EKOLOGI PERAIRAN
NIM : 165080101111009
KELOMPOK : 13
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah Ekologi Perairan
Universitas Brawijaya
Oleh
NIM : 165080101111009
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Ekologi Perairan
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Laporan Praktikum Ekologi Perairan. Laporan ini merupakan salah satu syarat
lulus Praktikum Ekologi Perairan. Laporan peraktikum ini disusun sebagai bukti
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
pengalaman saya. Saya mengharapkan laporan ini bermanfaat bagi saya dan
para pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan agar
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
1. PENDAHULUAN
dikandungnya dengan sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme
perairan baik tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai
fungsi sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-
organisme kimia sintetis yang relatif tidak banyak. Semua bentuk kehidupan
langsung dari fotosintesis. Melalui alur rantai makanan pada akhirnya siklus
energi juga akan dimanfaatkan oleh produsen, begitu pula yang terjadi pada
dengan adaptasi, ekosistem populasi yaitu kumpulan individu sejenis pada suatu
daerah dan pada waktu tertentu, ekosistem komunitas yang terdiri dari beberapa
populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies, ekologi ekosistem yaitu
suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen biotik dan abiotik terdapat
siklus kehidupan.
luas, mencakup semua hal di luar organisme yang bersangkutan. Tidak saja
termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga
demikian ada beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus
Bedengan
2. Mengetahui hasil pengukuran parameter kimia yang mempengaruhi perairan
Bedengan
3. Mengetahui hasil pengukuran parameter biologi yang mempengaruhi perairan
Bedengan
4. Menentukan kualitas perairan Bedengan berdasarkan hasil pengukuran
ekosistem sungai.
dan biologi.
3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup
tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain
yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang
berpegang dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat
pegunungan.
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus
dasar sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagian hilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar
yang keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang
organisme bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap
dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
b. Kecepatan Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen
2.2.2 Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
pH (potential of Hydrogen) adalah negatif logaritma dari ion H+. Menurut
Kordi dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan
ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH
air menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan
sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau
asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah)
juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion
yang dimanfaatkan oleh organnisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-
oksigen di perairan adalah difusi udara dan dari proses fotosintesis fitoplankton.
oksidasi unsur kimia. Oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama
dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO 2), mudah larut dalam air, tidak
berbau dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan
banyak terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya
berasal dari udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu
karbondioksida juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari
yang sedang dan belum mengalami proses dekomposisi yang terdiri dari bahan
sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan
batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme
perairan atau dari detritus organik yang telah tertransportasi oleh berbagai media
alam dan terendapkan didasar perairan dalam waktu yang cukup lama. TOM
e. Amonia
yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari
penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk
tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4+) atau ion
f. Nitrat
dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat
DNA dan RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat
g. Orthofosfat
perairan.
2.2.3 Biologi
a. Benthos
yang sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi
pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod,
ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan
flagellata.
Barus (2004) menyatakan bahwa berdasarkan tempat hidupnya, benthos
dapat dibedakan menjadi epifauna yaitu benthos yang hidupnya di atas substrat
dasar perairan, dan infauna yaitu benthos yang hidupnya tertanam di dalam
bersifat benthos dan merobenthos, yaitu kelompok benthos yang hanya bersifat
benthos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya. Sedangkan Odum (1971),
dalam ekositem perairan makrobenthos berperan sebagai salah satu mata rantai
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai
b. Perifiton
yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman,
bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir
sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam
permukaan air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah atau
akan selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat
invertebrata dan ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak
3. METODE
3.1 Fungsi Alat dan Bahan
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
f. Nitrat
g. Orthofosfat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam perhitungan orthofosfat adalah
sebagai berikut :
Alat Fungsi
Gelas ukur 50 ml : untuk alat mengukur air sampel
Erlenmeyer 50 ml : untuk wadah larutan sampel
Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam skala kecil
: untuk wadah sampel saat diuji dengan menggunkan
Tabung reaksi keci
spektofotometer
Rak tabung reaksi : untuk tempat meletakkan tabung reaksi kecil
: untuk mengukur orthofosfat dengan nomor
Spektrofotometer
gelombang490 nm dan panjang gelombang 690 nm
Washing bottle : untuk wadah aquadest
Kamera digital :
Botol mineral 600ml :
Nampan :
Beaker glass 100 ml :
a. Benthos
b. Perifiton
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
e. Amonia
f. Nitrat
Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam pengukuran Nitrat adalah
sebagai berikut :
Bahan Fungsi
Asam fenol disulfonik : sebagai pelarut kerak nitrat
Aquades : sebagai larutan kalibrasi dan pengencer
NH4OH : sebagai indikator warna kuning
Kertas saring : untuk penyaring sampel
Air sampel : sebagai sampel yang akan diukur kadar nitrat nya
Kertas label : sebgai penanda alat
Tisu : untuk membersihkan alat yang digunakan
Alumunium foil :
g. Orthofosfat
a. Benthos
a. Suhu
yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah selanjutnya yaitu
dengan suhu tubuh lalu dimasukkan ke dalam sungai. Tunggu selama 2-5 menit
b. Kecepatan Arus
pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan
berupa 2 botol mineral yang diikat tali raffia dengan panjang 5 m dan jarak antar
kedua botol 30 cm. Kemudian diisi salah satu botol dengan air yang berfungsi
sebagai pemberat, lalu botol dihanyutkan di perairan sungai sampai semua tali
terbentang sambil dihitung waktu yang dibutuhkan untuk semua tali terbentang
dengan menggunakan stopwatch. Catat waktunya dan hitung kecepatan arus
V=
Dimana:
V = kecepatan arus (m/s),
S = jarak (m)
T = waktu (s).
lalu dicatat hasinya dan didokumentasikan.
sampel dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu pH paper dikibas - kibaskan
pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah
perairan dengan kemiringan 45° dan tutup botol DO saat masih berada didalam
perairan dengan syarat tidak boleh terdapat gelembung udara karena dapat
coklat dan melepas I2, lalu di homogenkan sampai terbentuk endapan coklat,
kemudian air bening yang berada di atas endapan dibuang secara perlahan.
thiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N sampai berubah menjadi bening atau tidak berwarna
Keterangan :
N titran= normalitas
8 = Ar O
pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah
PP sebanyak 3 tetes, jika air berwarna merah jambu berarti air sampai tersebut
tidak mengandung CO2 bebas, tetapi jika air sampel berwarna bening alias tetap
tidak berwarna, maka selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan Na 2CO3 0,0454
N, dilakukan titrasi sampai air sampel berubah warna menjadi merah jambu
pertama kali. Langkah terakhir dihitung kadar CO2 dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah
selanjutnya, mengambil air sampel sebanyak 12,5 ml, lalu air sampel tersebut
(1:4) sebanyak 2,5 ml, funsi dari larutan ini yaitu sebagai katalisator. Kemudian
dipanaskan dengan hot plate sampai suhu 75°C kemudian diangkat, suhu
tersebut merupakan suhu optimal KMnO4 bekerja lalu diamkan sampai dengan
tidak berwarna lalu dititrasi dengan dengan KMnO4 0,01N sampai terbentuk
warna merah jambu dicatat sebagai ml titran (x ml). Langkah selanjutnya diambil
prosedur yang sama seperti air sampel sebelumnya dengan bahan aquades dan
dicatat titran yang digunakan sebagai (y ml) sebagai pembanding lalu dihitung
Keterangan :
31,6 = ½ dari Mr
0,01 = Normalitas Na-oxalate
e. Amonia
pertama yang dilakukan yaitu menyiakan alat dan bahan. Langkah selanjutnya
saring sampel menggunakan kertas saring ke dalam gelas ukur hingga mencapai
larutan nessler seanyak 0,5 ml lalu didiamkan kurang lebih selama 10 menit.
Fungsi dari larutan nessler yaitu untuk mengikat amonia. Langkah berikutnya,
sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi kecil dan ditutup dengan aluminium
tekan power dan ditunggu hingga sellfest menjadi 0. Selanjutnya tekan method
dan diukur nomer program yaitu 380nm lalu tekan enter. Kemudian diatur
yaitu 420nm lalu tekan enter. Sampel blanko kemudia dimasukkan dan tekan
zero hingga muncul angka 0,00 mg/l dan terakhir catat hasilnya dan
didokumentasikan.
f. Nitrat
yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah selanjutnya yaitu
disulfonik 6-7 tetes untuk melarutkan kerak nitrat dan diaduk dengan spatula
agar homogen, lalu diencerkan dengan 3 ml aquades. Langkah selanjutnya yaitu
dengan aquades sampai 12,5 ml. Masukkan ke dalam tabung reaksi kecil dan
tuutp dengan aluminium foil hingga rapat agar suhu tetap optimal. Hitung kadar
yaitu, pertama sambungkan ke sumber listrik lalu tekan power dan ditunggu
hingga sellfest menjadi 0. Selanjutnya tekan method dan diukur nomer program
yaitu 353nm lalu tekan enter. Kemudian diatur panjang gelombang sesuai
dengan parameter yang diukur, panjnag gelombang yaitu 410nm lalu tekan enter.
Sampel blanko kemudia dimasukkan dan tekan zero hingga muncul angka 0,00
g. Orthofosfat
selanjutnya yaitu, air sampel diambil dan disaring sebanyak 12,5 ml lalu
sebanyak 3 tetes yang berfungsi sebagai indikator warna biru lalu homogenkan
dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kecil, ditutup dengan aluminium foil dan
tekan power dan ditunggu hingga sellfest menjadi 0. Selanjutnya tekan method
dan diukur nomer program yaitu 490nm lalu tekan enter. Kemudian diatur
yaitu 690nm lalu tekan enter. Sampel blanko kemudian dimasukkan dan tekan
zero hingga muncul angka 0,00 mg/l dan terakhir catat hasilnya dan
didokumentasikan.
a. Benthos
dipegang dengan arah melawan arus, kemudian diaduk dasar perairan dengan
dua kaki secara bersamaan untuk melepas organisme dari dasar perairan agar
sudah diawetkan dikeluarkan dari botol film dengan pinset. Kemudian diletakkan
diatas tisu diatas nampan dan diamati secara langsung dengan menggunakan
loop. Benthos diamati bentuk dan jenisnya kemudia dicocokkan dengan buku
N=
Dimana :
A = Luas (m2)
NN==
b. Perifiton
perifiton. Langkah pertama yang dilakukan pada saat pengambilan perifiton yaitu
perairan berbatu lalu ditandai dengan cutter pada permukaan substrat dengan
luas 3x3 cm. Kemudian disikat atau dikerik bagian permukaan yang sudah di
tandai. Hasil dari kerikan tersebut kemudian dimasukkan kedalam botol film dan
beri larutan aquades hingga botol film penuh. Kemudian diawetkan sampel
peifiton tersebut dengan memberikan lugol sebanyak 2-5 tetes. Sampel perifiton
yang sudah diawetkan dikeluarkan dari botol film dengan menggunakan pipet
tetes kemudian diteteskan pada objek glass sebanyak 1 tetes agar tidak
450 hingga tidak ada gelembung udara. Diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 400x. kemudian amati dan hitung jumplah perifiton pada tiap bidang
Dimana :
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfat
a. Benthos
b. Perifiton
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asriani, W. O., Emiyarti dan E. Ishak. 2013. Studi kualitas lingkungan di sekitar
pelabuhan bongkar muat nikel (Ni) dan hubungannya dengan struktur
komunitas makrozoobentos di perairan Desa Motui Kabupaten Konawe
Utara. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3 (12): 22-35.
Furaidah, Z dan C. Retnaningdyah. 2013. Perbandingan kualitas air irigasi di
pertanian organik dan anorganik berdasarkan sifat fisika - kimia dan
makroinvertebrata bentos (studi kasus di Desa Sumber Ngepoh,
Lawang Kabupaten Malang). Jurnal Biotropika. 1 (4): 154-159.
Apriyanti, E., A. Ihwan dan M. I. Jumarang.2016. Analisis kualitas air di parit
besar Sungai Jawi Kota Pontianak. Prisma Fisika. 4 (3): 101-108.
Arizuna, M., D. Suprapto dan M. R. Muskananfol. 2014. Kandungan nitrat dan
fosfat dalam air pori sedimen di sungai dan muara sungai Wedung
Demak. Diponegoro Journal of Maquares. 3 (1): 7-16.
LAMPIRAN
- Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
- Parameter Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
b. Dissolved Oxygen (DO)
c. Carbon Dioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfat
- Parameter Biologi
a. Benthos
b. Perifiton
Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan Organisme Perairan
Perhitngan: