Anda di halaman 1dari 5

NAMA : GITSHA ELSHANDY PAMFILIA BOARI

NIM : D131221061
KELAS : TEKNIK LINGKUNGAN (A)
DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS
“ ANALISIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH DIKABUPATEN NABIRE,
PROVINSI PAPUA TENGAH “

• Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka penelitiaan
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah sistem penyediaan air bersih mematuhi semua standar kualitas air bersih ?
2. Bagaimana kondisi infrastruktur penyediaan air bersih yang digunakan ?
3. Apakah instalsi pengolahan air bersih memengaruhi lingkungan alam sekitarnya ?

• Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu:
1. Mengetahui apakah sistem penyedian air bersih mematuhi semua standar kualitas
air bersih ?
2. Mengetahui kondisi infrastruktur penyediaan air bersih yang digunakan.
3. Mengetahui apakah instalasi pengolahan air bersih memengaruhi lingkungan alam
sekitarnya ?

• Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahuli yang relevan


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan secara berkelanjutan yang harus terpenuhi setiap saat, tidak hanya
menyangkut debit yang cukup tetapi secara kualitas memenuhi standar yang berlaku
dan secara kuantitas maupun kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya. Pemenuhan kebutuhan air bersih sangat
bergantung pada ketersediaan sumber air bersih yang diantaranya dapat diperoleh
dari air tanah dan air permukaan yaitu dapat disediakan dari Sungai, Mata air,
Bendung dan Waduk/Embung.
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang tidak lepas dari permasalahaan penyediaan air bersih
bagi masyarakatnnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang
tersedianya sumber air bersih dan belum meratanya pelayanan penyediaan air
bersih terutama di pedesaan dan sumber air bersih yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Salah satu infrastruktur sumber daya air adalah infrastruktur irigasi.
Infrastruktur irigasi adalah infrastruktur yang diperlukan untuk kepentingan irigasi.
(Oktavian, dkk. 2022).
Peraturan perundangan ini dibuat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, sehingga perlu dilaksanakan pengawasan kualitas air secara
intensif dan terus menerus. Syarat-syarat kualitas air yang berhubungan dengan
kesehatan yang telah ada perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
supaya kesehatan serta kebutuhan masyarakat dewasa ini. Kualitas air harus
memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika kimia,
dan radio aktif.
Dalam hal pengawasan kualitas air dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air. Pembinaan teknis
terhadap pengawasan kualitas air dilakukan oleh Direktur Jenderal (di tingkat
pusat), Kakanwil (di tingkat Propinsi), dan Kakandep (di Daerah Tingkat II).
Sedangkan pembiayaan pemeriksaan contoh air dibebankan kepada Pemerintah dan
masyarakat termasuk swasta berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Mengenai perbuatan yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan dan
merugikan bagi kepentingan umum, akan dikenakan tindakan administratif dan/atau
tindakan pidana atau tindakan lainnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416 tahun 1990, Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat
Kualitas Air Bersih dan Air Minum Bagi Kesehatan.
Pengolahan air bersih memerlukan pengolahan yang tepat. Proses ini
memerlukan bahan kimia dan energi yang akan berdampak buruk terhadap
lingkungan. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metode analisis
dampak lingkungan pada proses air bersih. Empat fase LCA adalah Definisi Sasaran
dan Ruang Lingkup, Inventarisasi Siklus Hidup, Penilaian Dampak Siklus Hidup,
dan Interpretasi. Dampak lingkungan dari pengolahan metode LCA dibagi menjadi
tiga kategori besar dampak, yaitu kategori kesehatan manusia, kualitas ekosistem,
dan sumber daya. Hasil analisis LCA menunjukkan bahwa produk pemanfaatan
energi listrik berdampak signifikan terhadap lingkungan. Dampak ini berdampak
pada kategori sumber daya (bahan bakar fosil) dan kesehatan manusia (perubahan
iklim) akibat pembakaran CO2. Konsumsi listrik terbesar digunakan untuk alat
pemompa air karena jarak intake dan IPAM yang jauh. Solusi untuk mengurangi
konsumsi listrik adalah dengan menggunakan efisiensi peralatan dan sistem aliran
air dengan gaya gravitasi. (Irawati, DY, & Andrian, D. 2018).

• Merumuskan hipotesis penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan kerangka berfikir maka dapat
diajukan hopotesis sebagai berikut :
1. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
mikrobiologi, Fisika kimia, dan radio aktif.
2. Salah satu infrastruktur sumber daya air adalah infrastruktur irigasi. Infrastruktur
irigasi adalah infrastruktur yang diperlukan untuk kepentingan irigasi.
3. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metode analisis dampak
lingkungan pada proses air bersih. Empat fase LCA adalah Definisi Sasaran dan
Ruang Lingkup, Inventarisasi Siklus Hidup, Penilaian Dampak Siklus Hidup, dan
Interpretasi.

• Menentukan ukuran sampel


Penelitian hanya dilakukan di Kabupaten Nabire. Provinsi Papua Tengah dengan
sampel Kualitas air bersih dari instalasi pengolahan air bersih bertujuan untuk
mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air tersebut bagi Masyarakat
Nabire.

• Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian


Variabel Bebas : instalasi pengolahan air bersih meliputi:
1. Sumber air: Pilihan sumber air yang digunakan, seperti sungai, danau, sumur,
atau mata air, dapat mempengaruhi kualitas awal air yang akan diolah.
2. Curah hujan: Jumlah hujan yang turun di suatu daerah dapat mempengaruhi
ketersediaan air bersih.
Variabel Terikat : Kualitas Air Bersih
Kualitas air bersih merujuk pada berbagai parameter atau karakteristik kualitas
udara yang ingin diukur, dianalisis, atau dimonitor. Kualitas air bersih dapat diukur
berdasarkan berbagai variabel terikat yang mencerminkan tingkat kebersihan dan
kesesuaian udara untuk digunakan dalam berbagai keperluan, seperti konsumsi
manusia, pertanian, industri, atau ekosistem alami.

• Menyusun instrument penelitian, sekaligus melakukan uji validates dan reliabilitas


instrument.

• Menentukan metode pengumpulan data

Adapun Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu :


Pengolahan Data Dengan Life Cycle Assessment (LCA)
Data sekunder yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis
menggunakan metode LCA dengan bantuan program komputer SimaPro 7.1.
Berdasarkan ISO14040, metodologi LCA terdiri dari 4 fase utama.
Goal and Scope Definition
Sebelum dilakukan Life Cycle Assessment (LCA), terlebih dahulu
mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup untuk menunjukkan hubungan sistem
produk dengan unit fungsi dan sistem pembatas. Goal yang dicapai yaitu
mengidentifikasi dampak lingkungan dari pengolahan air bersih di Kabupaten
Nabire. Sedangkan scope LCA meliputi produksi air bersih dan limbah produksi.
Life Cycle Inventory
Pada tahap life cycle inventory, dilakukan pengumpulan semua data
mengenai emisi yang berpotensi timbul, konsumsi bahan baku, energi, dan
limbah pada proses produksi air bersih di Kabupaten Nabire.
Life Cycle Impact Assessment
Penilaian life cycle impact assessment dilakukan untuk mengevaluasi
dampak selama proses produksi air bersih. Pada tahap penentuan dampak
dilakukan beberapa langkah yaitu characteristization, damage assessment,
normalization, weightingdan single score.
• Melakukan pengujian hipotesis

• Menarik kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai