Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT


DI GUDANG OBAT PUSKESMAS PARIANGAN
KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR
TAHUN 2019

Oleh

MIRA INDIANA
NIM : 1800271

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU PEKAN BARU
RPL SUMATRA BARAT
2019
LAPORAN TUGAS AKHIR

PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN


DI PUSKESMAS LIMA KAUM I KABUPATEN TANAH DATAR
PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh :

SRI ZEKIARTI
NIM : 1800274

Telah Disetujui dan Disahkan:

Pembimbing

Armon Fernando, M.Si, Apt


NIDN : 1015038003

Mengesahkan,

Ketua Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Progam Study D-III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Prof.Dr.Bustari Hasan, M.Sc Septi Muharni, M.Farm, Apt


NIP : 19591024 198603 1004 NIDN : 1026098404
LAPORAN TUGAS AKHIR

PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN


DI PUSKESMAS LIMA KAUM I KABUPATEN TANAH DATAR
PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh :

SRI ZEKIARTI
NIM : 1800274

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Pada Tanggal 20 Juli 2019 dan dinyatakan
Memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Tim Penguji

No Nama Dosen Jabatan Tanda Tangan

1 Armon Fernando, M.Si, Apt. Pembimbing

2 Fina Aryani, M.Sc, Apt Penguji

3 Mhd Riza Marjoni, S.Si, Apt Penguji


KATA PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrohim
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia
Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat(QS : Al-Mujadilah 11)

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Segala puji dan syukur atas segala rahmat dan ridho Allah subhanahu wa
ta’ala, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi
wassalam.

Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda terima kasih
atas limpahan kasih sayang dan memberikan rasa rindu yang berarti. Bunda
terima kasih atas limpahan doa dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu
memberikan yang terbaik. Untuk Suami dan anak-anak tersayang, terima kasih
atas segala dukungan dan semangat yang tiada hentinya diberikan.

Kepada Bapak/ibu dosen terima kasih atas segala ilmu, didikan dan
pengalaman yang sangat berarti yang telah Bapak/ibu berikan. Teruntuk
pembimbing tugas akhirku Bapak Armon Fernando, M.Si, Apt terima kasih untuk
tidak pernah bosan dan dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Terima kasih untuk seluruh pihak Gudang Farmasi Puskesmas Pariangan


atas bantuan dan dukungan selama penelitian.

Seluruh teman-teman Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) D-III


terima kasih atas kebersamaannya selama ini, pelajaran dan pengalamannya.

Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian tugas


akhir ini, Terima Kasih.

Mira Indiana
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir pada 07 Juli 1979, di Bukittinggi dari


pasangan H. Dasril. Z dan ibu Hj. Amlas. Selama
menjalani kehidupan, penulis menjadi alumni Sekolah
Dasar (SD) Negeri 01 Tabek, Batusangkar pada tahun
1989, lalu menjadi alumni Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Simabur, Batusangkar, pada tahun 1995,
Foto
kemudian menjadi alumni Sekolah Menengah Farmasi
(4x6)
(SMF ) Jambi pada tahun 1998. Setelah lulus Sekolah
Menengah Farmasi penulis melanjutkan pendidikan
sebagai Ahli Madya Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau (STIFAR RIAU) Yayasan Univ Riau
Pekanbaru dan telah menyelesaikan tugas akhir pada 19
Juli Tahun 2019 dengan bidang Farmasi Klinis atas
bimbingan Bapak Armon Fernando, M.Si, Apt.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas

segala rahmat dan ridho Allah subhanahu wa ta’ala, serta shalawat dan salam

penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam atas

perjuangan beliau sehingga kita dapat menuntut ilmu dan penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “GAMBARAN

PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT

PUSKESMAS PARIANGAN KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN

TANAH DATAR TAHUN 2019” yang merupakan salah satu syarat akhir untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

(STIFAR RIAU) Yayasan Univ Riau.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dan doa dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan sedalam-dalamnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bustari Hasan, M.Sc selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Riau (STIFAR RIAU) Yayasan Univ Riau yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam mengikuti perkuliahan di yayasan ini.

2. Ibu Septi Muharni, M.Farm, Apt selaku ketua Prodi D-III Farmasi beserta staf

yang telah memberikan kemudahan dalam berurusan kepada penulis.

3. Bapak Armon Fernando, M.Si, Apt. selaku pembimbing yang tidak pernah

bosan dan tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

i
4. Ibu Zulfisa, S. Si, M. Farm selaku penasehat Akademik RPL

5. Ibu Dra. Ainun Naim, M. Farm, Apt dan Ibu Mira Febrina , M. Sc, Apt selaku

penguji.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dalam

menjalankan tugas dari awal sampai terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Kepala BKPSDM Kabupaten Tanah Datar yang telah memberi izin

pada penulis untuk mengikuti perkuliahan RPL D III Farmasi.

8. Ibu Drg. Elvi Marleni selaku kepala Puskesmas Pariangan Kabupaten Tanah

Datar yang telah memberikan Izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

di Puskesmas Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

9. Keluarga yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa kepada penulis

serta selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis.

10. Teman-teman seperjuangan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR

RIAU) Yayasan Univ Riau Program Studi D-III yang telah memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan Laporan Tugas Akhir

berikutnya.

Padang, Juli 2018

Penulis

ii
ABSTRAK

Pengelolaan penyimpanan obat yang baik dapat mengurangi terjadinya


obat rusak, hilang, kadaluarsa sehingga dana alokasi yang tersedia untuk
pelayanan kesehatan dasar dapat digunakan lebih efektif dan efesien.Telah
dilakukan penelitian mengenai pengelolaan penyimpanan di Puskesmas Pariangan
yang akan di akreditasi pada bulan Agustus 2019, adanya akreditasi ini menuntut
dan menuntun puskesmas Pariangan untuk menerapkan standar pengelolaan
penyimpanan yang sesuai prosedur agar kuantitas dan kualitas persediaan obat
tetap terjaga. Tujuan penelitian adalah mengetahui kesesuaian penerapan standar
pengelolaan penyimpanan obat di Puskesmas Pariangan. Penelitian bersifat
deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer melalui
observasi langsung, yaitu mengamati persyaratan gudang dan pengaturan
penyimpanan dan penyusunan di gudang obat. Pengumpulan data sekunder
melalui penelusuran pedoman atau prosedur persyaratan gudang obat dan
penyimpanan dan penyusunan obat. Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam
bentuk tabel checklist hasil observasi, dan dalam bentuk narasi mengenai
persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat di gudang
obat Puskesmas Pariangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem
persyaratan gudang obat persentasenya sebesar 71,43 % dikategorikan baik.
Pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat persentasenya 100 %,
dikategorikan sangat baik. Hasil rekapan persyaratan gudang dan pengaturan
penyimpanan dan penyusunan obat dikategorikan baik persentasenya 85,72%.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti penyediaan alat pemadam
kebakaran(APAR),serta AC atau kipas angin sebagai pengatur suhu ruangan, dan
juga gudang khusus untuk penyimpanan bahan medis habis pakai.

Kata Kunci : Pengelolaan Penyimpanan Obat, Persyaratan Gudang Obat.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. . vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. . viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... . ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 5
2.1 Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai ...................... 5
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP ................................ 6
2.3 Penyimpanan sediaan Farmasi dan BMHP .............................. 6
2.3.1 Pengaturan Tata Ruang .................................................... 7
2.3.2 Pengaturan Penyimpanan Obat ........................................ 9
2.3.3 Tata Cara Penyusunan Obat ............................................ 11
2.3.4 Pencatatan Stok Obat ....................................................... 12
2.3.5 Pengamatan Mutu Obat ................................................... 13
2.4 Prosedur Pengelolaan di Gudang Obat ..................................... 15
2.4.1 Prosedur Penerimaan Obat .............................................. 15
2.4.2 Prosedur Pengaturan Penyimpanan Obat ........................ 15
2.4.3 Prosedur Pengeluaran Obat ............................................ 17
2.4.4 Prosedur Stok Opname Obat ............................................ 17
2.4.5 Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Obat ........................ 17
2.5 Gudang Farmasi....................................................................... 18
2.5.1 Pengertian Gudang.......................................................... . 18

iv
2.5.2 Manfaat dan Syarat-Syarat Gudang................................ 18
2.5.3 Bangunan dan Denah Bangunan..................................... 19
2.5 Puskesmas................................................................................. 21
2.6.1 Pengertian Puskesmas ..................................................... 21
2.6.2 Wilayah Kerja Puskesmas ............................................... 21
2.6.3 Fungsi Puskesmas ............................................................ 22
2.6.4 Kedudukan Puskesmas .................................................... 23
2.6.5 Program Pokok Puskesmas.............................................. 24
2.6.6 Profil Puskesmas ............................................................. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... 25
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 25
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 25
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 25
3.3.1 Populasi Penelitian........................................................ 25
3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................... 25
3.4 Prosedur Kerja .......................................................................... 26
3.4.1 Pengurusan Izin Penelitian ........................................... 26
3.4.2 Penyusunan lembar Cecklist ......................................... 26
3.4.3 Pengambilan dan Pengumpulan Data ........................... 26
3.4.4 Pengolahan Data dan Analisa Data ............................... 26
3.4.5 Penyajian Data .............................................................. 27
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................ 28
3.6 EtikaPenelitian .......................................................................... 28
3.7 Definisi Operasional ................................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 36
4.1 Hasil Penelitian ....... ................................................................. 36
4.1.1 Persyaratan Gudang ......................................................... 36
4.1.2 Pengaturan Penyimpanan dan Penyusunan Obat............. 40
4.2 Pembahasan .............................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 49
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 49
5.2 Saran ........................................................................................ 49

v
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 51
LAMPIRAN ............................................................................................. 53

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Skema Kerja Penelitian.................................................................... 53
2. Skema Pengumpulan Data ............................................................... 54
3. Obat disusun sesuai Abjad setiap sediaan ....................................... 55
4. Lisol dan Desinfektan ...................................................................... 56
5. Penyusunan Obat Sistem FEFO ...................................................... 56
6. Lemari pendingin untuk penyimpanan Obat khusus ....................... 57
7. Lemari Narkotika dan Psikotropika ................................................. 57
8. Tersedia Pallet dan Dus Disusun Sesuai Petunjuk Yang Ada Pada
Dus ................................................................................................... 58
9. Pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda ..................................... 58
10. Tersediany Termometer dan Higrometer......................................... 59
11. Memiliki Ventilasi yang cukup....................................................... 59

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase (Ridwan 2004)................... 27
2. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) persyaratan gudang obat
(Anonim 2010)................................................................................. 29
3. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) pengaturan, penyimpanan
dan penyusunan obat di Puskesmas (Anonim
2010)................................................ ................................................ 33
4. Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Obat Puskesmas
Pariangan Tahun 2019..................................................................... 36
5. Sistem Pengaturan Penyimpanan dan Penyusunan Obat
Puskesmas Pariangan Tahun 2019................................................... 40
6. Persentase Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Obat
Puskesmas Pariangan....................................................................... 43
7. Persentase Sistem Pengaturan Penyimpanan dan Penyusunan
Obat Puskesmas Pariangan............................................................. . 44
8. Rekapan Penyimpanan Obat Puskesmas Pariangan....................... . 44

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Skema Kerja Penelitian.................................................................... 53
2. Skema Pengumpulan Data ............................................................... 54
3. Dokumentasi Penelitian ................................................................... 55
4. Kelegkapan Penyimpanan Obat..................................................... .. 57
5. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) Persyaratan Gudang Obat
di Puskesmas Pariangan ( Observasi 1 Tanggal 01 Juni 2019) ....... 60
6. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) Pengaturan Penyimpanan
dan Penyusunan Obat di Puskesmas Pariangan ( Observasi 1
Tanggal 01 Juni 2019) ..................................................................... 64
7. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) Persyaratan Gudang Obat
di Puskesmas Pariangan ( Observasi 2 Tanggal 02 Juli 2019) ........ 67
8. Instrumen Observasi (Lembar Cecklist) Pengaturan Penyimpanan
dan Penyusunan Obat di Puskesmas Pariangan ( Observasi 2
Tanggal 01 Juni 2019) ..................................................................... 71
9. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
10. Surat Izin Penelitian Dari STIFAR Riau

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas)(Anonim, 2016). Puskesmas merupakan salah satu sarana upaya

kesehatan dari pemerintah untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan perorangan. Salah satu pelayanan penunjang di

puskesmas adalah pelayanan kefarmasian. Pelayanan obat di Puskesmas yang

efektif efisien dan rasional memerlukan sistem pengelolaan obat secara tertib dan

benar sesuai standar yang ada . (Muharomah, 2008).

Menurut Permenkes RI No.75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat atau

Puskesmas adalah penyelenggara upaya kesehatan yang mengutamakan kegiatan

promotif dan preventif pada pasien. Mengacu pada upaya kesehatan tersebut maka

puskesmas perlu memberi perhatian pada tahap pengelolaan obat. Permenkes RI

Nomor 74 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas,

Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu

kegiatan Pelayanan Kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan

pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Penyimpanan sediaan farmasi harus

memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk menjaga mutu yang terjamin dan

menghindari kerusakan kimia maupun fisik (Anonima, 2014).

1
Penyediaan obat yang terjangkau dan berkualitas merupakan kekuatan

tersendiri yang dimiliki oleh Puskesmas. Pelayanan obat di Puskesmas yang

efektif, efisien dan rasional memerlukan sistem pengelolaan obat secara tertib dan

benar sesuai standar yang ada. Pengelolaan obat memerlukan metode atau

prosedur kerja yang jelas dan terperinci,sarana dan prasarana yang memadai, dan

tenaga dalam jumlah serta kompetensi yang memadai.

Ruang lingkup pengelolaan obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang

mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan,

distribusi, pengendalian, pelayanan obat, dan pencatatan serta pelaporan.

Penyimpanan adalah kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan,

penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan

agar setiap kali diperlukan dapat dilayani dengan cepat serta dengan biaya yang

sehemat-hematnya. Fungsi penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan

terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari

kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Obat yang tidak

disimpan dengan baik akan mudah rusak , berkurang atau hilang khasiatnya, yang

paling mengkhawatirkan yaitu akan melewati batas kadaluarsa dan menjadi toksik

atau racun bagi yang menggunakannya.

Obat yang sudah kadaluarsa tidak boleh digunakan karena dapat

mengurangi efektifitas obat, misalnya antibiotik yang sudah kadaluarsa dapat

menimbulkan turunnya potensi yang mengakibatkan resistensi mikroba.

Resistensi mikroba berdampak terhadap mahalnya biaya pengobatan. Beberapa

obat kadaluarsa juga dapat terurai menjadi substansi-substansi yang toksik,

2
contohnya Tetrasiklin dari serbuk warna kuning dapat berubah menjadi warna

coklat yang toksik.

Pengelolaan penyimpanan obat yang baik dapat mengurangi terjadinya obat

rusak, hilang dan kadaluarsa sehingga dana alokasi yang tersedia untuk pelayanan

kesehatan dasar dapat digunakan lebih efektif dan efisien, dan dapat menghindari

kekosongan obat serta pasien dapat terlayani dengan baik, kesalahan dalam

penyimpanan obat dapat menjadikan turunnya kadar/ potensi obat sehingga bila

dikonsumsi oleh pasien menjadi tidak efektif.

Puskesmas Pariangan merupakan Puskesmas yang terletak di Nagari

Simabur. Puskesmas Pariangan pada saat ini sedang mempersiapkan penilaian

reakreditasi yang diselenggarakan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia

yang direncanakan akan dilakukan pada bulan Agustus 2019 oleh karena itu

pengelolaan gudang farmasi harus sesuai standar, pengelolaan gudang farmasi di

Puskesmas Pariangan di bawah tanggung jawab seorang Tenaga Teknis

Kefarmasian. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai gambaran penerapan standar pengelolaan penyimpanan obat di gudang

obat Puskesmas Pariangan.

1.2 Masalah Penelitian

Bagaimana kesesuaian penerapan standar pengelolaan penyimpanan obat di

Puskesmas Pariangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran standar pengelolaan penyimpanan obat di Puskesmas

Pariangan

3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini cakupannya adalah pengamatan gudang, suhu,

pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Penelitian merupakan suatu wahana untuk memperoleh pengetahuan,

wawasan, pengalaman, serta keterampilan yang aplikatif dalam mengidentifikasi

dan memecahkan masalah dalam pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi.

1.5.2 Bagi Puskesmas Pariangan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi

Puskesmas Pariangan, dan dapat memotivasi semua pihak yang terlibat untuk

melakukan langkah-langkah perbaikan dalam pelaksanaan pengelolaan

penyimpanan sediaan farmasi.

1.5.3 Bagi Peneliti lain

Hasil Penelitian dapat dijadikan tambahan referensi bagi peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian mengenai pengelolaan penyimpanan obat di instansi

kesehatan lainnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2016 Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika,

sedangkan Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia,bahan medis

habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai

(single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-

undangan.Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,

mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia

atau hewan.

Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau campuran

yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna

mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan menurut

undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk

dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan

badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok

tubuh atau bagian tubuh manusia (Anonim, 1995).

5
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan bahan Medis Habis Pakai

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, Pengelolaan sediaan

farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu kegiatan Pelayanan

Kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,

penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta

pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan

ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi / kemampuan tenaga

kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan

pengendalian mutu pelayanan.

2.3 Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di

Puskesmas

Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan

suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman

(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap

terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.Tujuannya adalah agar mutu

sediaan farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan.

Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk dan jenis sediaan

2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan farmasi,

seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembapan

6
3. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar

4. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

5. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk

penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi (Anonim,

2016).

Kegiatan penyimpanan obat meliputi :

1. Pengaturan tata ruang

2. Pengaturan penyimpanan obat

3. Tata cara penyusunan obat

4. Pencatatan stok obat

5. Pengamatan mutu obat ( Anonim, 2010)

2.3.1 Pengaturan Tata Ruang

Gudang farmasi adalah tempat yang digunakan untuk tempat penyimpanan

sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai.

Syarat gudang farmasi antara lain (Anonim, 2010):

1. Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang

disimpan.

2. Ruangan kering dan tidak lembab.

3. Memiliki ventilasi yang cukup

4. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus memunyai

pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis.

7
5. Lantai dibuat dari semen/tegel/kramik/papan (bahan lain) yang tidak

memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi

alas papan (palet).

6. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.

7. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.

8. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.

9. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.

10. Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang

selalu terkunci dan terjamin keamanannya.

11. Harus ada pengukur suhu dan kelembaban ruangan.

12. Lemari pendingin untuk penyimpanan obat khusus.

Faktor –faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang gudang obat

adalah (Bogadenta, 2013) :

a. Kemudahan bergerak

Untuk kemudahan bergerak maka gudang perlu ditata sebagai berikut:

- Gudang menggunakan sistem satu lantai dan jangan menggunakan

sekat-sekat.

- Jika menggunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan pintu untuk

memudahkan gerakan.

- Berdasarkan arus penerimaan dan pengeluaran obat, ruang gudangdapat

ditata berdasarkan sistem arus garis lurus, arus U, arus L.

8
b. Sirkulasi udara yang baik

Sirkulasi udara yang baik akan memaksimalkan umur dari obat. Idealnya

di dalam gudang terdapat AC, tapi karena biayanya mahal untuk ruang yang

luas maka dapat digunakan kipas angin.

c. Rak dan Pallet

Penempatan rak yang tepat akan meningkatkan sirkulasi udara.

d. Pencegahan Kebakaran

Gudang biasanya tidak lepas dari bahaya kebakaran, terlebih tempat

penyimpanan obat-obatan kimia.Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadi hal

tersebut sebaiknya bahan-bahan yang mudah terbakar seperti kardus, karton

dan lain-lain tidak menumpuk dan alat pemadam kebakaran harus dipasang

pada tempat yang mudah terjangkau.

2.3.2 Pengaturan Penyimpanan Obat

1. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.

2. Obat dirotasi dengan sistem FEFO atau FIFO.

3. Obat disimpan pada rak.

4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan pada palet.

5. Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.

6. Serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.

7. Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya.

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi sebagai berikut

(Anonim, 2010):

9
a. Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehingga mempercepat

kerusakan. Upaya yang dilakukan untuk menghindari udara lembab adalah :

- Ventilasi harus baik dan jendela dibuka.

- Simpan obat di tempat yang kering.

- Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.

- Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC karena makin panas

udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab.

- Biarkan pengering atau silica gel tetap dalam wadah tablet dan kapsul.

- Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki.

b. Sinar Matahari

Sebagian besar larutan atau injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar

matahari. Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari antara lain dengan

jendela-jendela diberi gorden, kaca jendela dicat putih.

c. Temperatur/Panas

Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap pengaruh

panas karena dapat meleleh.Oleh karena itu, hindarkan obat dari udara panas

dan beberapa jenis obat tertentu simpan di dalam lemari pendingin pada suhu

4-8○C seperti vaksin, serum, insulin, atau sisa injeksi antibiotik yang sudah

dipakai (sisa), injeksi oksitosin, injeksi Metil Ergometrin .Untuk DPT, DT,

TT, vaksin atau kontrasepsi jangan dibekukan karena akan menjadi rusak.

d. Kerusakan fisik

Untuk menghindari kerusakan fisik dapat dilakukan antara lain:

10
- Penumpukan dus obat harus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika

tidak tertulis maksimal penumpukan hanya delapan dus.

- Hindari kontak dengan benda-benda tajam.

e. Kontaminasi

Wadah harus selalu tertutup rapat, apabila wadah terbuka akan mudah

tercemar oleh bakteri atau jamur.

f. Pengotoran

Ruangan kotor dapat mengundang hewan tikus atau serangga lain yang

kemudian dapat merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit

terbaca.Oleh karena itu bersihkan ruangan setiap hari.

2.3.3 Tata Cara Penyusunan Obat

1) Penerapan sistem FEFO atau FIFO

Penyusunan dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO), artinya

obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat

yang datang kemudian, dan First Expired First Out (FEFO), artinya

obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari

obat yang kadaluarsa kemudian.

2) Pemindahan harus hati-hati supaya tidak pecah/rusak.

3) Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,

terhindar dari cahaya matahari langsung dan disimpan di tempat kering.

4) Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung

dari cahaya dan disimpan dalam lemari es.

5) Obat injeksi disimpan dalam tempat terhindar dari cahaya matahari.

11
6) Obat yang mempunyai waktu kadaluarsa yang sudah dekat supaya

waktu kadaluarsanya dituliskan pada dus luar dengan menggunakan

spidol.

7) Penyimpanan obat dengan kondisi khusus, seperti lemari tertutup rapat,

lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebagainya.

8) Cairan diletakkan di rak bagian bawah (Anonim, 2010)

2.3.4 Pencatatan Stok Obat

Kartu stok digunakan untuk :

1. Mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau

kadaluarsa)

2. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1

(satu) jenis obat yang berasal dari 1 (satu) sumber anggaran

3. Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi

obat

4. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan,

pengadaan, distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik

obat dalam tempat penyimpanannya.

Kegiatan yang harus dilakukan

1. Kartu stok diletakkan bersamaan / berdekatan dengan obat

bersangkutan

2. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari

3. Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak /

kadaluarsa) langsung dicatat didalam kartu stok

4. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan

12
Informasi yang diperoleh dari kartu stok berupa, jumlah obat yang tersedia

(sisa stok), jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang keluar, jumlah obat yang

hilang / rusak / kadaluarsa serta jangka waktu kekosongan obat. Manfaat

informasi yang diperoleh adalah untuk mengetahui dengan cepat jumlaj

persediaan obat, penyusunan laporan, perencanaan pengadaan dan distribusi,

pengendalian persediaan, untuk pertanggung jawaban bagi petugas penyimpanan

dan pendistribusian dan sebagai alat bantu kontrol bagi kepala instalasi farmasi /

Bendaharawan obat (Anonim, 2010)

2.3.5 Pengamatan Mutu Obat

Mutu obat yang disimpan digudang dapat mengalami perubahan baik karena

faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati secara visual

dan jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditatapkan

dengan cara organoleptik, harus dilakukan sampling untuk pengujian

laboratorium.

Tanda-tanda perubahan mutu obat

1. Tablet

- Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa

- Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah,

retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab

- Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat

2. Kapsul

- Perubahan warna isi capsul

- Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya

13
3. Tablet salut

- Pecah-pecah, terjadi perubahan warna

- Basah dan lengket satu dengan yang lainnya

- Kaleng atau rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik

4. Cairan

- Menjadi keruh atau timbul endapan

- Konsistensi berubah

- Warna atau rasa berubah

- Botol-botol plastik rusak atau bocor

5. Salep

- Warna berubah

- Konsistensi berubah

- Pot atau tube rusak atau bocor

- Bau berubah

6. Injeksi

- Kebocoran wadah (vial, ampul)

- Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi

- Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan

- Warna larutan berubah

Tindak lanjut terhadap obat yang terbukti rusak adalah :

Dikumpulkan dan disimpan terpisah, dikembalikan / diklaim sesuai aturan yang

berlaku, dihapuskan sesuai aturan yang berlaku (Anonim, 2010)

14
2.4 Prosedur Pengelolaan di Gudang Obat

2.4.1 Prosedur Penerimaan Obat

Prosedur penerimaan obat antara lain:

1. Petugas menerima obat dari bagian Farmasi Dinas Kesehatan, instansi

lain atau relokasi dari Puskesmas lain.

2. Petugas mengecek kesesuaian obat dengan Bukti Barang Keluar (BBK).

3. Petugas mengisi kartu stok obat dengan mencantumkan pengirim (dari),

penerima (kepada), tanggal, nomor BBK, nomor batch, tanggal

kadaluarsa, jumlah penerimaan, jumlah persediaan, jumlah pemakaian

dan sisa.

4. Obat disimpan dalam gudang obat sesuai ketentuan penyimpanan.

2.4.2 Prosedur Pengaturan Penyimpanan Obat

Prosedur Pengaturan Penyimpanan Obat antara lain:

1. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan.

2. Obat disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya.

3. Masing-masing obat disusun dengan sistem First In First Out (FIFO),

artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu

dari obat yang datang kemudian, dan First Expired First Out (FEFO),

artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu

dari obat yang kadaluarsa kemudian.

4. Obat yang sudah diterima, disusun sesuai dengan pengelompokan untuk

memudahkan pencarian, pengawasan dan pengendalian stok obat.

5. Pemindahan harus hati-hati supaya tidak pecah/rusak.

15
6. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,

terhindar dari cahaya matahari langsung dan disimpan di tempat kering.

7. Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung

dari cahaya dan disimpan dalam lemari es.

8. Obat injeksi disimpan dalam tempat terhindar dari cahaya matahari.

9. Obat yang mempunyai waktu kadaluarsa supaya waktu kadaluarsanya

dituliskan pada dus luar dengan menggunakan spidol.

10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, seperti lemari

tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebagainya.

11. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.

12. Beri tanda semua wadah obat dengan jelas, apabila ditemukan obat

dengan wadah tanpa etiket, jangan digunakan.

13. Obat yang disimpan di dalam dus besar maka pada dus harus tercantum

jumlah isi dus, kode lokasi, tanggal diterima, tanggal kadaluarsa, nama

produk/obat.

14. Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa pakainya pada

tahun tersebut.

15. Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit pelayanan

kesehatan (Puskesmas).

16. Susunan obat yang berjumlah besar di atas papan atau diganjal dengan

kayu/palet dengan rapi dan teratur.

17. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obat yang

berjumlah sedikit tapi harganya mahal.

16
18. Obat yang rusak/kadaluarsa telah dikumpulkan dan disimpan secara

terpisah dari obat lain dan disimpan di luar gudang.

19. Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi.

20. Barang yang mempunyai volume besar disimpan dalam dus.

21. Letakkan kartu stok di dekat obatnya.

2.4.3 Prosedur Pengeluaran Obat

1. Obat disiapkan berdasarkan catatan permintaan Apotek dan unit-unit

lain (Poli Umum,Poli Gigi, Poli KIA, Laboratorium, UGD/Rawat Inap,

Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu).

2. Jumlah obat yang dikeluarkan disesuaikan dengan persediaan.

3. Catat pengeluaran obat pada kartu stok, Bukti Barang Keluar (BBK),

berita acara serah terima obat dan buku pengeluaran obat.

4. Distribusikan obat kepada apotek atau unit-unit lain yang dituju.

2.4.4 Prosedur Stock Opname Obat

1. Menghitung persediaan obat dalam satuan terkecil untuk mencocokkan

jumlah persediaan yang tercatat dalam kartu stok obat dengan jumlah

fisik yang ada pada gudang.

2. Memeriksa mutu obat yang meliputi pengecekan terhadap obat yang

rusak, obat yang kadaluarsa dan yang akan kadaluarsa.

3. Mengatur ulang persediaan

4. Membuat Berita Acara Stock Opname.

2.4.5 Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Obat

1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam

kartu stok.

17
2. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dibuat

berdasarkan kartu stok dan catatan harian penggunaan obat.

3. LPLPO dibuat 3 (tiga) rangkap, yakni dua rangkap diberikan ke Dinkes

Kabupaten/Kota melalui instalasi Farmasi Kabupaten/Kota untuk diisi

jumlah yang diserahkan, dan satu rangkap untuk arsip Puskesmas.

4. Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan.

2.5 Gudang Farmasi

2.5.1 Pengertian Gudang

Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

belum didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk

melindungi bahan (baku dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan

binatang pengerat, serangga, serta melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat

menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan

secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan

(Priyambodo, 2007).

2.5.2 Manfaat dan syarat-syarat gudang

Manfaat pergudangan adalah untuk:

1. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan.

2. Tertatanya perbekalan kesehatan.

3. Peningkatan pelayanan pendistribusian.

4. Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat, aktual, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

18
5. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.

6. Tertib administrasi (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009).

Syarat – syarat gudang

Agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar, maka gudang harus

memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam cara pembuatan

obat yang baik (CPOB), diantaranya:

1. Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja bagian

gudang termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan

barang, penyimpanan, dan distribusi barang atau produk.

2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam

keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.

3. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah

terbakar atau mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut-pelarut

organik).

4. Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status

‘karantina’ dan ‘ditolak’.

5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room)

dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi (grey area).

6. Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First

Out) atau FEFO (First Expired First Out) (Priyambodo, 2007).

2.5.3 Bangunan dan Denah Bangunan

Area penyimpanan harus dirancang untuk memastikan kondisi

penyimpanan yang baik sebagai berikut:

a. Kebersihan dan hygiene.

19
b. Kelembaban (kelembaban relatif tidak lebih dari 60%).

c. Suhu harus berada dalam batasan yang diterima (8-250C).

d. Bahan dan material yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung

dengan lantai.

e. Jarak antar bahan mempermudah pembersihan dan inspeksi.

f. Pallet harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan terawat (United

Arab Emirates Ministry of Health Drug Control Department, 2006).

Denah Bangunan

Gudang harus mempunyai tata letak ruang yang baik untuk memudahkan

penerimaan, penyimpanan, penyusunan, pemeliharaan, pencarian, pendistribusian

dan pengawasan material dan peralatan (Badan Nasional Penanggulangan

Bencana, 2009).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang tata letak gudang

adalah sebagai berikut:

1. Untuk kemudahan bergerak, gudang jangan disekat-sekat, kecuali jika

diperlukan. Perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah

gerakan.

2. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran material dan

peralatan, tata letak ruang gudang perlu memiliki lorong yang ditata

berdasarkan sistem: a. Arah garis lurus. b. Arah huruf U. c. Arah huruf

L.

3. Pengaturan sirkulasi udara. Salah satu faktor penting dalam merancang

gudang adalah adanya sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan,

termasuk pengaturan kelembaban udara dan pengaturan pencahayaan.

20
4. Penggunaan rak dan pallet yang tepat dapat meningkatkan sirkulasi

udara, perlindungan terhadap banjir, serangan hama, kelembaban dan

efisiensi penanganan (Badan Nasional Penanggulangan Bencana,

2009).

2.6 Puskesmas

2.6.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Aziz dkk,

2005).

2.6.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan

keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan

wilayah kerja Puskesmas.

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.

Namun apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka

tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah (desa/keluarahan atau RW). Masing-masing puskesmas

tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota(Anonimb, 2014).

21
2.6.3 Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan

sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Anonimb, 2014).

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

Puskesmas juga aktif memantau dana melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat

inidiselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial

budaya masyarakat setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

22
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

1) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat perorangan

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.6.4 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan puskesmas mencakup kedudukan secara administratif dan

kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan.

1. Kedudukan Secara Administratif Puskesmas merupakan perangkat teknis

Pemerintah daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis

maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan Dalam Hirarki Pelayanan Kesehatan

23
Sesuai Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam urutan hirarki pelayanan

kesehatan Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan kesehatan

Tingkat Pertama.

2.6.5 Program Pokok Puskesmas

Program Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk UPK (Upaya Pokok

Kesehatan), yang meliputi: kesejahteraan ibu dan anak; keluarga berencana;

usaha peningkatan gizi; kesehatan lingkungan; pemberantasan penyakit menular;

upaya pengobatan; penyuluhan kesehatan, usaha kesehatan sekolah; kesehatan

olahraga; perawatan kesehatan masyarakat; usaha kesehatan kerja; kesehatan gigi

dan mulut; usaha kesehatan jiwa; kesehatan mata; laboratorium; serta pencatatan

dan pelaporan (Anonimb, 2014).

2.6.6 Profil Puskesmas Pariangan

A. Letak Geografis Administratif

Puskesmas Pariangan berada di kecamatan Pariangan kabupaten Tanah Datar

dengan luas wilayah 76.430 Km2, berpenduduk 10.438 jiwa. Wilayah kerja

puskesmas Pariangan, terdiri dari 6 Nagari yaitu : 1. Nagari Simabur , 2. Nagari

Tabek, 3. Nagari Pariangan , 4. Nagari Batu Basa, 5. Nagari Sungai Jambu, 6.

Nagari Sawah Tengah, dengan batas wilayah:

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Sungai Tarap

sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Rambatan

sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Lima Kaum dan

sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Batipuh.

24
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang

mendalam tentang manajemen pengelolaan penyimpanan obat dimana peneliti

melakukan pengamatan terhadap berbagai variabel objek penelitian.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yaitu bulan juni sampai Juli 2019 bertempat di Puskesmas

Pariangan kecamatan Pariangan kabupaten Tanah Datar.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah hal-hal yang terlibat dalam pengelolaan

penyimpanan obat meliputi sarana dan prasarana, sediaan farmasi yang ada di

Puskesmas Pariangan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gudang farmasi dan

obat-obatan untuk keperluan variabel pengaturan tata ruang dan penyimpanan /

penyusunan obat yang ada di gudang farmasi Puskesmas Pariangan. Penentuan

sampel dilakukan kepada semua obat dan bahan medis habis pakai yang masih

tersimpan di gudang farmasi.

