Anda di halaman 1dari 7

Penentuan Kadar Unsur Besi Dalam Air Tanah (Ground Water) Dari

Kabupaten Bandung Dengan Metode Kolorimetri Dan


Spekrofotmetri UV-Visible

Oleh: Christine Citra Dewi (260110120052)

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor 45363 Telp. 022 7996200, Fax 022 7996200
email: farmasiunpad@yahoo.com

Abstrak

Di Indonesia, terutama di kabupaten Bandung masih digunakan air tanah sebagai


sumber air untuk segala kebutuhan terutama air minum. Kualitas air ini ditentukan
berdasarkan kandungannya, baik itu mineral maupun ion. Di dalam air mengandung beberapa
mineral, salah satunya besi. Sampel diambil di kabupaten Bandung dengan titik koordinat
6°55'37.6"S 107°43'54.6"E yang diambil pada tahun 2014. Kadar besi dalam air dianalisis
dengan metode kolorimetri dan dilanjutkan dengan pengukuran absorbansi pada
spektrofotometer UV-Visible. Kadar besi dihitung dengan persamaan dari kurva kalibrasi
standar, sehingga didapat kadar 0.00236 ppm dalam 17.2 mL sampel, di mana kadar ini
memenuhi standar dari Departemen Kesehatan RI sehingga air aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci: Air, kualitas air, besi, kolorimetri, spektofotometer UV-Visible.

Pendahuluan membahayakan manusia, dan juga


pencemaran kimia seperti mineral akibat
Air merupakan kebutuhan utama
kondisi lingkungan sehingga hampir 25
manusia. Air diperlukan dalam segala hal
juta orang meninggal dunia di negara
kegiatan seperti untuk minum, memasak,
berkembang karena hal ini. Ini didukung
mandi, mencuci dan bersuci. Secara tidak
oleh laporan World Resource Institute
langsung air dibutuhkan sebagai bagian
1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di
ekosistem yang dengannya kehidupan di
seluruh dunia yang tidak terjangkau oleh
bumi dapat berlangsung. Namun, air juga
pasokan air minum yang aman (Rahman
bisa menjadi sarana berbagai zat toksik
dan Hartono, 2004).
dan organisme patogen yang
Kegiatan manusia seperti industri sehingga darah bisa mengangkut oksigen
maupun buangan domestik, yang dan membawanya ke seluruh tubuh.
berhubungan dengan berbagai logam berat Kekurangan besi dapat menyebabkan
memicu pencemaran air secara kimia. anemia, mual, nyeri di daerah lambung,
Logam yang digunakan dalam proses muntah dan kadang - kadang terjadi diare
produksi secara langsung dan tak langsung serta sulit buang air besar. Tetapi jika
mencemari lingkungan melebihi batas kelebihan besi dapar menyebabkan
yang berbahaya. Dalam kadar yang tinggi, keracunan dengan gejala muntah, diae dan
logam tersebut dapat merusak tubuh kerusakan usus (Khaira, 2013).
makhluk hidup. Logam dapat menjadi racu
Kolorimetri dikaitkan dengan
yang terakumulasi karena dapat tertahan
penetapan konsentrasi suatu zat dengan
didalam tubuh dalam jangka waktu yang
mengukur absorpsi relatif cahaya
panjang (Fajar, 2013).
sehubungan dengan konsentrasi tertentu
Di Indonesia sebagai akibat zat itu. Dalam kolorimetri visual, cahaya
penggunaan air minum yang tidak putih ala-miah ataupun buatan umumnya
memenuhi syarat kesehatan, tiap tahun digunakan sebagai sumber cahaya, dan
diperkirakan lebih dari 3,5 juta anak di penetapan bi-asanya dilakukan dengan
bawah usia tiga tahun terserang penyakit suatu instrument sederhana yang disebut
saluran pencernaan dan diare dengan olorimeter atau pembanding (comparator)
jumlah kematian 3% atau 105.000 jiwa. warna (Bassett et al., 1994).
Adanya senyawa kimia berbahaya yang
terlarut dalam air dapat berakibat fatal jika
kadarnya sagat berlebih atau bila hanya Metode Penelitian

sedikit berlebih pada penggunaan jangka Dalam penelitian ini, penelitian


panjang mungkin tertimbun dan dilakukan skala laboratorium Dalam
menimbulkan efek merugikan kesehatan penelitian ini, penelitian dilakukan skala
(Raini,2004). laboratorium dengan menggunakan sampel

Besi merupakan satu komponen air tanah yang berasal dari Kabupaten

kimia yang umum dalam air. Besi Bandung dengan koordinat 6°55'37.6"S

dibutuhkan dalam tubuh, baik sebagai 107°43'54.6"E dan waktu pengambilan

komponen enzim yang mempengaruhi sampel bulan November tahun 2014.

seluruh reaksi kimia penting dalam tubuh Metode yang digunakan yaitu kolorimetri

maupun sebagai komponen hemoglobin kemudian dilanjutkan dengan pengukuran


absorbansi menggunakan spektrofotometer Sebanyak 2 gram padatan
UV-Visible untuk mengetahui serapan Hydroxylammonium dilarutkan dalam 100
maksimum. mL aquadest dalam beaker glass.

Alat yang digunakan yaitu beaker Pembuatan larutan Sodium asetat


glass, gelas ukur, labu ukur, pipet, dan
Sebanyak 10 gram sodium asetat
spektrofotometer UV-Visible.
dilarutkan dalam 100 mL aquadest di
Bahan-bahan yang digunakan yaitu dalam beaker glass.
Aquadest, Ferri Ammonium Sulfat,
Pembuatan kurva kalibrasi
Hydroxylammonium Sulfat, 1,10-
Fenantrolin, Sodium Asetat, dan sampel Lima buah labu ukur 20 mL

berupa air tanah yang berasal dari daerah disiapkan dan masing - masing

Kabupaten Bandung. ditambahkan ke dalamnya 0.1, 0.2, 0.5, 1,


dan 2.5 mL larutan Fe (III). Pada masing-
Prosedur
masing labu ukur ditambahkan 1 mL
Pembuatan larutan standar Fe(III) 10 larutan 1,10-fenantrolin, 1.6 mL larutan
ppm sodium asetat dan 0.2 mL larutan
hydroxylammonium sulfat. Masing -
Sebanyak 0.702 g Ferri ammonium
masing larutan dalam labu ukur
sulfat dilarutkan dengan sedikit aquadest
ditambahkan aquadest hingga 20 mL
di dalam labu ukur 1 L, kemudian
(batas pada labu ukur). Kocok hingga
ditambahkan sebanyak 2.5 mL H2SO4
homogen. Larutan standar akan
pekat. Aquadest ditambahkan sedikit demi
memberikan konsentrasi 0.1, 0.2, 0.5, 1,
sedikit hingga batas pada labu ukur, kocok
dan 2.5 ppm. Masing - masing larutan
hingga homogen.
diukur absorbansinya degan
Pembuatan larutan fenantrolin spektrofotometer Visible pada panjang

Sebanyak 100 mg 1,10-fenantrolin gelombanng 510 nm. Kurva kalibrasi

monohidrat dilarutkan dalam 100 mL dibuat dengan membandingkan

aquadest. Larutan disimpan pada botol konsentrasi terhadap absorbansi

plastik. maksimum.

Pembuatan larutan Pengujian sampel

Hydroxylammonium sulfat Persamaan regresi linear didapatkan


dari kurva kalibrasi. Larutan sampel diukur
absorbansinya dengan perlakuan yang mengukur absorbansinya di
sama dengan larutan standar (ditambahkan spektrofotometer UV-Visible. Besi
sejumlah larutan fenantrolin, larutan mempunyai panjang gelombang lebih dari
hydroxylammonium sulfat dan larutan 400 nm sehingga spektrofotometer UV-
sodium asetat), yang berbeda jumlah Visible dipasang pada panjang gelombang
sampel ditambahkan hingga volume 20 400 – 800 nm. Spektrofotometer hanya
mL. Nilai absorbansi sampel diukur mengukur absorbansi senyawa yang
dengan menggunakan spektrofotometer memiliki warna sehingga untuk senyawa
UV-Visible. Nilai absorbansi maksimum yang tidak memiliki warna harus diberikan
sampel disubtitusi terhadap persamaan reagen yang dapat membentuk kommpleks
regresi linear sehingga didapatkan nilai berwarna dengan senyawa yang ingin
konsesntrasi Fe sampel. dianalisis. Setiap pengukuran, terdapat dua
kuvet yang diukur di dalam instrumen di
mana kuvet yag pertama berisi blanko,
Hasil dan Pembahasan yang berfungsi untuk mencegah kekeliruan

Pada praktikum kali ini, kadar besi data karena kemungkinan adanya besi di

dari air tanah dianalisis dengan dalam blanko yang akan meningkatkan

menggunakan metode kolorimetri dan absorbansi dan hasilnya tidak sesuai

dilanjutkan dengan pengukuran absorbansi dengan sapel, dan kuvet kedua untuk

dengan spektrofotometer UV-Visible. mengukur larutan sampel atau larutan

Sampel yang digunakan merupakan air standar.


tanah yang berasal dari desa Cinunuk, Dibutuhkan larutan standar dalam
kecamatan Cileunyi, yang berada di daerah analisis untuk mengetahui kadar besi pada
Kabupaten Bandung. sampel. Penghitungan kadar besi dari

Kolorimetri merupakan suatu sampel dengan menggunakan kurva dari

metoda analisis kimia yang didasarkan larutan standar. Larutan standar yang

pada tercapainya kesamaan warna antara terdiri dari konsentasi 0.1, 0.2, 0.5, 1, dan

larutan sampel dan larutan standar, dengan 2.5 ppm dibuat dengan mengencerkan

menggunakan sumber cahaya polikromatis larutan stok yang memiliki kadar besi 10

dengan detektor mata. Jika warna antara ppm. Di analisis ini digunakan reagen

larutan sampel dan larutan standar sama larutan hydroxylammonium, yang akan

maka konsentrasi kedua larutan tersebut mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang bersifat

sama. Selanjutnya, sampel diuji dengan sangat stabil membentuk kompleks warna
yang merupakan syarat untuk analisis Dengan regresi kuadrat yang didapat
dengan spektrofotometer UV-Visible; 0.997, jika dibulatkan mejadi 1 maka data
larutan 1,10-fenantrolin, yang akan kurva kalibrasi yang didapat sesuai dan
membentuk komplek warna merah jingga memenuhi hukum Lambert-Beer, di mana
dengan membentuk senyawa khelat semakin besar konsentrasi besi maka
dengan Fe2+ pada pH 3.2 – 3.3; dan larutan semakin besar absorbansinya. Dari kurva
sodium asetat untuk menjaga pH larutan. kalibrasi juga didapatkan persamaan linear
Pada tiap labu ukur ditambahkan setelah yaitu y=0.198x+0.001, di mana y
ditambahkan larutan stok, ditambahkan merupakan absorbansi dan x merupakan
reagen-reagen lalu ditambahkan aquadest konsentrasi dari besi.
sampai 20 mL. Setelah diukur
Setelah itu dilakukan pengujian
absorbansinya dengan panjang gelombang
terhadap sampel, yang merupakan air
400 – 800 nm, dengan puncak gelombang
tanah dari Kabupaten Bandung.
pada 510 nm didapat absorbans sebesar:
Perlakuannya sama dengan seperti
Konsentras Absorbansi pembuatan larutan standar, yang
i 1 2 3 Rata-rata
0.024 membedakan yaitu sampel ditambahkan
0.1 0.0237 0.02489 0.24233333
1
0.042 hingga 20 mL. Jumlah sampel yang
0.2 0.043 0.0424 0.042666667
6 dimasukkan yaitu 17.2 mL, karena larutan
0.107
0.5 0.1078 0.1078 0.107766667
7 hydroxylammonium sebanyak 0.2 mL,
0.184
1 0.1846 0.1843 0.184466667 larutan 1,10-fenantroin sebanyak 1 mL dan
5
2.5 0.5026 05027 0.5026 0.502633333
larutan sodium asetat sebanyak 1.6 mL.
Dengan kurva kalibrasi standar yang
Sampel ditambahkan hingga volume 20
didapat yaitu:
mL karena jika sampel 2 mL dan
Kuva Kalibrasi Standar Fe(III) ditambahkan aquadest hingga 20 mL
0.6 dikhawatirkan besi pada aquadest akan
0.5 teranalisis juga sehingga aquadest tidak
f(x) = 0.2 x + 0
0.4 R² = 1 digunakan. Larutan sampel diukur
Absorbansi

0.3
absorbansinya pada panjang gelombang
0.2
yang sama denganlarutan standar, yaitu
0.1
pada panjang gelombang 510 nm. Dari
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 pengukuran didapat absorbansi sampel
Konsentari Fe2+
sebesar 0.0068, 0.0068, dan 0.007, yang
dirata-ratakan menjadi 0.0068667. Dengan
menggunakan persamaan linear yang Ucapan Terimakasih
didapat dari kurva kalibrasi standar didapat
Penulis mengucapkan terimakasih
konsentrasi besi yang ada di dalam sampel
sebesar-besarnya kepada Kepala
yaitu sebesar 0.00236 ppm dari 17.2 mL
Laboratorium Analisis Fisikokimia II serta
sampel. Kadar ini memenuhi persyaratan
Tim Dosen Analisis Fisikokimia II atas
dari PERMENKES No.
kuliah serta praktikum yang diberikan
492/MENKES/PER/IV/2010 di mana
sehingga artikel ini dapat ditulis dengan
ambang batas kadar besi dalam air sebesar
baik, serta asisten laboratorium yang
0.3 ppm (0,3 mg/ liter).
membantu dan membimbing praktikan.
Dari hasil analisis ini, sampel
terbukti aman untuk dikonsumsi. Sampel
yang berasal dari koordinat 6°55'37.6"S Daftar Pustaka

107°43'54.6"E dan sekitarnya dengan Bassett, J. et al. (1994). Buku Ajar


radius tertentu memiliki sumber air yang Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
aman dikonsumsi karena air tanah yanng Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku
dipakai merupakan air tanah dari koordinat Kedokteran EGC.
yang sama.
Fajar M., Alfian Z., dan Agusnar H.
2013. Penentuan Kadar Unsur Besi,
Kromium, dan Aluminium dalam Air Baku
Kesimpulan
dan Pada Pengolahan Air Bersih di
Air tanah di Kabupaten Bandung
Tanjung Gading dengan Metode
dengan koordinat 6°55'37.6"S
Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal
107°43'54.6"E diketahui mengandung besi
Saintia Kimia Vol. 1, No. 2, 2013.
dengan kadar 0.00236 ppm dalam 17.2 mL
Khaira, Kuntum. 2013. Penentuan
air, di mana kadar ini memenuhi
Kadar Besi (Fe) Air Sumur dan Air PDAM
persyaratan dari Departemen Kesehatan RI
Dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal
di dalam PERMENKES No.
Sainstek Vol. V No. 1: 17-23.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang air
bersih yang menunjukkan kualitas air Rahman A., dan Hartono B. 2004.
tanah di daerah itu aman untuk Penyaringan Air Tanah dengan Zeolit
dikonsumsi. Alami untuk Menurunkan Kadar Besi dan
Mangan. Makara, Kesehatan, Vol. 8, No.
1, Juni 2004: 1-6.
Raini M., Ani I., dan Kurniati. 2004.
Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM di
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi Tahun
1999 - 2001. Media Litbang Kesehatan
Vol. XIV No. 3 2004: 14-19.

Anda mungkin juga menyukai