Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 2443—1141

PENELITIAN

Efektifitas Abu Sekam Padi Sebagai Biofilter


Zat Kapur (CaCO3) pada Air Sumur Gali di
Jalan Domba Kelurahan Talise
Budiman1*, Cahya Mentarianata2

Abstract
Persyaratan air yang layak konsumsi atau air sehat adalah dapat memenuhi syarat kimia, fisik,
dan biologi. Salah satu syarat kimia dalam persyaratan kualitas air adalah kandungan zat kapur pada
air sumur gali. Menurut World Health Organization (WHO) air yang kadar kapurnya tinggi dapat men-
imbulkan dampak terdapat kesehatan yaitu dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jan-
tung dan batu ginjal. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas abu sekam padi sebagai
biofilter zat kapur pada air sumur gali Dijalan Domba Kelurahan Talise.

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimen semu dengan pendekatan One Group Pretest
Post Test dengan memberikan perlakuan abu sekam padi dengan ketebalan 5 cm, 10 cm, dan 15 cm,
Sampel air diambil Dijalan Domba Kelurahan Talise.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan zat kapur air sumur gali di Jalan Domba Ke-
lurahan Talise dengan menggunakan Abu sekam padi sesuai dengan standar air minum yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES RI No 492/Menkes/Per/IV/2010, yaitu 500 mg/l. Abu sekam padi pada
ketebalan 5 cm dapat menurunkan zat kapur sebesar 194,16 mg/l atau (66,84 %), ketebalan 10 cm
dapat menurunkan zat kapur sebesar 191,57 mg/l atau (67,28 %) Ketebalan 15 cm dapat menurunkan
zat kapur sebesar 188,65 mg/l atau 67,78 %.

Pada ketebalan 15 cm efektif untuk menurunkan zat kapur dan memberikan hasil yang cukup
signifikan untuk menurunkan zat kapur. Harapan dari peneliti kepada masyarakat yang mempunyai
air sumur gali dengan tingkat zat kapur yang tinggi agar sebaiknya melakukan pengolahan terlebih
dahulu. Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan abu sekam padi.

Kata Kunci : Abu sekam padi, Zat Kapur, Air Sumur Gali

Pendahuluan mandi dan sebagainya. Oleh sebab itu, air merupa-


Air sebagai kebutuhan dasar dalam ke- kan benda yang harus selalu ada bagi manusia. Bagi
hidupan, air selalu diperlukan manusia untuk manusia, air diperlukan untuk menunjang ke-
digunakan sehari-hari. Manusia menggunakan air hidupan, antara lain dalam kondisi yang layak dimi-
untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, num tanpa mengganggu kesehatan (Depkes RI,
2006).
* Korespondensi : budi.budiman07@gmail.com Sumber air minum yang bersih menjadi-
1,2
Bagian Kesehatan Lingkungan Universitas Muhammadiyah sumbangankepadapeningkatankesehatanmanusia.
Palu, Indonesia
Karenaitu air minum yang diperlukantelahdiatur-
10 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 5

melaluiPeraturanKementerianKesehatan No. 492 Metode Penelitian


Tahun 2010 yang meliputibeberapa parameter Jenis Penelitian
kualitas air. Salah satudiantaranyaadalahkan- Penelitian ini merupakan penelitian Eksperi-
dungankalsium yang berpotensimeningkatkankadar men Semu (Arikunto,2006). Pendekatan yang
kapur dalam air (Rosidi, 2011). digunakan adalah “One Group PreTest PostTest”.
Persyaratan air yang layak konsumsi atau air Dimana dalam penelitian ini peneliti menguji tingkat
sehat adalah dapat memenuhi syarat kimia, fisik, efektifitas abu sekam padi dalam menurunkan kadar
dan biologis. Salah satu syarat kimia dalam per- kapur pada air sumur gali (Notoatmodjo, 2005).
syaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Desain Penelitian
Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa Desain penelitian ini menggunakan
disebut dengan air kapur. Air kapur yang tinggi bi- rancangan faktorial yan disusun dengan Rancangan
asanya terdapat pada air tanah di daerah yang ber- Acak Lengkap (RAL) dengan asumsi bahwa sampel
2+ 2+
sifat kapur, dimana Ca dan Mg berasal. relatif dan faktor yang dicobakan lebih dari satu
Menurut World Health Organization (WHO) sehingga diperoleh kombinasi perlakuan (Gasperesz,
air yang kadar kapurnya tinggi dapat menimbulkan 1999). Penelitian ini dilakukan pengulangan
dampak terhadap kesehatanya itu dapat menyebab- sebanyak 8 kali pada tiap perlakuan, adapun pengu-
kan penyumbatan pembuluh darah jantung langan yang dilakukan dihitung dengan rumus
(cardiovascular desease) dan batu ginjal (Gomes, 1995)
(urolithiasis). Lokasi dan Waktu Penelitian
MenurutPeraturanMenteriKesehatan RI No- Lokasi pengambilan sampel Air Sumur Gali di
mor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentangpersyara- Jalan Domba Kelurahan Talise kemudian Pemerik-
tankualitas air minumkadarmaksimumuntukka- saan Sampel yang telah diberikan perlakuan Di Ana-
darkapurpada air adalah 500 mg/L. Sehingga, diper- lisis di Laboratorium UPT Laboratorium Kesehatan
lukanpengolahan agar air sumurgaliinidapatmemen- dan Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
uhibakumutu. bulan Juni-Juli 2014.
Dari Hasil pemeriksaan sampel di Laboratori- Objek Penelitian
um Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dari 3 sam- Sampel dalam penelitianiniadalahair sumur
pel yang ditelitiya itu Kelurahan Mamboro (182,07 gali yang di ambil dari rumah masyarakat Di Jalan
mg/l), Talise (585,45 mg/l), Birobuli Selatan (333 Domba Kelurahan Talise.
mg/l) yang berasal dari sumur pompa dan sumur Alat Dan Bahan
gali, menunjukan bahwa Kelurahan Talise yang Alat : Botol Sampel, Alat Tulis, Kertas Label, Ember
memiliki kandungan zat kapur melebihi kadar maksi- berukuran 5 liter, Jergen berukuran 20 liter, Labu
mum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri ukur, Pipet tetes, Kran 1/2 inchi, Labu Erlenmeyer,
Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Gelas ukur, Buret
Hal ini menunjukkan bahwa zat kapur air ter- Bahan : Air Sumur Gali, Abu Sekam Padi
sebut telah melebihi ambang batas maksimum yang Prosedur Penelitian
diperbolehkan yaitu 500 mg/1. Untuk mengurangi- Penyedian Wadah
zat kapur pada sumur gali dapat digunakan suatu- Wadah yang digunakan sebagai tempat
cara/metode pengolahan yaitu dengan filtrasi pengambilan sampel dan perlakuan menggunakan
(penyaringan). Filtrasi adalah suatu caramem- abu sekam padi adalah jergen berukuran 20 liter
isahkan padatan dari air, ada pun media yang dan ember yang digunakan untuk perlakuan ukuran
digunakan dalam filtrasi adalah abu sekam padi. 5 Liter.
PengambilanSampel
Siapkan alat tambahan yang akan digunakan,
V O LU M E 1 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 5 HIG IEN E 11

Mengambil air sumur gali, Bilas jergen dengan- Kriteria pemeriksaan laboratorium yang telah
menggunakan air yang akan diambil sampelnya, Isi ditetapkan.
air kedalam jergen sampel. Setelah jergen sampel Analisis Data
penuh tutup rapat. Sampel yang diamatidarisumur gali. Kemudi-
Perlakuan Menggunakan Abu Sekam Padi andianalisis di Laboratorium, paremeter yang di-
Air yang digunakan sebelumnya di uji kadar analisisdalampenelitianiniyaitu kandungan zat ka-
kapurnya.. Air yang sudah di uji kadar kapurnya pur yang terdapat didalam air sumur gali dan
dimasukan di ember, diberikan abu sekam padi penurunan kadar kapur dengan menggunakan abu
dengan ketebalan 5 cm, 10 cm, 15 cm dari masing- sekam padi.
masing sampel. Dari masing-masing sampel diberi- Penyajian Data
kan waktu selama 45 menit. Kemudian air yang Bentuk penyajian data adalah penyajian da-
keluar dari kran masing-masing ditampung dengan lam bentuk tabel dan narasi tentang segala sesuatu
botol sampel. Setelah semua air ditampung dalam yang berhubungan dengan penelitian.
botol sampel dan di pasanglebel maka air tersebut
langsung dibawah ke laboratorium. Hasil
Cara kerja pengukuran kadar kapur: Gambaran Lokasi Penelitian
Sampel air dimasukan ke dalam labu erlen- Lokasi penelitian terdapat di Kelurahan
meyer sebayak 50 ml. Ditambahkan 1 ml larutan Talise Kecamatan Mantikulore. Wilayah Kelurahan
buffer. Ditambahkan indikator EBT sepucuk sendok Talise berada di tengah Kota Palu dengan luas area
kecil, hingga berubah menjadi merah tua. Titrasi 1102,955 Ha.
dengan larutan Ethylen Diamine Tetra Acetic(EDTA) Pengukuran zat kapur pada media abu
sampai warna berubah dari merah tua menjadi biru sekam padi dengan ketebalan 5 cm, 10 cm dan 15
laut. cm. Pemeriksaan zat kapur dilaksakan di Laborato-
Pengolahan Data rium UPT Laboratorium Kesehatan dan didapatkan
Pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Zat Kapur

%
Pengulangan
Penurunan
Perlakuan Rata-rata
Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8
5 cm 585,45 mg/l
222,97 208,96 201 195 190,21 182,35 181,24 171,56 194,16 mg/l 66,84
10 cm 585,45 mg/l
220,95 212,89 208,05 199,08 187,19 184,06 165,61 154,73 191,57 mg/l 67,28
15 cm 585,45 mg/l
210,27 203,41 197,27 190,71 184,97 179,73 172,57 170,25 188,65 mg/l 67,78

Sumber : UPT Laboratorium Kesehatan

Hasil perlakuan CaCO3menggunakan abu menurunkan zat kapur sebesar 188,65 mg/l atau
sekam padi dengan ketebalan 5 cm, 10 cm dan 15 (67,78%).
cm, menunjukkan hal yang cukup signifikan. Per- Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
sentase penurunan adalah sebagai berikut abu sekam padi efektif dalam menurunkan CaCO3
ketebalan 5 cm dapat menurunkan zat kapur sebe- dalam air sumur gali, sangat nyata pada penurunan
sar 194,16 mg/l atau (66,84%), ketebalan 10 cm dimana F hitung = 11,31 > F tabel pada taraf ke-
dapat menurunkan zat kapur sebesar 191,57 mg/l percayaan 99% (5,78). Hal ini berarti bahwa dari 3
atau (67,28%) dan ketebalan 15 cm dapat perlakuan yang dicobakan cukup efektif
12 HIG IEN E V O LU M E 1 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 5

Pembahasan menarik antara atom. Peristiwa penyerapan suatu


Hasil penelitian awal zat kapur pada air su- zat pada permukaan zat lain disebut adsorpsi
mur gali diperoleh nilai yang cukup tinggi yaitu (Estein, 2005).
585,45 mg/l. Hal ini jelas bahwa nilai tersebut masih
melampaui nilai ambang batas air minum, dalam Kesimpulan
arti bahwa nilai tersebut tidak sesuai dengan Penelitian yang telah dilakukan bahwa kan-
standar RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang dungan zat kapur pada air sumur gali di Jalan Dom-
persyaratan kualitas air minum kadar maksimum ba Kelurahan Talise sebelum dilakukan perlakuan
untuk zat kapur pada air adalah 500 mg/L. Hal ini menggunakan abu sekam padiadalah 585,45 mg/l
dikhawatirkan mengakibatkan terjadinya gangguan ini berarti zat kapur pada air sumur gali di Jalan
kesehatan pada masyarakat yang mengkonsumsi air Domba Kelurahan Talise melebihi nilai ambang ba-
tersebut. tas yang telah ditentukan. Abu sekam padi mampu
Berdasarkan perlakuan yang dilakukan menurunkan zat kapur pada air sumur gali. Pada
dengan ketebalan abu sekam padi 5 cm, 10 cm, 15 perlakuan ke tiga dengan ketebalan 15 cm merupa-
cm. Ternyata di temukan hasil yang efektif untuk kan perlakuan yang paling efektif dibandingkan
menurunkan zat kapur dengan ketebalan abu selam dengan perlakuan yang lain, yang mampu
padi 15 cm yang dapat menurunkan sebesar menurunkan zat kapur 67,78%.
(67,78%). Di bandingkan dengan ketebalan 5 cm Bagi masyarakat Kelurahan Talise khususnya
yang hanya menurunkan zat kapur sebesar (66,84%) di Jalan Domba dapat memanfaatkan abu sekam
dan ketebalan 10 cm yang menurunkan zat kapur padi sebagai alternatif untuk melakukan penyarin-
sebesar (67,28%). agn air yang mengandung zat kapur.
Jika dilihat dari hasil setiap pengulangan se-
makin tebal semakin efektif untuk menurunkan zat Daftar Pustaka
kapur. Karena semakin tebal abu sekam padi yang di Abidin, Z. 2009. Pengaruh Ketebalan Kombinasi Fil-
gunakan maka semakin baik untuk menyerap zat-zat ter Zeolit dengan Karbon Aktif Terhadap
terlarut dalam air sehingga efektif untuk menurunk- Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis Di
Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang.
an zat kapur yang terdapat dalam air. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sema-
Abu Sekam Padi memiliki kerapatan yang rang
tinggi sehingga saat dilalui air yang mengandung Alaerts, G. 2008. Metoda Penelitian Air. Surabaya:
kapur secara otomatis dapat menjerap zat-zat ter- Usaha Nasional.
Aliya. D.R. 2009. Mengenal Teknik Penjernihan Air.
larut dalam air sehingga efektif untuk menurunkan Semarang: CV Aneka Ilmu.
zat kapur pada air (Bachtiar, 2008). Anonim. 2007.Kesadahan air. (Online: http://
Abu sekam padi memiiki fungsi mengikat id.wikipedia.org. diakses tanggal 27/01/2014)
logam berat dan dapat dimanfaatkan dengan adan- Anonim. 2010. Sekam Bakar.(Online:http://
tabloidgallery.wordpress.com. diakses tang-
ya bahan-bahan organiknya. Senyawa utama dind- gal 27/01/2014)
ing sel sekam padi adalah polisakarida yaitu serat Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian Pendekata.
kasar atau selulosa dan hemisolulosa yang memiliki Praktir. Jakarta. Rineka Cipta.
hidroksil yang dapat berperan dalam proses ad- Astatina. 2004. Bahan Bakar dan Pembakaran.
(Online:
sopsi.Sifat adsorpsi dimanfaatkan dalam proses pen- http://www.chemeng.ui.ac.id/~wulan/materi
jernian air suatu bahan yang masih mengandung /lecture%20notes/tekban_2trnspPDF, di
partikel koloid mempunyai permukaan luas sehing- akses tanggal 09/06/20014)
ga mempunyai daya serap adsorpsi yang besar. Bahtiar, A.R. 2008. “Penurunan Kesadahan Air
Menggunakan Serbuk Sekam Padi Perlakuan
Terjadinya adsorpsi pada permukaan larutan Dengan NaOH”
disebabkan karena adanya kekuatan atau gaya tarik-
V O LU M E 1 , N O. 1, J AN U AR I — A PR I L 2 0 1 5 HIG IEN E 13

Bharadwaj, A., Wang. Y., Sridhar, S., Arunachalam Nugrahayu. Q. 2013. Penurunan kandungan zat
V. S. 2004. Pyrolysis of rice husk. Current kapur dalam air tanah dengan mengguakan
Science, 87, 7, 981-986 filter media alam dan pasir aktif menjadi air
Bintoro. 2008. Penentuan Kesadahan Sementara bersih. Jurnal Teknik Pomits.vol.2, No.2.
dan Kesadahan Permanen. 2013 hal 1-3
(Online:http://aabin.blogsome.com di akses Nyoman N.K. 2012. Perbandingan penggunaan
tanggal 06/06/2014) pozolan alami (abu sekam padi) dan pozolan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. buatan (sika fume) pada kuat tekan beton
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 mutu tinggi. Jurnal teknik rekayasa, volume
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 13 no 1. 2012. Hal 1-8s
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Rasman. 2008. Pemanfaatan Abu Merang Dalam
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Menurunkan Kesdahan Air Sumur Gali (Studi
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Ling- Eksperimen). Makassar: Jurusan Kesehatan
kungan Tahun 2005 . Dirjen PP&PL, Jakarta Lingkungan-Politeknik Kesehatan Makassar.
Estein, Gerald A. 2005.Finalization and the World Rosidi , J, 2011. Pemanfaatan Arang Sekam Padi
Economy.Edward Elgar Publishing. USA Dan Tanah Gambut Untuk Menurunkan
Gaspersz, v. 1999. Metode Perancangan Perco- Kesadahan Air. Skripsi, Fakultas Kesehatan
baan, Bandung Masyarakat Universitas Tadulako
Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Mi- Salintung.M. 2011. Pengenalan Sistem Penyedian
num. Jakarta: Penebar Swadaya Air Minum. Edisi Pertama, ASPubllshing Ge-
Miswan. 2004. Penurunan Tingkat Pencemaran dungASCenter. Makassar
Limbah Cair Rumah Potong Hewan Dengn Setiawan, D. 2009. Studi Kualitas Dan Pengolahan
Menggunakan Sabut Kelapa. Pengelolaan Air Pada PenampunganAir Hujan di Desa
Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Hargosari, Kecamatan Tanjungsari, Gunung-
Universitas Hasanuddin makassar. kidul Menggunakan Filter Karbon Aktif dan
Ninik, A. 2007. Pengaruh Kapur Dan Abu Sekam UV. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Padi Pada Nilai Cbr Laboratorium Tanah Tras Teknik Sipil Dan Perencanaan. Universitas
Dari Dusun Seropan Untuk Stabilitas Sub- Islam Indonesia. Yogakarta.
grade Timbunan. Majalah Ilmiah UKRIM. Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang:
EDISI 1. NO 12.2007 UMM Press.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Qurrata. G. 2013. Penurunan kandungan zat kapur
Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan Ke III, Rineka dalam air tanah dengan menggunakan me-
Cipta, Jakarta dia zeolit alam dan karbon aktif menjadi air
Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian bersih. Jurnal Teknik Pomist. Vol. 2, No. 2.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 2013 hal 1-5

Anda mungkin juga menyukai