Disusun oleh
Kelompok 11
Ketua Kelompok : Cintia Desy Rahmadani, 16416248201065, FM16B
Anggota Kelompok 1 : Ratih Puspitasari, 16416248201027, FM16C
Anggota Kelompok 2 : Tri Yulianti Khoerunnisa,16416248201072,FM16B
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh
Kelompok 11
Ketua Kelompok : Cintia Desy Rahmadani, 16416248201065, FM16B
Anggota Kelompok 1: Ratih Puspitasari, 16416248201027, FM16C
Anggota Kelompok 2 : Tri Yulianti Khoerunnisa,16416248201072,FM16B
2
ABSTRAK
ABSTRACT
This study tried to get information about ethnomedicine and the use of traditional
medicines in Cipurwasari Village. The method used is the method of observation
and interview. This research was conducted in Cipurwasari Village, Kp. Pasircili,
Kec. Tegalwaru Kab. Karawang, while the subject transferred 4 people from RT
11. This observation and interview method was to obtain information from the
village community. The results showed that the most widely used ingredients were
plants at 92% and the highest value of the basic ingredients used was 68%, then
the highest value also used the method of boiling and the use of drinking was 44%
and 50%. Making this result shows that the people of Cipurwasari Village,
Karawang, have planted many plants that have medicinal functions.
Keywords: Traditional Medicine, Cipurwasari Village, Natural Materials
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya maka dengan ini penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan kajian etnomedisin yang dilaksanakan di Ds. Cipurwasari,
Kap. Pasircili, Kec. Tegalwaru, Kab. Karawang. Laporan ini disusun untuk
memenuhi syarat mata kuliah Fitoterapi yang disusun berdasarkan Ilmu dan
pengalaman yang didapatkan dari berbagai sumber.
Laporan ini dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan proses penyusunan laporan ini :
4
apabila dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan kata-kata yang kurang
berkenan. Dan semoga hasil dari laporan kerja praktek dapat bermanfaat bagi
semua orang baik sebagai sumber ilmu maupun sumber Inspirasi dalam
menyelesaikan laporan.
Penulis
DAFTAR ISI
5
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iii
ABSTRACT.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................5
2.1 Pengertian Obat Tradisional.................................................................5
2.2 Penggunaan Obat Tradisional...............................................................6
2.3 Manfaat Tanaman Obat.........................................................................8
2.4 Bagian Tanaman Berkhasiat Obat.........................................................9
BAB III METODE PENELITIAN................................................................12
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................12
3.3 Subjek Penelitian.................................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................13
3.5 Tahapan Penelitian................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................15
4.1 Hasil......................................................................................................15
4.2 Pembahasan..........................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................25
5.1 Kesimpulan...........................................................................................25
5.2 Saran.....................................................................................................25
6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26
LAMPIRAN
7
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
8
Tabel 4.1. Hasil Observasi Tanaman ................................................................16
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kombinasi Tanaman ..............................................22
Tabel 4.3 Hasil Observasi Hewan ...................................................................25
Tabel 4.4 Data Dari Jenis Bahan Alam ............................................................26
Tabel 4.5 Data Bahan Alam Yang Digunakan .................................................27
Tabel 4.6 Data Bahan Alam Berdasrkan Cara Pengolahan ..............................28
Tabel 4.7 Data Bahan Alam Berdasrkan Cara Penggunaan .............................29
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latin menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan primer
yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan primer. Oleh sebab itu,
pemberian obat tradisional yang aman dan efektif menjadi faktor penting
untuk meningkatkan derajat pelayanan kesehatan secara keseluruhan (WHO,
2003). Berdasarkan hasil survei The National Health Interview Survey
(NHIS), pengguna obat tradisional di Amerika Serikat bahkan mencapai
19% pada tahun 2002 (Gardiner, et al., 2007). Di Indonesia, dari hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan penggunaan obat tradisional dari 19,8% menjadi 32,8% selama
tahun 1980 sampai dengan 2004 (Menkes RI, 2007).
Di Indonesia obat tradisional masih digunakan secara luas di berbagai
lapisan masyarakat, baik itu di pedesaan maupun diperkotaan. Penggunaan
obat tradisional semakin meningkat dengan kecenderungan gaya hidup
kembali ke alam (Katno, et. al., 2004). Kecenderungan ini sangat terlihat
dari maraknya produk-produk berbahan herbal yang beredar di pasaran.
Disamping itu belum meratanya sarana kesehatan juga mahalnya harga obat
dan banyaknya efek samping dari obat moderen menjadi faktor pendorong
bagi masyarakat untuk mendayagunakan obat tradisional (Pramono, 2002).
Dalam the 3rd Conference on Traditional Medicine in ASEAN
Countries Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,
Dr.PH mengatakan, obat tradisional dapat menjadi bagian penting dari
sistem kesehatan formal di negara-negara di dunia, termasuk ASEAN. Di
Indonesia untuk memberikan landasan hukum terhadap obat tradisional
dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.381/Menkes/SK/III/2007
tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS). Salah satu
tujuan dari keputusan ini adalah agar tersedianya obat tradisional yang
terjamin mutu, khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah dan
dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam
pelayanan formal.
2
Meskipun pengguna obat tradisional di kalangan masyarakat sudah
sangat banyak namun data tentang alasan dan latar belakang pasien memilih
menggunakan obat tradisional masih sedikit. Begitu juga data tentang jenis
penyakit yang umumnya diobati dengan menggunakan obat tradisional.
Survei sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang variasi
penggunaan obat tradisional sehingga dapat memaksimalkan hasil terapi dan
menyediakan perawatan medis yang berkualitas kepada masyarakat. Selain
itu hasil survei juga dapat digunakan bagi pemerintah daerah setempat
sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan
program terkait obat tradisional lebih lanjut, seperti untuk mengambil kajian
alokasi dana belanja dan regulasi obat tradisional. Hal inilah yang
mendorong penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang
penggunaan obat tradisional di Masyarakat Kabupaten Karawang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat disusun pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Bagaimana gambaran obat tradisional ?
2. Apa saja bahan alam yang digunakan di RT 11 Desa Cipurwasari ?
3. Bagian apa saja tanaman yang di gunakan di RT 11 Desa Cipurwasari?
4. Bagaimana cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa Cipurwasari?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Dapat mengetahui gambaran obat tradisional.
2. Dapat mengetahui bahan alam apa saja yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
3. Dapat mengetahui bagian tanaman yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
4. Dapat mengetahui cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa
Cipurwasari.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah :
3
1. Mengetahui gambaran obat tradisional.
2. Mengetahui bahan alam apa saja yang digunakan di RT Desa
Cipurwasari.
3. Mengetahui bagian tanaman yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
4. Mengetahui cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa Cipurwasari
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
1. Sistem integratif.
Secara resmi obat tradisional diakui dan telah diintegrasikan dalam
sistem pelayanan kesehatan nasional. Ini berarti obat tradisional telah
menjadi komponen dari kebijakan obat nasional, ada sistem registrasi
produk dan regulasi. Obat tradisional digunakan di rumah sakit dan
sistem asuransi kesehatan, ada penelitian dan pengembangan serta
pendidikan tentang obat tradisional. Negara yang menganut sistem
integratif ini antara lain ialah RRC, Korea Utara dan Vietnam.
2. Sistem inklusif.
Mengakui obat tradisional tetapi belum mengintegrasikan pada sistem
pelayanan kesehatan. Sistem inklusif ini dianut oleh negara sedang
berkembang seperti Nigeria dan Mali maupun negara maju seperti
Kanada dan Inggris. Dewasa ini Indonesia juga tergolong negara yang
menganut sistem inklusif karena penggunaan obat tradisional belum
diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Demikian
pula sistem asuransi kesehatan di Indonesia menolak klaim penggunaan
obat tradisional.
3. Sistem toleran.
Sistem pelayanan kesehatan berbasis kedokteran modern tetapi
penggunaan beberapa obat tradisional tidak dilarang oleh undang-
undang.
6
moderen membuat masyarakat lebih memilih menggunakan obat tradisional
(Dewoto, 2007).
Kesalahan persepsi yang paling sering terjadi dimasyarakat adalah
bahwa obat tradisional itu aman. Padahal kenyataannya, meskipun obat
tradisional aman, masih mungkin terjadi potensi toksik (Gitawati &
Handayani, 2008).
Dalam penggunaan obat tradisional juga memiliki aturan-aturan yang
harus diperhatikan agar terhindar dari bahaya toksik, baik dalam
pembuatannya maupun penggunaannya, yaitu sebagai berikut.
1. Ketepatan bahan. Sebab, tanaman obat terdiri dari beragam spesies yang
kadang-kadang sulit dibedakan. Ketepatan bahan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan. Selain itu, pada satu
jenis tanaman umumnya dapat ditemukan beberapa zat aktif yang
berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek
samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis
tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.
2. Ketepatan dosis. Sebab, seperti halnya obat buatan pabrik, tanaman obat
juga tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus
dipatuhi. Misalnya, mahkota dewa hanya boleh dikonsumsi dengan
perbandingan 1 buah dalam 3 gelas.
3. Ketepatan waktu penggunaan. Sebab, ketepatan waktu penggunaan obat
tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
Contohnya, kunyit jika dikonsumsi saat datang bulan bisa mengurangi
nyeri haid. Namun, jika dikonsumsi pada awal masa kehamilan, berisiko
menyebabkan keguguran.
4. Ketepatan telaah Informasi. Sebab, ketidaktahuan mengenai fungsi dan
manfaat tanaman obat bisa menyebabkan obat tradisional berbalik
menjadi bahan membahayakan.
5. Ketepatan cara penggunaan. Sebab, banyak zat aktif yang berkhasiat di
dalam satu tanaman obat. Dan, setiap zat tersebut membutuhkan
perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Misalnya, daun
kecubung, jika diisap seperti rokok, bisa digunakan sebagai obat asma.
7
Namun jika diseduh dan diminum, dapat menyebabkan keracunan atau
mabuk.
6. Mengenal jenis obat tradisional. Sebab, ada tiga jenis obat tradisional,
yaitu jenis jamu, bahan ekstrak alami, dan fitofarmaka. Ketiganya
memiliki perlakuan, sifat, dan khasiat yang berbeda-beda.
7. Keamanan obat tradisional. Sebab, adakalanya obat tradisional yang
beredar sudah dicampur bahan kimiawi. Maka, perlu diperhatikan
tentang reaksi dan dosis obat tersebut serta tanggal kadaluarsanya.
Dalam skala produksi, perlunya penanganan pascapanen yang tepat guna
menghasilkan bahan yang aman dari mikroba dan aflatoksin (Sukmono,
2009).
8. Tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, khasiat dan
keamanannya, teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas baik
untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan formal.
9. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul yang memberikan
multi manfaat yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
memberikan peluang kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan
(Menkes RI, 2007).
2.3 Manfaat Tanaman Obat
Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan
adanyatumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis
tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias seperti bunga dan
berbagai jenis sayur-mayur dan tumbuhan buah-buahan. Bahkan tumbuhan
obat-obatan dapat dimanfaatkan menjadi obat kuno bagi komunitas.
Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus
berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno oleh
komunitas terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal
ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat kuno dan jamu-
jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh industri-industri. ada
beberapa manfaat tumbuhan obat seperti :
1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat kuno dalam menunjang
kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunaannyapun terdiri dari
berbagai lapisan, mulai anak-anak, remaja dan orang lanjut usia.
8
2. Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik hidup
yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti:
kacang, sawo dan belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahan
sehingga kebutuhan vitamin akan terpenuhi.
3. Menghijaukan lingkungan, meningkatkan penanaman apotik hidup salah
satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal.
4. Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil tumbuhanakan
menambah penghasilan keluarga.
9
memiliki banyak kelebihan seperti, jumlah ataupun produktivitas daun
yang lebih banyak, lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan bagian
lain dan penggunaannya yang relatif lebih mudah karena banyak yang
dapat digunakan secara langsung. (Fakhrozi, 2009 dalam Anggana
2011).
3. Batang, Batang yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional
misalnya batang kayu manis, brotowali, pulasari, dan lain-lain.
4. Buah, Buah yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
jeruk nipis, Pepaya, belimbing wuluh, dan lain-lain. Buah pada suatu
tumbuhan tidak selalu ada.
5. Biji, Biji yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
kecubung pinang, pala, beras dan lain-lain. Bagian biji memiliki
kesulitan dalam cara pengolahannya karena biji memiliki struktur yang
keras dan memiliki rasa pahit (Tjahjohutomo, 2012)
6. Umbi atau rimpang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional
misalnya kencur, jahe, bengle, Temu hitam dan lain-lain.Bagian umbi
sama halnya dengan akar dimana biasanya penggunaan bagian
tumbuhan ini membuat mati suatu tumbuhan (Tjahjohutomo, 2012).
10
penyakit dikenal juga sebagai obat herbal (alami). Obat-obatan herbal ini
sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campurannya;
tidak seperti obat-obatan kimiawi yang banyak di jual di apotek. Yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bahan baku untuk obat herbal adalah sebagai
berikut: aroma, rasa, kandungan zat dalam bahan dan sebagai nya.
Ketepatan pemilihan bahan baku untuk obat herbal tidak semata-mata hanya
pada jenis tanaman, tetapi juga bagian tanaman yang akan digunakan. Hal
ini di sebabkan setiap bagian tanaman memiliki khasiat atau kegunaan yang
berbeda (Blog iherbal, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data yaitu kuantitatif yang berebntuk angka-angka dan kualitatif
yang dinyatakan dalam kata-kata atau symbol. Data kualitatif yang
berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat
berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari
analisis data kuantitatif (Arikunto, 2006). Sehingga dalam penelitian ini
diperlukan data kuantitatif dan data kualitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Karawang tempat penelitian ini dilakukan di Desa Cipurwasari yang
berlokasi Ds. Cipurwasari, Kap. Pasircili, Kec. Tegalwaru, Kab. Karawang.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada jam 13.00-15.00 WIB, tanggal 13-27
April 2019.
3.3 Subjek Penelitian
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan pencacatan secara sistematis terhadap obyek yang akan
12
diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai etnomedisin.
2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan informan atau masyarakat desa yang
memberikan informasi wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui informasi etnomedisin terhadap tanaman yang berada di
Desa Cipurwasari yang telah dilaksanakan.
3. Dokumentasi
Berupa foto-foto kegiatan pelaksanakan penelitian di lingkungan rumah
dari awal wawancara sampai akhir wawancara.
3.5 Tahapan Penelitian
e rsia p
P an
n alist
aA
D e laks an an
P
13
mengumpulkan data-data yang berkaitaqn dengan focus penelitian dari
lokasi penelitian dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi.
3. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Setelah semua data
terkumpul dengan baik data primer mmaupun sekunder dilakukan
penyusnan dalam bentuk tabel sehingga data mudah untuk dibaca dan
dipahami.
BAB IV
14
bolang sedangkan untuk 5 spesies tanaman yang harus dikombinasi adalah
buntiris + singkong madinah, remak daging + kencur, kencur + hena
sehingga dapat memperoleh khasiat yang diinginkan. Sedangkan untuk
hewan hanya mendapat 2 spesies saja karena untuk mendapatkan hewan
sangatlah sulit. 2 spesies ini yaitu cacing kalung, dan beekicot.
15
4.1.1 Tanaman
Tabel 4.1 Hasil Observasi Tanaman
Chromolaena
Menghentikan
Balakacida odorata Daun Ditumbuk Dioles
Pendarahan
(Asteraceae)
Psidium guajava,
Jambu Biji Daun Direbus Diminum Diare
Linn. (Myrtaceae)
16
Annona muricata, Mual, Masuk
Sirsak Daun Direbus Diminum
Linn. (Annonaceae) Angin
Dibasuh Melindungi
Piper betle, Linn.
Sirih Daun Direbus pada daerah daerah
(Piperaceae)
kewanitaan kewanitaan
Marinda citrifolia
Mengkudu Buah Direbus Diminum Darah Tinggi
(Rubiaceae)
Dracaena
Suji angustifolia Daun Direbus Diminum Sakit Perut
(Ruscaceae)
17
Ficus racemosa
Pohon Loa Buah (air) Diremas Diminum Batuk
(Moraceae)
Sumber:
https://images.app.goo.gl/U1
ZsJBktUcNpbBxe6
Sumber
18
https://www.google.com/sear
ch?
q=clinacanthus+nutans&safe
=strict&source=lnms&tbm=is
ch&sa=X&ved=0ahUKEwj7
8MO81ZniAhUIso8KHbtKA
hAQ_AUIDigB&biw=1366&
bih=625#imgrc=5YRAMHfP
zx0cZM:
Sauropus
Direbus, Diminum, Memperlancar
Katuk androgynus Daun
Disayur dimakan Asi Sumber:
(Phyllanthaceae)
https://images.app.goo.gl/XK
7ucs6gxowHAxCz7
19
Abrus precatorius
Saga Daun Dibersihkan Dikunyah Sariawan
L. (Fabaceae)
20
G. procumberis
Sambung
(Blume) Miq. Daun Direbus Diminum Rematik, Pegal
Nyawa
(Asteraceae)
Anredera
Binahong cordifolia Daun Direbus Dimium Rematik
(Basellaceae)
Ageratum
Bandotan conyzoides L. Daun Direbus Diminum Kembung
(Asteraceae)
Pterocarpus
Angsana indicicus Willd Getah Ditampung Dioles Sariawan
Sumber:
(Papilionaceae)
https://images.app.goo.gl/Pi4
QYfqy2XzPvfDfA
21
Colocasia
Menghentikan
Bolang esculenta Getah Ditampung Dioles
pendarahan
(Araceae)
Sumber:
https://www.etsy.com/au/listin
g/578039122/abelmoschus-
22
manihot-chief-kubos-prize
Sumber:
https://www.fimela.com/beauty
-health/read/3848022/khasiat-
kencur-untuk-kesehatan-tubuh
Kencur + Kaempferia galanga Rimpang Ditumbuk Dioles Patah Tulang
Hena (Zingiberaceae) + +Daun
Lawsonia inermis L.
(Lythraceae)
Sumber:
https://www.fimela.com/beaut
23
y-
health/read/3848022/khasiat-
kencur-untuk-kesehatan-
tubuh
Sumber:
https://www.tanobat.com/pac
ar-kuku-ciri-ciri-tanaman-
serta-khasiat-dan-
manfaatnya.html
4.1.3 Hewan
24
Bekicot Achatina fulica Air Liur Ditampung Dioles Luka
(Achanidae) (mempercepat
pengeringan)
Sumber:
https://images.app.goo.gl/eJt
KCzu5GamkNh95
25
4.2 Pembahasan
Jenis bahan alam yang digunakan secara empiris berupa tanaman dan
hewan. Di Desa Cipurwasari Kab. Karawang, masyarakat desa kadang-kadang
memakai bahan alam ini sebagai obat. Sebagaian masyarakat desa memakai bahan
alam ini hanya mengetahui yang sebelumnya sudah diterapkan.
Dari hasil observasi diperoleh data-data memuat informasi terkait kajian
etnomedisin seperti dibawah ini:
1. Pemanfaatan berdasrkan jenis bahan alam yang digunakan
Tabel 4.4. Data dari Jenis Bahan Alam
Jenis bahan alam
Persentase
yang digunakan
Tanaman 92%
Hewan 8%
26
Data Jenis Bahan Alam
100% 92%
90%
80%
70%
60%
Presentase
50%
40%
30%
20%
8%
10%
0%
Tanaman Hewan
Jenis Bahan Alam Yang Digunakan
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bagian yang
digunakan bahan alam ada 6 macam. Nilai yang paling tinggi ditempati oleh
bagian daun. Dimana daun yang sangat banyak dipergunakan. Dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
27
Data Jenis Bagian Yang Digunakan
80%
70% 68%
60%
50%
Presentase
40%
30%
20%
11%
10% 7% 7%
4% 4%
0%
Daun Buah Getah Rimpang Air Liur Badan
Jenis Bagian yang Digunakan
28
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bahan alam yang
digunakan berdasarkan cara pengolahan ada 7 macam yaitu ditumbuk, direbus,
diremas, ditampung, disayur, dinersihkan, dikunyah. Untuk nilai presentase
yang diperoleh dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
15%
10% 7%
4% 4% 4%
5%
0%
Bahan Alam
Presentase
Berdasarkan Pengunaan
Dioles 35%
Diminum 50%
Dibasuh 4%
Dimakan 4%
Ditetesi 4%
Dikunyah 4%
29
Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bahan alam
berdasarkan cara penggunaannya ada 6 jenis yaitu dioles, diminum, dibasuh,
dimakan, ditetesi, dikunyah. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
30%
20%
10% 4% 4% 4% 4%
0%
Dioles Diminum Dibasuh Dimakan Ditetesi Dikunyah
Bahan Alam Yang Digunakan Berdasarkan Cara Penggunaan
BAB V
30
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
31
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kuaitatif. Jakarta : Bumi Aksara.
Badan POM RI. 2008. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta. Badan POM RI.
Penerbit Liris.
https://images.app.goo.gl/U1ZsJBktUcNpbBxe6
https://images.app.goo.gl/x1Hpg57TqzZN91846
https://www.google.com/search?
q=clinacanthus+nutans&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwj78MO81ZniAhUIso8KHbtKAhAQ_AUIDigB&biw=1366&bih=625#imgr
c=5YRAMHfPzx0cZM:
https://images.app.goo.gl/XK7ucs6gxowHAxCz7
https://images.app.goo.gl/Pi4QYfqy2XzPvfDfA
https://www.etsy.com/au/listing/578039122/abelmoschus-manihot-chief-kubos-prize
https://www.fimela.com/beauty-health/read/3848022/khasiat-kencur-untuk-kesehatan-
tubu
https://www.tanobat.com/pacar-kuku-ciri-ciri-tanaman-serta-khasiat-dan-
manfaatnya.html
Lampiran 1
32
informen
Lampiran 2
33
Tanaman buntiris Daun suji
Lampiran 2
34
Buah mengkudu tanaman janmbu biji
Lampiran 2
35
Singkong Madinah Bekicot
36
(Jam/Minggu)
1 Cintia Desy Farmasi 2 Minggu 1. Permohonan izin
2. Observasi
Ramadhani
3. Wawancara
4. Penyusunan PPT
2 Ratih Farmasi 2 Minggu 1. Observasi
2. Wawancara
Puspitasari
3. Penyusunan
Laporan
3 Tri Yulianti Farmasi 2 Minggu 1. Permohonan izin
2. Observasi
Khoerunnisa
3. Wawancara
4. Penyusunan
Laporan
37