Abstrak
Besi merupakan satu komponen air tanah yang berasal dari Kabupaten
kimia yang umum dalam air. Besi Bandung dengan koordinat 6°55'37.6"S
seluruh reaksi kimia penting dalam tubuh Metode yang digunakan yaitu kolorimetri
berupa air tanah yang berasal dari daerah disiapkan dan masing - masing
plastik. maksimum.
Pada praktikum kali ini, kadar besi data karena kemungkinan adanya besi di
dari air tanah dianalisis dengan dalam blanko yang akan meningkatkan
dilanjutkan dengan pengukuran absorbansi dengan sapel, dan kuvet kedua untuk
metoda analisis kimia yang didasarkan larutan standar. Larutan standar yang
pada tercapainya kesamaan warna antara terdiri dari konsentasi 0.1, 0.2, 0.5, 1, dan
larutan sampel dan larutan standar, dengan 2.5 ppm dibuat dengan mengencerkan
menggunakan sumber cahaya polikromatis larutan stok yang memiliki kadar besi 10
dengan detektor mata. Jika warna antara ppm. Di analisis ini digunakan reagen
larutan sampel dan larutan standar sama larutan hydroxylammonium, yang akan
maka konsentrasi kedua larutan tersebut mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang bersifat
sama. Selanjutnya, sampel diuji dengan sangat stabil membentuk kompleks warna
yang merupakan syarat untuk analisis Dengan regresi kuadrat yang didapat
dengan spektrofotometer UV-Visible; 0.997, jika dibulatkan mejadi 1 maka data
larutan 1,10-fenantrolin, yang akan kurva kalibrasi yang didapat sesuai dan
membentuk komplek warna merah jingga memenuhi hukum Lambert-Beer, di mana
dengan membentuk senyawa khelat semakin besar konsentrasi besi maka
dengan Fe2+ pada pH 3.2 – 3.3; dan larutan semakin besar absorbansinya. Dari kurva
sodium asetat untuk menjaga pH larutan. kalibrasi juga didapatkan persamaan linear
Pada tiap labu ukur ditambahkan setelah yaitu y=0.198x+0.001, di mana y
ditambahkan larutan stok, ditambahkan merupakan absorbansi dan x merupakan
reagen-reagen lalu ditambahkan aquadest konsentrasi dari besi.
sampai 20 mL. Setelah diukur
Setelah itu dilakukan pengujian
absorbansinya dengan panjang gelombang
terhadap sampel, yang merupakan air
400 – 800 nm, dengan puncak gelombang
tanah dari Kabupaten Bandung.
pada 510 nm didapat absorbans sebesar:
Perlakuannya sama dengan seperti
Konsentras Absorbansi pembuatan larutan standar, yang
i 1 2 3 Rata-rata
0.024 membedakan yaitu sampel ditambahkan
0.1 0.0237 0.02489 0.24233333
1
0.042 hingga 20 mL. Jumlah sampel yang
0.2 0.043 0.0424 0.042666667
6 dimasukkan yaitu 17.2 mL, karena larutan
0.107
0.5 0.1078 0.1078 0.107766667
7 hydroxylammonium sebanyak 0.2 mL,
0.184
1 0.1846 0.1843 0.184466667 larutan 1,10-fenantroin sebanyak 1 mL dan
5
2.5 0.5026 05027 0.5026 0.502633333
larutan sodium asetat sebanyak 1.6 mL.
Dengan kurva kalibrasi standar yang
Sampel ditambahkan hingga volume 20
didapat yaitu:
mL karena jika sampel 2 mL dan
Kuva Kalibrasi Standar Fe(III) ditambahkan aquadest hingga 20 mL
0.6 dikhawatirkan besi pada aquadest akan
0.5 teranalisis juga sehingga aquadest tidak
f(x) = 0.2 x + 0
0.4 R² = 1 digunakan. Larutan sampel diukur
Absorbansi
0.3
absorbansinya pada panjang gelombang
0.2
yang sama denganlarutan standar, yaitu
0.1
pada panjang gelombang 510 nm. Dari
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 pengukuran didapat absorbansi sampel
Konsentari Fe2+
sebesar 0.0068, 0.0068, dan 0.007, yang
dirata-ratakan menjadi 0.0068667. Dengan
menggunakan persamaan linear yang Ucapan Terimakasih
didapat dari kurva kalibrasi standar didapat
Penulis mengucapkan terimakasih
konsentrasi besi yang ada di dalam sampel
sebesar-besarnya kepada Kepala
yaitu sebesar 0.00236 ppm dari 17.2 mL
Laboratorium Analisis Fisikokimia II serta
sampel. Kadar ini memenuhi persyaratan
Tim Dosen Analisis Fisikokimia II atas
dari PERMENKES No.
kuliah serta praktikum yang diberikan
492/MENKES/PER/IV/2010 di mana
sehingga artikel ini dapat ditulis dengan
ambang batas kadar besi dalam air sebesar
baik, serta asisten laboratorium yang
0.3 ppm (0,3 mg/ liter).
membantu dan membimbing praktikan.
Dari hasil analisis ini, sampel
terbukti aman untuk dikonsumsi. Sampel
yang berasal dari koordinat 6°55'37.6"S Daftar Pustaka