Oleh
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
Oleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem agribisnis dan pendapatan usahatani
selada dan pakcoy hidroponik. Penelitian dilaksanakan di Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode sensus yang pengumpulan datanya dilakukan
pada Bulan Desember 2018 - Februari 2019. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 5 orang petani hidroponik yang terdapat di Kota Bandar Lampung. Data
sistem agribisnis dianalisis secara deskriptif kualitatif dan data pendapatan usahatani
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
agribisnis pada usahatani hidroponik selada dan pakcoy di Bandar Lampung berjalan
dengan lancar baik dalam penyediaan sarana produksi, proses produksi, pengemasan
sampai dengan pemasaran. Belum ada lembaga penunjang resmi yang dapat
dimanfaatkan oleh petani hidroponik di Bandar Lampung. Usahatani selada dan
pakcoy hidroponik di Bandar Lampung menguntungkan, dilihat dari nilai R/C yang
dihasilkan atas biaya tunai dan atas biaya total lebih besar dari satu (RC>1).
By
This study aims to find out agribusiness system and income of hydroponic selada and
pakcoy farming. The study was conducted in Bandar Lampung in December 2018-
February 2019 and used a census method. Respondents in this study amounted to 5
hydroponic farmers found in Bandar Lampung City. Agribusiness system data were
analyzed descriptive qualitatively and farming income data were analyzed descriptive
quantitatively. The results showed that the agribusiness system in the hydroponic
farming of selada and pakcoy in Bandar Lampung runs smoothly in the provision of
production facilities, production process, packaging, and marketing. There is no
official supporting institution that can be utilized by hydroponic farmers in Bandar
Lampung. Hydroponic selada and pakcoy farming in Bandar Lampung is profitable,
judged from R/C over cash cost and total cost values of greater than one (RC > 1).
OLEH
FERNANDO FEBRAN SODRI
Skripsi
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERISTAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul : ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS HIDROPONIK
SELADA DAN PAKCOY DI BANDAR LAMPUNG
NPM 1414131067
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S. Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si.
NIP 19600822 198603 2 001 NIP 19640825 199003 2 002
1. Tim Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing: Ir. Adia Nugraha, M.S. ____________
Fransisca F.Sodri dan Veronica Febran Sodri. Riwayat pendidikan yang telah
Teladan Bandar Lampung pada tahun 2002, pendidikan dasar di SDN 1 Beringin
Raya Bandar Lampung pada tahun 2008 dan di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
pada tahun 2011 dan pendidikan menengah di SMA Perintis 1 Bandar Lampung
Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis pada tahun 2014, kemudian pada tahun
2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agribisnis pada Jurusan
Januari hingga Februari 2017. Selanjutnya, pada bulan Juli 2017 Penulis
melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Central Pertiwi Bahari Kecamatan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, limpahan
akan terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P. M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis, atas
Pertama, atas ketulusan hati, bimbingan, arahan, motivasi dan ilmu yang
bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis dari awal hingga akhir
motivasi, perhatian, nasihat, saran dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
ini.
6. Indah Listiana, S.P., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Agribisnis, atas arahan,
9. Karyawan dan karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Ayi, Mba Iin, Mba
Vanesa, Mba Tunjung, Mas Boim, dan Mas Bukhari atas semua bantuan
10. Kedua orang tua tercinta Alm. Ayahanda Febran Sodri dan Ibunda
Franky Febran Sodri, Alm. Bany Sadher F.Sodri, Vivi Fransisca F.Sodri,
dan Veronica Febran Sodri, yang selalu memberikan doa dan restu serta
kasih sayang yang tak pernah terputus hingga tercapainya gelar Sarjana
Pertanian ini.
jajaran pengurus, terima kasih sudah berkenan menjadi keluarga dan wadah
pengembangan diri.
13. Teman-teman Agribisnis 2014 dan rekan-rekan seperjuangan : Fajar, Fiko,
Matski, Aul, Wernat, Ace, Enda, Febrina, Lika, Fenti, Ara, Mala, Oktin, Rosi
serta mba Renita, mas Bagus, terimakasih yang telah bersedia menemani
14. Atu Kiyai 2013, 2012, 2011, dan adik-adik jurusan Agribisnis, terimakasih
selama ini.
15. Zakia, seseorang yang spesial selalu menemani dalam menyusun skirpsi
ini, terimakasih atas nasihat, semangat, dan waktu yang telah diberikan
16. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan
satu per satu yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dengan
segala kekurangan yang ada, Penulis berharap semoga skripsi ini tetap
Penulis,
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
DAFTAR ISI
B. Saran ............................................................................................. 88
LAMPIRAN .......................................................................................... 94
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
A. Latar Belakang
pertanian mengalami kendala dalam penyediaan lahan. Tentu saja hal ini
pertanian di Indonesia tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
1.
Tahun Pertumbuhan
Jenis (%)
Lahan 2016 over
2012 2013 2014 2015 2016
2015
Sawah 8.132.345 8.128.499 8.111.593 8.092.907 8.186.469 1,16
a. sawah
4.417.582 4.893.128 4.763.341 4.755.054 4.781.494 0,56
irigasi
b. sawah
3.714.764 3.311.329 3.348.252 3.337.853 3.404.975 2,01
non irigasi
Tegal /
11.947.956 11.838.770 12.033.776 11.861.676 11.546.655 -2,66
Kebun
Ladang 5.262.030 5.123.625 5.036.409 5.190.378 5.073.457 -2,25
Lahan
yang
sementara 14.245.408 14.162.875 11.713.317 12.340.270 11.957.736 -3,10
tidak
diusahakan
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017.
2
Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang, sementara di sisi
Saat ini telah dikenal cara bercocok tanam hidroponik, yaitu bercocok tanam
semakin lama unsur haranya akan semakin berkurang dan tanaman akan
tercukupi.
termasuk baru, diperkirakan mulai dikenal di Indonesia pada akhir tahun 80-
yang berkualitas tinggi, bukan lagi produk yang banyak namun asal, tapi
dibandingkan dengan hasil tanaman organik dan juga hasil tanaman yang
bahwa tanaman hasil hidroponik memiliki vitamin dan mineral yang secara
2014).
sayuran pada umumnya yang dipasarkan di pasar tradisional dan tidak juga
dipasarkan di lapak-lapak terbuka. Hal ini dikarenakan sebelum dipasarkan
Bandar Lampung. Hal ini terlihat dari tidak tersedianya produk hidroponik
sistem agribisnis. Usahatani hanya salah satu subsistem dari sistem agribisnis
yang mencakup 4 hal, yaitu (1) subsistem agribisnis hulu, (2) subsistem
agribisnis usahatani, (3) subsistem agribisnis hilir, dan (4) subsistem jasa
modern saja dan tidak dapat dilakukan di pasar selain pasar modern seperti
pasar tradisional.
pengolahan dan pemasaran, serta subsistem jasa dan layanan penunjang agar
sayuran hidroponik yang akan diteliti adalah diambil dua terbanyak dari
B. Identifikasi Masalah
identifikasi masalah:
Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Bandar Lampung.
D. Kegunaan Penelitian
(1) Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung
sayuran hidroponik.
(3) Sebagai bahan informasi atau referensi untuk pengembangan ilmu bagi
A. Tinjauan Pustaka
1. Hidroponik
(Mikrajuddin, 2007).
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), hidroponik diambil dari bahasa
Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti air dan ponous berarti kerja.
9
nutrisi, dan oksigen. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari
yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga
dengan wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja
dibuat khusus lengkap dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang
a. Media Tanam
Media tanam harus bebas dari zat racun, pestisida, dan penyakit yang
yang memiliki substrat dengan partikel lebih halus. Media tanam yang
2005).
b. Jenis Sayuran
Bayam Merah), dan keluarga herbal (Daun Mint, dan Arugula). Selain
Tomat Cherry, dan Paprika yang belum dipasarkan secara luas sampai
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
pemasaran yang ada hubungannya dalam pertanian dalam arti luas adalah
dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun di
tergantung satu sama lain, mulai dari : (1) subsistem pengadaan dan
pemasaran; dan (5) subsistem jasa penunjang. Konsep dari sistem dan
yaitu :
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
d. Pengawasan (controling)
mengoreksi.
subsistem yang lain sangat erat dan saling tergantung sehingga pengguna
USAHA TANI :
Pangan Perkebunan
Sayuran Ternak
sistem yang terdiri dari lima subsistem penting, yaitu sebagai berikut.
dengan 6T, dimana bahan baku tersebut harus sesuai dengan tepat
waktu, tepat tempat, tepat jenis, tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat
harga.
petani.
(2) Tepat tempat adalah lokasi atau tempat yang menjual sarana
yang diinginkan.
(4) Tepat jenis adalah jenis sarana produksi pertanian yang tersedia
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani dalam menjalankan
usahataninya.
b. Subsistem Usahatani
pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk
tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu,
luas yaitu, berasal dari milik sendiri, bagi hasil, dan sewa.
a) Usahatani Perorangan
efektif.
b) Usahatani Kolektif
seluruhnya
dikuasai oleh kelompok sehingga hasilnya dibagi oleh anggota
kelompok tersebut.
c) Usahatani Kooperatif
sebagainya).
(3) Pola
Usahatani terdiri dari tiga macam pola, yaitu khusus, tidak khusus,
(4) Tipe
dan jenis rempah / bahan baku obat tradisional seperti jahe). Usaha
kehutanan (sengon).
penyusutan yaitu:
1. Metode garis lurus (straight line method), metode ini adalah metode
metode
ini adalah:
Penyusutan = HP−NS
n
Keterangan :
HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
n = Taksiran Umur Manfaat
2. Metode jam jasa (service hours method), metode ini didasarkan pada
yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban penyusutan
Keterangan :
HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
n = Taksiran Jam Jasa
3. Metode hasil produksi (productive output method), dalam metode ini
umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi.
Keterangan :
HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
n = Taksiran Hasil Produksi (unit)
tarif yang tetap dengan nilai buku aset karena nilai buku aset
menggunakan rumus:
Keterangan :
HP = Harga Perolehan
dikalikan pada nilai buku aset tetap, karena nilai buku selalu
manfaat aset. Asumsi metode garis lurus ini adalah bahwa aset yang
atas berbagai produk dalam proses yang sama. Produk gabungan (joint
setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari
biaya bersama secara proporsi. Biaya yang dihitung adalah biaya yang
metode satuan fisik yang mengacu pada teori Mulyadi (2005), yaitu
ukuran pokok yang sama. Jika produk yang sama mempunyai satuan
Alokasi joint cost dengan metode satuan fisik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Jumlah unit masing−masing produk
Pembebanan Biaya Bersama
= X Biaya Bersama
Jumlah unit keseluruhan produk
dikalikan dengan biaya penyusutan per alat selama satu bulan, sehingga
tanaman.
Menurut Sukirno (2002), pendapatan total usahatani (pendapatan
TR TC
Keterangan :
П = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total biaya
Arsyad, 1997).
c. Subsistem Pengolahan
value added (nilai tambah) dari produk primer tersebut. Subsistem ini
suatu proses produksi atau bahan yang telag diolah dan perlu
baku.
menguntungkan.
agroindustri.
barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses
uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan
mengendalikannya.
memiliki hak atas barang. Hal ini biasanya terjadi karena memainkan
keuntungan.
b. Pembelian. Bertujuan memilih barang yang akan dibeli untuk
menjual kembali.
(Soekartawi, 2002).
e. Subsistem Jasa Lembaga Penunjang
perarturan pemerintah.
36
37
Kesamaan yang dimiliki oleh penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
digunakan, yaitu komoditas ayam kalkun, kopi, kencur dan lain-lain. Selain
itu, alat analisis yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu analisis
rantai pasok, efisiensi pemasaran, dan analisis regresi linier berganda yang
B. Kerangka Pemikiran
teknologi hidroponik cukup lama, sehingga sudah sampai pada tahap yang
masing kinerja subsistem akan sangat ditentukan oleh subsistem yang lain
menimbulkan adanya harga input. Harga input yang dikeluarkan petani akan
petani.
sayuran hidroponik segar yang memiliki harga jual. Besarnya harga jual
Bandar Lampung.
Subsistem pengolahan dan industri berkaitan dengan pengolahan komoditas
menjadi produk olahan berupa produk setengah jadi dan produk akhir.
sayuran yang sehat, bergizi, sangat higienis dan segar. Pengolahan sayuran
hidroponik yang dijual dalam bentuk sudah dikemas masuk pada subsistem
pengolahan dan industri hasil pertanian yang akan memberikan nilai tambah.
Saluran Pemasaran
Produksi Sayuran
Faktor Produksi Hidroponik
Kemasan sayuran
40
41
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, istilah lain dari
netpot, kit/meja, bak plastik, dan mesin pompa. Enam tepat, yaitu ketepatan
tempat, waktu, jenis, kualitas, kuantitas dan harga dari sarana produksi.
(2) Tepat tempat adalah lokasi atau tempat yang menjual sarana produksi
pertanian tersebut.
(3) Tepat harga adalah harga yang terjangkau yang ditawarkan kepada
konsumen dan harga yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli sarana
menjalankan usahataninya.
(5) Tepat kualitas adalah kualitas sarana produksi pertanian yang digunakan
petani.
Benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat
Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh
pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur hara, mulai dari tahap persemaian
Netpot adalah salah satu perlengkapan hidoponik yang penting karena netpot
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
Tenaga kerja adalah sumber daya manusia bukan anggota keluarga (luar
periode produksi, dan dinyatakan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) atau
Input adalah faktor produksi yang mendukung proses produksi seperti benih,
salah satu faktor produksi yang mempengaruhi biaya produksi, yang pada
Biaya produksi adalah penjumlahan dari dua jenis biaya dalam proses
produksi yaitu biaya tetap dan biaya variabel (biaya tidak tetap).
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang
Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama
jumlah produksi yang dihasilkan, seperti biaya benih, nutrisi, rockwool dan
seperti modal, tenaga kerja, media tanam, dan air yang menghasilkan suatu
Lampung yaitu pakcoy, selada, sawi, kangkung, bayam, mint dan pagoda.
Jenis tanaman yang dianalisis dalam penelitian ini hanya pakcoy dan selada.
Produksi (output) sayuran hidroponik adalah jumlah pakcoy dan selada yang
dihasilkan selama satu kali proses produksi yang diukur dalam kilogram.
Harga jual adalah nilai yang dibayar oleh konsumen, dihitung setiap produksi
setiap produksi yang kemudian dikalikan dengan harga jual dan dinyatakan
dihitung dari penerimaan dikurangi dengan biaya total (biaya tunai ditambah
dalam kilogram.
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data
yang terkait, misalnya data dinas pertanian dan badan pusat statistik.
D. Metode Analisis Data
Berikut merupakan metode analisis data yang digunakan pada setiap tujuan
merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di Pulau Sumatra setelah Medan
Secara geografis, Kota Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama pulau
Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki
Lampung terletak pada 5º20’ sampai dengan 5º30’ lintang selatan dan
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang
Saat ini Kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan
Lampung Selatan.
B. Topografi
Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas
(1) Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang
Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh gunung Balau serta
Halim, Way Balau, Way Awi, Way Simpur di wilayah Tanjung Karang, dan
Way Kuripan, Way Balau, Way Kupang, Way Garuntang, Way Kuwala
barat, daerah hilir sungai berada di sebelah selatan yaitu di wilayah pantai.
Luas wilayah yang datar hingga landai meliputi 60 persen total wilayah,
landai hingga miring meliputi 35 persen total wilayah, dan sangat miring
Gunung Sukajawa, Bukit Serampok, Jaha dan Lereng, Bukit Asam, Bukit
Pidada, Bukit Balau, gugusan Bukit Hatta, Bukit Cepagoh, Bukit Kaliawi,
Bukit Palapa I, Bukit Palapa II, Bukit Pasir Gintung, Bukit Kaki Gunung
Betung, Bukit Sukadana ham, Bukit Susunan Baru, Bukit Sukamenanti, Bukit
Kelutum, Bukit Randu, Bukit Langgar, Bukit Camang Timur dan Bukit
Camang Barat.
C. Jumlah Penduduk
penduduk laki-laki sebesar 39.124 jiwa dan perempuan sebesar 37.974 jiwa
Kota Bandar Lampung (2015), tutupan lahan di Kota Bandar Lampung secara
eksisting sampai saat ini secara garis besar terdiri dari kawasan lindung dan
secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota Bandar Lampung,
jika pada tahun 2003 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218 hektar, maka
saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar Lampung sudah
berjumlah 19.722 hektar. Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat
ini telah berjumlah ±8.851,07 hektar atau sekitar 48,66 persen dari seluruh
luas Kota Bandar Lampung, sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan hutan meliputi wilayah sekitar
kawasan Suaka Alam Tahura WAR Batu Putu seluas 328,40 hektar dan di
tersebar hampir di seluruh bagian wilayah kota. Selain itu terlihat juga lahan
sebesar 67 persen. Hal ini berarti Kota Bandar Lampung telah menjadi Kota
Metropolitan yang ditunjukkan dengan luas lahan pertanian yang semakin
Luas lahan sawah di Kota Bandar Lampung yang digunakan untuk budidaya
padi, jagung, sayuran organik hanya tersedia 5 persen. Akibatnya, luas lahan
A. Kesimpulan
berikut :
sudah menguntungkan, dilihat dari nilai R/C yang dihasilkan atas biaya
tunai dan atas biaya total lebih besar dari satu (RC>1).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aldhariana, S.F. 2016. Analisis keragaan agroindustri beras siger studi kasus pada
Agroindustri Toga Sari (Kabupaten Tulang Bawang) dan Agroindustri
Mekar Sari (Kota Metro). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2017. Luas Lahan Pertanian di Indonesia Tahun 2012-
2016. Badan Pusat Statistik Lampung. Lampung.
Bustami, B. 2009. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum Edisi Kedua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Mikrajuddin. 2007. IPA terpadu SMP dan MTS 3A. Esis. Jakarta.
Nana, F., J.S. Kune., dan N.A. Hutapea. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani
Selada Air di Desa Popnam, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah
Utara. Portal Jurnal Unimor. 3 (1) 13-15. https://media.neliti.com/media/
publications /237725-analisis-pendapatan-usahatani-selada-air-
2a03d912.pdf. Diakses pada 1 Agustus 2019.
Oktaviana, E., D.A.H. Lestari., dan Y. Indriani. 2016. Sistem Agribisnis Ayam
Kalkun di Desa Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.
Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis 4 (3). Diakses pada 5 Agustus 2018.
Prayitno, H., dan L. Arsyad. 1997. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE.
Yogyakarta.
Said, E.G., dan A.H. Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Saragih, B. 2010. Suara dari Bogor : Membangun Opini Sistem Agribisnis. IPB
Press. Bogor.
Sari, F.M. 2014. Analisis Sistem Agribisnis Ternak Sapi Potong (Integrasi
Tanaman Padi-Ternak Sapi Potong) di Kecamatan Seputih Banyak
Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung.
Sukirno, S. 2002. Teori Mikro Ekonomi: Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press.
Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Tanaman Hidroponik. Yrama Widya. Bandung.
Yunianti, D.K. 2015. Alokasi Joint Cost Dalam Menentukan Harga Pokok
Produksi Pada Wingko Babat Hj. Wiwiek. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.