Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 1, No. 1, Januari 2017, hlm. 1-x http://j-ptiik.ub.ac.id

IMPLEMENTASI LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) UNTUK


KLASIFIKASI KUALITAS AIR SUNGAI
Rifwan Hamidi1, M. Tanzil Furqon2, Bayu Rahayudi 3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1hamidirifwan@gmail.com, 2m.tanzil.furqon@gmail.com, 3ubay1@ub.ac.id

Abstrak
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan menjadi kebutuhan bagi aktivitas
dan kelangsungan mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air sungai
merupakan salah satu sumber air baku dari berbagai alternatif sumber air yang ada untuk dilakukan
proses pengolahan. Namun seiring pertambahan penduduk, pertumbuhan industri, perkembangan
ekonomi dan peningkatan standar hidup menyebabkan penurunan mutu atau kualitas air sungai itu
sendiri. Pencemaran air sungai terjadi apabila di dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau
kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menjaga kualitas,
kuantitas dan kontinuitas air sungai dengan melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas air
sungai. Sebelumnya telah dilakukan pengukuran dan penentuan kualitas air sungai menggunakan
metode manual seperti Indeks Pencemaran (IP), Water Quality Index (WQI) dan STORET dengan
kendala waktu dan biaya yang cukup tinggi. Sehingga diperlukan metode lain yang untuk
mempercepat proses perhitungan secara efektif dan efisien yaitu menggunakan metode Learning
Vector Quantization (LVQ) yang dapat mengklasifikasikan data menjadi 4 kelas kualitas air sungai
berdasarkan 7 parameter masukan. Proses implementasi LVQ untuk klasifikasi air sungai diawali
dengan tahapan pembagian dataset, pelatihan data dan pengujian serta klasifikasi data yang akan
menghasilkan kelas berupa kelas memenuhi baku mutu, tercemar ringan, sedang dan berat. Hasil
akurasi rata-rata terbaik didapatkan sebesar 81,13% dengan menggunakan alfa 0,1, decrement alfa 0,4,
perbandingan data latih dan data uji 100:35 dari total 135 dataset, maksimal epoch 10 dan minimal
epoch 0,001.

Kata kunci: klasifikasi, air sungai, kualitas air, Learning Vector Quantization, LVQ
Abstract
Water is a one of the natural resources which is very important and necessary for the activity
and survival of living things, as humans, animals and plants. River is one of the source from various
alternative sources of water available for processing. But nowadays as growth of population grows,
industrial growth, economic development and rising standard of living cause degradation of quality of
water itself. Pollution of river occurs when in the water there are various substances or conditions
that can reduce water quality standards that have been determined, so it can’t be used for certain
needs. Therefore, there is an effort to maintain the quality, quantity and continuity of river water by
monitoring and measuring the quality of water. Previously, river water quality and measurement was
measured using manual methods such as Water Pollution Index (IP), Water Quality Index (WQI) and
STORET with high time and cost constraints. So that another method is needed to speed up the
calculation process effectively and efficiently using Learning Vector Quantization (LVQ) method
which can classify data into 4 water quality class of river based on 7 input parameters. The LVQ
implementation process for river water classification begins with the dataset division, data training,
data testing and classification that will result in a class of good, mild, moderate and heavy
contaminated classes. The best average accuracy result is 81,13% using alpha 0,1, decrement alpha
0,4, comparison of training data and testing data 100: 35 from 135 total dataset, maximum epoch 10
and minimum epoch 0,001.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2

Keywords: Classification, river, water quality, Learning Vector Quantization, LVQ

hanya satu maka tidak bisa menentukan


1. PENDAHULUAN maksimal dan minimal baku mutu airnya dan
Air merupakan sumber daya alam yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda
sangat penting dan menjadi kebutuhan bagi atau tidak pasti pada setiap data yang diuji.
aktivitas dan kelangsungan mahluk hidup, baik Sehingga dengan kelemahan metode manual
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. tersebut, dalam menentukan dan mendapatkan
Air sungai merupakan salah satu sumber air hasil klasifikasi kualitas air sungai yang sangat
baku dari berbagai alternatif sumber air yang akurat, pihak terkait membutuhkan bantuan dari
ada untuk dilakukan proses pengolahan. Sungai laboratorium. Namun klasifikasi kualitas air
berperan sebagai perairan yang menjadi sumber sungai melalui laboratorium membutuhkan
air terdekat bagi beberapa penduduk pedesaan biaya yang cukup mahal dan waktu yang lama.
dan perkotaan serta tempat tinggal beberapa Sehingga, dalam mengatasi permasalahan
ekosistem air. Namun seiring pertambahan klasifikasi terhadap kualitas air sungai, peneliti
penduduk, pertumbuhan industri, mengusulkan penggunaan metode pembelajaran
perkembangan ekonomi dan peningkatan berupa penerapan kecerdasan buatan berupa
standar hidup menyebabkan penurunan kualitas metode jaringan syaraf tiruan dalam melakukan
air sungai itu sendiri. Penurunan kualitas air klasifikasi data dan dapat memberikan solusi
sungai ditandai dengan kualitas air yang dalam membantu proses penetuan terhadap
mengalir pada aliran sungai tersebut menjadi klasifikasi kualitas air sungai yang lebih efektif
tercemar (Hartono, et al., 2009). dan efisien.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Pada penelitian yang dilakukan oleh Ying
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Mei (2016), yaitu menentukan klasifikasi
dan Kerusakan Lingkungan Kementerian kualitas air sungai ke dalam keluaran berupa 3
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di kelas kualitas air berdasarkan 4 parameter
tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas masukan berupa pH, DO, Nh3n dan COD di
mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia Sungai Huaihe, China. Penelitian tersebut
dalam status tercemar berat (Wendyartaka, menggunakan metode jaringan syaraf tiruan,
2016). Oleh karena itu perlu adanya upaya yaitu algoritma Learning Vector Quantization
untuk menjaga kualitas dan kuantitas air sungai (LVQ) untuk klasifikasi kualitas air sungai.
dengan melakukan pemantauan dan Penggunaan LVQ terbukti memiliki akurasi
pengendalian pencemaran air sungai secara yang tinggi dalam melakukan klasifikasi
berkala, sebagaimana yang diatur dalam kualitas air sungai dengan tingkat akurasi
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. sebesar 92%.
Pengujian kualitas air sungai secara Permasalahan tersebut menjadi latar
manual umumnya menggunakan metode belakang peneliti untuk melakukan
STORET, karena memiliki tingkat efektifitas penelitian mengenai implementasi Learning
yang tinggi dan mudah dipahami oleh Vektor Quantization (LVQ) untuk klasifikasi
masyarakat awam dibandingkan metode manual kualitas air sungai menggunakan 7 parameter
lainnya. Namun, dalam penentuan kualitas air masukan yang sesuai dan dikembangkan
sungai dengan metode manual seperti metode berdasarkan daerah air sungai di Indonesia,
STORET ini masih dilakukan perhitungan yaitu TSS, BOD, COD, DO, minyak dan lemak,
secara manual dengan menghitung satu-persatu pH dan Fenol untuk diterapkan dalam
data parameter pengujian. Proses manual ini klasifikasi kualitas air sungai ke dalam 4
membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 30 hari kriteria output yaitu memenuhi baku mutu
tergantung pada parameter apa saja yang ingin (kondisi baik), tercemar ringan, tercemar
diukur dan diteliti. Hasil yang diperoleh dari sedang dan tercemar berat.
prosedur manual sangat bergantung pada
2. DASAR TEORI
seberapa terampil dan ahli dalam proses
pengukuran air tersebut. Kelemahan metode
2.1 Kualitas Air Sungai
STORET ini adalah memerlukan beberapa seri
data yang cukup dalam penentuan kualitas air Kualitas air sungai sangat dipengaruhi
sungai (Yusrizal, 2015). Jika data yang ada oleh banyak atau sedikitnya tingkat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3

pencemaran. Semakin tinggi tingkat akan meletakkan kedua vektor input tersebut ke
pencemaran pada air, maka semakin rendah dalam kelas yang sama. LVQ merupakan
kualitas air tersebut dan tidak bisa dijadikan metode klasifikasi pola masing-masing unit
sumber air minum sehat. Kelas air berdasarkan keluaran mewakili kategori atau kelas tertentu
perhitungan laboratorium dengan menggunakan (beberapa unit keluaran seharusnya digunakan
sistem nilai dari US-EPA (Unites States untuk masing-masing kelas). Keunggulan dari
Environmental Protection Agency) dapat metode LVQ adalah kemampuannya untuk
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi empat memberikan pelatihan terhadap lapisan-lapisan
kelas, yaitu kelas baik sekali yang memenuhi kompetitif sehingga secara otomatis dapat
baku mutu kelas satu, kelas baik dengan kondisi mengklasifikasikan vektor input yang diberikan
tercemar ringan, kelas sedang dengan kondisi (Nugroho, 2011).
tercemar sedang, kelas buruk dengan kondisi Langkah-langkah algoritma pelatihan LVQ
tercemar berat (Ramadhani, et al., 2016). terdiri atas (Wuryandari, 2012):
Parameter yang umum diuji untuk 1. Inisialisasi bobot awal (W) dan parameter
menentukan tingkat pencemaran air adalah LVQ, yaitu maxEpoch, α, decα dan minα.
parameter fisika, kimia organik dan kimia 2. Masukkan data input (X) dan kelas target
anorganik air. Parameter yang digunakan adalah (T).
TSS (Total Suspended Solid), BOD 3. Tetapkan kondisi awal: epoch = 0.
(Biochemical Oxygen Demand), COD 4. Kerjakan jika: (epoch < maxEpoch) dan
(Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved (α ≥ minα).
Oxygen), Derajat keasaman pH (potential of a. epoch = epoch+1.
hydrogen), fenol, minyak dan lemak b. Tentukan J sedemikian hingga ║Xi-
(Ramadhani, et al., 2016). Wj║ minimal menggunakan
perhitungan rumus jarak euclidian.
2.2 Jaringan Syaraf Tiruan 𝐃(𝐣) = ∑(𝐖𝐢𝐣 − 𝐱 𝐢)𝟐 (1)
Artificial Neural Network (ANN) atau
Jaringan syaraf tiruan (JST) adalah representasi c. Perbaiki Wj dengan ketentuan:
buatan dari otak manusia yang mencoba untuk Jika T = Cj maka
𝐖𝐣(𝐭 + 𝟏) = 𝐰𝐣 (𝐭) 𝛂 (𝐭)[𝐱(𝐭) – 𝐰𝐣 (2)
mensimulasikan proses pembelajaran pada otak
manusia. Istilah buatan digunakan karena Jika T≠Cj maka
jaringan syaraf ini diimplementasikan 𝐖𝐣(𝐭 + 𝟏) = 𝐰𝐣 (𝐭) + 𝛂 (𝐭)[𝐱(𝐭) – 𝐰𝐣(𝐭)] (3)
menggunakan program komputer yang mampu
d. Kurangi nilai α dengan:
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan
𝛂 = 𝛂 − 𝛂 ∗ 𝐃𝐞𝐜𝛂 (3)
selama proses pembelajaran berjalan. JST
menyerupai cara kerja otak manusia dalam dua
5. Tes kondisi berhenti dengan output
hal, yaitu pengetahuan diperoleh dari proses
berupa bobot optimal.
belajar dan kekuatan hubungan antar sel syaraf
(neuron) yang dikenal sebagai bobot-bobot
3. PERANCANGAN
yang digunakan untuk menyimpan
pengetahuan. Kemampuan belajar tersebut Perancangan adalah langkah pertama dalam
dapat dianalogikan sama dengan proses fase pengembangan rekayasa system. Pada
manusia belajar mengenali sesuatu (Wulandari, penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang
2012). harus dijalankan untuk menentukan klasifikasi
kualitas air sungai menggunakan Learning
2.3 Learning Vector Quantization (LVQ) Vektor Quantiazation (LVQ).
Proses dan alur kerja sistem secara umum
Learning Vector Quantization (LVQ)
terdiri dari beberapa tahapan mulai dari input
adalah suatu metode pelatihan untuk melakukan
data parameter hingga diketahui hasil
pembelajaran pada lapisan kompetitif yang
klasifikasi air sungai. Beberapa tahapan tersebut
terawasi (supervised learning) yang arsitektur
meliputi input parameter kualitas air sungai,
jaringannya berlayer tunggal (single layer).
pelatihan dengan algoritma LVQ, pengujian
Kelas-kelas yang didapatkan sebagai hasil dari
dengan algoritma LVQ dan output hasil
lapisan kompetitif ini hanya tergantung pada
klasifikasi kualitas air sungai. Secara umum,
jarak antara vektor-vektor input. Jika dua vektor
dataset yang digunakan dibagi menjadi 3
input mendekati sama, maka lapisan kompetitif

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4

bagian, yaitu data latih, data bobot awal latih dan data uji, nilai maksimal perulangan
(centroid) yang mewakili tiap kelas hasil (epoch) dan terakhir pengujian terhadap nilai
klasifikasi dan data uji berdasarkan 135 dataset minimal alfa. Setiap nilai terbaik atau optimal
laboratorium dan oleh pakar Badan Lingkungan dari suatu skenario pengujian akan dijadikan
Hidup (BLH) Kota Malang. Perancangan alur sebagai parameter untuk pengujian selanjutnya.
kerja sistem secara umum dijelaskan pada Setiap skenario dilakukan pengujian sebanyak
Gambar 1. 10 kali, dimana setiap pengujian menggunakan
dataset yang telah dipilih data latih dan data
ujinya secara random sehingga didapatkan
parameter LVQ yang memiliki rata-rata hasil
klasifikasi yang paling tinggi dan stabil.
Adapun hasil pengujian dijelaskan melalui
Gambar 2 sampai 6. Sebelum memulai
pengujian, ditentukan terlebih dahulu parameter
awal yang menjadi indikator awal pengujian,
yaitu nilai decAlfa = 0,1, jumlah data latih
50,33% (68 data latih : 67 data uji), maksimal
epoch = 10 dan minimal alfa adalah 1x10-10.

Gambar 1. Diagram Proses Alur Kerja Sistem


secara Umum

Pada proses pelatihan data, pengguna


memasukkan data latih yang akan digunakan
sebagai bahan pembelajaran dan data
parameter-parameter LVQ yang dibutuhkan.
Hasil atau output dari pelatihan data yang Gambar 2. Pengujian pengaruh Learning Rate
didapatkan berupa data bobot akhir optimal Awal
yang mewakili jarak dari tiap kelas output. Berdasarkan grafik pada Gambar 2, rata-
Selanjutnya pada proses pengujian dengan rata akurasi terbaik dari 10 kali percobaan
menggunakan perhitungan jarak eucledian dihasilkan oleh pengujian nilai learning rate
antara data uji terhadap data bobot optimal yang awal sebesar 0,1 dengan akurasi 81,5%. Pada
didapatkan dari proses pelatihan. Selanjutnya grafik menunjukkan tren perubahan yang terus
perancangan tersebut diimplementasikan ke menurun dan stabil pada nilai 0,5 sampai 1.
dalam bahasa pemrograman, dimana bahasa
pemrograman yang digunakan adalah bahasa
pemrograman PHP. Sehingga akan diproses
metode LVQ untuk mendapatkan hasil
klasifikasi dari kualitas air sungai.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pengujian dilakukan untuk menjelaskan
mengenai analisis dari hasil perhitungan
Learning Vector Quantization (LVQ) untuk
klasifikasi kualitas air sungai, sehingga Gambar 3. Pengujian pengaruh Pengurang
menghasilkan keluaran berupa klasifikasi kelas Learning Rate Awal
hasil yang akurat. Pengujian data dilakukan
secara bertahap menggunakan nilai yang
beragam pada setiap parameter LVQ, yaitu Gambar 3 menunjukkan rata-rata akurasi
mulai dari tahapan pengujian terhadap jumlah terbaik dihasilkan oleh pengujian nilai
nilai learning rate (alfa), selanjutnya nilai pengurang learning rate awal sebesar 0,4
pengurang alfa (decrement alfa), jumlah data dengan akurasi 80,88%. Pada grafik

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5

menunjukkan tren perubahan yang terus naik


mulai dari nilai 0,1 sampai 0,4 dan tren
perubahan yang semakin turun mulai nilai 0,5
sampai 1.

Gambar 6. Pengujian pengaruh MinAlfa


Gambar 4. Pengujian pengaruh Jumlah Data
Latih dan Data Uji Gambar 6 menunjukkan hasil pengujian
minAlfa dengan tren akurasi naik ditunjukkan
mulai dari minAlfa 0,1 sampai 0,001 dan
Gambar 4 menunjukkan rata-rata akurasi menjadi stabil linier dan selalu sama sampai
terbaik dihasilkan dengan jumlah data latih nilai minAlfa terkecil yaitu 1x10-10.
sebesar 100 dan data uji sebesar 35 dengan Sehingga hasil akurasi klasifikasi dari
akurasi 80,56%. parameter optimal tersebut bisa menjadi hasil
akhir klasifikasi sistem secara umum. Parameter
optimal yang digunakan tersebut adalah alfa
0,1, decAlfa 0,4, epoch 10, perbandingan data
latih dan data uji adalah 100 berbanding 35 dan
minAlfa 0,001. Hasil pengujian yang dihasilkan
menggunakan parameter optimal ditunjukkan
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian Akurasi dan Validasi
Parameter Optimal
Gambar 5. Pengujian pengaruh MaksEpoch
Percobaan
akurasi
ke-
Gambar 5 menunjukkan rata-rata akurasi 1 77,1
terbaik dihasilkan dari pengujian maksimal 2 71,4
epoch sebesar 10 sampai 60 dengan akurasi 3 80
81,9%. Pada grafik menunjukkan tren 4 88,6
perubahan yang terus naik mulai dari epoch 1 5 80
dan mencapai akurasi maksimum pada epoch 6 88,6
10 dan selanjutnya terdapat tren perubahan 7 68,5
yang linier dan sama yaitu mulai epoch 10 8 82,8
sampai epoch dengan ukuran besar yaitu 60 9 88,6
yang sudah mencapai konvergen. Hal tersebut 10 85,7
disebabkan oleh pengaruh nilai alfa dan decAlfa Minimal 68,5
yang kecil sehingga mulai dari iterasi 10 dan Maksimal 88,6
seterusnya menyebabkan nilai update bobot Rata-rata 81,13
data yang sangat kecil dan tidak terlalu
berpengaruh. Iterasi maksimum yang dicapai Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa
adalah epoch 41 karna telah mencapai kondisi hasil pengujian LVQ untuk akurasi klasifikasi
berhenti karna nilai alfa lebih kecil dari kualitas air sungai secara umum menghasilkan
0,0000000001. sehingga nilai epoch dengan akurasi stabil dengan rata-rata 81,13%.
akurasi terbaik dan stabil dipengaruhi oleh nilai
alfa dan decAlfa. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6

diimplementasikan dan dilakukan pengujian, Depok.


maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat Nugroho, F. F. Kurniawan, Arif, Y. M.&
diambil, yaitu: Dermawan, D. A., 2011. Simulasi Multi
1. Proses yang harus dilakukan dalam Atribut di Dasarkan pada Agen untuk
mengimplementasikan Learning Vector Kehandalan Distribusi Energi Listrik
Quantization (LVQ) untuk klasifikasi kualitas menggunakan Metode LVQ. Seminar
air sungai adalah mulai dari mungumpulkan on Electrical, Informatics and ITS
dataset kualitas air sungai dengan batasan yang education, Pp. 55-63.
telah ditentukan, memecah seluruh dataset
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
secara acak menjadi data bobot awal, data latih
nomor 82 Tahun 2001 tentang
dan data uji, proses pelatihan data dengan
Pengelolaan Kualitas Air dan
menghitung jarak tiap data latih dengan data
Pengendalian Pencemaran Air.
bobot, melakukan update nilai data bobot
Lembaga Negara Republik Indonesia,
sehingga mendapatkan data bobot akhir yang
Jakarta.
optimal dan menguji serta mengklasifikasikan
hasil kualitas air sungai. Ramadhani, Febian, T., W., Harisuseno, Donny
2. Berdasarkan pengujian yang telah & Yuliani, Emma, 2016. Penerapan
dilakukan pada percobaan dengan data acak Metode Water Quality Index (WQI)
untuk setiap percobaan ujinya, menghasilkan dan Metode STORET untuk
nilai 0,1 untuk nilai alfa (learning rate), 0,4 Menentukan Status Mutu Air pada
untuk nilai pengurang learning rate (decAlfa), Ruas Sungai Brantas Hilir. Fakultas
100 berbanding 35 untuk perbandingan jumlah Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
data latih dan data uji, 10 untuk maksimal Wendyartaka, Anung, 2016. Air Sungai di
epoch (maxEpoch) dan 0,001 untuk nilai Indonesia Tercemar Berat. Kompas
minimal alfa (minAlfa) dengan akurasi rata-rata Print 29 April 2016.
akhir sebesar 81,13%. http://print.kompas.com/baca/2016/04/2
Saran yang diberikan untuk pengembangan 9/Air-Sungai-di-Indonesia-Tercemar-
penelitian selanjutnya, antara lain: Berat Tanggal akses: 12 Februari 2017.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Wuryandari, M. D. & Afrianto, I., 2012.
dengan menggunakan dataset kualitas air sungai Perbandingan Metode Jaringan Syaraf
yang lebih banyak dan bervariasi pada daerah– Tiruan Backpropagation dan Learning
daerah atau kota–kota lainnya. Sehingga Vector Quantization pada Pengenalan
diketahui kehandalan perhitungan metode LVQ Wajah. Jurnal Komputer dan
dalam mengklasifikasikan kualitas air sungai Informatika vol. I No. 01, Pp. 45-51.
pada berbagai daerah dan berbagai kondisi Ying, Zhang & Mei, Li, 2016. An Evaluation
sungai di Indonesia. Model of Water Quality Based of
2. Sistem dapat dikembangkan dengan Learning Vector Quantization Neural
metode LVQ2 dan LVQ3 untuk mendapatkan Network. Proceedings of the 35th
hasil akursi yang lebih baik dan minimal error Chinese Control Conference, Pp.3658-
yang lebih kecil. 3689.
3. Sistem dapat dikembangkan dengan
membandingkan metode LVQ dengan metode Yusrizal, Heri, 2015. Efektifitas Metode
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) lainnya. Sehingga Perhitungan STORET, IP dan CCME
didapatkan metode JST yang paling optimal WQI dalam Menentukan Status
untuk data klasifikasi air sungai. Kualitas Air Way Sekampung Provinsi
Lampung. Tesis Magister Ilmu
6. DAFTAR PUSTAKA Lingkungan, Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Hartono, Djoko M., Sulistyoweni &
Sutjiningsih, Dwita, 2009. Penentuan
Indikator Pencemaran Air dengan
Pendekatan Indeks Kualitas Air pada
Air Baku Air Minum dari Saluran
Tarum Barat. Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai