Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KAJIAN ETNOMEDISIN

RT 11 (SEBELAS) DESA CIPURWASARI KECAMATAN TEGALWARU


KABUPATEN KARAWANG
Laporan ini dibuat sebagai syarat kelulusan matakuliah Fitoterapi

Disusun oleh
Kelompok 11
Ketua Kelompok : Cintia Desy Rahmadani, 16416248201065, FM16B
Anggota Kelompok 1 : Ratih Puspitasari, 16416248201027, FM16C
Anggota Kelompok 2 : Tri Yulianti Khoerunnisa,16416248201072,FM16B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
Mei, 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KAJIAN ETNOMEDISIN


RT 11 (SEBELAS) DESA MEKARBUANA KECAMATAN TEGALWARU
KABUPATEN KARAWANG

Disusun oleh
Kelompok 11
Ketua Kelompok : Cintia Desy Rahmadani, 16416248201065, FM16B
Anggota Kelompok 1: Ratih Puspitasari, 16416248201027, FM16C
Anggota Kelompok 2 : Tri Yulianti Khoerunnisa,16416248201072,FM16B

Telah disahkan sebagai pertimbangan penilaian Mata Kuliah Fitoterapi

Karawang, 29, April, 2019


Dosen Fitoterapi

Neni Sri Gunarti, M.Si., Apt.

2
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi menganai etnomedisin serta


penggunaan obat tradisional di Desa Cipurwasari. Metode yang digunakan yaitu
metode observasi dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Cipurwasari, Kp. Pasircili, Kec. Tegalwaru Kab. Karawang, sedangkan subjek
berjumlah 4 orang dari RT 11. Metode observasi dan wawancara ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi dari masyarakat desa. Hasil penelitian menunjukan
bahwa bahan alam yang paling banyak digunakan adalah tanaman sebesar 92%
dan nilai tertinggi dari bagian bahan alam yang digunakan yaitu daun sebesar
68%, kemudian nilai yang tertinggi juga berdasarkan cara pengolahan direbus dan
penggunnan diminum adalah 44% dan 50% . Sehingga hasil ini menunjukan
bahwa masyarakat Desa Cipurwasari Karawang banyak menanam tanaman yang
memiiki fungsi sebagai obat.
Kata Kunci : Obat Tradisional, Desa Cipurwasari, Bahan Alam

ABSTRACT

This study tried to get information about ethnomedicine and the use of traditional
medicines in Cipurwasari Village. The method used is the method of observation
and interview. This research was conducted in Cipurwasari Village, Kp. Pasircili,
Kec. Tegalwaru Kab. Karawang, while the subject transferred 4 people from RT
11. This observation and interview method was to obtain information from the
village community. The results showed that the most widely used ingredients were
plants at 92% and the highest value of the basic ingredients used was 68%, then
the highest value also used the method of boiling and the use of drinking was 44%
and 50%. Making this result shows that the people of Cipurwasari Village,
Karawang, have planted many plants that have medicinal functions.
Keywords: Traditional Medicine, Cipurwasari Village, Natural Materials

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya maka dengan ini penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan kajian etnomedisin yang dilaksanakan di Ds. Cipurwasari,
Kap. Pasircili, Kec. Tegalwaru, Kab. Karawang. Laporan ini disusun untuk
memenuhi syarat mata kuliah Fitoterapi yang disusun berdasarkan Ilmu dan
pengalaman yang didapatkan dari berbagai sumber.

Laporan ini dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan proses penyusunan laporan ini :

1. Kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Nikmat dan Karunia-


Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
2. Bapak Dedi Mulyadi, SE.,MM. Selaku Rektor Universitas Buana
Perjuangan Karawang
3. Bapak Ahmad Fauzi, M. Kom., Selaku Dekan Fakultas Teknologi dan
Ilmu Komputer Universitas Buana Perjuangan Karawang
4. Ibu Neni Sri Gunarti, S.Farm., M.Si., Apt Selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang serta Dosen Mata
Kuliah Fitoterapi
5. Bapak Saepudin selaku Rt 11 Desa Cipurwasari, Kab. Karawang yang
telah memberikan Ilmu dan pengalamannya untuk memberikan bimbingan
yang sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan kajian etnomedisin.
6. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan bantuan
kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan penyusunan laporan kajian etnomedisin.
7. Semua Pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Dengan kurangnya keterbatasan ilmu dan pengetahuan ini penulis


menyadari dalam pembuatan laporan kerja praktek masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya suatu masukan kritik maupun saran
dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Akhir kata penulis memohon maaf

4
apabila dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan kata-kata yang kurang
berkenan. Dan semoga hasil dari laporan kerja praktek dapat bermanfaat bagi
semua orang baik sebagai sumber ilmu maupun sumber Inspirasi dalam
menyelesaikan laporan.

