Anda di halaman 1dari 9

Biocelebes, 2020, Vol. 14. No. 3. Doi: 10.22487/bioceb.v%vi%i.

15422

PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN DANAU SIBILI KECAMATAN


TAWAELI, KOTA PALU, SULAWESI TENGAH

Primary Productivity of Lake Sibili Tawaeli District, Palu City, Central Sulawesi

Agus Salim Al-Bandjari dan Asri P. Paserang

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Tondo
Palu, Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT
Keywords: The research "Primary Productivity of Lake Sibili of Tawaeli District, Palu City,
Primary
Central Sulawesi" was carried out from January to February 2019. This study
productivity,
Phytoplankt
aims to determine the primary productivity of waters and the physical and
on, Lake chemical parameters of Lake Sibili and as a first step in the use of Lake Sibili
Sibili, Palu sustainable. This study was carried out using the method of oxygen light bottles
City and dark bottles. The results of the research have shown that station III has the
highest net photosynthesis with a value of 1.875.0 mgC/m3/day (Table 2) this is
caused by the temperature and pH of the station is relatively high which has an
average temperature of 30.3 oC and average pH - 7.6 so that this can increase
the rate of photosynthetic activity by phytoplankton while the lowest net
photosynthetic value is at station I with a value of 812.4 mgC/m3/day which has
a relatively lower temperature and pH compared to other stations which have an
average temperature average of 28.9 oC and average pH 7. so that based on
primary productivity values obtained during the study, the waters of the lake
Sibili can be categorized as Eutrophic waters.

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Produktivitas Primer Perairan Danau Sibili Kecamatan


Kata Kunci:
Tawaeli Kota Palu Sulaawesi Tengah” telah dilaksanakan dari bulan Januari
Produktivitas
primer, hingga Februari 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas
Fitoplankton, primer perairan serta parameter fisika dan kimia danau Sibili dan sebagai
Danau Sibili, langkah awal dari proses pemanfaatan danau Sibili yang berkelanjutan.
Kota Palu Penelitian ini dilakukan dengan metode oksigen botol terang dan botol gelap.
Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui stasiun III memiliki fotosintesis
bersih tertinggi dengan nilai 1,875.0 mgC/m3/hari (Tabel 2) hal ini disebabkan
oleh suhu dan pH pada stasiun tersebut relatif tinggi yaitu memiliki nilai rata-
rata suhu 30,3 oC dan pH rata-rata 7,6 sehingga hal ini dapat meningkatkan
laju aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton sedangkan nilai fotosintesis bersih
terendah berada pada stasiun I dengan nilai 812,4 mgC/m3/hari yang mana
memiliki suhu dan pH relatif lebih rendah dibandingkian stasiun lainnya yaitu
memiliki suhu rata-rata 28,9 oC dan pH rata-rata 7. sehingga berdasarkan nilai
produktivitas primer yang diperoleh selama penelitian, maka perairan danau
Sibili dapat dikategorikan sebagai perairan Eutrofik
*
Corresponding Author : agussalimalbandjari@gmail.com

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 244


Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

PENDAHULUAN sebagai sumber makanan, sehingga


Danau adalah salah satu bentuk kelimpahan fitoplankton menjadi penting
ekosistem yang menempati daerah yang bagi potensi sumber makanan ikan di
relatif kecil pada permukaan bumi alam. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dibandingkan dengan habitat laut dan produktivitas primer yaitu cahaya
daratan. Bagi manusia kepentingannya matahari, suhu, oksigen terlarut, pH, serta
jauh lebih berarti dibandingkan dengan struktur komunitas lainnya yang mampu
luas daerahnya. Keberadaan ekosistem beradaptasi di ekosistem perairan
danau memberikan fungsi yang (habitatnya) (Andriani dkk., 2017).
menguntungkan bagi kehidupan manusia
Pemanfaatan potensi perairan danau
(rumah tangga, industri, dan pertanian)
antara lain sebagai kawasan budidaya
(Kumurur, 2002).
periakanan memerlukan bentuk
Produktivitas primer merupakan hasil pengelolaan yang tepat sehingga dapat
perubahan energi cahaya matahari dimanfaatkan secara optimal dan
menjadi energi kimia dalam tubuh berkesinambungan. Keberadaan
organisme autotrof perairan tersebut fitoplankton pada ekosistem perairan
melalui fotosintesis (Pitoyo dan Wiryanto, menjadi tolok ukur terhadap kualitas air
2002). Lebih lanjut Hariyadi dkk., (2010), yang dapat mempengaruhi tingkat
menjelaskan tingkat produktivitas primer produktivitas perairan (Suwangsa, 2006).
suatu perairan memberikan gambaran
Saat ini data ilmiah yang memberikan
bahwa suatu perairan cukup produktif
keterangan mengenai produktivitas primer
dalam menghasilkan biomassa tumbuhan,
perairan di kawasan danau Sibili belum
termasuk pasokan oksigen yang
tersedia padahal ketersediaan data dan
dihasilkan dari proses fotosintesis.
informasi ini sangat dibutuhkan dalam
Dengan tersedianya biomassa tumbuhan
rangka pemanfaatan potensi perairan
dan oksigen yang cukup dapat
danau tersebut. Oleh karena itu penelitian
mendukung perkembangan ekosistem
ini perlu dilakukan agar segala informasi
perairan.
mengenai produktivitas primer perairan
Fitoplankton mempunyai peran penting yang dihasilkan danau Sibili dapat menjadi
dalam rantai makanan di perairan karena solusi bagi masyarakat sekitar sehingga
mampu mengubah bahan anorganik membantu dalam memanfaatkan potensi
menjadi bahan organik melalui proses danau Sibili dengan sebaik-baiknya dan
fotosintesis. Bahan organik dari dapat memberi kesadaran banyak pihak
fitoplankton tersebut dimanfaatkan oleh agar dapat memelihara, menjaga dan
zooplankton maupun ikan di perairan merawat keberadaan danau.

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 245


Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

BAHAN DAN METODE produktivitas primer perairan serta data


Penelitian ini telah dilaksanakan pada pengukuran faktor fisika dan kimia yang
bulan Januari sampai Februari 2019. meliputi suhu, kecerahan, pH dan DO
(Gambar 1). Alat yang digunakan dalam (Dissolved oxygen). Pengambilan sampel
penelitian ini meliputi alat untuk dilakukan selama tiga minggu dengan
pengukuran produktivitas primer perairan perlakuan satu minggu per satu kali
serta pengukuran parameter fisika dan pengambilan.
kimia perairan, diantaranya Water sampler
digunakan untuk mengambil sampel air, Produktivitas Primer Perairan
botol You-C 1000 ukuran 150 ml yang Pada masing-masing stasiun dilakukan
terdiri dari botol terang (light bottle), botol pengambilan sampel air menggunakan
gelap (dark bottle), satu botol disediakan water sampler pada kedalaman 50 cm,
untuk initial bottle sebagai DO awal. DO setelah itu sampel air dimasukkan ke
meter untuk mengukur kadar oksigen dalam botol oksigen yange terdiri dari
terlarut di suatu perairan, kertas lakmus botol inisial (IB), gelap (DB) dan terang
(pH) sebagai alat ukur derajat keasaman (LB) sampai penuh dan dihindari adanya
(pH), Secchi disk digunakan untuk gelembung udara. Air dalam botol oksigen
mengukur kecerahan perairan, (IB) diukur kadar oksigen terlarutnya
thermometer digunakan untuk pengukuran sebagai kadar DO awal. Kemudian botol
suhu, tali rafia digunakan dalam proses oksigen gelap dan terang yang telah diisi
inkubasi di dalam perairan, alumunium foil penuh sampel air, disuspensikan ke dalam
digunakan untuk membungkus botol air sesuai dengan kedalaman
gelap, alat tulis untuk mencatat hasil yang pengambilan sebelumnya. Selanjutnya di
di dapatakan dan kamera untuk inkubasi selama 4 jam, setelah dilakukan
mendokumentasikan kegiatan selama inkubasi selama 4 jam, kemudian diangkat
penelitian. ke atas permukaan, lalu diukur DO pada
botol oksigen gelap dan terang tersebut
Prosedur Penelitian
sebagai kadar DO akhir, kemudian di catat
Stasiun I terletak disekitar inlet dan outlet
hasilnya dan dianalisa data yang
danau yang mana juga berdekatan
dihasilkan dengan rumus yang telah ada
dengan rawa, stasiun II terletak disekitar
(Hardiyanto dkk., 2012).
dermaga, stasiun III terletak disekitar
perairan yang dipenuhi oleh formasi
Parameter fisika dan kimia
tumbuhan air Eichhornia crassipes
(enceng gondok) dan permukiman warga Parameter fisika dan kimia perairan diukur
dan stasiun IV berada pada lokasi pada permukaan perairan dan dilakukan
pemancingan. Data yang diamati meliputi pada saat cahaya matahari maksimal

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 246


Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

yaitu pada siang hari mulai pukul 13.00 Keterangan :


Respirasi= Konsumsi oksigen pernapasan
sampai 13.40 Wita dengan selang waktu GPP = Produktivitas primer kotor
10 menit dari stasiun satu kestasiun NPP = Produktivitas primer bersih

lainnya.
IB = Kadar oksigen awal
DB = Kadar oksigen akhir botol gelap
Pengukuran parameter fisika perairan LB = Kadar oksigen akhir botol terang
dilakukan pada setiap stasiun yang
meliputi kecerahan dan suhu dilakukan Setelah melakukan penghitungan diatas,

secara langsung menggunakan alat dilanjutkan prosedur penghitungan

pengukuran masing-masing. Untuk produktivitas primer untuk mendapatkan

pengukuran parameter kimia perairan satuan mgC/m3/hari, menurut (Umaly &

yang meliputi pH dan oksigen terlarut juga Cuvin, 1998) dengan rumus :

dilakukan secara langung ditempat 2 2

pengambilan sampel dengan FB = O BT - O BG x 0,375 x1 000


(pQ) (t)
menggunakan alat pengukuran masing-
masing. Keterangan :
3
FB = Fotosintesis bersih (mgC/m /jam)
Analisis Data pQ = Koefisien fotosintesis (1.2)
t = Lama inkubasi
Produkivitas primer perairan dianalisis 0,375 = Koefisien konversi oksigen menjadi
karbon
besarnya respirasi dan aktivitas gross 1000 = Konversi liter menjadi m
3

fotosintesis (Wetzel dan Likens, 1991)


yaitu sebagai berikut : Untuk mendapatkan nilai produktivitas
primer dalam satuan hari maka nilai per

Respirasi = IB – DB jam harus dikalikan dengan 8 (lama


GPP = LB – DB cahaya matahari maksimal) (Asih dkk,.
NPP = (GPP) – (Respirasi)
2007).

HASIL Tabel 1. Hasil perhitungan laju Respirasi, Gpp

Produktivitas primer perairan dan Npp

Dari hasil perhitungan laju respirasi, GPP Respirasi 1,15 mg/L


Ulangan 1 GPP 1,9 mg/L
(Gross primary productivity) dan NPP (Net
primary productivity) yang telah dilakukan NPP 0,75 mg/L

di danau Sibili dengan menggunakan botol Respirasi 1,6 mg/L


Ulangan 2 GPP 2,35 mg/L
oksigen terang dan gelap diperoleh data
NPP 0,75 mg/L
pada tabel 1.:
Respirasi 1,52 mg/L
Ulangan 3 GPP 2,67 mg/L
NPP 0,92 mg/L

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 247


Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

fotosintesis fitoplankton berjalan dengan


Tabel 2. Hasil pengukuran produktivitas primer baik dibandingkan ulangan sebelumnya.
Ulangan (mgC/m hari)
3/ sedangkan untuk jumlah oksigen tertinggi
Stasiun yang digunakan untuk proses respirasi
1 2 3
adalah 1,52 mg/L. Namun dapat dilihat
I 812,4 1.312,5 1.687,5
bahwa tidak adanya perubahan yang
II 1.312,5 1.734,9 1.374,9 sangat signifikan terhadap nilai rata-rata
III 1.374,9 1.562,4 1.875,0 pada tiap pengulangan.
IV 1.249,8 1.624,8 1.749,9 Hasil perhitungan produktivitas primer
atau fotosintesis bersih dalam satuan
Nilai rata-rata GPP tertinggi yang diterima mgC/m3/hari, disajikan dalam tabel 2.
fitoplankton dari hasil fotosintesis adalah Hasil pengukuran fotosintesis bersih
2,67 mg/L dan nilai NPP atau jumlah perairan danau Sibili dapat diketahui pada
bahan oraganik yang disimipan setelah Stasiun I fotosintesis bersih berkisar
3/
dikurangi dengan jumlah yang terpakai 812,4-1.687,5 mgC/m hari, stasiun II
3/
untuk respirasi tertinggi terjadi pada 1.312,5-1.374,9 mgC/m hari, stasiun III
ulangan ketiga yaitu adalah 0,92 mg/L hal 1.374,9-1.875,0 mgC/m3/hari dan stasiun
ini karena intensitas cahaya pada ulangan IV 1.249,8-1.749,9 mgC/m 3/hari (Tabel 2).
ketiga sangat cerah sehingga proses

2000
1800
1600
1400
1200
1000
Status

Perair
Trofik

an

800
600
400
200
0
STASIUN I STASIUN II STASIUN III STASIUN IV

Gambar 2. Grafik perbandingan fotosintesis bersih pada tiap pengulangan

Berdasarkan penelitian yang telah bersih oleh fitoplankton. akan tetapi dapat
dilakukan, lokasi stasiun tidak diketahui pada stasiun III memiliki
berpengaruh nyata terhadap fotosintesis fotosintesis bersih tertinggi dibandingkan
ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 248
Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

dengan stasiun lainnya dan stasiun I Parammeter fisika dan kimia


memiliki fotosintesis terendah
Hasil pengamatan parameter fisika dan
dibandingkan dengan stasiun lainnya.
kimia perairan danau Sibili ditunjukkan
dalam tabel 3.

Tabel 3. Parammeter fisika dan kimia peraira

Ulangan Stasiun Kecerahan Suhu pH DO


o
1 28,8 C 7 5,7 mg/L
o
2 28,8 C 8 5,9 mg/L
1 50 cm o
3 30,1 C 8 6,1 mg/L
o
4 29,9 C 8 6,0 mg/L
o
1 29,1 C 7 5,9 mg/L
o
2 2 28,5 C 7 6,0 mg/L
50 cm o
3 29,7 C 8 5,7 mg/L
o
4 31,1 C 8 6,2 mg/L
1 o
28,8 C 7 5,9 mg/L
2 o
3 50 cm 29,9 C 8 5,8 mg/L
3 o
31,2 C 7 6,0 mg/L
4 o
31,3 C 7 6,2 mg/L

PEMBAHASAN intensitas cahaya yang sampai kesuatu

Produktivitar primer perairan sel lebih besar dari pada suatu intensitas

Proses fotosintesis pada fitoplankton tertentu. Hal ini berarti fitoplankton yang

hanya dapat dilakukan jika intensitas produktif hanya berada pada lapisan-

cahaya matahari mencukupi. Fitoplankton lapisan air teratas dimana intensirtas

memanfaatkan cahaya matahari untuk cahaya cukup bagi berlangsungnya

menghasilkan bahan organik yang dapat fotosintsis. Suhu dan pH air merupakan

dimanfaatkan baik untuk fitoplankton itu faktor yang penting bagi pertumbuhan

sendiri ataupun organisme lainnya. Itulah fitoplankton, peningkatan suhu dan pH

sebabnya kehidupan didalam perairan pada kisaran toleransi akan meningkatkan

tergantung pada produsen utama dalam laju metabolisme dan aktivitas fotosintesis.

hal ini adalah fitoplankton dalam Zat hara yang terkandung disuatu perairan

memproduksi senyawa organik yang juga memiliki peran yang sangat penting

dibutuhkan oleh mahluk hidup lainnya bagi pertumbuhan fitoplankton dan

disuatu perairan. berlangsungnya fotosintesis.

Menurut Asriana dan Yuliana, (2012) Berdasarkan hasil penelitian yang telah

faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dapat duketahui bahwa stasiun

pada fitoplankton diantaranya adalah III memiliki fotosintesis bersih tertinggi

cahaya, suhu, pH dan zat hara. dibandingkan stasiun lainnya dengan nilai

Fotosintesis hanya dapat berlangsung bila 1,875.0 mgC/m3/hari (Tabel 2) hal ini

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 249


Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

disebabkan oleh suhu dan pH pada dan umumnya kaya akan kandungan
stasiun tersebut relatif tinggi yaitu memiliki makanan atau nutrien, karena aktivitas
nilai rata-rata suhu 30,3 oC dan pH rata- fitoplankton pada perairan tersebut sangat
rata 7,6 sehingga hal ini dapat produktif dan ciri umum dari perairan ini
meningkatkan laju aktivitas fotosintesis adalah airnya terlihat keruh dikarenakan
oleh fitoplankton sedangkan nilai pertumbuhan fitoplakton yang sangat
fotosintesis bersih terendah berada pada pesat. Selain air didominasi oleh
stasiun I dengan nilai 812,4 mgC/m3/hari fitoplankton yang tidak ramah lingkungan,
yang mana memiliki suhu dan pH relatif perairan eutofik juga merangsang
lebih rendah dibandingkian stasiun lainnya pertumbuhan tanaman air lainnya, hal ini
o
yaitu memiliki suhu rata-rata 28,9 C dan dapat dibuktikan dengan cukup
pH rata-rata 7. banyaknya formasi tumbuhan air
Perbedaan nilai fotosintesis bersih pada (Eichhornia crassipes) dan kangkung air
tiap stasiun menunjukan adanya (Ipomoea aquatica) pada perairan danau
karakteristik yang berbeda pada masing- Sibili.
masing stasiun pengambilan, namun Perlu adanya tindakan yang tepat untuk
dapat diketahui bahwa produktivitas mencegah kondisi perairan menjadi
primer pada tiap stasiun tidak memiliki semakin buruk, kondisi seperti ini dapat
perubahan yang signifikan pada setiap berakibat negatif bagi kualitas perairan
pengulangan (Gambar 2) yaitu tetap danau Sibili yang mana hal yang sama
berada pada angka > 750, sehingga juga terjadi pada danau Rawa Pening
berdasarkan nilai produktivitas primer yang dilaporkan oleh (Yuningsih., dkk,
yang diperoleh selama penelitian, perairan 2014) yang menyatakan danau tersebut
danau Sibili dapat dikategorikan sebagai memiliki tingkat produktivitas primer
perairan eutrofik, hal ini dapat dilihat tertinggi yaitu 3.333,12 mgC/m 3/hari dan
berdasarkan klasifikasi tingkat kesuburan juga tergolong danau eutrofik sehingga
produktivitas primer perairan menurut Sari memicu pertumbuhan tanaman air yang
dkk., (2017) yaitu : sangat pesat dikarenakan fitoplankton
yang sangat produktif.
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Kesuburan Patameter fisika dan kimia
berdasarkan Produktivitas Primer Hasil pengukuran rata-rata nilai kecerahan
Produktivitas Tingkat pada setiap stasiun menggunakan secchi
Primer kesuburan
0-200 Oligotrofik disk yaitu 50 cm. hal ini dikarenakan
200-750 Mesotrofik substrat dasar perairan yang ada pada
>750 Eutrofik
danau Sibili didominasi oleh lumpur,
Perairan eutrofik yaitu perairan yang
aktivitas berlebihan oleh fitoplankton dan
memiliki produktivitas primer yang tinggi
kedalaman tertinggi ± 2 m sehingga
ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 250
Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

perairan terlihat keruh. Boyd (1990), Nilai oksigen terlaurut yang didapatkan
menyatakan bahwa tingkat kecerahan yaitu 5,7 mg/L – 6,2 mg/L. kandungan DO
perairan yang baik untuk plankton secara diukur pada permukaan perairan,
optimal yaitu 30-50 cm. sehingga dapat mengingat DO maksimal perairan terdapat
diketahui bahwa kecerahan perairan pada pada tingkatan permukaan. PP No.28
danau Sibili tergolong baik untuk tahun 2001 menyatakan bahwa nilai
pertumbuhan plankton. standar baku mutu untuk kelangsungan
Suhu air merupakan salah satu faktor hidup perairan sebesar 3 mg/L.
abiotik yang memegang peranan penting Produktivitas suatu perairan sangat
bagi keidupan organisme perairan. hasil ditentukan oleh sifat fisika dan kimia serta
pengukuran suhu pada tiap stasiun organisme hidup pendukung lainnya.
diperairan danau Sibili Kota Palu berkisar perairan yang miliki sifat fisika dan kimia
o o
antara 28,5 C ssampai 31,3 C . Menurut sangat tinggi ataupun sebaliknya dapat
Reynold (1990), suhu optimum untuk merusak jaringan tubuh fitoplankton,
pertumbuhan fitoplankton adalah 25-32 sehingga akan mengganggu proses
o
C. Nilai kisaran suhu di perairan danau fotosintesis dan menghambat pembuatan
Sibili kota palu perairan berada pada ikatan-ikatan organik yang kompleks dari
kisaran suhu yang baik untuk bahan organik yang sederhana serta akan
kelangsungan hidup fitoplankton. mengganggu kestabilan perairan itu
Angka derajat keasaman (pH) pada sendiri (Yuningsih., dkk, 2014). Dari hasil
danau Sibili berkisar antara 7 sampai 8. pengukuran parameter fisika dan kimia
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, derajat perairan danau Sibili didapatkan nilai
keasaman (pH) yang diperlukan untuk kecerahan, suhu, pH dan oksigen terlarut
mendukung kehidupan perairan yaitu 6-9. rata-rata berada pada nilai standar baku
Sehingga dapat diketahui bahwa nilai mutu dalam mendukung pertumbuhan
kisaran pH pada danau Sibili masih fitoplankton.
tergolong dalam keadaan baik.

KESIMPULAN diketahui bahwa rata-rata nilai kecerahan


Nilai tertinggi produktivitas primer perairan yaitu 50 cm tergolong baik, suhu
3/
danau Sibili adalah 1.875,0 mgC/m hari diperairan danau Sibili berkisar antara
dan nilai terendah berada pada nilai 28,5-31,3 oC tergolong baik, angka derajat
812,4 mgC/m3/hari. sehingga dapat keasaman (pH) pada danau Sibili kota
diketahui bahwa perairan danau Sibili palu berkisar antara 7 sampai 8 tergolong
dikategorikan sebagai perairan eutrofik. baik serta DO diperairan danau Sibili serta
Berdasarkan pengukuran parameter fisika nilai oksigen terlaurut rata-rata berkisar
dan kimia perairan danau Sibili dapat antara 5,7 mg/L – 6,2 mg/L tergolong baik
ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 251
Karuntu dan Ramadanil. Biocelebes. Desember. 2020. Vol. 14 No. 3, 244-252

berdasarkan baku mutu perairan yang Tentang Pengelolaan Kualitas Air


Dan Pengendalian Pencemaran Air.
optimal.
Pitoyo, A dan Wiryanto, 2002. Primary
Productivity of the Cengklik Dam
DAFTAR PUSTAKA
Boyolali. FMIPA. UNS Surakarta.
Andriani, A. Damar, A. Rahardjo, M. F.
Reynolds, C. S. 1990. Ecology of
Simanjuntak C. Asriansyah, A dan
Freshwater Phytoplankton.
Aditriawan, R.M. 2017. Abundance
Cambridge University Press.
of Phytoplankton and its Role as
Cambridge. 388 hlm.
Fish Food Sources in Pabean Bay,
West Java. Jurnal Sumberdaya
Sari, D. Y, Haeruddinm & Rudiyanti, S.
Akuatik Indopasifik. Volume 1.
2017. Habitat Quality Review based
Nomor 2. Halaman 141.
on Level of Productivity as Utilization
Database Coastal Waters
Asih, P. Muzahar dan Pratomo, A. 2007.
Tasikagung Village, Rembang.
Produktivitas primer fitoplankton di
JOURNAL OF MAQUARES Volume
perairan Desa Malang Rapat
6, Nomor 4. Halaman 493.
Kabupaten Bintan. Program Studi
Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH.
Suwangsa, I. H. 2006. Keanekaragaman
Plankton di Perairan Danau Beratan
Asriana dan Yuliana. 2012. Produktivitas
Bali. Skripsi, Program Studi Biologi
Perairan. Bumi Aksara. Jakarta. 278
Jurusan Matematika Dan Ilmu
hlm.
Pengtahuan Alam Fakultas Sains
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Ponds
Dan Teknologi. Universitas Islam
For Agricultural. Experiment Stasion.
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Albama. 482 hlm.
Umaly, R. C. and L. A. Cuvin. 1988.
Hardiyanto, R. Suherman, H dan Pratama,
Limnology Laboratory and Field
R. I. 2012. Kajian Produktivitas
Guide Physico-Chemical Factors,
Primer Fitoplankton Di Waduk
Biology Factors. National Book
Saguling , Desa Bongas Dalam
Store Publ. Manila.
Kaitannya Dengan Kegiatan
Perikanan. Jurnal Perikanan dan
Wetzel, R. G and Likens. 1991.
Kelautan.
Limnological Analysis. Second
edition. Springer-Verlag. New York.
Hariyadi S, E. M. Adiwilaga, T. Prartono,
USA.
S. Hardjoamidjojo dan A. Damar.
2010. Produktivitas Primer Estuari
Yuningsih, H. D. Soedarsono, P. Anggoro,
Sungai Cisadane Pada Musim
S. 2014. Hubungan Bahan Organik
Kemarau. Limnotek. Volume 17.
Dengan Produktivitas Perairan Pada
Nomor 1. Halaman 52.
Kawasan Tutupan Eceng Gondok,
Perairan Terbuka Dan Keramba
Kumurur, V.A. 2002. Aspek Strategis
Jaring Apung Di Rawa Pening
Pengelolaan Danau Tondano
Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Secara Terpadu. Universitas Sam
Diponegoro Journal Of Maquares.
Ratulangi, Manado.
UNDIP. Volume 3. Nomor 1.
Halaman 40.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 Tanggal 14 Desember 2001

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 252

Anda mungkin juga menyukai