OLEH
i
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MANAJEMEN TERNAK POTONG
Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN
Telah Diajukan Didepan Tim Asisten Dan Telah Diperbaiki Semua Saran-Saran
Saat Konsultasi.
Anggota 1 : Risman ( )
Anggota 3 : Rahmawati ( )
iv
PERNYATAAN
v
RIWAYAT HIDUP
Batalaiworu, Kel. Laiworu pada tahun 2014 dan selesai pada tahun 2016.
2017 di SMAN 1 Raha, Kec. Batalaiworu, Kel. Laiworu Kab. Muna dan selesai
pada tahun 2019. Pada tahun 2020, penulis diterima sebagai Mahasiswa
SMMPTN.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga laporan lengkap praktikum
waktu. Dengan selesainya laporan ini, penulis menghaturkan terima kasih sebesar-
basarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membuat
laporan ini, serta memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun baik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat menantikan saran dan kritik positif
vii
DAFTAR ISI
viii
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 19
5.2. Saran.............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
LAMPIRAN.................................................................................................... 23
ix
DAFTAR TABEL
x
I. PENDAHULUAN
potong yang baik dapat dilihat dari sistem pemeliharaan yang sesuai dengan
belum optimal terbukti dari jumlah konsumsi daging masyarakat yang rendah
serta tidak diikuti dengan kenaikan dan ketersediaan ternak potong dalam jumlah
yang memadai.
Sapi bali merupakan keturunan dari sapi liar yang disebut Banteng (Bos
baru, sehingga sering disebut ternak perintis. Sapi bali memiliki potensi genetik
memanfaatkan hijauan pakan yang berserat tinggi, daya adaptasi iklim tropis dan
fertilitas tinggi (83%) serta persentase karkas (56%) dan kualitas karkas yang
baik.
xi
Pakan yang diberikan untuk sapi potong harus cukup, baik mengenai mutu
maupun jumlahnya. Pakan bagi ternak berfungsi untuk kebutuhan hidup pokok
dan pertumbuhan. Pakan yang kurang akan menghambat pertumbuhan. Hal yang
vitamin dan mineral bagi ternak. Pakan ternak sapi digolongkan ke dalam tiga
1.2. Tujuan
pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak serta pemberian air
minum.
perlakuan lebih teratur dalam hal pemberian pakan, pembersihan kandang dan
memandikan sapi.
xii
7. Untuk mengetahui cara dalam menentukan skor kondisi tubuh pada ternak
sapi.
1.3. Manfaat
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta pemahaman yang lebih luas
xiii
2.4. Sanitasi
dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang,
Penempatan kandang sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak
minimal 10 meter dari rumah maupun dari bangunan umum lainnya, lokasi
kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan terdapat
tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak sapi (Rizqi, 2018).
pembersihan kandang sapi perah dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.
Kondisi kandang yang bersih dapat berpengaruh pada tingkat kepadatan lalat
(Purwanti, 2017).
dan prosedur untuk melakukan pembersihan kandang. Pada peternak sapi, salah
xiv
III. METODE PRAKTIKUM
30 hari yang dimulai pada hari Minggu, 16 Oktober 2022 - 13 November 2022,
xv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
xvi
15 30,2 5 25,2 0,199 0,050148
16 30,2 4,5 25,7 0,199 0,051143
17 30,2 1,5 28,7 0,199 0,057113
18 30,2 2,2 28 0,199 0,05572
19 30,2 2 28,2 0,199 0,056118
20 30,2 1,8 28,4 0,199 0,056516
21 30,2 2 28,2 0,199 0,056118
22 30,2 3,2 27 0,199 0,05373
23 30,2 3 27,2 0,199 0,054128
24 30,2 4 26,2 0,199 0,052138
25 30,2 2,2 28 0,199 0,05572
26 30,2 0,4 29,8 0,199 0,059302
27 30,2 4 26,2 0,199 0,052138
28 30,2 0,5 29,7 0,199 0,059103
29 30,2 1,5 28,7 0,199 0,057113
30 30,2 4 26,2 0,199 0,052138
Total 966 89,1 876,9 5,97 52,35093
2,9344827 0,11258264
Rata-Rata 32,2 6 56,57419355 0,199 5
4.2. Pembahasan
pertambahan berat badan harian (PBBH) pada sapi adalah sebanyak 8,31 gram
dengan rata-rata 2,07 gram. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Eramus et
al (2017) yang menyatakan bahwa pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi
yang tidak diberi suplemen probiotik lebih rendah (1,45 Kg/hari) dari pada sapi
xvii
yang diberi suplemen probiotik (1.54 Kg/hari). Hal ini diperkuat oleh Edy et al
adalah kualitas pakan yang diberikan, lingkungan, jenis kelamin dan kepadatan
ternak.
sebanyak 52,35093 dengan rata-rata 0,112582645. Hal ini tidak sesuai dengan
dalam penelitiannya adalah sebesar 7,079 (kg/ekor/hari) atau 103 g/kg/BB. Jika
konsumsi BK ini dihitung berdasarkan bobot badan (BB) maka sebesar 2,509 %
dari BB. Hal ini diperkuat oleh Nevy (2019) yang menyatakan bahwa konsumsi
pakan pada ternak sangat bervariasi tergantung dari spesies ternak, bobot badan,
ukuran tubuh, umur dan kondisi ternak, status fisiologis, kondisi dan kapasitas
saluran pencernaan, palatabilitas bahan pakan, macam dan sifat fisik pakan,
pakan sapi Bali sebesar 0,028. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Siregar
(2018) yang menyatakan bahwa konversi pakan untuk sapi yang baik adalah 8,56-
13,29. Konvesi pakan dipengaruhi oleh kesediaan nutrien dalam ransum dan
kesehatan ternak. Hal ini diperkuat oleh Purbowati et al (2018) yang menyatakan
bahwa konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ternak, daya cerna ternak,
jenis kelamin, bangsa, kualitas dan kuantitas pakan, juga faktor lingkungan.
xviii
Muliadi D. 2019. Morfometrik Ternak di Kabupaten Pandeglang dan Garut.
Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyatun. 2016. Sumber Energi Terbarukan dan Pupuk Organik dari Limbah
Kotoran Sapi, DIMAS. 16 (1): 191-214.
Nevy DH. 2019. Perlakuan Silase Danamoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai
Bahan Baku Pakan Domba. FakultasPertanian, Program Studi Produksi
Ternak Universitas Sumatera Utara.
Paulus KT, AD Agustinus dan S Stefanus. 2021. Konsumsi Dan Kecernaan Bahan
Kering, Bahan Organikdanprotein Kasar Sapi Bali Jantan Yang
Digemukkandi Peternakan Rakyat. Journal of Tropical Animal Science
and Technology. 3(1): 21-35.
Purwanti E, Selviana dan A Iskandar. 2017. Hubungan Sanitasi Kandang, Jarak
Kandang, Kepadatan Lalat, Jarak Sumber Air Bersih dan Personal
Hygiene dengan Kejadian Diare. JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan
Peneliti Kesehatan), 3(2): 441-450.
Redy K. 2018. Perbandingan Konsumsi Pakan, Air Minum Dan Efisiensi
Penggunaan Pakan Pada Sapi Sumbal Dan Sapi Bali Yang Diberi Pakan
Sama. Publikasi Ilmiah. Fakultas Peternakan. Universitas Mataram.
Riswandi RA. 2018. Manajemen Pemberian Pakan Ternak Kambing di Desa
Sukamulya Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Peternakan Sriwijaya. 7(2), 24-32.
Riyanto E dan E Purbowati . 2017. Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Rizqi Z dan R Azizah. 2018. Sanitasi Kandang Dan Keluhan Kesehatan Pada
Peternak Sapi Perah Di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 10(4): 434-440.
Simanjuntak dan Rasmini. 2018. Petunjuk Beternak Kambing Perah. Direktorat
Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.
Smith JB & S Mangkoewidjojo. 2018. Pemeliharaan, Pembiakan, dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI-Press. Jakarta.
Suhaima E. 2018. Study Morfometrik Ukuran-ukuran Tubuh Sapi di Desa
Sukawangi dan Tenjonagara Kabupaten Garut. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yulianto P. 2017. Penggemukan Sapi Potong Hari Per Hari 3 Bulan Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Zaenal HM dan M Khairil. 2020. Sistem Manajemen Kandang pada Peternakan
Sapi Bali di Cv Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal. 2(1): 15-19.
xix
LAMPIRAN
xx