SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Hendri Arifin
NIM. ST 14028
SURAKARTA
2015
i
HUBUNGAN TINGKAT KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PERAWAT DENGAN PERILAKU KOOPERATIF ANAK
USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI
DIBANGSAL ANGGREK
RSUD KOTA SALATIGA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Hendri Arifin
NIM. ST 14028
SURAKARTA
2015
ii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Husada Surakarta.
yang banyak memberi saran dan petunjuk dalam pembuatan skripsi ini.
5. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu yang telah mengajarkan
vi
6. Istriku tercinta, Kriestanti Widayat atas dukungan kedewasaan, kesabaran
7. Anak-anakku yang tersayang, Hanif, Thoriq dan Ilham, atas tawa riang
dan tangis yang telah kalian berikan dalam lembar kehidupan ini.
8. Ibu Kasmirah, S.Kep, Kepala Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga yang
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Yang telah
Semoga ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan
skripsi ini. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala pendapat saran dan kritikan yang sifatnya
vii
Surakarta,12 Pebruari 2016
Peneliti
Hendri Arifin
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.2 Keaslian Penelitian .................................................................. 26
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
2 Lembar Oponen
3 Lembar Audien
xiii
20 Lembar Data Responden
24 Lembar Konsultasi
25 Foto Penelitian
26 Jadwal Penelitian
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
HENDRI ARIFIN
Abstrak
xvi
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
Hendri Arifin
Abstract
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
masa anak- anak karena keberhasilan tumbuh kembang pada masa- masa
awal akan menentukan masa depan untuk masa selanjutnya. Tahapan tumbuh
kanak- kanak akhir (Wong, 2008). Pertumbuhan anak pada masa prasekolah
yaitu pertumbuhan gigi susu sudah lengkap, anak kelihatan lebih langsing,
dari kognitif misal bermain dan berimajinasi, motorik seperti bisa naik turun
tangga sendiri dan berdiri dengan satu kaki serta melompat, bahasa dimana
yang baru serta melakukan kontak dengan orang asing selain keluarga.
(Supartini, 2004).
1
2
semua tingkat usia. Anak- anak, terutama selama tahun- tahun awal sangat
rentan terhadap krisis penyakit. Hospitalisasi karena stres dapat terjadi akibat
perubahan dari keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan serta anak
berhadapan dengan lingkungan baru dan melihat alat- alat medis, takut pada
perawat dan dokter yang berbaju putih, tidak mau ditinggal orang tuanya serta
Stres utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah adalah
cemas akibat perpisahan pada anak kecil dimulai dari fase protes, fase putus
asa dan fase pelepasan. Pada fase protes ditandai dengan anak menangis,
berteriak, mencari orang tua dengan mata, memegang erat orang tua,
menghindar dan menolak kontak dengan orang lain. Fase selanjutnya adalah
fase putus asa ditunjukkan dengan tidak aktif, menarik diri dari orang lain,
untuk makan, minum dan bergerak. Fase terakhir adalah fase pelepasan,
sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak
istirahat tidur, sering kali marah dan takut ketika akan dilakukan tindakan di
2004).
Mengurangi stres pada anak yang dirawat di rumah sakit ada banyak cara
(Wong, 2008).
kecemasan dan stres serta meningkatkan perilaku kooperatif/ patuh pada anak
komunikasi terapeutik akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang dan
selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Oleh karena
stres pada anak serta meningkatkan perilaku kepatuhan/ kooperatif pada anak
anak/ tahun yang menjalani perawatan di rumah sakit dengan usia kurang dari
Anggrek pada Bulan Januari- Mei 2015, anak yang di rawat adalah 696
orang, dengan perincian anak usia toddler sebanyak 227 anak, usia
prasekolah sebanyak 314 anak, usia sekolah sebanyak 155 anak, diperkirakan
pada Bulan Juli 2015 tercatat sebanyak 59 anak usia prasekolah yang dirawat,
Indonesia, menurut hasil penelitian Yuli utami (2014 ), hal ini dikarenakan
5
banyak faktor antara lain yaitu lingkungan rumah sakit, berpisah dengan
kesehatan serta perilaku atau interaksi dengan petugas rumah sakit. Hal yang
tidak berjabat tangan ketika bertemu dengan anak maupun keluarga pasien,
Untuk itu, perlunya dukungan dari semua pihak khususnya rumah sakit
juga akan berdampak pada baiknya kerjasama dengan para pasien. Dengan
6
Salatiga ?
ruangan kepada anak, rooming in dengan orang tua dan lain- lain
4. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Definisi
2.1.1.2 Tujuan
mandiri
9
10
sebagai berikut :
penghormatan diri
jenis kelamin
egonya
(Human )
perilaku klien
1. Kesejatian
2. Empati
4. Konkret
Nurjannah, 2005).
1. Perkembangan/ usia
dengan lancar.
2. Emosi
3. Jenis kelamin
yang tinggi.
berbeda.
5. Lingkungan
nyamanan.
15
6. Jarak
yaitu :
dari :
klien.
4. Gerak mata
berkomunikasi.
1. Tahap prainteraksi
dialami pasien
dengan klien.
komunikasi terbuka
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
2.1.2.1 Definisi
berikut:
kooperatif.
1. Usia
2. Jenis kelamin
(Supartini, 2004).
sampai 5 tahun.
21
Pada masa ini berkembang rasa ingin tahu (curious) dan daya
2.1.4 Hospitalisasi
2.1.4.1 Pengertian
2005).
kesehatan
tahap, yaitu :
menghisap jari).
2009).
25
2. Kehilangan kendali
2013).
Faktor lingkungan RS
Faktor berpisah dengan orang tua
Faktor kurangnya informasi
Faktor hilangnya kebebasan dan kemandirian
Faktor pengalaman yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan
Faktor perilaku/ interaksi dengan petugas RS
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Wong, 2008; Supartini , 2004 )
28
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
yang mempunyai anak usia 3-5 tahun yang sedang di rawat di Bangsal
Anggrek RSUD Kota Salatiga yaitu sebanyak 314 anak usia prasekolah
selama Bulan Januari- Mei 2015. Dan jumlah pasien anak usia
29
30
3.2.2 Sampel
Notoatmojo (2005), untuk populasi kecil lebih kecil dari 10.000 dapat
N
n:
1 + N (d 2 )
n: Besar sampel
n : 59
1+59(0,05)
(Nursalam, 2008).
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner tingkat komunikasi terapeutik perawat
Jumlah 11
34
Tabel 3.3
Kisi- kisi kuesioner perilaku kooperatif anak
Jumlah 12
rentang nilai 33- 44, cukup jika berada pada rentang 22- 32 dan
anak baik 36-48, cukup 24-35 dan perilaku anak kurang kooperatif
n(XY)-(X).(Y)
[n.X-(X)].[n.Y-(Y)]
Keterangan :
R hitung = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total ( item )
N = Jumlah responden
37
Croncbach , yaitu:
r11= k 1 - b
(k-1) 1
Keterangan :
1 : varians total
Jika hasil r hitung > r tabel maka item dikatakan signifikan dan
dinyatakan reliabel.
kooperatif perawat
a) Editing data
b) Coding data
c) Tabulasi
d) Entry data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
A-B
=
N(N-1)
2
42
Keterangan :
: Koefisien korelasi kendalls tau yang
besarnya( -1<t<1 )
A : Jumlah rangking atas
B : Jumlah rangking bawah
N : Jumlah anggota sampel
Jika hasil diperoleh p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan
(Sugiyono, 2013).
instansi tempat penelitian dalam hal ini RSUD Kota Salatiga. Setelah
1. Informed Consent
2. Anonimity
3. Confidentiality
HASIL PENELITIAN
pada tanggal 10 September 2015 sampai dengan 10 Desember 2015 pada keluarga
sampel.
