Anda di halaman 1dari 108

1

GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA


PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai
Gelar Ahli Madya Program Studi D-III Farmasi

Oleh :
PARIHATUN
1608E064

PROGRAM STUDI D III FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
TAHUN 2018
2

GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA


PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
PARIHATUN
1608E064

PROGRAM STUDI D III FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
2018
3
4
5
6
7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
“Bersabarlah ketika keadaan sulit, apapun itu. Maka kamu akan paham kalau
berjuang itu tak serumit putus asa” (Penulis)

“Berkomunikasilah dengan siapapun orangnya, karena disetiap komunikasi


mengandung pesan yang baik saat ini atau yang akan datang” (Akhmad Firman
Subekhi S.Pd)

Kupersembahkan untuk:
1. Orang tuaku tercinta Bapak Ruslani dan Ibu
Turinah, dan Keluarga Bapak Saikhudin,
yang selalu mendukung, dan mendoakanku.
Ucapan terimakasih persembahan bakti dan
cintaku untuk kalian bapak ibu.
2. Kakakku tersayang Murtinah yang selalu
memberi semangat dan selalu mendukung
saya.
3. Teman Hidupku Akhmad Firman Subekhi
S.Pd yang selalu memberikan motivasi, ,
semangat, dan selalu mendukungku sampai
sejauh ini.
4. Sahabatku Siska Khoerunnisa yang selalu
mendukung dan menyemangatiku, serta
teman-teman seangkatanku yang tak bisa
saya sebutkan satu persatu.
5. Almamaterku tercinta Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
8

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN PELAYANAN
INFORMASI OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
ADIWERNA KABUPATEN TEGAL”
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian akhir pendidikan Diploma III Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
Melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini,
terutama kepada :
1. Allah SWT atas segala perlindungan, kemudahan dan kelancaran yang
diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Bpk. Ir.Mc.Chambali, B.Eng.EE selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal yang telah memberikan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Bpk. Heru Nurcahyo, S.Farm.,M.Sc.,Apt Kepala Program Studi Farmasi
Politeknik Hraapan Bersama Tegal.
4. Bpk. Aldi Budi Riyanta,S.Si,M.T selaku pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
sabar.
5. Ibu Heni Purwantiningrum,M.Farm.,Apt selaku pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
sabar.
6. Keluarga kecil Prodi DIII Farmasi Bapak dan Ibu Dosen pembimbing,
penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan
waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan
dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen , jasa kalian akan selalu
terkenang di hati.
9

7. Almamaterku tercinta, terimakasih banyak

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua. Akhir kata saya


persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya
sayangi. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amin
10

INTISARI

PARIHATUN1, Riyanta, Aldi Budi2, Purwantiningrum, Heni2.


2019. ’’GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS ADIWERNA KABUPATEN TAGAL.’’
KARYA TULIS ILMIAH. PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka


memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi
pasien. Kualitas hidup pasien dan pelayanan bermutu dapat menurun akibat
kurangnya pelayanan informasi obat mengenai jenis obat, dosis, indikasi, waktu
penggunaan, jumlah obat yang di konsumsi, efek samping obat, serta edukasi
yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi kepada pasien rawat jalan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner,
dimana peneliti membagikan angket kuisioner kepada pasien rawat jalan untuk
diisi. Tujuannya untuk mengetahui fakta atau kebenaran yang diketahui oleh
responden.
Hasil penelitian pada pelayanan informasi obat di Puskesmas Adiwerna
Kabupaten Tegal 100% responden memberikan penilaian bahwa petugas instalasi
farmasi sudah memberikan informasi tentang jenis obat, dosis obat, cara
penggunaan obat, serta jumlah obat yang harus dikonsumsi, 82% responden
memberikan penilaian telah menyampaikan informasi tentang efek samping obat.

Kata Kunci : Pelayanan informasi obat, Pasien Rawat Jalan, Puskesmas, Peran
Petugas Instalasi Farmasi, Kuisioner.
11

ABSTRACT

Parihatun1,Riyanta, Aldi Budi2, Purwantiningrum, Heni3. 2019. The Overview


Of Medicine Infromation Service Toward Outpatient Patients At Adiwerna
Public Health Center Of Tegal Regency

The life quality of patients and quality services can be decreased due to
the lack of service information about drugs, dosage, indication, time of use,
number of drugs consumed, drug side effects, and education provided by
pharmacy installation officers to outpatient patients.

The method of data collection in this study used a questionnaire, where


researchers distributed questionnaires to outpatient patients to fill out
questionnaires. The goal was to find out the facts or truths that were known to the
respondents.
The results of research on drug information services at Adiwerna Public
Health Center of Tegal Regency from 100% of respondents gave an assessment
that pharmacy staff had provided information about the type of drug, dosage of
drug, method of using the drug, and the amount of drugs to be consumed, 82% of
respondents gave an assessment of information about drug side effects.

Keywords: medicine information services, Outpatient Patients, Public Health


Center , Role of Pharmacy Installation Officers, Questionnaires.
12

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i


Halaman Judul.................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Orisinalitas .................................................................... v
Halaman Persetujuan Publikasi........................................................................ vi
Halaman Moto dan Persembahan.................................................................... vii
Prakata............................................................................................................. viii
INTISARI....................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah.......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS.................................... 9
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9
2.1.1 Pelayanan Informasi Obat.................................................. 9
2.1.2 Puskesmas.......................................................................... 13
2.1.3 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.................. 17
2.2 Kerangka Teori............................................................................ 32
2.3 Kerangka Konsep ........................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 35
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 35
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian .................................................. 36
13

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling..................................... 37


3.3.1 Populasi.............................................................................. 37
3.3.2 Sampel................................................................................ 38
3.3.3 Teknik Sampling................................................................. 41
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 42
3.5 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 43
3.6 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 45
3.6.1 Jenis Data........................................................................... 45
3.6.2 Sumber Data...................................................................... 46
3.6.3 Metode Pengumpulan Data................................................ 46
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................... 48
3.8 Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 52
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 68
5.1 Kesimpulan................................................................................... 68
5.1 Saran............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 70
LAMPIRAN..................................................................................................... 72
14

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian....................................................................... 7


Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pekerjaan,
Pendidikan, dan poli...................................................................... 52

Tabel 4.2 Penilaian Berdasarkan Hasil Kuisioner......................................... 56

Tabel 4.3 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Jenis
Obat Kepada Pasien...................................................................... 57

Tabel 4.4 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Dosis
Obat.............................................................................................. 58

Tabel 4.5 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Cara
Penggunaan Obat........................................................................ 58

Tabel 4.6 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Jumlah
Obat Yang Harus Dikonsumsi..................................................... 59

Tabel 4.7 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Cara
Penyimpanan Obat...................................................................... 60

Tabel 4.8 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang Efek
Samping Yang Timbul Setelah Minum Obat............................. 61

Tabel 4.9 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Makanan dan Minuman Yang Harus Dihindari Pada Saat
Pengobatan............................................................................... 62

Tabel 4.10 Penilaian Pada Parameter Informasi Yang Diberikan Akurat Serta Bisa
Dipertanggungjawabkan......................................................... 63

Tabel 4.11 Penilaian Pada Parameter Pelayanan Informasi Obat Menggunakan


Bahasa Yang Mudah Dimengerti Pasien................................ 63

Tabel 4.12 Penilaian Pada Parameter Petugas Bersikap Ramah Dan Sopan Dalam
Memberikan Informasi Obat................................................... 64

Tabel 4.13 Penilaian Pada Parameter Petugas Menjawab Dengan Cepat Dan
Tanggap Saat Melayani Pasien............................................... 65

xii
15

Tabel 4.14 Penilaian Pada Parameter Petugas Memiliki Pengetahuan Serta


Kemampuan Yang Mencukupi Dalam Memberikan Informasi
Obat...................................................................................... 66

xii
16

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian di Puskesmas Margadana

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Margadana

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian di Puskesmas Adiwerna

Lampiran 5 Surat Permohonan Izin dari Kesbangpol dan Linmas

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin dari Bappeda dan Litbang

Lampiran 7 Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Adiwerna

Lampiran 8 Data Uji Validitas

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas

Lampiran 10 Perhitungan Koefisien Product Momet

Lampiran 11 Lembar Kuisioner

Lampiran 12 Lembar Kuisioner Validitas Yang Telah di isi Responden

Lampiran 13 Hasil Penilaian Kuisioner

Lampiran 14 Foto Pada Saat Penelitian

Lampiran 15 Curiculum Vitae

xiii

xiii
17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan informasi obat merupakan salah satu bentuk dari pekerjaan

kefarmasian yang harus dikerjakan secara profesional sehingga dapat

terwujud kepemahaman pasien dalam penggunaan obat, pelayanan

informasi obat didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian

informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif,

terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang

memerlukan (Tjahyadi,2013)

Pelayanan informasi hendaknya dapat memberi pemahaman kepada

individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang di

perlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, untuk menentukan

arah suatu tujuan atau rencana yang di kehendaki. Pemberian informasi

obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup

pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien (Adityawati

dkk,2016).

