Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Massa Adsorben Batang Pisang dan Waktu Kontak Adsorpsi

Terhadap Efisiensi Penyisihan Fe dan Kapasitas Adsorpsi Pada Pengolahan Air


Gambut

Suziyana1), Syarfi Daud2), Edward HS2)


1)
Mahasiswa Teknik Lingkungan S1 2)Dosen Teknik Lingkungan S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl. HR Soebrantas, Km.12,5, Panam – Pekanbaru
Email: Suziyana126@gmail.com

ABSTRACT

Air peat surface water that has a dark brown, is acid, levels of iron and manganese
is high and has a high organic content. There are negative effects if used directly and
continuously without treatment. The aim of this study is to calculate the removal
efficiency of metal Fe on the peat water and calculate the adsorption capacity
adsorbent of banana stems. Variables used in this study is a variation of the mass of
adsorbent 1; 1,5; 2; 2,5 grams and a contact time of 15, 30, 60 and 90 minutes. The
maximum removal for Fe metals occur in a mass of 2,5 grams and a contact time of
30 minutes with the adsorption efficiency of 80,31%. The adsorption capacity is
0,027 mg Fe / g on the mass of 1 gram with a contact time of 30 minutes. Type
adsorbent banana stem adsorption Fe is Freundlich isotherm assumed coating
formed multilayer by R2 of 0,989.
Keywords: Adsorption, Peat water, Banana stems adsorbent, Adsorbent mass,
Contact time

PENDAHULUAN
Air gambut secara kualitas Fe yang terdapat dalam air
berpotensi untuk diolah menjadi air gambut memiliki konsentrasi yang
bersih atau air minum. Kendala relatif tinggi. Apabila kandungan
dalam pengolahan air gambut logam tersebut terkonsumsi maka
antara lain tingginya Fe, Mn dan zat akan menyebabkan gangguan
organik serta berwarna coklat kesehatan seperti penyakit kanker.
pekat.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 1


Berbagai metode telah sedangkan dalam jumlah besar
banyak dilakukan untuk menjadi sampah (Suhardi, 2002).
menyisihkan logam Fe pada air Batang pisang memiliki
gambut salah satunya adalah komposisi kimia berupa selulosa.
dengan metode adsorpsi. Adsorpsi Kadar selulosa dari batang pisang
adalah peristiwa penjerapan kering sekitar 50% (Husni dkk,
dipermukaan oleh suatu adsorben 2004). Selulosa merupakan
atau daya jerap dari zat penjerap senyawa organik. Selulosa
yang terjadi pada permukaan. mempunyai potensi yang cukup
Bahan baku yang dapat besar untuk dijadikan sebagai
dibuat menjadi karbon aktif adalah penyerap karena gugus OH yang
semua bahan yang mengandung terikat pada selulosa apabila
lignoselulosa (lignin dan selulosa), dipanaskan pada suhu tinggi akan
baik yang berasal dari tumbuh- kehilangan atom-atom hidrogen dan
tumbuhan maupun dari binatang oksigen sehingga tinggal atom
(Meilita dan Tuti, 2003). Adsorben karbonnya (Muna, 2011). Adsorpsi
yang harus dipilih adalah adsorben menggunakan batang pisang
yang memiliki luas permukaan dan diharapkan dapat membantu dalam
volume pori yang besar (Asih dkk, penurunan kandungan besi (Fe)
2014). pada air gambut.
Indonesia merupakan salah
satu negara penghasil tanaman METODOLOGI
pisang terbesar di dunia. Hal ini Bahan-bahan yang digunakan
didukung oleh kondisi iklim tropis dalam penelitian ini adalah air
dan tanah yang subur (Suyanti dan gambut sebagai bahan yang akan di
Supriyadi, 2008). Tanaman pisang olah yang berasal dari Desa Air
merupakan bahan alam yang Terbit, Kecamatan Tapung,
murah, mudah diperoleh dan dapat Kabupaten Kampar. Limbah batang
diperbaharui. Bagian tanaman pisang sebagai bahan baku untuk
pisang yang banyak dimanfaatkan pembuatan adsorben. Aktivator
oleh masyarakat adalah buah pisang KMnO4 0,1 M dan aquades.
dan daun pisang. Adapun bagian A. Variabel Penelitian
lain dari tanaman pisang seperti Variabel Tetap
batang pisang jarang digunakan Variabel tetap yang digunakan
masyarakat. Sebagian kecil dalam penelitian ini Aktivator
masyarakat hanya memanfaatkan KMnO4 0,1 M, ukuran partikel 200
batang pisang sebagai pakan ternak,

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 2


mesh dan Kecepatan pengadukan dilakukan pengeringan pada suhu
150 rpm. 105°C selama 4 jam.
Adsorben yang didapatkan
Variabel Berubah
dari pengaktivasian fisika yang
Variabel berubah yang digunakan
dilanjutkan dengan pengaktivasian
dalam penelitian yaitu :
kimia, kemudian diayak dengan
a. Massa adsorben 1, 1,5, 2,
ayakan 200 mesh, dan dilanjutkan
dan 2,5 gram.
pengujian karakterisasi arang aktif
b. Waktu kontak 15, 30, 60
batang pisang (Hidayah, 2012).
dan 90 menit.
B. Prosedur Penelitian Percobaan Variasi
Pembuatan arang aktif batang Adsorben batang pisang
pisang ditimbang sebanyak 1, 1,5, 2, dan
Batang pisang dikeringkan, 2,5 gram. Setelah ditimbang
dipotong kecil-kecil dengan ukuran masing-masing dimasukan kedalam
1 x 1 cm dan dioven pada suhu beaker glass dengan 100 ml air
110°C selama 5 jam. gambut. Kemudian larutan di aduk
Aktivasi Fisika dengan kecepatan putaran 150 rpm
Aktivasi fisika dilakukan dengan waktu kontak yang
menggunakan furnance yang diberikan selama 15, 30, 60 dan 90
dipanaskan pada suhu 500°C menit. Hasilnya diendapkan selama
selama 30 menit. kemudian batang 2 hari dan disaring untuk
pisang hasil dari furnance memisahkan padatan dengan
dikeluarkan yang selanjutnya larutan. Kemudian dimasukan
dilanjutkan dengan proses kedalam botol untuk dilakukan
pendinginan hasil hingga analisa Fe menggunakan AAS
temperatur ruang dan disimpan (atomic absorption spectroscopy)
dalam desikator. untuk mengetahui konsentrasi
Aktivasi Kimia masing-masing ion logam yang
Adsorben yang telah masih tersisa dalam larutan.
diaktifkan secara fisika
ditambahkan larutan KMnO4 0,1 M HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dilakukan pengadukan. Hasil A. Karakterisasi Karbon Aktif
dari pengadukan dipisahkan dengan Batang Pisang
menggunakan kertas saring. Karbon Adapun hasil karakterisasi
aktif dinetralkan pH nya karbon aktif dari batang pisang
menggunakan aquadest dan dapat dilihat pada tabel 1.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 3


Tabel 1. Karakterisasi Karbon Aktif terjadinya penyumbatan pori-pori
Batang Pisang sehingga luas permukaan karbon
Parameter Hasil SII No. 0258-88 aktif menjadi berkurang sehingga
uji mempengaruhi adsorpsi yang
Kadar Air (%) 0,097 Max 15% terjadi.
Kadar Abu 2,499 Max 10% kadar zat terbang sebesar
(%) 3,082%. kadar zat terbang karbon
Kadar Zat 3,082 Max 25% aktif yang diizinkan menurut SII
Terbang (%) No. 0258-88 maksimal 25%. Kadar
Kadar Karbon 94,323 Min 65% zat terbang menunjukkan
Terikat (%) kesempurnaan penguraian senyawa
non karbon seperti sulfur, nitrogen,
CO2 ,CO, CH4, dan H2 pada saat
Kadar air karbon aktif karbonisasi dan aktivasi (Hendra
sebesar 0,097 %. Kadar air karbon dkk, 2015).
aktif yang diizinkan menurut SII Kadar karbon terikat sebesar
No. 0258-88 maksimal 15%. 94,323%. Kadar karbon terikat
Rendahnya kadar air dipengaruhi karbon aktif yang diizinkan
oleh temperatur dan waktu berdasarkan SII No. 0258-88
pemanasan. Semakin tinggi minimum 65%. Hal ini
temperatur serta bertambahnya menunjukkan bahwa batang pisang
waktu pemanasan mengakibatkan terkarbonisasi hampir sempurna
kandungan air di dalam karbon karena waktu dan suhu karbonisasi
aktif semakin rendah. Hal ini yang ditetapkan sesuai dengan
disebabkan pada temperatur diatas kondisi batang pisang sebagai
100°C, air mula berubah fasa bahan baku . Menurut Adinata
menjadi uap (Muna, 2011). (2013) Tinggi rendahnya kadar
karbon terikat yang dihasilkan
Kadar abu karbon aktif
selain dipengaruhi oleh tinggi
sebesar 2,499%. Kadar abu yang
rendahnya kadar abu dan zat
diizinkan menurut SII No. 0258-88
terbang juga dipengaruhi oleh
maksimal 10% Kadar abu akan
kandungan selulosa dan lignin yang
mempengaruhi kualitas karbon aktif
dapat dikonversi menjadi atom
sebagai adsorben. (Menurut Arisna
karbon.
dkk, 2016) kandungan abu sangat
berpengaruh pada kualitas karbon
aktif. Keberadaan abu yang
berlebihan dapat menyebabkan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 4


B. Hasil Uji Fe Air Gambut Massa adsorben 2,5 gr memiliki
efisiensi penurunan yang paling
Tabel 2. Perbandingan Parameter
tinggi yaitu 80,31%. Semakin
Fe Air Gambut dengan Standar Air
banyak massa adsorben yang
Minum
digunakan semakin tinggi
Parameter Satuan Hasil Baku efisiensinnya, sejalan dengan
Analisa Mutu penelitian Anggriawan (2015). Hal
Air ini dikarenakan dengan
Minum* meningkatnya massa adsorben,
)
maka luas permukaan adsorben
Fe mg/L 0,3672 0,3 lebih banyak tersedia sehingga
*)
Berdasarkan Permenkes RI No. terjadi peningkatan bidang aktif
492/MENKES/PER/IV/2010 pada adsorben. Massa adsorben
Berdasarkan hasil analisis optimal terjadi pada massa
bahwa kandungan Fe yang ada pada adsorben 2,5 gram.
air gambut tidak memenuhi standar D. Pengaruh Waktu Kontak
yang ditetapkan pemerintah melalui Adsorben Terhadap
Permenkes No. Penyisihan Fe
492/MENKES/PER/1V/2010
tentang Baku Mutu Air Minum.
C. Pengaruh Massa Adsorben 100.00
Efisiensi (%)

80.00 massa 1
Terhadap Penyisihan Fe 60.00 gram
40.00
20.00 massa
100.00 0.00 1,5 gram
Efisiensi (%)

80.00 15 30 60 90 massa 2
60.00 15 menit gram
Waktu (menit)
40.00 30 menit
20.00
0.00 60 menit Gambar 2. Grafik Hubungan
1 1.5 2 2.5 90 menit Antara Waktu Kontak Terhadap
Massa (g) Efisiensi Penurunan Fe
Berdasarkan gambar 2
Gambar 1. Grafik Hubungan Antara
diatas, dapat diketahui bahwa
Massa Adsorben Terhadap Efisiensi
penyerapan kadar logam Fe dengan
Penurunan Fe
menggunakan adsorben batang
Pada Gambar 1. dapat
pisang tertinggi pada waktu kontak
diketahui terjadi peningkatan
30 menit dengan massa adsorben
efisiensi penurunan kadar logam Fe
2,5 gram dan efisiensi yang
disetiap kenaikan massa adsorben.
didapatkan 80,31%. Pada waktu

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 5


kontak 60 menit hingga ke 90 menit Berdasarkan gambar 3. massa
terjadi penurunan daya serap dari adsorben 1 gram memiliki nilai
adsorben batang pisang. Penurunan kapasitas adsorpsi Fe terbesar yaitu
daya serap menunjukan bahwa pada 0,027 mg Fe/gr dengan waktu
menit 60 hingga ke 90 sudah kontak 30 menit menjadi waktu
mencapai kesetimbangan atau maksimum adsorben batang pisang
mencapai titik jenuh, dimana waktu menyerap Fe. sedangkan pada
kesetimbangan berada pada range massa adsorben 2,5 gram memiliki
15 menit hingga 10 hari (Cossich et nilai kapasitas adsorpsi terendah
al, 2002). dengan waktu kontak 90 menit
Menurut Yoseva (2015) yaitu 0,010 mg Fe/gr. Penurunan
Menurunya efisiensi adsorpsi kapasitas adsorpsi disebabkan oleh
disebabkan terjadi proses desorpsi adanya sisi aktif adsorben yang
atau pelepasan adsorbat kembali belum semuanya berikatan dengan
selama pengadukan. Desorpsi adsorbat. Semakin rendah jumlah
terjadi akibat permukaan adsorben atau adsorben yang digunakan
yang telah jenuh. Pada keadaan maka semakin besar kemampuan
jenuh, laju adsorpsi menjadi penyerapannya.
berkurang sehingga waktu kontak F. Penentuan Jenis Isoterm
tidak lagi berpengaruh. Adsorpsi yang Sesuai
E. Kapasitas Adsorpsi (KA) Penentuan isoterm adsorpsi
Penentuan kapasitas adsorpsi digunakan untuk menentukan
bertujuan untuk mengetahui performa penyerapan atau model
banyaknya ion logam Fe yang kesetimbangan yang membantu
mampu diserap oleh setiap gram menganalisis karakteristik isoterm
adsorben batang pisang. berupa kapasitas dan mekanisme
proses biosorpsi (Ahayla et al,
0.030 2005).
Adsorpsi (mg/g)

0.025
0.020 15 menit Persamaan isoterm adsorpsi
Kapasitas

0.015
0.010 30 menit yang dibahas dalam percobaan ini
0.005
0.000 60 menit adalah Freundlich dan Langmuir.
1 2 Penentuan isoterm adsorpsi yang
90 menit
Massa (g)
sesuai dengan percobaan ini dapat
Gambar 3. Perbandingan Kapasitas dibuktikan melalui koefisien
Adsorpsi Variasi Massa Adsorben determinasi (R2) yang ditunjukkan
dan Waktu Kontak Terhadap pada grafik linearisasi kedua model
Penurunan Fe tersebut (Atastina, 2003).

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 6


Data yang dievaluasi pada KESIMPULAN
isoterm adsorpsi ini hanya diambil Efisiensi penyisihan tertinggi dalam
dari hasil percobaan yang menurunkan kadar logam Fe yaitu
menentukan konsentrasi Fe 80,31% pada massa adsorben 2,5
Optimum yaitu pada pada waktu 30 gram dengan waktu kontak 30
menit menit. Kapasitas adsorpsi terhadap
penyisihan logam Fe didapatkan
1.000 nilai tertinggi yaitu 0,027 mg Fe/gr
yaitu pada massa adsorben 1 gram
Ce/x

0.500
y = -9.3814x + 1.2964 dengan waktu kontak 30 menit,
R² = 0.9848
sedangkan nilai kapasitas adsorpsi
0.000
0 0.05 0.1 0.15 terendah yaitu 0,010 mg Fe/gr yaitu
Ce pada massa adsorben 2,5 gram
dengan waktu kontak 90 menit.

Gambar 4. Grafik Linearisisasi DAFTAR PUSTAKA


Isoterm Langmuir
Adinata, M.R., 2013. Pemanfaatan
y = 2.6576x + 2.08930.000
Limbah Kulit Pisang
-1.150 -1.100 R²-1.050
= 0.9898-1.000 -0.950 Sebagai Karbon Aktif.
Skripsi. Fakultas Teknologi
log x

-0.500 Industri, Universitas


Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
-1.000
log Ce Ahayla, N., Ramachandra, T.V.,
dan Kanamadi, R.D. 2005.
Biosorption of
Gambar 5. Grafik linearisasi Chromium VI) from
Isoterm Freundlich Aqueous Solution by The
Berdasarkan gambar 4 dan 5 Husk of Bengal Gram
(Cicer Arientinum).
oleh batang pisang pada logam Fe
Electronic Journal of
cenderung mengikuti jenis isoterm biotechnology. Vol 8, No. 3.
Freundlich, hal ini dapat dilihat dari Anggriawan, A. 2015. Penyisihan
nilai R2 untuk logam Fe yaitu 0,989 Kadar Logam Fe Dan Mn
yang paling mendekati angka 1 Pada Air Gambut Dengan
sehingga jenis isoterm yang terjadi Pemanfaatan Geopolimer
yaitu isoterm freundlich. Dari Kaolin Sebagai
Adsorben. Skripsi Program
Studi Teknik Lingkungan S1,

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 7


Fakultas Teknik, Biotechnology, Vol. 5,
Universitas Riau. No.2.
Asih, C.L,. Sudarno, dan Hendra, D.,Wulanawati A., Gustina
Hadiwidodo, M. 2014. K., dan Wibisono H. 2015.
“Pengaruh Ukuran Media Pemanfaatan Arang Aktif
Cangkang Buah Bintaro
Adsorben Dan Konsentrasi
(Cerbera Manghas) Sebagai
Aktivator Naoh Terhadap Adsorben Pada Peningkatan
Efektivitas Penurunan Kualitas Air Minum. Jurnal
Logam Berat Besi (Fe), Penelitian Hasil Hutan Vol.
Seng (Zn) Dan Warna 33 No. 3, September 2015:
Limbah Cair Industri 181-191.
Galvanis Menggunakan Hidayah, N., Deviyani E dan,
Wicakso, D. L. 2012.
Arang Sekam Padi : Studi
“adsorpsi logam besi (Fe)
Kasus PT. Cerah Sempurna- sungai barito menggunakan
Semarang Jurusan, adsorben dari batang
Universitas Diponegoro, pisang”. Jurnal Konversi
Semarang. Vol. 1, No. 1.
Atastina. 2003. Penghilangan Meilita T dan Tuti S. 2003. Arang
Kesadahan Air yang Aktif (Pengenalan dan
Proses Pembuatannya).
Mengandung Ion Ca2+
Medan: Jurusan Teknik
dengan Industri Universitas Sumatra
Menggunakan Zeolit Alam Utara.
Lampung sebagai Penukar Muna., A.N. 2011. Kinetika
Kation. Jurusan Adsorpsi Karbon Aktif Dari
Teknik Gas dan Petrokimia Batang Pisang Sebagai
Adsorben Untuk
Fakultas Teknik. UI. Depok
Penyerapan Ion Logam
Arisna, R., Zaharah, T. A dan Cr(VI) Pada Air Limbah
Rudiyansyah. 2016. Industri. Universitas Negeri
“adsorpsi besi dan bahan Semarang. Skripsi
organik pada air gambut Peraturan Menteri Kessehatan
oleh karbon aktif kulit Republik Indonesia,2010,
durian”. Universitas Jakarta,
Tanjung pura. Pontianak. Nomor492/MENKES/PER/
Cossich, E.S., Taveres, C.R.G., dan 2010, Tentang Persyaratan
Ravagnani, T.M.K. 2002. Kualitas Air Minum.
Biosorption of Rustanti Eri, Iva , dan wahyono
Chromium (III) by Hadi. 2009.Kajian
Sargassum sp. Biomass. Pengolahan Air Gambut
Electronics Journal 0/ Menjadi Air Bersih dengan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 8


Kombinasi Proses Upflow
Anaerobic Filter dan Slow
Sand Filter. Tesis Program
Magister, Teknik
Lingkungan ITS.
SII 0258-88 Prosedur Pembuatan
Karbon Aktif
Suhardi. 2002. Hutan dan Kebun
Sebagai Sumber Pangan
Nasional. Kanisius 2002.
Suyanti dan Supriyadi. 2008.
Pisang: Budidaya,
Pengolahan, dan Prospek
Pasar. Penebar Swadaya.
Jakarta
Syarfi, H.S., 2007, Rejeksi Zat
Organik Air Gambut
Dengan Membran
Ultrafiltrasi, Jurnal Sains
dan Teknologi 6 (1),
Program Studi Teknik
Kimia, Universitas Riau,
Pekanbaru,h. 1-4.
Yoseva, L.Y., Muchtar, A dan
Sophia H. 2015
“Pemanfaatan Limbah
Ampas Tebu Sebagai
Adsorben untuk
Peningkatan Kualitas Air
Gambut”. Jurnal JOM
FMIPA, Vol. 2, No. 1,
Februari 2015.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 9

Anda mungkin juga menyukai