Di Bangsal Anggrek RSUD Kota Salatiga jumlah tempat tidur ada 33 buah
terdiri dari klas IB 6 buah, IC ada 6 buah tempat tidur, klas II terdapat 8 buah
tempat tidur, klas III 6 tempat tidur serta ada 2 buah ruang khusus yaitu ruangan
isolasi terdapat 3 buah tempat tidur dan 4 tempat tidur ruang intensif dengan 2
orang dokter spesialis anak dan 1 orang dokter tamu spesialis anak dari Fakultas
untuk visitasi pasien di Bangsal Anggrek serta 16 orang perawat yang terdiri atas
akademi keperawatan.
44
45
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan umur, jenis kelamin dan
tingkat pendidikan di Bangsal Anggrek RSUD Kota Salatiga
Tahun 2015 ( n=51)
umur < 25 tahun sebanyak 3 orang (5,9% ), umur 25- 45 tahun sebanyak
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Komunikasi Terapeutik Perawat di Bangsal
Anggrek RSUD Kota Salatiga
Tahun 2015 ( n=51)
Tingkat Komunikasi
f Persentase (%)
Terapeutik perawat
Baik 1 2
Cukup 37 72,5
Kurang 13 25,5
Total 51 100
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Perilaku Kooperatif anak usia prasekolah di Bangsal
Anggrek RSUD Kota Salatiga
Tahun 2015 ( n=51)
Tingkat Perilaku
f Persentase (%)
Kooperatif
Baik - 0
Cukup 34 66,7
Kurang 17 33,3
Total 51 100
47
Tabel 4.4.
Hasil uji kendalls Tau Hubungan ( n=51)
r P
Value
Tingkat komunikasi terapeutik perawat
0,668 0,000
Perilaku kooperatif anak
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari hasil analisis dengan menggunakan Uji
ditolak dan menerima (Ha). Artinya ada hubungan antara tingkat komunikasi
Anggrek RSUD Kota Salatiga. Arah hubungan yang terjadi bersifat positif kuat (r:
0,668) yang berarti semakin baik tingkat komunikasi terapeutik perawat semakin
baik pula perilaku kooperatif anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi
PEMBAHASAN
paling banyak pada 25-45 tahun atau 92,1%. Pendapat Santrock (2002)
diketahui pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut masa
48
49
pasien adalah ibu pasien dan cenderung tidak bekerja dan hanya sebagai
orang yang berdomisili di kota kecil dan pasien rawat inap di kelas II
dan III sehingga kebanyakan taraf pendidikan rata- rata orang tua
responden (72,5%).
pada tingkat rendah yaitu 53,3%, pada fase kerja 46,7% dan fase
dengan orang tua anak berada pada tingkat 48,3%. Hal ini dikarenakan
panggilan bell ( Nurse Call) dari pasien dan keluarga pasien (Rahayu,
ada yang tidak yang hal ini juga terjadi pada tahap- tahap lain yang
yang masih kecil atau anak-anak usia pra sekolah (Nuraqidah, 2012).
kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi serta takut terhadap
Sesuai dengan ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang anak antara lain
yaitu setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
nalar, asosiasi dan lain- lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah
2012).
ciri-ciri khusus sesuai dengan pribadinya) dan karena itu semua jenis
RSUD Kota Salatiga. Dari hasil analisis data yang didapat dengan
bahwa p- value kurang dari 0,5 maka H0 ditolak dan menerima (Ha)
RSUD Kota Salatiga dan arah hubungan yang terjadi bersifat positif kuat
(2012) yang dilakukan dengan Uji Kendalls Tau juga didapatkan ada
kooperatif anak usia pra sekolah di ruang rawat inap Bangsal Anggrek
atau lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 atau (0,014 < 0,05) dan arah
hubungan yang terjadi bersifat positif kuat r: 0,526 ( > 0,05) yang
6.1. Simpulan
berikut :
56
57
6.2. Saran
berikut:
yang optimal.
ruangan kepada anak, rooming in dengan orang tua dan lain- lain.
Penelitian ini akan dapat menjadi salah satu pedoman untuk melakukan
rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA