Anda di halaman 1dari 18

SURVEILANS KUALITAS AIR

Penyakit-penyakit yang mempunyai


keterkaitan dengan air, sanitasi dan faktor-
Latar faktor risiko perilaku yang tidak
hygienis, ternyata lebih banyak memakan
korban dibandingkan dengan penyakit-penyakit
Belakang AIDS, Malaria ataupun Tuberculosis (Global
Water Supply And Sanitation 2000 Report).

Secara global 19% (3,4 juta) kematian


diakibatkan penyakit - penyakit infeksi yg
berkaitan dengan air, sanitasi dan faktor-
faktor risiko kebersihan/ perilaku yang tidak
hygienis; 2/3 nya karena diare. Kebanyakan
dari kematian tersebut adalah anak-anak di
negara sedang berkembang.

Kurangnya akses terhadap air bersih/air


minum dan sanitasi serta perilaku yg tidak
hygienis sangat berisiko terhadap terjadinya
penyakit-penyakit lain seperti hepatitis,
typhoid, tracoma dan penyakit-penyakit
kecacingan.

Selain penyakit-penyakit menular terdapat pula


risiko penyakit-penyakit tidak menular
seperti halnya arseniasis dan fluoriasis
PENGERTIAN
Surveillance (WHO) proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Surveilans suatu penyediaan air bersih/air minum merupakan


kegiatan audit yang independen (external) dan berkala/periodik terhadap
semua aspek dari keamanan suatu penyediaan air/pengamanan kualitas air
(WHO guidelines for drinking water)

Surveilans Kualitas Air sebagai Penilaian Kewaspadaan Kesehatan


masyarakat yang berlanjut, terus menerus dan kegiatan peninjauan kembali
terhadap semua aspek keamanan penyediaan air bersih

Pengamatan yang sistematis terhadap parameter kualitas air serta


faktor-faktor yang mempunyai peran/mempengaruhi terjadinya
perubahan kualitas air dan hasilnya menjadi suatu informasi yang
dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan remedial action program/kegiatan
penyehatan air.
Komponen Kegiatan Surveilans
Surveilans meliputi :

Kegiatan investigasi untuk mengidentifikasi dan


mengevaluasi semua yang terkait (berasosiasi) dgn air
minum yang dapat merupakan risiko bagi kesehatan
masyarakat.

Tindakan Pencegahan untuk mengetahui faktor


risiko dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk
mencegah problema/masalah kesehatan masyarakat.

Tindakan perbaikan untuk mengidentifikasi sumber


KLB penyakit-penyakit melalui air (Water borne
diseases) dan tindakan koreksi yang dilaksanakan oleh
unit Surveilans Kualitas air
Ruang Lingkup
1. Pengumpulan Data Dasar (Jumlah, Jenis dan
Sumber)
2. Inspeksi Sanitasi
1) Tingkat risiko pencemaran Amat Tinggi (AT)
2) Tingkat risiko pencemaran Tinggi (T)
3) Tingkat risiko pencemaran Sedang (S)
4) Tingkat risiko pencemaran Rendah (R)
3. Pengambilan dan pengiriman sampel air
Sampel air diambil jika :
Tingkat risiko pencemaran Sedang (S)
Tingkat risiko pencemaran Rendah (R)
4. Pemeriksaan kualitas air di laboratorium maupun
di lapangan
5. Rekomendasi dan saran tindak lanjut
SASARAN
1.Air Minum
Air yang didistribusikan melalui pipa untuk
keperluan rumah tangga;
Air yang didistribusikan melalui tangki air;
Air kemasan
Air yg digunakan unt produksi bahan makanan &
minuman yang disajikan kepada masyarakat

2. Air Bersih
LANGKAH2 KEGIATAN SURVEILANS

1. Melakukan Pengumpulan Data Dasar


Meliputi :
Jenis, Jumlah dan sumber-sumber air
Keadaan air yang dipergunakan masyarakat

Informasi lain seperti :


Angka-angka penyakit yang ditularkan melalui air di suatu wilayah
pada waktu tertentu
Pencemaran, gangguan yang berkaitan dengan air dan kualitasnya
seperti sumber-sumber pencemaran, daerah kumuh/miskin.
Kondisi alam wilayah, geografis, musim hujan dan panas,
kepadatan penduduk dan lain-lain.
Pemetaan sarana air bersih dan sanitasi wilayah kerja (desa,
kecamatan dan kabupaten).
Perilaku pengguna air minum
2. Inspeksi Sanitasi (IS)
Hal-hal yang diperhatikan :
Inspeksi Sanitasi keadaan sumber-sumber air dan
lingkungannya
Inspeksi sanitasi pada intake (tempat penangkapan air)
Inspeksi sanitasi pada tempat pengolahan air (treatment
plant)
Inspeksi Sanitasi pada bagian jaringan distribusi
menggunakan formulir inspeksi sanitasi untuk masing-
masing tipe dan jenis sarana penyediaan air bersih.
Pelaporan inspeksi sanitasi, harus menggunakan
formulir yang memuat komponen informasi yang dapat
dipakai dalam kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana harus dapat
menentukan tingkat risiko sarana dengan risiko Amat
tinggi, Tinggi, Sedang, dan Rendah .
3. Pengambilan Sampel Air

Kegiatan pengambilan sampel air dilaksanakan oleh petugas


Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh
petugas yang bertanggung jawab untuk pengelolaan PKA.
Pengambilan sampel diambil pada titik sampling
Pengambilan sampel harus mengikuti teknik prosedur
pengambilan sampel (berdasarkan petunjuk teknis
pengambilan sampel).
Sampel air yang diambil untuk pemeriksaan kimia maupun
bakteriologis mengikuti petunjuk pengambilan sampel untuk
pemeriksaan bakteriologi dan kimia
4. Pemeriksaan Sampel Air

Mempertimbangkan :
Pemeriksaan sampel air harus menggunakan methode
pemeriksaan yang sama untuk menghindari hasil
pemeriksaan yang berbeda.

Pemeriksaan kualitas air meliputi :


Untuk bakteriologis (koliform, koliform tinja, dan
total kuman)
Untuk kimia, khususnya kimia terbatas seperti (pH,
sisa klor, , Nitrat, Nitrit, Fe, Mn dan kesadahan).
Pemeriksaan sampel air dapat dilaksanakan:

Di Laboratorium
Pemeriksaan Air di
Lapangan
Pemeriksaan di
tempat
pengolahan air

(treatment plant)
sebagai
pengawasan
internal oleh
PDAM
5. Analisa dan Rekomendasi

a. Analisa
Hasil penilaian IS
Hasil pemeriksaan sampel

b. Rekomendasi
Perlindungan terhadap sumber-sumber air dengan
penyesuaian standar air untuk sumber air.
Instansi yang bertanggung jawab mengelola
sumber-sumber air dan sumber penyediaan air
bersih masyarakat.
Kegiatan pengolahan :
Lanjutan Rekomendasi

Kegiatan pengolahan :
Design dan pemeliharaan sistem penyediaan air
Reservoir, terminal air dan hydran umum agar
didisain sesuai persyaratan konstruksi yang sehat
Perhatian pada tempat yang dapat tumbuh jamur
dalam jaringan distribusi
Pengolahan khusus, bila kualitas air dari sumbernya
menyimpang dari standar.
Proses sedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi,
desinfeksi dan lain sebagainya.
Lanjutan rekomendasi

Kegiatan Inspeksi Sanitasi


Hasil inspeksi sanitasi ditindaklanjuti sesuai dengan
tingkat risiko pencemaran.
Kegiatan program monitoring kualitas air
Sistem pencatatan dan pelaporan serta evaluasi data dan
untuk kegiatan diatas perlu memperhatikan :
Informasi lokasi, konstruksi sarana
Rincian proses pengolahan, cara kerja dan
pemeriksaan
Laporan Inspeksi Sanitasi
Keluhan-keluhan masyarakat
Laporan dari tindakan perbaikan.
6. Kegiatan Tindak Lanjut
(Remedial Action)
Berdasarkan hasil ;
Inspeksi Sanitasi
Laporan hasil pemeriksaan sampel air

Untuk kegiatan tindak lanjut tersebut Dinas Kesehatan, PDAM


atau Dinas terkait melakukan :
Perbaikan kualitas air baik terhadap SAB/SAM, kualitas air dan
lingkungannya
Melakukan pengambilan sampel air dari SAB/SAM, kualitas air dan
lingkungannya yang telah dilakukan perbaikan kualitas air.
Hasil perbaikan kualitas air dilaporkan / diinformasikan kepada
BPAM/PDAM dan Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya
Promosi perilaku higienis dan sanitasi pengguna air.

Anda mungkin juga menyukai