Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRODUKTIVITAS PERAIRAN

PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN LAUT

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. Mohammad Mahmudi,MS

KELAS M01
SEMESTER GANJIL 2019

DISUSUN OLEH:

HAFIZH GIGIH PURNAMA 175080107111010


AXEL DYANING WIRATMOKO 175080107111011
MELIANA YUMNA 175080107111012
PUNTO APRI SEMBODO 175080107111017
M. DINAR RYAAS ALRASYID 175080107111018
LUTHFI SATWIKO YURISTIANTO 175080107111022
DHAFIN FADHLAN PRATAMA 175080107111025
ALAMANDA BUNGA 175080107111030
PRAMITA SALINA YASMINIA 175080107111034
APRILLIA MIFTAKHUN NI`MAH 175080107111035

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang PRODUKTIVITAS PERAIRAN.
Shalawat serta salam kami panjatkan pula kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau
sekarang kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau
sebarkan. Dan semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafa’at di padang
tandus yang tidak kita temui syafaat selain dari beliau. Makalah ini dibuat dengan
judul “PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN LAUT” diharapkan bisa membuat
pembaca mengerti tentang produktivitas primer di perairan laut.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami
sangat mengharap kritik dan saran untuk meyempurnakan makalah ini. Walaupun
demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca
makalah ini kita dapat memahami tentang organisme yang dapat dijadikan
indikator suatu lingkungan. Demikian sebagai pengantar makalah ini.

Malang, 14 September 2019

Penulis
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produktivitas primer perairan memiliki peran penting dalam siklus karbon


dan rantai makanan serta perannya sebagai pemasok kandungan oksigen terlarut
di perairan. Pengukuran produktivitas primer merupakan satu syarat dasar untuk
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem perairan. produktivitas primer bersih
merupakan kunci pengukuran kesehatan lingkungan dan pengelolaan
sumberdaya laut. tingkat produktivitas primer suatu perairan memberikan
gambaran bahwa, suatu perairan cukup produktif dalam menghasilkan biomassa
tumbuhan, termasuk pasokan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Dengan tersedianya biomassa tumbuhan dan oksigen yang cukup dapat
mendukung perkembangan ekosistem perairan. Produktivitas perairan yang
terlalu tinggi dapat mengindikasikan telah terjadi eutrofikasi. sedangkan yang
terlalu rendah dapat memberikan indikasi bahwa perairan tidak produktif atau
miskin. Dengan kata lain produktivitas perairan juga dapat digunakan dalam
pengelolaan sumberdaya perairan dan pemantaun kualitas perairan. Dalam
kaitannya dengan produksi (stok) ikan maupun budidaya penting untung
mempelajari produktivitas perairan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalh ini adalah:

1. Apa pengertian Produktivitas?


2. Apa pengertian Laut?
3. Apa saja peran penting laut bagi kehidupan?
4. Apa saja sumber energi primer bagi ekossitem laut?
5. Apa pengertian produktivitas primer laut?
6. Faktor apasa saja yang mempengaruhi produktivitas?
7. Apakah fitoplankton dapat dijadikan sebagai produktivitas primer laut?
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Produktivitas Perairan, dosen pengampu Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si. Tujuan
penulisan makalah ini juga dimaksudkan agar kita dapat mengetahui, mengenal,
serta mampu mempelajari bagaimana produktivitas primer di perairan laut.
2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Produktivitas

Menurut Nuzapril, et al. (2017), produktivitas primer adalah kecepatan


terjadinya proses fotosintesis atau pengikatan karbon dan produksi karbohidrat
(zat organik) dalam satuan waktu dan volume tertentu. Produktivitas primer
perairan merupakan salah satu faktor penting dalam ekosistem perairan laut,
karena berperan dalam siklus karbon dan rantai makanan untuk organisme
heterotrof. Pada ekosistem akuatik sebagian besar produktivitas primer perairan
dilakukan olah fitoplankton dan kurang lebih produksi primer di laut berasal dari
fitoplankton.

Menurut Muhtadi (2017), produktivitas itu sendiri terdiri dari produktivitas


primer (produsen) dan produktivitas skunder (konsumen: zoo plankton, ikan,
benthos, dll). Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan
oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu merombak bahan
anorganik menjadi bahan organik yang langsung dapat dimanfaatkan oleh
organisme itu sendiri maupun organisme lain dengan bantuan energi matahari
maupun melalui mekanisme kemosintesis. Produktivitas primer merupakan laju
produksi karbon organik (karbohidrat) per satuan waktu dan volume melalui proses
fotosintesis yang dilakukan oleh organisme tumbuhan hijau. Dalam konsep
produktivtas, dikenal istilah produktivitas primer kotor (gross primary productivity)
dan produktivitas primer bersih (net primary productivity). Produktivitas primer
kotor merupakan laju total fotosintesis, termasuk bahan organik yang
dimanfaatkan untuk respirasi selama jangka waktu tertentu disebut juga produksi
total atau asimilasi total. Produktivitas bersih merupakan laju penyimpanan bahan
organik di dalam jaringan setelah dikurangi untuk pemanfaatan untuk respirasi
selama jangka waktu tertentu. Produktivitas primer perairan memiliki peran penting
dalam siklus karbon dan rantai makanan, serta perannya sebagai pemasok
kandungan oksigen terlarut di perairan.

2.2. Pengertian laut

Menurut Fariya dan Rejeki (2015), laut adalah kumpulan air asin yang luas
dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5%
air murni dan 3,5% material lain-nya seperti garam-garaman, gas-gas terla-rut,
bahan-bahan organik dan partikel-par-tikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air
laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Pada dasarnya, air laut mengandung senya-
wa NaCl yang tinggi dan oleh H2O diurai-kan menjadi Na+ dan Cl-

Laut adalah sebuah tubuh air asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh
atau sebagian oleh daratan.Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah sistem
perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap
sebagai satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama. Laut
mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air, siklus
karbon, dan siklus nitrogen. Meskipun laut telah dijelajahi dan diarungi sejak
zaman prasejarah, kajian ilmiah modern terhadap laut yaitu oseanografi baru
dimulai pada masa ekspedisi HMS Challenger dari Britania Raya pada tahun 1870-
an. Laut pada umumnya dibagi menjadi lima samudra besar yang meliputi empat
samudra yang diakui Organisasi Hidrografi Internasional (Samudra Atlantik,
Pasifik, Hindia, dan Arktik) dan Samudra Selatan; serta bagian yang lebih kecil,
seperti Laut Tengah, yang dikenal sebagai laut.

2.3. Peran Penting Laut bagi Kehidupan

Laut merupakan wilayah terbesar yang menyelimuti permukaan bumi. Di bumi


ini,laut memiliki wilayah yang sangat luas dibandingkan dengan daratan yang
berada di permukaan bumi. Adapun fungsi dari laut sendiri adalah:

 Peranan Laut Sebagai Pengontrol Iklim Bumi

Laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi.
Karena laut memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa
peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu
dingin bagi manusia untuk hidup.Lebih dari 70% bagian dari planet Bumi
ditutupi oleh air (dimana sebagian besarnya adalah lautan). Air laut bergerak
secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran yang sangat
besar (global conveyor belt). Air laut bergerak dari permukaan ke dalam
samudera dan kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan temperatur air
laut mengontrol sabuk aliran global ini. Sabuk aliran inilah yang berperan
memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran global
memerlukan waktu sekitar 1000 tahun.

 Penghasil Oksigen

Kebanyakan orang berpikir bahwa pepohonan dan hutan adalah sumber


utama oksigen dunia. Tidak salah 100%, tetapi juga tidak tepat. Secara global
pohon dan hutan memang menghasilkan banyak oksigen, tetapi hanya 28%
saja dari total volume gas penting itu yang dihasilkannya. Para ahli seluruh
dunia sepakat paling tidak 70% oksigen yang ada di atmosfir bumi dihasilkan
dari laut. Berbagai tumbuhan laut yang berklorofil, seperti fitoplankton dan
ganggang adalah produsen utama oksigen dunia. Sebagai tumbuhan
berklorofil tumbuhan laut itu akan berfotosintesa dengan bantuan sinar
matahari dan salah satu hasil proses memasak makanan itu adalah oksigen
yang dilepaskan ke udara.Jumlah ganggang dan plankton yang luar biasa
banyak itulah yang menjadi sumber utama oksigen dunia.

