit buahnya agak tipis dan di dalam buahnya banyak
terdapat biji, tetapi isinya tidak sepadat seperti cabai rawit. Rasanya pedas
4. Produksi cabai rawit dan cabai besar merupakan hasil panen cabai dan
cabai besar dalam satu kali musim tanam dengan satuan kilogram.
usahatani cabai rawit dan cabai besar yaitu diperoleh dari total penerimaan
49
42
penjualan hasil produksi cabai rawit dan cabai besar dikurangi dengan
biaya produksi cabai rawit dan cabai besar (TR – TC) dengan satuan
usahatani dalam satu kali musim tanam yang meliputi upah tenaga kerja,
antara penerimaan optimal dengan biaya yang dikeluarkan selama satu kali
8. Optimalisasi merupakan hasil yang baik, tinggi yang ingin dicapai sesuai
9. Linier Programming adalah salah satu teknik dalam riset operasi yang
yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan dalam hal ini adalah
mengoptimalkan keuntungan
11. Fungsi tujuan adalah suatu fungsi yang menggambarkan tujuan atau
12. Cabai rawit tanaman yang ditanam oleh kelompok tani yang berada di
50
43
13. Benih biji tanaman yang digunakan dalam memproduksi cabai rawit dan
14. Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen, yang digunakan
15. Pupuk Npk pupuk merupakan buatan yang berbentuk cair atau padat, yang
digunakan dalam memproduksi cabai rawit dan cabai besar dalam satuan
16. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usahatani
cabai rawit dan cabai besar dalam satu kali musim tanam diperhitungkan
oleh pemilik lahan. Tenaga kerja yang bekerja berasal dari dalam keluarga
17. Pupuk Kcl adalah pupuk yang mengandung unsur kalium, digunakan dalam
18. Pupuk organik semua sisa bahan tanaman atau kotoran hewan yang
44
51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Umum
Tarakan Nomor 10 Tahun 2008 tentang organisasi Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan dan Kota Tarakan, untuk tertib dan lancarnya pelaksanaan tugas
mengatur tugas pokok dan fungsi serta tata kerja organisasi Kecamatan Kota
dilingkungan Pemerintah Kota Tarakan, tugas pokok dan fungsi serta tata kerja
52
4.1.2 Geografis
Kecamatan Tarakan Utara terletak pada 3°14’30” - 3°25 lintang utara dan
mencapai 169,28 km², terdiri atas wilayah daratan seluas 109,36 km² dan
wilayah lautan seluas 59,92 km². Luas wilayah ini terbagi menjadi 10,59 km²
untuk Kelurahan Juata Permai, 14,23 km² untuk Kelurahan Juata Kerikil, dan
utara berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu, sebelah timur
Sesayap
tersebut diatas ditata dan ditetapkan sehingga terdiri dari wilayah kelurahan
sebagai berikut:
terbentuk pula Kelurahan Juata Kerikil dan Kelurahan Juata Permai, yang
53
4.2 Gambaran Umum Responden
ini hanya pada petani yang menanam cabai rawit dan cabai besar yang berada di
karakteristiknya.
kinerja petani cabai rawit dan cabai besar. Secara fisik kemampuan bekerja
diukur dengan usia. Orang dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja
petani cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan Tarakan Utara dapat dilihat
Tabel 5. Tingkat Umur Petani Cabai Rawit dan Cabai Besar di Kecamatan
Tarakan Utara.
No Umur responden Jumlah Presentase %
1 28-44 7 43,75
2 45-61 7 43,75
3 62-78 2 12,5
Jumlah 16 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
dan cabai besar di Kecamatan Tarakan Utara bahwa jumlahnya yang berumur
responden dengan presentase 12,5%. Bisa dilihat kebanyak petani yang berada
54
di Kecamatan Tarakan Utara pada saat ini sudah pada umur tidak muda lagi
dikarenakan anak muda pada saat ini banyak yang kurang tertarik dibidang
pertanian, padahal bidang pertanian merupakan bidang yang tidak ada habisnya
karena usaha dibidang pertanian hasilnya selalu dibutuhkan oleh orang banyak.
dalam kegiatan usahatani. Umur petani merupakan salah satu faktor yang
usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan
maksimal dibandingkan usia non produktif. Selain itu, umur juga dapat dijadikan
tolak ukur untuk melihat aktivis petani dalam bekerja ( Hasim, 2006)
cabai dalam produksi tanaman cabai rawit dan cabai besar. Dengan pendidikan
2003) dalam Tahir (2015). Karakteristik tingkat pendidikan petani cabai rawit dan
Tabel 6. Tingkat pendidikan Petani Cabai Rawit dan Cabai Besar di Kecamatan
Tarakan Utara
No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase %
1 SD 6 37,5
2 SMP 5 31,25
3 SMA 5 31,25
Jumlah 16 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 6 diatas petani Cabai Rawit dan Cabai Besar yang
37,5%, petani Cabai Rawit dan Cabai Besar yang lulus SMP sebanyak 5
responden dengan presentase 31,25% dan yang terakhir petani Cabai Rawit dan
55
Cabai Besar yang lulus SMA sebanyak 5 responden dengan presentase
31,25%. Rendah tingkkat pendidikan yang dimiliki petani Cabai Rawit dan Cabai
Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti bahwa petani yang ada di
Kecamatan Tarakan Utara banyak petani yang memiliki pendidikan yang rendah
dan ini akan mempengaruhi hasil produksi yang dilakukan karena kurang taunya
baru, sikap mental dan perilaku tenaga kerja dalam usahatani. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi,
Yang berarti bahwa jumlah anggota keluarga petani yang harus menjadi
56
4.2.4 Luas Lahan Petani Cabai Rawit dan Cabai Besar
Luas lahan yang digunakan budidaya Cabai Rawit dan Cabai Besar akan
mempengaruhi produksi Cabai yang dihasilkan. Berikut tabel luas lahan yang
Rata-rata luas lahan cabai Rawit sebesar 0,13 Ha, sedangkan rata-rata
luas lahan yang petani gunakan untuk menanam Cabai Besar sebesar 0,18 Ha.
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2016) penjualan adalah bagian dari
57
promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem
pemasaran.
padahal yang dimaksud penjualan dalam laporan laba rugi adalah hasil menjual
mendapatkan keutungan dari suatau Usaha Tani Cabai Rawit dan Cabai Besar.
Tempat penelitian yang saya lakukan di Kecamatan Tarakan Utara untuk Usaha
Tani Cabai Rawit dan Cabai Besar sekali musim panen melakukan penjualan
Tabel 9. Penjualan Cabai Rawit dan Cabai Besar di Kecamatan Tarakan Utara
No Jenis Cabai Jumlah Penjualan (Kg)
1 Rawit 109
2 Besar 135
Total 244
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 9 diatas dari enam belas responden petani Cabai Rawit
dan Cabai Besar, Cabai Rawit penjualannya sebesar 109 kilogram dari rata-rata
luas lahan 0,13 Ha. Sedangkan untuk Cabai Besar menjual sebesar 135
kilogram dari luas lahan rata-rat 0,18 Ha. Total dari satu kali produksi Cabai
58
4.4 Biaya Produksi Seluruh Responden
atau semua beban ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu barang
atau jasa (Yana Karyana, 2008). Begitu juga dalam penelitian ini Biaya produksi
pada usahatani cabai rawit dan cabai besar, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu
relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan (Zulkifli
2003).
Dalam penelitian ini biaya yang termasuk biaya tetap adalah cangkul, sabit,
sprayer dan parang. Dalam analisis optimalisasi ini yang akan dijadikan biaya
penyusutan adalah hasil dari pembagian harga barang dikurangi harga sisa
dibagi umur ekonomis. Dari perhitungan biaya penyusutan untuk penjualan cabai
Tabel 10. Biaya Penyusutan Penjualan Cabai Rawit dan Cabai Besar
No Nama barang Penyusutan (Rp.)
1 Cangkul 29.821
2 Sabit 20.039
3 Sprayer 37.500
4 Parang 13.750
Biaya penyusutan total 101.111
Biaya per kilogram 414
Sumber: Data Primer Diolah 2018
dikeluarkan untuk produksi cabai rawit dan cabai besar selama satu kali musim
tanam adalah Rp. 101.111. Biaya tetap per kilogram sebesar Rp. 414 yang
59
dimana didapat dari hasil pembagian total biaya tetap dibagi dengan jumlah
produksi.
biaya tetap yang terdiri atas biaya pembelian cangkul, parang, golok plastik
mulsa, anjir bambu, drum, ember, jirigen, handsprayer, pembolong mulsa, tali
gala atau rafia, mesin penyemprot obat, dan mesin air. Rp. 5.193.396 per tahun,
peralatan pertanian yang digunakan dalam usahatani cabai rawit merah pada
Fazlurrahman lebih besar dibandingkan biaya tetap yang digunakan oleh petani
dalam penelitian ini, karena alat yang digunakan petani dalam penelitian
dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya jika,
volume kegiatan diperbesar dua kali lipat, maka total biaya juga menjadi dua kali
lipat dari jumlah sebelumnya (Zulkifli :2003). Contoh biaya variabel pada
usahatani cabai rawit adalah biaya input produksi bibit, pupuk dan pestisida.
Biaya variabel per Ha dari enam belas responden, dalam penelitian ini
biaya variabel dibedakan menjadi dua, yaitu biaya variabel produksi usahatani
cabai rawit dan biaya variabel untuk produksi usahatani cabai besar. Berikut ini
adalah data biaya variabel yang dikeluarkan untuk produksi usahatani cabai
rawit.
60
a. Biaya Variabel Produksi Usahatani Cabai Rawit
produksi usahatani cabai rawit dan cabai besar. Untuk produksi usahatani cabai
rawit biaya variabel yang dikeluarkan adalah senilai Rp. 20.962 dengan luasan
lahan cabai rawit rata-rata 0,13 Ha sedangkan biaya produksi usahatani cabai
besar sebesar dengan luas lahan rata-rata 0,18 Ha Rp. 15.213. Bisa dikatakan
bahwa biaya variabel yang dikeluarkan dalam produksi usahatani cabai rawit
lebih besar jika dibandingkan dengan biaya variabel produksi usahatani cabai
Adapun biaya variabel ini terdiri dari bibit Cabai Rawit yang banyak
digunakan petani Cabai yaitu bibit Cabai Rawit jenis Dewata F1, bibit Cabai
besar jenis benih Cabai Besar Hibrida, pupuk kotoran ayam, Npk, Urea. Pestisida
61
Antracol, Vegasus, Desis, Curacron, Infoy, Gozieb. Tenaga kerja dari dalam
terdiri atas biaya pembelian bibit, karung mulsa, polibag, pupuk organik dan
anorganik serta pembelian pestisida dan biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp.
1.347.198
biaya variabel cabai rawit Rp. 20.962 dengan luas lahan rata-rata 0,13 Ha untuk
Cabai Besar Rp. 15.213 luas lahan rata-rata 0,18 Ha. Untuk biaya variabel dalam
penelitian Yulizar Rp. 1.347.198 lebih besar dikarenakan pemakaian pupuk dan
pestisidanya lebih banyak, harga pupuk dan pestisidanya juga mahal dalam
penelitian Yulizar petani yang diteliti olehnya memakai Karung Mulsa untuk
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
petani cabai rawit dan cabai besar untuk membeli semua keperluan baik barang
maupun jasa yang akan digunakan dalam proses produksi cabai rawit dan cabai
besar, biaya total yang digunakan dalam proses penjualan cabai rawit dan cabai
atau total biaya tetap ditambah dengan total variabel cost atau total biaya
variabel.
62
Berdasarkan tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa total biaya per kilogram
sebesar Rp. 21.376 untuk cabai besar total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
15.627
Merah Dengan Sistem Panen dan Sistem Panen Merah (Studi Kasus Pada
(2006). Menunjukkan bahwa biaya total dari penelitiannya yaitu sebesar Rp.
81.747.577. Dan pada petani cabai panen hijau yaitu sebesar Rp. 68.582.706.
Biaya total yang merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya
variabel.
4.6 Penerimaan
Revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumah
produk yang dihasilkan (terjual) dengan harga dari produk tersebut. Dalam
usahatani cabai ini penerimaan dapat diartikan sebagai perkalian antara jumlah
produksi cabai rawit dan cabai besar dikalikan dengan harga penjualannya.
Berikut adalah data penerimaan cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan
Harga adalah jumlah uang ditambah beberapa barang atau mungkin yang
63
pelanggannya. (Basu Swasta, 2005). Menurut Tjiptono (2005) harga adalah
satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan harga rata-rata dari setiap jenis
cabai. Yang mana sebelumnya untuk setiap jenis cabai memiliki harga jual yang
berbeda berdasarkan jenis cabainya yaitu cabai rawit dan cabai besar. Dengan
demikian maka penerimaan yang diperoleh petani cabai rawit dan cabai besar di
dengan rumus quantity atau jumlah produksi dikali dengan price harga produksi.
penerimaan sebesar Rp. 3.712.500 total penerimaan yang diterima petani cabai
cabai rawit jauh lebih besar dibandingkan penjualan cabai besar. Hal itu tidak
terlepas dari pengaruh harga produk dan jumlah pendapatan per kilogramnya,
serta jumlah input yang digunakan seperti input bibit, pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja.
64
Menurut Fazlurrahman (2012). Bahwa penerimaan atas cabai rawit merah
hasil kali jumlah produksi rata-rata cabai rawit merah per hektar per musim
penerimaan cabai rawit sebesar Rp. 4.566.992 Cabai Besar Rp. 3.712.500 total
penerimaan penelitian ini karena, luas lahan yang digunakan dalam penelitian
Fazlurrahman lebih besar dan adanya harga pemasaran yang sudah ditetap dari
4.7 Keuntungan
melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba
(laba) adalah pendapatan dikurangi seluruh beban atau biaya yang telah
dikeluarkan.
biaya yang mana total biaya dan penerimaan sudah didapat sebelumnya. Total
65
biaya produksi dari cabai rawit dan cabai besar untuk setiap kg sudah diketahui,
selanjutnya mencari beberapa besar laba yang diperoleh dari setiap penjualan
Untuk mendapatkan laba atau keuntungan dari per kilogram cabai rawit
dan cabai besar dengan cara mengurangi harga penjualan per kilogram dengan
total biaya per kilogram. Berikut ini adalah data hasil pengurangan antara harga
penjualan cabai rawit dan cabai besar dengan biaya yang dikeluarkan.
Tabel 16. Keuntungan Per Kilogram cabai rawit dan cabai besar
No Cabai Total Biaya per Harga Jual per Kg Keuntungan
Kg (Rp.) (Rp.) (Rp)
1 Rawit 21.376 41.875 20.499
2 Besar 15.627 27.500 11.873
Sumber: Data Primer Diolah 2018
keuntungan cabai dari tabel diatas menggunakan rumus total revenue atau
Cabai rawit mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 20.499 untuk cabai besar Rp.
11.873 bisa dilihat bahwa sebenarnya yang paling banyak memiliki keuntungan
adalah cabai rawit, karena harga cabai rawit lebih mahal dibandingkan harga
cabai besar.
Total 3.838.527
Sumber: Data Primer Diolah 2018
66
Berdasarkan tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa. Untuk menghitung atau
dikurangi total biaya. Dan keuntungan penjualan usahatani cabai rawit sebesar
Rp. 2.235.672 cabai besar sebesar Rp. 1.602.855. Keuntungan total usahatani
bahwa keuntungan petani cabai rawit sebesar Rp. 2.226.391. dengan luas lahan
0,0546 Ha selama 6 bulan. Lebih besar keuntungan cabai rawit pada penilitian ini
karena luas lahan yang digunakan petani pada penelitian Kurniawan lebih kecil.
4.8 Optimalisasi
harus terlebih dahulu menentukan fungsi tujuan dan fungsi kendala. Apabila
sudah diketahui persamaan fungsi tujuan dan fungsi kendala, selanjutnya adalah
Usahatani cabai dalam penelitian ini menanam dua jenis tanaman cabai
yaitu, cabai rawit sebagai (X1) dan cabai besar sebagai (X2), pada luasan lahan
cabai rawit rata-rata 0,13 ha cabai besar 0,18 ha. Yang artinya kedua jenis
usahatani cabai ini akan dirumuskan menjadi fungsi tujuan bersama dengan
keuntungan dari penjualan cabai rawit dan cabai besar untuk setiap per
kilogramnya. Berdasarkan tabel 17 diatas laba dari cabai rawit dan cabai besar
per kilogramnya sudah diketahui, maka fungsi tujuannya adalah sebagai berikut:
67
Tabel 18. Fungsi tujuan
Z (Rp) X1 (Rp) X1 (Rp)
Z 20.499 11.873
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Keterangan:
Z = Fungsi tujuan
Z = 20.499 X1 + 11.873 X2
rawit dan cabai besar, cabai rawit Rp 20.499 cabai besar Rp. 11.873
usahatani cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan Tarakan Utara, terdiri dari
empat kendala yaitu benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Faktor kendalaa
dengan pengalokasian faktor kendala dalam usahatani cabai rawit dan cabai
besar. Keempat kendala tersebut akan dicari koefisiennya atau seberapa besar
biaya yang dikeluarkan untuk satu kali musim tanam untuk per kilogram cabai
rawit dan cabai besar. Setelah itu baru dapat dilakukan perhitungan
populasi per satuan luas akan berkurang. Dalam produksi usahatani, benih
68
yang digunakan benih cabai rawit dan sabai besar dimana benih yang unggul
berperan penting dalam produksi usahatani cabai. Benih sering kali menjadi
pembelian dari penggunaan bibit cabai rawit dan cabai besar adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa biaya benih cabai rawit
yang dibeli petani sebesar Rp. 38.125 dengan produksi cabai rawit 109 kilogram
dengan biaya per kilogramnya adalah Rp. 350. sedangkan cabai besar benih
yang dibeli sebesar Rp. 28.438 dengan produksi cabai besar 135 kilogram biaya
perkilo yang dikeluarkan Rp. 211. Total biaya bibit yang dikeluarkan petani
sebesar Rp. 66.635 dengan total pproduksi 244 kilogram. Dari tabel 19 diatas
Dimana usahatani cabai rawit dan cabai besar biaya pembelian benih cabai
rawit Rp. 350 cabai besar Rp. 211. Pembelian benih tidak boleh lebih dari Rp
66.563
2. Kendala Pupuk
pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan
69
tanaman dan arang kayu (Novizan, 2005). Pemupukan merupakan setiap usaha
Usahatani cabai rawit dan cabai berada di Kecamatan Tarakan Utara. Rata-rata
menggunakan pupuk Oraganik (kotoran ayam), pupuk Urea, dan pupuk Npk.
Pemberiaan pupuk pada setiap jenis cabai yaitu cabai rawit dan cabai besar.
Kecamatan Tarakan Utara lebih banyak menanam cabai rawit dalam satu lahan
faktor pembatas atau kendala pada usahatani cabai. Adapun biaya-biaya yang
untuk cabai rawit sebesar Rp. 1.280.831 dari pupuk kompos (kotoran ayam),
Npk, Urea sedangkan cabai besar sebesar Rp. 1.117.792 dari pupuk kompos
(kotoran ayam), Urea, Npk total biaya pembelian pupuk cabai rawit dan cabai
besar sebesar Rp. 2.398.605 total dari biaya pembelian pupuk sebesar Rp.
Dimana usahatani cabai rawit dan cabai besar biaya pembelian pupuk
cabai rawit Rp. 11.751 cabai besar Rp. 8.280. Pembelian pupuk tidak boleh lebih
dari Rp 2.398.604
70
3. Kendala Pestisida
Dalam satu kali musim tanam cabai rawit dan cabai besar pestisida yang
Infoy dan Gozieb. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida
untuk cabai rawit sebesar Rp. 765.800 sedangkan cabai besar sebesar Rp.
707.550 total dari biaya pembelian pestisida sebesar Rp. 1.473.350 dari
produksi cabai rawit 109 kilogram, cabai besar 135 kilogram total dari produksi
cabai sebesar 244. Dengan biaya per kilogram kendala pestisida cabai rawit Rp.
7.026 cabai besar Rp. 5.241 dari tabel diatas untuk kendala pestisida memiliki
pertidaksamaan:
Dimana usahatani cabai rawit dan cabai besar biaya pembelian pestisida
cabai rawit Rp. 7.026 cabai besar Rp. 5.241. Pembelian pestisida tidak boleh
Tenaga kerja adalah penduduk yang berada pada rentang usia kerja yang
siap melaksanakan pekerjaan, antara lain mereka yang telah bekerja, mereka
71
yang sedang mencari kerja, mereka yang sedang menempuh pendidikan
(sekolah), dan juga mereka yang sedang mengurus rumah tangga (Ritonga dan
penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam
suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpasrtisipasi dalam
aktifitas tersebut.
Tenaga kerja pada usahatani cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan
Tarakan Utara, yang bertugas dalam produksi cabai rawit dan cabai besar dari
dalam keluarga ataupun dari luar keluarga. Adapun biaya-biaya tenaga kerja
Dari tabel 22 diatas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja dalam
usahatani cabai rawit dan cabai besar. Untuk cabai rawit sebesar Rp. 400.000
cabai besar Rp. 400.000 total dari biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp.
800.000 dari produksi cabai rawit 109 kilogram sedangkan cabai besar 135 total
dari produksi cabai 244 kilogram, biaya per kilogramnya adalah cabai rawit 3.670
per kilogram cabai besar 2.963 per kilogram. Dari tabel 22 diatas untuk kendala
72
Dimana usahatani cabai rawit dan cabai besar untuk biaya tenaga kerja
pada cabai rawit Rp. 3.670 cabai besar Rp. 2.963. Biaya tenaga Rp. 800.000
produksi per satu satuan produknya. Dikarenakan semua koefisien yang sudah
didapat maka kita harus mengisi matriks dasar metode simpleks sebelum diolah
Produksi optimal yaitu pada saat usahatani cabai rawit dan cabai besar di
besar dengan mempertimbangkan faktor kendala yang ada, dalam penelitian ini
yang menjadi faktor kendala atau pembatas adalah bibit, pupuk, pestisida dan
tenaga kerja. Melalui analisis program linier kita bisa melihat kombinasi yang
tepat untuk usahatani cabai di Kecamatan Tarakan Utara. Berikut adalah hasil
dari analisis program linier, yaitu analisis simplek dengan iterasi dan analisis
grafik.
73
Dengan kendala yang ada seperti bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja.
produksi optimal seperti pada hasil analisis. Berikut adalah hasil dari analisis
program linier.
atau pencarian solusi terbaik. Dari dua kali iterasi tersebut didapatkan produksi
pada iterasi kedua didapatkan nilai yang menunjukan jumlah produksi optimum,
yaitu X1 (cabai rawit) sebesar 190,18 kilogram dan X2 (cabai besar) sebesar 0
2. Analisis Grafik
didapatkan kombinasi produksi usahatani yang optimal yaitu pada titik produksi
dimana X1 (cabai rawit) pada titik 190,18, dan X2 (cabai besar) pada titik 0.
Tabel 24. Titik Yang Terbentuk Dari Analisis Linier Programming Metode Grafik
Kombinasi X1 X2 Z
1 0 0 0
2 190,18 0 3.898.500
3 0 2.699.966 3.205.670
4 108.216 1.359.593 3.832.564
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Keterangan:
X1 = Cabai Rawit
X2 = Cabai Besar
Z = Fungsi Tujuan
74
Dari hasil analisis grafik, titik kombinasi antara X1 (cabai rawit) dan X2
(cabai besar) adalah pada titik (3.898.500) atau bisa diartikan kombinasi yang
paling optimal untuk produk X1 (cabai rawit) adalah 190,18 kilogram, dan X2
(cabai besar) adalah 0. Dengan keuntungan yang akan didapat adalah sebesar
untuk usahatani cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan Tarakan Utara.
Tarakan Utara pada saat ini. Berikut adalah data perbandingan antara produksi
75
Tabel 25. Perbandingan Keuntungan Produksi Usahatani Aktual Dengan
Produksi Hasil Analisis Untuk Sekali Musim Panen
Produksi cabai (Kg) Keuntungan / Kg Keuntungan (Rp)
(Rp)
Penjualan pada usahatani Cabai di Kecamatan Tarakan Utara
X1 109 20.499 2.235.672
X2 135 11.873 1.602.855
Jumlah (Rp) 3.838.527
Penjualan Hasil Analisis
X1 190,18 20.499 3.898.500
X2 0 11.873 0
Jumlah (Rp) 3.898.500
Selisih (Rp) 59.973
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Keterangan:
X1 = Cabai rawit
X2 = Cabai besar
Dari tabel 25 diatas bisa dilihat bahwa hasil jumlah penjualan usahatani
cabai rawit dan cabai besar dari hasil analisis cabai rawit sebesar 190,18
kilogram dan cabai besar sebesar 0 kilogram, dari penjualan ini didapatkan
Kecamatan Tarakan Utara yaitu sebesar 109 kg untuk cabai rawit sedangakan
cabai besar sebesar 135 kg dengan keuntungan sebesar Rp. 3.838.527, maka
selisih dari keuntungan antara penjualan usahatani dari hasil analisis dengan
penjualan aktual petani cabai rawit dan cabai besar sebesar Rp. 59.973 sebagai
rekomendasi, petani cabai rawit dan cabai besar bisa melakukan penjualan
dengan jumlah yang sesuai dengan hasil analisis program linier, dikarenakan
76
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
pada usahatani cabai rawit dan cabai besar di Kecamatan Tarakan Utara,
C2X2. Dengan penjualan cabai rawit sebanyak 190,18 kilogram, dan cabai
5.2 Saran
yang alami seperti pupuk kompos dikarenakan dari hasil analisis peneliti
biaya pupuk dan biaya pestisida cukup besar yang digunakan petani.
77
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan. 2010. Budi Daya Cabai Unggul, Cabai Besar, Cabai keriting, Cabai
Rawit,dan Paprika.Penebar Swadaya. Jakarta.
78
Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Rahim. Abd. Dan Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Ritonga. MT dan Yoga Firdaus. 2007. Ekonomi untuk SMA kelas X. Phibeta.
Jakarta.
Soekartawi. 2001. Agribisnis. Teori Dan Aplikasinya, Cetakan ke-6. PT. Grafindo
Persada. Jakarta.
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business Edisi 1 and 2. Jakarta :
Salemba Empat diakses pada 21 November 2017
Setiawati dkk. 2008. Tumbuhan bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya
Untuk Pengendalian Organisme Pengganggun(OPT). Prima Tani Balista:
Bandung.
Soedjarwanto dan Riswan 1994. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu
Bata di Kabupaten Pati II Banyumas. Laporan Hasil Penelitian Fakultas
Ekonomi Unseed. Purwokerto.
79
Swastha Basu. DH. 2003. Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Liberty.
Yogyakarta.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Alikasi. Bandung. pada 21 November 2017.
Warsana. 2007. Analisis Efisiensi dan Keuntungan Usaha Tani Jagung (Studi di
Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora). Tesis Program Studi
Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro
Semarang.
80
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
I. PROFIL PETANI
1. Nama responden : ....................................................................
2. Pekerjaan : ....................................................................
3. Umur : ...........................Tahun...............................
SMP
SMA
Lainnya (........................................)
81
II. LUAS DAN STATUS LAHAN CABAI RAWIT DAN CABAI BESAR
Cabai besar
82
IV. ALAT YANG DIGUNAKAN
NO Nama Barang Harga Jumlah yang digunakan
1 Cangkul
2 Sabit
3 Sprayer
4 Parang
83
IV. PEMASARAN CABAI RAWIT DAN CABAI BESAR
2 Cabai Besar
84
Lampiran 2. Tabulasi Data
PRODUKSI
NO NAMA RESPONDEN CABAI RAWIT CABAI BESAR
1 Mursito 120 560
2 Yohanes Palentin D 40 70
3 Sutrisno 120 180
4 Yulius Tadung 100 70
5 Sabir 50 150
6 Mugilan 100 200
7 Pusdika 600 100
8 H. Armansyah 50 75
9 Marhen 150 125
10 Rustam 70 95
11 Kisowo 70 100
12 Benyamin 50 70
13 Mustofa 60 85
14 Daniel Tappi 40 100
15 Deni 65 80
16 Mansyur 60 100
Rata-rata 109 135 244
85
3. Penggunaan Benih
BIAYA BENIH
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI BENIH BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 38125 350
2 CABAI BESAR 135 28438 211
66563
86
4. Harga Jual Cabai
87
5. Penggunaan Pupuk
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI PUPUK KOMPOS BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 707.813 6.494
2 CABAI BESAR 135 543.125 4.023
1.250.938
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI PUPUK UREA BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 110.000 1.009
2 CABAI BESAR 135 111.667 827
88
6. Penggunaan Pestisida
120.000 140.000
95.000 190.000
75.000 75.000
95.000 95.000
120.000 120.000
120.000 120.000
113750 107500 121000 125000
89
CURACRON (RP) INFOY (RP) GOZIEB (RP)
CABAI CABAI CABAI CABAI CABAI CABAI
RAWTI BESAR RAWTI BESAR RAWTI BESAR
150.000 150.000
134.000 134.000
420.000 140.000
Penggunaan Pestisida
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI ANTRACOL BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 112.000 1028
2 CABAI BESAR 135 126.000 933
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI VEGASUS BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 113.750 1044
2 CABAI BESAR 135 107.500 796
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI DESIS BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 121.000 1110
2 CABAI BESAR 135 125.000 926
90
JUMLAH
NO NAMA CABAI PRODUKSI INFOY BIAYA /KG
1 CABAI RAWIT 109 216.250 1984
2 CABAI BESAR 135 146.250 1083
7. Tenaga Kerja
91
8. Biaya Tetap
9. Penggunaan Alat
92
10. Biaya Penyusutan Alat
biaya
per kg 414
11. Penerimaan
HARGA
NO JENIS CABAI PRODUKSI JUAL JUMLAH
CABAI
1 RAWIT 109 41.875 4.566.992
CABAI
2 BESAR 135 27.500 3.712.500
JUMLAH 8.279.492 3.838.527 KEUNTUNGAN
12. Keuntungan
BIAYA
JENIS HARGA TOTAL KEUNTUNGAN/ BIAYA
NO CABAI PRODUKSI JUAL JUMLAH KG KG KEUNTUNGAN TOTAL
CABAI
1 RAWIT 109 41.875 4.566.992 21.376 20.499 2.235.672 2.331.320
VABAI
2 BESAR 135 27.500 3.712.500 15.627 11.873 1.602.855 2.109.645
JUMLAH 244 69375 8.279.492 37.003 32.372 3.838.527 4.440.965
93
Lampiran 3. Hasil Analisis
94
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
95
Gambar 3. Wawancara kepada petani cabai
96
Gambar 5. Cabai besar
97