Pemberian informasi obat oleh petugas instalasi farmasi puskesmas

kepada pasien harus dilakukan dengan benar, jelas, mudah dimengerti,

akurat, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat yang diberikan

sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan

obat, waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat, aktivitas serta

1
18

makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi (Direktorat

Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,2008).

Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas masih belum memenuhi kebutuhan

hukum di masyarakat sehingga perlu dilakukan perubahan. bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam kutipan diatas,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas. Standar pelayanan di Puskesmas meliputi

standar pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, serta

pelayanan farmasi klinik (Permenkes,2016).

Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, penyerahan

obat, pemberian informasi obat, pelayanan informasi obat (PIO),

konseling, ronde atau visite pasien khusus puskesmas rawat inap,

pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pemantauan terapi obat,

dan evaluasi penggunaan obat (PERMENKES RI No.74 2016). Standar

pelayanan kefarmasian di puskesmas ditetapkan sebagai acuan

pelaksanaan pelayanan kefarmasian di pukesmas untuk keberhasilan

pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas ini diperlukan

komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal

tersebut akan menjadikan pelayanan kefarmasian di pukesmas semakin


19

optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang

pada akhirnya meningkatkan citra Puskesmas dan kepemahaman pasien.

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta

aktif masyakarat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh

pemerintah guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan pada perorangan (Depkes RI,2009).

Puskesmas Adiwerna memberikan pelayanan informasi obat pada

pasien rawat jalan di Kabupaten Tegal sebagai cara untuk menyampaikan

jenis obat, dosis, indikasi, waktu penggunaan, frekuensi penggunaan, dan

jumlah obat yang di konsumsi, efek samping terhadap obat yang diberikan

serta makanan atau minuman yang harus di hindari. Pelayanan

kefarmasian di puskesmas juga suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasis dengan

maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan

pasien (Tjahyadi,2013).

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk

tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan

kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.

Keuntungannya pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap

(opname). Data kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna


20

Kabupaten Tegal pada periode Januari sampai September 2018,

menunjukan hasil rata-rata jumlah pasien sebesar 3.000 per bulan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik terhadap

permasalahan tersebut dan menetapkan judul penelitian sebagai berikut :

“Gambaran Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien Rawat Jalan di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal”

1.2 Rumusan Masalah

”Bagaimana gambaran pelayanan informasi obat mengenai jenis

obat, dosis, indikasi, waktu penggunaan, jumlah obat yang di konsumsi,

efek samping obat, yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi kepada

pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal?”.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

untuk mempertegas ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini akan dibatasi permasalahanya, adapun batasan masalah

dalam penelitian ini dapat dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.

2. Penelitian gambaran pelayanan informasi obat mengenai jenis obat,

dosis, indikasi, waktu penggunaan, jumlah obat yang di konsumsi, efek

samping obat, ini dilakukan pada pasien rawat jalan yang masuk dalam

kriteria inklusi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.


21

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pelayanan informasi obat mengenai jenis obat, dosis, indikasi, waktu

penggunaan, jumlah obat yang di konsumsi, efek samping obat, yang

diberikan oleh petugas instalasi farmasi kepada pasien rawat jalan di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat untuk peneliti

Manfaat dari hasil penelitian ini sebagai bahan pengembangan

dan dapat lebih berinovasi dalam pelaksanaan pelayanan informasi

obat agar dapat menjamin pengunaan obat yang rasional terhadap

pasien rawat jalan, penelitian ini juga menambah wacana, wawasan

dan referensi dalam rangka pengembangan pelaksanaan pelayanan

informasi obat.

2. Manfaat untuk institusi

a) Bagi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam

pelaksanaan pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan

untuk menunjang pelayanan informasi obat yang komunikatif,

ramah terhadap pasien, serta pelayanan informasi obat yang

aktif dan pasif dan untuk lebih meningkatkan mutu dan efisien
22

pelayanan informasi obat di Puskesmas, serta dapat sebagai

referensi untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional

terhadap pasien rawat jalan.

b) Bagi staf Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Hasil penelitian ini dapat memberikan peningkatan

profesionalisme apoteker, tenaga teknis kefarmasian perawat,

dokter, dan tenaga kesehatan lainnya dalam pengembangan

pelaksanaan pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan

di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), serta dapat juga

menambah wacana dan dijadikan referensi untuk staf atau

tenaga kesehatan di Puskesmas guna meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu.

c) Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

Memberikan kepemahaman pasien rawat jalan atau

keluarga pasien sewaktu penyerahan obat agar dapat menyerap

informasi apa yang telah disampaikan oleh tenaga kesehatan

yang bersangkutan yang umumnya mencakup cara penggunaan

obat, jangka waktu penggunaan obat, pengaruh makanan pada

obat, penggunaan obat bebas, efek samping obat yang dikaitkan

dengan resep obat dan lain sebagainya, serta dapat

meningkatkan keaktifan pasien atau keluarga pasien untuk

merespon atau menanyakan informasi obat yang kurang jelas

dan dapat menjamin mutu kesehatan pasien rawat jalan


23

sehingga pasien dapat memahami penggunaan obat yang

rasioanal serta penggunaan obat secara baik dan benar sehingga

menjamin kualitas hidup pasien.

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Pembeda Peneliti I Peneliti II Mahasiswa

Judul Evaluasi pelayanan Studi Gambaran


1.
Penelitian informasi obat pelaksanaan pelayanan
pada pasien rawat pelayanan informasi obat
jalan di instalasi informasi pada pasien
farmasi puskesmas obat di rawat jalan di
Grabag I Rumah Sakit Puskesmas
X Surabaya Adiwerna
Kabupaten
Tegal
24

Lanjutan Tabel 1.1

Sampel Pasien Apoteker, Pasien


2.
(subjek) Dokter,
penelitian Perawat
Variabel Evaluasi pelayanan Studi Gambaran
3.
penelitian informasi obat pelaksanaan pelayanan
informasi informasi obat
obat
Metode Kualitatif Kualitatif Kualitatif
4.
penelitian

Hasil Pelayanan Pelayanan Pelayanan


5.
penelitian informasi obat informasi informasi obat
pasien rawat jalan obat, dari 14 pasien rawat
sudah dapat pernyataan , jalan sudah
terlaksana dengan 9 aktivitas dapat terlaksana
realisasi sebesar (64,3%) dengan baik.
98,95% dari target dilakukan
yang di inginkan oleh apoteker
sebesar 100%. dan 5
aktivitas
pelayanan
informasi
obat tidak
terlaksana.
25

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah praktik

yang dilakukan oleh apoteker untuk memenuhi kebutuhan obat

pasien dan bertanggung jawab terhadap keputusannya (Cipolle et

al,2012). Praktik layanan kefarmasian menjadi sebuah metode untuk

perbaikan pelayanan kesehatan pasien dengan tujuan mencapai

outcome yang pasti yaitu peningkatan kualitas hidup pasien dan hal

ini merupakan cara untuk membuktikan bahwa apoteker bermakna

dalam pelayanan kesehatan (Pudjaningsih 2011).

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu

dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan

masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan

kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama

yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma

baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi

pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan

kefarmasian dapat diterapkan pada individual atau masyarakat.

Keberhasilan farmakoterapi merupakan suatu yang spesifik pada

9
26

setiap pasien, oleh karena itu pasien membutuhkan pelayanan

apoteker pada saat menerima obat (Apriansyah,2017).

Layanan informasi memuat berita pemberian pemahaman

sebagai bekal untuk individu atau kelompok tentang berbagai hal

yang diperlukan untuk menjalani tugas, rencana, kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan yang dikehendaki, layanan informasi

adalah salah satu bentuk dimana individu atau kelompok melakukan

komunikasi. Menurut Prayitno & Erman Amti (2015: 259-260)

layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada

individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang

diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.

Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan

kepada para pasien, keluarga pasien, maupun masyarakat sehingga

dapat menggunakan informasi tersebut baik untuk mencegah atau

mengatasi kesulitan yang dihadapinya dalam penerimaan informasi

obat di sebuah instalasi farmasi puskesmas (Adityawati dkk,2016).

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara akurat,

tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi

kesehatan lainnya dan pasien. Pelayanan informasi obat

didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,

rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini,


27

oleh apoteker kepada pasien, masyarakat, profesional kesehatan yang

lain, dan pihak-pihak yang memerlukan. Kegiatan PIO berupa

penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau

pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi

obat informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan

secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin,

brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif

apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi

obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima. Menjawab

pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan

rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat

disampaikan secara verbal (melalui telepon, tatap muka) atau tertulis

(surat melalui pos, faksimili atau e-mail). Pertanyaan mengenai obat

dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang bersifat urgen dan

kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evaluai

secara seksama (Apriansyah,2017).

Obat dalam pengertian umum adalah suatu substansi yang

melalui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik.

Obat adalah bahan atau panduan bahan, termasuk produk biologi

yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem

fisiologi, atau keadaan patologi dalam rangka penerapan diagnosis,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan peningkatan kesehatan dan

kontrasepsi untuk manusia. Secara umum, pengertian obat adalah


28

semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua

makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,

meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut

undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran

bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,

mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia

atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh

manusia (Apriansyah,2017).

Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan

menjadi:

1. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas

dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis

yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran bulat berwarna

hijau dengan garis tepi hitam.

2. Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing =

peringatan)

Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat

diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari

produsen atau pabrik obat itu, kemudian diberi tanda

lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam serta

diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).


29

3. Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya)

Obat keras adalah semua obat yang memiliki takaran

dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran bulat

merah garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis

tepinya, semua obat baru kecuali ada keterangan pemerintah

sbahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan

parenteral, injeksi, atau infus intravena.

4. Psikotropika

Psikotropika adalah obat yang memengaruhi luminal,

diazepam, dan ekstasi. proses mental, merangsang atau

menenangkan, mengubah pikiran, perasaan, atau kelakuan

seseorang, contohnya golongan barbital atau

5. Narkotik

Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang

pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan

ketergantungan dan ketagihan atau adiksi yang sangat

merugikan individu apabila digunakan tanpa pembatasan

dan pengawasan dokter.

2.1.2 Puskesmas

Puskesmas sebagai salah satu layanan kesehatan bagi

masyarakat, tentunya bukan hal yang asing lagi untuk dibahas.


30

Semua kalangan mengenal puskesmas yang memang tersebar

diseluruh wilayah indonesia. Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan

masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit

pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau olrh masyarakat

dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan

biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2009).

Tanggung jawab puskemas dalam menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya diantaranya adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar

terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Puskesmas

memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok serta puskesmas meningkatkan peran masyarakat dalam

meningkatkan derajat kesehatan. Pelayanan kesehatan


31

komprehensif yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan

kuratuf (pengobatan), pelayanan preventif (pencegahan), pelayanan

promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau

sebagian dari kecamatan karena tergantung dari kepadatan

penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan

infrastruktur di wilayah tersebut (Effendi,2009)

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan ditingkat

kecamatan dan merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah

(UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten Kota. Upaya pelayanan yang

diselenggarakan adalah:

a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan

preventif pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif

dengan pendekatan individu dan keluarga melalui upaya

perawatan yang tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk

kondisi tertentu.

Sebagai salah satu pusat kesehatan yang dipercaya dan

melayani masyarakat, puskesmas memiliki beberapa program

pokok yang umum dilakukan diberbagai wilayah. Program-

program tersebut adalah KIA, KB, usaha kesehatan gizi, kesehatan

lingkungan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular,

pengobatan dan penanganan darurat kecelakaan, penyuluhan


32

kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,

kesehatan mata, laboratorium, pencatatan dan pelaporan dalam

SIK, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan remaja, serta

dana sehat. Program lain yang dimiliki oleh puskesmas adalah

rawat jalan dan rawat inap.

Pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di

puskesmas, rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di

Puskesmas yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih

dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan

terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan

bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tujuan

pelayanan rawat jalan diantaranya adalah untuk memberikan

konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang

dokter spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak dan untuk

menyediakan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah

diijinkan pulang tetapi masih harus di kontrol kesehatannya. Rawat

jalan hendaknya memiliki lingkungan yang nyaman dan

menyenangkan bagi pasien. Hal ini penting untuk diperhatikan

karena dari rawat jalanlah pasien mendapatkan kesan pertama

mengenai puskesmas tersebut. Lingkungan rawat jalan yang baik

hendaknya cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang lancar,

tempat duduk yang nyaman, perabotan yang menarik dan tidak

terdapat suara-suara yang mengganggu. Diharapkan petugas yang


33

berada di rawat jalan menunjukkan sikap yang sopan dan suka

menolong.

Adapun tugas dan fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang

berarti puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

b. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya.

c. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan.

2.1.3 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

Pelayanan kefarmasian di puskesmas memiliki standar yang

ditetapkan oleh pemerintah. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai

berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 906) sebagian telah diuabh

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2016 tentang

perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014


34

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1170), dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah

tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga

kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan

untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin

kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, serta melindungi pasien

dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak raisonal dalam

rangka keselamatan pasien (patient safety) (Permenkes,2016).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi,

pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, serta

pelayanan farmasi klinik.

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian,

yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,

penyiapan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan

pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah

untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan

keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan

kompetensi atau kemampuan tenaga kefarmasian,


35

mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan

pengendalian mutu pelayanan (Permenkes,2016).

Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik.

Kegiaatan pengeloaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai meliputi:

A. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis

Habis Pakai

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis

dan jumlah sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan

Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan.

2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasioanal

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat

B. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis

Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan


36

perencaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

pemerintah daerah setempat.

C. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi

dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten

atau Kota atau hasil pengadaan puskesmas secara mandiri sesuai

dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar

Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan

brdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan

memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

D. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan

Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari

kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah

agar mutu Sediaan Farrmasi yang tersedia di puskesmas dapat

dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

E. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


37

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur

untuk memenuhi kebutuhan sub unit atau satelit farmasi

Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang

ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan

waktu yang tepat.

F. Pemusnahan dan penarikan

Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus

dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Penarikan Sediaan Farmasi

yang tidak memenuhi standar atau ketentuan peraturan

perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar

berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall)

atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar

(foluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada

kepala BPOM.

G. Pengendaliaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya

sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program


38

yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan atau kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan

dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan

kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

H. Administrasi

Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap

seluruh raingkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi

dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan

digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :

1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai telah dilakukan.

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan

pengendalian.

3. Sumber data untuk pembuatan laporan.

I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai

Pemantauan dan evaluasi Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan

untuk :

1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan

dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


39

Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun

pemerataan pelayanan.

2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai.

3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja

pengelolaan.

2. Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari

pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien berkatian dengan Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai dengan maksud untuk mencapai hasil

yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien

(PERMENKES,2016).

Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk :

1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas.

2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat

menjamin evektifitas, keamanan dan efisiensi Obat dan

Bahan Medis Habis Pakai.

3. Meningkatkan kerja sama dengan profesi kesehatan lain

dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan

Kefarmasian.
40

4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam

rangka meningkatkan penggunaan Obat secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik meliputi :

a. Pengkajian dan pelayanan Resep

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan

administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik

untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

1. Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

2. Nama dan paraf dokter.

3. Tanggal resep.

4. Ruangan atau unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi :

1. Bentuk dan kekuatan sediaan.

2. Dosis dan jumlah Obat.

3. Stabilitas dan ketersediaan.

4. Aturan dan cara penggunaan.

5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

Persyaratan klinis meliputi :

1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.

2. Duplikasi pengobatan.

3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.


41

4. Kontra indikasi.

5. Efek adiktif.

Kegiatan penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi

Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap

menyiapkan atau meracik Obat, memberi label atau etiket,

penyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai

disertai pendokumentasian. Tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan

klinis atau pengobatan.

2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi

intruksi pengobatan.

b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan

yang dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara

akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat,

profesi kesehatan lainnya dan pasien. Pelayanan informasi obat

didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian

informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat,

komprehensif, terkini, oleh apoteker kepada pasien, masyarakat,

profesional kesehatan yang lain, dan pihak-pihak yang

memerlukan.

Adapun tujuan pelayanan informasi obat yaitu:


42

1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang

rasioanl, berorientasi pada pasien, tenaga kesehatan, dan

pihak lain.

2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada

pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain.

3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-

kebijakan yang berhubungan dengan obat terutama bagi

PFT atau KFT (Panitia atau Komite Farmasi dan Terapi).

Sasaran informasi obat yaitu:

a. Pasien dan atau keluarga pasien

b. Tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, apoteker,

perawat, bidan, asisten apoteker, dan lain-lain.

c. Pihak lain seperti manajemen, tim atau kepanitiaan klinik,

dan lain-lain.

c. Konseling

Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi

dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan

penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap, serta

keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah

memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien

atau keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal

pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-

tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat.


43

d. Ronde atau visite Pasien

Ronde atau visite pasien merupakan kegiatan kunjungan ke

pasien rawat inap yang di lakukan secara mandiri atau bersama tim

profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan

lain-lain.

e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Monitoring Efek Samping Obat merupakan kegiatan

pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak

diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada

manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau

memodifikasi fungsi fisiologis.

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Pemantauan Terapi Obat merupakan proses yang

memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang

efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping.

g. Evaluasi Penggunaan Obat

Evaluasi Penggunaan Obat merupakan kegiatan untuk

mengevaluasi penggunaan obat secara terstruktur dan

berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai

indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

serta pelayanan farmasi klinik dalam puskesmas harus didukung


44

oleh dua kegiatan yaitu sumber daya manusia, sarana dan

prasarana.

a. Sumber Daya Manusia

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus

dilaksanakan oleh satu orang tenaga Apoteker sebagai

penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis

Kefarmasian sesuai kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di

Puskesmas dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik

rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan

pengembangan Puskesmas. Semua Tenaga Kefarmasian harus

memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk

melaksanakan pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan

kesehatan termasuk puskesmas, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Semua tenaga kefarmasian di

Puskesmas harus selalu meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan

meningkatkan kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi

tenaga kefarmasian dapat dilakukan melalui pengembangan

profesional berkelanjutan (Permenkes,2016).

1. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah salah satu peroses

atau upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di


45

bidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan

kefarmasian secara berkesinambungan untuk

mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga

kefarmasian secara optimal. Puskesmas dapat menjadi

tempat pelaksanaan program pendidikan,pelatihan serta

penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga

kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.

2. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program

Pendidikan

Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi

Puskesmas berupaya berkomunikasi efektif dengan semua

pihak dalam rangka optimalisasi dan pengembangan

fungsi ruang farmasi Puskesmas.

b. Sarana dan Prasarana

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan

kefarmasian di Puskesmas meliputi sarana yang memiliki

fungsi :

1. Ruang penerimaan resep

Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerima

resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set

komputer, jika memungkinkan. Ruang penerima resep

ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat

oleh pasien.
46

2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan

secara terbatas)

Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi

sediaan secara terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan

dan meja peracikan. Di ruang peracikan disediakan

peralatan peracikan, timbangan obat, air minum ( air

mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas

obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko

salinan resep, etiket dan label obat, buku catatan

pelayanan resep, buku-buku referensi atau standar sesuai

kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur

agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.

Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air

conditioner) sesuai kebutuhan.

3. Ruang penyerahan Obat

Ruang penyerahan obat meliputi konter penyerahan

obat, buku pencatatan penyerahan dan pengeluaran obat.

Ruang penyerahan obat dapat digabungkan dengan ruang

penerimaan resep.

4. Ruang konseling

Ruang konseling meliputi satu set meja dan kusi

konseling, lemari buku, buku-buku referensi sesuai

kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku


47

catatan konseling, formulir jadwal konsumsi obat

(lampiran), formulir catatan pengonatan pasien

(lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta satu set

komputer, jika memungkinkan.

5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi

sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan

untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.

Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan

rak atau lemari obat, pallet, pendingin ruangan, lemari

pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan

psikitropika, lemari penyimpanan obat khusus, pengukur

suhu dan kartu suhu.

6. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan

dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan obat dan

bahan medis habis pakai dan pelayanan kefarmasian

dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan

ruangan khusus yang memadai dan aman untuk

memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk

menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan,

persyaratan, dan teknik manajemen yang baik

(Permenkes,2016).
48

2.2 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Poliklinik
Gambaran
Pelayanan
Informasi
Obat
Standar Pelayanan
Kefarmasian
Di Puskesmas

A. Pengkajian resep, penyerahan


obat dan pemberian informasi
obat
B. Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
C. Konseling
D. Ronde/Visite Pasien (khusus
pasien rawat inap)
E. Pelaporan dan pemantauan
informasi obat
F. Pemantauan terapi obat
G. Evaluasi penggunaan obat

(Permenkes, 2016)
49

Gambar 1. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep penelitian ini sebagai berikut :

-Jenis obat
-Dosis
-Indikasi
-Waktu penggunaan
-Jumlah obat yang dikonsumsi Gambaran
-Efek samping obat Pelayanan
-Cara penyimpanan obat Informasi Obat

Gambar 2. Kerangka Konsep

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


50

Penelitian ini adalah penelitian farmasi sosial tentang gambaran

pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

Metode penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap

objek penelitian pada suatu masa tertentu.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah

orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa

dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata. Kualitatif

merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,

menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari

pengaruh sosisal yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan

melalui pendekatan kuantitatif (Saryono,2010). Penelitian deskriptif

dipilih untuk menggambarkan bentuk nyata mengenai praktik pelayanan

informasi obat pada pasien rawat jalan yang dilakukan di Puskesmas

Adiwerna kabupaten Tegal. Penelitian tentang gambaran pelayanan

informasi obat pada pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna kabupaten

Tegal ini dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Oktober sampai bulan

November. Tempat penelitian di Puskesmas, Puskesmas yang terdapat di


34

Adiwerna kabupaten Tegal.

3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian


51

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan

untuk mengeksplorasi dan memahami suatu makna yang berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan sejumlah individu atau sekelompok

orang. Dalam penelitian kualitatif peneliti dapat melibatkan upaya-upaya

penting, seperti mengajukan pertanyaan dan prosedur dalam penelitian,

mengumpulkan data spesifik yang berasal dari para partisipan,

menganalisis data secara induktif dengan cara menentukan tema-tema

khusus menjadi tema-tema umum serta menafsirkan makna dari sebuah

data. Laporan akhir dalam penelitian kualitatif memiliki struktur yang

fleksibel karena peneliti memiliki cara pandang penelitian yang bersifat

induktif, berfokus terhadap makna yang diperoleh secara individual, serta

seorang peneliti mampu menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan

(Creswell,2009). Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif

kualitatif, sampel yang dijadikan responden adalah seluruh pasien rawat

jalan yang masuk dalam kreteria inklusi di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal dan instrumen penelitian berupa angket yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya.

Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini berjenis deskriptif yaitu

hanya menggambarkan dan merepresentasikan data-data yang didapat di

lapangan atau tempat penelitian. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga,
52

masyarakat dan yang lainnya pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau apa adanya. Menurut (Sugiyono,2013) menyatakan

bahwa metode deskriptif merupakan suatu rumusan masalah yang

berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik

hanya pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang

berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel

independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh objek yang akan dijadikan

penelitian “Populasi diartikan sebagai sejumlah individu yang paling

sedikit mempunyai sifat yang sama” senada dengan pendapat

(Arikunto 2013) “populasi diartikan sebagai keseluruhan objek

penelitian”. Populasi merupakan seluruh objek yang akan dijadikan

penelitian, menyatakan bahwa:

Penelitian ini populasi, seluruh objek yang akan dijadikan

penelitian. (Sugiyono,2016). Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian, yang memiliki karakteristik yang sama

dalam penelitian. Maka dapat dikatakan bahwa populasi dalam


53

penelitian ini adalah keseluruhan pasien rawat jalan yang masuk

kriteria inklusi dilihat pada pasien rawat jalan pada bulan sebelumnya

yaitu ada 3000 pasien rawat jalan, dijadikan sumber data dalam

penelitian di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010,

201). Sampel dapat diartikan sebagai bagian populasi atau sejumlah

anggota populasi. Sebagaimana karakteristik populasi, sampel yang

mewakili adalah sampel yang benar-benar terpilih sesuai dengan

karakteristik populasi tersebut. Sampel diambil dalam penelitian

sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah kepada sentralisasi

permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya,

maka dapat disimpulkan bahwa subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarii

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.

Responden dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan di

Peskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal yang masuk kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi.


54

1. Kriteria inklusi adalah karakterisktik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria

inklusi digunakan untuk menentukan apakah seseorang dapat

berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian

individu dapat dimasukkan dalam penelaahan sistematis. Kriteria

inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang mempunyai syarat

menjadi sampel, yaitu menurut usia, tidak buta huruf, sehat

jasmani, tidak memiliki gangguan pada pendengaran dan

gangguaan penglihatan, tidak gangguan jiwa, serta yang bisa

menulis dan membaca. Kriteria inklusi yaitu pasien rawat jalan

yang berusia minimal 17 tahun dan maksimal berusia 60 tahun.

2. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi adalah kriteria atau

ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel

penelitian, yaitu pasien yang memiliki gangguan pendengaran dan

penglihatan, gangguan kejiwaan serta tidak bisa menulis dan

membaca.

Menurut yuyun wahyuni pengambilan sampel dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus slovin :

n= N

1 + N (e2)
55

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = tingkat kesalahan

Berdasarkan kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal menunjukan hasil 3000 jumlah pasien oleh karena

itu diperoleh sampel dengan rumus sebagai berikut :

n = 3.000

1 + 3.000(0,12)

=3.000

1 + 3.000 (0,01)

= 3.000

31

= 96,77

` = 97 sampel

Maka sampel dalam peneitian ini dibulatkan sebanyak 100 pasien

untuk mengantisipasi sampel yang gugur data diambil pada bulan

November 2018 selama 5 hari maka rata-rata perhari peneliti

melakukan penyebaran kuisioner mengenai Pelayanan Informasi Obat

yang diberikan oleh apoteker kepada pasien rawat jalan di Instalasi

Farmasi sekitar 20 pasien perhari.

3.3.3 Teknik sampling


56

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan

sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan

penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive sampling adalah teknik sampling yang cukup sering

digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih

oleh peneliti dalam memilih sampel. Krteria pemilihan sampel

terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam kegiatan penelitian merupakan unsur yang sangat

penting. Menurut variabel penelitian adalah “segala sesuatu gejala-gejala

atribut atau sifat nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang timbul dan

menjadi fokus perhatian atau pengamatan peneliti serta mempunyai variasi

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diterapkan”. Senada dengan

pendapat (Sugiyono,2016) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah

sesuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sebuah penelitian ada dua macam variabel seperti pendapat dari

(sugiyono 2016) yang mengemukakan bahwa ada dua macam variabel

yaitu variable independent (bebas) dan variable dependent (terikat).


57

Namun dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu variable

independent (bebas). Independent Variable (Variabel Bebas) Variabel

ini, yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Adapun sebagai variabel

bebas dipenelitian ini yaitu pelayanan informasi obat yang biasa disebut

dengan variabel X.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian atau penelitian (Arikunto,2010). Beberapa ahli mengemukakan

tentang definisi oprasional variabel diantaranya dikemukakan bahwa

definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat

diamati atau diobservasi sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka

untuk diuji kembali oleh orang lain.

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2010). Dengan demikian definisi oprasional variabel adalah

definisi yang disusun berdasarkan apa yang dapat diamati dan diukur

tentang variabel dalam penelitian tersebut.

Pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi oprasional

variabel adalah seperangkat nilai-nilai yang berupa tanda-tanda atau

konsep objek penelitian yang dapat diukur dan diamati. Sehingga

penelitian dapat diketahui hasil penelitian tersebut. Selanjutnya untuk

memudahkan penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian


58

ini didefinisikan dalam bentuk oprasional. Dalam penelitian ini terdapat

satu variabel yaitu variabel bebas (X).

Variabel bebas adalah veriabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya veriabel dependen (terikat)

(Sugiyono,2013). Menurut (Burhan Bungin,2011) variabel bebas adalah

veriabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel

tergantung.

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.

Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kabupaten atau kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disuatu wilayah kerja (Depkes2011).

2. Pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung

jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefaramasian

untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan unruk

meningkatkan kualitas hidup pasien yang diukur dengan

menggunakan kuisioner penelitian.

3. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas adalah ketentuan

yang dijadikan sebagai pedoman praktik apoteker di Puskesmas

dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdapat dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 2016.
59

4. Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh Apoteker untuk memberi informasi secara akurat,

tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi

kesehatan lainnya dan pasien.

5. Kuisioner Penelitian adalah alat yang diisi oleh responden,

kemudian digunakan untuk mengetahui data demografik dan

untuk mengukur pelayanan informasi obat yang dilakukan di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal. Hasil skor dari kuisioner

dideskripsikan dalam tiga kategori yaitu : kategori baik dengan

skor 81 % - 100 %, kategori cukup yaitu untuk skor 61 % - 80 %,

dalam kategori kurang bila memperoleh skor 20 % - 60 %.

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer.

Data primer adalah data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut

juga sebagai data asli atau data baru. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik

yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer


60

antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup

discussion-FGD) dan penyebaran kuisoner.

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang

diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan

variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data primer dari

penelitian ini dikumpulkan oleh penelitinya secara langsung di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal dengan penyebaran

kuisioner pada pasien rawat jalan.

3.6.2 Sumber data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek

darimana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi

kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana

data tersebut diolah. Sumber data merupakan faktor penting yang

menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data

disamping jenis data yang telah dibuat dimuka.

Sumber data dalam penelitian ini adalah responden. Responden

yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan pertanyaan tertulis maupun lisan. Responden dalam

penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang ada di Puskesmas

Adiwerna Kabupaten Tegal yang masuk dalam kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi.

3.6.3 Metode pengumpulan data

1. Alat
61

Alat dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuisioner.

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,

perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau

oleh sistem yang sudah ada. Kuisinoer juga dikenal sebagai angket.

Angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan

dengan diri responden yang dianggap fakta atau kebenaran yang

diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Angket merupakan

suatu alat pengumpul data yang berbentuk pernyataan untuk di

jawab oleh subjek penelitian. Angket adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

ia ketahui (Suharsimi,2014).

Menurut Suharsimi (2014:195) “dilihat dari jawaban yang

diberikan jenis angket dapat digolongkan menjadi dua yaitu angket

langsung dan angket tidak langsung, angket langsung merupakan

responden yang menjawab tentang dirinya, sedangkan angket tidak

langsung adalah jika responden menjawab tentang orang lain”

Penelitian ini menggunakan angket langsung. Alasan

digunakannya angket langsung yaitu karena responden merupakan orang

yang lebih tahu mengenai keadaan dirinya sendiri.


62

Komponen pertanyaan pada kuisioner terdiri dari :

1. Pertanyaan tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal.

2. Pertanyaan tentang pelayanan informasi obat yang dilakukan di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.

3. Aspek mutu pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal yaitu kepemahaman pasien rawat jalan dan

keberhasilan pengobatan.

Skor total yang diperoleh pada setiap komponen pertanyaan

kemudian dibuat presentase dengan dibandingkan sekor maksimal.

Selanjutnya hasil presentase jawaban responden tersebut dideskripsikan

dalam tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Baik bila skor 81 % - 100 %

b. Cukup bila skor 61 % - 80 %

c. Kurang bila skor 20 % - 60 % (Dirjen Binfar, 2008)

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah menunjukan keadaan yang sebenarnya dan mengacu

pada kesesuaian antara konstruk, atau cara seorang peneliti mengkonsepkan

ide dalam definisi konseptual dan suatu ukuran. Hal ini mengacu pada

seberapa baik ide tentang realitas “sesuai” dengan realitas aktual. Istilah

sederhana, validitas membahas pertanyaan mengenai seberapa baik realitas


63

sosial yang diukur melalui penelitian sesuai dengan konstruk yang peneliti

gunakan untuk memahaminya. Validitas dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai usaha meningkatkan derajat kepercayaan data. Dalam penelitian

kualitatif, pemeriksaan terhadap keabsahan data selain digunakan untuk

menyanggah baik apa yang dituduhkan terhadap penelitian kualitatif yang

tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari

tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.

Sebuah instrumen harus memenuhi standar validitas untuk kemudian

diujicobakan sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan, selain itu juga dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Mengetahui validitas angket, untuk menguji

validitas instrumen peneliti menggunakan rumus yang digunakan dalam

validitas tersebut adalah rumus korelasi product moment dengan angka

kasar yang dikemukakan oleh Pearson:

N ∑ XY - (∑ X) (∑ Y)
rxy =
{N ∑ X² - (∑ X)²}{N ∑ Y² - (∑ Y)²}
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi
N : Jumlah subyek/responden/sampel
X : Nilai Variabel X
Y : Nilai Variabel Y
∑X : Jumlah skor masing-masing item (total)
∑Y : Jumlah skor seluruh item (total)
∑ : Kuadrat dijumlah skor tiap item
∑ : Kuadrat dari skor total
∑XY : Jumlah keseluruhan X dikalikan Y (Suharsimi,2014)
64

Setelah diperoleh harga rxyselanjutnya dikonsultasikan dengan nilai

rtabel apabila rxy> rtabel maka soal dikatakan valid. Sebaliknya apabila nilai

rxy> rtabel maka soal dikatakan tidak valid.

Realibilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian

pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebuat bisa berupa

pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan

memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,

apakah dua orang penilai memberi skor yang mirip (reliabilitas antar

penilai). Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi,2013)

Penelitian ini rumus untuk memperoleh indeks reliabilitas, yaitu

dengan menggunakan rumus reliabilitas Spearman Brown :

⁄ ⁄
1.1 =
⁄ ⁄
Keterangan :

r1.1 : reliabilitas instrumen

X : skor belahan awal (skor ganjil)

Y : skor belahan akhir (skor genap)

r½½ : rxy adalah indeks korelasi antara dua belahan instrumen

(arikunto 2014)
Setelah diperoleh harga r1.1selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai

rtabel apabila r1.1> rtabel maka soal dikatakan reliabel. Sebaliknya apabila nilai

rxy> r1.1 maka soal dikatakan tidak reliabel.


65

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila

diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti

1. Analisis Deskriptif Persentase

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif menggunakan statistika.

Statistik deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis statistik deskripsi digunakan untuk menganalisis jawaban

pasien dari angket. Adapun rumus yang digunakan untuk analisis deskriftif

adalah sebagai berikut::

f
P= x 100%
N

Keterangan:
P : persentase
f : frekuensi subjek penelitian dalam suatu kategori
N : jumlah (Suharsimi 2014)

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis jawaban angket yang

diperoleh berupa data kualitatif yang menggambarkan pelayanan informasi

obat pada pasien rawat jalan.


66

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Oktober

sampai November 2018 dengan menyebarkan kuesioner ke 100 responden

didapatkan menggunakan rumus slovin dengan asumsi tingkat kesalahan 10%

yaitu melihat kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten

Tegal periode Januari sampai September 2018 menunjukan hasil rata-rata jumlah

pasien sebesar 3000 perbulan.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,


Pekerjaan, Pendidikan , dan Poli
Karakteristik Jumlah Responden Persentase (%)
Jenis Kelamin :
Laki-Laki 37 37
Perempuan 63 63
Umur :
17-25 tahun 16 16
26-35 tahun 21 21
36-45 tahun 43 43
46-55 tahun 20 20
Pekerjaan :
PNS 2 2
Pegawai Swasta 33 33
Buruh 38 38
Ibu rumah tangga 27 27
Pendidikan :
SD 39 39
SMP 27 27
SMA 30 30
Perguruan Tinggi 4 4
Poli :
Poli Umum 49 49
Poli Gigi 33 33
67

Poli BPJS 18 18
68

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang

diambil, pada karakteristik responden yang pertama berdasarkan jenis kelamin ,

Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan

perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan

upaya meneruskan garis keturunan. Jumlah responden terbanyak yaitu perempuan

sebanyak 63 orang (63%), sedangkan laki-laki sebanyak 37 orang (37%). Hal ini

dapat disebabkan karena jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin berdasarkan

data badan statistik di Adiwerna Kabupaten Tegal tahun 2018 paling banyak

adalah penduduk perempuan (Apriliani,2018).

Karakteristik usia, Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur

manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu

dihitung. Kategori umur pada penelitian ini adalah masa remaja akhir 17-25

tahun, masa dewasa awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, dan masa

lansia awal 46-55 tahun (Departemen kesehatan 2009). Menunjukan bahwa dari

100 responden terbagi menjadi 4 kelompok usia yaitu usia 17-25 tahun sebanyak

16 orang (16%), usia 26-35 tahun sebanyak 21 orang (21%), usia 36-45 tahun

sebanyak 43 orang (43%), usia 46-55 tahun sebanyak 20 orang (20%). Data

tersebut menunjukan bahwa responden paling sedikit adalah usia 17-25 tahun , hal

ini dikarenakan usia yang masih muda jadi tidak rentan terkena penyakit ringan

atau penyakit yang berbahaya. Justru responden yang paling banyak yaitu pada

usia 36-45 tahun dikarenakan pada usia tersebut tubuh mulai mengalami

penurunan pada fungsi organ tubuhnya ataupun pada saat usia tersebut mulai
69

mengalami penurunan sistem imun tubuh sehingga rentan terserang penyakit

ringan maupun penyakit yang berbahaya. Umur seseorang bertambah dapat

membuat perubahan pada aspek fisik psikologis, dan kejiwaan. Aspek psikologis

taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa (Adityawati,dkk 2016).

Karakteristik selanjutnya yaitu pekerjaan. Pekerjaan dapat mempengaruhi

pengetahuan karena pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain banyak

pengetahuannya dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain

(Fauziah 2016). Lingkungan pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun

secara tidak langsung (Apriliani 2018). Data yang didapat menunjukan bahwa dari

100 responden terbagi menjadi 4 kelompok pekerjaan yaitu PNS (Pegawai Negeri

Sipil) sebanyak 2 orang (2%), pegawai swasta sebanyak 33 orang (33%), buruh 38

orang (38%), kemudian ibu rumah tangga 27 orang (27%). Data tersebut

menunjukan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai buruh sebanyak 38

orang (38%). Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan (mata pencaharian) di

Adiwerna Kabupaten Tegal bervariasi mulai dari PNS (Pegawai Negeri Sipil),

pegawai swasta, buruh, serta ibu rumah tangga, apabila dilihat dari persentase

paling besar adalah bermata pencaharian sebagai buruh hal ini menunjukan bahwa

pekerjaan (mata pencaharian) berdasarkan data Badan Statistik Penduduk

Adiwerna Kabupaten Tegal bervariasi. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.


70

Karakteristik pendidikan, tingkat pendidikan seseorang dapat

mempengaruhi pengetahuan karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

semakin cenderung untuk mendapatkan informasi dengan baik, baik dari orang

lain maupun dari media masa (Fauziah 2016). Dari data yang telah diambil

menunjukan bahwa dari 100 responden terbagi menjadi 4 kelompok pendidikan

yaitu pendidikan SD sebanyak 39 orang (39%) kemudian diikuti pendidikan SMP

sebanyak 27 orang (27%), pendidikan SMA sebanyak 30 orang (30%), serta

pendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang (4%). Apabila dilihat dari jumlah

persentase terbesar adalah pendidikan SD, hal ini dilihat dari data statistik

Adiwerna Kabupaten Tegal dikarenakan tingkat perekonomian masyarakat yang

masih rendah, sehingga masyarakat tidak mampu melanjutkan sekolah ketingkat

yang lebih tinggi lagi. Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan bahwa

sebuah visi pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.

Selanjutnya karakteristik badan poliklinik, poliklinik adalah salah satu unit

pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang kesehatan.

Sebuah poliklinik yang menawarkan fasilitas perawatan kesehatan yang di

khususkan untuk perawatan pasien rawat jalan. Data yang didapat menunjukan

bahwa dari 100 responden terbagi menjadi 3 kelompok poli yaitu poli Umum

sebanyak 49 orang (49%), kemudian diikuti poli BPJS sebanyak 33 orang (33%) ,

serta poli Gigi sebanyak 18 orang (18%). Dilihat dari persentase paling besar

adalah dari poli umum.


71

Tabel 4.2 Penilaian Berdasarkan Hasil Kuisioner


No PERNYATAAN Ya Tidak
% %
1 Petugas memberi informasi tentang jenis 100 0
obat
2 Petugas memberi informasi tentang dosis 100 0
obat
3 Petugas memberi informasi tentang cara 100 0
penggunaan obat
4 Petugas memberi informasi tentang jumlah 100 0
obat yang harus dikonsumsi
5 Petugas memberi informasi tentang cara 85 15
penyimpanan obat
6 Petugas menyampaikan informasi tentang 82 18
efek samping yang timbul setelah minum
obat
7 Petugas menyampaikan informasi tentang 90 10
makanan dan minuman yang harus dihindari
pada saat pengobatan
8 Informasi obat yang diberikan akurat serta 100 0
bisa dipertanggungjawabkan
9 Pelayanan informasi obat menggunakan 100 0
bahasa yang mudah dimengerti pasien
10 Petugas bersikap ramah serta sopan dalam 100 0
memberikaan informasi obat
11 Petugas menjawab dengan cepat dan 100 0
tanggap saat melayani pasien
12 Petugas memiliki pengetahuan serta 100 0
kemampuan yang mencukupi dalam
memberikan informasi obat
72

Berdasarkan Penilaian Kuisioner terhadap pelayanan informasi obat yang

terdiri dari 12 parameter penilaian dengan bukti SOP di Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal tentang penyimpanan obat, pemberian informasi tentang efek

samping obat atau efek yang tidak diharapkan, pemberian obat kepada pasien dan

pelabelan, pemberian informasi penggunaan obat telah dilaksanakan dengan baik,

yang dipaparkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Jenis Obat Kepada Pasien
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang jenis obat kepada pasien

rawat jalan. Jadi meskipun pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten

Tegal cukup banyak namun petugas di instalasi farmasi dalam pelayanan

informasi obat tetap memberikan pelayanan dengan baik serta pelayanan yang

akurat sehingga dapat mencapai kepemahaman pasien pada saat pengobatan.

Seperti petugas di Puskesmas Adiwerna Kabupeten Tegal memberikan informasi

jenis obat yaitu tablet, pil, kapsul, salep, kaplet, sirup, suspensi, suppositoria, dll

sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat penyerahan obat kepada pasien.

Tabel 4.4 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Dosis Obat
73

Kategori Penilaian Frekuensi Persentase


(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang dosis obat, petugas instalasi

farmasi memberikan informasi banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan

atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam

maupun obat luar. Hal ini bertujuan agar tidak ada kesalahan maupun kekeliruan

pada saat pengobatan serta untuk mencapai kepemahaman pasien.

Tabel 4.5 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Cara Penggunaan Obat
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang cara penggunaan obat,

seperti halnya petugas instalasi farmasi menjelaskan tentang cara penggunaan obat

yang sering digunakan misalnya obat dalam bentuk kapsul, tablet, pil, salep, sirup,
74

suppositoria, jadi petugas farmasi harus memberikan informasi tentang cara

penggunaan obat agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengobatan. Seperti

petugas instalasi farmasi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal telah

memberikan informasi tentang cara penggunaan obat yang bertujuan untuk

menghindari kesalahan pada pasien rawat jalan pada saat pengobatan.

Berdasarkan SOP di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal telah melaksanakan

pelayanan informasi obat mengenai penggunaan obat dengan baik.

Tabel 4.6 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Jumlah Obat Yang Harus Dikonsumsi
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang jumlah obat yang harus

dikonsumsi. Jumlah obat yang harus dikonsumsi itu sendiri misalnya dalam sehari

berapa kali minum obat serta jumlah obat yang harus dikonsumsi dalam satu kali

minum. Bertujuan agar tidak terjadinya kelebihan dosis pada pasien rawat jalan

yang melakukan pengobatan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.

Tabel 4.7 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Cara Penyimpanan Obat
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
75

(jumlah) (%)
Ya 85 85
Tidak 15 15
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari responden sebanyak 85 orang

(85%) memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas

Adiwerna Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang cara

penyimpanan obat, sedangkan sebanyak 15 orang (15%) memberikan penilaian

bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal tidak

memberikan informasi tentang cara penyimpanan obat. mengingat banyak sediaan

obat dengan dosis ganda yang digunakan secara berulang-ulang sehingga

dibutuhkan penyimpanan obat yang tepat untuk menjaga kualitas obat, namun

petugas instalasi farmasi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal masih belum

memberikan informasi tentang cara penyimpanan obat yang baik pada pasien

rawat jalan. Berdasarkan SOP di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal telah

melaksanakan pelayanan informasi obat mengenai cara penyimpanan obat dengan

baik dan benar.

Tabel 4.8 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang


Efek Samping Yang Timbul Setelah Minum Obat
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 82 82
Tidak 18 18
Jumlah 100 100
76

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari responden sebanyak 82 orang

(82%) memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas

Adiwerna Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang efek samping

yang timbul setelah minum obat, sedangkan sebanyak 18 orang (18%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal tidak memberikan informasi tentang efek samping yang timbul

setelah minum obat. Petugas instalasi farmasi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten

Tegal menganggap kebanyakan orang pasti pernah minum obat, entah obat sakit

kepala, obat batuk, obat penurun panas , maupun obat yang telah diresepkan oleh

dokter. Dalam kemasan obat biasanya terdapat kertas petunjuk yang berisi

penjelasan mengenai obat sehingga petugas instalasi farmasi tidak memberikan

penjelasan tentang efek samping yang timbul setelah minum obat pada pasien

rawat jalan. Berdasarkan SOP di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal telah

melaksanakan pelayanan informasi obat mengenai informasi efek samping pada

obat dengan baik dan benar.

Tabel 4.9 Penilaian Pada Parameter Petugas Memberi Informasi Tentang

Makanan dan Minuman Yang Harus Dihindari Pada Saat Pengobatan

Kategori Penilaian Frekuensi Persentase


(jumlah) (%)
Ya 90 90
Tidak 10 10
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari responden sebanyak 90 orang

(90%) memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas


77

Adiwerna Kabupaten Tegal telah memberikan informasi tentang makanan dan

minuman yang harus dihindari pada saat pengobatan, sedangkan sebanyak 10

orang (10%) memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal tidak memberikan informasi tentang

makanan dan minuman yang harus dihindari pada saat pengobatan. Mengingat

untuk menghindari permasalahan pada penyakit petugas instalasi harus

menjelaskan tentang makanan dan minuman yang harus dihindari pada saat

pengobatan. Namun di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal belum memberikan

informasi tentang makanan dan minuman yang harus dihindari pada saat

pengobatan.

Tabel 4.10 Penilaian Pada Parameter Informasi Obat Yang Diberikan

Akurat Serta Bisa Dipertanggungjawabkan

Kategori Penilaian Frekuensi Persentase


(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal dalam memberikan informasi obat secara akurat serta dapat

dipertanggungjawabkan. Hal ini bertujuan agar pasien rawat jalan mendapatkan

pengobatan yang baik dan benar , sehingga tingkat kecepatan kesembuhan pasien
78

bertambah dan pasien rawat jalan mendapatkan pengobatan yang jelas , akurat dan

terpercaya.

Tabel 4.11 Penilaian Pada Parameter Pelayanan Informasi Obat


Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti Pasien
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal dalam pelayanan informasi obat telah menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti pasien. Bahasa yang mudah dimengerti pasien yaitu

berkomunikasi dengan penuh kejelasan. Kejelasan disini diartikan dalam

pelayanan informasi obat dapat dengan cepat dipahami oleh pasien rawat jalan.

Mengingat pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal yang

memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda-beda. Sehingga

petugas instalasi farmasi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal telah

memberikan pelayanan informasi obat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan

dipahami oleh pasien rawat jalan.

Tabel 4.12 Penilaian Pada Parameter Petugas Bersikap Ramah Dan Sopan
Dalam Memberikan Informasi Obat
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
79

Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal dalam berkomukasi dengan pasien dengan penuh keramahan dan

sopan. Seperti halnya petugas instalasi farmasi yang memberikan keramahan

dengan cara menyapa pasien dengan senyuman dan berbicara yang sopan pada

saat pasien berobat di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal. Hal ini bertujuan

untuk membuat pasien nyaman pada saat berobat dan merasa dihargai sehingga

dapat meningkatkan kesembuhan pasien sehingga petugas instalasi farmasi di

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal memberikan pelayanan informasi obat

dengan ramah dan sopan pada pasien rawat jalan.

Tabel 4.13 Penilaian Pada Parameter Petugas Menjawab Dengan Cepat Dan

Tanggap Saat Melayani Pasien

Kategori Penilaian Frekuensi Persentase


(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal dalam pelayanan informasi obat mengenai respon petugas

instalasi farmasi sangat cepat dalam menjawab pertanyaan pasien rawat jalan. Hal
80

ini bertujuan untuk menghindari kesalahan penggunaan obat pada pasien rawat

jalan sehingga petugas instalasi farmasi di Puskesmas Adiwerna Kabupeten Tegal

sangat cepat dan tanggap dalam menjawab pertanyaan pasien rawat jalan pada

saat pelayanan informasi obat.

Tabel 4.14 Penilaian Pada Parameter Petugas Memiliki Pengetahuan Serta


Kemampuan Yang Mencukupi Dalam Memberikan Informasi Obat
Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
(jumlah) (%)
Ya 100 100
Tidak 0 0
Jumlah 100 100

Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden (100%)

memberikan penilaian bahwa petugas di Instalasi Farmasi Puskesmas Adiwerna

Kabupaten Tegal sangat memiliki pengetahuan serta kemampuan yang cukup

dalam memberikan informasi obat. Hal ini sangat berperan penting dalam

pelayanan informasi obat agar tidak terjadinya kesalahan pada saat pengobatan

karena pemberian informasi obat yang kurang jelas yang terjadi karena kurangnya

kemampuan serta pengetahuan petugas instalasi farmasi itu sendiri. Sehingga

petugas instalasi di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal memiliki pengetahuan

serta kemampuan yang sangat cukup dalam memberikan informasi obat pada

pasien rawat jalan.

Pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di Instalasi Fasrmasi

Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal sudah terlaksana meskipun realisasinya


81

belum mencapai yang ditergetkan. Pelayanan informasi obat mulai dari petugas

memberikan informasi tentang jenis obat, dosis obat, cara penggunaan obat,

jumlah obat yang harus di konsumsi, cara penyimpanan obat, efek samping obat ,

serta edukasi terhadap pasien telah di laksanakan dengan baik. Selain itu petugas

di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal juga bersikap ramah dan sopan terhadap

pasiens, dalam memberikan informasi menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti pasien, informasi obat yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan

serta cepat dan tanggap dalam melayani pasien rawat jalan dengan kemampuan

yang mencukupi dalam memberikan informasi obat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
82

Berdasarkan hasil anlisis data tentang gambaran pelayanan informasi

obat pada pasien rawat jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 100% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai jenis

obat.

2. Sebanyak 100% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai dosis

obat.

3. Sebanyak 100% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai

indikasi obat.

4. Sebanyak 100% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai

waktu penggunaan obat.

5. Sebanyak 100% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai

jumlah obat yang dikonsumsi.

6. Sebanyak 82% responden memberikan penilaian bahwa Tenaga

Kefarmasian sudah memberikan pelayanan informasi obat mengenai efek


67
samping obat.
83

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, perlu melakukan penelitian selanjutnya mengenai

pelayanan informai obat yang dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian di

Puskesmas lain.

2. Bagi pembaca supaya lebih mengetahui tentang pentingnya pelayanan

informasi obat di Puskesmas.


84

DAFTAR PUSTAKA

Adityawati,dkk 2016. “Evaluasi pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan

di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag.”

Apriansyah, Ahmad. 2017. “Kajian pelayanan informasi obat di apotek wilayah

kota tangerang selatan.”

Apriliani, Devy. 2018. “Gambaran pelaksanaan pelayanan informasi obat di

apotek Kemala Babakan Kramat Kabupaten Tegal.”

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

jakarta.

———. 2013. manajemen penelitian.

———. 2014. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Cipolle et al. 2012. “Pharmaceutical Care Practice: The Patient-Centered approach

to Medication Management Third Edition.” New York.

Creswell. 2009. Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.

Yogyakarta.

Departemen Kesehatan. 2009. “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36

tahun 2009 tentang kesehatan.” Jakarta.

Depkes RI. 2009. “Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar.”

Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2008. “Pedoman

Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.” Jakarta.

Effendi, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek.

69
85

Fauziah. 2016. Karakteristik Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan yang

Mempengaruhi Pengetahuan Masyarakat. Bandung.

PERMENKES. 2016. “STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI

PUSKESMAS.”

Pudjaningsih, D. Anggraini. 2011. “Patient Safety dalam Praktek kefarmasian.”

Graha Ilmu Yogyakarta.

Saryono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.

———. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung.

———. 2016. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung.

Tjahyadi, Yunita Eka. 2013. “Studi Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat di

Rumah Sakit X Surabaya.”


86

Jadwal Penelitian

Bulan I Bulan II Bulan III


Tahapan Sub Tahap
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Studi
Persiapan Pustaka
2.
Penyusunan
3. Konsultasi

1. Persiapan
Penelitian alat dan
bahan
2.
Pengambilan
data
3. Sortir data

1. Analisis
Penutupan data
2. Evaluasi
data
3.
Pembahasan
4. Konsultasi
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

HASIL UJI VALIDITAS


CORRELATIONS
/VARIABLES=P_01 P_02 P_03 P_04 P_05 P_06 P_07 P_08 P_09 P_10
P_11 P_12 P_13 P_14 P_15 P_16 P_17 P_18 P_19 P_20 P_21 P_22 P_23
P_24 P_25 P_26 total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations
total
Pearson Correlation .438*
Sig. (2-tailed) .015
N 30
Pearson Correlation .606**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .424*
Sig. (2-tailed) .020
N 30
Pearson Correlation .605**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .545**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
Pearson Correlation .620**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .519**
Sig. (2-tailed) .003
N 30
Pearson Correlation .421*
Sig. (2-tailed) .021
N 30
Pearson Correlation .418*
Sig. (2-tailed) .022
N 30
Pearson Correlation .412*
Sig. (2-tailed) .024
N 30
Pearson Correlation .733**
Sig. (2-tailed) .000
99

N
30
Pearson Correlation .659**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .677**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .444*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
Pearson Correlation .472**
Sig. (2-tailed) .009
N 30
Pearson Correlation .526**
Sig. (2-tailed) .003
N 30
Pearson Correlation .545**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
Pearson Correlation .457*
Sig. (2-tailed) .011
N 30
Pearson Correlation .452*
Sig. (2-tailed) .012
N 30
Pearson Correlation .429*
Sig. (2-tailed) .018
N 30
Pearson Correlation .593**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
Pearson Correlation .658**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .737**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Pearson Correlation .586**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
Pearson Correlation .511**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
Pearson Correlation .437*
Sig. (2-tailed) .016
100

N
30
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N
30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=P_01 P_02 P_03 P_04 P_05 P_06 P_07 P_08 P_09 P_10
P_11 P_12 P_13 P_14 P_15 P_16 P_17 P_18 P_19 P_20 P_21 P_22 P_23
P_24 P_25 P_26
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=SPLIT.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .817
N of Items 13a
Part 2 Value .809
N of Items 13b
Total N of Items 26
Correlation Between Forms .785
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .880
Unequal Length .880
Guttman Split-Half Coefficient .874
a. The items are: P_01, P_02, P_03, P_04, P_05, P_06, P_07, P_08, P_09, P_10,
P_11, P_12, P_13.
b. The items are: P_14, P_15, P_16, P_17, P_18, P_19, P_20, P_21, P_22, P_23,
P_24, P_25, P_26.
101

KUISIONER

A. Persetujuan
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka penyusunan karya tulis
ilmiah dengan judul “ GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS ADIWERNA
KABUPATEN TEGAL”, saya membutuhkan data yang berkaitan dengan
penulisan karya tulis ilmiah tersebut dan akan dijamin kerahasiannya, maka
dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner ini dengan segala keikhlasan dan
sebenar-benarnya serta ketersediaan untuk menandatangani kolom dibawah
ini sebagai tanda persetujuan menjadi responden.
Atas perhatian dan kerjasama yang anda berikan, saya sampaikan terima
kasih.

Tegal, November 2018


Responden

( )
B. Karakteristik Responden
Jenis Kelamin : Pria Wanita

Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Pekerjaan : PNS Pegawai Swasta Buruh

Ibu Rumah Tangga

Poli : Umum Gigi BPJS

Usia : Tahun

C. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang dianggap paling
sesuai apa yang anda rasakan tentang pelayanan informasi obat di puskesmas
Adiwerna Kabupaten Tegal.
102

D. Contoh Pengisian
No PERNYATAAN Ya Tidak
1 Petugas memberikan pelayanan informasi obat dengan √
jelas

No PERNYATAAN Ya Tidak
1 Petugas memberi informasi tentang jenis obat
2 Petugas memberi informasi tentang dosis obat
3 Petugas memberi informasi tentang cara penggunaan obat
4 Petugas memberi informasi tentang jumlah obat yang
harus dikonsumsi
5 Petugas memberi informasi tentang cara penyimpanan
obat
6 Petugas menyampaikan informasi tentang efek samping
yang timbul setelah minum obat
7 Petugas menyampaikan informasi tentang makanan dan
minuman yang harus dihindari pada saat pengobatan
8 Informasi obat yang diberikan akurat serta bisa
dipertanggungjawabkan
9 Pelayanan informasi obat menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti pasien
10 Petugas bersikap ramah serta sopan dalam memberikaan
informasi obat
11 Petugas menjawab dengan cepat dan tanggap saat
melayani pasien
12 Petugas memiliki pengetahuan serta kemampuan yang
mencukupi dalam memberikan informasi obat
Peneliti

PARIHATUN
NIM.1608E064
103
104
105

HASIL PENILAIAN KUISIONER


No PERNYATAAN Ya Tidak
% %
1 Petugas memberi informasi tentang jenis 100 0
obat
2 Petugas memberi informasi tentang dosis 100 0
obat
3 Petugas memberi informasi tentang cara 100 0
penggunaan obat
4 Petugas memberi informasi tentang jumlah 100 0
obat yang harus dikonsumsi
5 Petugas memberi informasi tentang cara 85 15
penyimpanan obat
6 Petugas menyampaikan informasi tentang 82 18
efek samping yang timbul setelah minum
obat
7 Petugas menyampaikan informasi tentang 90 10
makanan dan minuman yang harus dihindari
pada saat pengobatan
8 Informasi obat yang diberikan akurat serta 100 0
bisa dipertanggungjawabkan
9 Pelayanan informasi obat menggunakan 100 0
bahasa yang mudah dimengerti pasien
10 Petugas bersikap ramah serta sopan dalam 100 0
memberikaan informasi obat
11 Petugas menjawab dengan cepat dan 100 0
tanggap saat melayani pasien
12 Petugas memiliki pengetahuan serta 100 0
kemampuan yang mencukupi dalam
memberikan informasi obat
106

Foto pada saat penyebaran kuisioner di Puskesmas Adiwerna Kabupaten


Tegal
107

CURICULUM VITAE

Nama : Parihatun

Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 20 Agustus 1997

Alamat : Kebobung , Suru, Rt.15/Rw.03

Bantarbolang-Kabupaten Pemalang

Email : ihasuru20@gmail.com

Nomer HP : 085742632777/082328314337

Pendidikan

SD : SD Negeri 02 Suru

SMP : SMP Negeri 02 Bantarbolang

SMK : SMK Kesehatan Amanah Husada Pemalang

DIII : Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Judul KTI : Gambaran Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien

Rawat Jalan di Puskesmas Adiwerna Kabupaten

Tegal

Nama Orang Tua

Ayah : Ruslani

Ibu : Turinah
108

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Pedagang

Ibu : Petani

Alamat Orang Tua

Ayah : Kebobung , Suru, Rt.15/Rw.03

Bantarbolang-Kabupaten Pemalang

Ibu : Kebobung , Suru, Rt.15/Rw.03

Bantarbolang-Kabupaten Pemalang

Anda mungkin juga menyukai