digunakan untuk adsorbsi fenol disertai pengadukan dengan semakin banyak. Pori-pori yang bertambah banyak ini juga
magnetic stirrer dengan konsentrasi fenol sesuai variabel meningkatkan sifat karbon aktif untuk menyerap air dari
selama 3 jam, kemudian karbon aktif dipisahkan dari larutan udara (sifat higroskopis) [5].
fenol dengan menggunakan kertas saring. Setelah proses Dari hasil yang didapatkan juga terlihat (gambar 3.1)
pemisahan, larutan fenol (filtrat) kemudian dianalisis persen bahwa pada aktivator ZnCl2 didapat kadar air yang lebih
removal dan menghitung kapasitas penyerapan fenol untuk tinggi dari aktivator Na2CO3, menunjukan bahwa pori-pori
semua variabel. Analisis dilakukan dengan menggunakan yang dihasilkan pada proses aktivasi dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan larutan blanko aquades aktivator ZnCl2 lebih banyak sehingga sifat higroskopis dari
untuk mengukur absorbansi larutan fenol. Mendapatkan karbon aktif juga semakin meningkat,
kadar konsentrasi fenol tersisa setelah adsorbsi (C dalam Pada arang sebelum diaktivasi mempunyai kadar air
mg/L) dengan spektrofotometer. Menghitung persen yang lebih tinggi yaitu sebesar daripada arang sesudah
removal dengan persamaan diaktivasi yaitu 5,672 %. Hal ini disebabkan setelah proses
C0 C aktivasi, sebagian besar air yang terikat pada arang
persenremoval x100% teruapkan pada proses pirolisis. Sehingga kadar air menurun
C0 secara signifikan [7].
Dimana C0 adalah konsentrasi awal fenol (mg/L) 8.00
Untuk kapasitas penyerapan (q) dalam mg/g dihitung
berdasarkan massa fenol yang teradsorbsi terhadap massa 6.00
Kadar abu, %
karbon aktif
4.00
(C0 C )V ZcCl2
q x100% 2.00
m Na2CO3
2000
serap karbon aktif juga meningkat. Tetapi pada aktivator
Na2CO3, daya serap iodine tertinggi didapat pada aktivator
Surface area (m2/gr)
98
Konsentrasi aktivator (%)
96
Gambar 3.4 Pengaruh konsentrasi aktivator terhadap daya Na2CO3 2,5 %
serap iodine 94
Na2CO3 5 %
Berdasarkan hasil analisis daya serap iodine, 92 Na2CO3 7,5 %
menunjukan bahwa karbon aktif dengan daya serap iodine
terbaik adalah karbon dengan aktivator Na2CO3 5% yaitu 90
sebesar 1599,72 mg/g karbon. Dari keseluruhan hasil 0 200 400 600
analisis, daya serap iodine yang didapat masih memenuhi Konsentrasi larutan fenol, Co (ppm)
SII no. 0258-79, dimana daya serap terhadap iodine
minimum sebesar 200 mg/g karbon. Dari gambar 3.4 Gambar 3.6 Persen removal fenol karbon aktif dengan
menunjukan kenaikan konsentrasi aktivator juga aktivator Na2CO
meningkatkan daya serap terhadap iodium, dimana nilai Pada aktivator Na2CO3 terlihat tren yang sama dengan
daya serap iodine tertinggi pada aktivator ZnCl2 didapat aktivator ZnCl2, yaitu terjadi penurunan persen removal
pada konsentrasi aktivator 7,5% sebesar 610,38 mg/g. Hal seiring dengan bertambahnya konsentrasi fenol [9]. Untuk
ini dikarenakan dengan meningkatnya konsentrasi aktivator persen removal tertinggi didapat pada variabel Na 2CO3 5%,
maka semakin banyak pori yang terbentuk sehingga daya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-119
q (mg/g)
didapat persen removal antara 97,722% sampai 98,386% 30 Na2CO3 2,5 %
dan konsentrasi Na2CO3 7,5% sebesar 97,934 sampai
Na2CO3 5 %
98,418%. Pada hal ini terjadi kenaikan persen removal 20
Na2CO3 7,5 %
seiring dengan kenaikan konsentrasi aktivator seperti pada
10
ZnCl2, tetapi pada aktivator Na2CO3 terjadi penyimpangan
dimana pada kadar Na2CO3 5% nilai persen removal 0
merupakan yang terbesar, seperti pada harga iodine number 0 5 10 15
maupun surface area. C (mg/L)
60
50
Gambar 3.8 Hubungan antara konsentrasi akhir fenol
dengan kapasitas serapan karbon aktif terhadap fenol pada
40 aktivator Na2CO3
q (mg/g)
awal fenol (Co) sebesar 500 ppm dan konsentrasi fenol 0.1
y = 0.00663x + 0.05698
setelah adsorbsi (C) 2,741 ppm. Dari gambar 3.7 juga 0.08 R² = 0.90291 ZnCl2 2,5 %
menunjukkan, pada konsentrasi aktivator 2,5 % dan 5 %, 0.06 ZnCl2 5 %
daya serap karbon aktif lebih kecil dibandingkan dengan 0.04 y = 0.00584x + 0.03922
ZnCl2 7,5 %
karbon aktif dengan aktivator ZnCl 2 7,5%, hal ini terlihat 0.02 R² = 0.99004
dari konsentrasi fenol setelah adsorbsi yang lebih besar pada 0
berbagai variabel konsentrasi fenol (100-500 ppm). 0 2 4 6 8
Untuk aktivator Na2CO3 juga diperoleh hubungan yang C (mg/L)
saling berbanding lurus antara daya serap fenol dengan
konsentrasi fenol saat setimbang, seperti ditunjukan pada Gambar 3.9 Model pendekatan Langmuir untuk karbon aktif
gambar 3.8. Tetapi daya serap tertinggi diperoleh pada dengan aktivator ZnCl2
variabel Na2CO3 5% pada berbagai konsentrasi fenol (100- Dengan melihat gambar 3.9, model pendekatan
500 ppm), dimana daya serap fenol tertinggi mencapai Langmuir sesuai dengan model adsorbsi yang terjadi pada
49,840 mg fenol/g karbon pada konsentrasi awal fenol 500 karbon aktif, terlihat dari nilai koefisien korelasi (R2) yang
ppm dan konsentrasi fenol akhir (C) sebesar 1,600 ppm. Hal mendekati nilai 1. Untuk karbon aktif dengan aktivator
ini disebabkan pada karbon dengan aktivator Na 2CO3 2,5%; 5%; 7,5% masing-masing diperoleh slope 0,00761;
mempunyai surface area yang tertinggi, sehingga 0,00663; 0,00584, yang kemudian dikonversi untuk
kemampuan penyerapan fenol juga lebih tinggi. mendapatkan harga kapasitas optimum penyerapan (Qo)
yaitu masing-masing 131,406 mg/g ; 150,830 mg/g ;
171,233 mg/g. Daya serap tertinggi untuk ZnCl2 diperoleh
pada konsentrasi 7,5%. Nilai ini berbanding lurus dengan
surface area karbon aktif dan iodine number.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-120
0.25
y = 0.00645x + 0.15796 Teknik Kimia FTI-ITS; Bapak/Ibu dosen penguji; Seluruh
R² = 0.95326 dosen dan karyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ± ITS;
0.2 Kedua orang tua kami dan keluarga yang telah banyak
y = 0.00568x + 0.14950
memberikan dukungan moral, spiritual, dan material
C/q (mg/g)
0.15 R² = 0.96490
tentunya; Rekan - rekan seperjuangan dari Laboratorium
Na2CO3 2,5 %
0.1
Biomassa dan Konversi Energi, dan teman-teman angkatan
Na2CO3 5 %
2008; Semua pihak lain yang terlibat dalam penelitian dan
0.05 y = 0.00453x + 0.02472 Na2CO3 7,5 % penyusunan laporan skripsi ini hingga selesai.
R² = 0.97380
0 DAFTAR PUSTAKA
0 5 10 15 [1] Wirawan, Teguh. 2012. Adsorpsi Fenol Oleh Arang Aktif Dari
C (mg/L) Tempurung Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Universitas
Mulawarman-Samarinda
[2] Putranto, Ari Dwi dan Razif, M. 2005. Pemanfaatan Kulit Biji Mete
Gambar 3.10 Model pendekatan Langmuir untuk karbon Untuk Arang Aktif Sebagai Adsorben Terhadap Penurunan Parameter
aktif dengan aktivator Na2CO3 Phenol. Institut Teknologi Sepuluh Nopember-Surabaya.
Berdasarkan gambar 3.10, untuk aktivator Na2CO3 [3] Dhidan, K. Samar. 2012. Removal of Phenolic Compounds from
masing-masing diperoleh harga slope 0,00645; 0,00453; Aqueous Solution by Adsorption on to Activated Carbons Prepared
from Date Stones by Chemical Activation with FeCl3. Chemical
0,00568 untuk variabel 2,5%; 5%; 7,5%, sehingga didapat Engineering Department-College Of Engineering-University Of
harga Q sebesar 155,039 mg/g; 220,751 mg/g; 176,056 Baghdad-Iraq.
mg/g. Dengan nilai daya serap tertinggi diperoleh pada [4] Pari, G. dan Sailah, I. 2001. Pembuatan Arang Aktif Dari Sabut Kelapa
konsentrasi aktivator 5%. Nilai ini berbanding lurus dengan Sawit Dengan Bahan Pengaktif NH4HCO3 Dan (NH4)2CO3 Dosis
Rendah. Bogor
surface area yang didapatkan, dimana surface area tertinggi [5] Subadra, I. Setiaji, B. dan Tahir, I. 2005. Activated Carbon Production
didapatkan pada aktivator Na2CO3 konsentrasi 5%. From Coconut Shell With (NH4)HCO3 Activator As An Adsorbent In
Kelinearan data dalam kurva model Langmuir dalam hal ini Virgin Coconut Oil Purification. Yogyakarta: Universitas Gadjah
sangat berpengaruh besar dalam penentuan harga kapasitas Mada.
[6] Sembiring, M. dan Sinaga, T. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan
serapan yang didapatkan. Proses Pembuatannya). Medan: Universitas Sumatera Utara.
[7] Sudradjat, R. Tresnawati, D. dan Setiawan, D. 2004. Pembuatan Arang
IV. KESIMPULAN Aktif Dari Tempurung Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Bogor.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : [8] Budiono, Ari, dkk. 2007. Pengaruh Aktivasi Arang Tempurung Kelapa
Dengan Asam Sulfat dan Asam Fosfat Untuk Adsorpsi Fenol.
1. Arang tempurung kelapa dapat dibuat menjadi karbon Universitas Diponegoro.
aktif sesuai SII No.0258 ± 79 dengan metode aktivasi [9] Qadeer, R. dan Rehan, A. H. 2002. A Study Of The Adsorption Of
fisika (pirolisis 700 oC selama 4 jam dengan injeksi Phenol By Activated Carbon From Aqueous Solutions. Pakistan.
nitrogen) dan aktivasi kimia (perendaman dengan [10] Dinar dan Fauzi. 2007. Adsorpsi Methylene Blue Dengan Karbon Aktif
Dari Char Gambut. Surabaya: ITS.
aktivator ZnCl2 dan Na2CO3).
2. Karbon aktif yang dihasilkan telah memenuhi syarat SII
No.0258 ± 79, dengan karakteristik sebagai berikut:
x Kadar air 0,382-1,619%, maksimum 15%
x Kadar abu 2,28-7,79%, maksimum 10%
x Iodine number 448,02-1599,72 mg/g, minimum 200
mg/g
x Surface area 189,630-1900,69 m2/g
3. Semakin tinggi konsentrasi aktivator, maka semakin
tinggi persen removal dari fenol yang telah diadsorbsi
oleh karbon aktif. Pada penelitian ini persen removal
tertinggi didapat pada karbon aktif dengan zat aktivator
Na2CO3 5% dengan persen removal sebesar 99,745%.
4. Kapasitas optimum penyerapan fenol dengan karbon
aktif dari arang tempurung kelapa terbaik didapat pada
karbon aktif dengan zat aktivator Na2CO3 5% dengan
kapasitas serapan sebesar 220,751 mg fenol/gram karbon
aktif.