Anda di halaman 1dari 10

1

JURNAL

PENGARUH SUBSTRAT FILTER YANG BERBEDA PADA


SISTEM RESIRKULASI TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
IKAN SELAIS (Ompok hypopthalmus)

OLEH :

NIA JUNAIRA SIAMBATON

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
2

PENGARUH SUBSTRAT FILTER YANG BERBEDA PADA SISTEM


RESIRKULASI TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
IKAN SELAIS (Ompok hypopthalmus)
Oleh
Nia Junaira Siambaton Usman M Tang2) Niken Ayu Pamukas2)
1)

Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau


Email : niasiambaton@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2018, selama 40 hari
di Laboratorium Teknologi, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis filter terbaik dalam
menurunkan konsentrasi NH3 dan pengaruh sistem resirkulasi air dalam
meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan selais (Ompok
hypopthalmus). Ikan yang digunakan berukuran 5-8 cm. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor
dengan 5 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah 1)
dacron, 2) bioball, 3) kerikil, 4) arang, 5) zeolit. Berdasarkan hasil penelitian
didapat bahwa penggunaan substrat filter yang berbeda memberikan pengaruh
nyata terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan selais (Ompok
hypopthalmus). Hasil yang terbaik adalah perlakuan bioball dengan pertumbuhan
bobot mutlak (6,22 g), pertumbuhan panjang mutlak (4,50 cm), laju pertumbuhan
harian (3,81%) dan tingkat kelangsungan hidup (98,33%). Dan Parameter kualitas
air tercatat seperti suhu 27,2-29,2 oC, pH 5,3-6,5, oksigen terlarut (DO) 4,3-5,5
mg/L, ammonia (NH3) 0,038 mg/L, nitrit (NO2) 0,393 mg/L dan nitrat (NO3)
0,683 mg/L.

Kata Kunci : Filter; Resirkulasi; Pertumbuhan; Kelulushidupan; Ompok


hypopthalmus
3

The Influence of Different Filters Substrate on Recirculation Systems to the


Growth Rates of Selais Fish (Ompok hypopthalmus)

By

Nia Junaira Siambaton1) Usman M Tang2) Niken Ayu Pamukas2)


Fisheries and Marine Faculty of Riau University
Email : niasiambaton@gmail.com

ABSTRAK

This research was conducted from April to Juni 2018, for 40 days in
Technology Laboratory of Fisheries Faculty and Marine Sciences, University of
Riau. The aim of the research was to know the best type of filter in reducing NH3
concentration and the effect of the water recirculation system on increasing
growth and survival rates of Selais fish (Ompok hypopthalmus). used fish sized 5-
8 cm. The method used was the experimental method with Completely
Randomized Design (RAL) by using one factor of 5 treatments levels and 4
replications. The treatments were 1) dacron, 2) bioball, 3) gravel, 4) charcoal, 5)
zeolites. The conclusions obtained are use of Different Filter Substrates give a real
influence on growth and survival rate selais fish (Ompok hypopthalmus). The best
result was treatment bioball with absolute growth weights (6,22 g), absolute
growth length (4,50 cm), daily growth rate (3,81%) and survival rate (98,33%).
Water quality parameters such as temperature 27,2-29,2 oC, pH 5,3-6,5, dissolved
oxygen (DO) 4,3-5,5 mg/L, ammonia (NH3) 0,038 mg/L, nitrite (NO2) 0,393
mg/L dan nitrate (NO3) 0,683 mg/L.

Keywords : Filter; Resirculation; growth; Survival Rate; Ompok hypopthalmus

1)Student Faculty of Fisheris and Marine Science, Riau University


2)Lecturer Faculty of Fisheris and Marine Science, Riau University
4

PENDAHULUAN teknik untuk menanggulangi hal


tersebut (Subhan, 2014).
Ikan selais (Ompok Sistem resirkulasi adalah
hypopthalmus) merupakan ikan sistem yang memanfaatkan kembali
perairan umum yang banyak air yang sudah digunakan dengan
digemari masyarakat dan memiliki cara memutar air secara terus-
nilai ekonomis yang tinggi. Ikan menerus dengan bantuan sebuah
selais merupakan ikan konsumsi filter, sehingga sistem ini bersifat
yang banyak diminati dan dicari hemat air (Prayogo, 2012). Menurut
nelayan (Simanjuntak et al., 2006). Djokosetiyanto (2006); Putra dan
Permintaan ikan selais sebagai Pamukas (2011) sistem resirkulasi
mascot kota Pekanbaru terus mampu menurunkan tingkat
meningkat baik dalam bentuk segar konsentrasi amonia, hingga dalam
maupun olahan karena rasanya yang kisaran 31-43%. Filter pada sistem
enak dan gurih. resirkulasi akan menyaring dan
Upaya domestikasi dan menyisihkan limbah yang
pemijahan buatan telah berhasil terakumulasi. Sistem resirkulasi
dilakukan pada ikan selais (Putra et dapat digunakan untuk memperbaiki
al., 2011). Upaya budidaya dan kualitas air pada budidaya agar layak
pembesaran ikan selais telah sukses digunakan untuk kegiatan budidaya.
dilakukan dengan pemberian pakan
buatan sebanyak 5% dari bobot METODE PENELITIAN
biomassa menghasilkan efisiensi
pakan sebesar 52% (Tang, 2008). Penelitian ini telah
Pemberian mineral besi (Fe) untuk dilaksanakan pada tanggal 25 April
pertumbuhan dan pematangan gonad sampai 4 Juni 2018 di Laboratorium
(Tang dan Alawi, 2005). Pemberian Teknologi Budidaya, Fakultas
pakan buatan ditambah dengan Perikanan dan Kelautan, Universitas
hormon pertumbuhan (T3) untuk Riau. Ikan uji yang digunakan dalam
meningkatkan laju pertumbuhan ikan penelitian ini adalah ikan Selais
selais (Tang, 2012) dan budidaya berukuran 5-8 cm, yang diperoleh
dengan resirkulasi sistem akuaponik dari pembudidaya di Rokan Hilir.
(Putra dan Pamukas, 2011), namun Pakan yang digunakan yaitu pakan
belum memberikan hasil yang cukup komersial berupa pelet komersil PF
memuaskan karena masih rendahnya 800 produksi PT. Matahari Sakti.
tingkat laju pertumbuhan harian ikan Bahan filter yang digunakan berupa
selais. dacron, bioball, kerikil, arang dan
Pemberian pakan dalam zeolit.
upaya pemeliharaan ikan selalu Wadah yang digunakan
menjadi masalah utama dalam adalah akuarium sebanyak 20 unit,
kegiatan budidaya. Dimana sisa berukuran (60x40x40) cm3 dengan
pakan, baik yang termanfaatkan volume 60 liter dilengkapi pompa
(menjadi feses) maupun tidak, selalu air. Media filter yang digunakan
memberikan efek buruk terhadap adalah talang air.
kualitas air sebagai media hidup Metode yang digunakan
ikan, sehingga diperlukan suatu dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen yang menggunakan
5

rancangan acak lengkap (RAL) satu 5) Penggunaan filter zeolit


faktor dengan lima taraf perlakukan.
Untuk memperkecil kekeliruan Filter dipersiapkan terlebih
masing-masing perlakuan dilakukan dahulu. Bahan filter berupa bioball
pengulangan sebanyak 4 kali. dan kerikil dicuci sampai bersih.
Perlakuan yang digunakan dalam Untuk filter berupa arang dan zeolit
penelitian ini adalah sebagai berikut : diaktifkan terlebih dahulu.
Pengaktifan arang dan zeolit
1) Penggunaan filter dacron dilakukan secara fisika, dimana
2) Penggunaan filter bioball kedua filter direbus
3) Penggunaan filter kerikil
4) Penggunaan filter arang
selama kurang lebih 1 jam. dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu
Kemudian dicuci bersih dan dijemur hari
hingga kering sebelum digunakan. yaitu, pada pukul 08.00 wib, 13.00
Pengaktifan dilakukan untuk wib dan 16.00 wib
memperluas permukaan filter dan Parameter yang diukur
membuka pori-pori filter yang selama penelitian adalah kualitas air
berperan dalam proses penyerapan (pH, DO, Suhu, Amonia, Nitrat dan
zat-zat yang tidak diperlukan dalam Nitrit), pertumbuhan bobot mutlak,
media pemeliharaan. Setiap bahan- pertambahan panjang mutlak, laju
bahan filter disusun dengan pertumbuhan harian dan
ketebalan 2-3 cm. kelulushidupan (SR).
Benih yang digunakan
berukuran 5-8 cm. Penebaran benih HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan uji yaitu 15 ekor/60 liter. Ikan
Kualitas Air
uji dipelihara selama 40 hari dan
sampling dilakukan 10 hari sekali. Parameter kualitas air yang
Pakan digunakan selama penelitian diamati yaitu amoniak (NH3), nitrat
adalah berupa pelet komersil PF 800 (NO3), nitrit (NO2), pH, Oksigen
produksi dari PT. Matahari Sakti, terlarut (DO) dan suhu air. Secara
yang diberikan secara perlahan rinci kisaran parameter kualitas air
sampai ikan kenyang (ad-satiation). selama penelitian dapat dilihat pada
Frekuensi pemberian pakan Tabel 1.

Tabel 1. Kisaran Parameter Kualitas Air Selama Penelitian


Kualitas Air
Filter NH3 NO2 DO
NO3 (mg/L) pH Suhu (0C)
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
Dacron 0,04-0,30 0,20-2,48 0,13-1,28 5,2-6,3 4,2-6,5 27,3-28,7
Bioball 0,02-0,07 0,20-1,16 0,07-1,06 5,3-6,5 4,3-5,5 27,2-29,2
Kerikil 0,04-0,33 0,20-2,94 0,11-1,29 5,1-6,3 4,0-5,7 26,5-28,9
Arang 0,02-0,22 0,20-2,41 0,08-1,25 5,3-6,9 4,3-5,6 26,5-29,0
Zeolit 0,04-0,12 0,20-2,35 0,08-1,06 5,2-6,7 4,0-5,7 27,1-28,9
6

untuk pertumbuhan dan


Dari Tabel 1 dapat diketahui nilai pH perkembangan organisme akuatik
selama penelitian berkisar 5,1-6,9 yang dipelihara adalah 5 ppm.
yang artinya sudah ideal untuk Walaupun DO pada saat penelitian
kelangsungan hidup ikan selais. Suhu lebih rendah, oksigen terlarut (DO)
yang terdapat pada tiap wadah tersebut masih bisa di tolerir ikan
pemeliharaan ikan selama penelitian selais. Menurut zulfa (2007) ikan
berkisar antara 26-29 oC dan masih selais mampu hidup pada oksigen
dalam kondisi baik untuk terlarut (DO) kisaran 4,26-5,11 ppm.
pertumbuhan ikan selais. Menurut Sedangkan jika DO kurang dari 1
Kordi (2005), kisaran suhu yang baik ppm, akan dapat menyebabkan
untuk organisme didaerah tropis kematian pada ikan dan kalaupun
berkisar antara 25-33 oC. hidup pertumbuhan ikan akan lambat
Oksigen terlarut dalam media (Sedana, 1996).
pemeliharaan ikan selais berkisar Konsentrasi amonia, nitrat
4,0-6,5 mg/L. Menurut Syafriadiman dan nitrit yang diperoleh selama
et al,. (2005) DO yang paling ideal penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsentrasi Amonia, Nitrat dan Nitrit Selama Penelitian


Amoniak Nitrat Nitrit
Perlakuan
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
c d
Dacron 0,098±0,035 1,218±0,025 0,495±0,021b
Bioball 0,038±0,010a 0,683±0,0`46a 0,393±0,025a
d
Kerikil 0,203±0,024 1,340±0,036e 0,505±0,037b
Arang 0,080±0,018bc 1,160±0,008c 0,473±0,022b
ab
Zeolit 0,055±0,010 1,090±0,024b 0,415±0,013a
Katerangan : Huruf superscrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dengan pernyataan Effendi (2003),
dilihat bahwa konsentrasi amonia Tingkat toleransi amonia bagi biota
tertinggi pada penelitian terdapat akuatik adalah tidak lebih dari 0,2
pada filter kerikil sebesar 0,203 mg/l. Sementara menurut Boyd
mg/L, diikuti dengan filter dacron (1979), kadar amonia yang aman
sebesar 0,098 mg/L, selanjutnya bagi ikan dan organisme perairan
diikuti filter arang sebesar 0,080 adalah kurang dari 1 ppm. Amonia
mg/L, dan diikuti dengan filter zeolit juga merupakan racun bagi ikan
sebesar 0,055 mg/L, dan yang sekalipun pada konsentrasi yang
terendah terdapat pada filter bioball sangat rendah. Konsentrasi amonia
sebesar 0,038 mg/L. dalam media pemeliharaan dapat
Dari Tabel 2 dapat diketahui meningkat seiring bertambahnya
nilai amonia dalam penelitian ini ukuran ikan dan lamanya waktu
berkisar 0,03-0,20 mg/L masih pemeliharaan.
tergolong baik untuk pertumbuhan Proses nitrifikasi terjadi
benih ikan selais. Hal ini sesuai dengan adanya bakteri yang akan
7

memanfaatkan amonia dan pada filter kerikil sebesar 0,505


mengubahnya menjadi nitrit dan mg/L, diikuti dengan filter dacron
nitrat. Berdasarkan Tabel 2 dapat sebesar 0,495 mg/L, selanjutnya
dilihat bahwa konsentrasi Nitrat diikuti pada filter arang sebesar
tertinggi pada penelitian terdapat 0,473 mg/L, dan diikuti dengan filter
pada filter kerikil sebesar 1,340 zeolit sebesar 0,415 mg/L, dan yang
mg/L, diikuti dengan filter dacron terendah terdapat pada filter bioball
sebesar 1,218 mg/L, selanjutnya sebesar 0,393 mg/L.
diikuti filter arang sebesar 1,160 Nitrat berasal dari amonia
mg/L, dan diikuti dengan filter zeolit dan akan terakumulasi dimedia
sebesar 1,090 mg/L, dan yang pemeliharaan dari hasil nitrifikasi.
terendah terdapat pada filter bioball Nitrit di perairan pada kisaran
sebesar 0,638 mg/L. Dari hasil tertentu beracun bagi Ikan,
pengukuran yang diperoleh selama dilaporkan pada level 16 mg/l
penelitian masih sesuai dengan baku merupakan konsentrasi letal dosis
mutu yang mengacu pada Peraturan dan pada konsentrasi <5 mg/l sudah
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu membahayakan dan konsentrasi
10 mg/L. batas aman <1 mg/l (Siikavuopio dan
Menurut Forteath et. al., Saether, 2006).
(1993), nitrat berasal dari oksidasi
amonium secara sempurna yang Pertumbuhan Bobot Mutlak,
dilakukan oleh bakteri nitrifikasi Panjang Mutlak, Laju
yang bersifat autotrofik, nitrat Pertumbuhan Harian dan
memiliki konsentrasi yang tinggi di kelulushidupan
dalam system sirkulasi dan nitrat
Petumbuhan bobot mutlak,
tidak bersifat racun bagi ikan.
panjang mutlak, laju pertumbuhan
Berdasarkan Tabel 2 dapat
harian dan kelulushidupan dapat
dilihat bahwa konsentrasi Nitrit
dilihat pada Tabel 3.
tertinggi pada penelitian terdapat

Tabel 3. Pertumbuhan Bobot Mutlak, Panjang Mutlak, Laju Pertumbuhan Harian


dan kelulushidupan
Filter Bobot Panjang Laju Kelulushidupan
Mutlak (g) Mutlak (cm) Pertumbuhan (%)
Harian (%)
Dacron 3,38±0,457a 3,48±0,299ab 2,72±0,552a 88,34±15,751ab
Bioball 6,22±1,197b 4,50±0,483b 3,81±0,702b 98,33±3,335b
Kerikil 3,11±0,417a 3,13±0,624a 2,68±0,573a 78,34±8,388a
Arang 3,80±0,980a 3,63±0,665ab 2,79±0,243a 95,00±6,382b
Zeolit 4,49±0,576a 3,98±0,499ab 3,19±0,397ab 96,67±3,851b

Dari Tabel 3 dapat dilihat terbaik terhadap pertumbuhan bobot


selama penelitian, perlakuan filter mutlak, panjang mutlak dan laju
bioball memberikan hasil yang pertumbuhan harian. Sedangkan
8

pertumbuhan terendah terdapat pada dengan menggunakan filter bioball,


perlakuan dengan filter kerikil. Dari ini juga diduga karena tingkat
hasil penelitian menunjukkan bahwa amonia lebih rendah. Sesuai dengan
filter bioball lebih efektif digunakan. fungsinya bioball, sebagai tempat
Penggunaan filter bioball tersebut tumbuhnya bakteri. Bakteri yang
efektif karena kecilnya kandungan tumbuh pada bioball yaitu bakteri
amonia dalam media pemeliharaan nitrifikasi (bakteri Nitrosomonas sp
ikan selais, menyebabkan nafsu dan Nitrobacter sp). Nitrosomonas
makan ikan selais meningkat. berperan mengoksidasi amonia
Sehingga pertumbuhan berat menjadi nitrit, sedangkan Nitrobacter
meningkat setiap kali pengamatan. berperan mengoksidasi nitrit menjadi
Menurut Effendi (1979), laju nitrat, nitrat inilah yang akan menjadi
pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh plankton untuk pakan alami ikan O-
makanan, suhu, umur ikan serta fish (2012) dalam Nelvia (2015).
kandungan zat-zat hara dalam Tingkat kelangsungan hidup
perairan. Laju Pertumbuhan pada merupakan salah satu parameter
dacron dan kerikil rendah karena utama yang menunjukkan
tingkat amonia pada perlakuan keberhasilan dalam pemeliharaan
tersebut tinggi dari bioball, arang dan suatu organisme akuatik. Pada tabel
zeolit sehingga pertumbuhan rendah. 3 dapat dilihat penggunaan sistem
Filter spons dan kerikil tidak dapat resirkulasi filter bioball dalam media
bekerja secara optimal karena hanya pemeliharaan ikan selais sangat
dapat menyaring makanan dan membantu dalam menjaga kualitas
kotoran berukuran besar. Spotte air sehingga dapat menekan tingkat
(1979) mengatakan, bahwa filter kematian ikan yang dipelihara dan
spons hanya dapat memisahkan dapat meningkatkan nafsu makan
partikel-partikel terlarut berukuran ikan Selais, sehingga tingkat
besar melalui pengendapan dan kelangsungan hidup ikan Selais
penyaringan, tinggi.
Adanya perbedaan Kelangsungan hidup tertinggi
pertumbuhan yang didapat dalam terdapat pada perlakuan bioball, ini
penelitian ini dikarenakan bahan diduga perlakuan dengan
filter yang terdapat pada masing- menggunakan filter bioball lebih
masing perlakuan. Filter bioball banyak menyaring limbah organik,
dapat menjaga kualitas air dengan sisa pakan, feses dan partikel-partikel
menguraikan sisa-sisa makanan dan yang tersupensi sehingga kualitas air
kotoran sehingga air yang lebih baik dari perlakuan lain.
terkandung dalam wadah tidak Menurut Zonneveld, et. al., (1991)
mengalami penurunan. Pertumbuhan kelangsungan
tertingi terdapat pada perlakuan
hidup hewan atau tumbuhan di suatu KESIMPULAN
perairan sangat dipengaruhi oleh
kualitas air apabila kualitas air yang Penggunaan jenis filter yang
buruk mortalitas tinggi. berbeda untuk pemeliharaan ikan
selais (Ompok hypopthalmus)
memberikan pengaruh nyata
9

terhadap pertumbuhan bobot mutlak, SARAN


pertumbuhan panjang mutlak, laju
pertumbuhan harian, kelulushidupan Untuk pemeliharaan ikan,
dan kualitas air. Perlakuan terbaik filter yang baik untuk digunakan
diperoleh pada perlakuan bioball yaitu menggunakan filter bioball
yaitu dengan kualitas air pH 5,3-6,5, sebagai media filter dalam proses
DO 4,3-5,5 mg/L, suhu 27,2-29,2 0C, resirkulasi. Selanjutnya disarankan
amoniak 0,038 mg/L, nitrat (NO3) perlu dilakukan penelitian lanjutan
0,683 mg/L, nitrit (NO2) 0,393 mg/L tentang jumlah bakteri yang tumbuh
dan pertumbuhan bobot mutlak ikan di dalam bioball.
selais sebesar 6,22 g, pertumbuhan
panjang mutlak sebesar 4,50 cm, laju
pertumbuhan harian 3,81%, dan
kelulushidupan 98,33%.
Management. University of
Tasmania at Launceston:
DAFTAR PUSTAKA Australia
Nelvia. L. 2015. Penambahan
Boyd, C. E. 1979. Water Quality Bioball Pada Filter Media
Management In Fish Pond Pemeliharaan Terhadap
Culture Aquaculture Kelangsungan Hidup Dan
Experiment Station. Auburn Pertumbuhan Benih Ikan Mas
University. Alabama. 477 pp. Koki (Carassius Auratus).
Djokosetiyanto, D. A., Sunarma, & Skripsi. Fakultas Perikanan
Widanarni. (2006). dan Ilmu Kelautan
Perubahan Ammonia (NH3- Universitas Bung Hatta.
N), Nitrit (NO2-N) dan Nitrat Padang.
(NO3-N) pada Media Prayogo, B. S. 2012. Eksploritasi
Pemeliharaan Ikan Nila Bakteri Indigen Pada
Merah (Oreochromis sp.) di Pembenihan Ikan Lele
dalam Sistem Resirkulasi. Dumbo (Clarias sp.) Sistem
Jurnal Akuakultur Indonesia, Resirkulasi Tertutup. Jurnal
13-20. Ilmiah Perikanan dan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Kelautan, 193-197.
Air Bagi Pengelolaan Putra, I., & Pamukas, N. A. 2011.
Sumberdaya dan Lingkungan Pemeliharaan Ikan Selais
Perairan. Kanisius, (Ompok sp) Dengan
Yogyakarta. Resirkulasi, Sistem
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Aquaponik. Jurnal Perikanan
Perikanan. Yayasan Dwi Sri. Dan Kelautan, 125-131.
Bogor. 112 hlm. Putra, R.M., Sukendi, Yurisman.
Forteath N, Leong W, dan Murray F. 2011. Teknologi
1993. Water Quality. In: P. Domestikasi, Pembenihan
Hart and D. O’ Sullivan dan Budidaya Ikan Selais
(eds.). Recirculation Systems: (Ompok hypopthalmus)
Design, Construction and Dalam Rangka Meningkatkan
10

Kesejahteraan Nelayan dan Tang, U.M. 2008. Budidaya Ikan


Petani Ikan Pinggiran Sungai Selais (Ompok
Kampar, Riau. Laporan hypopthalmus). Laporan
Penelitian Hibah Penelitian Guru Besar.
Kompotetitif Penelitian Lembaga Penelitian,
Strategi Nasional Tahun II. Universitas Riau.
Universitas Riau. Tang, U.M. 2012. Efisiensi
Sedana, I. P. 1996. Prinsip dasar Pertumbuhan Ikan Selais
Kualitas air dan (Ompok hypoptjalmus) yang
Pengelolaannya. Fakultas diberi pakan buatan.
Perikanan Universitas Riau Penelitian Guru Besar.
(tidak diterbitkan). Lembaga Penelitian,
Siikavuopio SI, Saether BS. 2006. Univesitas Riau.
Effects of chronic nitrite Tang, U.M dan H. Alawi. 2015.
exposure on growth in Pengaruh Penambahan
juvenile Atlantic cod Gadus Mineral Besi (Fe) Terhadap
morhua. Aquaculture 255 : Pertumbuhan dan Tingkat
351–356. Kematangan Gonad Ikan
Simanjuntak, C.P.H., M.F. Rahardjo, Selais (Ompok
dan S. Sukimin. 2006. hypophthalmus). Laporan
Iktiofauna Rawa Banjiran Hasil Penelitian Insentif Riset
Sungai Kampar Kiri. Jurnal Sinas: Teknologi Proses
Iktiologi Indonesia. 6 (2). Produksi Ikan Selais (Ompok
Spotte, S.H., 1979. Fish and hypophthalmus) di Lahan Sub
invertebrata culture. Willey Optimal. Lembaga Penelitian
Inter Sci. New York : 155 pp. dan Pengabdian Kepada
Subhan. R. Y. 2014. Penerapan Msyarakat Universitas Riau.
Sistem Resirkulasi Pada Zonneveld, N., Huisman, E.A.,
Proses Domestikasi Ikan Boon, J.H. 1991. Prinsip-
Juaro (Pangasius prinsip Budidaya Ikan.
polyuranodon Blkr). Skripsi Gramedia Pustaka Utama.
Jurusan Budidaya Perairan, Jakarta.
Universitas Riau. 74 hal. Zulfa, Y. 2007. Domestikasi Ikan
(tidak diterbitkan). Selais (Ompok sp.) dengan
Syafriadiman, Pamungkas, N.A., Pemberian Pakan Berbeda.
Saberina, H. 2005. Prinsip Skripsi. Fakultas Perikanan
Dasar Pengelolaan Kualitas dan Ilmu Kelautan.
Air. Mina Mandiri Press. Universitas Riau. Pekanbaru.
Pekanbaru. 131 hlm. 92 hlm

Anda mungkin juga menyukai