KELAS M01
SEMESTER GANJIL 2019
DISUSUN OLEH:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang PRODUKTIVITAS PERAIRAN.
Shalawat serta salam kami panjatkan pula kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau
sekarang kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau
sebarkan. Dan semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafa’at di padang
tandus yang tidak kita temui syafaat selain dari beliau. Makalah ini dibuat dengan
judul “PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN LAUT” diharapkan bisa membuat
pembaca mengerti tentang produktivitas primer di perairan laut.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami
sangat mengharap kritik dan saran untuk meyempurnakan makalah ini. Walaupun
demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca
makalah ini kita dapat memahami tentang organisme yang dapat dijadikan
indikator suatu lingkungan. Demikian sebagai pengantar makalah ini.
Penulis
1. PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Produktivitas Perairan, dosen pengampu Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si. Tujuan
penulisan makalah ini juga dimaksudkan agar kita dapat mengetahui, mengenal,
serta mampu mempelajari bagaimana produktivitas primer di perairan laut.
2. PEMBAHASAN
Menurut Fariya dan Rejeki (2015), laut adalah kumpulan air asin yang luas
dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5%
air murni dan 3,5% material lain-nya seperti garam-garaman, gas-gas terla-rut,
bahan-bahan organik dan partikel-par-tikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air
laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Pada dasarnya, air laut mengandung senya-
wa NaCl yang tinggi dan oleh H2O diurai-kan menjadi Na+ dan Cl-
Laut adalah sebuah tubuh air asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh
atau sebagian oleh daratan.Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah sistem
perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap
sebagai satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama. Laut
mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air, siklus
karbon, dan siklus nitrogen. Meskipun laut telah dijelajahi dan diarungi sejak
zaman prasejarah, kajian ilmiah modern terhadap laut yaitu oseanografi baru
dimulai pada masa ekspedisi HMS Challenger dari Britania Raya pada tahun 1870-
an. Laut pada umumnya dibagi menjadi lima samudra besar yang meliputi empat
samudra yang diakui Organisasi Hidrografi Internasional (Samudra Atlantik,
Pasifik, Hindia, dan Arktik) dan Samudra Selatan; serta bagian yang lebih kecil,
seperti Laut Tengah, yang dikenal sebagai laut.
Laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi.
Karena laut memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa
peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu
dingin bagi manusia untuk hidup.Lebih dari 70% bagian dari planet Bumi
ditutupi oleh air (dimana sebagian besarnya adalah lautan). Air laut bergerak
secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran yang sangat
besar (global conveyor belt). Air laut bergerak dari permukaan ke dalam
samudera dan kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan temperatur air
laut mengontrol sabuk aliran global ini. Sabuk aliran inilah yang berperan
memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran global
memerlukan waktu sekitar 1000 tahun.
Penghasil Oksigen
Habitat
Laut diketahui juga bisa sebagai habitat atau tempat tinggal dari berbagai
macam flora dan fauna yang terutama membutuhkan air sebagai tempat
hidupnya.Tidak bisa dipungkiri masih banyak spesies flora dan fauna yang
berada dilautan yang bahkan masih belum diketahui nama untuk spesies
tersebut. Keanekaragaman hayati yang tinggi dan kemampuan teknologi yang
masih belum cukup mumpuni lah yang menjadfi sebuah faktor manusia masih
belum bisa mendekteksi seluruh keanekaragaman hayati yang berada di laut (
Sumber Pangan
Di dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat banyak. Secara
geografis perairan yang kaya berbagai jenis ikan antara lain tepian Laut Cina
Selatan, tepian Samudra Pasifik, dan tepian samudra Hindia. Di Indonesia, laut
yang kaya akan ikan antara lain Laut Natuna, Laut Sulawesi sampai Papua,
laut di sebelah barat Pulau Sumatra sampai sebelah selatan Nusa Tenggara
Timur. Dari laut seorang nelayan dapat memperoleh penghidupan hanya dari
menangkap ikan, tidak perlu mereka membuat kolam untuk beternak ikan.
Cukup bermodalkan pancing, jala dan kapal maka kegiatan berekonomi dapat
dijalankan.
Sumber Pertambangan
Laut juga termasuk wilayah pertambangan yang sangat potensial bagi bangsa
Indonesia. Sumber bahan tambang yang terdapat di laut di antaranya minyak,
gas bumi, endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekitar 50
cekungan dasar laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.
minyak bumi dan gas bumi Indonesia sudah diekspor ke mancanegara.
Produksi minyak bumi sudah mulai bergeser dari daratan ke arah perairan atau
laut. Hal ini disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak di daratan,
sementara semakin banyak cadangan minyak bumi ditemukan di laut.Hal itu
tidak mengherankan karena masih banyak sekali sumber bahan tambang,
seperti minyak bumi di lautan dan belum dieksplorasi karena berbagai
kesulitan dalam melakukannya.Tetapi, penelitian oleh para ahli geologi
menemukan bahwa dasar laut sangat berpotensi menyimpan bahan tambang
(bukan hanya minyak bumi) yang diperlukan bagi industri di dunia
Energi yang dihasilkan pun tidak seperti bahan bakar minyak yang akan habis
dan tentunya sangat ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi
udara dan menebarkan gas rumah kaca.Salah satu bagian laut yang mulai
dilirik sebagai pembangkit energi adalah ombak.Gerak air yang diakibatkan
hembusan angin ini sudah terbukti bisa diubah menjadi energi listrik. Beberapa
pembangkit listrik tenaga ombak sudah dibangun di banyak negara maju dan
dipergunakan untuk menghasilkan listrik yang sangat dibutuhkan manusia.
Manfaat laut bagi kehidupan manusia satu lagi yang walau tidak terlihat
wujudnya tetapi bisa dirasakan sekali adalah fungsinya sebagai tempat
rekreasi. Itulah yang dilakukan manusia sejak dulu ketika ingin melepaskan
kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Selain sebagai tempat rekreasi laut juga
bisa digunakan sebagai tempat untuk olahraga air seperti
selancar,menyelam,berlayar,dll. B3edasarkan dua peluang tersebut maka
sekarang kebanyakan laut digunakan sebagai tempat wisata yang dimana
hamper diseluruh bagian bumi ini setiap negara,setiap daerah yang memiliki
laut tidak luput membuat laut menjadi tempat untuk pariwisata.
2.4. Sumber Energi Primer bagi Ekosistem Laut
Menurut Sukresno dan Suniada (2008), produktivitas primer laut ialah laju
pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa
anorganik yang berada di Laut. Jumlah seluruh bahan organik (biomassa) yang
terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas primer kotor, atau
produksi total.
Menurut Nuzapril, et al. 2017, konsentrasi klorofil-a sering digunakan untuk
mengestimasi biomassa fitoplankton dan produktivitas perairan yang dapat
digunakan dalam pengelolaan sumberdaya laut dan pemantaun kualitas perairan.
konsentrasi klorofil-a permukaan hanya mampu menjelaskan kurang lebih 30 %
produktivitas primer laut sedangkan produktivitas primer berlangsung sampai 4,6x
kedalaman atenuasi cahaya atau kedalaman kompensasi. Model statistik
sederhana untuk mengestimasi rata-rata produktivitas primer menggunakan
informasi konsentrasi klorofil-a laut di seluruh zona eufotik, karena konsentrasi
klorofil-a merupakan indikator utama untuk mengestimasi produktivitas primer dan
merupakan variabel penting dalam proses fotosintesis.
𝐿𝐵−𝐷𝐵
𝐺𝑃𝑃 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375
𝑁 × 𝑃𝑄
𝐿𝐵−𝐼𝐵
𝑁𝑃𝑃 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375 𝑁 ×𝑃𝑄
𝐼𝐵−𝐷𝐵
𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝑔𝐶/L/jam ) = 0,375 𝑁 ×𝑃𝑄
𝑅
Keterangan :
PQ : Phosynthesis Quotient
RQ : Respiration Quotient
N : Lama Inkubasi
2.6. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Primer Laut
a. Penetrasi Cahaya
b. Nutrien
nutrien yang bdibutuhkan oleh tumbuhan menjadi makro nutrien (terdiri dari
unsur: O, C, N, P, S, K, Mg, dan Ca) dan mikro nutrien (Fe, Mn, Cu, Zn, B, Si,
Mo,Cl, Co, dan Na) . Menurut Filippino et al. (2011); Qurban et al. (2017),
nutrien yang paling berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan plankton adalah nitrogen (dalam bentuk NO3) dan fosfor
(dalam bentuk PO4). Kedua unsur ini sangat penting yang merupakan faktor
pembatas bagi produktivitas plankton di perairan. Selain nitrogen dan fosfor
unsur yang penting terhadap perkembangan organisme autotrof terutama
plankton jenis algae diatom adalah silika untuk membentuk frustule dan
spikule. Nutrien yang tinggi dengan alkalinitas yang rendah menjadi faktor
pembatas produktivitas primer di perairan. besarnya produktivitas primer suatu
perairan dapat mengindikasikan besarnya ketersediaan nutrien terlarut di
perairan tersebut. Keberadaan nutrien di perairan sangat di pengaruhi oleh
aktivitas menusia di daratan, gerakan massa air (terutama di perairan laut),
maupun aktivitas pembusukan bahan-baahan organik. Perairan yang kaya
nutrien dan biota autotrof akan memiliki produktivitas primer yang tinggi.
c. Suhu
Suhu pada perairan sangat berperan dalam mengendalikan ekosistem
perairan. Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan
meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah
mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies
fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Pada
daerah subtropis, pada musim panas tingkat produktiviats perairan akan lebih
tinggi dibandingan pada musim dingin.
3.1. Kesimpulan