25
3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengurusan Surat Izin

Pengurusan izin dimulai dengan mengurus surat pengantar izin penelitian di

bagian administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dilanjutkan dengan

penyerahan surat pengantar tersebut ke puskesmas Pariangan.

3.4.2 Penyusunan Lembar Cecklist

Lembar cecklist disusun berdasarkan standar penyimpanan obat di gudang

obat puskesmas ( Anonim, 2010), dimana sistem penyimpanan obat dilihat dari 2

(dua) aspek yaitu :

1. Pengaturan tata ruang atau persyaratan gudang

2. Pengaturan penyimpanan dan penyusunan

3.4.3 Pengambilan dan Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu melalui:

Pengumpulan data primer yaitu melalui observasi langsung, yaitu mengamati

gudang dan proses dari penyimpanan dan penyusunan obat di Puskesmas

Pariangan. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan mengunjungi

gudang farmasi puskesmas yang menjadi sampel penelitian untuk dilakukan

pengisian lembar checklist yang telah disusun seperti pada lampiran 5 dan

lampiran 6. Data primer yang dikumpulkan meliputi data untuk persyaratan

gudang obat dan proses penyimpanan dan penyusunan obat.

3.4.4 Pengolahan Data dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data primer yaitu hasil observasi,

yang dianalisis dengan cara membandingkan kepustakaan yang ada dengan hasil

26
yang didapat, kemudian dilihat apakah terdapat perbedaan atau kesenjangan

antara hasil penelitian dengan standar atau prosedur yang seharusnya.

Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif dengan menggunakan

analisis persentase. Data tersebut di olah secara kuantitatif dengan menggunakan

rumus (Sugiyono, 2010)

P =Jumlah skor yang diperoleh x 100 %


Jumlah skor maksimum
Keterangan ;

P: Persentase nilai

Dimana : Nilai 1 untuk jawaban Ya

Nilai 0 untuk jawaban Tidak

Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ( Riduwan , 2004 )

No Persentase Kriteria

1 0 % - 20 % Sangat kurang baik

2 21 % - 40 % Kurang baik

3 41 % - 60 % Cukup Baik

4 61 % - 80 % Baik

5 81 % - 100 % Sangat baik

3.4.5 Penyajian Data

Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel checklist hasil

observasi, dan dalam bentuk narasi tentang pengelolaan penyimpanan obat di

Puskesmas Pariangan.

27
3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman

observasi (checklist).

3.6 Etika Penelitian

Etika penelitian yaitu dengan menggunakan surat izin dari Puskesmas

Pariangan dan peneliti menjamin kerahasian hasil penelitian.

3.7 Definisi Operasional

1. Sampel dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana dan obat-

obatan yang ada digudang penyimpanan obat di Puskesmas Pariangan

2. Pengamatan yang dilakukan :

A. Gudang penyimpanan obat yang dinilai dengan pengamatan, dengan

parameter .

a. Adanya gudang penyimpanan obat

b. Luas minimal 3 x 4 m2

c. Ruangan kering dan tidak lembab.

d. Adanya ventilasi agar da sirkulasi udara dan tidak lembab

e. cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung

untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis.

f. Lantai dibuat dari semen / keramik

g. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.

h. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.

i. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat bahan medis..

j. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.

28
k. Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang

selalu terkunci dan terjamin keamanannya.

l. Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat khusus.

m. Ada pengatur suhu ruangan.

n. Harus ada pengukur suhu dan kelembaban ruangan.

o. Tersedia alat pemadam kebakaran.

Tabel 2. Intrumen Observasi (Lembar cheklist) untuk persyaratan gudang obat

(Anonim, 2010)

No Variabel Hasil
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter

1 Luas minimal 3 x Apabila saat diukur Apabila saat


4 m2 diperoleh luas diukur tidak
gudang berukuran diperoleh luas
3x4m2atau lebih gudang
berukuran
3x4m2atau luas
gudang kurang
dari 3x4 m2

2 Ruang kering Jika hasil Jika hasil


tidak lembab pengamatan didapat pengamatan
lantai tidak basah didapat lantai
atau lembab basah atau
lembab

29
3 Memiliki ventilasi Jika hasil Jika hasil
yang cukup pengamatan pengamatan tidak
terdapat ventilasi terdapat ventilasi
sehingga ada baik alami atau
pertukaran udara tidak tersedia AC/
baik ventilasi alami kipas angin
yaitu pertukaran
udara dari luar
gudang atau ventilasi
buatan dengan
tersedia AC /kipas
angin sehingga
ruangan tidak panas
4 Memiliki cahaya Adanya cahaya baik Tidak ada cahaya
yang cukup, cahaya dari sinar sama sekali baik
namun jendela matahari yang dari sinar
mempunyai masuk melalui matahari maupun
pelindung untuk jendela yang lampu sehingga
menghindari mempunyai tidak bisa melihat
adanya cahaya pelindung baik itu dengan jelas isi
langsung dan gorden atau dicat gudang
berteralis atau ventilasi yang
diberi pelindung
maupun cahaya
lampu, sehingga
semua yang ada
diruangan gudang
terlihat jelas
5 Lantai dibuat dari Hasil pengamatan Hasil pengamatan
tegel/semen yang lantai gudang terbuat lantai gudang
tidak dari tegel, keramik tidak terbuat dari
memungkinkan atau semen sehingga tegel, keramik
bertumpuknya lantai mudah atau semen ,
debu dan kotoran dibersihkan dan lantai sulit
lain, bila perlu tersedia Palet dibersihkan dan
diberi alas papan tidak tersedia
(palet) palet
6 Dinding dibuat Apabila hasil Apabila hasil
licin dan dicat pengamatan dinding pengamatan
warna cerah ruangan rata dan dinding tidak rata
dicat warna cerah dan tidak dicat
warna cerah

30
7 Hindari Apabila hasil Jika sudut lantai
pembuatan sudut pengamatan sudut dan dinding tajam
lantai dan dinding lantai dan dinding
yang tajam tidak tajam
8 Gudang Apabila hasil Jika terdapat
digunakan khusus pengamatan gudang barang selain
untuk hanya digunakan sediaan farmasi
penyimpanan obat untuk menyimpan dan bahan medis
sediaa farmasi dan habis pakai
bahan medis habis
pakai
9 Mempunyai pintu Jika hasil Jika pintu hanya
yang dilengkapi pengamatan pintu dilengkapi 1
kunci ganda gudang memiliki dua (satu) kunci saja
kunci ( kunci biasa
dan kunci gembok)
atau dua pintu (
pintu biasa atau kayu
dan pintu teralis)
10 Lemari /laci Jika terdapat lemari Jika tidak tersedia
narkotika dan /laci hanya khusus lemari/laci khusus
psikotropika yang untuk menyimpan untuk
selalu terkunci narkotika dan penyimpanan
dan terjamin psikotropika dan narkotika dan
keamanannya selalu terkunci psikotropika
11 Tersedia lemari Jika hasisl Jika hasil
pendingin untuk pengamatan terdapat pengamatan tidak
penyimpanan obat lemari pendingin terdapat lemari
khusus untuk penyimpanan pendingin
obat khusus
12 Ada pengatur Jika hasil Apabila hasil
suhu ruangan pengamatan tersedia pengamatan tidak
AC/Kipas angin terdapat
sebagai pengatur AC/Kipas angin
suhu ruangan
13 Ada pengukur Jika hasil Jika tidak terdapat
suhu ruangan dan pengamatan terdapat termometer dan
higrometer termometer dan higrometer
higrometer ruangan ruangan

31
14 Tersedia alat Jika hasil Jika tidak terdapat
pemadam pengamatan tersedia alat pemadam
kebakaran alat pemadam kebakaran
(APAR) kebakaran (APAR) (APAR)

B. Pengaturan penyimpanan dan penyusunan yang dinilai melalui

pengamatan langsung dengan parameter.

a. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan

b. Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO

c. Obat disimpan pada rak

d. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakan diatas pallet

e. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk yang

tertera pada dus.

f. Vaksin, serum dan suppossitoria disimpan dalam lemari pendingin

g. Obat injeksi disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari

cahaya matahari.

h. Narkotika dan obat-obatan yang berjumlah sedikit tapi harganya

mahal disimpan di lemari khusus.

i. Obat yang rusak/kadaluarsa dikumpulkan dan disimpan secara

terpisah dari obat lain dan disimpan diluar gudang.

j. Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya

k. Untuk obat dengan waktu kadaluarsa sudah dekat diberi tanda

khusus.

l. Cairan diletakkan pada rak bagian bawah.

32
Tabel 3. Instrumen Observasi (Lembar cheklist) untuk Pengaturan Penyimpanan
dan penyusunan Obat di puskesmas (Anonim, 2010)

No Variabel Hasil
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
1 Obat disusun Apabila hasil Apabila hasil
secara alfabetis pengamatan obat pengamatan
untuk setiap disusun secara untuk setiap
bentuk sediaan. alfabet untuk bentuk sediaan
setiap bentuk obat tidak
sediaan disusun secara
alfabet
2 Obat disusun Jika hasil Apabila hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan obat
First In First Out yang pertama kali yang datang
(FIFO) masuk diletakkan lebih dahulu
dibagian depan tidak diketahui
dan untuk atau dikemasan
mengetahuinya obat tidak ada
pada kemasan tanggal
obat diberi tanggal kedatangannya
kedatangannya
3 Obat disusun Jika hasil Jika hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan obat
First Exfired First yang yang kadaluarsa
Out (FEFO) kadaluarsanya lebih dekat tidak
dekat diletakkan diletakkan
didepan dan obat dibagian depan
yang
kadaluarsanya
lama diletakkan
disebelah belakang
4 Obat disimpan Jika hasil Jika obat
pada rak. pengamatan obat disimpan dan
disusun diatas rak disusun bukan
dirak
5 Obat yang Jika hasil Jika obat yang
disimpan pada pengamatan obat disusun dilantai
lantai harus yang disimpan lansung disusun
diletakkan di atas dilantai disusun diatas lantai
palet diatas palet
6 Tumpukkan dus Jika hasil Jika obat
sebaiknya harus pengamatan obat ditumpuk
sesuai dengan yang masih melebihi
petunjuk yang didalam dus petunjuk yang
ada pada dus ditumpuk atau ada didus
disusun sesuai
anjuran pada dus

33
7 Vaksin, Jika hasil Apabila vaksin
supositoria dan pengamatan dan suppositoria
serum disimpan Vaksin dan tidak disimpan
dalam lemari suppositoria di didalam lemari
pendingin simpan didalam pendingin
lemari pendingin
8 Obat injeksi Jika hasil Apabila injeksi
disimpan dalam pengamatan tidak disimpan
wadah tertutup injeksi disimpan didalam wadah
rapat terlindung dalam wadah tertutup rapat
dari cahaya tertutup rapat dan dan terpapar
matahari tidak terkena sinar sinar matahari
matahari langsung langsung
9 Narkotika dan Jika hasil Jika tidak
obat-obatan yang pengamatan tersedia lemari
berjumlah sedikit Narkotika dan khusus untuk
tapi harga mahal obat-obat yang menyimpan
disimpan di berjumlah sediki Narkotika dan
lemari khusus tapi harga mahal obat-obat yang
disimpan dilemari berjumlah
khusus sedikit tapi
harganya mahal
10 Obat yang Jika hasil Apabila obat
rusak/kadaluarsa pengamatan obat kadaluarsa
dikumpulkan dan kadaluarsa dikumpulkan
disimpan secara dikumpul dan tapi tetap
terpisah dari obat disimpan diluar disimpan
lain dan disimpan gudang atau didalam gudang
diluar gudang. disimpan obat
digudang
tersendiri
11 Lisol dan Jika hasil Apabila lisol
desinfektan pengamatan lisol dan desinfektan
diletakkan dan desinfektan disimpan
terpisah dari obat disimpan ditempat yang
lainnya. ditempat khusus sama dengan
pada gudang obat oral
12 Untuk obat Jika hasil Apabila tidak
dengan waktu pengamatan obat ada tanda pada
kadaluarsa sudah yang dekat obat yang dekat
dekat diberi tanda kadaluarsa ditulis kadaluarsanya
khusus. dengan spidol
atau ditandai
dengan kertas
warna dan
tercantum tanggal
kadaluarsa

34
13 Cairan diletakkan Jika hasil Apabila obat
pada rak bagian pengamatan obat cairan
bawah cairan diletakkan diletakkan tidak
pada rak bagian dirak bagian
bawah bawah

3. Lembar Checklist diisi berdasarkan hasil pengamatan dan pengamatan

dilakukan 2 (dua ) kali

4. Hasil penelitian akan diuraikan prosedur yang sudah terpenuhi dan yang

belum terpenuhi.

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan diuraikan yaitu mengenai persyaratan gudang farmasi,

proses penyimpanan dan penyusunan sediaan farmasi dan bahan medis yang

terkait dengan pengelolaan penyimpanan obat di Puskesmas Pariangan

4.1.1 Persyaratan Gudang

Hasil observasi mengenai ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana yang

menujang kegiatan penyimpanan obat di Puskesmas Pariangan dapat dilihat di

Tabel 4

Tabel 4. Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Obat


di Puskesmas Pariangan Tahun 2019
No Variabel Parameter Hasil pengamatan
Observasi I (1 Juni 2019) II ( 2 Juli 2019)
Ya Tidak Keterangan Ya Tidak Keterangan
1 Luas Apabila  Luas  Luas gudang
minimal saat diukur gudang berukuran
3 x 4 m2 diperoleh berukuran 3 x 5 m2
luas 3 x 5 m2 diperoleh dari
gudang diperoleh bagian TU
berukuran dari bagian puskesmas
2
3 x 4m TU
atau lebih puskesmas
2 Ruang Jika hasil  Hasil  Hasil
kering tidak pengamatan pengamatan pengamatan
lembab didapat didapat didapat ruang
ruang ruang gudang tidak
gudang gudang basah dan
tidak basah tidak basah lembab baik
dan lembab dan lembab dinding,
baik baik plafon,
dinding, dinding, Lantai
plafon, plafon,
Lantai lantai

36
3 Memiliki Jika hasil  Hasil  Hasil
ventilasi pengamatan pengamatan pengamatan
yang cukup terdapat ventilasi ventilasi
ventilasi buatan buatan
sehingga dengan dengan
ada tersedia AC tersedia AC
pertukaran sehingga sehingga
udara baik ruangan ruangan
ventilasi kering tidak kering tidak
alami yaitu dan panas dan panas
pertukaran
udara dari
luar gudang
atau
ventilasi
buatan
dengan
tersedia AC
/kipas angin
sehingga
ruangan
kering dan
tidak panas
4 Memiliki Jika hasil  Hasil  Hasil
cahaya yang Pengamat- pengamatan pengamatan
cukup, an memiliki memiliki
jendela memiliki cahaya yang cahaya yang
mempunyai cahaya cukup baik cukup baik
pelindung yang cukup cahaya dari cahaya dari
untuk baik sinar sinar matahari
menghindari cahaya dari matahari yang masuk
adanya sinar yang masuk melalui
cahaya matahari melalui jendela yang
langsung yang jendela yang mempunyai
dan masuk mempunyai pelindung
berteralis melalui pelindung gorden dan
jendela gorden dan ventilasi yang
yang ventilasi diberi
mempunyai yang diberi pelindung
pelindung pelindung juga tersedia
baik itu juga tersedia cahaya
gorden atau cahaya lampu,
dicat atau lampu, sehingga
ventilasi sehingga semua yang
yang diberi semua yang ada diruangan
pelindung ada gudang
maupun diruangan terlihat jelas
cahaya gudang

37
lampu, terlihat jelas
sehingga
semua
yang ada
diruangan
gudang
terlihat
jelas
5 Lantai dibuat Jika hasil  Hasil  Hasil
dari pengamat- pengamatan pengamatan
tegel/semen an lantai lantai lantai gudang
yang tidak gudang gudang terbuat
memungkin- terbuat dari terbuat keramik putih
kan tegel, keramik sehingga
bertumpuk- keramik putih lantai mudah
nya debu atau semen sehingga dibersihkan
dan kotoran sehingga lantai dan tersedia
lain, bila lantai mudah Pallet
perlu diberi mudah dibersihkan
alas papan dibersihkan dan tersedia
(pallet) dan Pallet
tersedia
Pallet
6 Dinding Apabila  Hasil  Hasil
dibuat licin hasil pengamatan pengamatan
dan dicat pengamat- dinding dinding
warna cerah an dinding ruangan rata ruangan rata
ruangan dan dicat dan dicat
rata dan putih cerah putih cerah
dicat warna
cerah
7 Hindari Apabila  Hasil  Hasil
pembuatan hasil spengamat pengamatan
sudut lantai pengamatan an Sudut Sudut lantai
dan dinding sudut lantai lantai dan dan dinding
yang tajam dan dinding dinding tajam
tidak tajam tajam
8 Gudang Apabila  Hasil  Hasil
digunakan hasil pengamatan pengamatan
khusus pengamatan gudang gudang
untuk gudang digunakan digunakan
penyimpan hanya untuk untuk
an obat digunakan menyimpan menyimpan
untuk sediaan sediaan
menyimpan farmasi, farmasi,
obat bahan medis bahan medis
habis pakai habis pakai

38
9 Mempunyai Jika hasil  Hasil  Hasil
pintu yang pengamat- pengamatan pengamatan
dilengkapi an pintu pintu pintu gudang
kunci ganda gudang gudang memiliki dua
memiliki hanya kunci
dua kunci memiliki ( kunci biasa
(kunci biasa satu kunci dan kunci
dan kunci saja gembok)
gembok) ( kunci
atau dua biasa)
pintu
(pintu
biasa atau
kayu dan
pintu
teralis)
10 Lemari /laci Jika  Hasil  Hasil
narkotika terdapat pengamatan pengamatan
dan lemari /laci tersedia tersedia
psikotropika hanya lemari lemari khusus
yang selalu khusus khusus menyimpan
terkunci dan untuk menyimpan narkotia dan
terjamin menyimpan narkotika Psikotropika
keamanan- narkotika dan
nya dan Psikotropika
psikotropi-
ka dan
selalu
terkunci
11 Tersedia Jika hasil  Hasil  Hasil
lemari pengamat- pengamatan pengamatan
pendingin an terdapat terdapat terdapat
untuk lemari lemari lemari
penyimpan pendingin pendingin pendingin
an obat untuk untuk untuk
khusus penyimpan menyimpan menyimpan
an obat obat khusus obat khusus
khusus
12 Ada Jika hasil  Hasil  Hasil
pengatur pengamatan Pengamatan Pengamatan
suhu tersedia tidak tidak tersedia
ruangan AC/Kipas tersedia AC/ AC/kipas
angin kipas angin angin yang
sebagai yang berfungsi
pengatur berfungsi sebagai
suhu sebagai pengatur suhu
ruangan pengatur
suhu

39
13 Ada Jika hasil  Hasil  Hasil
pengukur pengamatan pengamatan pengamatan
suhu terdapat terdapat terdapat
ruangan dan termometer termometer termometer
higrometer dan dan dan
higrometer higrometer higrometer
ruangan ruangan ruangan
14 Tersedia Jika hasil  Tidak  Tidak
alat pengamatan terdapat terdapat alat
pemadam tersedia alat alat pemadam
kebakaran pemadam pemadam kebakaran
(APAR) kebakaran kebakaran (APAR)
(APAR) (APAR
Sumber : Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, 2010

4.1.2 Pengaturan Penyimpanan dan Penyusunan Obat

Hasil observasi terhadap pengaturan penyimpanan dan Penyusunan obat di

Puskesmas Pariangan tertuang dalam tabel 5

Tabel 5. Sistem pengaturan penyimpanan dan Penyusunan Obat di gudang


Obat Puskesmas Pariangan pada Tahun 2019
Hasil Pengamatan
Variabel I (01 Juni 2019) II (02 Juli 2018)
No
Observasi Parameter Ya Tidak Keterangan YaTidak Keterangan
1 Obat Apabila  Hasil  Hasil
disusun hasil pengamatan pengamatan
secara pengamatan obat obat disusun
alfabetis obat disusun disusun secara alfabet
untuk setiap secara secara untuk setiap
bentuk alfabet alfabet bentuk sediaan
sediaan. untuk setiap untuk setiap
bentuk bentuk
sediaan sediaan
2 Obat Jika hasil  Hasil  hasil
disusun pengamatan pengamatan pengamatan
dengan obat yang obat yang obat yang
sistem First pertama kali pertama kali pertama kali
In First Out masuk masuk masuk
(FIFO) diletakkan diletakkan diletakkan
dibagian dibagian dibagian
depan dan depan dan depan dan
untuk untuk untuk
mengetahui- mengetahui- mengetahui-
nya pada nya pada nya pada
kemasan kemasan kemasan obat
obat diberi obat diberi diberi tanggal

40
tanggal tanggal kedatangan-
kedatangan- kedatangan- nya
nya nya
3 Obat Jika hasil  Hasil  Hasil
disusun pengamatan pengamatan pengamatan
dengan obat yang obat yang obat yang
sistem First kadaluarsa kadaluarsa kadaluarsa
Exfired sudah dekat sudah dekat sudah dekat
First Out diletakkan diletakkan diletakkan
(FEFO) didepan dan didepan dan didepan dan
obat yang obat yang obat yang
kadaluarsa kadaluarsa kadaluarsa
masih lama masih lama masih lama
diletakkan diletakkan diletakkan
disebelah disebelah disebelah
belakang belakang belakang
4 Obat Jika hasil  Hasil  Hasil
disimpan pengamatan pengamatan pengamatan
pada rak. obat disusun obat disusun obat disusun
diatas rak diatas rak diatas rak
5 Obat yang Jika hasil  Hasil  Hasil
disimpan pengamatan pengamatan pengamatan
pada lantai obat yang obat yang obat yang
harus disimpan disimpan disimpan
diletakkan dilantai dilantai dilantai
di atas disusun disusun disusun
pallet diatas pallet diatas pallet diatas pallet
6 Tumpukkan Jika hasil  Hasil  Hasil
dus pengamatan pengamatan pengamatan
sebaiknya obat yang obat yang obat yang
harus sesuai masih masih masih
dengan didalam dus didalam dus didalam dus
petunjuk ditumpuk ditumpuk ditumpuk
yang ada atau disusun atau disusun atau disusun
pada dus sesuai sesuai sesuai
anjuran anjuran anjuran pada
pada dus pada dus dus
7 Vaksin, Jika hasil  Hasil  Hasil
supositoria pengamatan pengamatan pengamatan
dan serum Vaksin dan Vaksin dan Vaksin dan
disimpan suppositoria suppositoria suppositoria
dalam lemari di simpan di simpan di simpan
pendingin didalam didalam didalam
lemari lemari lemari
pendingin pendingin pendingin
tetapi di tetapi
ruang diruang
farmasi farmasi

41
8 Obat injeksi Jika hasil  Hasil  Hasil
disimpan pengamatan pengamatan pengamatan
dalam injeksi injeksi injeksi
wadah disimpan disimpan disimpan
tertutup dalam dalam dalam wadah
rapat wadah wadah tertutup rapat
terlindung tertutup tertutup dan tidak
dari cahaya rapat dan rapat dan terkena sinar
matahari tidak tidak matahari
terkena terkena langsung
sinar sinar
matahari matahari
langsung langsung
9 Narkotika Jika hasil  hasil  hasil
dan obat- pengamatan pengamatan pengamatan
obatan yang Narkotika Narkotika Narkotika
berjumlah dan obat- dan obat- dan obat-
sedikit tapi obat yang obat yang obat yang
harga mahal berjumlah berjumlah berjumlah
disimpan di sedikit tapi sedikit tapi sedikit tapi
lemari harga mahal harga mahal harga mahal
khusus disimpan disimpan disimpan
dilemari dilemari dilemari
khusus khusus khusus
10 Obat yang Jika hasil  Hasil  Hasil
rusak/ pengamatan pengamatan pengamatan
kadaluarsa obat obat obat
dikumpulkan kadaluarsa kadaluarsa kadaluarsa
dan disimpan dikumpul dikumpul dikumpul
secara dan dan dan disimpan
terpisah dari disimpan disimpan diluar
obat lain dan diluar diluar gudang atau
disimpan gudang atau gudang atau disimpan
diluar disimpan disimpan digudang
gudang. digudang digudang tersendiri
tersendiri tersendiri
11 Lisol dan Jika hasil  hasil  hasil
desinfektan pengamatan pengamatan pengamatan
diletakkan lisol dan lisol dan lisol dan
terpisah dari desinfektan desinfektan desinfektan
obat disimpan disimpan disimpan
lainnya. terpisah terpisah terpisah dari
dari obat dari obat obat lainnya
lainnya lainnya
12 Untuk obat Jika hasil  hasil  hasil
dengan pengamatan pengamatan pengamatan
waktu obat yang obat yang obat yang
kadaluarsa dekat dekat dekat

42
sudah dekat kadaluarsa kadaluarsa kadaluarsa
diberi tanda ditulis ditulis ditulis dengan
khusus. dengan dengan spidol atau
spidol atau spidol atau ditandai
ditandai ditandai dengan kertas
dengan dengan warna dan
kertas kertas warna tercantum
warna dan dan tanggal
tercantum tercantum kadaluarsa
tanggal tanggal
kadaluarsa kadaluarsa
13 Cairan Jika hasil  Hasil  Hasil
diletakkan pengamatan pengamatan pengamatan
pada rak obat cairan obat cairan obat cairan
bagian diletakkan diletakkan diletakkan
bawah pada rak pada rak pada rak
bagian bagian bagian
bawah bawah bawah

1. Keadaan Fisik Gudang

Keadaan fisik gudang obat Puskesmas Pariangan Kabupaten Tanah Datar

mendapatkan skor penilaian seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Persentase Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Obat


di Puskesmas Pariangan

No Persyaratan Ya Tidak Keterangan

N % N %

1 14 10 71,43 4 28,57 Baik

(Sumber: data penelitian 2019)

2. Cara penyimpanan obat

Cara penyimpanan obat pada gudang obat Puskesmas Pariangan

Kabupaten Tanah Datar mendapat skor penilaian seperti pada tabel 7.

43
Tabel 7. Persentase Sistem pengaturan penyimpanan dan Penyusunan Obat
di gudang Obat Puskesmas Pariangan pada Tahun 2019
No Persyaratan Ya Tidak Keterangan

N % N %

1 13 13 100 0 0,00 Sangat baik

(Sumber: data penelitian 2019)

Berdasarkan data diatas dapat dibuat rekap hasil evaluasi penyimpanan

obat di Puskesmas Pariangan sebagai berikut :

Tabel 8. Rekapan Penyimpanan Obat puskesmas Pariangan

No Persyaratan Jumlah Skor yang Deskriptif Interpretasi

Penyimpanan (N) diperoleh Persentase

(%)

1. Keadaan Fisik Gudang 14 10 71,43 Baik

2. Cara Penyimpanan 13 13 100 Sangat Baik

Obat

Jumlah Persentase 171,43

Rata-rata Persentase 85,72 Baik

(Sumber: data penelitian 2019)

Rata-rata Persentase Penyimpanan = Jumlah Persentase = 171,43 = 85,72 %


Jumlah Parameter 4

4.2 Pembahasan

Puskesmas Pariangan merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan

dasar yang terdapat di Kecamatan Pariangan dengan jumlah kunjungan rata-rata

35-50 pasien perhari. Untuk memenuhi kebutuhan obat dalam rangka pelayanan

kesehatan di Puskesmas Pariangan, maka permintaan obat dari Puskesmas

44
Pariangan ke Instalasi Farmasi Kabupaten Lima Kaum dilakukan dua bulan satu

kali dan atau saat persediaan obat habis (obat kosong), dan apabila didistribusikan

oleh IFK obat tersebut disimpan di gudang obat puskesmas Pariangan.

Pengelolaan penyimpanan gudang obat harus dilakukan sesuai standar atau

prosedur yang ada sesuai dengan manajemen kefarmasian di puskesmas, supaya

tidak terjadi kerusakan obat akibat penyimpanan yang tidak tepat dan banyaknya

obat kadaluarsa akibat dari penyusunan yang tidak sesuai prosedur persyaratan

penyimpanan obat yang baik, serta akan dilakukannya akreditasi puskesmas pada

bulan Agustus 2019, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penyimpanan

obat yang baik dan benar di gudang obat. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah pedoman observasi yang disusun berdasarkan modul Materi Pelatihan

Manajemen Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2010 berupa lembar cecklist.

(Anonim 2010). Penilaiannya dilakukan dengan cara mengamati kelengkapan

persyaratan gudang obat, pengaturan penyimpanan obat dan penyusunan obat di

Puskesmas Pariangan secara langsung. Hasil observasi yang diperoleh dianalisis

dengan cara membandingkan kepustakaan yang ada dengan hasil yang didapat

dan dilihat apakah terdapat perbedaan antara hasil penelitian dengan standar yang

seharusnya.

Pengamatan dilakukan 2 kali yaitu pada tanggal 01 Juni dan 02 Juli 2019

tujuannya supaya dapat lebih memastikan dan menggambarkan kondisi sarana dan

prasarana gudang dan proses pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat .

1. Gambaran Fisik Gudang Obat Puskesmas Pariangan

Dari hasil pengamatan 1 dan dua dapat diperoleh kesimpulan pada Tabel 6

yang memperlihatkan bahwa skor penilaian keadaan fisik gudang obat Puskesmas

45
Pariangan adalah 71,43%, sehingga masuk dalam kategori baik. Indikator keadaan

fisik gudang obat Puskesmas Pariangan yang belum memenuhi syarat adalah

28,57%. Hal ini dikarenakan gudang obat Puskesmas Pariangan yang seharusnya

hanya menyimpan obat tetapi karena keterbatasan sarana, maka digunakan juga

untuk menyimpan bahan medis habis pakai berupa alat suntik sekali pakai, catgut,

infusion set, kasa, kapas, masker dan lain-lain, lisol dan desinfektan hal ini

seharusnya tidak dilakukan karena bahan-bahan tersebut dikhawatirkan bisa

mengkontaminasi obat, demi keamanan gudang yang seharusnya pintu gudang

dilengkapi dengan kunci ganda namun ini hanya memiliki satu kunci saja

sehingga tidak memenuhi standar, sudut lantai dan dinding ruangan berbentuk

tajam, tidak tersedia AC atau kipas angin yang berfungsi sebagai pengatur suhu

ruangan sehingga ruangan gudang berada dalam keadan dingin dan kering, dan

alat pemadam kebakaran (APAR) juga belum tersedia yang seharus ada di gudang

obat karena menyimpan bahan yang mudah meledak dan terbakar seperti etil

klorida, alkohol, kertas dan plastik selain itu ada aliran listrik sehingga

kemungkinan terjadi kebakaran juga besar sehingga alat pemadam kebakaran

(APAR) sangat diperlukan sekali didalam gudang Obat

Pada pengamatan pertama Beberapa kriteria gudang obat yang sudah

terpenuhi yaitu gudang obat Puskesmas Pariangan berukuran 3 x 5 m2 ukuran ini

diperoleh dari bagian Tata Usaha puskesmas yang memiliki data tentang luas

seluruh ruangan di puskesmas, ruangan gudang selalu dalam keadaan kering dan

tidak lembab sehingga obat selalu dalam kondisi baik. Ventilasinya banyak

sehingga pertukaran udara dalam ruang gudang baik sesuai dengan suhu kamar,

gudang memiliki cahaya yang cukup baik dari cahaya matahari tidak langsung

46
melalui jendela dan ventilasi karena sudah diberi pelindung dan tersedia cahaya

lampu listrik yang bisa dihidupkan 24 jam nonstop. Kriteria lain yang juga sesuai

persyaratan lantai gudang sudah terbuat dari keramik berwarna putih sehingga

mudah dibersihkan dan tersedia juga pallet untuk meletakkan obat-obat dus besar

yang biasa diletakkan dilantai sehingga obat-obat tersebut tidak rusak karena

tidak langsung kelantai, dinding gudang terbuat dari batu bata di plaster dengan

semen rata tidak ada keretakan pada dinding.

Pengamatan kedua yang dilakukan pada tanggal 02 Juli hasil pengamatan

yang berbeda hanya pada telah tersedianya kunci ganda pada pintu gudang yaitu

kunci gembok pada teralis pintu untuk menjaga dan menjamin keamanan gudang

dari pencurian.

2. Gambaran pengaturan Penyimpanan dan penyusunan obat Puskesmas

Pariangan

Proses pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat ada 13 kriteria yang

diamati pada pengamatan pertama dan kedua dapat disimpulkan pada tabel 6

memperlihatkan bahwa skor penilaian cara penyimpanan obat pada gudang

Puskesmas Pariangan adalah 100% sehingga masuk kategori sangat baik.

Semua syarat pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat Puskesmas

Pariangan sudah terpenuhi seperti obat sudah disusun secara alfabetis untuk setiap

bentuk sediaan obat yang tersedia di gudang obat puskesmas Pariangan pada saat

pengamatan ada 105 nama obat terdiri dari sediaan tablet, sirup, salap atau krim,

injeksi. Obat disusun dengan sistem First In First Out (FIFO) dimana obat yang

pertama kali masuk diletakan di bagian depan supaya jelas mengetahuinya maka

pada kemasannya di beri tanggal masuk/kedatangannya, penyusunan obat juga

47
sudah di susun sesuai sistem First Exfired First Out (FIFO) yaitu obat yang waktu

kadaluarsanya lebih dekat diletakkan dibagian depan supaya digunakan terlebih

dahulu dan obat yang waktu kadaluarsanya lebih lama diletakkan di belakang,

obat-obat sudah tersusun diatas rak yang tersedia cukup memadai, karena di

gudang sudah tersedia pallet obat yang diletakkan dilantai sudah di atas pallet dan

biasanya obat dalam kemasan dus besar dan sudah disusun sesuai anjuran yang

ada pada dusnya, vaksin dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin, obat

injeksi seperti aminophillin injeksi, dexametason injeksi, diphenhydramin injeksi,

furosemid injeksi, hyorex injeksi, Lidokain injeksi dan lain-lain yang ada di

gudang obat tetap disimpan pada kotak aslinya jadi tertutup dari sinar matahari

langsung dan terhindar dari kerusakan. Narkotika dan obat-obatan yang

jumlahnya sedikit dan harganya mahal diletakan dan disimpan pada lemari

khusus, Obat yang sudah rusak/kadaluarsa sudah dipisahkan dan dicatat serta

sudah dilaporkan ke Instalasi Farmasi Kabupaten IFK disimpan diluar gudang

obat sebelum di kembalikan ke IFK untuk di musnahkan, lisol dan desinfektan

disimpan diruangan tersendiri untuk menghindari terkontaminasinya obat-obat

yang ada di gudang obat, pada obat-obat yang waktu kadaluarsanya sudah dekat

dilakukan penandaan khusus baik dengan spidol maupun kertas warna hal ini

dilakukan untuk menghindari banyaknya obat kadaluarsa dan pemberian obat

kadaluarsa, cairan diletakan pada rak paling bawah karena di khawatirkan berat

saat proses pengambilannya dan mencegah terjadi jatuh dan pecah dan untuk

cairan infus diletakkan diatas pallet.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai pengelolaan penyimpanan obat di gudang

obat Puskesmas Pariangan sebagai berikut :

1. Persyaratan gudang obat dari 14 kriteria 10 kriteria yang terpenuhi dan 4

kriteria yang tidak terpenuhi jika dipersentasekan 71,43% sehingga masuk

dalam kategori baik.(Tabel 6). Indikator persyaratan Gudang obat yang

belum terpenuhi adalah 28.57 %. Ada 4 kriteria yang belum terpenuhi yaitu

belum tersediannya gudang khusus penyimpanan bahan medis habis pakai,

lisol dan desinfektan, lantai dan dinding gudang obat berbentuk tajam,

belum tersedanya AC atau kipas angin untuk pengaturan suhu ruangan, dan

belum tersedia alat pemadam kebakaran (APAR) di gudang obat.

2. Proses pengaturan penyimpanan dan penyusunan obat terpenuhi semuanya

dari 13 kriteria yang ada hasil persentasenya yaitu 100% (tabel 7)

dikategorikan sangat baik.

5.2 Saran

Saran dan masukan yang diharapkan dapat mengatasi atau mengurangi

permasalah yang ada, antara lain :

1. Melengkapi sarana prasarana yang belum tersedia seperti gudang khusus

menyimpan bahan medis habis pakai, lisol dan desinfektan, AC atau kipas

angin, dan penyediaan alat pemadam kebakaran ( APAR) dan merenovasi

49
gudang agar sudut lantai dan dindingnya tidak tajam, seharusnya menurut

( Anonim 2010 ) hindari sudut lantai dinding yang tajam.

2. Menjaga dan mempertahankan fasilitas yang ada sesuai standar

kefarmasian sehingga diharapkan dapat menjamin mutu perbekalan

farmasi di puskesmas Pariangan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hijrah., Fauzar, M., Hamzah, A. dan Darmawansyah. 2013. Studi Tentang


Pengelolaan Obat di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Tahun 2013.
Skripsi. Universitas Hasanudin: Makassar.

Ansel, C, Howard., 1085, Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, Edisi Keempat,


Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta

Anonim. 1995. Pengelolaan Obat di Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta

Anonim. 2008. Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan


Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.

Anonim. 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Anonima. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2014: Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.

Anonimb. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014: Puskesmas.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Anonim. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016: Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.

Anonim. 2017. Profil Puskesmas Sabak Auh tahun 2017. Puskesmas Sabak Auh :
Siak

Aziz, S., Herman, M.J. dan Mun’im, A. 2005. Kemampuan Petugas


Menggunakan Pedoman Evaluasi Pengelolaan dan Pembiayaan Obat.
Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(2): 67-73.
Bogadenta, A.2013. Manajemen Pengelolaan Apotek. Medika:Jakarta.

Djuna, S. 2014. Studi Manajemen Pengelolaan Obat di Puskesmas Labakkang


Kabupaten Pangkep.Skripsi.Universitas Hasanuddin Makassar.

Lisna I. 2014. Gambaran Pengelolaan Obat di Puskesmas Cimahi Selatan.


(online) (http://repository. Poltekkesbdg) diakses pada tanggal 11 april 2018
Jurnal ilmiah Mahasiswa Poltekkes Jurusan Farmasi Bandung, Juni 2014

Muharomah, S.2008. Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan.


Jagakarta: Depok.

51
Prihatiningsih, Dina. 2012. Skripsi: Gambaran Sistem Penyimpanan Obat di
Gudang Farmasi RS Asri Tahun 2011. Depok: UI

Puslitbang Biomedis. 2006. Evaluasi Manajemen sistem Penyimpanan Obat di


Puskemas dan Rumah Sakit Daerah Jabodetabek

Hasibuan Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi
Aksara.

Seto, S., Nita. Yunita., Triana., lily, 2004 Manajemen Farmasi. Surabaya:
Airlangga University Press.

Muharomah, Septi. Skripsi : Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas


Jagakarsa tahun 2008. FKM UI

52
Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian

Pengurusan surat izin melakukan penelitian dari STIFAR

Memasukkan surat izin ke bagian Tata Usaha


Puskesmas Pariangan

Bersedia dilakukan penelitian

Penelitian ke Puskesmas Pariangan

Penelitian/ Pengumpulan Data

Analisis Data

Hasil

Gambar 1. Skema Kerja Penelitian

53
Lampiran 2. Skema Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Menyusun lembar pedoman observasi (Checklist)


berdasarkan pedoman atau prosedur tentang
persyaratan gudang obat dan proses penyimpanan dan
penyusunan obat digudang obat.

Data yang diambil adalah data primer yaitu melalui


observasi langsung dengan mengamati gudang dan
proses dari penyimpanan dan penyusunan obat
dipuskesmas Pariangan yang menjadi sampel
penelitian dengan mengisi lembar observasi
(Checklist)

Pengolahan data dan Analisa data :

Lembar observasi yang telah diisi dibandingkan


dengan kepustakaan yang ada, hasil yang didapat
kemudian dilihat apakah terdapat perbedaan atau
kesenjangan antara hasil penelitian dengan standar
atau prosedur yang seharusnya.

Penyajian Data :

Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk


tabel checklist hasil observasi dan dalam bentuk
narasi tentang pengelolaan penyimpanan obat
digudang obat puskesmas Pariangan.

Gambar 2.Skema Pengumpulan Data

54
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Obat disusun sesuai abjad setiap sediaan dan FEFO

55
Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 4. Lisol dan desinfektan

Gambar 5. Penyusunan obat Sistem FEFO

56
Lampiran 4. Kelengkapan penyimpanan obat

Gambar 6. Lemari pendingin untuk menyimpan obat khusus

Gambar 7. Lemari Narkotika dan Psikotropika

57
Lampiran 4. (lanjutan)

Gambar 8. Tersedia pallet dan dus disusun sesuai petunjuk yang ada pada du
s

Gambar 9. Pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda

58
Lampiran 4. (lanjutan)

Gambar 10. Tersedia termometer dan higrometer

Gambar 11. Memiliki Ventilasi yang cukup

59
Lampiran 5. InstrumenObservasi (Lembar Checklist) Persyaratan Gudang
Obat Puskesmas Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah Datar.

PEDOMAN OBSERVASI
Berilah tanda check ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil observasi

Observasi 1 pada Tanggal : 01 Juni 2019

Lembar cheklist untuk persyaratan gudang obat (Anonim, 2010)

Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
1 Luas minimal 3 x Apabila saat diukur Apabila saat
4 m2 diperoleh luas diukur tidak
gudang berukuran diperoleh luas
3x4m2atau lebih gudang
berukuran
3x4m2atau luas
gudang kurang
dari 3x4 m2

2 Ruang kering Jika hasil Jika hasil


tidak lembab pengamatan didapat pengamatan
lantai tidak basah didapat lantai
atau lembab basah atau
lembab

3 Memiliki Jika hasil Jika hasil


ventilasi yang pengamatan terdapat pengamatan
cukup ventilasi sehingga tidak terdapat
ada pertukaran udara ventilasi baik
baik ventilasi alami alami atau tidak
yaitu pertukaran tersedia AC/
udara dari luar kipas angin
gudang atau ventilasi
buatan dengan
tersedia AC /kipas
angin sehingga
ruangan tidak panas

60
Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
4 Memiliki cahaya Adanya cahaya Tidak ada cahaya
yang cukup, baik cahaya dari sama sekali baik
namun jendela sinar matahari yang dari sinar
mempunyai masuk melalui matahari maupun
pelindung untuk jendela yang lampu sehingga
menghindari mempunyai tidak bisa melihat
adanya cahaya pelindung baik itu dengan jelas isi
langsung dan gorden atau dicat gudang
berteralis atau ventilasi yang
diberi pelindung
maupun cahaya
lampu, sehingga
semua yang ada
diruangan gudang
terlihat jelas

5 Lantai dibuat dari Hasil pengamatan Hasil pengamatan


tegel/semen yang lantai gudang lantai gudang
tidak terbuat dari tegel, tidak terbuat dari
memungkinkan keramik atau tegel, keramik
bertumpuknya semen sehingga atau semen ,
debu dan kotoran lantai mudah lantai sulit
lain, bila perlu dibersihkan dan dibersihkan dan
diberi alas papan tersedia Palet tidak tersedia
(palet) palet

6 Dinding dibuat Apabila hasil Apabila hasil


licin dan dicat pengamatan pengamatan
warna cerah dinding ruangan dinding tidak rata
rata dan dicat dan tidak dicat
warna cerah warna cerah

7 Hindari Apabila hasil Jika sudut lantai


pembuatan sudut pengamatan sudut dan dinding tajam
lantai dan dinding lantai dan dinding
yang tajam tidak tajam

61
Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
8 Gudang Apabila hasil Jika terdapat
digunakan khusus pengamatan barang selain
untuk gudang hanya sediaan farmasi
penyimpanan digunakan untuk dan bahan medis
obat menyimpan sediaa habis pakai
farmasi dan bahan
medis habis pakai

9 Mempunyai pintu Jika hasil Jika pintu hanya


yang dilengkapi pengamatan pintu dilengkapi 1
kunci ganda gudang memiliki (satu) kunci saja
dua kunci ( kunci
biasa dan kunci
gembok) atau dua
pintu ( pintu biasa
atau kayu dan
pintu teralis)

10 Lemari /laci Jika terdapat Jika tidak tersedia


narkotika dan lemari /laci hanya lemari/laci khusus
psikotropika yang khusus untuk untuk
selalu terkunci menyimpan penyimpanan
dan terjamin narkotika dan narkotika dan
keamanannya psikotropika dan psikotropika
selalu terkunci

11 Tersedia lemari Jika hasisl Jika hasil


pendingin untuk pengamatan pengamatan tidak
penyimpanan terdapat lemari terdapat lemari
obat khusus pendingin untuk pendingin
penyimpanan obat
khusus

Ada pengatur Jika hasil Apabila hasil


suhu ruangan pengamatan pengamatan tidak
tersedia AC/Kipas terdapat
angin sebagai AC/Kipas angin
pengatur suhu
ruangan

62
13 Ada pengukur Jika hasil Jika tidak terdapat
suhu ruangan dan pengamatan termometer dan
higrometer terdapat higrometer
termometer dan ruangan
higrometer
ruangan

14 Tersedia alat Jika hasil Jika tidak terdapat


pemadam pengamatan alat pemadam
kebakaran tersedia alat kebakaran
(APAR) pemadam (APAR)
kebakaran
(APAR)

63
Lampiran 6. Instrumen Observasi (Lembar Checklist) Pengaturan Penyimpanan
dan Penyusunan Obat Puskesmas Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten
Tanah Datar

PEDOMAN OBSERVASI
Berilah tanda check ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil observasi

Observasi 1 pada tanggal : 01 Juni 2019

Lembar cheklist Pengaturan Penyimpanan dan penyusunan Obat di puskesmas


(Anonim, 2010)

Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
1 Obat disusun Apabila hasil Apabila hasil
secara alfabetis pengamatan obat pengamatan
untuk setiap disusun secara untuk setiap
bentuk sediaan. alfabet untuk bentuk sediaan
setiap bentuk obat tidak
sediaan disusun secara
alfabet
2 Obat disusun Jika hasil Apabila hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan
First In First Out yang pertama kali obat yang
(FIFO) masuk diletakkan datang lebih
dibagian depan dahulu tidak
dan untuk diketahui atau
mengetahuinya dikemasan obat
pada kemasan tidak ada
obat diberi tanggal tanggal
kedatangannya kedatangannya
3 Obat disusun Jika hasil Jika hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan
First Exfired yang obat yang
First Out (FEFO) kadaluarsanya kadaluarsa lebih
dekat diletakkan dekat tidak
didepan dan obat diletakkan
yang dibagian depan
kadaluarsanya
lama diletakkan
disebelah
belakang
4 Obat disimpan Jika hasil Jika obat
pada rak. pengamatan obat disimpan dan
disusun diatas rak disusun bukan
dirak

64
Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
5 Obat yang Jika hasil Jika obat yang
disimpan pada pengamatan obat disusun dilantai
lantai harus yang disimpan lansung disusun
diletakkan di dilantai disusun diatas lantai
atas palet diatas palet
6 Tumpukkan dus Jika hasil Jika obat
sebaiknya harus pengamatan obat ditumpuk
sesuai dengan yang masih melebihi
petunjuk yang didalam dus petunjuk yang
ada pada dus ditumpuk atau ada didus
disusun sesuai
anjuran pada dus
7 Vaksin, Jika hasil Apabila vaksin
supositoria dan pengamatan dan suppositoria
serum disimpan Vaksin dan tidak disimpan
dalam lemari suppositoria di didalam lemari
pendingin simpan didalam pendingin
lemari pendingin
8 Obat injeksi Jika hasil Apabila injeksi
disimpan dalam pengamatan injeksi tidak disimpan
wadah tertutup disimpan dalam didalam wadah
rapat terlindung wadah tertutup tertutup rapat
dari cahaya rapat dan tidak dan terpapar
matahari terkena sinar sinar matahari
matahari langsung langsung
9 Narkotika dan Jika hasil Jika tidak
obat-obatan pengamatan tersedia lemari
yang berjumlah Narkotika dan khusus untuk
sedikit tapi obat-obat yang menyimpan
harga mahal berjumlah sediki Narkotika dan
disimpan di tapi harga mahal obat-obat yang
lemari khusus disimpan dilemari berjumlah
khusus sedikit tapi
harganya mahal
10 Obat yang Jika hasil Apabila obat
rusak/kadaluarsa pengamatan obat kadaluarsa
dikumpulkan kadaluarsa dikumpulkan
dan disimpan dikumpul dan tapi tetap
secara terpisah disimpan diluar disimpan
dari obat lain gudang atau didalam gudang
dan disimpan disimpan digudang obat
diluar gudang. tersendiri

65
Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
11 Lisol dan Jika hasil Apabila lisol
desinfektan pengamatan lisol dan desinfektan
diletakkan dan desinfektan disimpan
terpisah dari disimpan ditempat ditempat yang
obat lainnya. khusus pada sama dengan
gudang obat oral
12 Untuk obat Jika hasil Apabila tidak
dengan waktu pengamatan obat ada tanda pada
kadaluarsa yang dekat obat yang dekat
sudah dekat kadaluarsa ditulis kadaluarsanya
diberi tanda dengan spidol atau
khusus. ditandai dengan
kertas warna dan
tercantum tanggal
kadaluarsa
13 Cairan Jika hasil Apabila obat
diletakkan pada pengamatan obat cairan
rak bagian cairan diletakkan diletakkan tidak
bawah pada rak bagian dirak bagian
bawah bawah

66
Lampiran 7. Instrumen Observasi (Lembar Checklist) Persyaratan Gudang
Obat Puskesmas Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah Datar.

PEDOMAN OBSERVASI
Berilah tanda check ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil observasi

Observasi 2 pada Tanggal : 02 Juli 2019

Lembar cheklist untuk persyaratan gudang obat (Anonim, 2010)

Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
1 Luas minimal 3 x Apabila saat diukur Apabila saat
4 m2 diperoleh luas diukur tidak
gudang berukuran diperoleh luas
3x4m2atau lebih gudang
berukuran
3x4m2atau luas
gudang kurang
dari 3x4 m2

2 Ruang kering Jika hasil Jika hasil


tidak lembab pengamatan didapat pengamatan
lantai tidak basah didapat lantai
atau lembab basah atau
lembab

3 Memiliki Jika hasil Jika hasil


ventilasi yang pengamatan terdapat pengamatan
cukup ventilasi sehingga tidak terdapat
ada pertukaran udara ventilasi baik
baik ventilasi alami alami atau tidak
yaitu pertukaran tersedia AC/
udara dari luar kipas angin
gudang atau ventilasi
buatan dengan
tersedia AC /kipas
angin sehingga
ruangan tidak panas

67
Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
4 Memiliki cahaya Adanya cahaya Tidak ada cahaya
yang cukup, baik cahaya dari sama sekali baik
namun jendela sinar matahari yang dari sinar
mempunyai masuk melalui matahari maupun
pelindung untuk jendela yang lampu sehingga
menghindari mempunyai tidak bisa melihat
adanya cahaya pelindung baik itu dengan jelas isi
langsung dan gorden atau dicat gudang
berteralis atau ventilasi yang
diberi pelindung
maupun cahaya
lampu, sehingga
semua yang ada
diruangan gudang
terlihat jelas

5 Lantai dibuat dari Hasil pengamatan Hasil pengamatan


tegel/semen yang lantai gudang lantai gudang
tidak terbuat dari tegel, tidak terbuat dari
memungkinkan keramik atau tegel, keramik
bertumpuknya semen sehingga atau semen ,
debu dan kotoran lantai mudah lantai sulit
lain, bila perlu dibersihkan dan dibersihkan dan
diberi alas papan tersedia Palet tidak tersedia
(palet) palet

6 Dinding dibuat Apabila hasil Apabila hasil


licin dan dicat pengamatan pengamatan
warna cerah dinding ruangan dinding tidak rata
rata dan dicat dan tidak dicat
warna cerah warna cerah

7 Hindari Apabila hasil Jika sudut lantai


pembuatan sudut pengamatan sudut dan dinding tajam
lantai dan dinding lantai dan dinding
yang tajam tidak tajam

68
Hasil
Variabel
No
Observasi
Ya Parameter Tidak Parameter
8 Gudang Apabila hasil Jika terdapat
digunakan khusus pengamatan barang selain
untuk gudang hanya sediaan farmasi
penyimpanan digunakan untuk dan bahan medis
obat menyimpan sediaa habis pakai
farmasi dan bahan
medis habis pakai

9 Mempunyai pintu Jika hasil Jika pintu hanya


yang dilengkapi pengamatan pintu dilengkapi 1
kunci ganda gudang memiliki (satu) kunci saja
dua kunci ( kunci
biasa dan kunci
gembok) atau dua
pintu ( pintu biasa
atau kayu dan
pintu teralis)

10 Lemari /laci Jika terdapat Jika tidak tersedia


narkotika dan lemari /laci hanya lemari/laci khusus
psikotropika yang khusus untuk untuk
selalu terkunci menyimpan penyimpanan
dan terjamin narkotika dan narkotika dan
keamanannya psikotropika dan psikotropika
selalu terkunci

11 Tersedia lemari Jika hasisl Jika hasil


pendingin untuk pengamatan pengamatan tidak
penyimpanan terdapat lemari terdapat lemari
obat khusus pendingin untuk pendingin
penyimpanan obat
khusus

Ada pengatur Jika hasil Apabila hasil


suhu ruangan pengamatan pengamatan tidak
tersedia AC/Kipas terdapat
angin sebagai AC/Kipas angin
pengatur suhu
ruangan

69
13 Ada pengukur Jika hasil Jika tidak terdapat
suhu ruangan dan pengamatan termometer dan
higrometer terdapat higrometer
termometer dan ruangan
higrometer
ruangan

14 Tersedia alat Jika hasil Jika tidak terdapat


pemadam pengamatan alat pemadam
kebakaran tersedia alat kebakaran
(APAR) pemadam (APAR)
kebakaran
(APAR)

70
Lampiran 8. .Instrumen Observasi (Lembar Checklist) Pengaturan Penyimpanan
dan Penyusunan Obat Puskesmas Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten
Tanah Datar

PEDOMAN OBSERVASI
Berilah tanda check ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil observasi

Observasi 2 pada tanggal : 02 Juli 2019

Lembar cheklist Pengaturan Penyimpanan dan penyusunan Obat di puskesmas


(Anonim, 2010)

Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
1 Obat disusun Apabila hasil Apabila hasil
secara alfabetis pengamatan obat pengamatan
untuk setiap disusun secara untuk setiap
bentuk sediaan. alfabet untuk bentuk sediaan
setiap bentuk obat tidak
sediaan disusun secara
alfabet
2 Obat disusun Jika hasil Apabila hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan
First In First Out yang pertama kali obat yang
(FIFO) masuk diletakkan datang lebih
dibagian depan dahulu tidak
dan untuk diketahui atau
mengetahuinya dikemasan obat
pada kemasan tidak ada
obat diberi tanggal tanggal
kedatangannya kedatangannya
3 Obat disusun Jika hasil Jika hasil
dengan sistem pengamatan obat pengamatan
First Exfired yang obat yang
First Out (FEFO) kadaluarsanya kadaluarsa lebih
dekat diletakkan dekat tidak
didepan dan obat diletakkan
yang dibagian depan
kadaluarsanya
lama diletakkan
disebelah
belakang
4 Obat disimpan Jika hasil Jika obat
pada rak. pengamatan obat disimpan dan
disusun diatas rak disusun bukan
dirak

71
Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
5 Obat yang Jika hasil Jika obat yang
disimpan pada pengamatan obat disusun dilantai
lantai harus yang disimpan lansung disusun
diletakkan di dilantai disusun diatas lantai
atas palet diatas palet
6 Tumpukkan dus Jika hasil Jika obat
sebaiknya harus pengamatan obat ditumpuk
sesuai dengan yang masih melebihi
petunjuk yang didalam dus petunjuk yang
ada pada dus ditumpuk atau ada didus
disusun sesuai
anjuran pada dus
7 Vaksin, Jika hasil Apabila vaksin
supositoria dan pengamatan dan suppositoria
serum disimpan Vaksin dan tidak disimpan
dalam lemari suppositoria di didalam lemari
pendingin simpan didalam pendingin
lemari pendingin
8 Obat injeksi Jika hasil Apabila injeksi
disimpan dalam pengamatan injeksi tidak disimpan
wadah tertutup disimpan dalam didalam wadah
rapat terlindung wadah tertutup tertutup rapat
dari cahaya rapat dan tidak dan terpapar
matahari terkena sinar sinar matahari
matahari langsung langsung
9 Narkotika dan Jika hasil Jika tidak
obat-obatan pengamatan tersedia lemari
yang berjumlah Narkotika dan khusus untuk
sedikit tapi obat-obat yang menyimpan
harga mahal berjumlah sediki Narkotika dan
disimpan di tapi harga mahal obat-obat yang
lemari khusus disimpan dilemari berjumlah
khusus sedikit tapi
harganya mahal
10 Obat yang Jika hasil Apabila obat
rusak/kadaluarsa pengamatan obat kadaluarsa
dikumpulkan kadaluarsa dikumpulkan
dan disimpan dikumpul dan tapi tetap
secara terpisah disimpan diluar disimpan
dari obat lain gudang atau didalam gudang
dan disimpan disimpan digudang obat
diluar gudang. tersendiri

72
Variabel Hasil
No
Observasi Ya Parameter Tidak Parameter
11 Lisol dan Jika hasil Apabila lisol
desinfektan pengamatan lisol dan desinfektan
diletakkan dan desinfektan disimpan
terpisah dari disimpan ditempat ditempat yang
obat lainnya. khusus pada sama dengan
gudang obat oral
12 Untuk obat Jika hasil Apabila tidak
dengan waktu pengamatan obat ada tanda pada
kadaluarsa yang dekat obat yang dekat
sudah dekat kadaluarsa ditulis kadaluarsanya
diberi tanda dengan spidol atau
khusus. ditandai dengan
kertas warna dan
tercantum tanggal
kadaluarsa
13 Cairan Jika hasil Apabila obat
diletakkan pada pengamatan obat cairan
rak bagian cairan diletakkan diletakkan tidak
bawah pada rak bagian dirak bagian
bawah bawah

73

Anda mungkin juga menyukai