Karawang, 06 Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI

5
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iii
ABSTRACT.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................5
2.1 Pengertian Obat Tradisional.................................................................5
2.2 Penggunaan Obat Tradisional...............................................................6
2.3 Manfaat Tanaman Obat.........................................................................8
2.4 Bagian Tanaman Berkhasiat Obat.........................................................9
BAB III METODE PENELITIAN................................................................12
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................12
3.3 Subjek Penelitian.................................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................13
3.5 Tahapan Penelitian................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................15
4.1 Hasil......................................................................................................15
4.2 Pembahasan..........................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................25
5.1 Kesimpulan...........................................................................................25
5.2 Saran.....................................................................................................25

6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26
LAMPIRAN

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian ......................................................................13


Gambar 4.1.Data Persentase Bahan Alam .......................................................26
Gambar 4.2. Data Persentase Bagian Yang Digunakan ...................................27
Gambar 4.3. Data Presentase Bahan Alam Berdasarkan Cara Pengolahan ....28
Gambar 4.4 .Data Persentase Bahan Alam Berdasarkan Cara Penggunaan ....29

DAFTAR TABEL

8
Tabel 4.1. Hasil Observasi Tanaman ................................................................16
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kombinasi Tanaman ..............................................22
Tabel 4.3 Hasil Observasi Hewan ...................................................................25
Tabel 4.4 Data Dari Jenis Bahan Alam ............................................................26
Tabel 4.5 Data Bahan Alam Yang Digunakan .................................................27
Tabel 4.6 Data Bahan Alam Berdasrkan Cara Pengolahan ..............................28
Tabel 4.7 Data Bahan Alam Berdasrkan Cara Penggunaan .............................29

9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang mempunyai hutan
tropis terluas di dunia dan menduduki peringkat pertama di Asia Pasifik. Hal
ini membuat Indonesia kaya akan sumber daya hayati, salah satu
diantaranya adalah tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat. Hutan
tropis Indonesia merupakan tempat tumbuh bagi 80 persen tanaman obat
yang ada di dunia yang terdiri dari 28.000 spesies tanaman, 1000 spesies
diantaranya sudah digunakan sebagai tanaman obat.
Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan telah lama
dilakukan jauh sebelum ada pelayanan kesehatan formal dengan
menggunakan obat-obatan moderen. Namun, negara Indonesia yang terdiri
dari banyak pulau yang didiami oleh berbagai suku memungkinkan
terjadinya perbedaan dalam pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional.
Hal ini disebabkan setiap suku memiliki pengalaman empiris dan
kebudayaan yang khas sesuai dengan daerahnya masing-masing. Kehidupan
nenek moyang yang menyatu dengan alam menumbuhkan kesadaran bahwa
alam adalah penyedia obat bagi dirinya dan masyarakat. Mulai dari sinilah
berkembang pengertian obat tradisional. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, obat tradisional merupakan produk yang terbuat dari
bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam dan secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
(Depkes, 2007).
Obat tradisional juga diterima dengan baik di hampir seluruh negara
di dunia, baik negara berkembang maupun negara maju (Oktora, 2006).
WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit terutama untuk penyakit kronis, degenerative dan kanker. Data
statistik WHO menyebutkan negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika

1
Latin menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan primer
yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan primer. Oleh sebab itu,
pemberian obat tradisional yang aman dan efektif menjadi faktor penting
untuk meningkatkan derajat pelayanan kesehatan secara keseluruhan (WHO,
2003). Berdasarkan hasil survei The National Health Interview Survey
(NHIS), pengguna obat tradisional di Amerika Serikat bahkan mencapai
19% pada tahun 2002 (Gardiner, et al., 2007). Di Indonesia, dari hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan penggunaan obat tradisional dari 19,8% menjadi 32,8% selama
tahun 1980 sampai dengan 2004 (Menkes RI, 2007).
Di Indonesia obat tradisional masih digunakan secara luas di berbagai
lapisan masyarakat, baik itu di pedesaan maupun diperkotaan. Penggunaan
obat tradisional semakin meningkat dengan kecenderungan gaya hidup
kembali ke alam (Katno, et. al., 2004). Kecenderungan ini sangat terlihat
dari maraknya produk-produk berbahan herbal yang beredar di pasaran.
Disamping itu belum meratanya sarana kesehatan juga mahalnya harga obat
dan banyaknya efek samping dari obat moderen menjadi faktor pendorong
bagi masyarakat untuk mendayagunakan obat tradisional (Pramono, 2002).
Dalam the 3rd Conference on Traditional Medicine in ASEAN
Countries Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,
Dr.PH mengatakan, obat tradisional dapat menjadi bagian penting dari
sistem kesehatan formal di negara-negara di dunia, termasuk ASEAN. Di
Indonesia untuk memberikan landasan hukum terhadap obat tradisional
dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.381/Menkes/SK/III/2007
tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS). Salah satu
tujuan dari keputusan ini adalah agar tersedianya obat tradisional yang
terjamin mutu, khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah dan
dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam
pelayanan formal.

2
Meskipun pengguna obat tradisional di kalangan masyarakat sudah
sangat banyak namun data tentang alasan dan latar belakang pasien memilih
menggunakan obat tradisional masih sedikit. Begitu juga data tentang jenis
penyakit yang umumnya diobati dengan menggunakan obat tradisional.
Survei sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang variasi
penggunaan obat tradisional sehingga dapat memaksimalkan hasil terapi dan
menyediakan perawatan medis yang berkualitas kepada masyarakat. Selain
itu hasil survei juga dapat digunakan bagi pemerintah daerah setempat
sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan
program terkait obat tradisional lebih lanjut, seperti untuk mengambil kajian
alokasi dana belanja dan regulasi obat tradisional. Hal inilah yang
mendorong penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang
penggunaan obat tradisional di Masyarakat Kabupaten Karawang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat disusun pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Bagaimana gambaran obat tradisional ?
2. Apa saja bahan alam yang digunakan di RT 11 Desa Cipurwasari ?
3. Bagian apa saja tanaman yang di gunakan di RT 11 Desa Cipurwasari?
4. Bagaimana cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa Cipurwasari?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Dapat mengetahui gambaran obat tradisional.
2. Dapat mengetahui bahan alam apa saja yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
3. Dapat mengetahui bagian tanaman yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
4. Dapat mengetahui cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa
Cipurwasari.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah :

3
1. Mengetahui gambaran obat tradisional.
2. Mengetahui bahan alam apa saja yang digunakan di RT Desa
Cipurwasari.
3. Mengetahui bagian tanaman yang digunakan di RT 11 Desa
Cipurwasari.
4. Mengetahui cara penggunaan tanaman obat di RT 11 Desa Cipurwasari

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian obat tradisional


Obat tradisional sejak zaman dahulu memainkan peran penting dalam
menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit. Oleh
karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat
hingga saat ini (Soedibyo, 1998).
Menurut Undang-Undang RI No. 23 (1992) obat tradisional
didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI, 2005)
mengelompokkan obat tradisional menjadi 3 jenis, yaitu jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka.
Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan dalam bentuk serbuk,
seduhan, pil atau cairan. Jamu harus memenuhi standar keamanan dan
standar mutu, tetapi tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis,
cukup dengan bukti empiris. Obat herbal terstandar merupakan obat
tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam,
baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Fitofarmaka merupakan obat
tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat moderen. Proses pembuatan
fitofarmaka telah terstandarisasi yang didukung oleh bukti ilmiah sampai uji
klinis pada manusia. Pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi
moderen, tenaga ahli dan biaya yang tidak sedikit (Sinaga, 2008).
Berdasarkan penggunaan dan pengakuan obat tradisional pada sistem
pelayanan kesehatan, menurut WHO ada 3 sistem yang dianut oleh negara-
negara di dunia, yaitu:

5
1. Sistem integratif.
Secara resmi obat tradisional diakui dan telah diintegrasikan dalam
sistem pelayanan kesehatan nasional. Ini berarti obat tradisional telah
menjadi komponen dari kebijakan obat nasional, ada sistem registrasi
produk dan regulasi. Obat tradisional digunakan di rumah sakit dan
sistem asuransi kesehatan, ada penelitian dan pengembangan serta
pendidikan tentang obat tradisional. Negara yang menganut sistem
integratif ini antara lain ialah RRC, Korea Utara dan Vietnam.
2. Sistem inklusif.
Mengakui obat tradisional tetapi belum mengintegrasikan pada sistem
pelayanan kesehatan. Sistem inklusif ini dianut oleh negara sedang
berkembang seperti Nigeria dan Mali maupun negara maju seperti
Kanada dan Inggris. Dewasa ini Indonesia juga tergolong negara yang
menganut sistem inklusif karena penggunaan obat tradisional belum
diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Demikian
pula sistem asuransi kesehatan di Indonesia menolak klaim penggunaan
obat tradisional.
3. Sistem toleran.
Sistem pelayanan kesehatan berbasis kedokteran modern tetapi
penggunaan beberapa obat tradisional tidak dilarang oleh undang-
undang.

2.2 Penggunaan obat tradisional


Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif layanan kesehatan tentu
sangat tepat menimbang kenyataan semakin melambungnya biaya kesehatan
seiring dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang hingga kini
belum menentu (Wijayakusuma, 2000). Belakangan penggunaan obat
tradisional kian meningkat. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal,
seperti kecenderungan global untuk kembali ke alam juga faktor promosi
melalui media masa yang kian gencar.Selain itu minimnya fasilitas
kesehatan di daerah terpencil serta mahal atau tidak tersedianya obat

6
moderen membuat masyarakat lebih memilih menggunakan obat tradisional
(Dewoto, 2007).
Kesalahan persepsi yang paling sering terjadi dimasyarakat adalah
bahwa obat tradisional itu aman. Padahal kenyataannya, meskipun obat
tradisional aman, masih mungkin terjadi potensi toksik (Gitawati &
Handayani, 2008).
Dalam penggunaan obat tradisional juga memiliki aturan-aturan yang
harus diperhatikan agar terhindar dari bahaya toksik, baik dalam
pembuatannya maupun penggunaannya, yaitu sebagai berikut.

1. Ketepatan bahan. Sebab, tanaman obat terdiri dari beragam spesies yang
kadang-kadang sulit dibedakan. Ketepatan bahan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan. Selain itu, pada satu
jenis tanaman umumnya dapat ditemukan beberapa zat aktif yang
berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek
samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis
tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.
2. Ketepatan dosis. Sebab, seperti halnya obat buatan pabrik, tanaman obat
juga tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus
dipatuhi. Misalnya, mahkota dewa hanya boleh dikonsumsi dengan
perbandingan 1 buah dalam 3 gelas.
3. Ketepatan waktu penggunaan. Sebab, ketepatan waktu penggunaan obat
tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
Contohnya, kunyit jika dikonsumsi saat datang bulan bisa mengurangi
nyeri haid. Namun, jika dikonsumsi pada awal masa kehamilan, berisiko
menyebabkan keguguran.
4. Ketepatan telaah Informasi. Sebab, ketidaktahuan mengenai fungsi dan
manfaat tanaman obat bisa menyebabkan obat tradisional berbalik
menjadi bahan membahayakan.
5. Ketepatan cara penggunaan. Sebab, banyak zat aktif yang berkhasiat di
dalam satu tanaman obat. Dan, setiap zat tersebut membutuhkan
perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Misalnya, daun
kecubung, jika diisap seperti rokok, bisa digunakan sebagai obat asma.

7
Namun jika diseduh dan diminum, dapat menyebabkan keracunan atau
mabuk.
6. Mengenal jenis obat tradisional. Sebab, ada tiga jenis obat tradisional,
yaitu jenis jamu, bahan ekstrak alami, dan fitofarmaka. Ketiganya
memiliki perlakuan, sifat, dan khasiat yang berbeda-beda.
7. Keamanan obat tradisional. Sebab, adakalanya obat tradisional yang
beredar sudah dicampur bahan kimiawi. Maka, perlu diperhatikan
tentang reaksi dan dosis obat tersebut serta tanggal kadaluarsanya.
Dalam skala produksi, perlunya penanganan pascapanen yang tepat guna
menghasilkan bahan yang aman dari mikroba dan aflatoksin (Sukmono,
2009).
8. Tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, khasiat dan
keamanannya, teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas baik
untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan formal.
9. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul yang memberikan
multi manfaat yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
memberikan peluang kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan
(Menkes RI, 2007).
2.3 Manfaat Tanaman Obat
Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan
adanyatumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis
tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias seperti bunga dan
berbagai jenis sayur-mayur dan tumbuhan buah-buahan. Bahkan tumbuhan
obat-obatan dapat dimanfaatkan menjadi obat kuno bagi komunitas.
Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus
berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno oleh
komunitas terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal
ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat kuno dan jamu-
jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh industri-industri. ada
beberapa manfaat tumbuhan obat seperti :
1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat kuno dalam menunjang
kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunaannyapun terdiri dari
berbagai lapisan, mulai anak-anak, remaja dan orang lanjut usia.

8
2. Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik hidup
yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti:
kacang, sawo dan belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahan
sehingga kebutuhan vitamin akan terpenuhi.
3. Menghijaukan lingkungan, meningkatkan penanaman apotik hidup salah
satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal.
4. Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil tumbuhanakan
menambah penghasilan keluarga.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tumbuhan pekarangan rumah


selaindapat digunakan untuk peningkatan gizi keluarga, juga menjadi
pelestarian lingkungandan meningkatkan pendapatan komunitas (Vahmy,
2010).

Untuk itu pembudidayaan tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan


komunitas perlu dilestarikan dengan baik.Tanaman obat yang ditanam di
pekarangan rumah penduduk memiliki banyak manfaatnya, selain dapat
dijadikan menjadi obat kuno yang diramu dan dibuat menjadi obat,
tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapat keluarga.
Dengan demikian disamping

2.4 Bagian Tanaman Berkhasiat Obat


Tumbuhan dalam kehidupan manusia banyak manfaatnya. Hampir
semua bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
manusia (Asmemare, 2015). Tanaman obat adalah tanaman yang salah satu,
beberapa atau seluruh bagian tanaman tersebut mengandung zat atau bahan
aktif yang berkhasiat bagi 38 kesehatan. Bagian tanaman yang dimaksud
adalah daun, bunga, buah, kulit buah, kulit, batang, batang, akar dan umbi.
(Rahardi, 1996: 3 dalam Susanti, 2017).
1. Akar , Akar yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
pepaya, aren, alang-alang, pulai pandak, dan lain-lain. Bagian akar
digunakan lebih sulit karena bagian tersebut tertanam didalam tanah.
2. Daun, Daun yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
daun sirih, daun randu, daun sirsak, daun binahong dan lain-lain. Daun

9
memiliki banyak kelebihan seperti, jumlah ataupun produktivitas daun
yang lebih banyak, lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan bagian
lain dan penggunaannya yang relatif lebih mudah karena banyak yang
dapat digunakan secara langsung. (Fakhrozi, 2009 dalam Anggana
2011).
3. Batang, Batang yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional
misalnya batang kayu manis, brotowali, pulasari, dan lain-lain.
4. Buah, Buah yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
jeruk nipis, Pepaya, belimbing wuluh, dan lain-lain. Buah pada suatu
tumbuhan tidak selalu ada.
5. Biji, Biji yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional misalnya
kecubung pinang, pala, beras dan lain-lain. Bagian biji memiliki
kesulitan dalam cara pengolahannya karena biji memiliki struktur yang
keras dan memiliki rasa pahit (Tjahjohutomo, 2012)
6. Umbi atau rimpang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional
misalnya kencur, jahe, bengle, Temu hitam dan lain-lain.Bagian umbi
sama halnya dengan akar dimana biasanya penggunaan bagian
tumbuhan ini membuat mati suatu tumbuhan (Tjahjohutomo, 2012).

Keuntungan obat tradisional yang dirasakan langsung oleh masyarakat


adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam
di pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri di rumah. Bagi
masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di pedesaan (di sekitar hutan),
maka pemanfaatan tumbuhan sebagai obat untuk kepentingan kesehatannya
bukanlah merupakan hal yang baru tetapi sudah berlangsung cukup lama. 39
Tumbuhan obat sudah dikenal sejak lama sebagai bahan – bahan untuk
pengobatan tradisional.

Indonesia sangat dikenal sebagai negara yang memiliki jumlah


tumbuhanan yang melimpah. Pengobatan tradisional di hati masyarakat itu
sendiri diyakini memiliki kemanjuran serta keampuhannya dalam mengobati
suatu penyakit yang diwariskan turun-temurun melalui tradisi lisan.
Penggunaan tanaman berkhasiat sebagai obat untuk penyembuhan berbagai

10
penyakit dikenal juga sebagai obat herbal (alami). Obat-obatan herbal ini
sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campurannya;
tidak seperti obat-obatan kimiawi yang banyak di jual di apotek. Yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bahan baku untuk obat herbal adalah sebagai
berikut: aroma, rasa, kandungan zat dalam bahan dan sebagai nya.
Ketepatan pemilihan bahan baku untuk obat herbal tidak semata-mata hanya
pada jenis tanaman, tetapi juga bagian tanaman yang akan digunakan. Hal
ini di sebabkan setiap bagian tanaman memiliki khasiat atau kegunaan yang
berbeda (Blog iherbal, 2008).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian mengenai
etnomedisin di Desa Cipurwasari Kec. Tegalwaru Kab. Karawang.

11
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data yaitu kuantitatif yang berebntuk angka-angka dan kualitatif
yang dinyatakan dalam kata-kata atau symbol. Data kualitatif yang
berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat
berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari
analisis data kuantitatif (Arikunto, 2006). Sehingga dalam penelitian ini
diperlukan data kuantitatif dan data kualitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Karawang tempat penelitian ini dilakukan di Desa Cipurwasari yang
berlokasi Ds. Cipurwasari, Kap. Pasircili, Kec. Tegalwaru, Kab. Karawang.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada jam 13.00-15.00 WIB, tanggal 13-27
April 2019.
3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk


memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Sebagaimana
dijelaskan oleh Arikunto (2006 : 145) Subjek penelitian adalah subjek yang
dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu merupakan
sumber informasi yang digali untuk mengungkapkan fakta-fakta dilapangan.
Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara snowball sampling dimana teknik penentuan sampel yang
mula-mula kecil , kemudian membesar. Sampel yang diambil adalah
sebanyak 4 orang termasuk dengan Bapak Rt.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini meliputi informasi tanaman melalui masyarakat


desa, dan menunjukan tanaman yang berada di desa. Adapun teknik
pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan pencacatan secara sistematis terhadap obyek yang akan

12
diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai etnomedisin.
2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan informan atau masyarakat desa yang
memberikan informasi wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui informasi etnomedisin terhadap tanaman yang berada di
Desa Cipurwasari yang telah dilaksanakan.
3. Dokumentasi
Berupa foto-foto kegiatan pelaksanakan penelitian di lingkungan rumah
dari awal wawancara sampai akhir wawancara.
3.5 Tahapan Penelitian
e rsia p
P an
n alist
aA
D e laks an an
P

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian


1. Persiapan
a. Observasi pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal atau
gambaran umum tentang objek penelitian.
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Membuat rencana penelitian
d. Menyusun pedoman penelitian yang eliputi observasi, wawancara
dan dokumentasi.
e. Mempersiapkan alat penelitian sebagai penunjang seperti perekam
kamera buku catatan dan sebagainya.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mencari informasi yang terjadi dilapangan untuk
direkam sebagai data penelitian. Tahap ini dilakukan dengan cara

13
mengumpulkan data-data yang berkaitaqn dengan focus penelitian dari
lokasi penelitian dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi.
3. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Setelah semua data
terkumpul dengan baik data primer mmaupun sekunder dilakukan
penyusnan dalam bentuk tabel sehingga data mudah untuk dibaca dan
dipahami.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil kegiatan

Hasil kegiatan di Kp. Pasircili Ds.Cipurwasari Kec. Tegalwaru Kab.


Karawang yang terdiri dari 14 RT dan 04 RW bahwasan nya desa ini
memiliki sumber pengobatan yang tinggi dikarenakan setiap rumah
memiliki TOGA (tanaman Obat Keluarga). Dari hasil observasi di RT 11
RW 04 ini memiliki tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai
pengobatan.

25 spesies tanaman di dapat dari RT 11, obat yang digunakan


sebagai tanaman obat antara lain : ciplukan, balakacida, jambu biji, sirsak
sirih, mengkudu, suji, pohon loa, kelapa hijau, kalingsir, katuk, korejat,
saga, putri malu, petai, sambung nyawa, binahong, bandotan, angsana,

14
bolang sedangkan untuk 5 spesies tanaman yang harus dikombinasi adalah
buntiris + singkong madinah, remak daging + kencur, kencur + hena
sehingga dapat memperoleh khasiat yang diinginkan. Sedangkan untuk
hewan hanya mendapat 2 spesies saja karena untuk mendapatkan hewan
sangatlah sulit. 2 spesies ini yaitu cacing kalung, dan beekicot.

Untuk nama ilmiah, bagian yang digunakan, pengolahan, pengunaan,


khasiat, serta dokumentasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

15
4.1.1 Tanaman
Tabel 4.1 Hasil Observasi Tanaman

Nama Nama Ilmiyah Dan Bagian Yang


Pengolahan Penggunaan Khasiat Dokumentasi
Tumbuhan Famili Di gunakan

Cecendet / Physalis angulata


Daun Ditumbuk Dioles Obat Bisul
Ciplukan Linn. (Solanaceae)

Chromolaena
Menghentikan
Balakacida odorata Daun Ditumbuk Dioles
Pendarahan
(Asteraceae)

Psidium guajava,
Jambu Biji Daun Direbus Diminum Diare
Linn. (Myrtaceae)

16
Annona muricata, Mual, Masuk
Sirsak Daun Direbus Diminum
Linn. (Annonaceae) Angin

Dibasuh Melindungi
Piper betle, Linn.
Sirih Daun Direbus pada daerah daerah
(Piperaceae)
kewanitaan kewanitaan

Marinda citrifolia
Mengkudu Buah Direbus Diminum Darah Tinggi
(Rubiaceae)

Dracaena
Suji angustifolia Daun Direbus Diminum Sakit Perut
(Ruscaceae)

17
Ficus racemosa
Pohon Loa Buah (air) Diremas Diminum Batuk
(Moraceae)
Sumber:
https://images.app.goo.gl/U1
ZsJBktUcNpbBxe6

Cocos nucifera Langsung Panas dalam,


Kelapa Hijau Buah (air) Ditampung
(Arecaceae) diminum demam
Sumber:
https://images.app.goo.gl/x1
Hpg57TqzZN91846
Kalingsir Clinacanthus Daun Direbus Diminum Sakit Perut
nutans
(Acanthaceae)

Sumber

18
https://www.google.com/sear
ch?
q=clinacanthus+nutans&safe
=strict&source=lnms&tbm=is
ch&sa=X&ved=0ahUKEwj7
8MO81ZniAhUIso8KHbtKA
hAQ_AUIDigB&biw=1366&
bih=625#imgrc=5YRAMHfP
zx0cZM:

Sauropus
Direbus, Diminum, Memperlancar
Katuk androgynus Daun
Disayur dimakan Asi Sumber:
(Phyllanthaceae)
https://images.app.goo.gl/XK
7ucs6gxowHAxCz7

Isotoma longiflora Ditetesi


Karejat Daun Diremas Obat Mata
(Campanulaceae) pada Mata

19
Abrus precatorius
Saga Daun Dibersihkan Dikunyah Sariawan
L. (Fabaceae)

Mimosa pudica Dikeringka Mengurangi


Putri Malu Daun Diminum
Linn. (Fabaceae) n direbus darah tinggi

Parkia speciosa Sumber :


Petai Daun Dikunyah Dioles Herpes, kirarawit
Hassk. (Fabaceae) https://www.kompasiana.com
/bagegogz/550f58668133118
42cbc69b8/daun-petai-bisa-
obati-luka-akibat-virus-
herpes-dan-racun-tomcat

20
G. procumberis
Sambung
(Blume) Miq. Daun Direbus Diminum Rematik, Pegal
Nyawa
(Asteraceae)

Anredera
Binahong cordifolia Daun Direbus Dimium Rematik
(Basellaceae)

Ageratum
Bandotan conyzoides L. Daun Direbus Diminum Kembung
(Asteraceae)

Pterocarpus
Angsana indicicus Willd Getah Ditampung Dioles Sariawan
Sumber:
(Papilionaceae)
https://images.app.goo.gl/Pi4
QYfqy2XzPvfDfA

21
Colocasia
Menghentikan
Bolang esculenta Getah Ditampung Dioles
pendarahan
(Araceae)

4.1.2 Kombinasi Tanaman

Tabel 4.2. Hasil Observasi Kombinasi Tanaman

Buntiris + Bryophylium pinnatum Daun Ditumbuk Dioles Obat panas


Singkong (Crassulaceae) +
Madinah Agelmoschus manihot
(Euphorbiles)

Sumber:
https://www.etsy.com/au/listin
g/578039122/abelmoschus-

22
manihot-chief-kubos-prize

Remak Hemigraphis alternata Daun + Ditumbuk Dioles Antinyeri


daging + (Acanthaceae) + Rimpang
Kencur Kaempferia galanga
(Zingiberaceae)

Sumber:
https://www.fimela.com/beauty
-health/read/3848022/khasiat-
kencur-untuk-kesehatan-tubuh
Kencur + Kaempferia galanga Rimpang Ditumbuk Dioles Patah Tulang
Hena (Zingiberaceae) + +Daun
Lawsonia inermis L.
(Lythraceae)
Sumber:
https://www.fimela.com/beaut

23
y-
health/read/3848022/khasiat-
kencur-untuk-kesehatan-
tubuh

Sumber:
https://www.tanobat.com/pac
ar-kuku-ciri-ciri-tanaman-
serta-khasiat-dan-
manfaatnya.html

4.1.3 Hewan

Tabel 4.3. Hasil Observasi Hewan

24
Bekicot Achatina fulica Air Liur Ditampung Dioles Luka
(Achanidae) (mempercepat
pengeringan)

Cacing Lumbricus rubellus Badan Direbus , Diminum Types


Kalung (Lumbricidae) ditumbuk

Sumber:
https://images.app.goo.gl/eJt
KCzu5GamkNh95

25
4.2 Pembahasan

Dalam observasi dan wawancara yang sudah dilaksanakan di minggu lalu


mengenai etnoomedisin di Ds. Cipurwasari Kap. Pasircili, Kec. Tegalwaru, Kab.
Karawang. Bahwasan nya masyarakat sekitar sangat rajin menanam tanaman akan
tetapi msayarakat sekitar tidak tahu bahwa tanaman tersebut memiliki manfaat
atau khasiat dari tanaman yang di tanam di halaman sekitar.

Menurut data empiris yang di peroleh dari masyarakat desa melalui


wawancara yang sudah di laksanakan. Masayarakat desa masih mempercayai
bahwa informasi atau ilmu yang di terima secara turun temurun dari nenek
moyang memiliki manfaat bagi kehidupan mengenai bahan alam yang diolah
menjadi obat.

Jenis bahan alam yang digunakan secara empiris berupa tanaman dan
hewan. Di Desa Cipurwasari Kab. Karawang, masyarakat desa kadang-kadang
memakai bahan alam ini sebagai obat. Sebagaian masyarakat desa memakai bahan
alam ini hanya mengetahui yang sebelumnya sudah diterapkan.
Dari hasil observasi diperoleh data-data memuat informasi terkait kajian
etnomedisin seperti dibawah ini:
1. Pemanfaatan berdasrkan jenis bahan alam yang digunakan
Tabel 4.4. Data dari Jenis Bahan Alam
Jenis bahan alam
Persentase
yang digunakan
Tanaman 92%
Hewan 8%

Tabel 4.4 menunjukan bahwa bahan alam yang digunakan hanya


memiliki 2 macam spesies saja. Jumlah yang data diperoleh dari tanaman yaitu
24 jenis tanaman, kemudian untuk hewan hanya berjumlah 2 hewan. Sangat
terlihat jelas bahwa pada jumlah tanaman yang lebih sering digunakan
dibandingkan hewan. Adapun data jenis bahan alam akan digambarkan melalui
gambar di bawah ini :

26
Data Jenis Bahan Alam
100% 92%
90%
80%
70%
60%
Presentase

50%
40%
30%
20%
8%
10%
0%
Tanaman Hewan
Jenis Bahan Alam Yang Digunakan

Gambar 4.1. Data Presentase Bahan Alam

Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai dari tanaman lebih banyak


digunakan dibandingkan dengan hewan karena tanaman bisa diperoleh dengan
mudah tetapi jika hewan sangat sulit untuk diperolehnya. Berdasarkan hasil
yang di peroleh dari hewan hanya 8% dalam 100%, dan 92% untuk tanaman.

2. Pemanfaatan bahan alam berdasarkan bagian yang digunakkan


Tabel 4.5. Bagian Bahan Alam Yang Digunakan
Bagian bahan alam
Presentase
yang digunakan
Daun 68%
Buah 11%
Getah 7%
Rimpang 7%
Air Liur 4%
Badan 4%

Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bagian yang
digunakan bahan alam ada 6 macam. Nilai yang paling tinggi ditempati oleh
bagian daun. Dimana daun yang sangat banyak dipergunakan. Dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:

27
Data Jenis Bagian Yang Digunakan
80%
70% 68%
60%
50%
Presentase

40%
30%
20%
11%
10% 7% 7%
4% 4%
0%
Daun Buah Getah Rimpang Air Liur Badan
Jenis Bagian yang Digunakan

Gambar 4.2 Data Presentase Bagian Yang Digunakan

Berdasarkan data yang diperoleh dari gambar 4.3 diagram batang


bahwasan nya bagian bahan alam yang digunakan pada tanaman ataupun
hewan adalah daun, buah, getah, rimpang, air liur, serta badan atau daging dari
hewan (Cacing kalung). Pemakaian obat yang selalu digunakan adalah daun.
Dari gambar diatas bahwa nilai presentase yang paling tinggi 68% adalah daun,
nilai 11% untuk buah, 7% untuk nilai getah dan rimpang, 4% untuk badan atau
daging hewan (Cacing Kalung) dan air liur.

3. Pemanfaatan Bahan Alam Berdasrkan Cara Pengolahan


Tabel 4.6. Jenis Bahan Alam Berdasarkan Cara Pengolahan
Bahan alam berdasarkan
Presentase
pengolahan
Ditumbuk 22%
Direbus 44%
Diremas 7%
Ditampung 15%
Disayur 4%
Dibersihkan 4%
Dikunyah 4%

28
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bahan alam yang
digunakan berdasarkan cara pengolahan ada 7 macam yaitu ditumbuk, direbus,
diremas, ditampung, disayur, dinersihkan, dikunyah. Untuk nilai presentase
yang diperoleh dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Data Bahan Alam Yang digunakan Berdasarkan Cara Pengolahan


50% 44%
45%
40%
35%
30%
25% 22%
20% 15%
Presentase

15%
10% 7%
4% 4% 4%
5%
0%

Bahan Alam Yang Digunakan Berdasarkan Cara Pengolahan

Gambar 4.3. Data Presentase Bahan Alam Berdasarkan Cara Pengolahan


Gambar 4.3 menunjukan jenis bahan alam berdasarkan cara pengolahan.
Cara pengolahan yang selalu dilaksanakan oleh masyakarakat desa adalah
ditumbuk, direbus, diremas, ditampung, disayur, dibersihkan, dan dikunyah.
Hasil yang di peroleh dari data diagram batang menunjukan bahwa dengan cara
pengolahan direbus sangat praktis dan mudah untuk dilaksanakan.
4. Pemanfatan Bahan Alam Berdasarkan Cara Penggunaan
Tabel 4.7. Jenis Bahan Alam Berdasarkan Cara Penggunaan

Bahan Alam
Presentase
Berdasarkan Pengunaan
Dioles 35%
Diminum 50%
Dibasuh 4%
Dimakan 4%
Ditetesi 4%
Dikunyah 4%

29
Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa data yang diperoleh dari bahan alam
berdasarkan cara penggunaannya ada 6 jenis yaitu dioles, diminum, dibasuh,
dimakan, ditetesi, dikunyah. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

Data Bahan Alam Yang Digunakan Berdasarkan Cara Penggunaan


60%
50%
50%
40% 35%
Presentase

30%
20%
10% 4% 4% 4% 4%
0%
Dioles Diminum Dibasuh Dimakan Ditetesi Dikunyah
Bahan Alam Yang Digunakan Berdasarkan Cara Penggunaan

Gambar 4.4. Digramm Batang Jenis Bahan Alam Berdasrkan Penggunaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari gambar 4.4 diagram batang


bahwasan nya jenis bahan alam berdasarkan cara penggunaan yang digunakan
pada manusia melalui tanaman ataupun hewan dengan cara di dioles, diminum,
dibasuh, dimakan, ditetesi, serta dikunyah. Data yang diperoleh menunjukan
bahwa persentase yang paling tinggi dalam penggunaan obat dari bahan alam
yaitu 50% dengan cara diminum langsung atau disebut secara oral.Selain itu di
bawah nya ada di oleh kan dengan presentase 34%.

Sehingga hasil ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Cipurwasari


Karawang banyak menanam tanaman yang memiiki fungsi sebagai obat tersebut.

BAB V

30
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut Undang-Undang RI No. 23 (1992), obat tradisional didefinisikan


sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Bahan alam yang digunakan di RT 11 Kp. Pasircili Ds. Cipurwasari ini
menggunakan tanaman dan hewan sebagai pengobatan. Data yang diperoleh
menunjukan 92% untuk tanaman dan 8% untuk hewan. Jenis bagian tanamn yang
selalu digunakan adalah daun dengan memperoleh presentase yang paling tinggi
yaitu 68%. Nilai presentase yang paling tinggi berdasarkan cara penggunaan
adalah dengan diminum yang paling praktis dan mudah.
Maka dari itu hal ini menunjukan sebagian masyarakat Desa Cipurwasari Kab.
Karawang memang menggunakan obat tradisional yang terdapat dari tanaman
ataupun hewan.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini menganai etnomedisin di haruskan lebih teliti dalam
penulisan nama latin, atau nama asing yang memang harus di garis miringkan.
Perlu dilakukan determinasi dan dokumentasi lebih lengkap agar data yang
diperoleh sesuai dengan observasi yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

31
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kuaitatif. Jakarta : Bumi Aksara.

Badan POM RI. 2008. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta. Badan POM RI.

Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, 57.

Djojoseputro, S. 2012. Resep dan Khasiat Jamu Tradisonal Nusantara. Surabaya:

Penerbit Liris.

Sinaga, E. 2008. Amomun Cardamomum Wild. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS. Jakarta.

https://images.app.goo.gl/U1ZsJBktUcNpbBxe6

https://images.app.goo.gl/x1Hpg57TqzZN91846

https://www.google.com/search?
q=clinacanthus+nutans&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwj78MO81ZniAhUIso8KHbtKAhAQ_AUIDigB&biw=1366&bih=625#imgr
c=5YRAMHfPzx0cZM:

https://images.app.goo.gl/XK7ucs6gxowHAxCz7

https://images.app.goo.gl/Pi4QYfqy2XzPvfDfA

https://www.etsy.com/au/listing/578039122/abelmoschus-manihot-chief-kubos-prize

https://www.fimela.com/beauty-health/read/3848022/khasiat-kencur-untuk-kesehatan-
tubu

https://www.tanobat.com/pacar-kuku-ciri-ciri-tanaman-serta-khasiat-dan-
manfaatnya.html

Lampiran 1

32
informen

Informen Informen dan pak RT

Informen Wawancara sama informen

Lampiran 2

Remak daging Tanaman Sirih

33
Tanaman buntiris Daun suji

Sambung nyawa Tanaman binahong

Lampiran 2

Tanaman Balakacida tanaman ciplukan /cecendet

34
Buah mengkudu tanaman janmbu biji

Tanaman saga tanaman bolang

Lampiran 2

Tanaman Bandotan Tanaman Korejat

35
Singkong Madinah Bekicot

Lampiran 3 data informen

No Nama Prodi Alokasi Waktu Uraian Tugas

36
(Jam/Minggu)
1 Cintia Desy Farmasi 2 Minggu 1. Permohonan izin
2. Observasi
Ramadhani
3. Wawancara
4. Penyusunan PPT
2 Ratih Farmasi 2 Minggu 1. Observasi
2. Wawancara
Puspitasari
3. Penyusunan
Laporan
3 Tri Yulianti Farmasi 2 Minggu 1. Permohonan izin
2. Observasi
Khoerunnisa
3. Wawancara
4. Penyusunan
Laporan

37

Anda mungkin juga menyukai