Anda di halaman 1dari 25

KONSEP & RUANG LINGKUP

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :
SUHARTINI,S.Kep.Ns.,M.MKes
DEFINISI
Keperawatan Medikal Bedah adalah
pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu
dan teknik Keperawatan Medikal Bedah
berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual
yg komprehensif ditujukan pada orang
dewasa dgn atau yg cenderung mengalami
gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan
struktur akibat trauma
LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH

Lingkup praktek keperawatan medikal bedah


merupakan bentuk asuhan keperawatan pada
klien DEWASA yang mengalami gangguan
fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi
mengalami gangguan baik karena adanya
penyakit, trauma atau kecacatan.
Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap
individu untuk memperoleh :
- kenyamanan
- membantu individu dalam meningkatkan dan
mempertahankan kondisi sehatnya
- melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi
kondisi berkaitan dengan penyakit
- mengupayakan pemulihan sampai kliendapat
mencapai kapasitas produktif tertingginya serta
membantu klien menghadapi kematian secara
bermartabat
PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Menggunakan langkah langkah ilmiah


pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan
komponen komponen bio-psiko sosial klien
dalam merespon gangguan fisiologis sebagai
akibat penyakit, trauma atau kecacatan
1.Lingkup KLIEN

Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan


Medikal bedah adalah orang dewasa, dengan
pendekatan “one to one basis.”

Kategori dewasa berimplikasi pada pengembangan


Yang dijalani sesuai tahapannya.
Tugas-tugas perkembangan ini dapat berdampak pada
perubahan peran dan respon psikososial selama klien
mengalami masalah kesehatan,dan hal ini perlu
menjadi pertimbangan perawat untuk melakukan
pengkajian dan intervensi keperawatan.
2. Lingkup Garapan Keperawatan

Mengacu pada fokus telaah lingkup garapan


dan basis intervensi keperawatan.

Fokus telaahan keperawatan adalah respon manusia dalam


menghadapi masalah,
baik aktual maupun potensial.

Dalam lingkup keperawatan medikal bedah, masalah


kesehatan ini meliputi : gangguan fisiologis nyata atau potensial
sebagai akibat adanya penyakit, terjadinya trauma maupun
kecacatan berikut respon klien yang unik dari aspek-
aspek  biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
 Lingkup garapan keperawatan adalah meliputi penyakit,
trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan
yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada
seluruh sistem tubuh meliputi sistem-sistem :
- Persyarafan,
- Endokrin,
- Pernapasan,
- Kardiovaskuler,
- Pencernaan,
- Perkemihan,
- Muskuloskeletal ,
- Integumen,
- Kekebalan Tubuh,
- Pendengaran,
- Penglihatan
 Selain permasalahan – permasalahan
yang dapat secara umum menyertai
seluruh gangguan sistem juga
menyangkut issue-issue yang berkaitan
dengan keganasan dan kondisi
terminal.
a. Lingkup garapan
Lingkup garapan keperawatan adalah
kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan
intervensinya.
Lingkup garapan keperawatan medikal bedah
adalah segala hambatan pemenuhan
kebutuhan dasar yang terjadi karena
perubahan fisiologis pada satu atau berbagai
sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai
upaya untuk mengatasinya.
b. Basis intervensi
Basis intervensi keperawatan medikal bedah
adalah :
ketidakmampuan klien untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sendiri (self-care deficit).
Ketidakmampuan ini dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan
(self-care demand) dan kapasitas klien untuk
memenuhinya (self-care capability) sebagai
akibat perubahan fisiologis pada satu atau
berbagai sistem tubuh
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah
sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan melalui berbagai proses atau
tahapan yang harus dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada pasien.

Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan


standar yang diakui oleh pemerintah maupun
profesi perawat.
1.Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini
dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat
perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari
yang sederhana sampai dengan kompleks.
10 Faktor Asuhan dalam Keperawatan :
1. Menunjukkan system nilai kemanusian dan altruisme.
2. Memberi harapan dengan :
– mengembangkan sikap dalam membina hubungan dengan klien
– memfalitasi untuk optimis
– percaya dan penuh harapan
3.Menunjukkan sensivitas antara satu dengan yang lain.
4.Mengembangkan hubungan saling percaya : komunikasi efektif,
empati, dan hangat.
5.Ekspresi perasaan positif dan negative melalui tukar pendapat
tentang perasaan.
6.Menggunakan proses pemecahan mesalah yang kreatif
7.Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses belajar mengajar
8.Memeberi support, perlindungan, koreksi mental, sosiokultural dan
lingkungan spiritual
9.Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
10.Melibatkan eksistensi fenomena aspek spiritual.
1.Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien
 Peran ini dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam meninterpretasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya,
 Mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
2. Peran Sebagai Edukator
Peran ini dilakukan untuk :
a.Meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan dan kemampuan klien
mengatasi kesehatanya.
b.Perawat memberi informasi dan
meningkatkan perubahan perilaku klien
c.Peran Sebagai Koordinator
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
1.Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara
efektif, efisien dan menguntungkan klien.
2.Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau
penanganan pada klien.
3.Menggunakan keterampilan perawat untuk :
– merencanakan
– mengorganisasikan
– mengarahkan
– mengontrol
3.Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat
bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
4.Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adlah sebagai tempat
konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
5.Peran Sebagai Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi


oleh beberapa factor diantaranya :
– Kemajuan teknologi
– Perubahan Lisensi-regulasi
– Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
– Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan
kesehatan.
FUNGSI PERAWAT
a.Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,


dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
-.pemenuhan kebutuhan fisiologis ,
- pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
- pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
- pemenuhan kebutuhan nutrisi,
- pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
- pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
- pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
- pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi
diri
2.Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain . Sehingga sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3.Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
ber sifat saling ketergantungan di antara tim satu
dengan lainya ,fungsi ini dapat terjadi apa bila
bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim.
Dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyai penyakit kompleks
,seperti dokter dalam memberikan pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
melaui tahap-tahap dalam proses keperawatan
berdasarkan pendekatan ilmiah.
Dengan menggunakan standarisasi asuhan
keperawatan terkini (SDKI, SLKI, SIKI ) yang
berlandaskan hukum a.l. :
- Pasal 13 UU No. 44 tahun 2009 tentang RS
- Pasal 66 UU No. 36 tahun 2014 tentang Nakes
- Pasal 36 UU No. 36 tahun 2014 tentang Nakes
Thank you
for
your
attention

Anda mungkin juga menyukai