Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

PRAKTIKUM 2

UJI TOKSISITAS LIMBAH DETERJEN TERHADAP MORTALITAS IKAN NILA

Disusun Oleh :

Nama : POLAN S. ARSAD


NIM : 432418057
Kelompok : 3 (TIGA)
Asisten : KASMAN AHMAD

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kai panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya seingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berujudul “Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Air” dan “Pengukuran Faktor
Lingkungan Abiotik Teresterial”.

Harapan saya semoga lporan ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi laporan
ini menjadi lebih baik lagi.

Sebagai penulis, saya mengakui bahwasannya masih banyak kekurangan


yang terkandung didalmnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki laporan ini. Terima kasih.

Gorontalo, 02 maret 2019

Penyusun
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Perairan merupakan sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan
manusia, karena sebagian besar sumberdaya alam yang bernilai ekonomis
dan bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan bersumber dari perairan. Oleh
karena itu manusia memanfaatkan sumberdaya yang ada itu semaksimal
mungkin tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan baik secra
langsung maupun tidak langsung, seperti kerusakan atau penurunan kualitas
air karena pencemaran.
Pencemaran perairan dapat berasal dari kegiatan diperairan itu
sendiri ataupun dari darat seperti limbah industry, limbah penduduk,
tumpahan minyak dan pelumpiran. Hal ini didukung oleh pernyataan
Hutabarat dan Evans (2000), bahwa pengelolaan yang berlebihan di daratan
akan memberikan pengaruh dan efek kerusakan yang hebat diperairan,
seperti penggunaan detergen yang pada akhirnya akan menimbulkan busa
diperairan yang dapat menghalangi proses fotosintesis.
Ikan nila merupakan suatu komoditas perikanan yang sudah lama
dibudidayakan di berbagai tempat di Provinsi Maluku Utara dan telah
khususnya di Danau Ngade. Proses pemeliharaan ikan nila ini dipelihara
pada KJA (Keramba Jaring Apung).
Perkembangan awal larva dan benih meliputi perubahan pada
morfologi dan tingkah laku yang berhubungan dengan proses fisiologi dan
metabolisme. Konsumsi oksigen dari ikan merupakan proses fisiologi yang
sangat perlu diukur untuk menentukan kebutuhan nutrisi sehingga dapat
mengetahui tingkat metabolisme.
Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisem dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi
mecoba menerangkan faktor- faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi
seluruh proses kehidupan.
Oksigen sebagai bahan pernafaan dibutuhkan oleh sel untuk
berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan
sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup
dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja
akan memengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki
system respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya,2004)
Adanya bahan pencemar khususnya detergen yang masuk kedalam
air tempat habitat dari ikan nila dapat mempengaruhi metabolisme dari ikan
nila yang ada pada akhirnya dapat menyebabkan ikan mengalami stress dan
pada akhirnya mati.
Adanya hubungan antara konsumsi oksigen dan bobot badan ikan
telah dilakukan pada benih ikan bandeng yang dibantut (Inayah,2001), tetapi
pada ikan nila yang tercemar detergen belum dilakukan. Penelitian ini pada
dasarnya untuk mengetahui respon fisiologi dalam hal ini konsumsi oksigen
dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang tercemar detergen dan pada
ikan nila yang tidak tercemar (kontrol) sebagai bahan perbandingan.
1.2. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktiku ini para mahasiswa diharapkan dapat
menguraikan tentang derajat toksitas deterjen terhadap ikan nila yang
dimanefestasikan sebagai LC50 – 96 jam
1.3. Kegunaan Praktikum
Untuk membuktikkan uji toksitas deterjen terhadap ikan nila
1.4. Waktu dan Tempat
Waktu :
Tempat : laboratorium biologi
BAB II
Tinjauan Pustaka
Toksisitas adalah sifat realtif toksikan berkaitan dengan potensinya
mengakibatkan efek negatif bagi makhluk hidup. Toksisitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain komposisi dan jenis toksikan, konsentrasi
toksikan, durasi dan frekuensi pemaparan, sifat lingkungan, dan spesies
biota penerima. Toksikan merupakan zat (berdiri sendiri atau dalam
campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang dapat menghasilkan efek
negatif bagi semua atau sebagian. Dari tingkat organisasi biologis (populasi,
individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak struktur
maupun fungsi biologis. Toksikan dapat menimbulan efek negatif bagi biota
dalam bentuk perubahan struktur maupun fungsional, baik secara akut
maupun kronis/sub kronis. Efek tersebut dapat bersifat reversibel sehingga
dapat pulih kembali dan dapat pula bersifat irreversibel yang tidak mungkin
untuk pulih kembali (Bunda Halang,2004).
Penelitian pengujian tingkat toksik suatu bahan biasanya dinyatakan
dengan lethal dosage-50 (LD50) untuk bahan yang bersifat padat sedangkan
uji toksitas dengan menggunakan bahan toksik cair yang mengukur besarnya
dosisi atau konservasi sehingga dapat membunuh 50% hewan uji lethal
concetration-50 (LC50). Bila suatu zat yang mempunyai waktu paruh biologi
yang sangat tinggi diberikan pada organisme dalam jangka waktu yang lama
dengan sendirinya dapat terjadi akumulasi dalam organisme pada
konsentrasi yang rendah, ini terjadi terutama pada zat yang lipofil dan sulit
dibiotranformasi seperti DDT, aldarin, dieldrin, atau turunan difenil terklorinasi
(Ariens : 1986).
Pelakasanaa uji toksisitas suatu uji dapat dilakukan dengan
menggunkan salah satu dari empat cara berikut (Tandjung:1995) :
a. Teknik statik; larutan atau media uji ditempatkan pada suatu bejana uji dan
digunkanan selama waktu uji tanpa diganti.
b. Teknik resirkulasi; larutan atau media uji tidak diganti selama waktu uji
namun diresirkulasi dari suatu bejana uji kebejana lain kembali ke bejana uji
dengan maksud memberi aerasi, filtrasi, dan atau sterilasasi.
c. Teknik diperbarui; setiap 24 jam hewan uji dipindahkan ke larutan uji yang
baru dan sama serta tetap konsentrasinya dengan larutan sebelumnya.
d. Teknik mengalir; larutan uji dialirkan masuk maupun ke luar ke dan dari
bejana uji selama masa uji.
Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa
pajanan, penelitian toksikologi menurut frank C. LU (1995) dibagi dalam :
a. Uji tosisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat toksik yang sedang diuji
sebanyak 1 kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.
b. Uji toksisitas jangka pendek (penelitian sub akut atau sub kronik), dilakukan
dengan memberikan bahan toksik berulang-ulang biasanya setiap hari atau 5
kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10% dari masa hidup
hewan.
c. Uji toksisitas jangka panjang, dilakukan dengan memberikan zat kimia
berulang ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya
sebagian dari masa hidupnya.
Dalam praktikum yang dilakukan ini bahan yang dipakai adalah
limbah cair deterjen dan hewan uji berupa iakn nila (Tilapia nilotica). Uji
laboratorium diharapkan dapat memberikan gambaran seberapa jauh
pengaruh limbah deterjen terhadap perkembangan ikan nila (Tilapia
nicolitica) yang merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar, pada tempat-
tempat yang dangkal diperairan yang airnya tidak begitu deras, baik
disungai-sungai, danau maupun digenangan air lainnya. Jenis ikan ini
mampu hidup baik pada kisaran pH 6,5 – 8,8 (Suhalili, 1983). Selain itu, ikan
nila merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis penting dan
mempunyai penyebaran yang luas. Hal ini sesuai dengan persyaratan
environmetal protection agency (EPA) (1975), sehingga baik untuk pengujian
biologis.
BAB III

Metedologi

3.1. Fungsi Alat


a. Alat
No Nama alat Kategori Fungsi
1 Akuarium
2 Gayung plastik
3 Jaring ikan kecil
4 Selang plastik
5 Beker gelas
6 Gelas ukur
7 Aerator
8 Kertas label
9 Termometer
10 Timbangan analitik
11 Mikro buret
12 Erlenmeyer
13 Tabung reaksi
14 pH meter elektrik
15 Pipet tetes
3.2. Fungsi Bahan

No. Nama Bahan Kategori Sifat Fisika Sifat Kimia


1. Deterjen Umum  Berbentuk  Merupakan senyawa
padatan toksik
 Berbau harum  Bersifat karsiogenik
 Larut dalam air  Mengandung
 Memiliki densitas senyawa fosfat
0,87 g/cm3  Umumnya berasal
dari natrium karbonat
2 Ikan Nila Umum

3 Air Umum

4 Label Umum
3.3. Skema Kerja
1. Tahap pemeliharaan ikan uji

Tahap pemeliharaan ikan uji

Ikan uji dipelihara selama 5 hari didalam bak


penampungan. Selama pemeliharaan dilakukan aerasi
untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut.

Setiap hari dilakukan pergantian air sebanyak 50-6-%


dari kapasitas air pemeliharaan. Ikan diberi makan
setiap hari dengan memberikan daun pepaya

asil pengamatan
2. Tahap aklimatisasi

Tahap aklimatisasi

Sebelum percobaan dilakukan, ikan uji diadaptasikan dalam


bak penampungan selama satu hari tanpa diberi makan,
bak penampungan diberi aerais untuk menjaga agar oksigen
perairan memenuhi persyaratan sebagai air uji
3. Tahap perlakuan uji ikan

Uji Pendahuluan

Menyiapkan 5 macam kosentrasi deterjen rinso(termasuk


control) dalam air uji. Setiap perlakuan disusun secara acak
dengan 2 ulangan

Variasi kosentrasi ditentukan yakni 1 ppm (0,02 gr/15 liter)


10 ppm (0,25 gr/ 15 liter), 30 pmm (0,45 gr/ 15 liter) dan
60 pmm (0,90 gr/ 15 liter)

Ikan ditempatkan dalam benjana


4.3 Analisis Hasil
Tabel Mortalitas dan Probit
Konsentrasi Log Jumlah Jumlah % Mortalitas Nilai
konsentrasi ikan yang Mati probit

0 (kontrol) ∞ 10 1 10 3,72

1 ppm 0 10 3 30 4,48
(0,02 gr/10 L)
10 ppm (0,25 1 10 5 50 5,03
gr/10 L)
30 ppm (0,45 1,47 10 7 70 5,58
gr/10 L)
40 ppm (0,65 1,6 10 9 90 6,41
gr/10 L)
60 ppm 1,7 10 10 100 7,41
(0,90 gr/10 L)

x (Konsentrasi) y (Nilai Probit)


0 (Kontrol) 3,72
1 ppm (0,02 gr/10 L) 4,48
10 ppm (0,25 gr/10 L) 5,03
30 ppm (0,45 gr/10 L) 5,58
40 ppm (0,65 gr/10 L) 6,41
60 ppm (0,90 gr/10 L) 7,41
Grafik

y = 1.387x + 25.739
120

100 Log Konsentrasi

80
Jumlah Ikan
60
Jumlah Ikan yang Mati
40
% Mortalitas
20
Nilai Probit
0
0 50 100 Linear (% Mortalitas)

y = 1,387x + 25,739

50 = 1,387x + 25,739

x = 50 -25,739 x= 24,261 x = 17,492 Log x = 1,234


1,387 1,387 Antilog x = 0,094
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan tingkah laku ikan setelah diberi deterjen,
sebagian besar ikan bergerak lemas dan berada di atas toples, ini menunjukkan
bahwa ikan tersebut tidak dapat mentolerir bahan kimia yang masuk ke dalam air
tersebut. Perbedaan konsentrasi deterjen sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup ikan nila.

5.2 Saran
Dalam praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau
petunjuk dari asisten sehingga praktikum akan lebih lancar. Para praktikan juga
harus memahami teori yang akan dipraktikumkan atau prosedur-prosedur dalam
melakukan praktikum, supaya saat melakukan praktikum tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, 2013. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.
Al-Attar. 2005. Uji Toksisitas Lindi Terhadap Ikan Mas. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Lingkungan, ITS, Surabaya.
Efendi. 2003. Kajian Toksisitas dan Bioakumulasi Surfaktan Deterjen Linear Alkyil
Benzene Sulfonate (LAS) Pada Juvenil Udang Galah
(Macrobrachium rosenbergii). Tesis. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Halang, B. 2004. Toksisitas Air Limbah Deterjen Terhadap Ikan Mas (Cyprinus
carpio). Unlam press. Vol 1, nomor 1, 39-49.
Handini, 2012. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Toksitas dan Kerusakan jaringan
ikan

nila. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNPAD

Kirk, Othmer. 1982. Ekotoksikologi Keteknikan. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS,


Surabaya
Kukuh, 2012. Analisis Toksisitas Deterjen Terhadap Ikan Sepat Siam
(Trichogaster pectoralis). Skripsi. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja
Ali Haji
Megawaty, 2013. Uji Toksisitas Deterjen Terhadap Ikan Nila. Jurusan MSP. FIKP.

UMRAH.

Muhammad. 2002. Penurunan Kadar Deterjen (Alkyl Benzene Sulphonate) Dalam


Air Dengan Proses Adsorpsi Karbon Aktif. Tugas Akhir. Program Studi
Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya.
Nissa, 2014. Uji Toksitas Insektisida Ikan Lele. Jurusan Perikanan. Fakultas
Pertanian.

UGM. Yogyakarta.
Tandjung, HSD. 1995. Toksikologi Lingkungan. Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Tugyono, 2009, Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.
Edisi II, Penerjemah Edi Nugroho, 358, UI-Press, Jakarta.
Tyas, 2016. Uji Toksisitas Letal Cr6+ Terhadap Ikan Nila. Fakultas Perikanan dan
Ilmu

kelautan. IPB BOGOR

Handini, 2012. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Toksitas dan Kerusakan jaringan


ikan

nila. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNPAD

Zahri. 2008. Biology of freshwater pollution. Longman, Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai