Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DI LINGKUP USAHA

INDUSTRI ( PT. SEMEN INDONESIA Tbk )

Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir ( UAS) mata kuliah

Dasar-dasar AMDAL

Dosen Pengampu : Ir. Putut Widjanarko, MP

Disusun Oleh :

Deska Tullanjau Hinggar Mapan Lastri Musanep

165080101111055

M 04

PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha esa karena

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “ Dokumen

Analisis Dampak Lingkungan Pada Uasah Industri ( Pt. Semen Indonesia Tbk) “

sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah AMDAL di Progam Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya, Malang.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Ir.Putut Widjanarko, MP selaku dosen pengampu mata kuliah AMDAL.

Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah

banyak membantu hingga makalah ini telah selesai dikerjakan. Kami menyadari

bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata

saya selaku penulis mengucapkan terimakasih

Malang, 27 Oktober 2018

Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan

berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.

4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Sebagai penjabaran pasal 16 tersebut, diundangkan suatu Peraturan

Pemerintah (PP) No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) pada tanggal 5 Juni 1986. Peraturan Pemerintah No.

29/1986 tersebut berlaku efektif pada tanggal 5 Juni 1987 yang mulai selang satu

tahun setelah ditetapkan. Hal tersebut diperlukan karena masih perlu waktu

untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial mengingat definisi

lingkungan yang menganut paham holistic yaitu tidak saja mengenai lingkungan

fisik atau kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial. Berdasarkan

pengalaman penerapan PP No. 29/1986 tersebut dilakukan regulasi dan untuk

mencapai efisiensi maka PP No. 29/1986 diganti dengan PP No. 51/1993 yang

diundangkan pada tanggal 23 Oktober 1993.

Perubahan tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat

lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/atau

kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup. Dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi

Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan

(RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dibuat sekaligus yang

berarti waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam perubahan

tersebut diintrodusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan

(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib

AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan


Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format

yang di tentukanoleh Menter i Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula

wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan dihapuskannya dewan

kualifikasi dan ujian negara.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah tentang Kewajiban Dokumen AMDAL

dalam lingkup usaha industri adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembuatan AMDAL pada izin usaha industri?

2. Bagaimana peranan dan pentingnya dokumen AMDAL pada suatu izin usaha

industri?

1.3 Maksud danTujuan

Maksud dan Tujuan dari rumusan masalah yang dibuat pada makalah

tentang Kewajiban Dokumen AMDAL dalam lingkup usaha industri adalah

sebagai berikut:

1. Menjelaskan bagaimana cara proses penyusunan dokumen AMDAL.

2. Menjelaskan kewajiban dan pentingnya Dokumen AMDAL dalam suatu izin

industri.

3. Menjelaskan dampak yang terjadi jika suatu perusahaan atau industry tidak

memiliki izin AMDAL.


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

(Google Images, 2018)

PT Semen Indonesia merupakan suatu usaha dibidang industri terbesar

di Indonesia yang menguasai market share sebesar 45%. PT Semen Indonesia

berdiri sejak 7 Agustus 1957 yang memiliki gedung utama di Jl. Veteran, Gresik-

Jawa Timur. PT semen Gresik didaerah tuban berlokasi diDesa Sumber Arum

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kapasitas produksinya yaitu

sebesar 9,4 juta ton semen/tahun (PT Semen Indonesia,2013). Sedangkan PT

Semen Gresik juga ada yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah.

Menurut laporan kemajuan PT Semen Gresik (2014), PT. Semen Gresik

(Persero) Tbk. sejak 20 Desember 2012 menjadi PT. Semen Indonesia (Persero)

Tbk -telah melakukan penyusunan Amdal dan dinyatakan layak pada tanggal 30

April 2012 dengandikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.

660.1/10 Tahun 2012 tentang KelayakanLingkungan Hidup Rencana

Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen oleh PT. Semen

Gresik(Persero) Tbk. Di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Perseroan

telah mendapatkan persetujuan atas rencana penambangan bahan baku berupa


batu kapur untuk kebutuhan pabrik semen PT Semen Gresik di Kabupaten

Rembang, melalui SK No. 545/3/2011.

2.2 Proses AMDAL dan Penerbitan Izin Lingkungan PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk.

Proses perencanaan dan pembangunan tambang dan pabrik semen PT.

Semen Indonesia tidak transparan dan partisipatif terhadap masyarakat,

khususnya bagi masyaarakat di desa yang menjadi lokasi pertambangan dan

pabrik semen PT. Indonesia. Masyarakat secara tegas menyatakan bahwa

mereka tidak mengetahui rencana awal pembangunan tambang dan pabrik

semen, termasuk proses pembebasan lahan (tanah), sosialisasi perencanaan

tambang dan pabrik semen, dan pelibatan masyarakat dalam penyusunan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Menurut WALHI (2015), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan dalam Pasal 22

ayat (1), jo Pasal 36 ayat (2) jo Pasal 36 ayat (1) Jo Pasal 40 ayat (10) Jo Pasal

41, mengatur prosedur keluarnya ijin lingkungan sebagai berikut:

Proses yang tidak transparan menjadikan penolakan keras dilakukan

masyarakat sekitar. AMDAL dan IzinLingkungan dinilai cacat hukum karena

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Jalurhukum yang

ditempuh adalah gugatan hukum terhadap Izin Lingkungan yang dikeluarkan


oleh GubernurJawa Tengah, melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Semarang dengan menggunakan Hak Gugat(legal standing) Yayasan Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).Gugatan Terhadap Surat Keputusan

Gubernur Jawa Tengah Nomor 668.1/17 tahun 2012 tentangIzin Lingkungan

Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, Di Kabupaten

Rembang,Provinsi Jawa Tengah didaftarkan oleh Tim Advokasi Peduli

Lingkungan tertanggal 31 Agustus 2014 kepadaPengadilan Tata Usaha Negara

Semarang.

2.3 Dokumen AMDAL

Menurut Suharko (2013), amdal adalah kajian yang akan membantu untuk

mengidentifikasi dampak-dampak penting terkait dengan aspek geo-fisik, biologi,

sosial ekonomi budaya, dan kesehatan masyarakat, yang mungkin akan terjadi,

dan selanjutnya dikelola oleh pihak perusahaan dan pihak-pihak terkait lainnya.

Seluruh kompleks pabrik dan area penambangan yang dioperasikan telah

memiliki Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan sudah

menerapkan manajemen lingkungan maupun pengawasan dalam bentuk

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan

(RPL).

2.3.1 KA (Kerangka Acuan) ANDAL

Dampak industrialisasi PT. Semen Indonesia terhadap masyarakat Desa

Temandang sangat beragam dalam aspek ekonomi, lingkungan, social maupun

budaya. Diantaranya adalah kelangkaan Sumber Daya Alam, konsumerisme

masyarakat, perubahan sosial masyarakat progress, dan regress, kerusakan

lingkungan, marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial, dan masalah ganti

rugi terhadap dampak negatif yang tidak sesuai. Dampak negatif dari kehadiran
PT. Semen Indonesia dirasakan oleh masyarakat oleh masyarakat yang terkena

dampak industrialisasi terutama adalah masyarakat petani yang menjadi semakin

termarginal, karena tidak mampu beradaptasi dengan iklim industrialisasi. Oleh

karena itu, ruang lingkup yang menjadi kajian analisis PT. Semen Indonesia

akiabt dari kegiatan indrustrinya adalah aspek ekonomi, lingkungan, sosial

maupun budaya (Afifah, 2014).

2.3.2 ANDAL

Dampak dari pembangunan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk antara lain :

a. Bidang Ekonomi

Terdapat masyarakat yang mengalami perubahan social secara progress

dan regress. Masyarakat yang mengalami progress hanya segelintir saja yaitu

para elit desa. Pihak yang paling diuntungkan adalah mantanKepala Desa yang

menjadi kepanjangan tangan dari PT.Semen Indonesia dan golongan menengah

dan ataskarena pendapatannya meningkat. Sedangkan masyarakatyang

mengalami perubahan social secara regress yaitumasyarakat petani yang

terkena dampak industrialisasi. Masyarakat petani yang memiliki lahan sempit

ketika kehadiran PT. Semen Indonesia banyak yang mengalami mobilitas sosial

vertical turun dari masyarakat petani menjadi pengangguran.

b. Bidang Lingkungan

Kelangkaan Sumber Daya Alam yang dirasakan oleh masyarakat Desa

Temandang, kawasan karst yang dimiliki masyarakat Desa Temandang

dieksploitasioleh perusahaan semen. Eksploitasi batu Karst yang dilakukan oleh

PT. Semen mencapai 1400 ha. Masyarakat petani tidak mampu menikmati

kekayaan sumber daya alam yang mereka miliki karena eksploitasi tersebut.

Dampak negatif yang lain dalam aspek lingkungan adalah kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan yag terjadi di Desa Temandang adalah masalah debu


yang biasanya membuat masyarakat mengalami sesak nafas, banjir, rumah yang

retak akibat pengeboran. Debu biasanya terjadi ketika perusahaan semen

beroperasi dan ketika truk-truk dari PT. Semen Indonesia melewati Desa

Temandang karena banyak truk-truk besar yang keluar masuk.

c. Bidang Sosial

Dampak negatif yang lain dalam aspek social adalah Marginalisasi

pekerjaan. Masyarakat Desa Temandang yang bekerja di PT. Semen Indonesia

dapat dihitung dengan jari, masyarakat yeng bekerja diinduk PT. Semen

Indonesia hanya dalam skala kecil saja yaitu dua sampai tiga orang. Sedangkan

masyarakat Desa Temandang yang lain hanya mengisi pos-pos kebersihan,

satpam, dan juga lauder (Pengangkut semen). Bahkan sekarang masyarakat

Desa Temandang yang mau bekerja sebagai buruh perusahan tidak

diprioritaskan walaupun untuk mengisi pos-pos kasar. Untuk mengisi pos-pos

induk maupun kasar pihak perusahaan banyak yang mendatangkan pekerja dari

luar Desa Temandang karena life skill, dana dan juga pendidikan tinggi lebih

diperioritaskan.

Menurut informasi berita Kompas.com (2017), Dampak negative akibat

penambangan dan pendirian pabrik semen.

A. Dampak terhadap kuantitas dan kualitas air

Perubahan kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dapat

berdampak pada sumberdaya air baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Peristiwa banjir yang sering terjadi tidak terlepas dari dampak perubahan

penggunaan lahan. Pencemaran pada air sungai dan air tanah yang sering

terjadi juga merupakan dampak dari pembangunan juga. Dengan memperhatikan

daur hidrologi serta proses hidrologi yang mengalami perubahan dapat dikaji

dampak-dampak negatif yang mungkin timbul yang disebabkan oleh proses

pembangunan.
B. Dampak terhadap udara

Efek Rumah Kaca (Green House Effect) disebabkan oleh :Perubahan kondisi

Udara (iklim) karena CO2 dan Gas Rumah Kaca yang lain, Pencemaran Atmosfir

dan Kerusakan Lapisan Ozon

C. Dampak pada kebisingan

Dampak pada kebisingan atau dampak pada tingkat kebisingan yang terjadi

didaerah proyek pembangunan atau daerah disekitar proyek mempunyai

pengaruh yang penting terhadap kesehatan masyarakat, kenyamanan hidup

masyarakat pada binatang ternak, satwa liar atau pun gangguan pada ekosistem

alam. Dampak pada kebisingan biasanya terjadi pada waktu proyek tersebut

sedang dibangun maupun sewaktu sudah berjalan.

D. Dampak terhadap cuaca dan iklim

Pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam,

yang melepas CO2 dan gas-gas lainnya seperti CO, N2O, NOx, SO2, kegiatan

manusia lainnya juga menghasilkan CFC dari AC dan gas Aerosol, serta aktivitas

pengolahan gambut juga menghasilkan CH4, yang semuanya dikenal sebagai

gas rumah kaca ke atmosfir. Ketika atmosfir semakin kaya akan gas-gas rumah

kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak energi panas

yang dipantulkan bumi. Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca

juga akan memantulkan radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar

gedung ini akan mengalami peningkatan panas. Hal ini akan mengakibatkan

siklus iklim terganggu.

E. Dampak terhadap tanah

Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol

dan kurang memperhatikan unsur lingkungan guna mendukung jalannya

pembangunan. Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan

nilai ekonomis dan mengabaikan aspek lingkungan. Secara lebih lanjut


pembangunan berjalan ekspansif, diantaranya menyangkut segi pemanfaatan

ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering kali aspek tata guna lahan yang

sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan

terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan,

diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.

2.3.3 RKL (Rencana Kelola Lingkungan)

Menurut PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (2013), Program Pengelolaan

dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati dilakukan melalui berbagai

kegiatan seperti :

a. Melakukan penghijauan area pabrik & sekitar pabrik (green belt & green

barrier)

b. Pengelolaan waduk bekas galian tambang tanah liat untuk keramba ikan

c. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang batu kapur dan tanah liat

d. Pengembangan hutan mangrove

e. Pengembangan kawasan bekas tambang Ngipik

Perusahaan melakukan pengembangan keanekaragaman hayati di tiga

lokasi, yaitu :

a. Pengembangan Mangrove Center di Tuban

Bekerjasama dengan Bapak LSM Mangrove Center Tuban dan BLH

Kabupaten Tuban

b. Pengelolaan Lahan Pasca Tambang Ngipik di Gresik

Bekerjasama dengan SGF (Semen Gresik Foundation) dan Balai

Penelitian Tanaman Tembakau & Serat Kementerian Pertanian.

c. Pengelolaan Green Belt, Green Barrier dan rekalamasi lahan pasca

tambang di Tuban
Bekerjasama dengan BP2KP Kab. Tuban dan Perhutani Unit II Jawa

Timur, Unibraw Malang jurusan Pertanian dan Peternakan dan melibatkan

masyarakat sekitar pada saat pelaksanaan penanaman Green Belt,

Green Barrier dan rekalamasi lahan pasca tambang.

Menurut Fatimah (2013), Upaya pengelolaan terhadap dampak negative

yang diakibatkan dari kegiatan industry yang dilaksanakan oleh PT. Semen

Indonesia adalah penerapan Coroporate Social Responsibility (CSR). Menurut

Ati Harmoni dan Ade Andriyani (2008), CSR mengandung makna bahwa, seperti

halnya individu, perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur, mematuhi

hukum, menjunjung integritas, dan tidak korup. CSR menekankan bahwa

perusahaan harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan

berkesinambungan (sustainable) secara ekonomi, sosial dan lingkungan.

Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk konteks Indonesia

(terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan CSR untuk kategori discretionary

responsibilities) dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda. Pertama,

pelaksanaan CSR memang merupakan praktik bisnis secara sukarela

(discretionary business practice) artinya pelaksanaan CSR lebih banyak berasal

dari inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut untuk

dilakukan perusahaan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku di

negara Republik Indonesia. Kedua, pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan

discretionary businesspractice, melainkan pelaksanaannya sudah diatur oleh

undang-undang (bersifat mandatory). Sebagai contoh, Badan Usaha Miilik

Negara (BUMN) memiliki kewajiban untuk menyisihkan sebagian laba yang

diperoleh perusahaan untuk menunjang kegiatan sosial seperti pemberian modal

bergulir untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi

empat tahapan, yaitu perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. CSR


yang diterapkan oleh perusahaan akan mendatangkan bermacam manfaat bagi

perusahaan dan masyarakat yang terlibat dan menjalankan program tersebut.

Manfaat CSR bagi perusahaan yang berupaya menerapkan program CSR, yaitu

dapat menpertahankan serta mendogkrak reputai dan brand image perusahaan,

perusahaan layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis

perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju

pasar yang baik, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders,

memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat produktivitas

karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan.

Umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam

menerapkan CSR menggunakan pertahapan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu: awareness Building,

CSR Assessement, dan CSR manual building.Awareness Building merupakan

langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan

komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar dll.

CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi

perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mndapatkan prioritas

perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur

perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah

selanjutnya adalah membangun CSR manual. Hasil assessment merupakan

dasar untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi CSR.penutup

2. Tahap Implementasi

Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah yaitu, sosialisasi

pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkeanlkan

kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan

implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR. Tujuan


utama sosialisasi ini adalah agar program CSR yang akan diimplementasikan

mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan. Pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR

yang ada. Sedangkan internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi ini

mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses

bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen kinerja dll.

3. Tahap Evaluasi

Setelah program CSR diimplementasikan langkah berikutnya adalah evaluasi

program. Tahap evaluasi ini adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten

dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR.

4. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk

keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan

Menurut Suharko (2013), pengelolaan lingkungan PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk yang dijabarkan dalam 3 strategi utama yaitu :

1. Pencegahan pencemaran
Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan

pencemaran dan

monitoring serta pemenuhan terhadap peraturan perundangan

lingkungan.

2. Efisiensi, Konservasi Sumber Daya dan Biodiversity


Perusahaan menerapkan upaya efisiensi, konservasi sumberdaya dan

biodiversity dalam

kaitannya untuk menjaga kelangsungan dan ketersedian sumberdaya

serta melestarikankeanekaragaman hayati dengan program, meliputi:

o Efisiensi Energi

o Efisiensi dan Konservasi air

o Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3

o Pemanfaatan Alternative Fuel & Raw Materials (AFR)

o Biodiversity

3. Penurunan Greenhouse Gas (GHG)


Perusahaan berpartisipasi aktif dalam upaya penurunan gas rumah kaca

(GHG) untuk

meminimalkan efek pemanasan global, dengan melakukan kegiatan:

o Meningkatkan produksi Blended cement.

o Penggantian bahan perusak ozone seperti: fire extinguisher, Freon, etc.

denganbahan yang lebih ramah lingkungan.

o Pemanfaatan biomass sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan

bakar fosil.

o Implementasi teknologi berbasis ramah lingkungan.

o Implementasi Clean Development Mechanism (CDM) Project, dll.


2.3.4 RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)

PT. Semen Indonesia akan melakukan semua aktifitas CSR yang dibagi

dalam 3 bidang tersebut. Pada bidang sosial dengan penyediaan sarana dan

prasarana umum, keagamaan, pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan,

penghijauan, tanggap bencana. Pada bidang ekonomi difokuskan dengan

adanya program kemitraan dan pendampingan mitra binaan. Pada bidang

lingkungan dengan diadakanya penghijauan dan green belt.

Komponen-komponen utama yang dipantau oleh PT. Semen Indonesia

yaitu:

1. Proteksi Lingkungan

Tanggung jawab lingkungan ditekankan pada menemukan cara

penggunaansumber daya alam secara berkelanjutan untuk mengurangi

dampakoperasionalisasi perusahaan terhadap lingkungan.

2. Jaminan Kerja

Terkait dengan kebebasan berserikat bagi pekerja dan pengenalan

secaraefektif terhadap hak dan kewajiban pekerja, khususnya hak untuk

berunding.

3. Hak Asasi Manusia

Pengembangan tempat kerja yang bebas dari diskriminasi dengan

mengedepankan etika professional yang memperhatikan kreativitas dan

pembelajaran, dan keseimbangan antara pekerjaan aspek lain di luar

pekerjaan.

4. Keterlibatan dalam komunitas

Merupakan tindakan perusahaan untuk mengoptimalkan dampak dari

donasiuang, waktu, produk, jasa, pengaruh, pengetahuan manajemen dan

sumberdaya lainnya pada masyarakat di mana perusahaan tersebut

beroperasi.
5. Standar bisnis

Standar ini meliputi aktifitas perusahaan secara luas seperti etika,

imbalankeuangan, perlindungan lingkungan, standar kerja, dan HAM.

6. Pasar

Mencakup aktivitas bisnis secara luas yang menggambarkan hubungan

antaraperusahaan dengan konsumen, yang antara lain meliputi etika

pemasaran,penetapan harga, pengenalan produk, kualitas dan keamanan

produk.

7. Pengembangan ekonomi dan badan usaha

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan harus memperhatikan daya

saing,pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal,

kewiraswastaan,pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keuangan mikro.

8. Proteksi Kesehatan

Di banyak negara industri, tempat kerja dikenal sebagai tempat penting

untukmelakukan promosi kesehatan, sehingga perusahaan dapat berperan

sebagaimitra pemerintah dalam pengembangan kesehatan.

