Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Biosains Vol. 3 No. 2.

Agustus 2017 ISSN 2443-1230 (cetak)


ISSN 2460-6804 (online)

PENGARUH JENIS FITOPLANKTON TERHADAP KADAR OKSIGEN DI AIR

Lidia Sarah Panggabean, Puji Prastowo


Laboratorium Biologi Unimed, Jurusan Biologi, Program Studi Biologi, Universitas Negeri
Medan Jl. William Iskandar Psr V Medan Estate
Lidyapanggabean@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis fitoplankton dan intensitas cahaya
terhadap peningkatan kadar oksigen terlarut di perairan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi
Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara untuk pengambilan data. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei 2017. Variabel penelitian yang digunakan adalah perlakuan dengan jenis fitoplankton dan
intensitas cahaya. Jenis fitoplankton yang digunakan adalah fitoplankton Arthospira platensis, Chorella
vulgaris, dan Diatom sp. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kali
pengulangan. Pengamatan terhadap kadar oksigen terlarut dilakukan setelah 7 hari menggunakan DO
meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan jenis fitoplankton terhadap
kadar oksigen di air setelah 7 hari. Ada pengaruh jenis fitoplankton terhadap kadar oksigen terlarut di
air.

Kata kunci : Oksigen terlarut, Jenis fitoplankton, Intensitas cahaya.

INFLUENCE OF PHYTOPLANKTON TYPES OF OXYGEN CONTENT IN WATERS.

Lidia Sarah Panggabean, Puji Prastowo

ABSTRACT
This study was aim to know the influence of phytoplankton on the increase of dissolved oxygen
in the waters. The research was conducted in Biology Laboratory State University of Medan, North
Sumatera for data retrieval. The research was conducted in May 2017. The research variables used the
treatment with the phytoplankton type. Types of phytoplankton used were phytoplankton Arthospira
platensis, Chorella vulgaris, and Diatom sp. The study used Complete Block Design with 4 repetitions.
Observation of dissolved oxygen level was done after 7 days using DO meter. The results showed that
there was not influence of phytoplankton types about oxygen content in water after 7 days. There was
an influence of the phytoplankton types on the dissolved oxygen content in water.

Keywords: Dissolved Oxygen, Type of phytoplankton, Light intensity.

Pendahuluan kandungan oksigen terlarut, dan secara


Permasalahan yang dialami alami, kandungan oksigen terlarut dalam
ekosistem perairan saat ini adalah perairan juga dapat menurun, pada Michael
penurunan kualitas air akibat pembuangan (1994) oksigen hilang dari air secara alami
limbah ke perairan yang menyebabkan oleh adanya pernafasan biota, penguraian
pencemaran. Terjadinya penurunan bahan organik, aliran masuk air bawah
kualitas air akibat pencemaran maupun tanah yang miskin oksigen dan kenaikan
secara alami tanpa ulah makhluk hidup suhu.
dengan sengaja dapat mengganggu Keseimbangan oksigen di perairan
keseimbangan ekositem, dikarenakan perlu dijaga untuk mempertahankan
menurunnya fisika-kimia air yang ekosistem. Beberapa mikroalga memiliki
merupakan sumber kehidupan bagi kemampuan dalam meningkatkan kadar
makhluk hidup air dan mengakibatkan oksigen terlarut dan menurunkan kadar
ekosistem yang di dalam maupun di luar ammonium dengan menggunakan hasil
kehidupan air terganggu. Menurut oksidasi nitrogen dalam bentuk ammonium
Pencemaran air mengakibatkan sebagai materi organik untuk fotosintesis.
penurunan kualitas air seperti penurunan Mikroalga tersebut dapat berupa

81
Jurnal Biosains Vol. X No. X. Bulan 2017 ISSN 2443-12xx (cetak)
ISSN 2460-68xx (online)

fitoplankton dan tumbuhan aquatik Bahan dan metode


lainnya. Patty (2014) juga mengatakan Penelitian ini dilaksanakan di
sumber utama oksigen di perairan selain Laboratorium Biologi Universitas Negeri
dari proses difusi oksigen dari udara Medan, Sumatera Utara untuk pengambilan
adalah dari hasil fotosintesis fitoplankton, data. Penelitian dilaksanakan pada bulan
sehingga tingginya kandungan oksigen di Mei 2017. Metode dalam penelitian adalah
perairan akan mencirikan tingginya eksperimen menggunakan Rancangan Acak
kelimpahan organisme fitoplankton pada Lengkap (RAL) dengan variabel bebas yaitu
perairan tesebut. jenis fitoplankton, sedangkan variable
Kelompok fitoplankton yang terikat adalah kadar oksigen terlarut. . Jenis
mendominasi perairan umumnya terdiri fitoplankton yang digunakan adalah :
dari diatom dan ganggang hijau serta dari Arthospira platensis, Chorella vulgaris , dan
kelompok ganggang biru. Arthospira Diatom sp. dan kontrol tanpa pemberian
platensis adalah ganggang biru-hijau, yaitu fitoplankton pada intensitas cahaya 107
makhluk hidup autotrof berwarna lux.
kehijauan, kebiruan, dengan sel berkolom Air sumur yang telah disediakan
membentuk filamen terpilin menyerupai dimasukkan kedalam setiap wadah ember
spiral (helix) sehingga disebut juga alga masing-masing 15 L. Pengukuran kadar
biru hijau berfilamen (cyano bacterium) oksigen terlarut dilakuan sebelum
(Hariyati, 2008). Chorella vulgaris diberikan perlakuan dengan berbagai jenis
termasuk ke dalam family Chloropyta, yang fitoplankton untuk memastikan bahwa
mempunyai zat warna hijau Nama alga setiap wadah memiliki kadar oksigen yang
hijau diberikan karena kandungan zat hijau sama sebelum diberi perlakuan. Sampel
(chlorophyll) yang dimilikinya sangat kultur murni fitoplankton (Arthospira
tinggi, bahkan melebihi jumlah yang platensis, Chorella vulgaris, Diatom sp.)
dimiliki oleh beberapa tumbuhan tingkat sebanyak 1 disaring untuk diambil berat
tinggi. Diatom merupakan fitoplankton segarnya menggunakan net plankton.
yang bersifat uniseluler yang termasuk Kemudian ditimbang menggunakan
dalam kelas Bacillariophyceae (Wilianto timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 g,
2012). Menurut Roito (2014), diatom dan digunakan untuk setiap percobaan
adalah organisme yang hidupnya melayang adalah 5 g dalam 15 liter air. Selanjutnya
atau mengambang di permukaan air fitoplankton dimasukkan ke dalam wadah
sehingga kemampuan geraknya sangat ember mulai dari wadah ember A berisi
terbatas dan menyebabkan organisme Arthospira platensis, wadah ember B berisi
tersebut terbawa oleh arus. Chorella vulgaris, wadah ember C berisi
Cahaya merupakan kebutuhan utama Diatom sp. , dan wadah ember D sebagai
untuk fitoplankton dalam melakukan kontrol. Perlakuan yang sama dilakukan
proses fotosintesis. Menurut Utami (2012), untuk ulangan dari masing-masing
cahaya lampu yang digunakan dalam perlakuan. Wadah ember pada masing-
laboratorium untuk menggantikan cahaya masing intensitas cahaya disusun dengan
matahari adalah sebesar 20 watt dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
spesifikasi lampu yang mendekati (RAL) yang diambil secara diundi.
spesifikasi cahaya matahari. Pengukuran oksigen terlarut pada setiap
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = wadah ember setelah 7 hari. Data hasil
DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup pengukuran kadar oksigen dimasukkan
untuk pernapasan, proses metabolisme dalam format tabel. Data dianalisis
atau pertukaran zat. Kandungan oksigen menggunakan Analisa Varian (ANOVA)
terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata
dalam keadaan nornal dan tidak tercemar antar perlakuan dengan menggunakan
oleh senyawa beracun (toksik) (Salmin program SPSS versi 22.0.0.0. Analisis
2005). dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf
signifikasi 95% bila terdapat beda nyata.

82
Jurnal Biosains Vol. X No. X. Bulan 2017 ISSN 2443-12xx (cetak)
ISSN 2460-68xx (online)

Hasil Dan Pembahasan


Hasil Dari grafik diperoleh bahwa kadar
Dari penelitian yang telah dilakukan, oksigen tertinggi diperoleh oleh Arthospira
diperoleh hasil sebagai berikut : platensis, dan terendah pada kontrol.
Terjadi peningkatan kadar oksigen oleh
Tabel 1. Kadar oksigen terlarut (ml/L) pada adanya fitoplankton yang sebelum diberi
hari ke-7 dengan perlakuan jenis perlakuan adalah 6,1 ml/L.
fitoplankton dan intensitas cahaya. Untuk analisis data menggunakan
uji statistika ANOVA yang dilanjutkan
Jenis Ulangan ke- Σ
Fitoplankton
dengan uji Duncan. Hasil uji statistika
1 2 3 4 menggunakan ANOVA dua jalur untuk
kadar oksigen terlarut yang dihasilkan
Arthospira 6,5 6,4 6,7 6,5 26,1 6,53 oleh macam fitoplankton dan intensitas
platensis
cahaya adalah sebagai berikut :
Chorella 6,4 6,3 6,4 6,4 25,5 6,38
vulgaris
Diatom sp. 6,4 6,4 6,5 6,4 25,7 6,43 Tabel 2. Hasil uji statistika menggunakan
Kontrol 6,1 6,1 6,1 6,2 24,5 6,13 anova dua jalur untuk variasi antar
grup terhadap kadar oksigen
Dari hasil pengamatan terlarut.
pengukuran kadar oksigen terlarut yang Sumber df SS MS Fhit Ftabel
dilakukan dengan menggunakan DO meter, Variasi 0,05 0,01
terdapat peningkatan kadar oksigen Perlakuan 3 0,3175 0,105 12,6 3,49 5,95
5
terlarut setelah diberi perlakuan. Kadar Galat 12 0,1 0,0083 - - -
oksigen terlarut sebelum diberi perlakuan Total 15 0,4175 - - - -
pada masing-masing wadah adalah 6,1
ml/L, kemudian setelah dilakukan Dari hasil uji statistika diatas
pengamatan kadar oksigen terlarut setelah diperoleh bahwa berdasarkan jenis
perlakuan pada hari ke-7 dapat dilihat fitoplankton Fhitung (12,65) < Ftabel (2,07),
bahwa jenis fitoplankton yang paling tinggi artinya jenis fitoplankton sangat
dalam menghasilkan oksigen terlarut berpengaruh nyata terhadap kadar oksigen
adalah Arthospira platensis yaitu 6,53 ml/L terlarut di air, sehingga dapat disimpulkan
pada intensitas cahaya 107 lux, dan yang bahwa Ha diterima, yaitu terdapat
paling rendah kadar oksigen terlarut pada pengaruh jenis fitoplankton terhadap kadar
kontrol yaitu 6,05 ml/L pada intensitas oksigen terlarut di air pada α = 0,05.
cahaya 870 lux. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-
rata kadar oksigen yang dihasilkan oleh
setiap jenis fitoplankton. Kadar oksigen
terlarut yang disajikan pada gambar 4.1,
terlihat bahwa rata rata kadar oksigen yang
dihasilkan oleh setiap jenis fitoplankton
berbeda dan pada hasil statistic berbeda
nyata signifikan pada saat dilakukan uji
statistik pada α = 0,05.

Pembahasan
Setiap jenis mikroalga atau
fitoplankton memiliki kemampuan
Gambar 1. Grafik data pengamatan kadar fotosintesis yang berbeda-beda. Arthospira
oksigen terlarut setelah 7 hari platensis menghasilkan oksigen lebih tinggi
berdasarkan jenis fitoplankton karena mampu melakukam proses
dan intensity as cahaya. fotosintesis secara optimal. Dan memiliki

83
Jurnal Biosains Vol. X No. X. Bulan 2017 ISSN 2443-12xx (cetak)
ISSN 2460-68xx (online)

daya tahan terhadap lingkungan yang lebih Kesimpulan


baik, dilihat dari nilai oksigen yang Berdasarkan hasil penelitian
dihasilkan selama 7 hari lebih konstan diperoleh bahwa ada pengaruh nyata jenis
antar kelompok dibangding jenis fitoplankton tehadap kadar oksigen
fitoplankton lain. Pada penelitian terlarut di air.
Abdurrachman, 2013, bahwa Arthospira
platensis merupakan mikroalga yang paling Ucapan Terimakasih
optimal dalam penyerapan CO2 sebab Terimakasih kepada Ibu Dra. Meida
memiliki daya adaptasi atau ketahanannya Nugrahalia, M.Sc. selaku kepala
dalam menghadapi stress yang lebih baik laboratorium, dan Bapak Agus selaku
sehingga menghasilkan oksigen yang lebih laboran Biologi Universitas Negeri Medan
besar. Fitoplankton mampu menghasilkan yang telah membantu selama proses
oksigen terlarut pada saat proses penelitian.
fotosintesis, dimana energi matahari yang
diserap oleh klorofil digunakan untuk Daftar Pustaka
menguraikan molekul air , mereduksi Abdurrachman O., Meitiandari M. dan
NADP menjadi NADPH dan membentuk gas Luqman B. 2013. Pengikatan
oksigen. Fitoplankton mampu mengubah Karbondioksida dengan Mikroalga
hara anorganik menjadi bahan organik dan (Chorella vulgaris, Clamydomonas sp.,
penghasil oksigen yang sangat mutlak Arthospira platensis sp.) dalam Upaya
diperlukan bagi kehidupan mahluk yang untuk Meningkatkan Kemurnian
lebih tinggi. Dalam ekosistem air, hasil dari Biologis. Jurnal Teknologi Kimia dan
fotosintesis yang dilakukan oleh Industri. 2 (4) : 212-216
fitoplankton bersama dengan tumbuhan air Ayu D. 2014. Pengaruh Tiga Jenis
lainnya yaitu bahan organik dan oksigen Fitoplankton yang Berbeda sebagai
disebut sebagai produktifitas primer. Pakan Alami Tingkat Kematangan
Menurut Yulita (2014), beberapa mikroalga Gonad Teripang Lokal (Phyllophorus
atau disebut dengan fitoplankton memiliki sp). Surabaya : UNAIR.
kemampuan menghasilkan oksigen terlarut Hariyati R. 2008. Pertumbuhan dan
diperairan. Mikroalga aktif dalam Biomassa Arthospira platensis sp.
melakukan fotosintesis dan mengkonversi dalam Skala Laboratoris. Bioma. 10
CO2 menjadi oksigen sehingga (1) : 19-22
produktivitas oksigen menjadi lebih tinggi. Kasim S., Syahrul M. dan Hanapi U. 2013.
Dinamika oksigen terlarut dalam Pemanfaatan Medium Ars-Chat pada
ekosistem perairan ditentukan oleh Produksi Biomassa Fitoplankton Laut
keseimbangan antara produksi dan yang Potensial sebagai Bahan Baku
konsumsi oksigen. Menurut Bioful Jenis Bioetanol. Seminar
Puspitaningrum (2012), produksi oksigen Nasional FMIPA UNDIKSHA III.
berlangsung melalui proses fotosintesis Michael P. 1994. Metode Ekologi
oleh komunitas autotrof, sedangkan Penyelidikan Ladang dan
konsumsi oksigen dilakukan oleh semua Laboratorium. Jakarta: Universitas
organisme melalui proses respirasi dan Indonesia Press.
perombakan bahan organik. Tumbuhan Patty S.I. 2014. Karakteristik Fosfat, Nitrat,
akuatik dan fitoplankton merupakan faktor dan Oksigen Terlarut di Perairan
yang penting dalam menentukan Pulau Gangga dan Pulau Siladen
keseimbangan oksigen dalam ekosistem Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax.
perairan. Tumbuhan aquatik dan 2 (2) : 1-7
fitoplankton efektif meningkatkan kadar Utami N.P., Yuniarti M.S. dan Kiki H. 2012.
oksigen dalam air melalui proses Pertumbbuhan Chorella sp. yang
fotosintesis. Karbondioksida dalam proses Dikultur Pada Perioditas Cahaya yang
fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke Berbeda. Jurnal Perikanana dan
dalam air. Kelautan. 3 (3) : 237-244

84
Jurnal Biosains Vol. X No. X. Bulan 2017 ISSN 2443-12xx (cetak)
ISSN 2460-68xx (online)

Rasyid A. 2009. Distribusi Klorofil-a pada


Musim Perairan Barat-Timur di
Perairan Spermonde Propinsi
Sulawesi Selatan. Jurnal Sains dan
Teknologi. 9 (2) : 125-132
Roito M., Yusni I.S. dan Mubarak. 2014.
Analisis Struktur Komunitas Diatom
Plantonik di Perairan Pulau Topang
Kabupaten Kepulauan Meranti
Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 19 (2) : 22-32
Salmin. 2006. Oksigen Terlarut (DO) dan
Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
sebagai Salah Satu Indikator untuk
Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal
Oseana. 30 (3) : 21-26
Wilianto W. 2012. Pemeriksaan Diatom
pada Korban Diduga Tenggelam.
Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia.
14 (3) : 39-46

85

Anda mungkin juga menyukai