Oleh :
D111 08 289
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
0
STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI PANGKAJENE
UNTUK IRIGASI KABUPATEN PANGKEP
ABSTRAK : Semakin meningkatnya jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan air irigasi untuk produksi
pangan. Dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air yang mengiringinya akan menjadi
timpang dan sensitif yang dapat memicu terjadinya kompetisi dan konflik. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan
melakukan pemantauan terhadap kualitas dan kuantitas air sungai yang diharapkan masih sesuai berdasarkan
kegunaannya. Air sungai diharapkan masih dalam batas-batas toleransi kriteria kualitas air sesuai pemanfaatannya dan
dari segi kuantitas besarnya kebutuhan akan air masih dapat terpenuhi. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka
diadakan studi kualitas dan kuantitas air Sungai Pangkajene untuk irigasi Kabupaten Pangkep. Metodologi yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu dimulai dari pengumpulan data klimatologi, data hidrologi, menghitung besar
kebutuhan air irigasi, menghitung besar kuantitas debit andalan, menganalisa keseimbangan air, pengambilan sampel
air, pengujian sampel air di laboratorium, dan kemudian menganalisa hasil yang diperoleh. Dari hasil penelitian kualitas
air Sungai Pangkajene, pemeriksaan Biological Oxygen Demand (BOD) melebihi ambang batas standar kualitas air
kelas IV berdasarkan Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010, hal ini
menggambarkan adanya pencemaran akibat air buangan penduduk dan industri yang berada di sekitar Sungai
Pangkajene sehingga disarankan pada air limbah rumah tangga hendaknya tidak dibuang langsung ke sungai/badan air
tetapi diolah terlebih dahulu dan semua industri penghasil air limbah diharuskan memiliki instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) dan berdasarkan hasil analisis kuantitas debit andalan terlihat fluktuasi debit yang signifikan pada sungai
Pangkajene dan dari keseimbangan air terjadi kekurangan air pada bulan Juni I, Juni II, Juli I, Agustus I, Agustus II,
September I, dan September II dan disarankan untuk melakukan penanaman palawija pada bulan-bulan yang memiliki
debit yang kurang sehingga mampu mengurangi terjadinya kekurangan air, sedangkan untuk bulan yang masih terjadi
kekurangan air dilakukan penyaluran air secara bergiliran/rotasi dan melakukan pengoptimalan penanaman Padi untuk
dua periode tanam yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret dan periode Mei, Juni, Juli dengan menambah luas lahan
tanam.
Kata kunci : Kualitas air, Kuantitas air, Irigasi, dan Sungai Pangkajene
1
kelembaban relatif. Data klimatologi dua botol aqua masing-masing 1500 ml
diperoleh dari data pengamatan untuk pemeriksaan kualitas air lainnya.
meteorologi Stasiun Tabo-Tabo Kabupaten Dalam pengambilan sampel terlebih
Pangkep yang berada pada posisi dahulu botol-botol yang akan digunakan
4º45’31,4” LS dan 119º36’16,9”. harus bersih dan telah dibilas dengan air
suling terlebih dahulu, setelah itu
Data Hidrologi kemudian mengambil sampel air dengan
Data Hidrologi yang digunakan yaitu memasukkan sampel air ke botol-botol
data 10 tahun terakhir terhitung dari tahun yang telah tersedia. Air dimasukkan ke
2002 hingga tahun 2011. Data hidrologi dalam botol hingga penuh dan ditutup
seperti data curah hujan, data pengukuran dengan baik untuk menghindari kontak
debit, dan data tinggi muka air (staff dengan udara serta usahakan jangan ad
gauge). Data curah hujan didasarkan dari gelembung-gelembung udara pada saat
data-data stasiun pencatat curah hujan wadahnya ditutup. Setelah sampel
yang ada, yaitu 1) data Stasiun Tabo-tabo diambil, kemudian sampel air dibawa ke
yang berlokasi di kecamatan di kecamatan laboratorium tempat pemeriksaan lalu
Labakkang, kabupaten Pangkep dengan disimpan.
letak posisi 4º48’ LS dan119º38’ BT, 2)
data Stasiun Leang Lonrong yang Analisis Data
berlokasi di kecamatan Bungoro, Kualitas Air
kabupaten Pangkep dengan letak posisi Pemeriksaan kualitas air Sungai
4º53’ LS dan 119º36’ BT, dan 3) data Pangkajene dilakukan dengan mengambil
Stasiun Minasatene yang berlokasi di sampel air pada bendung irigasi Tabo-tabo
kecamatan Pangkajene, kabupaten tanggal 6 Agustus 2012 kemudian
Pangkep dengan letak posisi 4º50’ LS Dan melakukam pengujian pada laboratorium
119º33’ BT. Sedangkan data pencatatan kualitas air Balai Teknik Kesehatan
tinggi muka air (staff gauge) dan data Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
pengukuran debit diperoleh dari data (BTKLPP) Kelas 1 Makassar.
pencatatan Stasiun Staff gauge Tabo-tabo Pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan
yang terletak pada posisi 4º47’ LS dan dengan Baku Mutu kualitas Air Peraturan
119º40’ BT. Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69
Tahun 2010 Kelas IV untuk pemanfaatan
Pengambilan Sampel Air irigasi.
Maksud pengambilan sampel untuk
mengumpulkan volum suatu badan air Kebutuhan Air Irigasi
yang diteliti, dengan jumlah sekecil Perkolasi
mungkin tetapi masih mewakili Laju perkolasi sangat bergantung
(representatif) yaitu masih mempunyai pada sifat-sfat tanah. Pada tanah lempung
semua sifat-sifat yang sama dengan badan dengan karakteristik pengolahan baik, laju
air tersebut yang akan diteliti dalam perkolasi 1-3 mm/hari.
laboratorium. Pengambilan sampel air
dilakukan pada saluran primer bendung Evaporasi
irigasi tabo-tabo pada tanggal 6 agustus Evaporasi adalah peristiwa perubahan
2012 pukul 10.00 wita. Pengambilan air menjadi uap. Dalam menentukan
sampel dilakukan dengan menggunakan besarnya evaporasi digunakan metode
satu botol steril untuk pemeriksaan Penman:
mikrobiologis, dua buah botol winkler
untuk masing-masing pemeriksaan Ea = 0,35(e-ea)(0,5+0,54u) ……..(1)
Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biological Oxygen demand (BOD), serta Dimana:
2
Ea = Penguapan(mm/hari) padi saat pengolahan tanah dapat dihitung
e = Tekanan uap jenuh pada suhu rata dengan menggunakan metode yang
harian (mmHg) dikembangkan oleh Van de Goordan
ea = Tekanan uap sebenarnya (mmHg) Zilstra, yaitu:
u = Kecepatan angin (m/dtk)
Transpirasi
IR = …………………. (5)
Transpirasi adalah suatu proses
peristiwa uap air meninggalkan tubuh
Dimana:
tanaman.
IR = Kebutuhan air untuk pengolahan
(mm/hari)
Evapotranspirasi
M = Kebutuhan air pengganti kehilangan
Kebutuhan air tanaman dipengaruhi
air akibat adanya evaporasi dan
oleh faktor-faktor perkolasi, evaporasi,
perkolasi di sawah yang sudah
transpirasi yang kemudian dihitung
dijenuhkan = Eo + P (mm/hari)
sebagai evapotranspirasi. Besarnya
Eo = Besarnya evaporasi air terbuang =
evapotranspirasi digunakan rumus Penman
1,1 x Eto (mm/hari)
Modifikasi sebagai berikut:
P = Perkolasi (mm/hari)
k = M.T/S
T =Lamanya pengolahan tanah (hari)
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan
Epan = .……………(2) (mm/hari)
e = Bilangan eksponen = 2,7182
Eto = Kp . Epan .………………….(3) Kebutuhan air untuk tanaman
palawija merupakan kebutuhan untuk
penjenuhan saja karena tidak dituntut
Etc = Kc . Eto …………………….(4) adanya penggenangan.
Dimana: Curah Hujan Efektif
Epan = Evaporasi air bebas (mm/hari) Curah hujan efektif yaitu besarnya
Eto = Evapotranspirasi tanaman acuan curah hujan yang jatuh pada suatu areal
(mm/hari) pertanian yang hanya sebagian saja yang
Etc = Evapotranspirasi tanaman dapat dimanfaatkan/diserap oleh tanaman
(mm/hari) untuk memenuhi kebutuhan selama masa
∆ = Kemiringan kurva tekanan uap pertumbuhannya.
jenuh Dalam menentukan nilai curah hujan
γ = Koefisien psychrometer (0,49) efektif terlebih dahulu menetukan nilai
Kp = Angka koreksi Penman (0.85) curah hujan rerata dengan menggunakan
Kc = Koefisien tanaman Metode Polygon Thiessensebagai berikut:
L = Panas laten Penguapan (kal/gram)
= 957,3 – 0,566 (t)
t = suhu dalam oC
R= ….(6)
Pengolahan Tanah
Besanya kebutuhan air untuk
pengolahan tanah bergantung dari Dimana:
besarnya penjenuhan tanah, lama R = Curah hujan rerata polygon
pengolahan, evaporasi, dan perkolasi. thiessen (mm/hari)
Besarnya kebutuhan air untuk tanaman
3
A1..An = Luas daerah pengaruh stasiun 1/15 =Faktor pembagi dari nilai tengah
yang dibatasi garis polygon bulanan ke nilai harian
thiessen (km2)
R1..Rn = Tinggi curah hujan stasiun (mm) b) Untuk Palawija
4
sesuai, umumnya didasarkan atas
Dimana: pertimbangan data yang tersedia. Dari hal
NFR = Kebutuhan air tanaman tersebut, maka metode untuk perhitungan
(mm/hari) debit andalan yang digunakan adalah
Etc = Penggunaan konsumtif tanaman Metode Lengkung Debit.
(mm/hari) Metode Lengkung Debit dipakai
P = Perkolasi (mm/hari) dengan mengacu pada pencatatan data
Reff = Curah hujan efektif (mm/hari) debit yaitu pencatatan tinggi elevasi (H)
dan debit (Q) yang diperoleh dari data
Kebutuhan Pengambilan (DR) pengamatan 10 tahun terakhir terhitung
Kebutuhan pengambilan dirumuskan dari tahun 2002 hingga tahun 2011 pada
sebagai berikut: Stasiun Pencatat Tinggi Muka Air (Staff
Gauge) Tabo-tabo, kemudian dibuat
persamaan hubungan antara Q – H dengan
DR = ..………………(13) menggunakan persamaan regresi linear.
5
Hasil pengujian sampel air Sungai semua industri penghasil air limbah
Pangkajene pada laboratorium kualitas air diharuskan mempunyai instalasi
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan pengolahan air limbah (IPAL).
Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1
Makassar dan hasil analisis dengan Baku Kuantitas Debit Andalan
Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur Hasil perhitungan kuantitas debit
Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 andalan Sungai Pangkajene dengan
kelas IV untuk pemanfaatan irigasi dapat menggunakan metode lengkung debit
dilihat pada Tabel 1. dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Dan Baku
Mutu Kualitas Air kelas IV Peraturan Gubernur
Sulsel No. 69 Tahun 2010
6
Grafik keseimbangan air antara
kebutuhan air irigasi pola tanam hasil
optimalisasi dengan debit andalan sungai
Pangkajene dapat dilihat pada Gambar 3.
7
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Juni, Juli dengan menambah luas
dan Pengendalian Penyakit kelas I lahan tanam.
Makassar, ada satu pemeriksaan yang
tidak memenuhi standar kualitas air DAFTAR PUSTAKA
sebagai sumber air irigasi yaitu Abdurrahman, M.A.Nur, 2005. Statistik
pemeriksaan Biological Oxygen Regresi Linear Sederhana. Bahan
Demand (BOD) yang melebihi Kuliah. Makassar: CE-UNHAS.
ambang batas standar kualitas air kelas
IV berdasarkan Baku Mutu Kualitas Biringkanae, Armando., Muliawan Dengen.
Air Peraturan Gubernur Sulawesi 2011. Analisa Kebutuhan dan
Selatan No. 69 tahun 2010, hal ini Ketersediaan Air Irigasi Tabiri
menggambarkan adanya pencemaran Kecamatan Malimbong Kabupaten
akibat air buangan penduduk dan Tana Toraja. Tugas Akhir. Makassar:
industri yang berada di sekitar Sungai Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Pangkajene. Universitas Hasanuddin.
2. Berdasarkan hasil analisis kuantitas
debit andalan terlihat fluktuasi debit Direktorat Jenderal Pengairan, Direktorat
yang signifikan pada sungai Irigasi. 1986. Kriteria Prencanaan
Pangkajene dan dari keseimbangan air Irigasi KP-01. Jakarta: Departemen
irigasi kabupaten pangkep terlihat Pekerjaan Umum.
terjadi kekurangan air pada bulan Juni
I, Juni II, Juli I, Agustus I, Agustus II, Oriana, Masraya. 2012. Analisis
September I, dan September II. Ketersediaan Air Sungai Bakeaju
Kabupaten Bone dengan Metode F.J.
Saran Mock dan Lengkung Debit. Tugas
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ada Akhir. Makassar: Jurusan Sipil
beberapa hal yang disarankan, adalah Fakultas Teknik Universitas
sebagai berikut: Hasanuddin.
1. Disarankan air limbah rumah tangga
hendaknya tidak dibuang langsung Pangaribuan, Guntar. 2003. Aplikasi Excel
ke sungai/badan air tetapi diolah Untuk Rekayasa Teknik Sipil. Jakarta:
terlebih dahulu dan pada semua Elex Media Komputindo.
industri penghasil air limbah
diharuskan mempunyai instalasi Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
pengolahan air limbah (IPAL). Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku
2. Disarankan untuk melakukan Mutu Air Berdasarkan Kelas Air.
penanaman palawija pada bulan-
bulan yang memiliki debit yang Salman, M.A. 2002. Sumber Daya Air,
kurang karena memiliki kebutuhan Jakarta, (Online), from:
air irigasi yang lebih sedikit sehingga www.papaninfo.com/pdf/kerentanan-
mampu mengurangi terjadinya indonesia-terhadap-krisis-yang-
kekurangan air, sedangkan untuk terjadi.html), diakses 27 juli 2012.
bulan yang masih terjadi kekurangan
air disarankan menerapkan Seyhan, Ersin. 1995. Dasar-Dasar
pelayanan sistem rotasi. Dan Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
melakukan pengoptimalan Universitry Press.
penanaman Padi untuk dua periode
tanam yaitu pada bulan Januari, Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik.
Februari, Maret dan periode Mei, Jakarta: Erlangga.
8
Sunggono, K.H. 1995. Buku Teknik Sipil.
Bandung: Nova.