 Habitat

Laut diketahui juga bisa sebagai habitat atau tempat tinggal dari berbagai
macam flora dan fauna yang terutama membutuhkan air sebagai tempat
hidupnya.Tidak bisa dipungkiri masih banyak spesies flora dan fauna yang
berada dilautan yang bahkan masih belum diketahui nama untuk spesies
tersebut. Keanekaragaman hayati yang tinggi dan kemampuan teknologi yang
masih belum cukup mumpuni lah yang menjadfi sebuah faktor manusia masih
belum bisa mendekteksi seluruh keanekaragaman hayati yang berada di laut (

 Sumber Pangan

Di dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat banyak. Secara
geografis perairan yang kaya berbagai jenis ikan antara lain tepian Laut Cina
Selatan, tepian Samudra Pasifik, dan tepian samudra Hindia. Di Indonesia, laut
yang kaya akan ikan antara lain Laut Natuna, Laut Sulawesi sampai Papua,
laut di sebelah barat Pulau Sumatra sampai sebelah selatan Nusa Tenggara
Timur. Dari laut seorang nelayan dapat memperoleh penghidupan hanya dari
menangkap ikan, tidak perlu mereka membuat kolam untuk beternak ikan.
Cukup bermodalkan pancing, jala dan kapal maka kegiatan berekonomi dapat
dijalankan.
 Sumber Pertambangan

Laut juga termasuk wilayah pertambangan yang sangat potensial bagi bangsa
Indonesia. Sumber bahan tambang yang terdapat di laut di antaranya minyak,
gas bumi, endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekitar 50
cekungan dasar laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.
minyak bumi dan gas bumi Indonesia sudah diekspor ke mancanegara.
Produksi minyak bumi sudah mulai bergeser dari daratan ke arah perairan atau
laut. Hal ini disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak di daratan,
sementara semakin banyak cadangan minyak bumi ditemukan di laut.Hal itu
tidak mengherankan karena masih banyak sekali sumber bahan tambang,
seperti minyak bumi di lautan dan belum dieksplorasi karena berbagai
kesulitan dalam melakukannya.Tetapi, penelitian oleh para ahli geologi
menemukan bahwa dasar laut sangat berpotensi menyimpan bahan tambang
(bukan hanya minyak bumi) yang diperlukan bagi industri di dunia

 Sumber Energi Baru

Energi yang dihasilkan pun tidak seperti bahan bakar minyak yang akan habis
dan tentunya sangat ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi
udara dan menebarkan gas rumah kaca.Salah satu bagian laut yang mulai
dilirik sebagai pembangkit energi adalah ombak.Gerak air yang diakibatkan
hembusan angin ini sudah terbukti bisa diubah menjadi energi listrik. Beberapa
pembangkit listrik tenaga ombak sudah dibangun di banyak negara maju dan
dipergunakan untuk menghasilkan listrik yang sangat dibutuhkan manusia.

 Tempat Olahraga, Sarana Rekreasi dan Pariwisata

Manfaat laut bagi kehidupan manusia satu lagi yang walau tidak terlihat
wujudnya tetapi bisa dirasakan sekali adalah fungsinya sebagai tempat
rekreasi. Itulah yang dilakukan manusia sejak dulu ketika ingin melepaskan
kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Selain sebagai tempat rekreasi laut juga
bisa digunakan sebagai tempat untuk olahraga air seperti
selancar,menyelam,berlayar,dll. B3edasarkan dua peluang tersebut maka
sekarang kebanyakan laut digunakan sebagai tempat wisata yang dimana
hamper diseluruh bagian bumi ini setiap negara,setiap daerah yang memiliki
laut tidak luput membuat laut menjadi tempat untuk pariwisata.
2.4. Sumber Energi Primer bagi Ekosistem Laut

Cahaya matahari merupakan energi penggerak utama bagi seluruh


ekosistem termasuk di dalamnya ekosistem perairan. Cahaya matahari
menghasilkan panas sebesar 10 26 Kalori/detik, namun hanya sebagian kecil dari
panas tersebut yang mampu diserap dan masuk ekosistem perairan. Dari bagian
kecil yang memasuki ekosistem perairan hanya sebagian kecil yang mampu
diserap oleh organisme autotrop seperti fitoplankton. Cahaya adalah sumber
energi dasar bagi pertumbuhan organisme autotrop terutama fitoplankton yang
pada gilirannya mensuplai makanan bagi seluruh kehidupan di perairan. Proses
produksi di laut dimulai dari oraganisme autotrop yang mampu menyerap energi
matahari. Tingkatan produksi di laut digambarkan dengan bentuk piramida
makanan yang menunjukan tingkatan tropic atau rantai makanan antara produser
dan consumer. Organisme autotrop menempati dasar piramida yang menunjukkan
bahwa organisme ini memiliki jumlah terbesar dan menjadi penopang seluruh
kehidupan pada tingkat tropic di atasnya. Fungsi ekosistem yang optimal harus
ditunjang oleh adanya cahaya matahari. Ekosistem yang baik harus mampu
mendukung kehidupan di dalamnya. Salah satu ukuran kualitas suatu ekosistem
adalah terselenggaranya proses produksi atau produktivitas primer yang
mempersyaratkan adanya cahaya untuk keberlangsungannya. Semakin tinggi nilai
produktivitasnya maka semakin besar pula dayadukungnya bagi kehidupan
komunitas penghuninya. Sebaliknya produktivitas primer yang rendah
menunjukkan daya dukung yang rendah pula. Produktivitas primer dapat
didefinisikan sebagai laju penyimpanan energi radiasi matahari melalui aktivitas
fotosintesis yang 6 dilakukan produser primer yang mampu memanfaatkan zat-zat
anorganik dan merubahnya menjadi bahan organik.

2.5. Pengertian Produktivitas Primer Laut

Menurut Sukresno dan Suniada (2008), produktivitas primer laut ialah laju
pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa
anorganik yang berada di Laut. Jumlah seluruh bahan organik (biomassa) yang
terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas primer kotor, atau
produksi total.
Menurut Nuzapril, et al. 2017, konsentrasi klorofil-a sering digunakan untuk
mengestimasi biomassa fitoplankton dan produktivitas perairan yang dapat
digunakan dalam pengelolaan sumberdaya laut dan pemantaun kualitas perairan.
konsentrasi klorofil-a permukaan hanya mampu menjelaskan kurang lebih 30 %
produktivitas primer laut sedangkan produktivitas primer berlangsung sampai 4,6x
kedalaman atenuasi cahaya atau kedalaman kompensasi. Model statistik
sederhana untuk mengestimasi rata-rata produktivitas primer menggunakan
informasi konsentrasi klorofil-a laut di seluruh zona eufotik, karena konsentrasi
klorofil-a merupakan indikator utama untuk mengestimasi produktivitas primer dan
merupakan variabel penting dalam proses fotosintesis.

Menurut Lakastri, et al. 2018, pengukuran produktivitas primer dengan cara


mengambil air sampel menggunakan botol BOD gelap dan terang, kemudian
dimasukkan kedalam plastik zipper yang sudah berisi spesimen karang. Botol
winkler tersebut diinkubasi di dalam badan perairan selama kurang lebih tiga jam.
Setelah masa inkubasi, botol winkler diambil dan diukur Gross Primary Productivity
(GPP), Net Primary Productivity (NPP) dan Respirasi. Menurut Fahmi dan Setyono
(2015), rumus yang digunakan untuk menghitung GPP,NPP dan respirasi adalah
sebagai berikut.

𝐿𝐵−𝐷𝐵
𝐺𝑃𝑃 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375
𝑁 × 𝑃𝑄

𝐿𝐵−𝐼𝐵
𝑁𝑃𝑃 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375 𝑁 ×𝑃𝑄

𝐼𝐵−𝐷𝐵
𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375 𝑁 ×𝑃𝑄
𝑅

Keterangan :

LB : Botol Terang (setelah inkubasi)

DB : Botol Gelap (setelah inkubasi)

IB : Kandungan O2 awal sebelum inkubasi

PQ : Phosynthesis Quotient

RQ : Respiration Quotient

N : Lama Inkubasi
2.6. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Primer Laut
a. Penetrasi Cahaya

Kebutuhan cahaya merupakan suatu batas fundamental distribusi seluruh


organisme fotosintesis. Untuk hidup, organisme ini harus berada pada daerah
lapisan permukaan (zona fotis) sehingga energi matahari diperoleh lebih
banyak untuk berfotosintesis. Umumnya fotosintesis bertambah sejalan
dengan peningkatan intensitas cahaya sampai pada nilai optimum tertentu
(cahaya saturasi). Di atas nilai tersebut, cahaya merupakan penghambat bagi
fotosintesis (cahaya inhibisi), sedangkan di bawahnya cahaya merupakan
pembatas sampai suatu kedalaman di mana fotosintesis sama dengan
respirasi (Wetzel, 2001; Kirk, 2011; Vallina et al., 2017). Oleh karena itu laju
fotosintesis ini sangat berhubungan dengan laju produktivitas primer di
perairan, dimana laju fotosintesis yang hubungannya dengan cahaya sama
dengan hubungan cahaya dengan produktivitas primer di perairan (seperti
terlihat dari Gambar 1). Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi cahaya produktivitas perairan semakin tinggi sampai pada batas
tertentu, akan menurusn seiring dengan menurunnya intensitas cahaya
matahari.

b. Nutrien

nutrien yang bdibutuhkan oleh tumbuhan menjadi makro nutrien (terdiri dari
unsur: O, C, N, P, S, K, Mg, dan Ca) dan mikro nutrien (Fe, Mn, Cu, Zn, B, Si,
Mo,Cl, Co, dan Na) . Menurut Filippino et al. (2011); Qurban et al. (2017),
nutrien yang paling berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan plankton adalah nitrogen (dalam bentuk NO3) dan fosfor
(dalam bentuk PO4). Kedua unsur ini sangat penting yang merupakan faktor
pembatas bagi produktivitas plankton di perairan. Selain nitrogen dan fosfor
unsur yang penting terhadap perkembangan organisme autotrof terutama
plankton jenis algae diatom adalah silika untuk membentuk frustule dan
spikule. Nutrien yang tinggi dengan alkalinitas yang rendah menjadi faktor
pembatas produktivitas primer di perairan. besarnya produktivitas primer suatu
perairan dapat mengindikasikan besarnya ketersediaan nutrien terlarut di
perairan tersebut. Keberadaan nutrien di perairan sangat di pengaruhi oleh
aktivitas menusia di daratan, gerakan massa air (terutama di perairan laut),
maupun aktivitas pembusukan bahan-baahan organik. Perairan yang kaya
nutrien dan biota autotrof akan memiliki produktivitas primer yang tinggi.

c. Suhu
Suhu pada perairan sangat berperan dalam mengendalikan ekosistem
perairan. Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan
meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah
mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies
fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Pada
daerah subtropis, pada musim panas tingkat produktiviats perairan akan lebih
tinggi dibandingan pada musim dingin.

Faktor menyebabkan peningkatan laju produktivitas primer di laut


a) Upwelling khususnya di perairan khatulistiwa
front penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung
membawa bersama-sama dengan air yang dingin kaya akan nutrien
dibandingkan dengan perairan yang lebih hangat tetapi miskin zat hara.
Front merupakan daerah pertemuan dua massa air yang mempunyai
karakteristik berbeda, misal pertemuan antara massa air dari Laut Jawa
yang agak panas dengan massa air Samudera Hindia yang lebih dingin.
Selain front Upweling juga penting dalam peningkatan produktivitas primer
di laut. Upwelling merupakan penaikan massa air laut dari suatu lapisan
dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang
suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke
permukaan.
b) Keberadaan lapisan termoklin

2.7. Fitoplankton sebagai produktivitas primer laut


Menurut Alianto, et al. (2008), pengukuran produktivitas primer fitoplankton
merupakan satu syarat dasar untuk mempelajari struktur dan fungsi ekosistem
perairan. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang paling luas tersebar dan ditemui
di seluruh permukaan laut dan pada kedalaman sampai setebal lapisan eufotik.
Fitoplankton menghasilkan karbon 1010 ton setiap tahun atau kira-kira 50% dari
seluruh karbon yang dihasilkan oleh seluruh tumbuh tumbuhan. Faktor utama
lainnya yang mengontrol laju produktivitas primer fitoplankton di perairan adalah
cahaya. Aspek dasar dari cahaya yang penting secara biologi adalah kuantitas dan
kualitasnya. Proses fotosintesis di dalam perairan hanya dapat berlangsung jika
ada cahaya sampai pada kedalaman tertentu tempat fitoplankton. Tingkat
penyerapan cahaya oleh fitoplankton sekitar 1.4% di perairan jernih dan 40% di
perairan yang sangat keruh. Distribusi cahaya dan unsur hara di perairan pada
umumnya tidak serasi dengan kebutuhan fitoplankton. Adanya kekeruhan yang
disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi mengakibatkan adanya perbedaan
potensi tumbuh fitoplankton pada suatu kolom air.

Menurut Muhtadi (2017), konsentrasi klorofil-a merupakan indikator utama


untuk mengestimasi produktivitas primer dan merupakan variabel penting dalam
proses fotosintesis. Klorofil–a fitoplanton adalah suatu pigmen aktif dalam sel
tumbuhan yang mempunyai peranan penting didalam proses berlangsungnya
fotosintesis diperairan semua sel berfotosintesis mengandung satu atau beberapa
pigmen klorofil. Parameter fisik-kimia yang mengontrol dan mempengaruhi
sebaran klorofil-a, adalah intensitas cahaya, nutrien (terutama nitrat, fosfat dan
silikat). Perbedaan parameter fisika-kimia tersebut secara langsung merupakan
penyebab bervariasinya produktivitas primer.
3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Produktivitas primer adalah kecepatan terjadinya proses fotosintesis atau


pengikatan karbon dan produksi karbohidrat (zat organik) dalam satuan waktu dan
volume tertentu. Pada ekosistem akuatik sebagian besar produktivitas primer
perairan dilakukan olah fitoplankton dan kurang lebih produksi primer di laut
berasal dari fitoplankton. Produktivitas primer perairan memiliki peran penting
dalam siklus karbon dan rantai makanan, serta perannya sebagai pemasok
kandungan oksigen terlarut di perairan. Laut adalah kumpulan air asin yang luas
dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5%
air murni dan 3,5% material lain-nya seperti garam-garaman, gas-gas terla-rut,
bahan-bahan organik dan partikel-par-tikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air
laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Produktivitas primer laut ialah laju
pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa
anorganik yang berada di Laut. Faktor yang mempengaruhi produktivitas primer
laut adalah cahaya, nutrien dan suhu. Sedangkan faktor yang mempengaruhi laju
produktivitas primer laut adalah arus, upwelling. Fitoplankton merupakan
tumbuhan yang paling luas tersebar dan ditemui di seluruh permukaan laut dan
pada kedalaman sampai setebal lapisan eufotik.
DAFTAR PUSTAKA

Alianto2, Enan M. Adiwilaga3, dan Ario Damar. 2008. Produktivitas primer


fitoplankton dan keterkaitannya dengan unsur hara dan cahaya di Perairan
Teluk Banten. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 15 (1):
21-26.
Fariya,S dan S. Rejeki. 2015. Pemanfaatan elektrolit air laut menjadi cadangan
sumber energi listrik terbarukan sebagai penerangan pada sampan. Jurnal
Sain dan Teknologi.10 (1): 44-58.
Lakastri, L., P. W. Purnomo dan M. R Muskananfola. 2018. Pengaruh kedalaman
terhadap produktivitas primer dan densitas zooxanthellae pada karang
dominan di pulau Cemara Kecil, Karimunjawa. Journal Of Maquares. 7 (4):
440-446.
Muhtadi, A. 2017. Produktivitas primer perairan.
Nuzapril, M., S. B. Susilo dan J. P. Panjaitan. 2017. Estimasi produktivitas primer
perairan berdasarkan konsentrasi klorofil-a yang diekstrak dari citra satelit
landsat-8 di perairan Kepulauan Karimun Jawa . Jurnal Penginderaan
Jauh.14( 1): 25-36.
Sukresno, B dan K. I. Suniada. 2008. Observasi pengaruh enso terhadap
produktivitas primer dan potensi perikanan dengan menggunakan data
satelit di Laut Banda. Globe. 10 (2): 97-107.

Anda mungkin juga menyukai