Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KONSENTRASI ASAM HIDROKLORIDA TERHADAP

KARAKTERISTIK KITIN TERIPANG HITAM


(Holothuria edulis)

Oleh :
PENGARUH KONSENTRASI ASAM HIDROKLORIDA TERHADAP
KARAKTERISTIK KITIN TERIPANG HITAM
(Holothuria edulis)

Oleh :
Vran Orlando Josua 1), Edison 2), Rahman Karnila2)
E mail : orlando.vran@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisika-kimia kitin


teripang hitam (Holothuria edulis), mendapatkan konsentrasi asam hidroklorida
terbaik pada proses demineralisasi kitin kasar menjadi kitin, dan menentukan
derajat deasetilasi tertinggi kitin teripang hitam (Holothuria edulis). Penelitian ini
dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu: 1) preparasi, 2) pengeringan dan pengayakan,
3) dan pembuatan kitin. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi HCl tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air dan kadar abu kitin teripang
hitam (Holothuria edulis). Derajat deasetilasi yang dihasilkan dari masing-masing
kitin dengan konsentrasi HCl berbeda menunjukkan bahwa derajat deasetilasi
tertinggi didapat dari konsentrasi HCl 1 N diikuti dengan konsentrasi 0,5 N lalu
konsentrasi 1,5 N.

Kunci :derajat deasetilasi, kadar air, kadar abu, teripang hitam.


1
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
THE EFFECT OF THE HYDROCHLORIC ACID CONCENTRATION TO
THE CHARACTERISTICS OF BLACK SEA CUCUMBER
(Holothuria edulis) CHITIN

By :
Vran Orlando Josua 1), Edison 2), Rahman Karnila2)
E mail : orlando.vran@yahoo.com
ABSTRACT

This research aims to determine the physico-chemical characteristics of


black sea cucumber ( Holothuria edulis) chitin, get the best hydrochloric acid
concentration in demineralization process from crude chitin to chitin, and to
determine the highest deacetylation degree of black sea cucumber chitin. This
research was conducted in two phases. The first was preparation and the second
was drying, sieving, and manufacturing the chitin. The result showed that the
different concentration of HCl did not effect significantly to the water content and
ash content of black sea cucumber chitin. Meanwhile, the highest deacetylation
degree was obtained by the using of HCl at the consentration of 1 N, followed by
the concentration 0,5 N then 1,5 N.

Keywords : ash content, black sea cucumber, deacetylation degree, water content.
1
Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2
Lecture of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
I. PENDAHULUAN dikembangkan karena aplikasinya
yang luas adalah kitosan.
Teripang adalah istilah yang Karakteristik fisika-kimia
diberikan untuk hewan invertebrata adalah pendeskripsian sesuatu secara
timun laut (Holothuroidea) yang fisik maupun secara kimia.
dapat dimakan. Berdasarkan Karakteristik kimia kitin dapat di
penelitian Rohana (2000), teripang analisis dengan menghitung derajat
tersebar luas dilingkungan laut deasetilasi menggunakan Fourier
diseluruh dunia, mulai dari zona Transform Infra-Red
pasang surut sampai laut dalam, Spectrophotometri (FTIR).
terutama di Samudera Hindia dan Karakteristik fisika kitin dapat
Samudera Pasifik Barat. diketahui dengan menentukan kadar
Menurut Martoyo et al., air dan abu. Karakteristik fisika-
(2006), dari 23 spesies teripang yang kimia kitin pada teripang hitam
ditemukan hanya 5 spesies (dari (Holothuria edulis) sangat jarang
genus Holothuria) yang sudah ditemukan didalam jurnal maupun
dieksploitasi dan dimanfaatkan serta penelitian, oleh karena itu perlu
mempunyai nilai ekonomis penting. dilakukan penelitian untuk
Kelima jenis teripang tersebut adalah mengetahui karakteristik fisika-kimia
teripang pasir, teripang getah atau senyawa kitin yang terkandung
keling, teripang merah, teripang dalam teripang hitam (Holothuria
coklat dan teripang hitam yang edulis) dengan konsentrasi asam
paling banyak dibudidayakan dan hidroklorida berbeda.
diperdagangkan di Indonesia.
Teripang secara ekonomis II. METODE PENELITIAN
merupakan bahan makanan
ekonomis yang memiliki kandungan Bahan dan Alat
nutrisi yang sangat tinggi. Teripang Bahan utama yang digunakan
dalam kondisi kering pada umumnya dalam penelitian ini adalah ±10 kg
mengandung protein 82%, lemak teripang hitam (Holothuria edulis)
1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu yang didatangkan dari Painan,
8,6%, dan karbohidrat 4,8% Sumatera Barat. Bahan kimia yang
(Martoyo et al,. 2006). digunakan dalam penelitian ini
Teripang hitam seperti jenis adalah akuades, NaOH 3,4%, HCl
teripang lainnya memiliki kulit luar 0,5 N, 1N, dan 1,5 N untuk
keras yang fleksibel dan kuat yang pembuatan kitin dan bahan kimia
melindungi bagian dalam tubuhnya lainnya untuk analisis proksimat.
dan berpotensi mengandung senyawa Alat-alat yang digunakan
kitin. Kitin adalah polisakarida antara lain pisau, nampan, stoples,
struktural yang digunakan untuk botol plastik, sendok pengaduk,
menyusun ekskoskeleton dari saringan, loyang, pemanas listrik,
Artropoda (serangga, laba-laba, grinder, talenan, gelas ukur, gelas
krustase, dan hewan-hewan lain piala, cawan, desikator, neraca
sejenis). Kitin adalah senyawa analitik, oven, tabung Kjeltec, pipet
turunan dari glukosa dan memiliki volumetrik, alat pemanas,
sifat tidak beracun dan mudah Erlenmeyer, destilator, buret, tanur,
terdegradasi. Salah satu senyawa gegep, glass plate, spektrofotometer,
turunan dari kitin yang banyak dan lain-lain.
Metode Penelitian kandungan asam amino total, serta
Metode penelitian yang rendemennya.
digunakan adalah metode deskriptif
dan eksperimen. Metode deskriptif Prosedur Penelitian
yaitu mendeskripsikan gugus-gugus Pembuatan konsentrat protein
fungsional pada spektra IR kitin teripang dilakukan dengan cara
dengan konsentrasi asam (HCl) maserasi menurut metode Nurjanah
berbeda menggunakan daftar (2008) dengan sedikit modifikasi.
referensi gugus fungsional. Metode 1. Teripang segar yang telah
eksperimen yaitu melakukan isolasi diproleh dibersihkan dan
dipisahkan antara isi perut dan
kitin dari teripang hitam (Holothuria
daging.
edulis), lalu menentukan 2. Daging teripang yang diperoleh
karakterisasi fisika-kimia kitin dibersihkan menggunakan air
tersebut. Rancangan percobaan yang bersih
digunakan untuk isolasi kitin adalah 3. Daging dikeringkan selama 2-3
Rancangan Acak Lengkap (RAL) hari dengan suhu 40-50 0C
terdiri dari suhu yang digunakan 4. Setelah daging teripang benar-
benar kering, lakukan pengecilan
konstan (120oC) sebagai kontrol dan
dan belender hingga diperoleh
konsentrasi HCl berbeda (0,5 N;1 N, tepung daging teripang.
dan 1,5 N) sebagai perlakuan selama 5. Tepung daging teripang ditimbang
proses demineralisasi kitin. Ulangan dan dimasukan ke tabung
akan dilakukan dari proses Erlemenyer ke dalam 3 buah
demineralisasi kitin sebanyak tiga tabung dengan masing-masing
kali. Jumlah satuan percobaan pada 15g (A) dan tambahkan masing-
masing pelarut 45ml (1:3 b/v)
penelitian ini adalah 9 unit.
yakni E (etanol), A (aseton), K
Adapun model matematis (kloroform).
yang digunakan Gasperz (1991), 6. Kemudian dilakukan ekstraksi
adalah: dengan memasukan ke dalam
Yii = µ + 𝛕i + εii lemari pendingin selama 24 jam
(suhu 40C).
7. Kemudian pisahkan antara
Keterangan:
supernatan dengan persipitan
Yii = Nilai dari pengamatan dari dengan cara di sentrifuse selama
ulangan ke-j yang 15 menit dengan 1000 rpm.
memperoleh perlakuan ke-i 8. Kemudian persipitat yang
µ= Nilai tengah umum diproleh dikeringkan dan,
𝛕i = Pengaruh perlakuan ke-i diperoleh konsentrat protein.
εii = Pengaruh galat ke-j yang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
memperoleh perlakuan ke-i

Parameter yang diuji dalam Preparasi Teripang Hitam Segar


Morfologi teripang hitam yang
penelitian ini adalah kadar air, kadar digunakan dalam penelitian secara
protein, kadar lemak, kadar abu, visual yakni badannya berbentuk
bulat panjang, dengan panjang tubuh tersebar merata.Semua permukaan
berkisar 10 - 19 cm dan lebar tubuh tubuh, kecuali di dekat anus tersusun
berkisar 3 – 5 cm. Warna tubuh 3-5 baris amburakal.
bagian dorsal berwarna hitam Tahapan pemisahan bagian
keungu-unguan dan pada bagian tubuh teripang hitam diikuti dengan
ventral berwarna coklat kemerahan. proses pembersihan dengan air
Bagian anterior terdapat mulut yang bersih, selanjutnya dilakukan
dikelilingi oleh 20 tentakel yang pemisahan bagian daging dan kulit
berwarna hitam dan berbetuk perisai. dengan isi perut. Hasil pemisahan
Bagian posterior terdapat anus pada dan pencucian teripang hitam dapat
lateral. Bagian ventral terdapat kaki dilihat pada Tabel 1.
tabung kecil-kecil seperti bercak-
bercak hitam yang tersusun jarang

Tabel 1. Hasil pemisahan dan pencucian teripang hitam segar.


Pengamatan Teripang Daging Proporsi(%) Isi perut Proporsi(%)
hitam dan kulit (kg)
(kg) (kg)
I 3,12 1,24 39,82 1,88 60,18
II 4,10 1,63 39,89 2,47 60,11
III 2,77 1,08 40,28 1,69 59,72
Total 10 3,95 120 6,04 180,01
Rerata 40,00 60,00

Dari hasil pemisahan daging dan kulit dikarenakan pada bagian isi
dan kulit dengan isi perut teripang perut terdapat gumpalan pasir yang
hitam pada Tabel 1, diketahui bahwa berada pada usus dan kandungan air
daging teripang hitam sangat tipis yang cukup banyak didalam tubuh
dan menempel dengan kulit teripang teripang hitam.
hitam tersebut. Hal ini dapat dilihat Tahapan selanjutnya adalah
dari berat daging dan kulit teripang proses pengeringan yang dilakukan
yang hanya berkisar 1,08 sampai dengan suhu 40C selama 3 sampai 4
1,63 kg dan berat isi perut berkisar hari sampai daging dan kulit dapat
1,69 sampai 2,47 kg dari 10 kg dipatahkan. Hasil proses pengeringan
teripang hitam segar. Isi perut daging teripang hitam segar dapat
teripang hitam memiliki berat yang dilihat pada Tabel 2.
lebih besar dibanding dengan daging

Tabel 2. Hasil pengeringan daging teripang


Pengamatan Daging dan Kulit Penurunan berat (%)
Segar (kg) Kering (kg)
I 2 0,78 39,20
II 1,95 0,75 40
Total 3,95 1,53 79,2
Rerata 39,6
Hasil pengeringan pada Tabel Kandungan Kimia Teripang
2 menunjukkan bahwa terjadi Hitam
penurunan berat daging dan kulit Hasil analisis proksimat teripang
teripang hitam saat proses hitam segar dapat dilihat pada Tabel
pengeringan dengan suhu 40oC yang 3.
memiliki rata-rata persentase 39,6%.
Pengeringan adalah pemisahan Tabel 3. Kandungan kimia teripang
sejumlah kecil air dari suatu bahan hitam segar.
sehingga mengurangi kandungan sisa Kandungan (%bb) Persentase (%)
zat cair di dalam zat padat itu sampai Air (%bb) 88,24
suatu nilai rendah yang dapat Abu (%bk) 27,32
diterima dengan menggunakan Protein (%bk) 55,48
panas. Terjadinya penurunan berat Lemak (%bk) 10,65
daging dan kulit teripang hitam Karbohidrat (%bk) 6,55
disebabkan oleh kandungan air yang
terlepas ke udara menjadi uap. Tepung Teripang Hitam
Proses pengeringan daging Teripang hitam yang telah kering
teripang hitam segar bertujuan untuk langsung diblender dan disaring
menghilangkan air yang terkandung dengan menggunakan saringan
dalam daging teripang hitam. Proses sampai mendapatka tepung teripang
ini juga mempermudah proses yang halus. Hal ini bertujuan untuk
pembuatan dan pengayakan tepung mempermudah proses isolasi kitin
teripang hitam. dari teripang hitam. Hasil tepung
teripang hitam dapat dilihat pada
Tabel 4.

Tabel 4. Hasil pengayakan tepung teripang


Pengamatan Daging (gr) Tepung (gr) Proporsi (%)
I 750 149,1 19,88
II 750 150,25 20,03
Total 1500 299,35 39,91
Rerata 20,10

Hasil pengayakan tepung teripang yang halus agar


teripang hitam hanya mendapat mempermudah proses deproteinasi
proporsi sekitar 20,10% dan tepung dan demineralisasi.
yang didapat dari berat daging yang
sama hanya sebanyak 299,35 gr. Kandungan Kima Tepung
Pengayakan adalah proses pemisahan Teripang Hitam
partikel atau material secara mekanis Hasil analisis proksimat tepung
yang didasarkan pada perbedaan teripang hitam dapat dilihat pada
ukuran. Dalam hal ini, tepung yang Tabel 5.
digunakan adalah bagian tepung
yang lolos proses pengayakan 60
mesh. Tepung kasar yang tertinggal
diblender kembali sampai
mendapatkan tepung halus. Proses
pembuatan kitin dibutuhkan tepung
Tabel 5. Kandungan kimia tepung kasar memiliki rendemen hanya
teripang hitam sebesar 0,42% dari 10 kg teripang
Kandungan Persentase(%) hitam.
Air (%bk) 9,54 Deproteinasi pada proses
Abu (%bk) 27,02 pembuatan kitin adalah proses
Protein (%bk) 53,30 pemisahan protein dari tepung
Lemak (%bk) 7,61 teripang hitam dengan larutan NaOH
Karbohidrat (%bk) 2,52 3,4%. Tingginya kadar protein
tepung teripang hitam dapat
Proses Pembuatan Kitin mengakibatkan jumlah kitin kasar
Tepung teripang hitam yang yang didapat hanya sedikit.
telah didapat dimasukkan kedalam Setelah dilakukan proses
tabung Erlenmeyer lalu dimasukkan deproteinasi, kitin kasar dengan berat
NaOH dengan konsentrasi 3,4 % yang didapat dibagi tiga dengan berat
sebanyak 30 ml. Hasil deproteinasi yang sama yaitu masing-masing
yang didapat dengan larutan NaOH sekitar 14 gram lalu didemineralisasi
3,4% dari berat tepung awal 299,35 dengan HCl konsentrasi berbeda
gr hanya didapat kitin kasar yaitu 0,5 N, 1 N, dan 1,5 N. Hasil
sebanyak 42,12 gr dengan rendemen demineralisasi kitin kasar dapat
sebesar 14,07%. Hasil deproteinasi dilihat pada Tabel 6.
tepung teripang hitam menjadi kitin

Tabel 6. Pengaruh konsentrasi HCl terhadap rendemen


Proses HCl Kitin Kasar(gr) Kitin(gr) Rendemen(%)
0,5 N 14,01 8,75 62,45
Demineralisasi 1N 14,02 8,58 61,19
1,5 N 14,01 7,50 53,54

Pada proses demineralisasi yang cukup banyak menjadi 53,54%.


memiliki rendemen kitin dengan Hal ini diduga pada konsentrasi 1,5
rata-rata 59% dan rendemen tertinggi N HCl tidak hanya melarutkan dan
pada demineralisasi pada konsentrasi memisahkan mineral saja melainkan
HCl 0,5 N sebesar 62,45%, diikuti terdapat kandungan kimia lain yang
dengan HCl 1 N sebesar 61,19% dan ikut terurai dan terlepas yang
HCl 1,5 N sebesar 53,54% . Proses mengakibatkan turunnya rendemen
demineralisasi adalah proses kitin yang didapat.
pelepasan mineral pada kitin kasar Dari jumlah kitin yang
dengan penambahan larutan HCl. didapat yaitu sebesar 24,83 gr jika
Pada konsentrasi HCl 0,5 N terjadi dibandingkan dengan berat teripang
proses pemisahan mineral dengan segar sebesar 10 kg didapat
rendemen kitin yang didapat sebesar rendemen hanya sebesar 0,24% dan
62,45% dan pada konsentrasi HCl 1 kandungan kitin ini tergolong sangat
N terjadi penurunan rendemen kitin sedikit.
sebesar 61,19% yang disebabkan
oleh peningkatan persentase mineral Derajat Deasetilasi
yang terlepas. Pada konsentrasi HCl Derajat deasetilasi adalah
1,5 N terjadi penurunan rendemen persentase atau jumlah gugus asetil
yang terlepas setelah dilakukan mengetahui derajat deasetilasi kitin
proses deproteinasi dan teripang hitam, dilakukan penentuan
demineralisasi. Semakin tinggi spektra IR. Hasil spektra IR kitin
derajat deasetilasi kitin, semakin baik teripang hitam dapat dilihat pada
kualitas kitin yang dihasilkan. Untuk Gambar 1.

Gambar 1. Spektra IR kitin dengan perlakuan HCl 0,5 N, 1 N, dan 1,5 N

Dari hasil penentuan spektra IR pada bilangan gelombang antara


kitin dengan perbedaan konsentrasi 1085 cm-1– 1030 cm-1yang
HCl dapat dilihat pada panjang diakibatkan oleh semakin lemahnya
gelombang 3550 cm-1- 3230 cm-1 konsentrasi dari gugus tersebut
masing-masing terdapat pita serapan sehingga absorbansinya turun dan
sedang yang diakibatkan oleh vibrasi menyebabkan intensitas transmitan
ulur dari OH intermolekular. Pada naik (Nur, 2007).
panjang gelombang antara 3000 cm- Dilihat dari analisis gugus
1
- 2850 cm-1 terdapat dua pita (Gambar 9) yang didapat dari spektra
serapan tajam yang diakibatkan oleh IR hasil isolasi kitin dari teripang
vibrasi ulur dari OH intermolekular. hitam dengan konsentrasi asam
Bergesernya serapan C=O amida (HCl) berbeda, yaitu adanya gugus
sekunder pada bilangan gelombang OH intermolekular, amida sekunder,
antara 1680 cm-1- 1630 cm-1 gugus hidroksil, dan goyangan CH3
dikarenakan ikatan hidrogen yang dapat diduga bahwa serbuk yang
terjadi memperpanjang ikatan O-H diperoleh dari masing-masing
yang asli, akibatnya ikatan C=O perlakuan adalah kitin.
semakin panjang sehingga bilangan Hasil perhitungan derajat
gelombang bergeser kekanan. Kitin deasetilasi kitin dengan perlakuan
mengalami kenaikan intensitas untuk HCl 0,5 N, HCl 1 N, dan HCl 1,5 N
serapan C-O alkohol primer, yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pola pengaruh konsentrasi HCl terhadap derajat deasetilasi kitin

Dari ketiga hasil spektra IR sebagian gugus asetil yang terdapat


kitin dengan konsentrasi HCl pada kitin meningkat. Namun, pada
berbeda saat proses demineralisasi HCl 1,5 N hanya sedikit membantu
didapat hasil demineralisasi dengan proses pelepasan gugus asetil dan
HCl 0,5 N memiliki derajat berfokus pada pelepasan mineral
deasetilasi sebesar 59,52% dan diikuti dengan kandungan kimia
meningkat pada HCl 1 N dengan lainnya yang ikut terlepas.
derajat deasetilasi sebesar 61,67%.
Derajat deasetilasi kitin teripang Analisis Kadar Air
hitam mengalami penurunan pada Hasil uji kadar air kitin
konsentrasi HCl 1,5 N menjadi teripang hitam yang dihasilkan dari
sebesar 48,96%. Dari hasil derajat pemberian konsentrasi HCl berbeda
deasetilasi diduga saat konsentrasi saat proses demineralisasi dapat
HCl 0,5 N membantu pelepasan dilihat pada Tabel 7.
sebagian gugus asetil pada kitin dan
pada konsentrasi HCl 1 N pelepasan

Tabel 7. Analisis kadar air kitin teripang hitam (Holothuria edulis) dengan konsentrasi
HCl berbeda.
Perlakuan Kadar Air (%)
K1 18,44a
K2 18,36a
K3 18,42a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak
berbeda nyata.

Berdasarkan tabel di atas Kadar air merupakan salah satu


(Tabel 7), hasil analisis variansi parameter yang sangat penting untuk
menunjukkan bahwa nilai kadar air menentukan mutu kitin. Proses
kitin teripang hitam (Holothuria demineralisasi dapat memisahkan air
edulis) dengan perbedaan konsentrasi dari kitin kasar namun diduga tidak
HCl tidak berpengaruh nyata, dimana dalam jumlah yang banyak dan tetap.
Fhitung (3) < Ftabel 0,05 (5,14) pada Konsentrasi HCl yang berbeda tidak
tingkat kepercayaan 95%, maka H0 memberikan jumlah kadar air yang
diterima. berbeda dari masing-masing kitin.
Hal ini diperkuat dengan data Tabel yang hanya 60oC. Menurut AOAC
10 yang menunjukkan rata-rata hasil (1995), suhu pengeringan dalam
analisis kadar air kitin teripang hitam menghitung kadar air adalah sekitar
berkisar antara 18,31% - 18,46%. 100oC – 105oC.
Kitin yang dihasilkan dari beberapa
perlakuan tersebut masih memiliki Analisis Kadar Abu
kadar air yang cukup tinggi dan Hasil uji kadar abu kitin
melebihi batas maksimum standar teripang hitam yang dihasilkan dari
mutu kadar air kitin yang telah pemberian konsentrasi HCl berbeda
ditetapkan yaitu ≤ 10% (Bastaman, saat proses demineralisasi dapat
1989 dalam Winarti et al., 2008). dilihat pada Tabel 8.
Tingginya kadar air kitin dapat
disebabkan oleh suhu pengeringan

Tabel 8. Analisis kadar abu kitin teripang hitam (Holothuria edulis) dengan konsentrasi
HCl berbeda.
Perlakuan Kadar Abu (%bk)
K1 29,17a
K2 29,15a
K3 29,1a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak
berbeda nyata.
mineral dipengaruhi oleh proses
Berdasarkan tabel di atas pengadukan selama demineralisasi,
(Tabel 8), hasil analisis variansi
menunjukkan bahwa nilai kadar abu
kitin teripang hitam (Holothuria sehingga panas yang dihasilkan
edulis) dengan perbedaan konsentrasi menjadi homogen. Proses
HCl tidak berpengaruh nyata, dimana pengadukan yang konstan akan
Fhitung (3,90) < Ftabel 0,05 (5,14) pada menyebabkan panas merata sehingga
tingkat kepercayaan 95%, maka H0 pelarut asam klorida (HCl) dapat
diterima. mengikat mineral secara sempurna.
Penentuan kadar abu adalah Jika pengadukan yang dilakukan
dengan mengoksidasi semua zat tidak konstan maka panas yang
organik pada suhu tinggi dan dihasilkan tidak merata, sehingga
kemudian dilakukan penimbangan reaksi pengikat mineral oleh pelarut
zat yang tertinggal setelah proses juga akan tidak sempurna (Hartati
pembakaran tersebut. Tabel 11 FK et al., 2002). Menurut Martati et
menunjukkan rata-rata hasil analisis al., (2000), peningkatan konsentrasi
kadar abu kitin teripang hitam asam klorida akan meningkatkan
berkisar antara 29,05% - 29.16%. efektivitas demineralisasi. Tetapi
Kadar abu yang rendah menunjukkan peningkatan konsentrasi yang tinggi
kandungan mineral yang rendah. akan mempengaruhi kekentalan
Semakin rendah kadar abu yang produk akhir atau dengan kata lain
dihasilkan maka mutu dan tingkat akan menurunkan kekentalan larutan
kemurnian kitin akan semakin tinggi kitin.
(Winarti et al., 2008). Penghilangan
Karakteristik kitin berdasarkan dengan konsentrasi HCl berbeda
SNI dengan kitin standar :
Berikut adalah tabel
perbandingan kitin teripang hitam

Tabel 9. Perbandingan karakteristik kitin dengan konsentrasi berbeda dengan kitin standar
Parameter Kitin
HCl 0,5 N HCl 1 N HCl 1,5 N Standar
Derajat deasetilasi (%) 59,52 61,67 48,96 15 - 70
Kadar air 18,44 18,36 18,42 < 10
Kadar abu 29,17 29,15 29,10 <2
Sumber : Abdur et al., 2013
Dari Tabel 9, dapat dilihat Dari hasil analisis kadar air dan
bahwa derajat deasetilasi kitin kadar abu kitin teripang hitam
teripang hitam dengan konsentrasi dengan konsentrasi HCl berbeda,
HCl berbeda saat proses dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
demineralisasi tidak memenuhi HCl tidak memberikan pengaruh
standar pada kadar air dan kadar abu. yang nyata terhadap kadar air dan
Hal ini karena kadar air dan kadar kadar abu kitin teripang hitam.
abu kitin teripang hitam masih Derajat deasetilasi yang dihasilkan
tergolong tinggi dari kitin standar. dari masing-masing kitin dengan
Kitin teripang hitam dengan konsentrasi HCl berbeda
konsentrasi HCl berbeda pada proses menunjukkan bahwa derajat
demineralisasi memiliki derajat deasetilasi tertinggi didapat dari
deasetilasi yang telah memenuhi konsentrasi HCl 1 N diikuti dengan
standar. konsentrasi 0,5 N lalu konsentrasi
1,5 N.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dilihat dari analisis gugus yang
didapat dari spektra IR hasil isolasi
Kesimpulan kitin dari teripang hitam dengan
Hasil analisis komposisi kimia konsentrasi hidroklorida berbeda,
menunjukkan bahwa kadar air yang yaitu adanya gugus OH
terkandung dalam daging teripang intermolekular, amida sekunder, C-O
hitam mencapai 88,24%, kadar abu eter alifatik, gugus hidroksil, dan
27,32%, kadar protein 55,48% dan goyangan CH3 dapat diduga bahwa
kadar lemak 10,65% yang dapat serbuk yang diperoleh dari masing-
berasal dari daging, kulit dan isi masing perlakuan adalah kitin.
perut teripang yang masih tersisa
atau menempel pada daging. Saran
Dibandingkan dengan kandungan Perlu dilakukan penelitian
kimia tepung teripang hitam lanjutan tentang karakteristik kitin
mengalami penurunan yang teripang hitam (Holothuria edulis)
disebabkan oleh beberapa dari dengan variasi konsentrasi asam kuat
kandungan kimia yang terikat oleh lainnya saat proses demineralisasi
air ikut terlepas saat proses untuk mengetahui konsentrasi
pengeringan. terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati FK, Susanto. T,


Rakhmadiono S, Adi Loekito
S. 2002. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Tahap
Deproteinasi Menggunakan
Enzim Protease dalam
Pembuatan Kitin dan Kitosan
dari Cangkang Rajungan
(Portunus pelagis). Jurnal
Biosain. Vol 2:1.

Mahatmanti F. W, Warlan S, Wisnu


S. 2001. Sintesis Kitosan dan
Pemanfaatannya Sebagai Anti
Mikroba Ikan Segar. Jurnal:
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Semarang: Semarang.

Martoyo J, Aji N dan Winanto Tj.


2006. Budidaya Teripang.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Nur Dewi, R R. 2007.
[Skripsi]Isolasi dan Identifikasi
Kitin, Kitosan dari Cangkang
Hewan Mimi (Horseshoe crab)
Menggunakan
Spektrofotometri Infra Merah.
Winarti et al. 2008. Karakteristik
Mutu dan Kelarutan Kitosan
dari Ampas Silase Kepala
Udang Windu (Penaeus
monodon). Buletin Teknologi
Hasil Perikanan:Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai