Anda di halaman 1dari 11

Pemanfaatan Kapur Cangkang Kijing (Pilsbryoconcha exilis)

untuk Meningkatkan pH Air Rawa Lebak pada Pemeliharaan


Benih Ikan Patin (Pangasius sp.)

Utilization Of Lime Derived from Mussel Freshwater Shells


(Pilsbryoconcha exilis) to Increase Swamp Water pH for Rearing
Catfish (Pangasius sp.)

Fifi Jayanti Putri, Marsi dan Dade Jubaedah


Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM. 32 Indralaya, Ogan Ilir

ABSTRACT
The water pH of swamp land is generally low ranging from 3-4. This factor
becomes a constraint in catfish culture that requires pH 6.5-8.5. In this current study, the
low pH value of the water was overcome by liming using lime produced from the mussel
freshwater shells. This lime contained 60.33% CaO and 19.82% MgO. The purposes of
this study were to determine the best dosage of lime derived from mussel freshwater
shells to increase the pH of swamp water, as well as its effect on the survival rate and
growth of catfish fingerlings. This study used Completely Randomized Design (CRD)
with 5 treatments and 3 replications. The treatments used were the different dosages of
lime derived from mussel freshwater shells (P1=4,000, P2=5,000, P3=6,000, P4=7,000
kg/ha equivalent CaO), and CaCO3 as control (P5= 6,000 kg/ha equivalent CaO). The
result showed that P4 was the best treatment according to data of swamp water pH
increased from 3.4 to 8.20, soil pH increased from 3.4 to 8.16, survival rate (100%),
absolute growth of weight (12.66 g) and length (6.87 cm) and feed effeciency (114.93%).

Keywords: Catfish, Mussel freshwater shells, pH, Swamp.

ABSTRAK
Lahan rawa lebak umumnya memiliki pH air rendah berkisar 3-4. Faktor inilah
yang menjadi kendala dalam budidaya ikan patin yang membutuhkan pH 6,5-8,5. Upaya
dalam mengatasi rendahnya nilai pH yaitu dengan dilakukan proses pengapuran
menggunakan bahan alternatif berupa cangkang kijing yang memiliki kandungan CaO
sebesar 60,33% serta MgO sebesar 19,82%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
dosis terbaik kapur yang berasal dari cangkang kijing untuk meningkatkan pH air rawa,
pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan patin. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan.
Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan dosis kapur cangkang kijing
(P1=4.000, P2=5.000, P3=6.000, P4=7.000) kg/ha setara CaO dan kontrol CaCO3
(P5 =6.000) kg/ha setara CaO. Hasil penelitian menunjukkan P4 merupakan perlakuan
terbaik yang mampu meningkatkan pH air rawa dari 3,4 menjadi 8,20 dan pH tanah dari
3,4 menjadi 8,16, dan menghasilkan kelangsungan hidup 100%, pertumbuhan bobot
mutlak 12,66 g, pertumbuhan panjang mutlak 6,87 cm dan efisiensi pakan 114,93%.

Kata Kunci: Cangkang kijing, Ikan patin, pH, Rawa.

1 Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN dinding, atau hasil kerajinan
(Wardhani, 2009).
Lahan rawa lebak merupakan Hasil pengujian cangkang
lahan yang berpotensi untuk budidaya kijing di Balai Riset dan Standardisasi
ikan. Ikan patin merupakan salah satu Industri Palembang (Baristand Industri
komoditas ikan konsumsi air tawar Palembang) menunjukkan nilai CaO
yang bernilai ekonomis dan sudah yaitu 60,33% dan MgO yaitu 19,82%.
banyak dibudidayakan. Menurut BSNI Oleh karena itu perlu dilakukan
(2000) dan BSNI (2009), pH air penelitian pemanfaatan limbah
optimum untuk pendederan benih ikan cangkang kijing untuk meningkatkan
patin siam dan patin jambal yaitu 6,5- pH air rawa pada pemeliharaan benih
8,5. Perairan rawa lebak umumnya ikan patin.
mengandung pH berkisar 3-4
(Sumantriyadi, 2014), oleh sebab itu BAHAN DAN METODA
aplikasi pengapuran diperlukan untuk Tempat dan Waktu
meningkatkan pH air. Penelitian ini dilaksanakan di
Jenis kapur yang biasa Laboratorium Kolam Percobaan,
digunakan dalam pengapuran kolam Program Studi Budidaya Perairan
yaitu kapur pertanian atau kalsit, kapur Fakultas Pertanian. Analisis kualitas air
tohor atau gamping, kapur bangunan, dilakukan di Laboratorium Dasar
kapur dolomit dan kapur silikat (Kordi Perikanan Program Studi Budidaya
dan Andi, 2007). Kapur tohor (CaO) Perairan, Balai Teknik Kesehatan
dapat diaplikasikan untuk pengapuran Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
sebanyak 0,1 kg/m2 pada tanah kolam Palembang, Sumatera Selatan. Waktu
pemeliharaan ikan patin dengan pH penelitian dari bulan Desember-Januari
<5,5 (Tim Perikanan WWF-Indonesia, 2018.
2015). Penelitian mengenai kapur dari
bahan altenatif seperti cangkang kerang Bahan dan Metoda
darah (Rizki, 2017), menunjukan kapur Bahan dan Alat
dari cangkang kerang darah dengan Bahan yang digunakan dalam
dosis 4.000 kg/ha setara CaO dapat penelitian ini meliputi, ikan patin
meningkatkan pH tanah rawa dari 3,6 berukuran 5 ± 0,5 cm, air dan tanah
menjadi 7,0 serta pH air rawa dari 3,9 rawa, pelet komersil (protein 40%), dan
menjadi 7,3. Bahan alternatif lain yang kapur cangkang kijing.
potensial untuk dimanfaatkan adalah Alat yang digunakan dalam
cangkang kijing. Pada musim kemarau penelitian meliputi termometer digital,
yaitu sekitar bulan Desember hingga DO meter, pH meter, aerator, alat
Mei, produksi kijing di Daerah titrasi, penggaris, timbangan digital,
Belitang Kab. Ogan Komering Ulu spektofotometer, furnace, porselen,
Timur bisa menghasilkan 15 karung blender dan ayakan 60; 42,5 dan 30
kijing per hari dalam satu karung berisi mesh. Wadah yang digunakan pada
40 kg kijing dengan harga Rp 500,- /kg penelitian ini meliputi tedmon (volume
(Lestari et al. 2014). Selain itu, 500 L), dan kolam terpal ukuran 1x1x1
cangkang kijing merupakan limbah m3 sebagai wadah pemeliharaan.
padat yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Selama ini limbah padat yang Metoda
berupa cangkang hanya dimanfaatkan Rancangan Percobaan
sebagai salah satu materi hiasan

2 Universitas Sriwijaya
Rancangan percobaan yang selama waktu 7 hari, diisi sampai
digunakan adalah Rancangan Acak ketinggian air 50 cm di atas permukaan
Lengkap (RAL) dengan menggunakan tanah dasar. Air dibiarkan selama 3
lima perlakuan dengan tiga kali hari agar terjadi keseimbangan antara
ulangan, perlakuan yang menggunakan air dan tanah. Selama dibiarkan 3 hari,
dosis kapur cangkang kijing yang pH air diukur setiap hari.
berbeda, yaitu:
P1 : Kapur cangkang kijing dengan Pemeliharaan Ikan
dosis 4.000 Kg/ha setara CaO Setelah 3 hari dari waktu
P2 : Kapur cangkang kijing dengan pengisian air, ikan ditebar ke dalam
dosis 5.000 Kg/ha setara CaO masing-masing media pemeliharaan
P3 : Kapur cangkang kijing dengan sebanyak 15 ekor. Selama
dosis 6.000 Kg/ha setara CaO pemeliharaan ikan diberi pakan secara
P4 : Kapur cangkang kijing dengan at satiation, dengan frekuensi
dosis 7.000 Kg/ha setara CaO pemberian pakan sebanyak tiga kali
P5 : Kapur kalsit (CaCO3) dengan sehari yaitu pada pukul 08.00, 12,00,
dosis 6.000 Kg/ha setara CaO dan 16.00 WIB.

Cara Kerja Peubah


Persiapan Penelitian 1). Air dan Tanah
Tahap ini meliputi persiapan Pengukuran peubah kualitas air
cangkang kijing, wadah pemeliharaan, meliputi: Suhu (pagi, siang, sore hari
tanah dan air serta ikan patin. ke-0,10,20 dan 30), pH air, oksigen
terlarut, amonia, alkalinitas, kesadahan
Pembuatan Kapur Dari Cangkang pada hari ke-0,10,20 dan 30 serta Ca
Kijing (hari ke-0 dan 30). Pengukuran peubah
Pembuatan kapur dimulai dari kualitas tanah meliputi pengukuran pH
proses pembakaran cangkang selama 1 tanah (hari ke-0,10,20 dan 30).
jam menggunakan furnace pada suhu 2). Ikan dan pakan
800°C. Selanjutnya cangkang Peubah penelitian untuk ikan
dihaluskan dengan blender, dan diayak berupa persentase kelangsungan hidup,
dengan ayakan berukuran 60; 42,5 dan pertumbuhan panjang mutlak dan bobot
30 mesh. mutlak. Peubah penelitian untuk pakan
adalah efisiensi pakan.
Pengapuran Tanah Dasar
Pengapuran dilakukan dengan Analisa Data
cara menaburkan kapur sesuai dosis Data kualitas air, kelangsungan
masing-masing perlakuan secara hidup, pertumbuhan bobot mutlak,
merata di atas permukaan tanah dan pertumbuhan panjang mutlak diuji
diaduk secara merata. Selanjutnya dengan menggunakan analisis ragam
tanah diinkubasi selama 7 hari dalam (ANSIRA) pada selang kepercayaan
kondisi kadar air kapasitas lapang. 95% terhadap perlakuan yang
Selama 7 hari setiap hari dilakukan berpengaruh nyata maka diuji lanjut
pengukuran pH tanah. dengan uji Dunnet. Analisis regresi
dilakukan untuk mengetahui hubungan
Pengisian Air antara perlakuan dan peubah serta
Wadah pemeliharaan yang peubah antara peubah yang diamati.
berisi tanah dasar dan sudah dikapur

3 Universitas Sriwijaya
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistik pH tanah
selama inkubasi disajikan pada Tabel 1.
Derajat Keasaman (pH) Tanah dan
Air Tabel 1. Hasil uji Dunnet pH tanah
selama inkubasi
pH tanah inkubasi pada hari ke-
Perlakuan
0 1 2 3 4 5 6 7
P1 5,93* 6,17* 6,45 tn 6,48* 6,65* 6,77* 6,96* 6,98*
P2 6,20* 6,51tn 6,55 tn 6,64* 6,77 tn 6,92* 7,16tn 7,39*
tn tn
P3 6,26* 6,64* 6,76* 6,79 6,95* 6,98 7,33* 7,63 tn
P4 6,38 tn 6,82* 6,86* 7,16* 7,22* 7,51* 7,56* 7,75*
P5 (kontrol) 6,38 6,51 6,52 6,77 6,81 7,03 7,07 7,65
D0,05 0,0680 0,0481 0,0817 0,0644 0,1259 0,0924 0,0924 0,0518
Keterangan: tn : data berbeda tidak nyata dengan P5, * : data berbeda nyata dengan P5

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan yang sama (6000 kg/ha setara CaO)


bahwa pH tanah pada hari terakhir baik kapur dari cangkang kijing
waktu inkubasi (hari ke-7), pada maupun kapur kalsit menunjukkan pH
perlakuan kapur dari bahan cangkang tanah yang berbeda tidak nyata. Pada
kijing dengan dosis 4000 kg/ha setara dosis kapur cangkang kijing dengan
CaO (P1) dan dosis 5000 kg/ha setara dosis 7000 kg/ha setara CaO (P4)
CaO (P2) berbeda nyata lebih rendah menunjukkan pH tanah berbeda nyata
dibandingkan kapur kalsit 6000 kg/ha lebih tinggi dibandingkan kalsit (P5).
setara CaO (P5). Sedangkan pada dosis
8.0 P1 y = -0.0861x2 + 0.8873x + 4.7544
R² = 0.6497
7.0 y = -0.0774x2 + 0.8468x + 4.9477
P2
R² = 0.5979
pH tanah

6.0
P3 y = -0.0787x2 + 0.8732x + 5.0104
5.0 R² = 0.5986
4.0 P4 y = -0.0994x2 + 1.0413x + 5.021
R² = 0.6483
3.0 P5 y = -0.068x2 + 0.7923x + 5.0302
0 1 2 3 4 5 6 7 R² = 0.5726
Lama waktu inkubasi (hari)

Gambar 1. Grafik hubungan antara lama waktu inkubasi dengan pH tanah

Hubungan antara lama waktu pH maksimal 6,99 diperoleh pada hari


inkubasi dengan pH tanah ke-5, P2 pH maksimal 7,26 diperoleh
menunjukkan hubungan kuadratik pada hari ke-5, P3 pH maksimal 7,43
(Gambar 1), dengan koefisien korelasi diperoleh pada hari ke-6, P4 pH
(r) 0,76-0,81. Hasil perhitungan pH maksimal 7,75 diperoleh pada hari ke-
tanah inkubasi maksimal dari hasil 5, dan P5 pH maksimal 7,34 diperoleh
persamaan regresi yaitu, perlakuan P1 pada hari ke-6.

4 Universitas Sriwijaya
8.5
y = 1.3779ln(x) + 5.1463
Hari ke 0 R² = 0.9267
8.0
y = 1.7225ln(x) + 4.7163
pH tanah
Hari ke 10
7.5 R² = 0.9336
Hari ke20 y = 1.6772ln(x) + 4.9008
7.0
R² = 0.9469
Hari ke 30
6.5 y = 1.6501ln(x) + 5.0148
4 5 6 7 R² = 0.9662
Dosis kapur cangkang kijing (ton/ha)

Gambar 2. Grafik hubungan antara dosis kapur cangkang kijing dengan pH tanah

Berdasarkan Gambar 2. hasil analisis nyata lebih rendah dibandingkan


regresi dosis kapur cangkang kijing dengan kontrol dan P4 berbeda nyata
terhadap nilai pH menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan
hubungan logaritmik dengan koefisien kontrol. Sedangkan pH tanah pada P3
korelasi (r) sebesar 0,96-0,98. Hal ini berbeda tidak nyata dengan kontrol.
menunjukkan bahwa pada setiap Hal ini berarti pemberian kapur dari
perlakuan, semakin tinggi dosis kapur bahan cangkang kijing dengan dosis
yang diberikan maka nilai pH tanah 6000 kg/ha setara CaO sudah memiliki
akan terus meningkat secara asimtotik. nilai pH tanah yang berbeda tidak nyata
Hasil analisis statistik terhadap dengan kalsit dosis 6000 kg/ha setara
pH tanah dan pH air selama CaO.
pemeliharaan disajikan pada Tabel 2.
pH tanah selama pemeliharaan pada P1 Tabel 2. Hasil uji Dunnet pH tanah dan
dan P2 hari ke-0, 10, 20 dan 30 berbeda pH air selama pemeliharaan
pH tanah pada hari ke- pH air pada hari ke-
Perlakuan
0 10 20 30 0 10 20 30
P1 6,98* 7,03* 7,16* 7,41* 6,85* 7,00* 7,35* 7,47*
P2 7,49* 7,57* 7,66* 7,74* 7,26* 7,57* 7,71* 7,95*
P3 7,63tn 7,91tn 8,02tn 8,03 tn 7,53tn 7,90tn 8,11tn 8,15 tn
P4 7,77* 7,96* 8,07* 8,16* 7,76* 7,90tn 8,12tn 8,20*
P5 (kontrol) 7,67 7,90 7,98 8,02 7,52 7,90 8,06 8,14
D0,05 0,0535 0,0462 0,0666 0,2588 0,0707 0,0866 0,1018 0,0413
Keterangan: tn : data berbeda tidak nyata dengan P5, * : data berbeda nyata dengan P5

Berdasarkan Tabel 2. pH air yang berbeda tidak nyata dengan


menunjukkan bahwa pH air selama kalsit dosis 6000 kg/ha setara CaO.
pemeliharaan pada P1 dan P2 hari ke-0, Berdasarkan data hasil pengukuran pH
10, 20 dan 30 berbeda nyata lebih air selama 30 hari pemeliharaan, nilai
rendah dibandingkan dengan kontrol. pH air mengalami peningkatan dari 3,4
Sedangkan pH air pada P4 dan P3 tidak menjadi 8,20. Menurut Rizki (2017),
berbeda nyata dengan kontrol, kecuali penambahan kapur cangkang kerang
pada hari ke-0 dan ke-20 (P4). Hal ini darah sebanyak 5000 kg/ha setara CaO
berarti pemberian kapur dari bahan mampu menaikkan pH air dari 3,9
cangkang kijing dengan dosis 6000 menjadi7,6.
kg/ha setara CaO sudah memiliki nilai

5 Universitas Sriwijaya
8.7

pH Air
7.7
y = 1.0616x - 0.4582
R² = 0.8968
6.7
6.8 7.0 7.2 7.4 7.6 7.8 8.0 8.2
pH Tanah

Gambar 3. Grafik hubungan antara pH air dengan pH tanah

Hasil persamaan regresi antara pH air cangkang kijing dengan dosis 4000
dan pH tanah menunjukkan hubungan kg/ha setara CaO (P1) dan 5000 kg/ha
linear positif dengan koefisien korelasi setara CaO (P2) berbeda nyata lebih
sangat erat (r = 0,95**). Hal ini rendah dibandingkan kalsit dengan
menunjukkan bahwa nilai pH air dosis 6000 kg/ha setara CaO. Namun
meningkat sebesar 1,0616 dengan pada dosis yang sama bahan kapur
meningkatnya 1 unit nilai pH tanah. cangkang kijing dan kalsit nilai
Sebagai contoh pH tanah meningkat alkalinitas berbeda tidak nyata.
dari pH 7 ke pH 8 maka pH air akan Sedangkan pada dosis 7000 kg/ha
meningkat dari pH 6,973 ke pH 8,0346. setara CaO berbeda nyata lebih tinggi
Hasil penelitian Rizki (2017) dibandingkan kalsit pada dosis 6000
menunjukkan bahwa pengapuran kg/ha setara CaO. Meskipun demikian
kolam dengan bahan kapur cangkang nilai rerata hasil alkalinitas
kerang darah dapat menghasilkan pH menunjukkan nilai alkalinitas masih
tanah yang berhubungan linear positif berada pada kisaran yang baik (38-
dengan pH air, dan mampu menaikkan 99,33 mgL-1 CaCO3). Hal ini sesuai
pH tanah dari 3,6 menjadi 7,0 serta pH menurut Effendi (2003), bahwa nilai
air rawa dari 3,9 menjadi 7,3. alkalinitas yang baik berkisar antara
30-500 mgL-1 CaCO3.
Alkalinitas dan kesadahan air
Berdasarkan Tabel 3. Tabel 3. Hasil uji Dunnet alkalinitas
menunjukkan bahwa alkalinitas pada dan kesadahan air selama
media dengan penambahan kapur pemeliharaan

Alkalinitas air (mgL-1 CaCO3) Kesadahan air (mgL-1 CaCO3)


Perlakuan pada hari ke- pada hari ke-
0 10 20 30 0 10 20 30
P1 38,00* 49,33* 55,33* 56,67* 165,2 168,1 174,3 186,9
P2 55,33* 66,67tn 71,33* 78,00* 175,7 187,6 194,6 196
P3 71,33tn 78,00tn 82,67tn 88,67tn 196,7 199,5 206,5 215,6
P4 78,67* 88,67* 94,00* 99,33* 207,9 214,9 216,3 218,4
P5 (kontrol) 68,67 72,67 79,33 85,33 189,4 194,9 203,2 209,8
D0,05 6,07 7,50 4,17 4,17 - - - -
Keterangan: tn : data berbeda tidak nyata dengan P5, * : data berbeda nyata dengan P5,
- : tidak diuji Dunnet

Data dalam Tabel 3 nilai kesadahan pada perlakuan


menunjukkan bahwa nilai kesadahan penambahan kapur cangkang kijing
pada setiap perlakuan berada pada berkisar 144,9-247,8 mgL-1 CaCO3,
kisaran nilai kesadahan air yang baik. sedangkan nilai kesadahan pada
Berdasarkan data hasil pengukuran perlakuan penambahan kapur CaCO3

6 Universitas Sriwijaya
berkisar 170,5-219 mgL-1 CaCO3. sebesar 37,574 mgL-1 dengan
Berdasarkan penelitian Rizki (2017), meningkatnya 1 unit nilai pH air.
bahwa penambahan kapur cangkang Sebagai contoh pH air meningkat dari
kerang darah pada pemeliharaan benih pH 7 ke pH 8, maka alkalinitas akan
ikan patin didapatkan nilai kesadahan meningkat dari 45,678 mgL-1 CaCO3
mencapai 110-330,7 mgL-1 CaCO3. ke 83,252 mgL-1 CaCO3. Menurut
Persamaan regresi antara pH air Effendi (2003) nilai alkalinitas sangat
dengan alkalinitas (Gambar 4.) dipengaruhi oleh pH, sehingga
menunjukkan hubungan linear positif alkalinitas berperan sebagai sistem
dengan koefisien korelasi sangat erat (r penyangga (buffer) agar perubahan pH
= 0,94**). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terlalu besar.
nilai alkalinitas air akan meningkat

y = 37.574x - 217.34 300


y = 1.0346x + 120.32
150

Kesadahan (mgL-1
R² = 0.872 R² = 0.4328
(mgL-1CaCO3)

250
Alkalinitas

100

CaCO3)
200
50 150
0 100
6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 30 40 50 60 70 80 90 100
pH air Alkalinitas (mgL-1 CaCO3)

Gambar 4. Hubungan pH air dan alkalinitas Gambar 5. Hubungan alkalinitas dan


kesadahan

Hasil persamaan regresi alkalinitas amonia mengalami peningkatan pada


dengan kesadahan (Gambar 5) akhir pemeliharaan dibandingkan awal
menunjukkan hubungan linear positif pemeliharaan, namun masih berada
dengan koefisien korelasi sangat erat (r pada kisaran yang masih bisa
= 0,66**). Hal ini menunjukkan bahwa ditoleransi oleh ikan. Meningkatnya
nilai kesadahan meningkat sebesar nilai amonia pada pemeliharaan benih
1,0346 mgL-1 CaCO3 dengan ikan patin disebabkan adanya pakan
meningkatnya 1 unit nilai alkalinitas. (protein 40%) yang terlarut sebelum
Sebagai contoh alkalinitas meningkat dimakan ikan, ekskresi (feses) dan
dari 40 mgL-1 CaCO3 ke 50 mgL-1 selama pemeliharaan tidak dilakukan
CaCO3, maka kesadahan akan pergantian air. Berdasarkan penelitian
-1
meningkat dari 161,704 mgL CaCO3 Rizki (2017) nilai amonia pada media
ke 172,05 mgL-1 CaCO3. Menurut pemeliharaan benih ikan patin dengan
Effendi (2003), kesadahan pada penambahan kapur cangkang kerang
dasarnya ditentukan oleh jumlah darah berkisar 0,04-0,21 mgL-1. Selain
kalsium dan magnesium. Kalsium dan itu, menurut Mahyuddin (2010), nilai
magnesium berikatan dengan anion amonia untuk ikan patin adalah
penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat maksimum 1 mgL-1.
dan karbonat. Hasil persamaan regresi
(Gambar 7.) menunjukkan bahwa
Amonia konsentrasi amonia meningkat secara
Nilai awal dan akhir amonia eksponensial dengan meningkatnya pH
pada 30 hari pemeliharaan ikan patin air mengikuti persamaan y =
(Gambar 6.) menunjukkan bahwa 0,0013e0,6384x dengan koefisien korelasi
untuk setiap perlakuan konsentrasi (r) 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa

7 Universitas Sriwijaya
nilai amonia meningkat sebesar ke 8, maka amonia akan meningkat
0,0013e0,6384 mgL-1 dengan dari 0,113428 mgL-1 ke 0,214769 mgL-
1
meningkatnya 1 unit nilai pH air. .
Sebagai contoh pH air meningkat dari 7
0.50
Amonia (mgL-1)

0.40 y = 0.0013e0.6384x

Amonia (mgL-1)
0.30 0.40
Amonia (mgL-1)

0.30 R² = 0.4366
0.20 0.30
0.20 Awal 0.20
0.10 Awal
0.10 Akhir 0.10
0.00 Akhir
0.00 0.00
P1 P2 P3 P4 P5
P1 P2 P3 P4 P5 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5
Perlakuan dosis kapur
Perlakuan Dosis Kapur pH air

Gambar 6. Nilai awal dan akhir amonia Gambar 7. Hubungan pH air dan amonia

Persentase amonia bebas ditunjukkan pada seluruh perlakuan.


meningkat dengan meningkatnya nilai Nilai Ca air pada perlakuan
pH, pada pH 7 atau kurang, ion amonia penambahan kapur kijing memiliki
banyak dihasilkan sehingga jumlah ion nilai yang lebih tinggi dibandingkan
NH4+ lebih banyak dari NH3, dengan pemberian kapur kalsit.
sebaliknya pada pH lebih besar dari 7, Menurut Mahler (1994), batu kapur
amonia tidak terionisasi yang bersifat kalsit dari hasil pembakaran atau
toksik banyak dihasilkan (Effendi, furnace akan membentuk oksida murni
2003). (CaO), senyawa ini memiliki berat
molekul yang rendah dan bereaksi
Kadar Ca air cepat dalam tanah untuk menaikkan
Berdasarkan data hasil pH.
pengukuran Ca air menunjukkan bahwa
pada hari ke-30 nilai Ca meningkat Tabel 4. Rerata nilai Ca air
dibandingkan pada hari ke-0. Hal ini
Ca air (mgL-1) pada
Perlakuan ∆Ca
0 HSP 30 HSP
P1 3,73 70,40 66,67
P2 22,93 81,07 58,14
P3 38,40 91,20 52,80
P4 73,60 113,97 40,37
P5 2,13 93,33 91,20

Suhu dan Oksigen Terlarut bahwa pada perlakuan penambahan


Kisaran nilai suhu selama dosis kapur cangkang kijing (P1, P2, P3,
pemeliharaaan untuk seluruh perlakuan P4) dan kapur kalsit (P5) pada hari ke-
(Tabel 5) berada pada kondisi yang 30 mengalami peningkatan
dapat ditoleransi oleh ikan patin. Hal dibandingkan dengan awal
ini sesuai menurut BSNI (2000), bahwa pemeliharaan, namun masih berada
suhu air optimal untuk pendederan ikan pada kisaran yang optimum. Menurut
patin adalah berkisar 27oC-30oC. BSNI (2000), kadar oksigen terlarut
Nilai awal dan akhir oksigen yang baik untuk pendederan ikan patin
terlarut pada 30 hari pemeliharaan ikan adalah >5 mgL-1. Kelarutan oksigen di
patin pada Gambar 8. menunjukkan

8 Universitas Sriwijaya
dalam air dipengaruhi oleh adanya pemberian aerasi.
Tabel 5. Kisaran nilai suhu selama 10
pemeliharaan

Oksigen Terlarut (mgL-


8
6
Kisaran suhu
Perlakuan 4 Awal
(oC)

1)
2 Akhir
P1 26,2-30,1
0
P2 26,6-31,4 P1 P2 P3 P4 P5
P3 26,8-32,3 Perlakuan Dosis Kapur
P4 26,6-31,6
P5 26,7-31,9 Gambar 8. Nilai awal dan akhir oksigen terlarut

Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan pertumbuhan bobot mutlak dan


Berdasarkan Tabel 6. efesiensi pakan terendah ditunjukkan
menunjukkan bahwa perlakuan P4 pada perlakuan P1.
merupakan perlakuan dengan nilai
pertumbuhan bobot mutlak dan Tabel 6. Rerata pertumbuhan bobot
mutlak (∆W), efisiensi pakan
efesiensi pakan tertinggi. Berturut-turut
(EP) dan pertumbuhan panjang
selanjutnya adalah perlakuan P5 mutlak ikan patin (∆P)
(kontrol), P3, P2, sedangkan nilai
∆P (cm)
Perlakuan ∆W (g) EP (%)
D0,05 = 0,71
P1 9,34 ± 0,27 108,14 ± 4,02 5,26* ± 0,29
P2 11,59 ± 0,92 111,12 ± 1,07 6,14 tn ± 0,36
P3 11,79 ± 1,31 112,00 ± 5,43 6,51 tn ± 0,16
P4 12,66 ± 1,06 114,93 ± 9,22 6,87 tn ± 0,13
P5 (kontrol) 12,21 ± 2,03 112,54 ± 4,94 6,60 ± 0,62
Keterangan: tn : data berbeda tidak nyata dengan P5, * : data berbeda nyata dengan P5

Berdasarkan hasil uji Dunnet Peningkatan pertumbuhan sejalan


pertumbuhan panjang mutlak ikan patin dengan peningkatan kadar kalsium
menunjukkan bahwa pada taraf uji 5% dalam air (Tabel 4). Menurut Hepher
perlakuan P1 berbeda nyata lebih dan Pruginin (1981) dalam Karlina
rendah dengan perlakuan P5 (kontrol), (2010). Pertumbuhan ikan dipengaruhi
sedangkan perlakuan P2, P3 dan P4 konsentrasi kalsium dan magnesium.
berbeda tidak nyata. Hal ini Ikan membutuhkan ion kalsium dan
dikarenakan, ikan patin mampu magnesium pada level tertentu di
memanfaatkan kadar kalsium dalam dalam air, atau ikan akan kehilangan
perairan secara optimal untuk ion-ion dari dalam tubuhnya.
memaksimalkan pertumbuhan.

y = -3.253x2 + 53.179x - 204.87 7.0 y = -0.0078x2 + 1.947x - 8.2959


13.0 R² = 0.9528 R² = 0.982
Pertumbuhan
Pertumbuhan bobot

mutlak (cm)

12.0 6.5
panjang
mutlak (g)

11.0 6.0
(A) (B)
10.0
5.5
9.0
8.0 5.0
7.0 7.5 8.0 7.0 7.5 8.0
Nilai pH air Nilai pH air

9 Universitas Sriwijaya
Gambar 9. Grafik hubungan nilai rata-rata pH dengan rata-rata pertumbuhan bobot
mutlak (A) dan panjang mutlak ikan patin (B)

Hasil persamaan regresi ikan akan mengalami pertumbuhan


menunjukkan bahwa pertumbuhan yang optimal.
bobot mutlak dan panjang mutlak ikan
patin meningkat secara kuadratik Kelangsungan Hidup.
dengan meningkatnya pH air mengikuti Berdasarkan Gambar 10.
persamaan y = -3,253x2 + 53,179x - penambahan kapur cangkang kijing
204,87 dan y = -0,0078x2 + 1,947x - pada perlakuan P1 mencapai tingkat
8,2959 dengan koefisien korelasi bobot kelangsungan hidup sebesar 96%,
mutlak menunjukkan bahwa (r) 0,9761 sedangkan perlakuan P2, P3, P4 dan P5
dan koefisien korelasi panjang mutlak (penambahan kapur kalsit)
(r) 0,9909 sehingga secara nyata menunjukkan tingkat kelangsungan
pertumbuhan bobot mutlak dan panjang hidup mencapai 100%. Berdasarkan
mutlak ikan patin berhubungan dengan Rizki (2017), penambahan kapur
pH air. kerang darah dengan dosis 4000 kg/ha
Berdasarkan grafik hubungan dan 5000 kg/ha menghasilkan tingkat
nilai pH dengan pertumbuhan panjang kelangsungan hidup mencapai 100%.
mutlak dan bobot mutlak, bahwa Hal ini disebabkan karena pH media
semakin tinggi nilai pH air sampai pemeliharaan ikan patin dari awal
batas toleransi ikan patin (6,5-8,5) pemeliharaan sampai akhir
maka pertumbuhan ikan akan semakin pemeliharaan berada pada kondisi
meningkat dan selanjutnya akan optimum yaitu dengan pH air pada P1
mengalami penurunan. Berdasarkan mencapai 6,85-7,47 P2 mencapai 7,26-
Kordi dan Andi (2007), pH air 7,95 P3 mencapai 7,53-8,15 P4
mempengaruhi tingkat kesuburan mencapai 7,76-8,20 dan P5 mencapai
perairan karena mempengaruhi 7,52-8,14. Menurut BSNI (2000), nilai
kehidupan jasad renik, pada pH 6,5-9,0 pH optimal untuk pendederan ikan
patin yaitu berkisar 6,5-8,5.
Kelangsungan

100
hidup (%)

50

0
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan Dosis Kapur

Gambar 10. Grafik kelangsungan hidup ikan patin selama 30 hari pemeliharaan

KESIMPULAN DAN SARAN menjadi 8,20 dan pH tanah dari 3,4


Kesimpulan menjadi 8,16, dan menghasilkan
Pemberian kapur cangkang kelangsungan hidup 100%,
kijing dan kapur kalsit memberikan pertumbuhan bobot mutlak 12,66 g,
pengaruh terhadap kualitas tanah dan pertumbuhan panjang mutlak 6,87 cm
air pada pemeliharaan benih ikan patin. serta efisiensi pakan 114,93%.
Dosis terbaik pada pemberian kapur Pemberian kapur cangkang
cangkang kijing yaitu dengan dosis kijing dengan dosis yang sama dengan
7000 kg/ha setara CaO yang mampu kapur kalsit sebanyak 6000 kg/ha
meningkatkan pH air rawa dari 3,4 setara CaO menghasilkan pertumbuhan

10 Universitas Sriwijaya
bobot mutlak dan pertumbuhan panjang Kordi, K., dan Andi, T., 2007.
mutlak yang lebih tinggi, meskipun Pengolahan Kualitas Air dalam
berbeda tidak nyata. Pemberian kapur Budidaya Perairan. Jakarta:
kalsit dengan dosis 6000 kg/ha setara Rineka Cipta.
CaO mampu meningkatkan pH air Lestari, S., Asriyatul, H., dan Rodiana,
rawa dari 3,4 menjadi 8,02 dan pH N, 2014. Karakteristik fisik dan
tanah dari 3,4 menjadi 8,14. kimia pempek kijing
(Pilsbryoconcha sp.) [Online].
Saran Program Studi Teknologi Hasil
Berdasarkan hasil penelitian ini Perikanan, Fakultas Pertanian
disarankan untuk pengapuran lahan Universitas Sriwijaya
rawa lebak menggunakan kapur ejournal.unsri.ac.id/index.php/fis
cangkang kijing dengan dosis 7000 htech/article/viewFile/3530/1874
kg/ha setara CaO. Perlu dilakukan [Diakses pada tanggal 20 Juli
penelitian lebih lanjut mengenai 2017].
kombinasi penggunaan kapur dari Mahler, R.L., 1994. Liming materials.
bahan cangkang kijing dengan kapur University of Idaho Extension.
kalsit, mengingat ketersediaan Publication 787. CIS 787. 1000,
cangkang kijing yang dipengaruhi oleh 3-94, University of Idaho.
musim. Mahyuddin, K., 2010. Panduan
Lengkap Agribisnis Patin.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Penerbit Swadaya.
Rizki, R.R., 2017. Pemanfaatan kapur
BSNI (Badan Standar Nasional cangkang kerang darah
Indonesia), 2000. SNI: 01- (Anadara granosa) untuk
6483.4-2000 Produksi benih ikan meningkatkan pH air rawa lebak
patin siam (Pangasius pada pemeliharaan benih ikan
hyphthalmus) kelas benih sebar. patin (Pangasius sp.). Skripsi.
Jakarta: Badan Standardisasi Universitas Sriwijaya.
Nasional. Sumantriyadi., 2014. Pemanfaatan
BSNI (Badan Standar Nasional sumberdaya perairan rawa lebak
Indonesia), 2009. SNI untuk perikanan. Jurnal Ilmu-
7471.5:2009 Ikan patin jambal ilmu Perikanan dan Budidaya
(Pangasius djambal)-bagian 5: perairan, 1 (9), 59-65.
produkai kelas pembesaran di Tim Perikanan WWF-Indonesia. 2015.
kolam. Jakarta: Badan Budidaya Ikan Patin Siam
Standardisasi Nasional. (Pangasius hypophthalmus)
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Sistem Kolam, Karamba Jaring
Bagi Pengolahan Sumber Daya Tancap, dan Karamba Jaring
dan Lingkungan Perairan. Apung. Jakarta Selatan: WWF-
Yogyakarta: Kanisius. Indonesia.
Karlina, L., 2010. Penambahan kapur Wardhani, Y.K., 2009. Karakteristik
CaO pada media bersalinitas 4 fisika dan kimia tepung cangkang
ppt terhadap pertumbuhan benih kijing lokal (Pilsbryoconcha
ikan patin siam (Pangasionodon exilis). Skripsi. Institut Pertanian
hypopthalmus). Skripsi. Institut Bogor.
Pertanian Bogor.

11 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai