Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PARAMETER ADSORPSI PADA PROSES

PENJERAPAN BESI DALAM AIR GAMBUT OLEH


ARANG CANGKANG BIJI KETAPANG

REPOSITORY

OLEH

DESRI WAHYU RISKA PUTRI


NIM. 1603115637

PROGRAM STUDI S1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
ANALISIS PARAMETER ADSORPSI PADA PROSES PENJERAPAN BESI
DALAM AIR GAMBUT OLEH ARANG CANGKANG BIJI KETAPANG

Desri Wahyu Riska Putri1*, Muhdarina2

1
Mahasiswa Program Studi S1 Kimia
2
Dosen Bidang Kimia Fisika Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
31desriwahyu@gmail.com

ABSTRACT

Peat water contains iron (Fe) which causes the water to turn brownish red. In this research,
the iron uptake was carried out using an adsorbent based on ketapang seed shells. The
adsorbent was made by carbonization at 5000C for 30 minutes to obtain ketapang seed shell
charcoal. Ketapang seed shell charcoal was applied to adsorb iron cations in peat water by
analyzing the parameters of contact time, adsorbent weight and volume of peat water. The
optimum conditions for the uptake of iron cations in peat water were 30 minutes of contact
time, 1 g of adsorbent weight and 100 mL peat water volume to adsorbed iron weight per g
of adsorbent 0.21x10-3 mg g-1 or the ad sorption efficiency of 38.07%.

Keywords: peat water, ketapang seed shells, carbonization

ABSTRAK
Air gambut mengandung besi (Fe) yang menyebabkan warna air menjadi merah kecoklatan.
Dalam penelitian ini telah dilakukan penjerapan besi menggunakan adsorben berbasis
cangkang biji ketapang. Adsorben dibuat dengan cara karbonisasi pada suhu 500 0C selama
30 menit sehingga diperoleh arang cangkang biji ketapang. Arang cangkang biji ketapang
diaplikasikan untuk menjerap kation besi dalam air gambut dengan menganalisis parameter
waktu kontak, berat adsorben serta volume air gambut. Kondisi optimum untuk
penjerapan kation besi dalam air gambut adalah dengan waktu kontak 30 menit, berat
adsorben 1 g serta volume air gambut 100 mL dengan berat besi yang teradsorpsi per g
adsorben 0,21x10-3 mg g-1 atau efisiensi penjerapan sebesar 38,07%.

Kata kunci : air gambut, cangkang biji ketapang, karbonisasi

1
PENDAHULUAN bau yang kurang enak dan bisa
menyebabkan kanker. Selain itu,
Salah satu kandungan zat atau mineral keracunan besi (Fe) menyebabkan
yang terdapat dalam air adalah besi (Fe). permeabilitas dinding pembuluh darah
Besi (Fe) merupakan salah satu unsur kapiler meningkat sehingga plasma darah
hasil pelapukan batuan induk yang merembes keluar (Apriani, 2013).
banyak ditemukan di perairan umum
(Kusnaedi, 2010). Menurut Peraturan Salah satu cara untuk mengurangi
Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 kadar besi (Fe) dalam air gambut ialah
tentang standar baku mutu kesehatan dengan cara adsorpsi menggunakan
lingkungan dan persyaratan kesehatan air adsorben. Adsorben yang digunakan pada
untuk keperluan higiene sanitasi, batas penelitian ini dalam pengolahan air
maksimal kandungan besi di dalam air gambut adalah berbahan dasar cangkang
adalah 1 mg/L. biji ketapang. Limbah ketapang banyak
ditemukan di lingkungan Universitas
Riau memiliki 4.043.601 ha luas Riau. Limbah buah ketapang
lahan gambut atau sekitar 56% dari luas membutuhkan waktu yang lama untuk
lahan gambut pada pulau Sumatra. Pada dapat terdegradasi, karena komponen
lahan gambut terdapat air permukaan kimia dari salah satu bagian buah
yang biasa disebut dengan air gambut. ketapang yaitu cangkang ketapang oleh
Jumlah air gambut di lahan gambut cukup sebab itu dibutuhkan suhu yang tinggi
banyak, hal inilah yang menjadikan air untuk proses karbonisasi cangkang buah
gambut merupakan sumber air baku yang ketapang. Dalam penelitian Yuniarti
potensial di daerah Riau. Namun air (2016), juga dilaporkan bahwa cangkang
gambut memiliki pH yang rendah, kadar ketapang mengandung unsur karbon yang
zat organik yang tinggi serta sebagian besar terikat dalam
mengandung besi (Fe) yang lignoselulosa. Komposisi lignoselulosa
menyebabkan warna air coklat kemerahan dalam cangkang ketapang adalah 16,60%
(Anggriawan et al., 2015). selulosa 24,70% hemiselulosa dan
43,46% lignin
Menurut Badan Perlindungan
Lingkungan standar sekunder level Penelitian sebelumnya Andani
kontaminan maksimum untuk zat besi (2017) juga menggunakan arang
adalah 0,3 mg/L dalam air minum. cangkang buah ketapang yang
Kandungan Fe yang melebihi batas dikarbonisasi pada suhu 500°C dengan
maksimal akan menimbulkan banyak variasi waktu 15 dan 30 menit.
masalah, termasuk masalah estetika, Berdasarkan penelitian diperoleh
kesehatan seperti gangguan pada usus,
2
B. Preparasi sampel
diameter pori berkisar 1,17-1,83 µm serta
arang cangkang ketapang yang Buah ketapang yang dipilih yaitu
dikarbonisasi selama 30 menit dapat buah yang sudah tua berwarna coklat.
mengurangi parameter analisis air gambut Buah kemudian dijemur di bawah panas
lebih banyak dibandingkan adsorben matahari untuk memudahkan pengupasan
lainnya dengan persentase efisiensi dari kulit dan serabutnya sehingga
penurunan kandungan Fe yang masih diperolah cangkang biji ketapang,
rendah yaitu sebesar 15,55%. Penelitian sedangkan biji di dalam cangkang
ini akan memanfaatkan arang cangkang tersebut dibuang. Sampel dicuci dengan
biji ketapang sebagai sumber adsorben. aqua DM dan dikeringkan di dalam oven
Cangkang biji ketapang dikarbonisasi pada suhu 105oC selama 24 jam.
pada suhu 500 0C selama 30 menit. Arang Sampel dihancurkan sampai
yang dihasilkan diaplikasikan untuk terbentuk keping-keping yang kecil lalu
penjerapan Fe (III) dari air gambut. dimasukkan ke dalam krusibel, lalu
dilakukan karbonisasi di dalam furnace
METODE PENELITIAN pada suhu 500 °C selama 30 menit. Arang
A. Alat dan Bahan yang terbentuk digerus dengan
menggunakan alu dan mortar hingga
Alat-alat yang digunakan dalam ukurannya menjadi lebih halus lagi, lalu
penelitian ini adalah crussibel, desikator, diayak menggunakan ayakan 100 dan
spekftrofotometer serapan atom 200 mesh, sehingga ukuran arang
(Shimadzu AA-7000), sentrifuse cangkang biji ketapang menjadi 100 ≤ x ≤
(Corning), furnace (Nabertherm), 200 mesh. Arang yang sudah halus
hotplate (REXIM RSH-IDR AS ONE), dimasukkan dalam plastik dan disimpan
peralatan lumpang dan alu, spatula, dalam desikator.
neraca analitik (ABJ-320-4NM), oven
(Memmert), ayakan 100 dan 200 mesh C. Pengambilan dan persiapan
dan peralatan gelas lainnya. sampel air gambut
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah limbah ketapang Sampel air gambut diambil dari
banyak ditemukan di lingkungan Desa Rimbo Panjang Kecamatan
Universitas Riau, KOH, Aqua Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi
Demineralized (AKua DM), akuades, Riau. Koordinat dari tempat pengambilan
kertas saring Whatman No.42, dan bahan sampel tersebut yaitu pada 0025’44,5” LU
pendukung lainnya. dan 101020’42,6” BT pada hari minggu
28 juni 2020 pengambilan sampe

3
dilakukan sesuai dengan SNI 6989.59- 6000 rpm dan filtratnya diukur dengan
2008 dan SNI 06-6989.4-2004 tentang air Spektrofotometri Serapan Atom (AAS).
dan limbah metode pengambilan contoh
air dan cara uji besi (Fe) dengan AAS. 2. Pengaruh berat adsorben
Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan water sampler pada Arang cangkang biji ketapang
tiga kedalaman yang berbeda, yaitu dengan berat 0,5 g, 1 g dan 2 g
bagian permukaan, tengah dan dasar. dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Air
Ketiga sumber sampel air gambut gambut ditambahkan 100 mL, diaduk
dicampurkan secara homogen. menggunakan hotplate stirrer dengan
Sebelumnya water sampler dibilas kecepatan 120 rpm pada suhu kamar
sebanyak tiga kali dengan sampel air dengan waktu kontak optimum.
gambut yang akan diambil. Air gambut Campuran didiamkan selama 1 jam,
dimasukkan ke dalam botol polietilen dan kemudian larutan hasil pengadukkan
dibalut dengan aluminium foil. Sebelum disentrifuse selama 15 menit dengan
dibawa ke laboratorium, pH insitu air kecepatan 6000 rpm dan filtratnya diukur
gambut diukur terlebih dahulu. dengan Spektrofotometri Serapan Atom
Selanjutnya ditambahkan HNO3 sampai (AAS).
pH<2. Sampel diawetkan dengan
memasukkannya ke dalam ice box 3. Pengaruh variasi volume air
sebelum dianalisis. Sampel kemudian gambut
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Adsorben sebanyak 1g dicampurkan
D. Uji daya adsorpsi arang air gambut dengan variasi yaitu 100, 200
dan 300 mL. Proses dilakukan dengan
1. Pengaruh waktu kontak cara diaduk menggunakan pengaduk
magnetik selama 30 menit, kecepatan 120
Arang cangkang biji ketapang rpm. Campuran didiamkan selama 1 jam
dengan berat 1 g dimasukkan kedalam kemudian di sentrifuse selama 15 menit
Erlenmeyer. Air gambut ditambahkan dengan kecepatan 6000 rpm. Cairan di
100 mL, diaduk menggunakan hotplate atas endapan hasil disentrifuse di pipet
stirrer dengan kecepatan 120 rpm pada untuk menganalisis kendungan Fe dengan
suhu kamar dengan variasi waktu kontak Spektrofotometri Serapan Atom (AAS).
15, 30, 45 dan 60 menit. Campuran
didiamkan selama 1 jam, kemudian
larutan hasil pengadukkan disentrifugasi
selama 15 menit dengan kecepatan

4
1,7 serta mengandung Fe sebesar 0,660
HASIL DAN PEMBAHASAN ppm.

1. Analisis air gambut sebelum


adsorpsi 2. Analisis air gambut setelah adsorpsi
A. Adsorpsi pada variasi waktu
Parameter dari air gambut awal kontak
yang diketahui meliputi bau, pH dan Uji daya adsorpsi ACBK 500,
konsentrasi logam Fe. Analisis bau dari dilakukan pada berat adsorben 1 g
air gambut awal dilakukan secara terhadap 100 mL air gambut dengan
organoleptik terhadap 11 responden. variasi waktu kontak 15, 30, 45 dan 60
Analisis air gambut sebelum adsorpsi di menit. Hasil penentuan waktu kontak
Desa Rimbo Panjang Kecamatan optimum ACBK 500 terhadap kation Fe
Tambang, Kabupaten Kampar. Parameter (III) dapat dilihat pada Tabel 1.
bau dianalisis secara organoleptik dengan Berdasarkan Tabel 1 kondisi tertinggi
11 orang responden terpilih yang adsorpsi ACBK 500 terhadap jation Fe
merupakan mahasiswa/i Universitas Riau, (III) terjadi pada waktu 30 menit yaitu
dalam keadaan sehat, terutama tidak sebesar 38,07%. Pada waktu 30 ke 45
sedang sakit flu dengan tujuan agar hasil menit ACBK 500 mengalami penurunan
analisis yang didapatkan lebih maksimal. yaitu dari 38,07% ke 36,02% serta dari 45
Hasil analisis 8 dari 11 orang responden ke 60 menit juga mengalami penurunan
menyatakan bahwa sampel air gambut yaitu dari 36,02% ke 31,10%.
sebelum adsorpsi sedikit berbau. Peneliti
sendiri ikut menganalisis bau air gambut Tabel 1. Efisiensi Fe yang terjerap oleh
tersebut sebelum dianalisis lebih lanjut adsorben pada variasi waktu
dan peneliti sendiri menyatakan bahwa kontak
sampel air gambut sedikit berbau.

Timbulnya bau pada air gambut Waktu Fe terjerap Efisiensi


kontak penjerapan
disebabkan karena adanya senyawa (mg g-1)
organik yang mengandung unsur S, N dan (menit) (%)
P pada struktur asam humat terdapat
15 0,18 x 10-3 34,05
adanya unsur N sehingga menjadi sumber
bau yang ditimbulkan pada air 30 0,21 x 10-3 38,07
(Rutkowska dan Pikula, 2013). Air 45 0,19 x 10-3 36,02
gambut pada penelitian ini sebelum
adsorpsi memiliki pH sebesar 3,1 dan 60 0,17 x 10-3 31,10
setelah ditambahkan HNO3 memiliki pH

5
Variasi berat adsorben dilakukan
Penurunan daya adsorpsi terjadi untuk mengetahui berat optimum dalam
karena kation Fe(III) yang terikat pada proses adsorpsi Fe(III) dalam air gambut.
adsorben mengalami desorpsi. Proses Berdasarkan Tabel 2 kondisi tertinggi
desorpsi atau pelepasan adsorbat terjadi adsorpsi ACBK 500 pada berat adsorben
selama pengadukan. Penurunan daya 1 g yaitu 38,07 %. Sedangkan pada berat
adsorpsi terjadi karena kation Fe(III) yang adsorben 1 ke 2 g efisiensi penjerapan
terikat pada adsorben mengalami Fe (III) oleh adsorben mengalami
desorpsi. Proses desorpsi atau pelepasan penurunan hal ini disebabkan karena
adsorbat terjadi selama pengadukan. adsorben mencapai titik jenuh sehingga
Desorpsi diakibatkan oleh permukaan tidak bisa lagi menjerap kation Fe(III)
adsorben yang telah jenuh. Pada keadaan dalam air gambut selain itu semakin
jenuh, laju adsorpsi akan berkurang, banyak massa adsorben dapat
sehingga waktu kontak tidak berpengaruh menciptakan agregasi partikel dan
lagi. Pada waktu kontak 45 ke 60 menit menambah kekeruhan pada air gambut.
adsoben mengalami penurunan daya
C. Adsorpsi variasi volume air
adsorpsi yang berarti bahwa adsorben
gambut
telah jenuh sehingga tidak mampu
mengadsorpsi kation Fe(III) lagi. Pada tahap ketiga uji adsorpsi air
gambut yang dilakukan adalah variasi
volume air gambut yaitu 100 mL, 200 mL
B. Adsorpsi pada variasi berat dan 300 mL. analisis ini dilakukan untuk
adsorben menentukan volume optimum air gambut
Tabel 2. Efisiensi Fe yang terjerap oleh pada proses adsorpsi. Proses adsorpsi
adsorben pada variasi berat dilakukan dengan waktu kontak 30 menit
adsorben dan berat adsorben 1 g.
Efisiensi Fe tertinggi yang terjerap
Berat Fe terjerap Efisiensi
adsorben penjerapan oleh adsorben pada variasi volume air
(mg g-1) gambut yaitu 38,07% dengan volume air
(g) (%) gambut 100 mL berdasarkan Tabel 3,
0,5 0,177 x 10-3 32,32 sedangkan dari volume 100 ke 200 mL
mengalami penurunan efisiensi. Semakin
1 0,21 x 10-3 38,07 besar volume air gambut semakin kecil
2 0,16 x 10-3 28,90 efisiensi penjerapan Fe(III) dalam air
gambut.

6
UCAPAN TERIMA KASIH
Tabel 3. Efisiensi Fe yang terjerap oleh
adsorben pada variasi rasio
Penulis mengucapkan terimakasih
berat adsorben dan volume
kepada pihak Advance Knowledge And
air gambut
Skill For Sustainable Growth In
Volume Fe terjerap Efisiensi Indonesia (AKSI) Project Asian
air penjerapan Development Bank (ADB) Universitas
(mg g-1)
gambut Riau yang telah mendanai penelitian ini
(%)
(mL) sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
.
100 0,21 x 10-3 38,07
200 0,167 x 10-3 30,51 DAFTAR PUSTAKA

300 0,14 x 10-3 28,90 Andani, Y.2017. Impregnasi Fe pada


arang cangkang buah ketapang
(Terminallia catappa) dan
Hal ini disebabkan karena aplikasinya pada pengolahan air
adsorben telah mencapai titik jenuh gambut. Skripsi. Universitas
sehingga mengalami desorpsi yaitu Riau. Pekanbaru.
pelepasan adsorbat sehingga tidak bisa Anggriawan, A., Edi,S., Monita, O.2015.
mengadsorpsi kation Fe(III) dalam air Penyisihan Kadar Logam Fe
gambut lagi. Pada keadaan jenuh, laju dan Mn Pada Air Gambut
adsorpsi akan berkurang sehingga waktu Dengan Pemanfaatan
kontak tidak berpengaruh lagi. Geopolimer Dari Kaolin
Sebagai Adsorben. Jom
KESIMPULAN FTEKNIK. 2 (1): 1-6.
Apriani, R.,2013, Pengaruh Konsentrasi
Kondisi optimum adsorpsi arang Aktivator KOH Terhadap
cangkang biji ketapang terhadap Kualitas Karbon Aktif Kulit
penjerapan kation besi dari air gambut Durian Sebagai Adsorben
dengan waktu kontak 30 menit, berat Logam Fe pada Air Gambut,
adsorben 1 g , volume air gambut 100 Prisma Fisika.1(2) : 82-86.
mL dengan berat besi yang teradsorpsi per g Hamid, A. 2013. Efektivitas Lempung
adsorben 0,21x10-3 mg g-1 dan efisiensi Cengar sebagai Koagulan Cair
penjerapan kation besi 38,07%. dalam Penjernihan Air Gambut.

7
Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Riau, Pekanbaru.
Rutkowska, A & Pikula, D. 2013. Effect
of Crop Rotation and Nitrogen
Fertilization on the Quality and
Quantity of Soil Organic Matter.
Soil Processes and Current
Trends in Quality Asessment.
15(1): 257-267.
Yuniarti. 2016. Tinjauan kinetika reaksi
pirolisis cangkang biji ketapang
untuk menghasilkan bahan
bakar briket arang. Tesis.
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai