Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT


BEBAS DAN BEBAS TERBATAS
DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL TAHUN 2020

Oleh:

ESHNA WANNI LIM


NIM : 1900108

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2020
LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARANPEMBERIAN INFORMASI OBAT


BEBAS DAN BEBAS TERBATAS
DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL TAHUN 2020

Oleh :

ESHNA WANNI LIM


NIM : 1900108

Telah disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing :
Ferdy Firmansyah, M.Sc., Apt
NIDN : 1026029003

Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi Diploma III

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Sekekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Prof. Dr. Bustari Hasan. M.Se Apt. Septi Muherni, M. Farm


NIP : 19591024 198603 1 004 NIDN : 1026098404

i
LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARANPEMBERIAN INFORMASI OBAT


BEBAS DAN BEBAS TERBATAS
DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL TAHUN 2020

Oleh:

ESHNA WANNI LIM


NIM : 1900108

Telah diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada Tanggal 03 Agustus 2020 dan Dinyatakan
Memenuhi Syarat untuk Diterima

Susunan Tim Dosen;

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Apt. Ferdy Firmansyah, M.Si Ketua

2 Apt. Defirson, S.Far, M.Kes Penguji

3 Apt. Lailan Azizah, S.Si, M.Farm Penguji

ii
KATA PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa memberikan kasih sayangMu dan kekuatan kepada saya hingga

akhirnya saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir untuk penelitian

Program Studi Diploma III Farmasi.

Karya ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang telah

membesarkan saya. Terima kasih karena selalu menjaga saya dalam doa-doa ayah

dan ibu serta selalu mendukung saya untuk mengejar segala impian saya apa pun

itu.

Terima kasih kepada suami dan anakku yang tercinta atas semua doa,

kasih saying dan dukungan kalian kepada saya, hingga saya dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik.

Terima kasih kepada Bapak Apt. Ferdy Firmansyah, M.Si, sebagai

pembimbing saya dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir saya. Beliau

selalu sabar dan sangat membantu di setiap masalah yang dihadapi dalam

pengerjaan tugas ini. Terima kasih Bapak Apt. Ferdy Firmansyah, M.Si atas

waktu, tenaga dan pikirannya. Setiap ajaran Bapak akan selalu saya ingat.

Terima kasih kepada Bapak Apt. Defirson, S.Far, M.Kes dan Ibu

Apt. Lailan Azizah, S.Si, M.Farm sebagai dosen pembahas yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini.

Terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen STIFAR RIAU yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu pengetahuan

yang telah kalian ajarkan.

3
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu kelas

yang selalu memberikan inspirasi, dukungan, dan dorongan kepada saya selama

ini. Tanpa kalian, saya mungkin bukan apa-apa saat ini.

Jambi, 03 Agustus 2020

Penulis
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Eshna Wanni Lim lahir di Jambi pada tanggal

19 Desember 1966 yang merupakan anak

kedua dari empat bersaudara dari pasangan

Ayahanda Eh Kim Liang dan Ibunda Jana.

Penulis mulai mengenal pendidikan formal

untuk pertama kalinya di Sekolah Dasar

Negeri 39 Jambi dari tahun 1972-1977.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP

PGRI 1 jambi dari tahun 1978-1980

dan melanjutkan pendidikan di SMF (Sekolah Menengah Farmasi)

Jambi dari tahun 1981-1985. Kemudian penulis diterima di Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Riau pada tahun 2019 dan telah menyelesaikan tugas akhir pada tanggal

03 Agustus 2020 atas bimbingan dari Bapak Apt. Ferdy Firmansyah,M.Si.


KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk mengembangkan amanah dalam

menuntut ilmu. Atas berkat dan karunia-Nya ini saya dapat menyusun Laporan

Tugas Akhir dengan judul “GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT

BEBAS DAN BEBAS TERBATAS DI APOTEK MANJUR KUALA

TUNGKAL TAHUN 2020 “ diajukan dan dipertahankan untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

Riau (STIFAR).

Saya berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat pedoman memberikan

pandangan wawasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dibidang

farmasi. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini saya mengucapkan terima

kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi

serta bimbingan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini saya ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bustari Hasan, M. Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Riau Yayasan Universitas Riau.

2. Ibu Septi Muharni, M.Farm, Apt selaku Ketua Program Studi Diploma III

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.

3. Bapak Rusmimpong, S. Pd, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Jambi.


4. Bapak apt. Supriyadi, S.Si, M. Farm selaku Ketua Jurusan Farmasi

Politeknis Kesehatan Kementrian Kesehatan Jambi.

5. Bapak Ferdy Firmansyah, M.Sc., Apt selaku pembimbing saya sampai

sangat ini banyak memberikan masukkan, motivasi, nasehat sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

Ungkapan rasa syukur, sayang dan terima kasih saya persembahkan untuk

suami dan anak-anakku tercinta dan teman-teman STIFAR angkatan 2019

serta semua pihak yang sudah banyak membantu saya untuk menyelesaikan

penelitian ini atas doa nya, motivasi dan segenap rasa sayang yang tak

terbatas, serta kekuatan yang telah diberikan kepada saya selama menjalankan

pendidikan hingga Laporan Tugas Akhir ini terwujud.

Jambi, 03 Agustus 2020

Eshna Wanni Lim

vii
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
LAPORAN TUGAS AKHIR,

Eshna Wanni Lim


GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT BEBAS DAN BEBAS
TERBATAS DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL TAHUN 2020.
+40 Halaman + 28 Halaman + 7 Lampiran
ABSTRAK
Pelayanan informasi obat adalah kegiatan informasi yang diberikan secara
akurat, jelas dan terkini kepada konsumen antara lain manfaat obat, makan dan
minuman yang harus di hindari, kemungkinan mengenai efek samping obat
tersebut dan cara penyimpanan obat dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan dapat
menjadi gambaran pemberian informasi obat bebas dan bebas terbatas di Apotek
Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian informasi


obat bebas dan obat terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020.

Hasil penelitian ini menggunakan uji data untuk melihat frekuensi dan
persentase dari masing-masing pemberian informasi obat di apotek. Didapat
bahwa cara pengunaan obat (81.1%) diberikan informasi, (66.7%) yang diberikan
informasi manfaat obat, (42.2%) diberikan pemberian keterangan informasi
tentang makanan dan minuman yang harus dihindari, (64.4%) diberikan informasi
efek samping obat, dan (32.3%) diberikan informasi penyimpanan obat.

8
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...…i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………... ii
KATAPERSEMBAHAN………………………………………………………...iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS………………………………………..………... .v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…….. vi
ABSTRAK…………………………………...…………………...……………. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..….1

1.1. Latar belakang………………………………………………….......... 1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………… 3
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………….……… 3

1.3.1. Tujuan umum……………………………………………….…. 3


1.3.2. Tujuan khusus…………………………………………….…… 3
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….…... 4
1.4.1. Manfaat teoritis………………………………………………... 4
1.4.2. Manfaat praktik……………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………. 5
2.1. Apotek……………………………………………………………….. 5
2.1.1. Definisi Apotek……………………………………………….. 5
2.1.2. Fungsi Apotek………………………………………………… 6
2.2. Sumber Daya Kefarmasian (Kemenkes, 2016)…………………… .... 6
2.2.1. Sumber Daya Manusia………………………………………... 6
2.3. Obat………………………………………………………………….. 7
2.4. Pemberian Informasi Obat…………………………………………... 9
2.4.1. Pengertian Informasi Obat……………………………………. 9
2.4.2. Tujuan pemberian informasi obat…………………………… 10

9
2.4.3. Sasaran informasi obat………………………………………. 10
2.4.4. Informasi obat yang diperlukan……………………………… 10
2.5. Kerangka teori……………………………………………………… 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….. 20
3.1. Desain Penelitian…………………………………………………… 20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………….. 20
3.2.1. Lokasi penelitian…………………………………………….. 20
3.2.2. Waktu penelitian…………………………………………….. 20
3.3. Kerangka Pikir…………………………………………………........ 21
3.4. Populasi dan Sampel……………………………………………….. 21
3.4.1. Populasi……………………………………………………… 21
3.4.2. Sampel……………………………………………………….. 21
3.5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 22
1.5.1. Data Primer………………………………………………….. 22
1.5.2. Data Sekunder……………………………………………….. 22
3.6. Prosedur Penelitian…………………………………………………. 22
3.7. Definisi Operasional………………………………………………... 23
3.7.1 Data Dependent…………………………………………......... 23
3.7.2 Data Independent…………………………………………....... 24
3.8. Pengolahan Data……………………………………………………. 26
3.9. Analisa Data………………………………………………………... 27
4.1. Hasil Penelitian…………………………………………………… .. 28
4.2. Pembahasan………………………………………………………… 31
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………. 36
5.2. Saran………………………………………………………………... 37
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 39
LAMPIRAN…………………………………………………………….. 39
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Observasi Cara Penggunaan Obat .............................................28

Tabel 2. Hasil Observasi Manfaat Obat............................................................29

Tabel 3. Hasil Observasi Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari ........29

Tabel 4. Hasil Observasi Efek Samping Obat ..................................................30

Tabel 5. Hasil Observasi Cara Penyimpanan Obat...........................................30


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktik

kefarmasian oleh apoteker.Pelayanan

kefarmasian adalah suatu pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada

pasien yang berkaitan dengan sediaan

farmasi dengan maksud mencapai hasil yang

pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan

pasien.Standar pelayanan kefarmasian

adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai

pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian

(Kemenkes RI, 2016).

Standar pelayanan kefarmasian di

apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi

dan sediaan klinik.Pelayanan farmasi klinik

sebagaimana dimaksud salah satunya adalah

pemberian informasi obat. Dispensing obat

salah satu kegiatan pemberian informasi

obat, informasi tentang cara penggunaan

obat dan hal-hal yang terkait dengan obat

antara lain manfaat obat, makanan dan

minuman yang harus dihindari,

1
kemungkinan efek Tujuan pemberian cara penggunaan

samping, cara obat agar obat yang digunakan sesuai

penyimpanan obat dengan petunjuk pengunaan pada saat yang

dan lain-lain. tepat dan anjuran dalam jangka waktu terapi

Pengaturan sesuai dengan anjuran, manfaat obat

standar pelayanan diberikan agar pasien mengetahui manfaat

kefarmasian di obat yang digunakan, efek samping

apotek bertujuan diberikan agar respon obat yang

untuk merugikan dan tidak diharapkan terjadi,

meningkatkan dosis obat diberikan agar dengan dosis

mutu pelayanan

kefarmasian,

menjamin

kepastian hukum

bagi tenaga

kefarmasian dan

melindungi pasien

dan masyarakat

dari penggunaan

obat yang tidak

rasional dalam

rangka

keselamatan

pasien (Kemenkes

RI, 2016).

2
yang sesuai tujuan pengobatan dapat tercapai, dan penyimpanan obat diberikan

agar obat tidak rusak selama penggunaan obat (Depkes, 2007).

Untuk itu diperlukan pemberian informasi yang tepat untuk mencegah

timbulnya efek samping yang tidak diharapkan saat penyerahan obat ke pasien.

Ada juga menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2015) tentang

oleh petugas apotek. ”Analisa Kualitas Informasi Obat Untuk Pasien di Apotek

Kota Surakarta” mendapatkan hasil kebanyakan informasi obat tidak diberikan

cara penggunaan 57,1%, tenteng efek samping obat 57%, mengenai kegunaan

obat 42,75, juga tentang cara penyimpanan obat 43,3%.

Menurut penilitian yang dilakukan oleh Muharni, dll (2015)tentang

“Gambaran Tenaga kefarmasian dalam Memberikan Informasi Obat Kepada

Pelaku Swamedikasi di Apotek-apotek Kecamatan Tampan Pekanbaru” tenaga

kefarmasian memberikan Informasi obat yang terdiri dari cara pemakaian Obat

85,33%, efek samping obat 55,33%, khasiat obat 65,33%, cara penyimpanan

obat65,33%, makanan dan minuman yang harus dihindari 50,67%

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 01-

10 Maret 2020, diketahui ada lebih dari 100 pasien yang membeli obat, dari 100

pasien tersebut ada 60 pasien yang membeli obat bebas dan bebas terbatas dari

apotek Manjur Kuala Tungkal tetapi, pada hasil survey langsung, petugas apotek

hanya memberikan informasi terbatas tentang cara penggunaan dan manfaat obat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT BEBAS DAN BEBAS

TERBATAS DI APOTEK MANJURKUALA TUNGKAL TAHUN 2020”.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah “Bagaimana Pemberian

Informasi Obat Bebas dan Bebas Terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal

Tahun 2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Diperoleh gambaran pemberian informasi obat bebas dan bebas terbatas di

Apotek Manjur Kuala Tungkal tahun 2020.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diperoleh gambaran pemberian informasi tentang cara penggunaan obat

bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala Tungkal tahun 2020.

2. Diperoleh gambaran pemberian informasi obat tentang manfaat obat

bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala Tungkal tahun 2020.

3. Diperoleh gambaran pemberian informasi tentang efek samping obat

bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala Tungkal tahun 2020.

4. Diperoleh gambaran pemberian informasi tentang cara penyimpanan

obat bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala Tungkal tahun

2020.

5. Diperoleh gambaran pemberian informasi tentang makanan dan

minuman yang harus dihindari obat bebas dan bebas terbatas di apotek

Manjur Kuala Tungkal tahun 2020.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk memperoleh pengetahuan dan menambah pengalaman tentang

pemberian informasi obat bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala

Tungkal tahun 2020.

1.4.2 Manfaat Praktik

Sebagai referensi untuk memperbaiki pelayanan farmasi klinik apotek

Manjur Kuala Tungkal.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apotek

2.1.1 Defenisi Apotek

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu

mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain

itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmono, 2006).

Apotek ialah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannnya praktik

kefarmasian oleh apoteker (Kemenkes RI, 2017).Apotek ialah merupakan suatu

tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan farmasi dan penyaluran obat kepada

masyarakat (Kemenkes RI No 1332, 2002).Defenisi apotek menurut PP 51 Tahun

2009 apotek adalah merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat

perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika

kefarmasian.Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) apotek

ialah toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta

memperdagangkan barang medis.

Standar pelayanan kefarmasian ialah tolak ukur yang digunakan sebagai

pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan

kefarmasian (Kemenkes RI, 2016).Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sedian

farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien (Kemenkes RI, 2016).Maka dari itu standar pelayanan farmasi

sangat diperlukan dalam meyelenggarakan suatu apotek.


2.1.2. Fungsi Apotek

Berdasarkan menkes No. 9 tahun 2017 tentang apotek, apotek

menyelenggarakan fungsi :Pengelolaan sediaan farmasi , alat kesehatan , dan

bahan medis habis pakai, danPelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas.

2.2 Sumber Daya Kefarmasian (Kemenkes, 2016)

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Pelayanan kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker dapat

dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang

memiliki surat tanda registrasi dan Surat Izin Praktik (Kemenkes, 2016).

a. Apoteker

Apoteker ialah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker

dan telah mengucapkan sumpah Apoteker. Surat tanda registrasi

Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang

diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker yang telah

registrasi.

Surat izin praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA

adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk

menjalankan praktik kefarmasian (Kemenkes RI, 2017).

b. Tenaga Teknis Kefarmasian

Tenaga Teknis Kefarmasian ialah tenaga yang membantu

apoteker dalan menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas

Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi (Kemenkes

RI, 2017).
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, yang

selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh

Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi.

Surat izinkeja Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya

disebut SIKTTK adalah surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga

teknis kefarmasaian untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian

pada fasilitas kefarmasian. (Kemenkes RI,2011).

2.3 Obat

Obat ialah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi unruk manusia.

1. Obat bebas ialah obat yang dijual bebas dipasaran dan dapat dibeli tanpa

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Depkes RI, 2007).

Contoh : Paracetamol

Gambar 1.Logo Obat Bebas

Sumber: Depkes RI, 2007

2. Obat bebas terbatas ialah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (Depkes RI, 2007).

Contoh : CTM
Gambar 2.Logo Obat Bebas Terbatas
Sumber: Depkes RI, 2007

3. Obat Keras dan Psikotropika

a. Obat keras ialah obat yang dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.

Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran

merah dengan garis tepi berwarna hitam (Depkes RI, 2007).

Contoh : Cefadroxil

Gambar 3.Logo Obat Keras


Sumber: Depkes RI, 2007

b. Obat psikotropika ialah obat keras alami maupun sintesis bukan

narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan perilaku (Depkes RI, 2007).

Contoh : Diazepam

Gambar 3.Logo Obat Narkotika


Sumber: Depkes RI, 2007
4. Obat Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi, sampai


menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan (Depkes RI,

2007).

Contoh : Codeine

2.4 Pemberian Informasi Obat

2.4.1 Pengertian Informasi Obat

Informasi merupakan suatu pesan atau keterangan yang disampaikan kepada

penerima pesan. Informasi sangat dibutuhkan di dalam suatu organisasi atau

instansi untuk melakukan sesusatu dalam pengambilan keputusan (Riyadi, dkk,

2012 dalam Difa 2017)

Informasi obat merupakan suatu keterangan mengenai obat, terutama yang

dapat mendukung tercapainya tujuan pengobatan (terapi) yang tepat efesien dan

aman dalam penggunaan obat (Rahayu, 2017).

Pemberian informasi obat merupakan salah satu tahap pada proses

pelayanan resep (Kemenkes, 2016). Salah satu manfaat dari pemberian informasi

adalah untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan terapi obat (drug

therapy problem) yang dapat mempengaruhi terapi obat dan dapat mengganggu

hasil yang diinginkan oleh pasien (Cipolle et al, 1998 dalam Helni, 2015).

Ada 2 jenis metode utama dalam pelayanan informasi obat kepada pasien,

yaitu secara lisan dan tertulis.Dalam banyak situasi klinik, pemberiaan informasi

secara lisan biasanya diikuti pemberian informasi tertulis.

1. Pemberian informasi secara tertulis (etiket)

Pemberian etiket ialah mencangtumkan etiket pada masing-masing

wadah obat, dengan membaca disertai memahami informasi pada etiket,

diharapkan pasien akan mengerti cara memakai obat tersebut. Syarat-syarat


pemberian informasi pada etiket yaitu: rapi, singkat, jelas, dan mudah dibaca,

dan tidak singkatan-singkatan (Savitri, 2013 dalam Difa 2017).

2. Pemberian informasi secara lisan

Dalam kegiatan pemberian informasi, peran petugas pengelola obat

sangat dibutuhkan agar obat tersebut digunakan secara tepat oleh pasien.

2.4.2 Tujuan pemberian informasi obat

1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi

kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain.

2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga

kesehatan, dan pihak lain.

3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang

berhubungan dengan obat (Ikasari, 2018).

2.4.3 Sasaran informasi obat

1. Pasien atau keluarga pasien

2. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten

apoteker dan lain-lain.

3. Pihak lain: manajemen, tim/kepanitiaan klinik dan lain-lain (Ikasari, 2018).

2.4.4Informasi obat yang diperlukan

1. Cara penggunaan obat pasien

Penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan dari

pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapatkan petunjuk dalam

penggunaan obat (Depkes RI, 2007)

a. Petunjuk penggunaan obat oral (pemberian obat melalui mulut)


1. Ialahcara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan

aman. Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air.

2. Obat untuk kerja diperlama (long action) harus ditelan seluruhnya.

Tidak boleh dipecah atau dikunyah.

3. Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah

diberikan ukuran untuk ketetapan dosis. Jangan gunakan sendok

rumah tangga.

4. Jika penderita sulit menelan obat yang dianjurkan oleh dokter

minta pilihan bentuk sediaan lain.

Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita :

1. Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan

sendok takar dalam kemasan obat.

2. Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat

yang terasa tidak enak/pahit.

b. Petunjuk pemakaian obat tetes mata (BPOM RI, 2015)

1. Cuci tangan terlebih dahulu.

2. Jangan menyentuh ujung penetes.

3. Mata melihat keatas.

4. Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian

“penampungan”.

5. Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan

diteteskan tanpa menyentuh mata.

6. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.

7. Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat.
8. Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissue.

9. Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang

digunakan, tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan

berikutnya diberikan.

10. Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya

berlangsung selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama,

konsultasi pada dokter atau apoteker.

Pemberian tetes mata pada anak :

1. Minta anak bersandar dengan kepala lurus.

2. Mata anak dalam keadaan tertutup.

3. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan ke dalam sudut dalam mata.

4. Jaga agar kepala tetap tegak.

5. Bersihkan cairan yang berlebih.

c. Petunjuk Penggunaan Salep Mata (BPOM RI, 2015)

1. Cuci tangan terlebih dahulu.

2. Ujung salep tube jangan tersentuh apapun.

3. Kepala agak sedikit mengadah.

4. Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian

bawah dengan tangan lain sehingga terbentuk cekungan.

5. Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan.

6. Tutup mata selama dua menit.

7. Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissue.

8. Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissue lain.

d. Petunjuk Penggunaan Tetes Telinga (BPOM RI, 2015)


1. Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak

tangan atau ketiak untuk beberapa menit. Jangan menggunakan

aliran air panas dari kran, karena suhunya menjadi tidak terkontrol.

2. Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi

telinga ke atas.

3. Tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka

lebar.

4. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.

5. Tunggu lima menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya.

6. Hanya jika direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan

kapas untuk menutup saluran lubang telinga setelah meneteskan

obat.

7. Obat telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau

menyengat lebih dari beberapa menit.

e. Petunjuk Penggunaan Obat Tetes Hidung (BPOM RI, 2015)

1. Lebarkan lubang hidung.

2. Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring

dengan diganjal bantal dibawah bahu, jaga kepala agar tetap tegak.

3. Masukan ujung alat penetes sedalam satu cm kedalam lubang

hidung.

4. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.

5. Kepala segera dicondongkan jauh kedepan sehingga posisi kepala

berada diantara lutut.


6. Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir

kekerongkongan atas.

7. Jika diperlukan ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang

lain.

8. Bilas alat penetes dengan air mendidih.

f. Petunjuk Penggunaan Obat Semprot Hidung (BPOM RI, 2015)

1. Lebarkan lubang hidung.

2. Duduk dengan kepala sedikit menunduk.

3. Kocok obat.

4. Masukan ujung sediaan disatu lubang hidung.

5. Tutup mulut dan lubang hidung yang lain.

6. Semprotkan obat dengan cara menekan alat/wadah, dan hisap

perlahan-lahan.

7. Cabut ujung sediaan dari hidung dan kepala dimiringkan ke depan

sehingga posisi kepala diantara lutut.

8. Kembali tegak setelah beberapa detik, obat akan mengalir

kekerongkongan.

9. Bernafas melalui mulut.

10. Ulangi prosedur untuk lubang hidung yang lain, jika diperlukan.

11. Bilas ujung sediaan dengan air mendidih.

g. Petunjuk Penggunaan Aerosol (BPOM RI, 2015)

1. Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin.

2. Kocok aerosol sebelum digunakan.

3. Pegang aerosol sesuai petunjuk pada intruksi (biasanya dibalik).


4. Tangkupkan bibir pada mulut sediaan.

5. Condongkan kepala ke belakang sedikit.

6. Keluarkan napas pelan-pelan, kosongkan udara sebanyak mungkin

dari paru-paru.

7. Tarik napas dalam-dalam dan semprotkan aerosol, jaga agar lidah

tetap dibawah.

8. Tahan napas selama sepuluh sampai lima belas detik.

9. Keluarkan napas melalui hidung.

10. Berkumur dengan air hangat.

h. Petunjuk Pemakaian Supositoria

1. Cuci tangan terlebih dahulu.

2. Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu

lunak).

3. Jika supositoria terlalu lunak didinginkan dulu dalam kondisi masih

dalam kemasan (masukan dalam termos pendingin atau dipegang

dibawah aliran air dingin), kemudian setelah agak keras keluarkan

dari kemasan.

4. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan

didalam tangan.

5. Lembabkan supositoria dengan air dingin.

6. Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut kearah

badan dan angkat lutut.

7. Masukkan obat ke dalam anus secara perlahan dengan bagian bulat

terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya.


8. Tetap berbaring selama beberapa menit.

9. Cuci tangan.

10. Usahakan tidak membuang air besar selama satu jam.

i. Petujuk Pemakaian Obat Tablet Vagina Dengan Aplikator (BPOM RI,

2015)

1. Cuci tangan.

2. Keluarkan tablet dari pembungkus.

3. Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator.

4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha.

5. Sisipkan secara perlahan-lahan aplikator berisi tablet kebagian

depan vagina sedalam mungkin. Tanpa tablet terlepas.

6. Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas.

7. Tarik aplikator.

8. Buang aplikator karena merupakan alat sekali pakai.

9. Bila bukan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian dari aplikator

dengan sabun dan cuci dengan air hangat.

10. Cuci tangan.

j. Petunjuk pemakaian tablet vagina tanpa Aplikator (BPOM RI, 2015)

1. Cuci tangan terlebih dahulu.

2. Buka pembungkus tablet.

3. Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekedar

melembabkan.

4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha.


5. Sisipkan pelan-pelan tablet kebagian depan vagina sedalam

mungkin, tanpa menggunakan kekuatan.

6. Cuci tangan.

2. Efek samping obat

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang

digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau

memodifikasi fungsi fisiologis.

Yang perlu duketahui tentang efek samping adalah :

1. Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang

mungkin timbul.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap

dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyalah pada

apoteker.

3. Efek samping yang mungkin timbul antara lain; reaksi alergi gatal-gatal,

ruam, mengantuk, mual, dan lain-lain.

4. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti; pada ibu hamil,

menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek

samping yang fatal, penggunaan obat harus dibawah pengawasan dokter

dan apoteker (Depkes RI, 2007).

3. Penyimpanan Obat

Cara penyimpanan obat harus diketahui oleh pasien karena

penyimpanan obat dapat mempengaruhi stabilitas dan efektifitas obat yang

nantinya berdampak pada kualitas(Helni, 2015).


Cara penyimpanan obat :

1. Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup rapat.

2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari

langsung atau seperti yang tertera pada kemasan.

3. Simpan obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat

menimbulkan kerusakan.

4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak

beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

5. Jangan menyimpan obat yang telah kaduluarsa atau rusak.

6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Cepkes RI, 2007).

4. Manfaat Obat

Keterangan yang jelas mengenai khasiat obat yang bersangkutan,

sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan yang dialami

pasien (Oskar dan Jauhar, 2016).

5. Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Makanan dan minuman tertentu dapat berinteraksi dengan obat

tertentu dengan akibat meningkatkan atau menurunkan efek obat. Namun

demikian walaupun tidak ada interaksi antara obat dengan makanan

sebaiknya tetap di informasikan kepada pasien meminum obat dua jam

sebelum atau sesudah makan (Helni, 2015)


2.5 Kerangka Teori

Apotek

Pengelolaan Sediaan Farmasi,


Alat Kesehatan dan Bahan
Pelayanan Farmasi Klinis
Media Habis Pakai

1. Pelayanan dan Pengkajian Resep


2. Dispensing
Pemberian Informasi a. Penyiapan Obat
Obat b. Penyerahan Obat
1. Cara penggunaan obat c. Pemberian Informasi
2. Manfaat Obat
3. Efek Samping Obat 3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Cara Penyimpanan Obat 4. Konseling
5. Makanan dan Minuman
Yang Harus Dihindari 5. Pelayanan kefarmasian dirumah
6. Dll 6. Pemantauan Terapi Obat
7. Monitoring Efek Samping

Gambar 4.Kerangka Teori

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

yang diakukan dengan memperoleh data dari sampel populasi yang kemudian

dianalisis sesuai dengan rumus persentase untuk mengetahui gambaran mengenai

petugas kefarmasian dalam pemberian informasi obat kepada pasien. Dan

pendekatan prospektif dimana penelitian dilakukan berupa pengamatan terhadap

peristiwa yang belum dan yang akan terjadi (Follow Up Research) dilakukan satu

kali atau lebih. Menggunakan instrument lembar checklist.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Apotek Manjur yang beralamat di Jalan

Kemakmuran Kuala Tungkal.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada periode Januari 2020 – Juni 2020 dan

pengambilan data dimulai pada 01 Juni 2020- 30 Juni 2020.


3.3 Kerangka Pikir

Data Independent Data Dependent

Informasi tentang cara penggunaan

Informasi tentang manfaat obat


Gambaran Pemberian
Informasi tentang efek samping obat
informasi obat bebas dan
Informasi tentang penyimpanan obat
bebas terbatas di apotek
Informasi tentang makanan dan
minuman yang harus dihindari Manjur Kualau Tungkal

Gambar 5.Kerangka Pikir

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pasien yang membeli

obat-obatan di Apotek Manjur Kuala Tungkal.Rata-rata pasien yang berkunjung

ke apotek Manjur Kuala Tungkal sebanyak 900 oarang perbulan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel penelitian ini adalah pasien yang

berkunjung untuk membeli obat bebas dan bebas terbatas di apotek Manjur Kuala

Tungkal yaitu 900 orang pasien dan margin error yang diambil adalah 10% (0,1),

maka besar sampel yang akan diambil untuk penelitian ini berdasarkan rumus

Slovin Notoatmojo (2010), yaitu:

s =
Keterangan:

s =Jumlah sampel

N = Populasi

E= Besar Toleransi Kesalahan (10%)

Diketahui populasi sebanyak 900 orang dari pasien yang membeli obat

bebas dan bebas terbatas. Sehingga dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu

sebagai berikut:

s =

s =

s =

s = 90 orang pasien

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap pemberian

informasi obat bebas dan bebas terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data kunjungan pasien yang datang untuk

membeli obat bebas dan bebas terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal.

3.6 Prosedur Penelitian

1. survey awal di Apotek Manjur Kuala Tungkal

2. Mengumpulkan data yang diperlukan

3. Menyiapkan lembar checklist


4. Melakukan observasi terhadap pemberian informasi obat bebas dan bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal

5. Mengumpulkan data

6. menganalisa dan mengolah data

7. menarik kesimpulan

8. menyusun laporan

3.7 Definisi Operasional

3.7.1 Data Dependent

Data : Gambaran pemberian informasi obat bebas dan bebas

terbatas

Definisi : Semua penjelasan yang diberikan oleh petugas farmasi

mengenai cara penggunaan obat, dosis obat, manfaat obat,

efek samping, dan cara penyimpanan obat kepada pasien

pada saat penyerahan obat di Apotek Manjur Kuala

Tungkal.

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar Checklist

Hasil ukur :

o Lengkap (100%), jika pemberian informasi obat bebas

dan bebas terbatas meliputi cara penggunaan obat, dosis

obat, efek samping obat, dan cara penyimpanan obat

o Tidak lengkap (<100%), jika hanya beberapa atau

sebagian informasi obat yang diberikan kemudian

dihitung berapa persentase pemberian informasi obat


yang sudah lengkap dan persentase pemberian

informasi obat yang tidak lengkap.

3.7.2 Data Independent

a. Cara Penggunaan Obat

Data : Informasi tentang cara penggunaan obat

Definisi : Penjelasan mengenai aturan pakai obat sesuai dengan

tujuan pengobatan

Cara ukur : Observasi

alat ukur : Lembar Checklist

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Persentase diberikan

Persentase tidak diberikan

b. Manfaat Obat

Data : Informasi tentang manfaat obat

Definisi : Penjelasan mengenai khasiat obat yang dapat

menyembuhkan penyakit

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar Checklist

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Persentase diberikan

Persentase tidak diberikan

c. Efek Samping Obat

Data : Informasi tentang efek samping obat


Definisi : Penjelasan mengenai respon terhadap suatu obat yang

dapat merugikan dan tidak diinginkan yang timbul pada

pengobatan dengan dosis yang dianjurkan

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar Checklist

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Persentase diberikan

Persentase tidak diberikan

d. Cara Penyimpanan

Data : Informasi tentang cara penyimpanan obat

Definisi : Penjelasan mengenai cara penyimpanan obat agar mutu

dan efektifitas obat tetap terjamin selama obat digunakan

oleh pasien

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar Checklist

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Persentase diberikan

Persentase tidak diberikan

e. Makanan dan Minuman Yang harus Dihindari

Data : Informasi tentang makanan dan minuman yang harus

dihindari

Definisi : Penjelasan mengenai kandungan makanan dan minuman

yang dapat menurunkan efektifitas obat

Cara ukur : Observasi


Alat ukur : Lembar Checklist

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Persentase diberikan

Persentase tidak diberikan

3.8 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data primer, yaitu kuesioner dan

observasi, serta dari pengumpulan data sekunder yaitu buku penjualan apotek

setiap hari dengan cara menggambarkan kesesuaian dari hasil yang didapat

dengan standar yang ada.

Langkah-langkah pengolahan data :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan

kelengkapan lembar checklist.

2. Coding

Coding merupakan merubah data berbentuk tanda () menjadi data

berbentuk angka/bilangan (memberi kode).

3. Prosesing

Setelah lembar checklistterisipenuh dengan penuh dan benar,

setelah sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data agar yang sudah di entry dapat dianalisis.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entry apakah adalah kesalahan atau tidak,

yaitu dengan cara mengetahui data yang hilang.


3.9 Analisa Data

Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan

nilai persentase, rata-rata, dan hasil yang didapat.

Rumus persentase:

Jumlah yang diberikan :

X 100%

Jumlah yang tidak diberikan :

X 100%
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penelitian mengenai

pemberian informasi obat-obatan di Apotek Manjur Kuala Tungkal, pada

tanggal 01 Juni – 30 Juni 2020, peneliti mendapatkan data sebagai berikut:

a. Gambaran Informasi Cara Penggunaan Obat

Tabel 1. Hasil Observasi Pemberian Informasi Cara Penggunaan Obat

Frekuensi Presentase
Tidak diberikan 17 18.9
Diberikan 73 81.1
Total 90 100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 90 konsumen yang

membeli obat bebas dan terbatas. Lebih banyak yang diberikan

informasi obat yaitu 73 pasian (81.1%) dan hanya 17 pasien (18.9%)

tidak diberikan informasi tentang cara penggunaan obat.

b. Gambaran Pemberian Informasi Manfaat Obat

Tabel 2. Hasil Observasi Pemberian Informasi Manfaat Obat

Frekuensi Presentase
Tidak diberikan 30 33.3
Diberikan 60 66.7
Total 90 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 90 pasien yang

membeli obat bebas dan obat bebas terbatas, lebih banyak yang

diberikan informasi obat yaitu 60 pasien (66.7%) dan hanya 30 pasien

(0%) yang tidak diberikan informasi tentang manfaat obat.

Gambaran Informasi Makanan dan Minuman yang Harus

Dihindari

Tabel 3. Hasil Observasi Pemberian Informasi Makanan dan Minuman

yang harus Dihindari

Frekuensi Presentase
Tidak diberikan 52 57.8
Diberikan 38 42.2
Total 90 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 90 pasien yang

membeli obat bebas dan obat bebas terbatas, lebih banyak yang tidak

diberikan informasi makanan dan miuman yang harus dihindari. 52

pasien (57.8%) tidak diberikan dan hanya 38 pasien (42.2%) yang

diberikan informasi tentang makanan dan minuman yang harus

dihindari.

d. Gambaran Informasi Efek Samping Obat

Tabel 4. Hasil Observasi Pemberian Informasi Efek Samping Obat

Frekuensi Presentase
Tidak diberikan 32 35.6
Diberikan 58 64.4
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 90 pasien yang

membeli obat bebas dan obat bebas terbatas, lebih banyak yang

diberikan informasi obat 58 pasien (64.4%) dan hanya 32 pasien

(35.6%) yang tidak diberikan informasi tentang efek samping obat.

e. Gambaran Informasi Penyimpanan Obat

Tabel 5. Hasil Observasi Pemberian Informasi Penyimpanan Obat

Frekuensi Presentase
Tidak diberikan 61 67.8
Diberikan 29 32.2
Total 90 100

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 90 konsumen

yang membeli obat bebas dan obat bebas terbatas, lebih banyak yang

tidak diberikan informasi penyimpanan obat. 61 pasien (67.8%) tidak

diberikan dan hanya 29 pasien (32.2%) yang diberikan informasi

tentang penyimpanan obat.

4.2.Pembahasan

a. Gambaran Informasi Cara Penggunaan Obat

Pemberian informasi cara penggunaan obat penjelasan tentang cara

pemakaian obat yang disampaikan secara jelas kepada pasien untuk

menghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup, dioleskan,

dimasukkan melalui anus, atau cara lain (Lydianita dan Mohammad, 2016).

Tujuannya agar pasien yang membeli obat benar-benar memahami cara

penggunaan obat yang ingin dikonsumsi, agar efek terapi yang diinginkan

tercapai. Berdasarkan survei, ada 35.6% pasien pria dan 64.4% pasien
perempuan. Dari pengamatan survei, terdapat bahwa lebih banyak pasien

perempuan yang membeli obat daripada pasien pria. Pasien perempuan

cenderung lebih teliti untuk mendapatkan informasi penggunaan obat

daripada pasien pria.

Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para petugas

kesehatan karena mungkin proses ini dianggap kurang penting dibanding

proses diagnosis, pengadaan, kontrol, penyimpanan, dan distribusi. Proses

penyerahan obat merupakan tahap yang sangat penting dalam menentukan

pengunaan obat yang tepat. Karena itu, proses ini harus dimengerti oleh

setiap orang yang melalukan proses penyerahan obat.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan didapatkan gambaran

pemberian informasi obat bebas dan obat bebas terbatas di Apotek Manjur

Kuala Tungkal Tahun 2020 dari 90 pasien yang membeli obat bebas dan

obat bebas terbatas, 17 pasien (18.9%) yang tidak diberikan dan 73 pasien

(81.1%) yang diberikan informasi tentang cara pengunaan obat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

suryandai (2015) tentang oleh petugas apotek. “ Analisa kualitas informasi

obat untuk pasien di apotek kota Surakarta” informasi cara penggunaan

57.1% tidak diberikan. Jadi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

hasil yang didapat yakni 18.9%. Artinya lebih dari 50% pasien yang

membeli obat bebas dan obat bebas terbatas yang diberikan informasi cara

penggunaan obat.
b. Gambaran Informasi Manfaat Obat

Pemberian informasi manfaat obat yang perlu disampaikan oleh

petugas kepada pasien mengenai penggunaan obat-obatan salah satunya

menerangkan dengan jelas apa khasiat dari obat yang akan digunakan oleh

pasien, sehingga diketahui sesuai atau tidaknya dengan indikasi atau

gangguan kesehatan yang dialami pasien tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik

didapatkan bahwa gambaran pemberian informasi manfaat obat-obatan di

Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 dari 90 pasien yang membeli

obat bebas dan obat bebas terbatas dari 90 yang membeli obat bebas dan

obat bebas terbatas 30 pasien (33.3%) yang tidak diberikan dan 60 pasien

(66.7%) yang diberikan informasi tentang manfaat obat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

suryadari (2015) tentang oleh petugas apotek.” Analisa kualitas informasi

obat untuk pasien di apotek kota Surakarta” informasi kegunaan obat 42.7%

tidak diberikan. Jadi, hasil penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih baik

yakni hanya 33.3% tidak diberikan. Artinya, lebih dari 50% dari pasien

yang membeli obat bebas dan obat bebas terbatas diberikan informasi

manfaat obat di Apotek Manjur Kuala Tungkal.

c. Gambaran Informasi Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Pemberian informasi manfaat obat yang perlu disampaikan oleh

petugas kepada pasien mengenai penggunaan obat bebas dan obat bebas

terbatas salah satunya menerangkan dengan jelas apa makanan dan


minuman yang harus dihindari dari obat yang akan digunakan oleh pasien,

sehingga diketahui sesuai atau tidaknya dengan indikasi atau gangguan

kesehatan yang dialami pasien tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik

didapatkan bahwa gambaran pemberian informasi obat-obatan di Apotek

Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 dari 90 pasien yang membeli obat bebas

dan obat bebas terbatas dari 90 yang membeli obat bebas dan obat bebas

terbatas 52 pasien (57.8%) yang tidak diberikan dan 38 pasien (42.2%) yang

diberikan informasi tentang manfaat obat.

Informasi obat kadang tidak diberikan dikarenakan petugas

menganggap bahwa pasien sudah tahu makanan dan minuman apa yang

harus dihindari dari obat yang akan dibeli oleh pasien. Selain itu tenaga

kefarmasian kurang memahami mengenai makanan dan minuman apa saja

yang harus dihindari sewaktu minum obat. Seharusnya pasien mendapatkan

informasi tentang makanan dan minuman yang harus dihindarkan saat

mengunakan obat yang ingin digunakan. Pemberian informasi ini sangat

penting agar pasien mendapatkan efek terapi obat dan menghindari

terjadinya efek toksik atau tidak bekerjanya efek terapi obat yang akan

dikonsumsi oleh pasien.

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

muharni, dkk(2015) tentang “gambaran tenaga kefarmasian dalam

memberikan informaasi obat kepada pelaku swamedikasi di apotek-apotek

kecamatan tampan pekanbaru” informasi tentang makanan dan minuman


yang harus dihindari 50.67% tidak diberikan. Jadi, hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil yang didapat yakni 57.8%. Artinya lebih dari 50%

pasien yang membeli obat bebas dan obat bebas terbatas yang tidak

diberikan informasi makanan dan minuman yang harus dihindari.

d. Gambaran Informasi Efek samping Obat

Pemberian informasi efek samping obat menjelaskan tentang obat

yang tidak diharapkan muncul. Informasi ini perlu disampaikan oleh

petugas kepada pasien dalam penggunaan obat bebas dan obat bebas

terbatas yaitu salah satunya efek samping dan cara mengatasinya (Lydianita

dan Mohammmad, 2016).

Pasien juga perlu diberi informasi tentang efek samping yang

muncul sehingga pasien dapat menghindari atau mengatasinya karena obat

bebas dan obat bebas terbatas tetap menimbulkan bahaya dan efek samping

yang tidak dikehendaki jika tidak dipergunakan semestinya.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik

didapatkan bahwa gambaran pemberian informasi obat resep dokter di

Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 dari 90 yang membeli obat

bebas dan obat bebas terbatas 32 pasien (35.6%) tidak diberikan dan 58

pasien (64.4%) yang diberikan informasi tentang efek sambaing obat

tersebut.

Pemberian informasi ini sangat penting dan harus dilakukan agar

pasien mengetahui efek samping apa yang akan ditimbulkan dari obat yang

akan digunakan, seperti obat flu yang mengandung CTM dapat


menyebabkan kantuk sehingga diharapkan pasien tidak berkendara sendiri

setelah mengkonsumsi obat tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

suryadari (2015) tentang oleh petugas apotek.” Analisa kualitas informasi

obat untuk pasien di apotek kota Surakarta” informasi efek samping obat

57% tidak diberikan. Jadi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

hasil yang didapat sebelumnya yakni 35.6% tidak diberikan. Artinya lebih

dari 50% pasien yang membeli obat bebas dan obat bebas terbatas yang

diberikan infromasi efek samping obat.

e. Gambaran Informasi Penyimpanan Obat

Pemberian informasi tentang cara penyimpanan obat bertujuan

untuk menjaga agar mutu obat terjamin sehingga obat terhindar dari

pengaruh udara, kelembapan, panas, dan cahaya sehingga obat tidak terjadi

kerusakan saat ingin dikonsumsi kembali (Lydianita dan Mohammad,

2016).

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik

didapatkan bahwa gambaran pemberian informasi obat bebas dan obat bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 dari 90 pasien yang

membeli obat bebas dan obat bebas terbatas, 61 pasien (67.8%) tidak

diberikan informasi tentang penyimpanan obat dan 29 pasien (32.2%) yang

diberikan informasi tentang penyimpanan obat.


Pemberian informasi ini sangat penting diberikan kepada

konsumen agar konsumen dapat menggunakan menyimpan obat dengan

baik dan benar, pada saat ingin di gunakan konsumsi obat kembali dapat

konsumsi kembali dengan baik.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian pemberian informasi obat bebas dan obat bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020, didapatkan bahwa

masih ada kekurangan dalam pemberian informasi obat bebas dan obat bebas

terbatas, dengan rincian sebagai berikut:

1. Gambar pemberikan informasi cara penggunaan obat bebas dan obat

bebas terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 hanya

81.1% yang diberikan.

2. Gambar pemberikan informasi manfaat obat bebas dan obat bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 hanya 66.7% yang

diberikan.

3. Gambar pemberian informasi makanan dan minuman yang harus di

hindarin obat bebas dan obat bebas terbatas di Apotek Manjur Kuala

Tungkal Tahun 2020 hanya 42.2% yang diberikan.

4. Gambar pemberikan informasi efek samping obat bebas dan obat bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 hanya 64.4% yang

diberikan.

5. Gambar pemberian informasi penyimpanan obat bebas dan obat bebas

terbatas di Apotek Manjur Kuala Tungkal Tahun 2020 hanya 32.2% yang

diberikan.
5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai gambaran pemberian

informasi obat bebas dan obat bebas terbatas di Apotek Manjur Kuala

Tungkal Tahun 2020, ada beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki untuk

mendapatkan pelayanan kefarmasian yang lebih maksimal dengan saran-saran

sebagai berikut:

1. Petugas apotek harus memberikan informasi mengenai efek samping


obat, selama mengkonsumsi obat tersebut.

2. Meningkatkan kompetensi tenaga kefarmasian dengan pelatihan


berkala untuk meningkatkan mutu pelayanan.

3. Menambah kuantitas tenaga kefarmasian yang cukup demi


memberikan pelayanan yang merata kepada pasien.

4. Menyusun langkah-langkah standar pemberian obat kepada pasien


untuk memberikan pelayanan yang terstandarisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2004. Standar Pelayanan Farmasis Indonesia.ISFI. Jakarta.

Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.Jakarta

Depkes. 2007. Profil Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang


Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Dinta Pinta. 2017. Gambaran Pemberian Informasi Obat di Apotek Inti Sehat
Medika Kota Jambi Tahun 2017.KTI D3 Akademi Farmasi Jambi :
Jambi.

Hartini Y S dan Sulasmono. 2006. Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian


di Apotek Sleman dan Kota Yogyakarta. Yogyakarta.

Hartono.H.D.W. 2003.Manajemen Apotek.Depot Informasi Obat. Jakarta..

Lydianita dan Mohammad. 2016. Dasar-dasar Manajemen. Prestasi Pustakaraya.


Jakarta.

Menkes.1993. Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Nomor
922. Jakarta.

Sari Winda.2019.Gambaran Pemberian Informasi Obat Bebas dan Bebas


Terbatas di Apotek X Muara Tembesi Kabupaten Batanghari
2019.LTA D3 Akademi Farmasi Jambi : Jambi.

Suryandari. 2005. Analisis Kualitas Informasi Obat Untuk Pasien di Apotek


Surakarta . Fakultas Farmasi Universitas Muhammahdiyah
Surakarta : Surakarta.

Widayati S dan Zairina N. 1996.Peran Farmasi Dalam Pelayanan Farmasi Obat


Untuk Pasien Melalui Konseling.Prosiding Kongres Ilmiah XI ISFI
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1.Lembar Checklist Pemberian Informasi Obat

LEMBAR CHECKLIST PEMBERIAN INFORMASI OBAT

DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL

TAHUN 2020

Informasi yang diberikan


Nama Jenis Makanandanminuma
No Cara penggunaan Manfaatobat Efeksamping Penyimpananobat n
Obat Kelamin yang harusdihindari
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Diberikan Diberikan Diberikan Diberikan Diberikan
diberikan diberikan diberikan diberikan diberikan

40
Keterangan :

1. Jenis kelamin : 1 (Laki-Laki)

2 (Perempuan)

2. Kelompok nama obat : 1 (obat bebas)

2 (Obat bebas terbatas)

3. Cara penggunaan obat : 1 ( Diberikan informasi obat)

0 ( Tidak diberikan informasi obat)

4. Manfaat obat : 1 ( Diberikan informasi obat)

0 ( Tidak diberikan informasi obat)

5. Makanan dan minuman : 1 ( Diberikan informasi obat)

Yang harus dihindari 0 ( Tidak diberikan informasi obat)

6. Efek samping obat : 1 ( Diberikan informasi obat)

0 ( Tidak diberikan informasi obat)

7. Penyimanan obat : 1 ( Diberikan informasi obat)

0 ( Tidak diberikan informasi obat)

8. Gambar pemberian informasi : 1 ( Diberikan informasi obat)

0 ( Tidak diberikan informasi obat)

41
Lampiran 1.Lembar Checklist Pemberian Informasi Obat

LEMBAR CHECKLIST PEMBERIAN INFORMASI OBAT


DI APOTEK MANJUR KUALA TUNGKAL
TAHUN 2020
Informasi yang diberikan
Makanan dan
Nama Jenis Cara penggunaan Manfaat obat minuman yang harus Efek samping Penyimpanan obat
No
Obat Kelamin dihindari
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Diberikan Diberikan Diberikan Diberikan Diberikan
diberikan diberikan diberikan diberikan diberikan

42
Lembaran Checklist

Makan Dan Gambar


Jenis Kelompok Cara Manfaa Minuman Efek Penyimpanan Informasi
No kelamin Nama Obat Nama Obat Penggunan t Obat Samping Obat Jumlah
Yang Harus Obat Yang
Dihindari Diberikan

1 2 Paramex 2 1 0 1 1 0 3 3
2 2 Inza 2 1 1 0 1 0 3 3
3 1 Entrostop 1 0 1 1 0 0 2 2
4 2 Neozep 2 1 1 0 1 0 3 3
5 2 Bodrex Extra 2 1 0 0 0 0 1 1
6 2 Promag 1 0 1 1 0 0 2 2
7 2 Mylanta 1 1 0 1 1 1 4 4
8 2 Entrostop 2 1 1 1 0 0 3 3
9 1 Antimo 2 1 0 0 1 0 2 2
10 1 Bodrex 2 1 0 0 1 1 3 3
11 1 Paramex 2 0 1 0 1 1 3 3
12 2 Bodrex 2 0 1 1 0 0 2 2
13 2 Konidin 1 1 1 0 1 1 4 4
14 1 Napacin 2 1 1 0 1 0 3 3
15 2 Napacin 2 1 0 0 1 0 2 2
16 1 Inza 2 1 1 1 1 0 4 4
17 1 Bodrex 1 0 1 0 1 0 2 2
18 2 Feminax 2 1 1 1 1 0 4 4
19 2 Procold Flu 2 1 0 1 1 0 3 3
20 1 Sanmol Tablet 1 1 1 1 1 0 4 4
21 2 Polysilane 1 1 1 1 0 1 4 4
22 2 Ultraflu 2 1 0 1 1 0 3 3

43
23 1 Decolsin 2 1 1 1 1 1 4 4
24 2 Oskadon 1 0 0 0 1 1 2 2
25 2 Sanmol Sirup 1 1 1 0 1 1 4 4
Formula 44
26 2 Anak 2 1 1 0 1 1 4 4
27 1 Antimo 2 1 0 0 1 0 2 2
28 2 Pim Tra Cold 2 1 1 1 1 1 5 5
29 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
30 1 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
31 2 Paramex 2 0 1 0 0 0 1 1
32 2 Vipcold 2 1 0 1 1 1 4 4
33 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
34 1 Promag 1 1 0 1 1 0 3 3
35 2 Sanmol Drop 1 1 1 0 1 1 4 4
36 2 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
37 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
38 1 Promag 1 1 0 1 0 0 2 2
39 1 Inza 2 0 1 0 1 1 3 3
40 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
41 2 Procold 2 1 0 1 1 0 3 3
Formula 44
42 1 2 1 1 0 0 1 3 3
Anak
43 1 Siladex 2 1 1 0 0 1 3 3
44 2 Inza 2 1 0 1 1 0 3 3
45 2 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
46 2 Mylanta 1 0 0 1 1 1 3 3
47 1 Polysilane 1 1 1 0 1 1 4 4
48 2 Vipcol 2 1 1 1 1 1 5 5
49 2 Procold 2 1 0 0 1 0 2 2
50 2 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2

44
51 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
52 1 Inza 2 0 1 1 1 0 3 3
53 1 Komix 2 1 0 0 1 0 2 2
54 1 Fasidol Syrup 1 1 0 1 1 1 4 4
55 2 Antimo 2 0 1 0 1 0 2 2
56 1 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
57 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
58 2 Inza 2 1 0 1 1 0 3 3
59 2 Bodrex 2 1 1 0 0 0 2 2
60 2 Berlosid Syrup 1 1 0 1 1 1 4 4
61 2 Antimo 2 1 0 0 1 0 2 2
62 1 Bodrex 1 0 1 0 1 0 2 2
63 2 Paramex 2 1 1 0 1 0 3 3
3 2 Anflat Syrup 1 1 0 1 1 1 4 4
65 1 Decolsin 2 1 1 1 1 0 4 4
66 2 Bodrexin 1 1 1 0 0 0 2 2
67 2 Sanmol Syrup 1 1 1 0 0 1 3 3
68 2 Pim Tra Kol 2 1 0 0 1 1 3 3
69 1 Oskadon 1 0 1 1 1 1 4 4
70 1 Bodrex Extra 2 1 1 0 1 0 3 3
71 2 Emturnas 1 1 0 1 1 0 3 3
72 2 Napacin 2 1 1 0 1 0 3 3
73 1 Promag 1 0 1 1 1 0 3 3
74 1 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
75 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
76 2 Fasidol Syrup 1 1 1 0 0 1 3 3
77 2 Neozep 2 1 0 1 1 0 3 3
78 1 Inza 2 1 1 1 0 0 3 3
79 1 Bodrex 1 0 1 0 0 0 1 1
80 2 Ultraflu 2 1 0 1 1 1 4 4

45
81 1 Insto 2 1 0 0 1 1 3 3
82 2 Bodrex 1 1 1 0 1 0 3 3
83 2 Paramex 2 0 1 1 0 0 2 2
84 1 Berlosid Syrup 1 1 0 1 1 1 4 4
85 1 Antimo 2 1 1 1 1 0 4 4
86 2 Bodrex 1 1 1 0 0 0 2 2
87 2 Paramex 2 1 1 0 0 0 2 2
88 2 Ultraflu 2 1 0 1 1 0 3 3
89 2 Procold 2 0 0 1 1 0 2 2
90 2 Rohto 2 1 1 0 1 1 4 4

46
Data penjualan Obat

Jml Pasien Yang Membeli Obat Bebas dan


Hari/Tanggal
Bebas Terbatas
Senin, 1 Juni 2020 30
Selasa, 2 Juni 2020 25
Rabu, 3 Juni 2020 36
Kamis, 4 Juni 2020 40
Jum’at, 5 Juni 2020 33
Sabtu, 6 Juni 2020 20
Minggu, 7 Juni 2020 31
Senin,8 Juni 2020 25
Selasa, 9 Juni 2020 29
Rabu, 10 Juni 2020 20
Kamis, 11 Juni 2020 35
Jum’at, 12 Juni 2020 29
Sabtu, 13 Juni 2020 27
Minggu, 14 Juni 2020 25
Senin, 15 Juni 2020 29
Selasa, 16 Juni 2020 25
Rabu, 17 Juni 2020 35
Kamis, 18 Juni 2020 35
Jum’at, 19 Juni 2020 30
Sabtu, 20 Juni 2020 32
Minggu, 21 Juni 2020 29
Senin, 22 Juni 2020 35
Selasa, 23 Juni 2020 35
Rabu, 24 Juni 2020 37
Kamis, 25 Juni 2020 28
Jum’at, 26 Juni 2020 35
Sabtu, 27 Juni 2020 31
Minggu, 28 Juni 2020 20
Senin, 29 Juni 2020 26
Selasa, 30 Juni 2020 38
30
TOTAL 900

46
Kelompok_Nama_Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Obat Bebas 36 40.0 40.0 40.0

Valid
Obat bebas terbatas 54 60.0 60.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Cara_Penggunan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Tidak diberikan 17 18.9 18.9 18.9

Valid Diberikan informasi obat 73 81.1 81.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Manfaat_Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak diberikan 30 33.3 33.3 33.3

Diberikan informasi obat 60 67.7 67.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Makan_Minuman_yang_Harus_Dihindari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak diberikan 52 57.8 57.8 57.8

Diberikan informasi obat 38 42.2 42.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

47
Efek_Samping

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak diberikan 32 35.6 35.6 35.6

Diberikan informasi Obat 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Penyimpanan_Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak diberikan 61 67.8 67.8 67.8

Diberikan informasi obat 29 32.2 32.2 100.0

Total 90 100.0 100.0


Lampiran 3.Dokumentasi Penelitian

Apotek Manjur Kuala Tungkal


Kegiatan pengamatan pembeli Obat bebas dan obat bebas terbatas

50
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

51
Lampiran 5. Surat Permohonan menjadi responden

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada yth.

ditempat

DenganHormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Eshna Wanni Lim

NIM : 1900108

Program Studi : Farmasi RPL STIFAR RIAU

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran

Pemberian Informasi Obat Bebas dan Bebas Terbatas di Apotek Manjur Kuala

Tungkal”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi

responden. Semua informasi dari hasil penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan

hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/I bersedia, maka

saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya

lampirkan.Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan

terimakasih.

HormatSaya,

Eshna Wanni Lim

52
Lampiran 6. Lembar Kuesioner

LEMBAR KUISIONER

Judul: Gambaran Pemberian Informasi Obat Bebas dan Bebas Terbatas di Apotek

Manjur Kuala Tungkal

A. DATA SOSIODEMOGRAFI

1. Nama :

…………………………………………………………

2. Umur :

…………………………………………………………

3. JenisKelamin : Laki-Laki

Perempuan

4. Pendidikan : SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan : PNS

Swasta

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga


Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan penelitian
Nama :Eshna Wanni Lim Judul :Gambaran Pemberian Obat di Apotek Manjur Kuala Tungkal
Nim :1900108 M A M J
N K
o e 1 2 a3 4 1 2 p3 4 1 2 3e 4 1 2 u3 4
1 Penetapan
2 Masalah
Penetapan Judul
3 Penelusuran
Pustaka
4 Penyusunan
Proposal
5 Konsultasi
6 Proposal
Seminar
7 Proposal
Perbaikan
8 Proposal
Pengumpulan
proposal
9 Penelitian
1 Penulisan LTA
10 Konsultasi LTA
1 Sidang LTA
12 Perbaikan LTA
31 Pengumpulan
4 LTA
Pembimbing 1

Ferdy Firmasyah, M.sc., Apt


NIDN : 1026029003

5
4

Anda mungkin juga menyukai