9. Pengembangan kepemimpinan dan pendidikan

Perusahaanmemberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dengan

memberikan akses pendidikan, sehingga perusahaan dapat memberikan

dampak positif pada proses pemberdayaan melalui standar pengembangan

kepemimpinan dan pendidikan dalam perusahaan dan menularkan

praktekpraktek terbaik kepada mitra perusahaan yang masih berada dalam

tingkatperekonomian berkembang atau transional.

10. Bantuan bencana kemanusiaan

Perusahaan bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat dan LSM

memegang peran penting dalam mendukung operasi bencana kemanusiaan.


Perusahaan diharapkan dapat menerapkan konsep “respon proaktif” dan

memusatkan pada tindakan pencegahan melalui upaya pemberdayaan


BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 PT Semen Indonesia merupakan suatu usaha dibidang industri terbesar di

Indonesia yang menguasai market share sebesar 45%. PT Semen Indonesia

berdiri sejak 7 Agustus 1957 yang memiliki gedung utama di Jl. Veteran,

Gresik-Jawa Timur. PT semen Gresik didaerah tuban berlokasi di Desa

Sumber Arum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kapasitas

produksinya yaitu sebesar 9,4 juta ton semen/tahun (PT Semen

Indonesia,2013). Sedangkan PT Semen Gresik juga ada yang berlokasi di

Rembang, Jawa Tengah.

 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. sejak 20 Desember 2012 menjadi PT.

Semen Indonesia (Persero) Tbk -telah melakukan penyusunan Amdal dan

dinyatakan layak pada tanggal 30 April 2012 dengandikeluarkannya Surat

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 660.1/10 Tahun 2012 tentang

KelayakanLingkungan Hidup Rencana Penambangan dan Pembangunan

Pabrik Semen oleh PT. Semen Gresik(Persero) Tbk. Di Kabupaten

Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Perseroan telah mendapatkan persetujuan

atas rencana penambangan bahan baku berupa batu kapur untuk kebutuhan

pabrik semen PT Semen Gresik di Kabupaten Rembang, melalui SK No.

545/3/2011.

 Ruang lingkup yang menjadi kajian analisis dalam Kerangka Acuan ANDAL

PT. Semen Indonesia akibat dari kegiatan indrustrinya adalah aspek

ekonomi, lingkungan, sosial maupun budaya. Analisi Dampak Lingkungan

dari pembangunan PT Semen Indonesia (Persero), pada bidang ekonomi

yaitu terdapat masyarakat yang mengalami perubahan social secara

progress dan regress. Masyarakat yang mengalami progress hanya segelintir


saja yaitu para elit desa. Pada bidang lingkungan yaitu adanyan kelangkaan

Sumber Daya Alam yang dirasakan oleh masyarakat. Pada bidang sosial

adalah terjadinya Marginalisasi pekerjaan. Rencana Kelola Lingkungan PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. Ialah diterapkannya sistem Corporate Social

Responsibility(CSR) dengan 3 strategi utama yaitu Pencegahan pencemaran,

Efisiensi, Konservasi Sumber Daya dan Biodiversity, serta Penurunan

Greenhouse Gas (GHG). PT. Semen Indonesia telah melakukan semua

aktifitas CSR yang dibagi dalam 3 bidang tersebut. Pada bidang sosial

dengan penyediaan sarana dan prasarana umum, keagamaan, pendidikan,

kesejahteraan sosial, kesehatan, penghijauan, tanggap bencana. Pada

bidang ekonomi difokuskan dengan adanya program kemitraan dan

pendampingan mitra binaan. Pada bidang lingkungan dengan diadakanya

penghijauan dan green belt.

 Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSG) meliputi: Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Manajemen

Laboratorium, dan API Monogram (standar produk peralatan).

 Konflik-konflik yag pernah terjadi di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Di

antaranya warga Desa Tegaldowo, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

mendirikan tenda di area pembangunan pabrik semen sebagai salah satu

aksi mereka yang menolak pembangunan Pabrik Semen Indonesia di

Kawasan Kendeng.Sejumlah petani asal kendeng menggelar aksi di depan

Istana Negara dimotori oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan

Kendeng (JMPPK), yang didalamnya termasuk komunitas Sedulur Sikep.

Selain itu, warga Sukolilo, Kayen, dan Tambakromo menolak pembangunan

pabrik semen sebab dianggap hanya akan merusak lingkungan serta tidak
menambah kesejahteraan warga lokal. Keuntungan hanya akan diambil oleh

elit politik, maupun makelar tanah.

3.2. Saran

Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna bagi

mahasiswa khususnya jurusan perikanan, sehingga dapat memahami tentang

Dasar-dasar AMDAL khususnya kewajiban dokumen analisis mengenai dampak

lingkungan pada lingkup usaha industry dengan membandingkan atau

menambahkan referensi lain sehingga dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-

hari.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, W. N. dan S. Harianto. 2014. Dampak Negatif Industri Pt. Semen
Indonesia Terhadap MasyarakatDesa Temandang. Paradigma. 2 (1): 1-
7.
Aisiyah, N. dan Mujiati. 2014. Penertiban Tanah Terindikasi Terlantar Studi
Kasus Di PT Semen Gombong Kebumen. Magistra No. 89 Th. XXVI: 63-
82.
Aziz, M. 2012. Identitas Kaum Samin Pasca KoloniaPergulatan Negara, Agama,
dan Adatdalam Pro-Kontra PembangunanPabrik Semen di Sukolilo,
Pati, Jawa Tengah. Kawistari. 2(3) : 252-263.
Fatimah, S. N. 2013. Studi Penerapan Dan Pelaporan Corporatesocial
Responsibility (CSR) padaPt. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Lestari,F. 2010. Efektivitas Pengelolaan Kualitas Lingkungan Fisik Pada Industri
Semen Pasca Implementasi Amdal Dan Iso 14001. AGRIPLUS.20(2) :
126-132.
Nurmeida, A., Purwoko dan B. Setiyono. 2013. Konflik Corporate vs.
Society:Analisis terhadap Konflik dalam Kasus Pendirian Pabrik
Semendi Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Journal of Politic and
Government Studies. 2(2).
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2009. Laporan Tahunan. Hal 107-108.
Diakses pada tanggal 29 September 2018 Pukul 18.11 WIB di
http://www.semenindonesia.com/assets/files/files/file0684.pdf
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2014. Laporan Kemajuan. Hal 68.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2013. Program Kerja. Diakses pada tanggal
2September 2017 Pukul 20.09
dihttp://proper.menlh.go.id/portal/filebox/DRKPL%202013%20SEMEN%
2INDONESIA%20-%20GRESIK.pdf
Qisti, L. 2015. Harmonisasi Hukum Surat Keputusan Gubernur JawaTengah
Nomor 660.1/17 Tahun 2012 Tentang IzinLingkungan Kegiatan
Penambangan Dan PembangunanPabrik Semen Oleh Pt Semen Gresik
(Persero) Tbk. Artikel Ilmiah. 1 – 17.
Rahmawati,Y. 2017. Konflik dan Kerusakan Lingkungan (Pembangunan Pabrik
Semen di Rembang). Kompas.com. diakses pada tanggal 3 September
2017 di www.kompasiana.com
Subarkah dan A. Wicaksono. 2004. Perlawanan Masyarakat Samin (Sedulur
Sikep) Atas Kebijakan Pembangunan Semen Gresik Di Sukolilo Pati
(Studi Kebijakan Berbasis Lingkungan Dan Kearifan Lokal). Jurnal Ilmu
Sosial UNISIA, no.52/XXVII/II/2004: 171 – 195.
Suharko. 2013. Karst: Ditambang atau Dilestarikan Konflik Sosial Rencana
Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Jurnal
Ilmu Lingkungan dan Ilmu Politik. 17(2): 163-179.
Suharko. 2016. Masyarakat Adat versus Korporasi:Konflik Sosial Rencana
Pembangunan Pabrik Semendi Kabupaten Pati Jawa Tengah Periode
2013-2016. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 20(2): 97-116.
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia). 2015. Peran Perbankan Dalam
Pengembangan Industri Semen Di Cekungan AirTanah (CAT) Watuputih
Rembang. Jakarta : Prakarsa.

Anda mungkin juga menyukai