Anda di halaman 1dari 5

STUDI KELAYAKAN KUALITAS AIR MINUM DELAPAN MATA AIR

DI KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG


Rani Rahmawati1, Catur Retnaningdyah2
1), 2)
Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Telp. & Fax: +62-341-575840.
E-mail: 1)raranini.mawa@gmail.com dan 2) catur@ub.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas delapan mata air berdasarkan
sifat fisik dan kimia air. Penelitian dilakukan di mata air Ngenep, PraNyolo, Umbulan, Langgar, Balittas,
Lowoksari, Leses dan Soko yang terletak di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Pada masing–
masing mata air tersebut dilakukan pengambilan sampel air pada dua titik sebagai ulangan. Parameter yang
diukur meliputi suhu, pH, DO, konduktivitas, turbiditas, BOD, nitrat, ortofosfat, alkalinitas, TDS, TSS, TOM
dan debit. Perbedaan kualitas fisikokimia air antar mata air ditentukan dengan uji Anova yang dilanjutkan
dengan Duncan Multiple Range test, analisis cluster dan PCA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa delapan
mata air yang dipantau sudah tidak layak digunakan sebagai bahan baku air minum. Parameter yang sudah
tidak memenuhi baku mutu berdasarkan PP No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air adalah nilai DO (semua mata air), BOD (mata air PraNyolo), Nitrat (mata air
Langgar, Balittas, Lowoksari, Leses, Soko).

Kata kunci: Indeks Kualitas air Prati’s, Karangploso, kualitas air, mata air

ABSTRACT
The aim of this research is evaluating the water quality of eight springs located in Karangploso, Malang
regency based on water physicochemical parameters. The eight springs are Ngenep, PraNyolo, Umbulan,
Langgar, Balittas, Lowoksari, Leses and Soko. Sampling of water at each springs was done in two location as
replication. Physicochemical measurement included temperature, pH, DO, conductivity, turbidity, BOD, nitrate,
orthophosphate, alkalinity, TDS, TSS, TOM and water discharge. The difference of physicochemical quality
among springs was determined by ANOVA be followed by Duncan's Multiple Range Test, cluster analysis and
PCA. The results showed that all of the springs were not feasible to use as drinking water. Several parameter that
not fulfilled the drinking water quality standards from Indonesia government regulation No. 82/2001 were DO
(all springs), BOD (PraNyolo spring), nitrates (Langgar, Balittas, Lowoksari, Leses, Soko springs).

Keywords: Karangploso, Prati’s Implisit Index, springs, water quality

PENDAHULUAN kualitas air yang dapat menimbulkan gangguan,


kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk yang bergantung pada sumber daya air [1].
hidup. Mata air merupakan salah satu sumber daya Hasil penelitian sebelumnya di Sumber
air yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk Awan menunjukkan bahwa aktivitas manusia di
aktivitas sehari-hari. Desa Ngenep, Bocek dan sekitar mata air yang tidak diimbangi dengan
Ngijo merupakan tiga desa yang terletak di pengelolaan secara tepat dapat berpotensi
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya air
Timur yang mempunyai beberapa mata air yaitu [8]. Berdasarkan uraian tersebut dilakukan
PraNyolo, Ngenep, Umbulan, Langgar, Balittas, penelitian untuk mengetahui profil kualitas air di
Lowoksari, Leses dan Soko. Mata air tersebut beberapa mata air yang ada di Kecamatan
mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk Karangploso Kabupaten Malang berdasarkan sifat
lingkungannya. Warga sekitar memanfaatkan fisikokimia air yang dibandingkan dengan baku
sumber air ini dengan cara memasang pipa-pipa mutu air untuk bahan baku air minum yang telah
yang dialirkan menuju rumah masing-masing diatur oleh pemerintah. Hasil penelitian diharapkan
digunakan sebagai bahan baku air minum. Namun dapat digunakan oleh masyarakat dan pemerintah
demikian, berbagai kontaminan akibat aktivitas sebagai dasar pengelolaan mata air dan melakukan
manusia di sekitar mata air seperti penggunaan konservasi terhadap lingkungan di sekitar mata
pupuk untuk kegiatan pertanian, peternakan, air.
maupun MCK dapat mengakibatkan penurunan

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 50


METODE PENELITIAN Multiple Range Test menggunakan program SPSS
for windows release 16.00. Kategori kualitas air di
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2014
mata air ditentukan melalui perhitungan Prati’s
sampai dengan Januari 2015 di delapan mata air
Implicit Index of Pollution [14]. Pengelompokan
(PraNyolo, Ngenep, Umbulan, Langgar, Balittas,
mata air berdasarkan kualitas air ditentukan dengan
Lowoksari, Leses dan Soko) yang terletak di Desa
melakukan analisis cluster dan biplot (PCA)
Ngenep, Bocek dan Ngijo Kecamatan Karangploso
menggunakan indeks kesamaan habitat
Kabupaten Malang. Pengukuran parameter
berdasarkan Bray-Curtis yang ditentukan dengan
fisikokimia serta analisis data penelitian dilakukan
program PAST.
di Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.
Profil Kualitas Mata Air Berdasarkan
Parameter Fisiko-kimia Air
Hasil Pemantauan kualitas air delapan mata
air yang telah dibandingkan dengan baku mutu
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI (PPRI) No
82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air [11] dapat dilihat
pada Tabel 1 dan 2.
Nilai rata-rata pH dari delapan mata air yang
diamati berkisar antara 6,1 - 6,8 dan masih
memenuhi standar baku mutu Kelas I sebagai
bahan baku air minum yang menetapkan nilai pH
6-9 [11]. Nilai pH berkorelasi positif dengan daya
Gambar 1. Lokasi Pengambilan sampel hantar listrik dan alkalinitas. Menurunnya nilai pH
dapat mengakibatkan sifat korosif air [7].
Jenis penelitian yang digunakan adalah ex Peningkatan nilai pH dapat dilakukan dengan
post facto. Rancangan penentuan lokasi sampling mengurangi asimilasi karbon dioksida dan
adalah selected sampling. Pada setiap lokasi yang bikarbonat pada aktivitas fotosintesis. Nilai pH
telah ditentukan, dilakukan pengambilan sampel semakin tinggi dapat berkorelasi dengan rendahnya
air untuk diukur kualitas fisik dan kimia yaitu DO, kadar karbon dioksida dan terjadi keseimbangan
pH, turbiditas, BOD, TOM, alkalinitas, antara karbonat-bikarbonat yang dipengaruhi oleh
konduktivitas, suhu, debit, TDS, TSS, nitrat dan adanya perubahan fisikokimia air [9].
fosfat terlarut [3]. Pengukuran kualitas fisikokimia Nilai Dissolved Oxygen (DO) semua mata
air tiap-tiap mata air dilakukan di dua stasiun air yang diamati belum memenuhi baku mutu air
sebagai ulangan. minum yaitu kelas I. Dissolved Oxygen (DO) di
Perbedaan nilai tiap-tiap parameter mata air PraNyolo, Lowoksari, Leses dan Soko
fisikokimia air antar mata air ditentukan dengan
uji Anova yang dilanjutkan dengan uji Duncan

Tabel 1. Variasi nilai pH, DO, BOD, konduktivitas, suhu dan turbiditas delapan mata air di Kecamatan
Karangploso
pH DO(mg/L) BOD(mg/L) Konduktivitas(µS/cm) Suhu(0C) Turbiditas(NTU)
abc
Ngenep 6,34 ±0,077 2,38±0,007ab 0,98±0,764 abc
132,75±5,303 bc
22,3±0 b 0,28±0,226a
PraNyolo 6,54 ±0,055abc 3,12±0,643ab 2,66±0,198 d
107,9±6,929 a
21,9±0,141a 0,645±0,459a
abc a
Umbulan 6,35 ±0,055 2,54±0,368ab 0,82±0,651abc 127,95±3,323b 22,55±0,707c 0,39±0,707
Langgar 6,43 ±0,425a 2,77±0,552ab 0,92±0,679abc 222 ±14,142e 24,8±0,141f 0,8 ± 0,820a
ab ab
Balittas 6,21 ±0,031 2,15±0,233a 0,62±0,255ab 166,7±0,849d 24,35±0,707e 0,97± 0,997
Lowoksari 6,24 ±0,038 bc 3,12±0,417ab 0,44±0,113a 164,3±0,424d 23,4 ± 0,141d 0,39±0,085
a

bc b bcd ab
Leses 6,67 ±0,232 3,30±0,197 1,58±0,141 144,25±4,031c 22,75±0,070c 0,86±0,375
Soko 6,75 ±0,057c 3,17±0,438b 1,76±0,169cd 164,4± 0 d 23,25±0,070d 2,105 ±0,361
b

NBM 6-9 >6 <2 ≤700* - -


Keterangan: Notasi yang sama pada tiap parameter menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Anova yang dilanjutkan dengan DMRT α: 0,05;
NBM: Nilai baku mutu berdasarkan PPRI No. 82/2001; * FAO

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 51


tergolong kelas 3 untuk pertanian [11]. Kadar nilai beberapa mata air lain di wilayah Malang
Biochemical Oxygen Demand (BOD) Mata air raya [12].
Ngenep, Umbulan, Langgar, Balittas, Lowoksari, Kadar nitrat di mata air Ngenep, PraNyolo
Leses dan Soko tergolong kelas I dengan nilai dan Umbulan (6,68-8,68 mg/L) masih memenuhi
berkisar antara 0,44-1,76 mg/L, sedangkan di mata nilai baku mutu untuk air minum (maksimum 10
air PraNyolo sebesar 2,66 mg/L (Kelas II). Kadar mg/L), sedangkan mata air yang lain hanya bisa
BOD yang tinggi ditentukan oleh aktivitas digunakan untuk aktivitas pertanian (golongan III)
lingkungan sekitar seperti sawah, mandi cuci, dengan standar maksimum 20 mg/L [11]. Hasil
kakus, dan kebun yang mengakibatkan masuknya tersebut mengindikasikan bahwa pada mata air
beberapa bahan organik sehingga dapat Langgar, Balittas, Lowoksari, Leses, Soko telah
menurunkan kualitas air di mata air tersebut [8]. dipengaruhi aktivitas antropogenik. Hal ini dapat
Rata – rata nilai konduktivitas di mata air mengakibatkan terjadinya eutrofikasi yang dapat
Ngenep, Umbulan, Balittas, Lowoksari, Leses dan meningkatkan pertumbuhan atau blooming alga
Soko berkisar antara 107,9 – 166,7 µS/cm, nilai ini [4,12]. Nilai ortofosfat tertinggi terdapat di mata
tergolong sangat baik dan memenuhi syarat baku air Lowoksari dengan nilai sebesar 0,119 mg/L,
mutu sebesar < 700 yang ditetapkan oleh FAO sedangkan nilai ortofosfat terendah terdapat di
untuk pertanian. Konduktivitas menunjukkan mata air Leses dengan nilai sebesar 0,033 mg/L.
hubungan yang signifikan dengan beberapa Rata – rata nilai ortofosfat di mata air Ngenep,
parameter seperti suhu, nilai pH, alkalinitas, PraNyolo, Umbulan, Langgar, Balittas, dan Soko
kesadahan total, kalsium, total padatan, total termasuk sedang dan berkisar antara 0,0586 mg/L
padatan terlarut, COD, klorida dan konsentrasi – 0,947 mg/L.
besi di air [10]. Peningkatan kualitas air dapat Nilai Total Organic Matter TOM di mata air
dilakukan dengan memanfaatkan vegetasi riparian Langgar, Balittas dan Lowoksari nyata lebih tinggi
yang fungsinya mampu mereduksi konsentrasi dibandingkan dengan yang lain dan berkisar
atau efek racun pencemar [6]. Vegetasi riparian antara 630,42-691,25 mg/L. Nilai TOM di mata air
diketahui mampu memperbaiki kualitas air sungai Ngenep dan Umbulan termasuk nyata paling
melalui proses fitoremediasi [5,13]. rendah dengan nilai 367,75 mg/L dan 392,63
Rata – rata suhu di mata air Ngenep, mg/L, sedangkan pada mata air PraNyolo, Leses
Umbulan, Balittas, Lowoksari, Leses dan Soko dan Soko termasuk sedang dengan nilai antara
berkisar antara 22,30C - 24,350C. Suhu yang ada 364,52-489,41 mg/L. Nilai alkalinitas tertinggi
masih dalam batas-batas suhu optimum untuk terdapat di mata air Langgar dengan nilai sebesar
kehidupan biota perairan [4]. Nilai turbiditas di 155,23 mg/L, sedangkan nilai alkalinitas terendah
mata air Ngenep, PraNyolo, Umbulan, Langgar terdapat di mata air Leses sebesar 79,63 mg/L.
dan Lowoksari termasuk rendah dengan nilai Rata – rata nilai turbiditas di mata air Ngenep,
berkisar antara 0,39 NTU - 0,8 NTU. Rata – rata PraNyolo, Umbulan, Balittas, Lowoksari, dan
nilai turbiditas di mata air Balittas dan Leses Soko memiliki nilai berkisar antara 104,83 mg/L –
termasuk sedang dengan nilai berkisar antara 0,86 134,56 mg/L. Kisaran nilai ini masih normal dan
NTU – 0,97 NTU. Nilai turbiditas ini (kecuali di layak untuk kehidupan organisme akuatik yaitu 20-
mata air Soko) masih wajar dan sesuai dengan 300 mg/L [2].

Tabel 2. Variasi nilai nitrat, ortofosfat, TOM, alkalinitas, TDS, TSS, debit delapan mata air di Kecamatan
Karangploso
Nitrat (mg/L) Ortofosfat(mg/L) TOM (mg/L) Alkalinitas(mg/L) TDS (mg/L) TSS(mg/L)
Ngenep 8,68±0,21a 0,094±0,02bc 367,75±35,19a 122,47±4,98bc 245,5±4,94a 1,25±0,35ab
PraNyolo 7,34±0,52a 0,062±0,02ab 464,52±15,64b 114,91±9,97b 209,5±3,53a 0,75±0,35a
Umbulan 6,68±0,09a 0,097±0,01bc 392,63±15,64a 112,39±0,712ab 243,5±10,61a 1,75±0,35b
Langgar 12,15±4,45ab 0,094±0,02bc 691,25±23,46c 155,23±8,55c 275,5±101,12a 1±0ab
Balittas 11,72±3,44ab 0,092±0,01bc 644,25±35,19c 134,57±2,13bc 214,5±24,75a 0,75±0,35a
Lowoksari 13,07±3,75ab 0,119±0,02c 630,42±7,82c 131,80±1,06bc 249,5±12,02a 0,75±0,35a
Leses 16,64±0,99b 0,033±0,01a 489,41±3,91b 79,63±37,06a 358±125,87a 1±0ab
Soko 16,70±2,37b 0,058±0,01ab 456,23±43,01b 104,83±0ab 232±76,37a 1,75±0,35b
NBM <10 - - - 0-1000 <50
Keterangan: Notasi yang sama pada tiap parameter menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Anova yang dilanjutkan dengan DMRT α: 0,05;
NBM: Nilai baku mutu berdasarkan PPRI No. 82/2001

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 52


Nilai TDS dari delapan mata air berkisar Debit mata air yang lain di antaranya dan berkisar
antara 209,5-358,0 mg/L, sedangkan nilai TSS antara 5,3 L/detik - 82,6 L/detik. Perbedaan debit
berkisar antara 0,75-1,25 mg/L. Nilai ini ini sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan
memenuhi standar baku mutu kelas I sampai IV disekitarnya terutama adanya vegetasi. Debit air ini
yang menetapkan batas maksimum sebesar 1000 dapat mempengaruhi kemampuan suatu badan air
mg/L (TDS) dan 50 mg/L (TSS). TDS pada untuk memurnikan kembali bahan pencemar.
umumnya disebabkan oleh bahan organik berupa
ion – ion yang larut di perairan, sedangkan TSS
dipengaruhi oleh bahan tersuspensi [4].
Konsentrasi TSS akan mempengaruhi nilai
turbiditas sehingga mampu menurunkan
penetrasi cahaya dalam air. Hal ini dapat
mengakibatkan proses fotosintesis organisme
perairan terhambat. Penyerapan panas dari cahaya
matahari dapat meningkatkan suhu sehingga
menyebabkan tingkat oksigen rendah dan dapat
mempengaruhi kemampuan organisme perairan
untuk tumbuh dan bernafas [8].
a
Kategori Kualitas Air Berdasarkan Prati’s
Implicit Index dan Pengelompokan Mata Air di
Kecamatan Karangploso
Kelayakan ekosistem perairan dapat
ditentukan berdasarkan indeks kualitas air seperti
Prati’s Implicit Index. Indeks kualitas air ini dapat
ditentukan dari beberapa indikator fisiko-kimia air
diantaranya nilai pH, DO, nilai KMnO4, Nitrat dan
TSS. Prati’s Implicit Index (Indeks Pencemaran
Implisit Prati) merupakan indeks yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pencemaran air akibat
adanya pencemaran organik [14]. Hasil
penghitungan indeks tersebut menunjukkan
bahwa mata air Langgar dan Balittas termasuk b
tercemar ringan (Slightly polluted) dengan nilai
indeks 2,01-2,20. Mata air yang lain tergolong Gambar 3. Variasi Pengelompokan kualitas fisik
dalam kelompok acceptable atau dapat diterima kimia air di delapan mata air
dengan nilai berkisar antara 1.00 hingga 2.00. berdasarkan (a) indeks kesamaan
Bray-Curtis, (b) analisis Biplot
menggunakan PCA

Berdasarkan hasil pemantauan beberapa


parameter kualitas air yang diamati di delapan
mata air dapat dilakukan pengelompokan wilayah
mata air berdasarkan indeks kesamaan habitat
Bray-Curtis yang dilanjutkan dengan analisis
cluster dan Biplot (Gambar 3). Berdasarkan
analisis cluster, pada tingkat kesamaan 87%,
wilayah penelitian dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu mata air Ngenep dan Umbulan (kelompok 1),
Gambar 2. Variasi nilai indeks Prati’s dan debit Leses, PraNyolo dan Soko (kelompok 2) dan mata
delapan mata air di Kecamatan air Langgar, Balittas dan Lowoksari (kelompok 3)
Karangploso mempunyai karakteristik yang sama. Berdasarkan
analisis biplot tersebut mata air Langgar, Balittas
Debit tertinggi ditemukan di mata air dan Lowoksari memiliki kesamaan dicirikan
Umbulan sebesar 461,6 L/detik dan debit air dengan Konduktivitas, TOM, suhu, alkalinitas dan
terendah pada mata air Suko sebesar 0,5 L/detik. fosfat terlarut yang tinggi. Mata air Suko, Leses

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 53


dan PraNyolo berada dalam satu kelompok restoration planning. Landscape Ecol.
karena memiliki kesamaan yang dicirikan oleh 21:1347 – 1360.
kadar nitrat, turbiditas, TDS, DO, pH, BOD, dan [6] Greipsson,S. 2011. Phytoremidiation.
TSS yang tinggi, sedangkan mata air Ngenep dan Nature Education Knowledge, 2(1) : 1-7
Umbulan dicirikan dengan debit air yang tinggi. [7] Gupta, D. P., Sunita andJ. P. Saharan,
(2009), Physiochemical Analysis of
KESIMPULAN
Ground Water of Selected Area of Kaithal
Kualitas air di delapan mata air Kecamatan City (Haryana) India,Researcher, 1(2), pp
Karangploso (Ngenep, PraNyolo, Umbulan, 1-5.
Langgar, Balittas, Lowoksari, Leses dan Soko) [8] Habiebah, R.A.S. dan C. Retnaningdyah.
sudah tidak layak digunakan sebagai bahan baku 2014. Evaluasi Kualitas Air Akibat
air minum. Parameter yang tidak memenuhi baku Aktivitas Manusia di Mata Air Sumber
mutu yang ditetapkan yaitu nilai DO (semua mata Awan dan Salurannya, Singosari Malang.
air), BOD (mata air PraNyolo), Nitrat (Langgar, Jurnal Biotropika. Vol 2 No.1:40-45.
Balittas, Lowoksari, Leses, Soko). Mata air [9] Karanth, K. R, (1987), Groundwater
Ngenep dan Umbulan relatif lebih baik Assessment Development and Manage-
dibandingkan dengan yang lain jika didasarkan ment Tata McGraw Hill publishing
pada parameter BOD dan nitrat. company Ltd., New Delhi, pp725-726.
[10] Navneet, K. Dan D. K. Sinha, (2010),
UCAPAN TERIMAKASIH
Drinking water quality management
Penulis mengucapkan terima kasih kepada through correlation studies among various
Program Hibah Unggulan Perguruan Tinggi UB physicochemicalparameters: A case
tahun anggaran 2014 yang telah membiayai study,International Journal of
penelitian ini. Terimakasih juga diucapkan kepada Environmental Sciences, 1(2), pp 253-259.
Purnomo, SSi , Noviana Nur Rahmawati S.Si, Ayu [11] Peraturan Pemerintah. No.82. 2001.
Hilyatul Millah S.Si yang telah membantu TentangPengolahan Kualitas Air Dan
pengambilan sampel, orang tua dan semua pihak Pengendalian Pencemaran. http://www.
yang telah membantu dalam penyelesaian depkes. go.id. 1 Januari 2015
penelitian ini. [12] Retnaningdyah, C dan E.
DAFTAR PUSTAKA Arisoesilaningsih. 2014. Evaluasi Kualitas
Ekosistem Mata Air di Sumber Jenon,
[1] Basavaraja, Simpi, S. M., Hiremath, K. N. Awan, Mlaten, Umbul dan Guno
S. Murthy, K. N.Chandrashekarappa, Anil Berdasarkan Parameter Fisikokimia dan
N. Patel, E.T.Puttiah, (2011), Analysis of Makroinvertebrata Bentos. Leaflet
Water Quality Using Physico-Chemical sosialisasi Penelitian Unggulan Perguruan
Parameters Hosahalli Tank in Shimoga Tinggi UB, Malang.
District, Karnataka, India,Global Journal [13] Retnaningdyah C. Dan E.
of Science Frontier, Research, 1(3), pp 31- Arisoesilaningsih, 2013. Ecological
34. Significance of Irrigation Channel Riparian
[2] Boyd, C.E. 1988. Water quality in to Improve Benthic Macroinvertebrate
warmwater fish. Fourth Printing Auburn Diversity. Oral presentation on
Univ. Agricultural Experiment Station. International Conference on Global
Alabama. Resource Conservation (ICGRC). February
[3] Clesceri L.S., A.E.Greenberg & A.D 7th-8th. Malang, Indonesia
Eaton. 1998. Standard Methods For the [14] Ott, W.R. 1978. Environmental Indices.
Examination of Water and Waste Theory and Practice. Ann Arbor Scin.
Water.20th.Ed.,Washington Publ. Inc., Ann Arbor. Mich.
[4] Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas
Air.Bagi Pengelolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Kanisius.Yogyakarta.
[5] Fullerton,A.H.,T.J. Beechie, S.E. Baker,
J.E. Hall and K.A. Barnas. 2006. Regional
patterns of riparian characteristic in the
interior Columbia River basin,
Northwestern USA: aplication for

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 54

Anda mungkin juga menyukai